SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Baixar para ler offline
1
DOSEN : Ns. WAODE FITRI NINGSIH, S.Kep
TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN “DISTRESS
PERNAFASAN”
OLEH
KELOMPOK III:
ISWANTO LABIDJA
NURHIDAYAH
AWALUDDIN
HERY SAID
WD.ALFRIANI ARIESKA
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2011/2012
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada
waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN “DISTRESS
PERNAFASAN”.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun
menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang
hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak
terima kasih.
Raha, September 2012
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTARI SI.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan……………......................................................................
D. Manfaat…………...........................................................................
BAB II : PEMBAHASAN (KONSEP PENYAKIT)
A. Pengertian ………………….......................................................
B. Anatomi Fisiologi......................................................................
C. Etiologi......................................................................................
D. Patofisiologi...............................................................................
E. Manifestasi Klinis......................................................................
F. Komplikasi………………….......................................................
G. Penyimpangan KDM..................................................................
H. Pemeriksaan Penunjang.............................................................
I. Terapi……………………………………………………………….
1. TINJAUAN KONSEP ASKEP
A. Biodata………………………………………………………………
B. Riwayat Kesehatan………………………………………………….
C. Pengkajian Primer……………………………………………………
D. Triase………………………………………………………….……..
E. Pengkajian Sekunder………..………………………………………
F. Diagnosa Keperawatan…………………….……………………….
G. Intervensi Keperawatan……………………………………………
H. Implementasi……………………………………………………….
I. Evaluasi…………………………………………………………….
BAB IV: KESIMPULAN.......................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk
kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang
telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak
Gallo,1997;579).
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif
kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera
(Smeltzer,2001;615).
ARDS merupakan suatu bentuk gagal nafas akut yang berkembang
progresif pada penderita kritis dan cedera tanpa penyakit paru sebelumnya,
ditandai dengan adanya inflamasi parenkim paru dan peningkatan permeabilitas
unit alveoli kapiler yang mengakibatkan hiperventilasi, hipoksemia berat dan
infiltrate luas.
ARDS pertama kali digambarkan sebagai sindrom klinis pada tahun
1967.Diperkirakan ada 150.000 orang yang menderita ARDS tiap tahunnya dan
laju mortalitas tergantung pada etiologi dan sangat bervariasi.Tingkat
mortilitasnya 50 %.Sepsis sistemik merupakan penyebab ARDS terbesar sekitar
50%, trauma 15 %, cardiopulmonary baypass 15 %, viral pneumoni 10 % dan
injeksi obat 5 %
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
 Untuk mengetahui pengertian dari penyakit ARDS
 Untuk mengetahui etiologi ARDS
 Untuk Mengathui Patofisiologi ARDS
 Untuk mengetahui Manifestasi klinis dari ARDS
 Untuk Mengetahui Komplikasi dari ARDS
 Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari ARDS
 Untuk mengetahui Askep dari ARDS
C.Rumusan masalah
Berdasarkan tujuan di atas maka yang menjadi permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini yaitu mengeanai Konsep penyakit dan Konsep askep
dari Penyakit ARDS.
5
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan melalui askep ini adalah agar dapat
menambah pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada
khususnya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP PENYAKIT ARDS
A. Pengertian
ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus
dan / atau membran kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan
besar pada system paru, kardiovaskular, atau tubuh secara luas
(Corwin,2000;420).
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk
kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang
telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak
Gallo,1997;579).
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif
kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera
(Smeltzer,2001;615).
ARDS merupakan suatu bentuk gagal nafas akut yang berkembang
progresif pada penderita kritis dan cedera tanpa penyakit paru sebelumnya,
ditandai dengan adanya inflamasi parenkim paru dan peningkatan permeabilitas
unit alveoli kapiler yang mengakibatkan hiperventilasi, hipoksemia berat dan
infiltrate luas.
B.Anatomi fisiologi
SINDROM DISTRES PERNAPASAN
(RESPIRATORY DISTRES SYNDROME/RDS)
7
RDS adalah suatu sindrom kegawatan pada pernafasan yang terdiri atas
gejala dispneu, pernafasan cepat lebih dari 60 kali permenit, sianosis, merintih
pada saat ekspirasi; terdapat retraksi pada suprasternal, interkostal dan
epigastrium. Pada penyakit ini terjadi perubahan paru yaitu berupa pembentukan
jaringan hialin pada membran paru yang rusak. Kerusakan pada paru timbul
akibat kekurangan komponen surfaktan pulmonal. Surfaktan adalah suatu zat aktif
yang memberikan pelumasan pada ruang antar alveoli sehingga dapat mencegah
