SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Asuhan Keperawatan Klien dengan
ARDS
(Adult Respiratory Distress Syndrome)
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat,
hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.
2. ETIOLOGI
Ards berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma
jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. PATOFISIOLOGI
Timbul serangan
Trauma endotelium paru

Kerusakan jaringan paru

Trauma type ii

dan epitelium alveolar

pneumocytes

Peningkatan permeabilitas
Edema pulmonal

Penurunan surfactan
Penurunan pengembangan

Atelektasis

paru

Alveoli terendam

Hipoksemia

Abnormalitas
ventilasi-perfusi

Proses penyembuhan

Sembuh ?

Fibrosis

Kematian
4. MANIFESTASI KLINIK
a. Peningkatan jumlah pernapasan
b. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
c. Pada auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
5. FAKTOR RESIKO
a. Trauma langsung pada paru
•

Pneumoni virus,bakteri,fungal

•

Contusio paru

•

Aspirasi cairan lambung

•

Inhalasi asap berlebih

•

Inhalasi toksin

•

Menghisap o2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama

b. Trauma tidak langsung
•

Sepsis

•

Shock

•

Dic (dissemineted intravaskuler coagulation)

•

Pankreatitis

•

Uremia

•

Overdosis obat

•

Idiophatic (tidak diketahui)

•

Bedah cardiobaypass yang lama

•

Transfusi darah yang banyak

•

Pih (pregnand induced hipertension)

•

Peningkatan tik

•

Terapi radiasi

6. PENATA LAKSANAAN MEDIS
a. Tujuan terapi :
•

Support pernapasan

•

Mengobati penyebab jika mungkin

•

Mencegah komplikasi.

b. Terapi :
 Intubasi untuk pemasangan ett
 Pemasangan ventilator mekanik (positive end expiratory pressure) untuk
mempertahankan keadekuatan level o2 darah.
 Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan
ventilator
 Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya :
•

Inotropik agent (dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung &
tekanan darah.

•

Antibiotik untuk mengatasi infeksi

•

Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon
inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru.

DATA DASAR PENGKAJIAN
keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi saat periode latent saat fungsi paru relatif
masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah
terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan
pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan
mana diagnosis dibuat.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan dat
 AKTIVITAS & ISTIRAHAT
Subyektif Ddddddddd
fgfgfdFDFFDFDFD
Subyektif

: menurunnya tenaga/kelelahan, insomnia

 Sirkulasi
Subyektif

: riwayat

pembedahan

jantung/bypass

cardiopulmonary,

fenomena

embolik (darah, udara, lemak)
Obyektif

: tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia),
hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock).
heart rate : takikardi biasa terjadi
bunyi jantung : normal pada fase awal, s2 (komponen pulmonic) dapat

terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa
terjadi (stadium lanjut)
INTEGRITAS EGO
Subyektif

: keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian

Obyektif

: restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.

MAKANAN/CAIRAN
Subyektif

: kehilangan selera makan, nausea

Obyektif

: formasi edema/perubahan berat badan
hilang/melemahnya bowel sounds

NEUROSENSORI
Suby./oby.

: gejala truma kepala
kelambanan mental, disfungsi motorik

RESPIRASI
Subyektif

: riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse
kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”

Obyektif

: respirasi : rapid, swallow, grunting
peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti
retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen
tinggi.
suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan
suara nafas bronkhial
perkusi dada : dull diatas area konsolidasi
penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada
peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan
cara palpasi.
sputum encer, berbusa
pallor atau cyanosis
penurunan kesadaran, confusion

RASA AMAN
Subyektif

: adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode
anaplastik

SEKSUALITAS
Suby./oby.

: riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia

KEBUTUHAN BELAJAR
Subyektif
Discharge plan

: riwayat ingesti obat/overdosis
:

ketergantungan sebagai efek dari kerusakan pulmonal,
mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping, self-care.
STUDY DIAGNOSTIK
-

Chest x-ray

-

Abgs/analisa gas darah

-

Pulmonary function test

-

Shunt measurement (qs/qt)

-

Alveolar-arterial gradient (a-a gradient)

-

Lactic acid level

b. Pengelompokan data
c. Analisa data
d. Prioritas masalah
2. Diagnose keperawatan
3. Rencana asuhan keperawatan
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi
2. Meminimalkan/mencegah komplikasi
3. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan
4. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan
TUJUAN KEPERAWATAN
1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat
2. Suara nafas bersih/membaik
3. Bebas sari terjadinya komplikasi
4. Memandang secara realistis terhadap situasi
5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan :
dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa
sputum, cyanosis.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai
dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan abgs,
dan a-a gradient.
3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental
4. Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non
kardia.
5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan
penurunan curah jantung,edema,hipotensi.
6. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan
sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan.
7. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status
kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan
masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan,
gelisah.
8. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan
kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan
pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Intervensi dan rasional
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas,
peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan :
dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau
tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan :
-

Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan
ronchi (-)

-

Pasien bebas dari dispneu

-

Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
-

Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas

Tindakan :
Independen
-

Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya
Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha
dalam bernafas

-

Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus
Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya
cairan dapat meningkatkan fremitus

-

Catat karakteristik dari suara nafas
Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial
dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas

-

Catat karakteristik dari batuk
Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi
dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan
purulent

-

Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu
Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten

-

Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction
bila ada indikasi
Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan
atelektasis dan infeksi paru

-

Peningkatan oral intake jika memungkinkan
Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum

Kolaboratif
-

Berikan oksigen, cairan iv ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi
Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen

-

Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi
Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret

-

Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada
indikasi
Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot
pernafasan

-

Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik
Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan
meningkatkan ventilasi

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai
dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan
abgs, dan a-a gradient.
Tujuan :
-

Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai
abgs normal

-

Bebas dari gejala distress pernafasan

Tindakan :
Independen
-

Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas
Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha
nafas

-

Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles,
dan wheezing
Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena
peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan
permeabilitas

membran

alveoli

–

kapiler.

Wheezing

terjadi

karena

bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas
-

Kaji adanya cyanosis
Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari hb) sebelum cyanosis
muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya
hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah
vasokontriksi.

-

Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat
Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium

-

Berikan istirahat yang cukup dan nyaman
Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen

Kolaboratif
-

Berikan humidifier oksigen dengan masker cpap jika ada indikasi
Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang
sesuai

-

Berikan pencegahan ippb
Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi

-

Review x-ray dada
Memperlihatkan kongesti paru yang progresif

-

Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan
ekspektorant
Untuk mencegah ards
3. Resiko tinggi defisit volume cairan
Faktor resiko : penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental
Tujuan :
Pasien dapat menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah,
berat badan, urine output pada batas normal.
Tindakan :
Independen
-

Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan
volume)
Berkurangnya

volume/keluarnya

cairan

dapat

meningkatkan

heart

rate,

menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi menurun.
-

Amati perubahan kesadaran, turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan
karakter sputum
Penurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan
dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret
kental.

-

Hitung intake, output dan balance cairan. Amati “insesible loss”
Memberikan informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif
merupakan indikasi terjadinya deficit cairan.

-

Timbang berat badan setiap hari
Perubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total body water

Kolaboratif
-

Berikan cairan iv dengan observasi ketat
Mempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun
cairan mengalami deficit, pemberian cairan iv dapat meningkatkan kongesti paru
yang dapat merusak fungsi respirasi

-

Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai indikasi
Elektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi
deuritik.

4. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status
kesehatan, takut mati,

faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai

oleh

mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak
berdaya, ketakutan, gelisah.
Tujuan :
-

Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal
-

Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai
berkurang

-

Mampu menanggulangi, mampu menggunakan sumber-sumber pendukung untuk
memecahkan masalah yang dialaminya.

Tindakan
Independen:
-

Observasi peningkatan pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi.
Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan.

-

Pertahankan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan stimulasi. Usahakan
perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu istirahat.
Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang
digunakan.

-

Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi.
Memberi kesempatan untuk pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan
merasakan sendiri dari pengontrolannya.

-

Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukan
Menolong mengenali asal kecemasan/ketakutan yang dialami

-

Dorong pasien untuk mengekspresikan kecemasannya.
Langkah awal dalam mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan
terekspresi.

-

Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus ditanggulanginya.
Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi
lebih baik.

-

Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya.
Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat mengurangi
kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman hati yang palsu
tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari
permasalahan itu.

