SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
ADAT
Bagi setiap orang khususnya orang Bali, adat bukanlah hal yang baru, karena adat merupakan
salah satu nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang orang Bali. Dalam
perkembangannya sejak tahun 1969, masalah adat mulai mendapat perhatian yang serius dari
semua pihak, yaitu pada saat diselenggarakannya seminar hukum “Pembinaan Awig-awig
Dalam Tertib Masyarakat” oleh Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas
Udayana.
Melalui seminar tersebut, ditemukanlah dasar hukum berlakunya hukum adat Bali dan
disepakati untuk dijadikan landasan utama dalam pembinaan adat, menyusun awig-awig atau
aturan-aturan adat. Namun masyarakat kecenderungan masih menganggap adat semata-mata
sebagai peraturan hanya dari aspek hukumnya saja, terutama bagi masyarakat kalangan
berkedudukan, berilmu pengetahuan dan keadaan sosial ekonomi yang sudah mapan.

Tapi bagi masyarakat luas, pada umumnya adat bukanlah salah satu bentuk hukum tertulis,
tetapi merupakan pelaksanaan dari ajaran agama Hindu yang dianutnya, bahkan dianggap
sebagai penerapan ajaran agama Hindu yang harus dipenuhi.
Sehingga dualisme pengertian adat akan menimbulkan masalah-masalah baru dalam bentuk
sengketa-sengketa adat, sehingga menyulitkan usaha-usaha untuk pembinaan adat di
masyarakat Bali.
Oleh karenanya, untuk mencegah hal-hal buruk terjadi, Parisada Hindu Dharma memutuskan
dalam mahasabhanya, bahwa adat Bali adalah adat yang bersumber pada ajaran agama
Hindu.
Masalah adat bukanlah hanya milik masyarakat Bali saja, melainkan hampir tiap-tiap daerah
memiliki adat istiadat yang berciri khas, seperti ditemukan oleh Van Volenhoven tentang
pembagian 19 wilayah Hukum Adat di Indonesia, yaitu :
1. Aceh (Sebagian besar daerah propinsi Aceh)
2. Tanah Gayo (Gayo Lueus), Alas dan Batak (Tapanuli), termasuk Tapanuli Utara (Pak-Pak
Batak/Barus, Karo Batak, Simalungun Batak, Toba Batak dan Tapanuli Selatan (Padang
Lawas, Angkola, Mandailing) dan Nias
3. Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Kampar dan Kerinci, serta
Mentawai)
4. Sumatera Selatan (Rejang Bengkulu, Lampung, Palembang, Enggano)
5. Melayu (Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera dan orang-orang Banjar)
6. Bangka Belitung
7. Kalimantan (daerah Pulau Kalimantan)
8. Minahasa (Menado)
9. Gorontalo (Balaang, Mongondow, Boalemo)
10. Tanah Toraja (Sulawesi Bagian Tengah, Toraja, Sigi, Kaili, To Lainang, Kep. Banggai)
11. Sulawesi Selatan (Bugis, Bone, Goa, Laikang Panre, Mandar, Makasar, Selayar, Muna)
12. Kep. Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tabelo, Pulau Sula)
13. Maluku (Ambon, Banda, orang Uliaser, Saparua, Buru, Seram, Kep. Kei, Aru, Kisar)
14. Irian
15. Kep. Timor (Timor, Mallo, Sumba, Kodi, Flores, Nada, Roti, Sawu, Bima)
16. Bali dan Lombok (Bali, Tenganan Pagringsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Jembrana,
Lombok, Sumbawa)
17. Jawa Tengah dan Timur termasuk Madura
18. Daerah Kerajaan (Solo, Yogyakarta)
19. Jawa Barat (Parahyangan, Sunda, Jakarta, Banten)
Kenyataannya pembagiaan wilayah hukum adat ini menunjukkan tiap-tiap daerah memiliki
adat dan hukum adat sendiri yang terpelihara, dipupuk dan dibina oleh masyarakatnya dan
mendapat pengayoman dari pemerintah.
Jadi tidaklah benar kalau adat hanya terdapat di Bali saja, sehingga adat-adat itu harus
ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan tatanan kehidupan modern, kolot atau
ketinggalan jaman. Memang benar ada beberapa adat yang harus ditinggalkan atau
disesuaikan dengan kehidupan sekarang, namun tidak berarti semua adat harus dihapuskan.
Salah satu contoh, yaitu penghapusan peradilan adat berdasarkan Undang-Undang Darurat
No. 1 Tahun 1951, bukan berarti penghapusan adat, tetapi lembaga peradilan adatnya yang
dihapus.
Beberapa anggapan keliru tentang adat di masyarakat, misalnya :
Adat harus ditinggalkan karena menghambat jalannya pembangunan
Upacara-upacara adat harus ditiadakan secara bertahap karena tidak sesuai dengan kemajuan
jaman dan menghabiskan biaya terlalu besar
Bila ada perbedaan antara adat dengan ajaran agama, maka ketentuan-ketentuan adat harus
diabaikan atau dihapuskan
Adat menghambat penegakkan hukum nasional
Adat sudah tidak cocok dikembangkan atau dipertahankan, bila kita ingin mencapai
Kemajuan dibidang ekonomi, sosial budaya, dan kehidupan ketatanegaraan
Pandangan demikian sesungguhnya sangat keliru, dan dapat mendorong masyarakat untuk
meninggalkan adat-istiadat warisan nilai-nilai leluhurnya, berarti menggiring pula masyarakat
meninggalkan kepribadiannya yang berlandaskan keluhuran budi pekerti.
Tidaklah mungkin terdapat suatu peradaban yang tinggi pada suatu masyarakat yang tidak
memiliki adat-istiadat sebagai himpunan tata nilai yang dijadikan patokan norma dalam
prikehidupan masyarakatnya.
Hal ini dapat dikatakan bahwa tata cara penyelenggaraan upacara yang dilaksanakan oleh
umat Hindu di seluruh Indonesia, yang dinamakan Panca Yadnya, bervariasi menurut adat
setempat atau disesuaikan dengan Desa Kala Patra. Sehingga upacara kelahiran bayi, upacara
meningkat dewasa, perkawinan, kematian, ngaben (pembakaran jenazah) dan lain-lain,
bervariasi dan berlainan menurut adat masing-masing, baik di Bali maupun wilayah lain di
Indonesia.
Di Bali sendiri, masing-masing daerahnya memiliki adat istiadat tersendiri dalam
melaksanakan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sudut kenyataan, kita mengerti bahwa
pelaksanaan upacara agama Hindu menurut adat istiadat setempat, tidaklah bertentangan
dengan inti sari ajaran Agama Hindu, diperbolehkan dan mendapat perlindungan hukum
sesuai pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945.
Adat, berasal dari kata Arab yang artinya kebiasaan. Sedangkan ajaran-ajaran agama Hindu
pada umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno (Kawi) atau bahasa Bali dan
tidak ada yang ditulis dalam bahasa Arab. Hal ini berarti kemungkinan istilah adat tidak
dikenal oleh masyarakat Bali sebelum pemerintahan kolonial Belanda berkuasa di Indonesia
(termasuk Bali).
Masyarakat Bali ketika itu telah mempunyai istilah-istilah sendiri untuk menyebutkan adat
istiadat yaitu Dresta (Catur Dresta), Sima, Lokacara dan sebagainya. Dresta berasal dari
bahasa Sansekerta yang artinya tingkah laku nyata dari masyarakat, yang dapat disaksikan
dalam hubungan dengan pelaksanaan tata cara upacara agama Hindu.
Adat dan Hukum Adat adalah berbeda, sehingga adat tidak dapat dilihat hanya dari sudut
aspek hukumnya saja. Terlebih lagi adat di Bali bersumber pada ajaran agama Hindu,
sehingga adat perlu dikaji dari sudut aspek agama Hindu, sosial budaya dan berbagai aspek
kehidupan masyarakat di Bali dalam ruang lingkup pengamalan dharma agama dan dharma
negara.
BUDAYA
Secara amnya, budaya (culture) bermaksud cara hidup manusia. Ia merupakan perkembangan
lanjut tubuh badan, akal dan semangat manusia. Perkara ini dapat dilihat melalui etimologi
perkataan "budaya" yang bermaksud " budi + daya "; yakni budi sebagai aspek dalaman
manusia manakala daya sebagai aspek lahiriah manusia. Maka pada kesimpulannya, budaya
boleh dipahamkan sebagai segala penghasilan masyarakat manusia.
Konsep budaya merupakan satu konsep yang penting untuk membandingkan perbedaan
antara suatu masyarakat dengan suatu masyarakat yang lain.
Ciri-ciri Budaya
• Budaya merupakan pengkonsian suatu masyarakat
• Budaya tidak dapat berpisah dengan bahasa.
• Budaya diperolehi melalui proses pembelajaran.

