SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl) 2 dan H2O2 , Proses Pemutihan Optik,
Serta Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
Pada Kain Kapas

I. MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Mempelajari bagaimana mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik pada
bahan selulosa, sintetik, dan campuran ( selulosa dan sintetik ).
TUJUAN
1. Membandingkan mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik baik secara
bertahap maupun secara simultan pada kain kapas.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengelantangan dan
pemutihan optik.
3. Menghilangkan kotoran organik yang berwujud pigmen warna alam yang tidak
bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja dan menambah kecerahan
bahan karena mampu memantulkan sinar lebih banyak.
4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pengelantangan dan pemutihan
optik dengan tes derajat putih.
II. TEORI DASAR
A. PROSES PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Proses pengelantangan dan pemutihan optik merupakan proses lanjutan
setelah proses pemasakan. Dalam industri tekstil proses ini dapat dilakukan dengan
sistem kontinyu dan diskontinyu. Bahan yang telah diproses pengelantangan dan
atau pemutihan optik akan memiliki derajat putih yang lebih baik. Proses
pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain yang memang dijual sebagai
kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan dilanjutkan pemutihan optik),
atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan cerah (hanya dilakukan
pengelantangan sebagian).
B. TUJUAN DAN MEKANISME PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK
Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran
organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alam yang tidak bisa hilang
hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara

1
pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah
untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih
banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah.
Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan
dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator
maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam
bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan
tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut
menjadi putih.
Pada proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan pemutih optik
dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar matahari / sinar ultraviolet dan
memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah
sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan sinar pada
daerah kuning atau merah pada bahan.
C. METODE PENGELANTANGAN
Proses pengelantangan yang dilakukan pada selulosa umumnya menggunakan
zat oksidator sebagai zat pengelantang. Zat pengelantang yang bersifat oksidator
dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Mengandung Khlor

= Natrium hipoklorit (NaOCl), Natrium klorit (NaClO2),
dan kaporit / Ca(ClO)2.

2. Tanpa Khlor

= Hidrogen peroksida (H2O2), Natrium peroksida
(Na2O2),

Natrium

borak

(Na2BO3),

Kalium

permanganat (KMnO4), Kalium kromat (K2CrO4)
Metode yang digunakan untuk proses pengelantangan dapat dilakukan secara
bak maupun kontinyu. Pengelantangan pada kondisi suhu kamar juga bisa dilakukan
dengan metode bak atau J-Box tanpa pemanasan. Pada sistem kontinyu (dibenam
peras) dengan larutan pengelantang dan didiamkan selama waktu tertentu
tergantung dari khlor aktif yang digunakan.
III. PRAKTIKUM
A. ALAT DAN BAHAN
•

3 buah gelas piala porselin 1000 ml

•

3 buah pengaduk kaca

•

3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml

•

3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen

2
•

1 buah timbangan digital

•

3 buah termometer

•

3 lembar bahan kapas hasil merserisasi, kostisasi, dan pemasakan

•

Zat sesuai resep

B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK
1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan zat pengelantang

Proses pengelantangan pada suhu stabil 30 0 C
selama 1 jam

Pencucian dengan air dingin

Proses penghilangan endapan pada suhu stabil
30 0 C selama 30 menit

Pencucian dengan air dingin

Proses anti-khlor pada suhu stabil 30o C selama
30 menit

Pencucian dengan air dingin

Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70o C
selama 30 menit

3
Pencucian dengan air dingin

Pengeringan kain

Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan
optik dengan tes derajat putih
2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan zat pengelantang

Proses pengelantangan pada suhu stabil 80 0 C
selama 1 jam

Pencucian dengan air dingin

Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70o C
selama 30 menit

Pencucian dengan air dingin

Pengeringan kain

Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan
optik dengan tes derajat putih

4
3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
Timbang kain dan zat sesuai resep

Buat larutan pengelantang dan pemutih optik
sesuai resep

Proses pengelantangan dan pemutihan optik
secara simultan pada suhu stabil 80 0 C selama 1
jam

Pencucian dengan air dingin

Pengeringan kain

Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan
optik dengan tes derajat putih

C. RESEP
1. Proses pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan pemutihan optik
a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2
Ca(OCl)2

=3g/L

Na2CO3

=7g/L

Pembasah

= 1 cc / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 1 jam

b. Penghilangan endapan
HCl 20o Be

= 3 cc / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 30 menit

5
c. Proses anti-khlor
NaHCO3

=3g/L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 30 menit

Resep Alternatif
Na2S2O5

=1g/L

Na2CO3

=1g/L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30 0 C

Waktu

= 30 menit

d. Pemutihan optik
OBA/ hostaluk = 2-3 g / L
NaCl

= 30 g / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60-70 0 C

Waktu

= 30 menit

2. Proses pengelantangan dengan H2O2 dan pemutihan optik
a. Pengelantangan dengan H2O2
H2O2 35%

= 20 cc / L

NaCO3

=3g/L

Stabilisator

= 0,75 g / L

Pembasah

= 1 cc / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 80 0 C

Waktu

= 1 jam

b. Pemutihan Optik
OBA/ hostaluk = 2-3 g / L
NaCl

= 30 g / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60-70 0 C

Waktu

= 30 menit

3. Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan
H2O2 35%

= 20 cc / L

OBA/ hostaluk = 2-3 g / L
Na2CO3

=2g/L

6
NaCl

= 30 g / L

Stabilisator

=1g/L

Pembasah

= 1 cc / L

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 80 0 C

Waktu

= 1 jam

D. FUNGSI ZAT
Ca(OCl)2

= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang yang
mengandung khlor

H2O2

= zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang

Pembasah

= zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata
dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan
permukaan