-

Identifikasi tehnik pasien yang digunakan sebelumnya untuk menanggulangi rasa
cemas.
Kemampuan yang dimiliki pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan terhadap
kecemasannya

Kolaboratif
-

Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor efek yang merugikan.
Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan
meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi
pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan.
5. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan
dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan
mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya.
Tujuan :
-

Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses penyakit dan terafi

-

Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan cara beraktivitas

-

Mengidentifikasi

dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian

medis
-

Memformulasikan rencana untuk follow –up

Tindakan :
Independen
-

Berikan pembelajaran dari apa yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan
jelas dan dimengerti. Kaji potensial untuk kerjasama dengan cara pengobatan di
rumah. Meliputi hal yang dianjurkan.
Penyembuhan dari gagal nafas mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi dan
energi untuk menerima informasi baru. Ini meliputi tentang proses penyakit yang
akan menjadi berat atau yang sedang mengalami penyembuhan.

-

Sediakan informasi masalah penyebab dari penyakit yang sedang dialami pasien.
Ards adalah sebuah komplikasi dari penyakit lain, bukan merupakan diagnosa
primer. Pasien sering bingung oleh perkembangan itu, dalam k esehatan sistem
respirasi sebelumnya.

-

Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan. Diskusikan cara menghindari
overexertion dan perlunya mempertahankan pola istirahat yang periodik. Hindari
lingkungan yang dingin dan orang-orang terinfeksi.
Pencegahan perlu dilakukan selama tahap penyembuhan. Hindari faktor yang
disebabkan oleh lingkungan seperti merokok. Reaksi alergi atau infeksi yang
mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi berikutnya.

-

Sediakan informasi baik secara verbal atau tulisan mengenai pengobatan misalnya:
tujuan, efek samping, cara pemberian , dosis dan kapan diberikan
Merupakan instruksi bagi pasien untuk keamanan pengobatan dan cara-cara
pengobatan dapat diikutinya.

-

Kaji kembali konseling tentang nutrisi ; kebutuhan makanan tinggi kalori
Pasien dengan masalah respirasi yang berat biasanya kehilangan berat-badan dan
anoreksia sehingga kebutuhan nutrisi meningkat untuk penyembuhan.

-

Bimbing dalam melakukan aktivitas.
Pasien harus menghindari kelelahan dan menyelingi waktu istirahat dengan
aktivitas dengan tujuan meningkatkan stamina dan cegah hal yang membutuhkan
oksigen yang banyak
-

Demonstrasikan teknik adaptasi pernafasan dan cara untuk menghemat energi
selama aktivitas.
Kondisi yang lemah mungkin membuat kesulitan untuk pasien mengatur aktivitas
yang sederhana.

-

Diskusikan follow-up care misalnya kunjungan dokter, test fungsi sistem pernafasan
dan tanda/gejala yang membutuhkan evaluasi/intervensi.
Alasan mengerti dan butuh untuk follow up care sebaik dengan apa yang
merupakan kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam hal medis dan
mungkin mempertinggi kerjasama dengan medis.

-

Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti kunjungan perawat
Mendukung selama periode penyembuhan
Daftar pustaka
Carpenito,lynda juall. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan.egc. Jakarta.
Doengoes, m.e. 2000. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien. Egc. Jakarta.
Hudak, gall0. 1997. Keperawatan kritis. Pendekatan holistik.ed.vi. Vol.i. Egc.

Jakarta.

……… 2000. Diktat kuliah gawat darurat. Psik fk.unair. Ta: 2000/2001. Surabaya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (15)

Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
 
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA Dok. kep ruang icu  AKPER PEMKAB MUNA
Dok. kep ruang icu AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. KepASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
ASKEP ARDS oleh Muhammad Alfian S. Kep
 
Gagal napas
Gagal napasGagal napas
Gagal napas
 
Pp gagal nafas
Pp gagal nafasPp gagal nafas
Pp gagal nafas
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
PPT ARDS
PPT ARDSPPT ARDS
PPT ARDS
 
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
 
kasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napaskasus KGD gagal napas
kasus KGD gagal napas
 
Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA Ards AKPER PEMKAB MUNA
Ards AKPER PEMKAB MUNA
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 