pergesekan dan timbulnya kerusakan pada alveoli yang selanjutnya akan
mencegah terjadinya kolaps paru. (Yuliani, 2001)
C. Etiologi
Syok karena berbagai sebab ( terutama hemorragik,pancreatitis acut
hemorragik, sepsis gram negative ).
Sepsis tanpa syok, dengan atau tanpa koagulasi intravascular diseminata (DIC)
Pneumonia virus yang berat
Trauma yang berat ( cedera kepala, cedera dada langsung, trauma pada berbagai
organ dengan syok hemorragik, fraktur majemuk dimana emboli lemak terjadi
berkaitan dengan fraktur femur )
Cedera aspirasi / inhalasi ( aspirasi isi lambung, hampir tenggelam, inhalasi
asap, inhalasi gas iritan )
Toksik O2 overdosis narkotika
Post perfusi pada pembedahan pintas kardiopulmonar
D. Patofisiologi
Mula – mula terjadi kerusakan pada membrane kapiler alveoli menyebabkan
terjadi peningkatan permeabilitas endotel kapiler paru dan epitel alveoli
mengakibatkan terjadi edema alveoli dan interstitial. Cairan yang berkumpul di
interstitium sehingga alveoli mulai terisi cairan menyebabkan atelektasis kongesti
yang luas. Terjadi pengurangan volume paru, paru-paru menjadi kaku dan
keluwesan paru (compliance ) menurun, fungsional residual capacity juga menurun.
Hipoksemia yang berat merupakan gejala penting ARDS, penyebabnya adalah
ketidakseimbangan ventilasi – perfusi, hubungan arterio – venous ( aliran darah
mengalir kealveoli yang kolaps ) dan kelainan difusi alveoli – kapiler sebab
penebalan dinding alveoli – kapiler.
8
E. Manifestasi Klinis
Bervariasi tergantung penyebab. Gejala yang paling menonjol adalah sesak
nafas. Dari pemeriksaan AGD didapat hipoksemia kemudian hiperkapnia dengan
asidosis respiratorik yang diawali dengan alkalosis respiratorik, sianosis, gelisah dan
mudah tersinggung, ronkhi terdengar hampir diseluruh paru.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan AGD arteri akan memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen
artei, didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan asidosis
respiratorik
Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada,
setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas
diseluruh paru
Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam
parenkim paru.
G.Komplikasi
Kegagalan pernafasan.
Dapat timbul seiring dengan perkembangan penyakit dan individu harus bekerja
lebih keras untuk mengatasi penurunan compliance paru.Akhirnya individu
kelelahan dan ventilasi melambat.Hal ini menimbulkan asidosis respiratorik
karena terjadi penimbunan karbondioksida di dalam darah.Melambatnya
pernafasan dan penurunan ph arteri adalah indikasi datangnya kegagalan
pernafasan dan mungkin kematian.
Pneumonia dapat timbul setelah ARDS , karena adanya penimbunan cairan di
paru dan kurangnya ekspansi paru.
Akibat hipoksia dapat terjadi gagal ginjal dan tukak saluran cerna karena
stress(stress ulcers).
Koagulansi intravascular diseminata akibat banyaknya jaringan yang rusak
pada ARDS.
9
H.Penyimpangan KDM
PENYIMPANGAN KDM ARDS
Aspirasi bahan kimia / inhalasi gas berbahaya
Toksik terhadap epitelium alveolar
Mengganggu mekanisme Kerusakan membran kapiler alveoli
Pertahanan saluran napas
Pertahanan saluran napas
Kerusakan epitelium Gangguan endothelium
Alveolar kapiler
Kehilangan fungsi Kebocoran cairan Kebocoran cairan kearah
Silia jalan napas ke dalam alveoli interstitial
Edema alveolar Atelektaksis Edema interstitial
I.Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan
asidosis respiratorik.
2. Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada,
setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas
diseluruh paru
3. Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam
parenkim paru
10
J.Terapi / penatalaksanaan
1. Memberikan lingkungan yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu
diusahakan agar tetap dalam batas normal (36,5o-37oC) dengan cara
meletakkan bayi dalam incubator. Kelembapan ruangan juga harus adekuat.
2. Pemberian oksigen. Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati
karena berpengaruh kompleks pada bayi premature. pemberian oksigen yang
terlalu banyak dapat menimbulkan komplikasi seperti fobrosis paru,dan
kerusakan retina. Untuk mencegah timbulnya komplikasi pemberian oksigen
sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan analisa gas darah arteri. Bila fasilitas
untuk pemeriksaan analisis gas darah arteri tidak ada, maka oksigen diberikan
dengan konsentrasi tidak lebih dari 40% sampai gejala sianosis menghilang.
3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan
homeostasis dan menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa
5-10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-
125 ml/kgBB/hari. Asidosis metabolic yang selalu dijumpai harus segera
dikoreksi dengan memberikan NaHCO3 secara intravena yang berguna untuk
mempertahankan agar pH darah 7,35-7,45. Bila tidak ada fasilitas untuk
pemeriksaan analisis gas darah, NaHCO3 dapat diberi langsung melalui tetesan
dengan menggunakan campuran larutan glukosa 5-10% dan NaHCO3 1,5%
dalam perbandinagn 4:1
4. Pemberian antibiotic. bayi dengan PMH perlu mendapat antibiotic untuk
mencegah infeksi sekunder. dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000-
100.000 U/kgBB/hari atau ampisilin 100 mg/kgBB/hari, dengan atau tanpa
gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari.
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah pemberian surfaktan
eksogen (surfaktan dari luar). Obat ini sangat efektif tapi biayanya sangat