HCl

= zat alkali kuat yang berfungsi untuk menghilangkan endapan
kaporit

NaHSO3

= zat reduktor yang berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi
terhadap kapas karena proses pada suhu tinggi

Na2S2O5

= zat yang berfungsi untuk menghilangkan khlor sisa dari kaporit
pada proses pengelantangan

Na2CO3

= zat yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja reduktor

NaCl

= zat yang berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses
pengelantangan dengan oksidator

Stabilisator

= zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan
agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator
terlalu cepat)

OBA

= zat pemutih optik untuk serat selulosa (kapas)

E. PERHITUNGAN RESEP
1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2
Berat bahan

= 8,38 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )

7
Ca(OCl)2

= 3 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,5 g

Na2CO3

= 7 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 1,17 g
= 1,2 g

Pembasah

= 1 ml / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,1676 ml
= 0,2 ml

b. Penghilangan endapan
Berat bahan

= 8,38 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
HCl 20o Be

= 3 ml / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,5 ml

c. Proses anti-khlor
Berat bahan

= 8,38 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
Na2S2O5

= 1 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,1676 g
= 0,2 g

Na2CO3

= 1 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,1676 g
= 0,2 g

d. Pemutihan optik
Berat bahan

= 8,38 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 8,38 g x 20
= 167,6 g
= 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA

= 3 g / 1000 ml x 167,6 ml
= 0,5 g

8
NaCl

= 30 g / 1000 ml x 167,6 ml
=5g

2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan H2O2
Berat bahan

= 7,83 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 7,83 g x 20
= 156,6 g
= 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%

= 20 ml / 1000 ml x 156,6 ml
= 3,1 ml

NaCO3

= 3 g / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,47 g
= 0,5 g

Stabilisator

= 0,75 g / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,12 g

Pembasah

= 1 ml / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,16 ml

b. Pemutihan optik
Berat bahan

= 7,83 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 7,83 g x 20
= 156,6 g
= 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
OBA

= 3 g / 1000 ml x 156,6 ml
= 0,47 g
= 0,5 g

NaCl

= 30 g / 1000 ml x 156,6 ml
= 4,7 g

3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
Berat bahan

= 8,92 g

Jumlah larutan = berat bahan x volt
= 8,92 g x 20
= 178,4 g
= 178,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 )
H2O2 35%

= 20 ml / 1000 ml x 178,4 ml

9
= 3,6 ml
OBA

= 3 g / 1000 ml x 178,4 ml
= 0,5 g

Na2CO3

= 2 g / 1000 ml x 178,4 ml
= 0,35 g

NaCl

= 30 g / 1000 ml x 178,4 ml
= 5,35 g

Stabilisator

= 1 g / 1000 ml x 178,4 ml
= 0,2 g

Pembasah

= 1 ml / 1000 ml x 178,4 ml
= 0,2 ml

F. SKEMA PROSES
1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2

b. Penghilangan endapan

c. Proses Anti-khlor

10
d. Pemutihan Optik

2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan H2O2

b. Pemutihan Optik

3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan

11
G. LANGKAH KERJA
1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
•
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pengelantang.

•

Merendam kain dalam larutan pengelantang dalam gelas piala porselin
pada suhu 30 o C selama 1 jam.

•
•

Mencuci bersih kain dengan air dingin.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan penghilang endapan.

•

Merendam kain dalam larutan penghilang endapan dalam gelas piala
porselin pada suhu 30 o C selama 30 menit.

•
•

Mencuci bersih kain dengan air dingin.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan anti-khlor.

•

Merendam kain dalam larutan anti-khlor dalam gelas piala porselin pada
suhu 30o C selama 30 menit.

•
•

Mencuci bersih kain dengan air dingin.
Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.

•

Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.

•

Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan
mengevaluasi kain dengan tes derajat putih.

2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.

•

Menghitung semua kebutuhan

zat sesuai resep, kemudian membuat

larutan pengelantang.
•

Merendam kain dalam larutan pengelantang dalam gelas piala porselin
pada suhu 80o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air dingin.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pemutih optik.

12
•

Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala porselin
pada suhu 60-70o C selama 30 menit.

•

Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan
mengevaluasi kain dengan tes derajat putih.

3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
•

Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital.

•

Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat
larutan pengelantang dan pemutih optik.

•

Merendam kain dalam larutan pengelantang dan pemutih optik dalam gelas
piala porselin pada suhu 80o C selama 1 jam.

•

Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan
mengevaluasi kain dengan tes derajat putih.