Semelhante a ARDS

Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeArif WR
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitIndro Harianto
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.pptAdrenaReaLyadi1
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptxShinShintara1
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisemayeliani
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiValny Majid
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askepImhe Imha
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasifikri asyura
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaDwi Zhagtris
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio mirapokeh
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraNola Hastuti
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxSurtiDepi
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxRizkyPramataSimamora
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1sharklasers22
 

Semelhante a ARDS (20)

Adult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress SyndromeAdult Respiratory Distress Syndrome
Adult Respiratory Distress Syndrome
 
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakitAsuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
1.Gagal napas_ Sudarminto.pptx
 
4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi
 
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
Ventilator askep
Ventilator askepVentilator askep
Ventilator askep
 
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasiKorelasi klinik kelainan sistem respirasi
Korelasi klinik kelainan sistem respirasi
 
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 
Askep e salio
Askep e salio Askep e salio
Askep e salio
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

ARDS

  • 1. Asuhan Keperawatan Klien dengan ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome) A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru. 2. ETIOLOGI Ards berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. PATOFISIOLOGI Timbul serangan Trauma endotelium paru Kerusakan jaringan paru Trauma type ii dan epitelium alveolar pneumocytes Peningkatan permeabilitas Edema pulmonal Penurunan surfactan Penurunan pengembangan Atelektasis paru Alveoli terendam Hipoksemia Abnormalitas ventilasi-perfusi Proses penyembuhan Sembuh ? Fibrosis Kematian
  • 2. 4. MANIFESTASI KLINIK a. Peningkatan jumlah pernapasan b. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis c. Pada auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan 5. FAKTOR RESIKO a. Trauma langsung pada paru • Pneumoni virus,bakteri,fungal • Contusio paru • Aspirasi cairan lambung • Inhalasi asap berlebih • Inhalasi toksin • Menghisap o2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama b. Trauma tidak langsung • Sepsis • Shock • Dic (dissemineted intravaskuler coagulation) • Pankreatitis • Uremia • Overdosis obat • Idiophatic (tidak diketahui) • Bedah cardiobaypass yang lama • Transfusi darah yang banyak • Pih (pregnand induced hipertension) • Peningkatan tik • Terapi radiasi 6. PENATA LAKSANAAN MEDIS a. Tujuan terapi : • Support pernapasan • Mengobati penyebab jika mungkin • Mencegah komplikasi. b. Terapi :
  • 3.  Intubasi untuk pemasangan ett  Pemasangan ventilator mekanik (positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan keadekuatan level o2 darah.  Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator  Pengobatan tergantung klien dan proses penyakitnya : • Inotropik agent (dopamine ) untuk meningkatkan curah jantung & tekanan darah. • Antibiotik untuk mengatasi infeksi • Kortikosteroid dosis besar (kontroversial) untuk mengurangi respon inflamasi dan mempertahankan stabilitas membran paru. DATA DASAR PENGKAJIAN keadaan-keadaan berikut biasanya terjadi saat periode latent saat fungsi paru relatif masih terlihat normal (misalnya 12 – 24 jam setelah trauma/shock atau 5 – 10 hari setelah terjadinya sepsis) tapi secara berangsur-angsur memburuk sampai tahapan kegagalan pernafasan. Gejala fisik yang ditemukan amat bervariasi, tergantung daripada pada tahapan mana diagnosis dibuat. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian a. Pengumpulan dat  AKTIVITAS & ISTIRAHAT Subyektif Ddddddddd fgfgfdFDFFDFDFD Subyektif : menurunnya tenaga/kelelahan, insomnia  Sirkulasi Subyektif : riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak) Obyektif : tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock). heart rate : takikardi biasa terjadi bunyi jantung : normal pada fase awal, s2 (komponen pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