mahal.
11
II.Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah ARDS
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Biodata
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa,
tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan
dengan klien.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P : nyeri
Q : Terus menerus
R : seluruh persendian,dada, dan perut
S : 4(0-5)
T : saat beraktifitas
Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.
- Riwayat pemakaian obat-obatan
c. Pengkajian primer
Airway
a. Pengkajian Primer
1) Airway
Jalan napas tidak normal
Terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal dan cepat
Kelemahan otot pernapasan
12
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
4) Disability
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Triase : merah karena kasus ini merupakan kasus yang sangat gawat apabila
tidak ditangani secara cepat,tepat dan aman.
d.Pengkajian Sekunder
1) Pengumpulan Data
AKTIVITAS&ISTIRAHAT
Subyektif:Menurunnyatenaga/kelelahan
Insomnia
SIRKULASI
Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
Heartrate :takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin
INTEGRITAS EGO
Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
MAKANAN/CAIRAN
Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan
Hilang/melemahnya bowel sounds
NEUROSENSORI
Suby./Oby. : Gejala truma kepala
Kelambanan mental, disfungsi motorik
RESPIRASI
Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
Kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
13
Peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi
intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.
Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara
nafas bronkhial
Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi
Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada
Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara
palpasi.
Sputum encer, berbusa
Pallor atau cyanosis
Penurunan kesadaran, confusion
RASAAMAN
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah,
episode anaplastik
SEKSUALITAS
Suby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
E .pengkajian psikososial
Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya
seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan
perawat.
I.Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan
asidosis respiratorik.
2. Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada,
setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas
diseluruh paru
3. Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam
parenkim paru
2.Klasifikasi data
Data subyektif :
Menurunnyatenaga/kelelahan
Insomnia
Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik
(darah, udara, lemak)
14
Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
Kehilangan selera makan, nausea
Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
Kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah,
episodeanaplastik
Data objektif :
Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia),
hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
Heartrate :takikardi biasa terjadi
Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat
terjadi
Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin.
Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental
Formasi edema/perubahan berat badan
Hilang/melemahnya bowel sounds
Respiras rapid, swallow, grunting
Peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi
intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi.
Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan
suara nafas bronkhial
Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi
Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada
Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan
cara palpasi.
Sputum encer, berbusa
Pallor atau cyanosis
Penurunan kesadaran, confusion
2. Diagnosa keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan
dalam interstisial / area alveolar.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya tahanan
jalan nafas (edema interstisial).
c. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kurang kesadaran akan bahaya
lingkungan
15
3. Intervensi
N
o
Hari/tgl
/ jam
Diagnos
a
Rencana
tujuan
Rencana
tindakan
Rasional
1 DX : 1 Setelah
diberikan
askep
selama ….
jam
diharapka
n masalah
pertukaran
gas
tertangani
dengan
kriteria
sesak
nafas (-),
ada
perbaikan
ventilasi
dan
oksigenasi
yang
adekuat
dengan
GDA
dalam
rentang
normal
Kaji status
pernafasan
dengan sering,
catat
peningkatan
frekwensi/upaya
pernafasan atau
perubahan pola
nafas.
Catat
ada/tidaknya
bunyi nafas
tambahan seperti
mengi, krekels.
Kaji adanya
cyanosis
Takipnea adalah
mekanisme kompensasi
untuk hipoksemia dan
peningkatan upaya
pernafasan dapat
menunjukkan derajat
hipoksemia.
Bunyi nafas dapat
menurun, krekels adalah
bukti peningkatan cairan
dalam area jaringan
sebagai akibat
peningkatanpermeabilita
s membran alveolar-
kapiler. Mengi adalah
bukti konstriksi bronkus
dan/ penyempitan jalan
nafas s/d mukus/edema.
Sianosis sentral dari
(organ) hangat spt lidah,
bibir, dan daun telinga
adalah paling indikatif
dari hipoksemia
sistemik. Sianosis perifer
kuku/ ekstremitas s/d
vasokonstriksi.
Dapat menunjukkan
berlanjutnya hipoksemia
dan/ asidosis
16
Observasi
kecendrungan
tidur, apatis,
tidak
perhatian,gelisah
, bingung,
somnolen.
Auskultasi
frekwensi
jantung dan
irama.
Berikan oksigen
sesuai indikasi
Bantu dengan/
berikan tindakan
IPPB