IV. DATA PRAKTIKUM
A. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2
Jumlah larutan

= 167,6 ml

Ca(OCl2)

= 0,5 g

Na2CO3

= 1,2 g

Pembasah

= 0,2 ml

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30o C

Waktu

= 1 jam

b. Penghilangan endapan
Jumlah larutan
o

= 167,6 ml

HCl 20 Be

= 0,5 ml

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30o C

Waktu

= 30 menit

c. Proses anti-khlor
Jumlah larutan

= 167,6 ml

Na2S2O5

= 0,2 g

Na2CO3

= 0,2 g

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 30o C

13
Waktu

= 30 menit

d. Pemutihan optik
Jumlah larutan

= 167,6 ml

OBA

= 0,5 g

NaCl

=5g

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60-70 o C

Waktu

= 30 menit

Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik
Pengelantangan dengan Ca(OCl)2
sebelum
sesudah

Penghilangan endapan
sebelum
sesudah

Proses anti-khlor
sebelum
sesudah

Pemutihan optik
sebelum
sesudah

B. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik
a. Pengelantangan dengan H2O2
Jumlah larutan

= 156,6 ml

H2O2 35%

= 3,1 ml

NaCO3

= 0,5 g

Stabilisator

= 0,12 g

Pembasah

= 0,16 ml

14
Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 80o C

Waktu

= 1 jam

b. Pemutihan optik
Jumlah larutan

= 156,6 ml

OBA

= 0,5 g

NaCl

= 4,7 g

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 60-70 o C

Waktu

= 30 menit

Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik
Pengelantangan dengan H2O2
sebelum
sesudah

Pemutihan optik
sebelum
sesudah

C. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan
Jumlah larutan

= 178,4 ml

H2O2 35%

= 3,6 ml

OBA

= 0,5 g

Na2CO3

= 0,35 g

NaCl

= 5,35 g

Stabilisator

= 0,2 g

Pembasah

= 0,2 ml

Vlot

= 1 : 20

Suhu

= 80o C

Waktu

= 1 jam

Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik

15
Pengelantangan dan Pemutihan Optik
sebelum
sesudah

V. DISKUSI
A.

Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan pemutihan optik
Kain hasil pemasakan, merserisasi, maupun kostisasi memerlukan proses
selanjutnya yaitu proses pengelantangan untuk menghilangkan kotoran-kotoran
organik berupa pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses
pemasakan saja. Pada kain pertama dilakukan proses pengelantangan dengan zat
oksidator berupa kaporit / Ca(OCl)2. Penambahan 1,2 gram Na2CO3 pada larutan
pengelantang berfungsi untuk menjaga pH agar pHnya tetap dalam kondisi basa
yaitu pH 11. Pada proses ini apabila pH yang terjadi dibawah 5 (pH < 5 → alkali)
maka pada larutan akan timbul gas khlor. Sedangkan apabila pH yang terjadi antara
5 – 8,5 (pH 5 – 8,5) maka akan terjadi penguraian hipoklorit yang terlalu cepat
sehingga akibatnya dapat terjadi oksiselulosa yang dapat merusak serat kain. Reaksi
yang terjadi pada proses pengelantangan adalah sebagai berikut :
2CaOCl2 → CaCl + Ca(OCl)2 { kalsium hipoklorit }
2Ca(OCl)2 + H2O → Ca(OH)2 { kalsium hidroksida } + 2HOCl { asam hipoklorit }
2HOCl → 2HCl + 2On
Untuk menjaga agar pH tetap 11 sebaiknya digunakan sistem buffer pada
proses pengelantangan dengan kaporit. Pada reaksi pengelantangan terbentuk
kalsium hidroksida / Ca(OH)2 yang menyebabkan endapan pada kain. Endapan ini
harus dihilangkan dengan zat alkali oleh karena itu digunakan larutan HCl 20 o Be
sebanyak 0,5 ml. Proses penghilangan endapan ini dilakukan pada suhu kamar
selama 30 menit. Proses selanjutnya adalah proses anti-khlor. Proses ini dilakukan
untuk mengantisipasi apabila pH larutan turun. Dalam pemakaian kaporit apabila pH

16
turun (pH<7) maka akan timbul gas khlor yang bersifat racun dan jika menempel
pada kain akan menyebabkan kerusakan pada serat kain. Reaksinya adalah :
Ca(OCl)2 + 2HCl → CaCl2 + Cl2 + H2O
Pada proses pengelantangan dengan kaporit menyebabkan warna kain tampak
lebih putih karena pada proses pengelantangan terjadi pemecahan ikatan rangkap
yang terdapat pada zat warna alam sehingga ikatan rangkapnya putus dengan cara
oksidasi. Untuk menambah kecerahan kain dilakukan pemutihan optik dengan OBA
(Optical Brightening Agent) khusus untuk kain kapas yaitu Hostaluk sebanyak 0,5
gram. Pada akhir proses dilakukan tes derajat putih kain dengan membandingkan
warna putih antara kain 1, kain 2, dan kain 3.

B.