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Operator Warnet Vast Raha
 
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
Mar Mar
 
Como fazer uma boa depilação
Como fazer uma boa depilaçãoComo fazer uma boa depilação
Como fazer uma boa depilação
Cerapura
 

Destaque (14)

Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Kab. muna
Kab. munaKab. muna
Kab. muna
 
Kamus bahasa muna
Kamus bahasa munaKamus bahasa muna
Kamus bahasa muna
 
Kantola kabupaten muna
Kantola kabupaten munaKantola kabupaten muna
Kantola kabupaten muna
 
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbungaMengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
Mengintip sejarah dan budaya pulau batu berbunga
 
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG PENGIRAAN NILAI MASA WANG
PENGIRAAN NILAI MASA WANG
 
Cerita tentang kota raha atau pulau muna
Cerita tentang kota raha atau pulau munaCerita tentang kota raha atau pulau muna
Cerita tentang kota raha atau pulau muna
 
Review on The Notebook novel/Movie
Review on The Notebook novel/MovieReview on The Notebook novel/Movie
Review on The Notebook novel/Movie
 
The Purpose of The Incarnation - Ps Ashish Raichur
The Purpose of The Incarnation - Ps Ashish RaichurThe Purpose of The Incarnation - Ps Ashish Raichur
The Purpose of The Incarnation - Ps Ashish Raichur
 
Adat pernikahan suku muna
Adat pernikahan suku munaAdat pernikahan suku muna
Adat pernikahan suku muna
 
Aeniiddd.
Aeniiddd.Aeniiddd.
Aeniiddd.
 