  • 4. INTEGRITAS EGO Subyektif : keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian Obyektif : restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental. MAKANAN/CAIRAN Subyektif : kehilangan selera makan, nausea Obyektif : formasi edema/perubahan berat badan hilang/melemahnya bowel sounds NEUROSENSORI Suby./oby. : gejala truma kepala kelambanan mental, disfungsi motorik RESPIRASI Subyektif : riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger” Obyektif : respirasi : rapid, swallow, grunting peningkatan kerja nafas ; penggunaan otot bantu pernafasan seperti retraksi intercostal atau substernal, nasal flaring, meskipun kadar oksigen tinggi. suara nafas : biasanya normal, mungkin pula terjadi crakles, ronchi, dan suara nafas bronkhial perkusi dada : dull diatas area konsolidasi penurunan dan tidak seimbangnya ekpansi dada peningkatan fremitus (tremor vibrator pada dada yang ditemukan dengan cara palpasi. sputum encer, berbusa pallor atau cyanosis penurunan kesadaran, confusion RASA AMAN Subyektif : adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode anaplastik SEKSUALITAS Suby./oby. : riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia KEBUTUHAN BELAJAR Subyektif Discharge plan : riwayat ingesti obat/overdosis : ketergantungan sebagai efek dari kerusakan pulmonal,
  • 5. mungkin membutuhkan asisten saat bepergian, shopping, self-care. STUDY DIAGNOSTIK - Chest x-ray - Abgs/analisa gas darah - Pulmonary function test - Shunt measurement (qs/qt) - Alveolar-arterial gradient (a-a gradient) - Lactic acid level b. Pengelompokan data c. Analisa data d. Prioritas masalah 2. Diagnose keperawatan 3. Rencana asuhan keperawatan PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Memperbaiki/mempertahankan fungsi respirasi optimal dan oksigenasi 2. Meminimalkan/mencegah komplikasi 3. Mempertahankan nutrisi adekuat untuk penyembuhan/membantu fungsi pernafasan 4. Memberikan support emosi kepada pasien dan keluarga 5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognose, dan kebutuhan pengobatan TUJUAN KEPERAWATAN 1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat 2. Suara nafas bersih/membaik
  • 6. 3. Bebas sari terjadinya komplikasi 4. Memandang secara realistis terhadap situasi 5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan abgs, dan a-a gradient. 3. Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental 4. Resiko tinggi kelebihan volome cairan berhubungan dengan edema pulmonal non kardia. 5. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran balik vena dan penurunan curah jantung,edema,hipotensi. 6. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pertukaran gas tidak adekuat,pening katan sekresi,penurunan kemampuan untuk oksigenasi dengan adekuat atau kelelahan. 7. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. 8. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya. Intervensi dan rasional 1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan nafas ditandai dengan : dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk dengan atau tanpa sputum, cyanosis. Tujuan : - Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-) - Pasien bebas dari dispneu - Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
  • 7. - Memperlihatkan tingkah laku mempertahankan jalan nafas Tindakan : Independen - Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam bernafas - Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitus Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan dapat meningkatkan fremitus - Catat karakteristik dari suara nafas Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas - Catat karakteristik dari batuk Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent - Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten - Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction bila ada indikasi Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis dan infeksi paru - Peningkatan oral intake jika memungkinkan Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum Kolaboratif - Berikan oksigen, cairan iv ; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen - Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret - Berikan fisiotherapi dada misalnya : postural drainase, perkusi dada/vibrasi jika ada indikasi Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot pernafasan - Berikan bronchodilator misalnya : aminofilin, albuteal dan mukolitik Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan meningkatkan ventilasi 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan alveolar hipoventilasi, penumpukan