Pengelantangan dengan H2O2 dan pemutihan optik
Proses pengelantangan dengan H2O2 bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran organik dan sisa H2O2 pada bahan karena akan mengganggu apabila
dilakukan pencelupan dengan zat warna. Dalam praktikum ini dilakukan proses
pengelantangan dengan zat oksidator yaitu H2O2

pada kain kapas yang telah

melalui proses desizing, scouring dan merserisasi. Kain kapas hasil dari desizing,
scouring maupun merserisasi ini akan dilakukan pengelantangan dengan zat
pengelantang yang bersifat oksidator yang tidak mengandung khlor yaitu H2O2 35%
sebanyak 20 cc / L. Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu stabil 80 o C
selama 1 jam. Dalam proses pengelantangan digunakan stabilisator yaitu Natrium
Silikat agar penguraian H2O2

berjalan lambat, karena apabila penguraian H 2O2

berjalan terlalu cepat maka akan menimbulkan kerusakan pada kain yaitu
oksiselulosa. Dalam larutan pengelantang juga ditambahkan zat pembasah agar
hasil pengelantangan rata pada seluruh bagian kain. Dari proses pengelantangan ini
diharapkan kain kapas tampak lebih putih daripada kain hasil proses sebelumnya.
Sedangkan pada proses pemutihan optik bertujuan untuk menambah
kecemerlangan kain. Kain akan tampak lebih putih apabila terkena sinar ultraviolet.
Kain kapas yang sudah dikelantang kemudian dilakukan pemutihan optik dengan zat
pemutih optik yaitu OBA Hostaluk ( zat pemutih khusus kain kapas). OBA yang
digunakan sebanyak 2-3 g / L dan proses pemutihan optik ini dilakukan pada suhu
60-70o C selama 30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kain akan tampak lebih
cemerlang daripada proses pengelantangan.
C.

Pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan

17
Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan ini menggunakan
zat oksidator yaitu H2O2 sebanyak 3,6 ml. Proses simultan ini tidak berbeda jauh
dengan proses pengelantangan dengan H2O2 secara bertahap hanya saja proses ini
berlangsung lebih cepat, lebih hemat, dan lebih efisien tetapi tetap memberikan hasil
yang cukup baik. Proses ini dilakukan pada suhu 80 o C selama 1 jam dengan cara
merendam kain pada larutan pengelantang dan pemutih optik yang terdiri dari H 2O2
35% , OBA Hostaluk, Na2CO3 , NaCl, pembasah dan stabilisator. Proses secara
simultan ini dapat dilakukan apabila pemakaian zat dan kondisi proses yang sama
atau tidak saling mengganggu. Hasil dari proses simultan ini tentunya tidaklebih baik
dibandingkan dengan proses yang bertahap.

VI. KESIMPULAN
•

Setelah dilakukan tes derajat putih, kain hasil pengelantangan dengan Ca(OCl)2
tampak paling putih dibandingkan kain hasil pengelantangan dengan H2O2 dan kain
hasil proses simultan. Urutan warna kain dari yang paling putih hasil praktikum
adalah :
1.
2.

kain hasil pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan

3.
•

kain hasil pengelantangan dengan Ca(OCl)2
kain hasil pengelantangan dengan H2O2

Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan jauh lebih efisien, lebih
cepat, lebih hemat dan lebih murah namun tetap memberikan hasil yang relatif baik.

•

Untuk memperoleh hasil pengelantangan yang baik digunakan zat oksidator
Ca(OCl)2 / kaporit.

•

Penguraian zat oksidator harus pada pH ≥ 11 karena apabila pada pH netral maka
akan terjadi kerusakan serat.

•

Sebaiknya digunakan sistem buffer untuk menjaga pH larutan agar stabil pada pH
11.

VII. DAFTAR PUSTAKA
Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan
Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.

18
Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan
Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil.
Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan
Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.

19

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanjiaji indras
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifOperator Warnet Vast Raha
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 

Mais procurados (20)

Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapasLap 3.cap pigmen repeat kapas
Lap 3.cap pigmen repeat kapas
 
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyehProses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Weight reduce
Weight reduceWeight reduce
Weight reduce
 
Laporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikanLaporan pemutih optikan
Laporan pemutih optikan
 
Sutera
SuteraSutera
Sutera
 
Celup poliester disperse pengaruh p h
Celup poliester   disperse pengaruh p hCelup poliester   disperse pengaruh p h
Celup poliester disperse pengaruh p h
 
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang KanjiBu Ainur - Proses Hilang Kanji
Bu Ainur - Proses Hilang Kanji
 
Weighting sutera
Weighting suteraWeighting sutera
Weighting sutera
 
Uji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosaUji zat warna pada selulosa
Uji zat warna pada selulosa
 
Tc2
Tc2Tc2
Tc2
 
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatifAnalisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
Analisa kerusakan serat selulosa scr kualitatif
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Deguming sutera zhie
Deguming sutera zhieDeguming sutera zhie
Deguming sutera zhie
 
Proses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultanProses persiapan penyempurnaan simultan
Proses persiapan penyempurnaan simultan
 
Ratihsutera
RatihsuteraRatihsutera
Ratihsutera
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Isal air proses
Isal air prosesIsal air proses
Isal air proses
 
Celup poliester disperse carrier
Celup poliester   disperse carrierCelup poliester   disperse carrier
Celup poliester disperse carrier
 

Semelhante a Bleaching

Semelhante a Bleaching (20)

Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2
 
Lap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basaLap 8. poliakrilat basa
Lap 8. poliakrilat basa
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Lap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdpLap 11.poliester cdp
Lap 11.poliester cdp
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
Celup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara htCelup poliester dispersi cara ht
Celup poliester dispersi cara ht
 