Hipoksemia dapat
menyebabkan mudah
terangsang pada
miokardium,
menghasilkan berbagai
disritmia.
Memaksimalkan sediaan
oksigen untuk pertukaran
dengan tekanan jalan
napas positif kontinu.
Meningkatkan ekspansi
penuh paru untuk
memperbaiki oksigenasi.
Intubasi dan dukungan
ventilasi diberikan bila
PaO2 kurang dari 60 mm
Hg dan tidak berespon
terhadap peningkatan
oksigen murni (FIP2).
Menunjukkan
ventilasi/oksigenasi dan
status asam/basa
Digunakan sebagai dasar
evaluasi keefektifan
terapi/ indikator
kebutuhan perubahan
terapi.
Untuk memperbaiki
penyebab ARDS dan
mencegah berlanjutnya/
potensial komplikasi
17
Awasi/
gambarkan seri
AGD/ oksimetri
nadi
Berikan obat
sesuai indikasi
spt antibiotika,
steroid, diuretik.
fatal hipoksemia. Steroid
untuk menurunkan
inflamasi dan
meningkatkan produksi
surfaktan. Antibiotika
untuk meengobati
patogen penyebab
adanya infeksi. Diuretik
untuk mendorong
pengeluaran cairan yang
berlebih akibat edema.
.
2 DX : 2 Setelah
diberikan
tindakan
perawatan
selama
…jam
diharapka
n bersihan
jalan
napas
efektif
dengan
kriteria
dispnea(-),
jalan
napas
paten
dengan
bunyi
napas
bersih/
tidak ada
ronchi.
Catat perubahan
upaya dan pola
bernapas.
Observasi
penurunan
ekspansi dinding
dada dan adanya/
peningkatan
fremitus.
Catat
karakteristik
bunyi napas
Penggunaan otot
interkostal/ abdominal
dan pelebaran nasal
menunjukkan upaya
peningkatan bernapas
Ekspansi dada terbatas/
tak sama s/d akumalasi
cairan, edema dan sekret
dalam seksi lobus.
Konsolidasi paru dan
pengisian cairan dapat
meningkatkan fremitus.
Dapat menunjukkan
aliran udara melalui
trakeobronkial dan
dipengaruhi oleh adanya
cairan mukus / obstuksi
aliran udara lain. Mengi
merupakan bukti
konstriksi bronkus/
penyempitan jalan napas
s/d edema. Ronchi dapat
18
Pertahankan
posisi tubuh/
kepala tepat dan
gunakan alat
jalan napas
sesuai
kebutuhan.
Kolaborasi :
berikan oksigen
lembab, cairan
IV, berikan
kelembaban
ruangan yang
tepat.
Berikan
Bronkodilator/
ekspektoran
sesuai indikasi
jelas tanpa batuk dan
menunjukkan
pengumpulan mukus
pada jalan napas.
Memudahkan
memelihara jalan napas
atas paten bila jalan
napas pasien
dipengaruhi.
Kelembaban
menghilangkan dan
memobilisasi sekret serta
meningkatkan transport
oksigen.
Untuk miningkatkan
bersihan jalan napas.
3 DX : 3 Setelah
diberikan
tindakan
perawatan
Identifikasi
situasi yang
mendukung
kecelakaan.
Agar segala sesuatu yang
dapat menimbulkan
masalah/ berbahaya bagi
klien dapat dihindari.
19
selama ...
jam
diharapka
n tidak
terjadi
cedera
Kurangi/
hilangkan situasi
yanG berbahaya.
Pasang pembatas
pada tempat tidur
Untuk menjaga/
menyangga klien agar
tidak terjatuh.
4. Implementasi dan Evaluasi
Hari/tgl dx jam Implementasi evaluasi
1. mengKaji status
pernafasan
dengan sering,
catat peningkatan
frekwensi/upaya
pernafasan atau
perubahan pola
nafas.
Hasil :
sesak nafas (-),
MenCatat
ada/tidaknya
bunyi nafas
tambahan seperti
mengi, krekels.
Hasil :
Bunyi nafas tambahan
bekurang
MengKaji adanya
cyanosis
Hasil ;
Sianosis berkurang
S : klien mengatakan
sesaknya berkurang.
O : klien nampak tenang
A : masalah teratasi
P : intervensi di pertahankan
20
MengObservasi
kecendrungan
tidur, apatis, tidak
perhatian,gelisah,
bingung,
somnolen.
Hasil :
Klien nampak
tenang
MengAuskultasi
frekwensi jantung
dan
iramaMemberika
n oksigen sesuai
indikasi
Hasil :
irama jantung sudah
agak normal
Membantu
dengan/ berikan
tindakan IPPB
mengawasi/
gambarkan seri
AGD/ oksimetri
nadi
Hasil :
memberikan obat
sesuai indikasi spt
antibiotika,
steroid, diuretik
Hasil :
21
Obat di berikan sesuai
indikasi
2 Mencatat
perubahan upaya
dan pola
bernapas.
Hasil : pola nafas sudah
normal
Mengobservasi
penurunan
ekspansi dinding
dada dan adanya/
peningkatan
fremitus.
Hasil :
Mencatat
karakteristik
bunyi napas
Hasil :
Mempertahankan
posisi tubuh/
kepala tepat dan
gunakan alat jalan
napas sesuai
kebutuhan.
Hasil : posisi kepala tepat
dan sesuai indikasi
Mengkolaborasi :
berikan oksigen
lembab, cairan
IV, berikan
S : klien mengatakan
pernafasan nya agak lega dan
sudsh agak normal
O : klien nampak bernafas
dengan lega dan sedikit
tenang
A : masalah agak teratasi
P : interfensi di pertahankan
22
kelembaban
ruangan yang
tepat.
Hasil: terpasang oksigen
Memberikan
Bronkodilator/
ekspektoran
sesuai indikasi
Hasil : ada obat untuk
mengencerkan dahak
3. Mengidentifikasi situasi
yang mendukung
kecelakaan
Mengurangi/ hilangkan
situasi yanG berbahaya.
Pasang pembatas pada
tempat tidur
Hasil : terpasang
pembatas pada dinding
tempat tidur
S : klien mengatakan sudah
merasa nyaman
O : Nampak terpasang
pembatas pada dinding
tempat tidur
A : masalah agak teratasi
P : intervensi di lanjutkan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk
kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang
telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak
Gallo,1997;579).
ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif
kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera
(Smeltzer,2001;615).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan
sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari
semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan
dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya.
24
DAFTAR PUSTAKA
 http://boxeramdkep.blogspot.com/2011/09/askep.html
 http://tengkoraktolisclub.blogspot.com/2011/11/askep-ards.html
 Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta
 Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (15)