  • 8. cairan di permukaan alveoli, hilangnya surfaktan pada permukaan alveoli ditandai dengan : takipneu, penggunaan otot-otot bantu pernafasan, cyanosis, perubahan abgs, dan a-a gradient. Tujuan : - Pasien dapat memperlihatkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat dengan nilai abgs normal - Bebas dari gejala distress pernafasan Tindakan : Independen - Kaji status pernafasan, catat peningkatan respirasi atau perubahan pola nafas Takipneu adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia dan peningkatan usaha nafas - Catat ada tidaknya suara nafas dan adanya bunyi nafas tambahan seperti crakles, dan wheezing Suara nafas mungkin tidak sama atau tidak ada ditemukan. Crakles terjadi karena peningkatan cairan di permukaan jaringan yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran alveoli – kapiler. Wheezing terjadi karena bronchokontriksi atau adanya mukus pada jalan nafas - Kaji adanya cyanosis Selalu berarti bila diberikan oksigen (desaturasi 5 gr dari hb) sebelum cyanosis muncul. Tanda cyanosis dapat dinilai pada mulut, bibir yang indikasi adanya hipoksemia sistemik, cyanosis perifer seperti pada kuku dan ekstremitas adalah vasokontriksi. - Observasi adanya somnolen, confusion, apatis, dan ketidakmampuan beristirahat Hipoksemia dapat menyebabkan iritabilitas dari miokardium - Berikan istirahat yang cukup dan nyaman Menyimpan tenaga pasien, mengurangi penggunaan oksigen Kolaboratif - Berikan humidifier oksigen dengan masker cpap jika ada indikasi Memaksimalkan pertukaran oksigen secara terus menerus dengan tekanan yang sesuai - Berikan pencegahan ippb Peningkatan ekspansi paru meningkatkan oksigenasi - Review x-ray dada Memperlihatkan kongesti paru yang progresif - Berikan obat-obat jika ada indikasi seperti steroids, antibiotik, bronchodilator dan ekspektorant
  • 9. Untuk mencegah ards 3. Resiko tinggi defisit volume cairan Faktor resiko : penggunaan deuritik, keluaran cairan kompartemental Tujuan : Pasien dapat menunjukkan keadaan volume cairan normal dengan tanda tekanan darah, berat badan, urine output pada batas normal. Tindakan : Independen - Monitor vital signs seperti tekanan darah, heart rate, denyut nadi (jumlah dan volume) Berkurangnya volume/keluarnya cairan dapat meningkatkan heart rate, menurunkan tekanan darah, dan volume denyut nadi menurun. - Amati perubahan kesadaran, turgor kulit, kelembaban membran mukosa dan karakter sputum Penurunan cardiac output mempengaruhi perfusi/fungsi cerebral. Deficit cairan dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, sekret kental. - Hitung intake, output dan balance cairan. Amati “insesible loss” Memberikan informasi tentang status cairan. Keseimbangan cairan negatif merupakan indikasi terjadinya deficit cairan. - Timbang berat badan setiap hari Perubahan yang drastis merupakan tanda penurunan total body water Kolaboratif - Berikan cairan iv dengan observasi ketat Mempertahankan/memperbaiki volume sirkulasi dan tekanan osmotik. Meskipun cairan mengalami deficit, pemberian cairan iv dapat meningkatkan kongesti paru yang dapat merusak fungsi respirasi - Monitor/berikan penggantian elektrolit sesuai indikasi Elektrolit khususnya pottasium dan sodium dapat berkurang sebagai efek therapi deuritik. 4. Cemas/takut berhubungan dengan krisis situasi, pengobatan , perubahan status kesehatan, takut mati, faktor fisiologi (efek hipoksemia) ditandai oleh mengekspresikan masalah yang sedang dialami, tensi meningkat, dan merasa tidak berdaya, ketakutan, gelisah. Tujuan : - Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara verbal
  • 10. - Mengakui dan mau mendiskusikan ketakutannya, rileks dan rasa cemasnya mulai berkurang - Mampu menanggulangi, mampu menggunakan sumber-sumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya. Tindakan Independen: - Observasi peningkatan pernafasan, agitasi, kegelisahan dan kestabilan emosi. Hipoksemia dapat menyebabkan kecemasan. - Pertahankan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan stimulasi. Usahakan perawatan dan prosedur tidak menggaggu waktu istirahat. Cemas berkurang oleh meningkatkan relaksasi dan pengawetan energi yang digunakan. - Bantu dengan teknik relaksasi, meditasi. Memberi kesempatan untuk pasien untuk mengendalikan kecemasannya dan