9. bleaching sutera
9. bleaching sutera9. bleaching sutera
9. bleaching sutera
 
Lap 9. rintang
Lap 9. rintangLap 9. rintang
Lap 9. rintang
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Celup cdp zw kationik
Celup cdp   zw kationikCelup cdp   zw kationik
Celup cdp zw kationik
 
Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2
 
Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2Ujian praktek celup 2
Ujian praktek celup 2
 
Celup akrilat basa
Celup akrilat   basaCelup akrilat   basa
Celup akrilat basa
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bleaching

  • 1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl) 2 dan H2O2 , Proses Pemutihan Optik, Serta Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan Pada Kain Kapas I. MAKSUD DAN TUJUAN A. MAKSUD Mempelajari bagaimana mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik pada bahan selulosa, sintetik, dan campuran ( selulosa dan sintetik ). TUJUAN 1. Membandingkan mekanisme pengelantangan dan pemutihan optik baik secara bertahap maupun secara simultan pada kain kapas. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengelantangan dan pemutihan optik. 3. Menghilangkan kotoran organik yang berwujud pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja dan menambah kecerahan bahan karena mampu memantulkan sinar lebih banyak. 4. Menganalisa dan mengevaluasi hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik dengan tes derajat putih. II. TEORI DASAR A. PROSES PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK Proses pengelantangan dan pemutihan optik merupakan proses lanjutan setelah proses pemasakan. Dalam industri tekstil proses ini dapat dilakukan dengan sistem kontinyu dan diskontinyu. Bahan yang telah diproses pengelantangan dan atau pemutihan optik akan memiliki derajat putih yang lebih baik. Proses pengelantangan ditujukan untuk mendapatkan kain yang memang dijual sebagai kain putih (dilakukan pengelantangan sempurna dan dilanjutkan pemutihan optik), atau untuk kain yang akan dicelup warna muda dan cerah (hanya dilakukan pengelantangan sebagian). B. TUJUAN DAN MEKANISME PENGELANTANGAN DAN PEMUTIHAN OPTIK Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara 1
  • 2. pengelantangan dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain nampak lebih putih dan lebih cerah. Mekanisme pengelantangan ini sendiri dilakukan dengan merendam bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang yang bersifat oksidator maupun zat pengelantang yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau direduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih. Pada proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan pemutih optik dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar matahari / sinar ultraviolet dan memantulkannya menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan sinar pada daerah kuning atau merah pada bahan. C. METODE PENGELANTANGAN Proses pengelantangan yang dilakukan pada selulosa umumnya menggunakan zat oksidator sebagai zat pengelantang. Zat pengelantang yang bersifat oksidator dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Mengandung Khlor = Natrium hipoklorit (NaOCl), Natrium klorit (NaClO2), dan kaporit / Ca(ClO)2. 2. Tanpa Khlor = Hidrogen peroksida (H2O2), Natrium peroksida (Na2O2), Natrium borak (Na2BO3), Kalium permanganat (KMnO4), Kalium kromat (K2CrO4) Metode yang digunakan untuk proses pengelantangan dapat dilakukan secara bak maupun kontinyu. Pengelantangan pada kondisi suhu kamar juga bisa dilakukan dengan metode bak atau J-Box tanpa pemanasan. Pada sistem kontinyu (dibenam peras) dengan larutan pengelantang dan didiamkan selama waktu tertentu tergantung dari khlor aktif yang digunakan. III. PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN • 3 buah gelas piala porselin 1000 ml • 3 buah pengaduk kaca • 3 buah gelas piala atau gelas ukur 100 ml • 3 set kasa + kaki tiga + pembakar Bunsen 2
  • 3. • 1 buah timbangan digital • 3 buah termometer • 3 lembar bahan kapas hasil merserisasi, kostisasi, dan pemasakan • Zat sesuai resep B. DIAGRAM ALIR PRAKTEK 1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan zat pengelantang Proses pengelantangan pada suhu stabil 30 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air dingin Proses penghilangan endapan pada suhu stabil 30 0 C selama 30 menit Pencucian dengan air dingin Proses anti-khlor pada suhu stabil 30o C selama 30 menit Pencucian dengan air dingin Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70o C selama 30 menit 3
  • 4. Pencucian dengan air dingin Pengeringan kain Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan optik dengan tes derajat putih 2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan zat pengelantang Proses pengelantangan pada suhu stabil 80 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air dingin Proses pemutihan optik pada suhu stabil 60-70o C selama 30 menit Pencucian dengan air dingin Pengeringan kain Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan optik dengan tes derajat putih 4