Gagal nafas akut
Gagal nafas akutGagal nafas akut
Gagal nafas akut
 
Askep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaruAskep gagal nafas terbaru
Askep gagal nafas terbaru
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paru
 
Pp gagal nafas
Pp gagal nafasPp gagal nafas
Pp gagal nafas
 
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. KepASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
 
Atelektasis
AtelektasisAtelektasis
Atelektasis
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt edema paru referat rifki
Ppt edema paru referat rifkiPpt edema paru referat rifki
Ppt edema paru referat rifki
 

Semelhante a Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA (20)

Askep distrees pernapasan
Askep distrees pernapasanAskep distrees pernapasan
Askep distrees pernapasan
 
Askep ards tahyr
Askep ards tahyrAskep ards tahyr
Askep ards tahyr
 
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
 
Ards
ArdsArds
Ards
 
Askep ards Akper pemkab muna
Askep ards Akper pemkab munaAskep ards Akper pemkab muna
Askep ards Akper pemkab muna
 
Askep ards AKPER PEMDA MUNA
Askep ards AKPER PEMDA MUNA Askep ards AKPER PEMDA MUNA
Askep ards AKPER PEMDA MUNA
 
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards AKPER PEMKAB MUNA
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi
 
ARDS.pdf
ARDS.pdfARDS.pdf
ARDS.pdf
 
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
 
KONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docxKONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docx
 
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA Abses paru AKPER PEMDA MUNA
Abses paru AKPER PEMDA MUNA
 
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNAAbses paru AKPER PEMKAB MUNA
Abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad abses paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad efusi pleura
Saad efusi pleuraSaad efusi pleura
Saad efusi pleura
 
Efusi pleura Akper pemkab muna
Efusi pleura Akper pemkab munaEfusi pleura Akper pemkab muna
Efusi pleura Akper pemkab muna
 