merasakan sendiri dari pengontrolannya. - Identifikasi persepsi pasien dari pengobatan yang dilakukan Menolong mengenali asal kecemasan/ketakutan yang dialami - Dorong pasien untuk mengekspresikan kecemasannya. Langkah awal dalam mengendalikan perasaan-perasaan yang teridentifikasi dan terekspresi. - Membantu menerima situsi dan hal tersebut harus ditanggulanginya. Menerima stress yang sedang dialami tanpa denial, bahwa segalanya akan menjadi lebih baik. - Sediakan informasi tentang keadaan yang sedang dialaminya. Menolong pasien untuk menerima apa yang sedang terjadi dan dapat mengurangi kecemasan/ketakutan apa yang tidak diketahuinya. Penentraman hati yang palsu tidak menolong sebab tidak ada perawat maupun pasien tahu hasil akhir dari permasalahan itu. - Identifikasi tehnik pasien yang digunakan sebelumnya untuk menanggulangi rasa cemas. Kemampuan yang dimiliki pasien akan meningkatkan sistem pengontrolan terhadap kecemasannya Kolaboratif - Memberikan sedative sesuai indikasi dan monitor efek yang merugikan. Mungkin dibutuhkan untuk menolong dalam mengontrol kecemasan dan meningkatkan istirahat. Bagaimanapun juga efek samping seperti depresi pernafasan mungkin batas atau kontraindikasi penggunaan.
  • 11. 5. Defisit pengetahuan , mengenai kondisi , terafi yang dibutuhkan berhubungan dengan kurang informasi, salah presepsi dari informasi yang ditandai dengan mengajukan pertanyaan , menyatakan masalahnya. Tujuan : - Pasien dapat menerangkan hubungan antara proses penyakit dan terafi - Menjelaskan secara verbal diet, pengobatan dan cara beraktivitas - Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian medis - Memformulasikan rencana untuk follow –up Tindakan : Independen - Berikan pembelajaran dari apa yang dibutuhkan pasien. Berikan informasi dengan jelas dan dimengerti. Kaji potensial untuk kerjasama dengan cara pengobatan di rumah. Meliputi hal yang dianjurkan. Penyembuhan dari gagal nafas mungkin memerlukan perhatian, konsentrasi dan energi untuk menerima informasi baru. Ini meliputi tentang proses penyakit yang akan menjadi berat atau yang sedang mengalami penyembuhan. - Sediakan informasi masalah penyebab dari penyakit yang sedang dialami pasien. Ards adalah sebuah komplikasi dari penyakit lain, bukan merupakan diagnosa primer. Pasien sering bingung oleh perkembangan itu, dalam k esehatan sistem respirasi sebelumnya. - Instruksikan tindakan pencegahan, jika dibutuhkan. Diskusikan cara menghindari overexertion dan perlunya mempertahankan pola istirahat yang periodik. Hindari lingkungan yang dingin dan orang-orang terinfeksi. Pencegahan perlu dilakukan selama tahap penyembuhan. Hindari faktor yang disebabkan oleh lingkungan seperti merokok. Reaksi alergi atau infeksi yang mungkin terjadi untuk mencegah komplikasi berikutnya. - Sediakan informasi baik secara verbal atau tulisan mengenai pengobatan misalnya: tujuan, efek samping, cara pemberian , dosis dan kapan diberikan Merupakan instruksi bagi pasien untuk keamanan pengobatan dan cara-cara pengobatan dapat diikutinya. - Kaji kembali konseling tentang nutrisi ; kebutuhan makanan tinggi kalori Pasien dengan masalah respirasi yang berat biasanya kehilangan berat-badan dan anoreksia sehingga kebutuhan nutrisi meningkat untuk penyembuhan. - Bimbing dalam melakukan aktivitas. Pasien harus menghindari kelelahan dan menyelingi waktu istirahat dengan aktivitas dengan tujuan meningkatkan stamina dan cegah hal yang membutuhkan
  • 12. oksigen yang banyak - Demonstrasikan teknik adaptasi pernafasan dan cara untuk menghemat energi selama aktivitas. Kondisi yang lemah mungkin membuat kesulitan untuk pasien mengatur aktivitas yang sederhana. - Diskusikan follow-up care misalnya kunjungan dokter, test fungsi sistem pernafasan dan tanda/gejala yang membutuhkan evaluasi/intervensi. Alasan mengerti dan butuh untuk follow up care sebaik dengan apa yang merupakan kebutuhan untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam hal medis dan mungkin mempertinggi kerjasama dengan medis. - Kaji rencana untuk mengunjungi pasien seperti kunjungan perawat Mendukung selama periode penyembuhan
  • 13. Daftar pustaka Carpenito,lynda juall. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan.egc. Jakarta. Doengoes, m.e. 2000. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Egc. Jakarta. Hudak, gall0. 1997. Keperawatan kritis. Pendekatan holistik.ed.vi. Vol.i. Egc. Jakarta. ……… 2000. Diktat kuliah gawat darurat. Psik fk.unair. Ta: 2000/2001. Surabaya.