  • 5. 3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan Timbang kain dan zat sesuai resep Buat larutan pengelantang dan pemutih optik sesuai resep Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan pada suhu stabil 80 0 C selama 1 jam Pencucian dengan air dingin Pengeringan kain Evaluasi hasil pengelantangan dan pemutihan optik dengan tes derajat putih C. RESEP 1. Proses pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan pemutihan optik a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 Ca(OCl)2 =3g/L Na2CO3 =7g/L Pembasah = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C Waktu = 1 jam b. Penghilangan endapan HCl 20o Be = 3 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C Waktu = 30 menit 5
  • 6. c. Proses anti-khlor NaHCO3 =3g/L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C Waktu = 30 menit Resep Alternatif Na2S2O5 =1g/L Na2CO3 =1g/L Vlot = 1 : 20 Suhu = 30 0 C Waktu = 30 menit d. Pemutihan optik OBA/ hostaluk = 2-3 g / L NaCl = 30 g / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 60-70 0 C Waktu = 30 menit 2. Proses pengelantangan dengan H2O2 dan pemutihan optik a. Pengelantangan dengan H2O2 H2O2 35% = 20 cc / L NaCO3 =3g/L Stabilisator = 0,75 g / L Pembasah = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 80 0 C Waktu = 1 jam b. Pemutihan Optik OBA/ hostaluk = 2-3 g / L NaCl = 30 g / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 60-70 0 C Waktu = 30 menit 3. Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan H2O2 35% = 20 cc / L OBA/ hostaluk = 2-3 g / L Na2CO3 =2g/L 6
  • 7. NaCl = 30 g / L Stabilisator =1g/L Pembasah = 1 cc / L Vlot = 1 : 20 Suhu = 80 0 C Waktu = 1 jam D. FUNGSI ZAT Ca(OCl)2 = zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang yang mengandung khlor H2O2 = zat oksidator yang berfungsi sebagai pengelantang Pembasah = zat yang membantu proses penyerapan larutan secara merata dan cepat pada bahan serta membantu menurunkan tegangan permukaan HCl = zat alkali kuat yang berfungsi untuk menghilangkan endapan kaporit NaHSO3 = zat reduktor yang berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi terhadap kapas karena proses pada suhu tinggi Na2S2O5 = zat yang berfungsi untuk menghilangkan khlor sisa dari kaporit pada proses pengelantangan Na2CO3 = zat yang berfungsi untuk mengaktifkan kerja reduktor NaCl = zat yang berfungsi untuk mengatur pH larutan pada proses pengelantangan dengan oksidator Stabilisator = zat yang membantu menguraikan H2O2 secara perlahan-lahan agar tidak terjadi oksiselulosa (mencegah penguraian oksidator terlalu cepat) OBA = zat pemutih optik untuk serat selulosa (kapas) E. PERHITUNGAN RESEP 1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 Berat bahan = 8,38 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 8,38 g x 20 = 167,6 g = 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) 7
  • 8. Ca(OCl)2 = 3 g / 1000 ml x 167,6 ml = 0,5 g Na2CO3 = 7 g / 1000 ml x 167,6 ml = 1,17 g = 1,2 g Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 167,6 ml = 0,1676 ml = 0,2 ml b. Penghilangan endapan Berat bahan = 8,38 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 8,38 g x 20 = 167,6 g = 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) HCl 20o Be = 3 ml / 1000 ml x 167,6 ml = 0,5 ml c. Proses anti-khlor Berat bahan = 8,38 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 8,38 g x 20 = 167,6 g = 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) Na2S2O5 = 1 g / 1000 ml x 167,6 ml = 0,1676 g = 0,2 g Na2CO3 = 1 g / 1000 ml x 167,6 ml = 0,1676 g = 0,2 g d. Pemutihan optik Berat bahan = 8,38 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 8,38 g x 20 = 167,6 g = 167,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) OBA = 3 g / 1000 ml x 167,6 ml = 0,5 g 8
  • 9. NaCl = 30 g / 1000 ml x 167,6 ml =5g 2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan H2O2 Berat bahan = 7,83 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 7,83 g x 20 = 156,6 g = 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) H2O2 35% = 20 ml / 1000 ml x 156,6 ml = 3,1 ml NaCO3 = 3 g / 1000 ml x 156,6 ml = 0,47 g = 0,5 g Stabilisator = 0,75 g / 1000 ml x 156,6 ml = 0,12 g Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 156,6 ml = 0,16 ml b. Pemutihan optik Berat bahan = 7,83 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 7,83 g x 20 = 156,6 g = 156,6 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) OBA = 3 g / 1000 ml x 156,6 ml = 0,47 g = 0,5 g NaCl = 30 g / 1000 ml x 156,6 ml = 4,7 g 3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan Berat bahan = 8,92 g Jumlah larutan = berat bahan x volt = 8,92 g x 20 = 178,4 g = 178,4 ml ( ρ air = 1 g/cm3 ) H2O2 35% = 20 ml / 1000 ml x 178,4 ml 9
  • 10. = 3,6 ml OBA = 3 g / 1000 ml x 178,4 ml = 0,5 g Na2CO3 = 2 g / 1000 ml x 178,4 ml = 0,35 g NaCl = 30 g / 1000 ml x 178,4 ml = 5,35 g Stabilisator = 1 g / 1000 ml x 178,4 ml = 0,2 g Pembasah = 1 ml / 1000 ml x 178,4 ml = 0,2 ml F. SKEMA PROSES 1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 b. Penghilangan endapan c. Proses Anti-khlor 10