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
Saad efusi pleura AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep distrees pernapasan AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. 1 DOSEN : Ns. WAODE FITRI NINGSIH, S.Kep TUGAS : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN “DISTRESS PERNAFASAN” OLEH KELOMPOK III: ISWANTO LABIDJA NURHIDAYAH AWALUDDIN HERY SAID WD.ALFRIANI ARIESKA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA 2011/2012
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah „‟ KEPERAWATAN GAWAT DARURAT„‟. Adapun askep ini membahas mengenai ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN “DISTRESS PERNAFASAN”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan askep ini. Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna. Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih. Raha, September 2012 Penyusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................... i DAFTARI SI.................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah....................................................................... C. Tujuan……………...................................................................... D. Manfaat…………........................................................................... BAB II : PEMBAHASAN (KONSEP PENYAKIT) A. Pengertian …………………....................................................... B. Anatomi Fisiologi...................................................................... C. Etiologi...................................................................................... D. Patofisiologi............................................................................... E. Manifestasi Klinis...................................................................... F. Komplikasi…………………....................................................... G. Penyimpangan KDM.................................................................. H. Pemeriksaan Penunjang............................................................. I. Terapi………………………………………………………………. 1. TINJAUAN KONSEP ASKEP A. Biodata……………………………………………………………… B. Riwayat Kesehatan…………………………………………………. C. Pengkajian Primer…………………………………………………… D. Triase………………………………………………………….…….. E. Pengkajian Sekunder………..……………………………………… F. Diagnosa Keperawatan…………………….………………………. G. Intervensi Keperawatan…………………………………………… H. Implementasi………………………………………………………. I. Evaluasi……………………………………………………………. BAB IV: KESIMPULAN....................................................................................... A. Kesimpulan...................................................................................... B. Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak Gallo,1997;579). ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera (Smeltzer,2001;615). ARDS merupakan suatu bentuk gagal nafas akut yang berkembang progresif pada penderita kritis dan cedera tanpa penyakit paru sebelumnya, ditandai dengan adanya inflamasi parenkim paru dan peningkatan permeabilitas unit alveoli kapiler yang mengakibatkan hiperventilasi, hipoksemia berat dan infiltrate luas. ARDS pertama kali digambarkan sebagai sindrom klinis pada tahun 1967.Diperkirakan ada 150.000 orang yang menderita ARDS tiap tahunnya dan laju mortalitas tergantung pada etiologi dan sangat bervariasi.Tingkat mortilitasnya 50 %.Sepsis sistemik merupakan penyebab ARDS terbesar sekitar 50%, trauma 15 %, cardiopulmonary baypass 15 %, viral pneumoni 10 % dan injeksi obat 5 % B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu:  Untuk mengetahui pengertian dari penyakit ARDS  Untuk mengetahui etiologi ARDS  Untuk Mengathui Patofisiologi ARDS  Untuk mengetahui Manifestasi klinis dari ARDS  Untuk Mengetahui Komplikasi dari ARDS  Untuk Mengetahui Pemeriksaan Penunjang dari ARDS  Untuk mengetahui Askep dari ARDS C.Rumusan masalah Berdasarkan tujuan di atas maka yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengeanai Konsep penyakit dan Konsep askep dari Penyakit ARDS.
  • 5. 5 D. Manfaat Manfaat yang diharapkan melalui askep ini adalah agar dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN I. KONSEP PENYAKIT ARDS A. Pengertian ARDS adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas alveolus dan / atau membran kapiler paru.ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru, kardiovaskular, atau tubuh secara luas (Corwin,2000;420). ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak Gallo,1997;579). ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera (Smeltzer,2001;615). ARDS merupakan suatu bentuk gagal nafas akut yang berkembang progresif pada penderita kritis dan cedera tanpa penyakit paru sebelumnya, ditandai dengan adanya inflamasi parenkim paru dan peningkatan permeabilitas unit alveoli kapiler yang mengakibatkan hiperventilasi, hipoksemia berat dan infiltrate luas. B.Anatomi fisiologi SINDROM DISTRES PERNAPASAN (RESPIRATORY DISTRES SYNDROME/RDS)
  • 7. 7 RDS adalah suatu sindrom kegawatan pada pernafasan yang terdiri atas gejala dispneu, pernafasan cepat lebih dari 60 kali permenit, sianosis, merintih pada saat ekspirasi; terdapat retraksi pada suprasternal, interkostal dan epigastrium. Pada penyakit ini terjadi perubahan paru yaitu berupa pembentukan jaringan hialin pada membran paru yang rusak. Kerusakan pada paru timbul akibat kekurangan komponen surfaktan pulmonal. Surfaktan adalah suatu zat aktif yang memberikan pelumasan pada ruang antar alveoli sehingga dapat mencegah pergesekan dan timbulnya kerusakan pada alveoli yang selanjutnya akan mencegah terjadinya kolaps paru. (Yuliani, 2001) C. Etiologi Syok karena berbagai sebab ( terutama hemorragik,pancreatitis acut hemorragik, sepsis gram negative ). Sepsis tanpa syok, dengan atau tanpa koagulasi intravascular diseminata (DIC) Pneumonia virus yang berat Trauma yang berat ( cedera kepala, cedera dada langsung, trauma pada berbagai organ dengan syok hemorragik, fraktur majemuk dimana emboli lemak terjadi berkaitan dengan fraktur femur ) Cedera aspirasi / inhalasi ( aspirasi isi lambung, hampir tenggelam, inhalasi asap, inhalasi gas iritan ) Toksik O2 overdosis narkotika Post perfusi pada pembedahan pintas kardiopulmonar D. Patofisiologi Mula – mula terjadi kerusakan pada membrane kapiler alveoli menyebabkan terjadi peningkatan permeabilitas endotel kapiler paru dan epitel alveoli mengakibatkan terjadi edema alveoli dan interstitial. Cairan yang berkumpul di interstitium sehingga alveoli mulai terisi cairan menyebabkan atelektasis kongesti yang luas. Terjadi pengurangan volume paru, paru-paru menjadi kaku dan keluwesan paru (compliance ) menurun, fungsional residual capacity juga menurun. Hipoksemia yang berat merupakan gejala penting ARDS, penyebabnya adalah ketidakseimbangan ventilasi – perfusi, hubungan arterio – venous ( aliran darah mengalir kealveoli yang kolaps ) dan kelainan difusi alveoli – kapiler sebab penebalan dinding alveoli – kapiler.
  • 8. 8 E. Manifestasi Klinis Bervariasi tergantung penyebab. Gejala yang paling menonjol adalah sesak nafas. Dari pemeriksaan AGD didapat hipoksemia kemudian hiperkapnia dengan asidosis respiratorik yang diawali dengan alkalosis respiratorik, sianosis, gelisah dan mudah tersinggung, ronkhi terdengar hampir diseluruh paru. F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan AGD arteri akan memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen artei, didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan asidosis respiratorik Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada, setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas diseluruh paru Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam parenkim paru. G.Komplikasi Kegagalan pernafasan. Dapat timbul seiring dengan perkembangan penyakit dan individu harus bekerja lebih keras untuk mengatasi penurunan compliance paru.Akhirnya individu kelelahan dan ventilasi melambat.Hal ini menimbulkan asidosis respiratorik karena terjadi penimbunan karbondioksida di dalam darah.Melambatnya pernafasan dan penurunan ph arteri adalah indikasi datangnya kegagalan pernafasan dan mungkin kematian. Pneumonia dapat timbul setelah ARDS , karena adanya penimbunan cairan di paru dan kurangnya ekspansi paru. Akibat hipoksia dapat terjadi gagal ginjal dan tukak saluran cerna karena stress(stress ulcers). Koagulansi intravascular diseminata akibat banyaknya jaringan yang rusak pada ARDS.
  • 9. 9 H.Penyimpangan KDM PENYIMPANGAN KDM ARDS Aspirasi bahan kimia / inhalasi gas berbahaya Toksik terhadap epitelium alveolar Mengganggu mekanisme Kerusakan membran kapiler alveoli Pertahanan saluran napas Pertahanan saluran napas Kerusakan epitelium Gangguan endothelium Alveolar kapiler Kehilangan fungsi Kebocoran cairan Kebocoran cairan kearah Silia jalan napas ke dalam alveoli interstitial Edema alveolar Atelektaksis Edema interstitial I.Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan asidosis respiratorik. 2. Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada, setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas diseluruh paru 3. Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam parenkim paru
  • 10. 10 J.Terapi / penatalaksanaan 1. Memberikan lingkungan yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap dalam batas normal (36,5o-37oC) dengan cara meletakkan bayi dalam incubator. Kelembapan ruangan juga harus adekuat. 2. Pemberian oksigen. Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena berpengaruh kompleks pada bayi premature. pemberian oksigen yang terlalu banyak dapat menimbulkan komplikasi seperti fobrosis paru,dan kerusakan retina. Untuk mencegah timbulnya komplikasi pemberian oksigen sebaiknya diikuti dengan pemeriksaan analisa gas darah arteri. Bila fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas darah arteri tidak ada, maka oksigen diberikan dengan konsentrasi tidak lebih dari 40% sampai gejala sianosis menghilang. 3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostasis dan menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa 5-10% dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60- 125 ml/kgBB/hari. Asidosis metabolic yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan memberikan NaHCO3 secara intravena yang berguna untuk mempertahankan agar pH darah 7,35-7,45. Bila tidak ada fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas darah, NaHCO3 dapat diberi langsung melalui tetesan dengan menggunakan campuran larutan glukosa 5-10% dan NaHCO3 1,5% dalam perbandinagn 4:1 4. Pemberian antibiotic. bayi dengan PMH perlu mendapat antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder. dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000- 100.000 U/kgBB/hari atau ampisilin 100 mg/kgBB/hari, dengan atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari. 5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah pemberian surfaktan eksogen (surfaktan dari luar). Obat ini sangat efektif tapi biayanya sangat mahal.
  • 11. 11 II.Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien Dengan Masalah ARDS A. Pengkajian 1. Pengumpulan Data a. Biodata Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat. Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien. b. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan sekarang RSMRS - Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit yang sama ketika klien masuk rumah sakit. Keluhan utama : Nyeri Riwayat keluhan utama P : nyeri Q : Terus menerus R : seluruh persendian,dada, dan perut S : 4(0-5) T : saat beraktifitas Riwayat kesehatan dahulu - Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya. - Riwayat pemakaian obat-obatan c. Pengkajian primer Airway a. Pengkajian Primer 1) Airway Jalan napas tidak normal Terdengar adanya bunyi napas ronchi Tidak ada jejas badan daerah dada 2) Breathing Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal dan cepat Kelemahan otot pernapasan
  • 12. 12 Kesulitan bernapas : sianosis 3) Circulation Penurunan curah jantung : gelisah berkeringat banyak Reaksi emosi yang kuat Pusing, mata berkunang – kunang 4) Disability Dapat terjadi penurunan kesadaran Triase : merah karena kasus ini merupakan kasus yang sangat gawat apabila tidak ditangani secara cepat,tepat dan aman. d.Pengkajian Sekunder 1) Pengumpulan Data AKTIVITAS&ISTIRAHAT Subyektif:Menurunnyatenaga/kelelahan Insomnia SIRKULASI Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak) Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock). Heartrate :takikardi biasa terjadi Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin INTEGRITAS EGO Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental. MAKANAN/CAIRAN Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan Hilang/melemahnya bowel sounds NEUROSENSORI Suby./Oby. : Gejala truma kepala Kelambanan mental, disfungsi motorik RESPIRASI Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse Kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger” Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
  • 13. 13 Peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi. Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas bronkhial Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi. Sputum encer, berbusa Pallor atau cyanosis Penurunan kesadaran, confusion RASAAMAN Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode anaplastik SEKSUALITAS Suby./Oby. : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia E .pengkajian psikososial Kaji bagaimana pola interaksi klien terhadap orang – orang disekitarnya seperti hubungannya dengan keluarga, teman dekat, dokter, maupun dengan perawat. I.Pemeriksaan penunjang 1. Pemeriksaan AGD didapat adanya hipoksemia kemudian hiperkapni dengan asidosis respiratorik. 2. Pemeriksaan radiologis, mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada, setelah 12-24 jam akan tampak infiltrate alveolar tanpa batas yang tegas diseluruh paru 3. Biopsi paru , terdapat adanya pengumpulan granulosit secara abnormal dalam parenkim paru 2.Klasifikasi data Data subyektif : Menurunnyatenaga/kelelahan Insomnia Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
  • 14. 14 Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian Kehilangan selera makan, nausea Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse Kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger” Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episodeanaplastik Data objektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock). Heartrate :takikardi biasa terjadi Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi Disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental Formasi edema/perubahan berat badan Hilang/melemahnya bowel sounds Respiras rapid, swallow, grunting Peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi. Suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas bronkhial Perkusi dada : Dull diatas area konsolidasi Penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada Peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi. Sputum encer, berbusa Pallor atau cyanosis Penurunan kesadaran, confusion 2. Diagnosa keperawatan a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan akumulasi protein dan cairan dalam interstisial / area alveolar. b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya tahanan jalan nafas (edema interstisial). c. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan kurang kesadaran akan bahaya lingkungan