  • 11. d. Pemutihan Optik 2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan H2O2 b. Pemutihan Optik 3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan 11
  • 12. G. LANGKAH KERJA 1. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik • • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pengelantang. • Merendam kain dalam larutan pengelantang dalam gelas piala porselin pada suhu 30 o C selama 1 jam. • • Mencuci bersih kain dengan air dingin. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan penghilang endapan. • Merendam kain dalam larutan penghilang endapan dalam gelas piala porselin pada suhu 30 o C selama 30 menit. • • Mencuci bersih kain dengan air dingin. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan anti-khlor. • Merendam kain dalam larutan anti-khlor dalam gelas piala porselin pada suhu 30o C selama 30 menit. • • Mencuci bersih kain dengan air dingin. Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemutih optik. • Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala keramik pada suhu 60-70o C selama 30 menit. • Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan tes derajat putih. 2. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pengelantang. • Merendam kain dalam larutan pengelantang dalam gelas piala porselin pada suhu 80o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air dingin. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pemutih optik. 12
  • 13. • Merendam kain dalam larutan pemutih optik dalam gelas piala porselin pada suhu 60-70o C selama 30 menit. • Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan tes derajat putih. 3. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan • Memotong kain kemudian menimbang kain dengan timbangan digital. • Menghitung semua kebutuhan zat sesuai resep, kemudian membuat larutan pengelantang dan pemutih optik. • Merendam kain dalam larutan pengelantang dan pemutih optik dalam gelas piala porselin pada suhu 80o C selama 1 jam. • Mencuci bersih kain dengan air dingin kemudian mengeringkan kain dan mengevaluasi kain dengan tes derajat putih. IV. DATA PRAKTIKUM A. Proses Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 Jumlah larutan = 167,6 ml Ca(OCl2) = 0,5 g Na2CO3 = 1,2 g Pembasah = 0,2 ml Vlot = 1 : 20 Suhu = 30o C Waktu = 1 jam b. Penghilangan endapan Jumlah larutan o = 167,6 ml HCl 20 Be = 0,5 ml Vlot = 1 : 20 Suhu = 30o C Waktu = 30 menit c. Proses anti-khlor Jumlah larutan = 167,6 ml Na2S2O5 = 0,2 g Na2CO3 = 0,2 g Vlot = 1 : 20 Suhu = 30o C 13
  • 14. Waktu = 30 menit d. Pemutihan optik Jumlah larutan = 167,6 ml OBA = 0,5 g NaCl =5g Vlot = 1 : 20 Suhu = 60-70 o C Waktu = 30 menit Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 sebelum sesudah Penghilangan endapan sebelum sesudah Proses anti-khlor sebelum sesudah Pemutihan optik sebelum sesudah B. Proses Pengelantangan dengan H2O2 dan Pemutihan Optik a. Pengelantangan dengan H2O2 Jumlah larutan = 156,6 ml H2O2 35% = 3,1 ml NaCO3 = 0,5 g Stabilisator = 0,12 g Pembasah = 0,16 ml 14
  • 15. Vlot = 1 : 20 Suhu = 80o C Waktu = 1 jam b. Pemutihan optik Jumlah larutan = 156,6 ml OBA = 0,5 g NaCl = 4,7 g Vlot = 1 : 20 Suhu = 60-70 o C Waktu = 30 menit Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik Pengelantangan dengan H2O2 sebelum sesudah Pemutihan optik sebelum sesudah C. Proses Pengelantangan dan Pemutihan Optik Secara Simultan Jumlah larutan = 178,4 ml H2O2 35% = 3,6 ml OBA = 0,5 g Na2CO3 = 0,35 g NaCl = 5,35 g Stabilisator = 0,2 g Pembasah = 0,2 ml Vlot = 1 : 20 Suhu = 80o C Waktu = 1 jam Kain hasil proses pengelantangan dan pemutihan optik 15
  • 16. Pengelantangan dan Pemutihan Optik sebelum sesudah V. DISKUSI A. Pengelantangan dengan Ca(OCl)2 dan pemutihan optik Kain hasil pemasakan, merserisasi, maupun kostisasi memerlukan proses selanjutnya yaitu proses pengelantangan untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik berupa pigmen warna alam yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Pada kain pertama dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator berupa kaporit / Ca(OCl)2. Penambahan 1,2 gram Na2CO3 pada larutan pengelantang berfungsi untuk menjaga pH agar pHnya tetap dalam kondisi basa yaitu pH 11. Pada proses ini apabila pH yang terjadi dibawah 5 (pH < 5 → alkali) maka pada larutan akan timbul gas khlor. Sedangkan apabila pH yang terjadi antara 5 – 8,5 (pH 5 – 8,5) maka akan terjadi penguraian hipoklorit yang terlalu cepat sehingga akibatnya dapat terjadi oksiselulosa yang dapat merusak serat kain. Reaksi yang terjadi pada proses pengelantangan adalah sebagai berikut : 2CaOCl2 → CaCl + Ca(OCl)2 { kalsium hipoklorit } 2Ca(OCl)2 + H2O → Ca(OH)2 { kalsium hidroksida } + 2HOCl { asam hipoklorit } 2HOCl → 2HCl + 2On Untuk menjaga agar pH tetap 11 sebaiknya digunakan sistem buffer pada proses pengelantangan dengan kaporit. Pada reaksi pengelantangan terbentuk kalsium hidroksida / Ca(OH)2 yang menyebabkan endapan pada kain. Endapan ini harus dihilangkan dengan zat alkali oleh karena itu digunakan larutan HCl 20 o Be sebanyak 0,5 ml. Proses penghilangan endapan ini dilakukan pada suhu kamar selama 30 menit. Proses selanjutnya adalah proses anti-khlor. Proses ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila pH larutan turun. Dalam pemakaian kaporit apabila pH 16