  • 15. 15 3. Intervensi N o Hari/tgl / jam Diagnos a Rencana tujuan Rencana tindakan Rasional 1 DX : 1 Setelah diberikan askep selama …. jam diharapka n masalah pertukaran gas tertangani dengan kriteria sesak nafas (-), ada perbaikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan GDA dalam rentang normal Kaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan frekwensi/upaya pernafasan atau perubahan pola nafas. Catat ada/tidaknya bunyi nafas tambahan seperti mengi, krekels. Kaji adanya cyanosis Takipnea adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan upaya pernafasan dapat menunjukkan derajat hipoksemia. Bunyi nafas dapat menurun, krekels adalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat peningkatanpermeabilita s membran alveolar- kapiler. Mengi adalah bukti konstriksi bronkus dan/ penyempitan jalan nafas s/d mukus/edema. Sianosis sentral dari (organ) hangat spt lidah, bibir, dan daun telinga adalah paling indikatif dari hipoksemia sistemik. Sianosis perifer kuku/ ekstremitas s/d vasokonstriksi. Dapat menunjukkan berlanjutnya hipoksemia dan/ asidosis
  • 16. 16 Observasi kecendrungan tidur, apatis, tidak perhatian,gelisah , bingung, somnolen. Auskultasi frekwensi jantung dan irama. Berikan oksigen sesuai indikasi Bantu dengan/ berikan tindakan IPPB Hipoksemia dapat menyebabkan mudah terangsang pada miokardium, menghasilkan berbagai disritmia. Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran dengan tekanan jalan napas positif kontinu. Meningkatkan ekspansi penuh paru untuk memperbaiki oksigenasi. Intubasi dan dukungan ventilasi diberikan bila PaO2 kurang dari 60 mm Hg dan tidak berespon terhadap peningkatan oksigen murni (FIP2). Menunjukkan ventilasi/oksigenasi dan status asam/basa Digunakan sebagai dasar evaluasi keefektifan terapi/ indikator kebutuhan perubahan terapi. Untuk memperbaiki penyebab ARDS dan mencegah berlanjutnya/ potensial komplikasi
  • 17. 17 Awasi/ gambarkan seri AGD/ oksimetri nadi Berikan obat sesuai indikasi spt antibiotika, steroid, diuretik. fatal hipoksemia. Steroid untuk menurunkan inflamasi dan meningkatkan produksi surfaktan. Antibiotika untuk meengobati patogen penyebab adanya infeksi. Diuretik untuk mendorong pengeluaran cairan yang berlebih akibat edema. . 2 DX : 2 Setelah diberikan tindakan perawatan selama …jam diharapka n bersihan jalan napas efektif dengan kriteria dispnea(-), jalan napas paten dengan bunyi napas bersih/ tidak ada ronchi. Catat perubahan upaya dan pola bernapas. Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya/ peningkatan fremitus. Catat karakteristik bunyi napas Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan upaya peningkatan bernapas Ekspansi dada terbatas/ tak sama s/d akumalasi cairan, edema dan sekret dalam seksi lobus. Konsolidasi paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan fremitus. Dapat menunjukkan aliran udara melalui trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan mukus / obstuksi aliran udara lain. Mengi merupakan bukti konstriksi bronkus/ penyempitan jalan napas s/d edema. Ronchi dapat
  • 18. 18 Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan napas sesuai kebutuhan. Kolaborasi : berikan oksigen lembab, cairan IV, berikan kelembaban ruangan yang tepat. Berikan Bronkodilator/ ekspektoran sesuai indikasi jelas tanpa batuk dan menunjukkan pengumpulan mukus pada jalan napas. Memudahkan memelihara jalan napas atas paten bila jalan napas pasien dipengaruhi. Kelembaban menghilangkan dan memobilisasi sekret serta meningkatkan transport oksigen. Untuk miningkatkan bersihan jalan napas. 3 DX : 3 Setelah diberikan tindakan perawatan Identifikasi situasi yang mendukung kecelakaan. Agar segala sesuatu yang dapat menimbulkan masalah/ berbahaya bagi klien dapat dihindari.
  • 19. 19 selama ... jam diharapka n tidak terjadi cedera Kurangi/ hilangkan situasi yanG berbahaya. Pasang pembatas pada tempat tidur Untuk menjaga/ menyangga klien agar tidak terjatuh. 4. Implementasi dan Evaluasi Hari/tgl dx jam Implementasi evaluasi 1. mengKaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan frekwensi/upaya pernafasan atau perubahan pola nafas. Hasil : sesak nafas (-), MenCatat ada/tidaknya bunyi nafas tambahan seperti mengi, krekels. Hasil : Bunyi nafas tambahan bekurang MengKaji adanya cyanosis Hasil ; Sianosis berkurang S : klien mengatakan sesaknya berkurang. O : klien nampak tenang A : masalah teratasi P : intervensi di pertahankan
  • 20. 20 MengObservasi kecendrungan tidur, apatis, tidak perhatian,gelisah, bingung, somnolen. Hasil : Klien nampak tenang MengAuskultasi frekwensi jantung dan iramaMemberika n oksigen sesuai indikasi Hasil : irama jantung sudah agak normal Membantu dengan/ berikan tindakan IPPB mengawasi/ gambarkan seri AGD/ oksimetri nadi Hasil : memberikan obat sesuai indikasi spt antibiotika, steroid, diuretik Hasil :
  • 21. 21 Obat di berikan sesuai indikasi 2 Mencatat perubahan upaya dan pola bernapas. Hasil : pola nafas sudah normal Mengobservasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya/ peningkatan fremitus. Hasil : Mencatat karakteristik bunyi napas Hasil : Mempertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan napas sesuai kebutuhan. Hasil : posisi kepala tepat dan sesuai indikasi Mengkolaborasi : berikan oksigen lembab, cairan IV, berikan S : klien mengatakan pernafasan nya agak lega dan sudsh agak normal O : klien nampak bernafas dengan lega dan sedikit tenang A : masalah agak teratasi P : interfensi di pertahankan
  • 22. 22 kelembaban ruangan yang tepat. Hasil: terpasang oksigen Memberikan Bronkodilator/ ekspektoran sesuai indikasi Hasil : ada obat untuk mengencerkan dahak 3. Mengidentifikasi situasi yang mendukung kecelakaan Mengurangi/ hilangkan situasi yanG berbahaya. Pasang pembatas pada tempat tidur Hasil : terpasang pembatas pada dinding tempat tidur S : klien mengatakan sudah merasa nyaman O : Nampak terpasang pembatas pada dinding tempat tidur A : masalah agak teratasi P : intervensi di lanjutkan
  • 23. 23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ARDS adalah kondisi kedaruratan paru yang tiba-tiba dan bentuk kegagalan nafas berat, biasanya terjadi pada orang yang sebelumnya sehat yang telah terpajan pada berbagai penyebab pulmonal atau nonpulmonal (Hudak Gallo,1997;579). ARDS adalah sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri yang terjadi setelah penyakit atau cedera (Smeltzer,2001;615). B. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Kami selalu membuka diri untuk menerima saran dan kritik dari semua pihak yang sama-sama bertujuan membangun makalah ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami ke depannya.
  • 24. 24 DAFTAR PUSTAKA  http://boxeramdkep.blogspot.com/2011/09/askep.html  http://tengkoraktolisclub.blogspot.com/2011/11/askep-ards.html  Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.EGC. Jakarta  Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC. Jakarta.