  • 17. turun (pH<7) maka akan timbul gas khlor yang bersifat racun dan jika menempel pada kain akan menyebabkan kerusakan pada serat kain. Reaksinya adalah : Ca(OCl)2 + 2HCl → CaCl2 + Cl2 + H2O Pada proses pengelantangan dengan kaporit menyebabkan warna kain tampak lebih putih karena pada proses pengelantangan terjadi pemecahan ikatan rangkap yang terdapat pada zat warna alam sehingga ikatan rangkapnya putus dengan cara oksidasi. Untuk menambah kecerahan kain dilakukan pemutihan optik dengan OBA (Optical Brightening Agent) khusus untuk kain kapas yaitu Hostaluk sebanyak 0,5 gram. Pada akhir proses dilakukan tes derajat putih kain dengan membandingkan warna putih antara kain 1, kain 2, dan kain 3. B. Pengelantangan dengan H2O2 dan pemutihan optik Proses pengelantangan dengan H2O2 bertujuan untuk menghilangkan kotorankotoran organik dan sisa H2O2 pada bahan karena akan mengganggu apabila dilakukan pencelupan dengan zat warna. Dalam praktikum ini dilakukan proses pengelantangan dengan zat oksidator yaitu H2O2 pada kain kapas yang telah melalui proses desizing, scouring dan merserisasi. Kain kapas hasil dari desizing, scouring maupun merserisasi ini akan dilakukan pengelantangan dengan zat pengelantang yang bersifat oksidator yang tidak mengandung khlor yaitu H2O2 35% sebanyak 20 cc / L. Proses pengelantangan ini dilakukan pada suhu stabil 80 o C selama 1 jam. Dalam proses pengelantangan digunakan stabilisator yaitu Natrium Silikat agar penguraian H2O2 berjalan lambat, karena apabila penguraian H 2O2 berjalan terlalu cepat maka akan menimbulkan kerusakan pada kain yaitu oksiselulosa. Dalam larutan pengelantang juga ditambahkan zat pembasah agar hasil pengelantangan rata pada seluruh bagian kain. Dari proses pengelantangan ini diharapkan kain kapas tampak lebih putih daripada kain hasil proses sebelumnya. Sedangkan pada proses pemutihan optik bertujuan untuk menambah kecemerlangan kain. Kain akan tampak lebih putih apabila terkena sinar ultraviolet. Kain kapas yang sudah dikelantang kemudian dilakukan pemutihan optik dengan zat pemutih optik yaitu OBA Hostaluk ( zat pemutih khusus kain kapas). OBA yang digunakan sebanyak 2-3 g / L dan proses pemutihan optik ini dilakukan pada suhu 60-70o C selama 30 menit. Hasil yang diharapkan adalah kain akan tampak lebih cemerlang daripada proses pengelantangan. C. Pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan 17
  • 18. Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan ini menggunakan zat oksidator yaitu H2O2 sebanyak 3,6 ml. Proses simultan ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelantangan dengan H2O2 secara bertahap hanya saja proses ini berlangsung lebih cepat, lebih hemat, dan lebih efisien tetapi tetap memberikan hasil yang cukup baik. Proses ini dilakukan pada suhu 80 o C selama 1 jam dengan cara merendam kain pada larutan pengelantang dan pemutih optik yang terdiri dari H 2O2 35% , OBA Hostaluk, Na2CO3 , NaCl, pembasah dan stabilisator. Proses secara simultan ini dapat dilakukan apabila pemakaian zat dan kondisi proses yang sama atau tidak saling mengganggu. Hasil dari proses simultan ini tentunya tidaklebih baik dibandingkan dengan proses yang bertahap. VI. KESIMPULAN • Setelah dilakukan tes derajat putih, kain hasil pengelantangan dengan Ca(OCl)2 tampak paling putih dibandingkan kain hasil pengelantangan dengan H2O2 dan kain hasil proses simultan. Urutan warna kain dari yang paling putih hasil praktikum adalah : 1. 2. kain hasil pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan 3. • kain hasil pengelantangan dengan Ca(OCl)2 kain hasil pengelantangan dengan H2O2 Proses pengelantangan dan pemutihan optik secara simultan jauh lebih efisien, lebih cepat, lebih hemat dan lebih murah namun tetap memberikan hasil yang relatif baik. • Untuk memperoleh hasil pengelantangan yang baik digunakan zat oksidator Ca(OCl)2 / kaporit. • Penguraian zat oksidator harus pada pH ≥ 11 karena apabila pada pH netral maka akan terjadi kerusakan serat. • Sebaiknya digunakan sistem buffer untuk menjaga pH larutan agar stabil pada pH 11. VII. DAFTAR PUSTAKA Astini Salihima, S.Teks, dkk. 1978. Pedoman Praktikum Pengelantangan dan Pencelupan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. 18
  • 19. Ir. Rasjid Djufri, M.Sc, dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. Muhammad Ichwan, dkk. 2004. Pedoman Praktikum Teknologi Persiapan Penyempurnaan. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Soeparman, S.Teks. Teknologi Penyempurnaan Tekstil. Bandung : Institut Teknologi Tekstil. 19