Como fazer uma boa depilação
Como fazer uma boa depilaçãoComo fazer uma boa depilação
Como fazer uma boa depilação
 
Modele therapeutique et technique en psychiatrie
Modele therapeutique et technique en psychiatrieModele therapeutique et technique en psychiatrie
Modele therapeutique et technique en psychiatrie
 
Nibelungenlied
NibelungenliedNibelungenlied
Nibelungenlied
 

Semelhante a Adat dan budaya nusantara

Assg. bmm3142 kebudayaan melayu
Assg. bmm3142 kebudayaan melayuAssg. bmm3142 kebudayaan melayu
Assg. bmm3142 kebudayaan melayu
Rosma Sulaiman
 
Rahman study masyarakat ind iii
Rahman study masyarakat ind iiiRahman study masyarakat ind iii
Rahman study masyarakat ind iii
Rahman Klu
 
tugas sosped fix
tugas sosped fixtugas sosped fix
tugas sosped fix
sulai men
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budaya
BabyHenry
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Dede Adi Nugraha
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
NonfiTan
 

Semelhante a Adat dan budaya nusantara (20)

PPT TERINTEGRASI.pdf
PPT TERINTEGRASI.pdfPPT TERINTEGRASI.pdf
PPT TERINTEGRASI.pdf
 
Laporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduyLaporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduy
 
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
2 DIALOG BUDAYA SEPT 2023..pptx
 
Makalah kkn ihdn
Makalah kkn ihdnMakalah kkn ihdn
Makalah kkn ihdn
 
WILDA.pptx
WILDA.pptxWILDA.pptx
WILDA.pptx
 
Assg. bmm3142 kebudayaan melayu
Assg. bmm3142 kebudayaan melayuAssg. bmm3142 kebudayaan melayu
Assg. bmm3142 kebudayaan melayu
 
Rahman study masyarakat ind iii
Rahman study masyarakat ind iiiRahman study masyarakat ind iii
Rahman study masyarakat ind iii
 
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptxPOLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
POLA HIDUP MASYARAKAT PEDESAAN INDONESIA.pptx
 
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptxMakna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
Makna Simbol DAN NILAI-NILAI RELIGIUS.pptx
 
tugas sosped fix
tugas sosped fixtugas sosped fix
tugas sosped fix
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budaya
 
proyek kearifan lokal.pptx
proyek kearifan lokal.pptxproyek kearifan lokal.pptx
proyek kearifan lokal.pptx
 
Slideshared
SlidesharedSlideshared
Slideshared
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Topik 1_PENGENALAN PENGHAYATAN ILMU ETIKA DAN PERADABAN DALAM ACUAN MALAYSIA....
Topik 1_PENGENALAN PENGHAYATAN ILMU ETIKA DAN PERADABAN DALAM ACUAN MALAYSIA....Topik 1_PENGENALAN PENGHAYATAN ILMU ETIKA DAN PERADABAN DALAM ACUAN MALAYSIA....
Topik 1_PENGENALAN PENGHAYATAN ILMU ETIKA DAN PERADABAN DALAM ACUAN MALAYSIA....
 
ADAT ERA GLOBALISASI.pptx
ADAT ERA GLOBALISASI.pptxADAT ERA GLOBALISASI.pptx
ADAT ERA GLOBALISASI.pptx
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptxPERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Adat dan budaya nusantara

  • 1. ADAT Bagi setiap orang khususnya orang Bali, adat bukanlah hal yang baru, karena adat merupakan salah satu nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang orang Bali. Dalam perkembangannya sejak tahun 1969, masalah adat mulai mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, yaitu pada saat diselenggarakannya seminar hukum “Pembinaan Awig-awig Dalam Tertib Masyarakat” oleh Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Udayana. Melalui seminar tersebut, ditemukanlah dasar hukum berlakunya hukum adat Bali dan disepakati untuk dijadikan landasan utama dalam pembinaan adat, menyusun awig-awig atau aturan-aturan adat. Namun masyarakat kecenderungan masih menganggap adat semata-mata sebagai peraturan hanya dari aspek hukumnya saja, terutama bagi masyarakat kalangan berkedudukan, berilmu pengetahuan dan keadaan sosial ekonomi yang sudah mapan. Tapi bagi masyarakat luas, pada umumnya adat bukanlah salah satu bentuk hukum tertulis, tetapi merupakan pelaksanaan dari ajaran agama Hindu yang dianutnya, bahkan dianggap sebagai penerapan ajaran agama Hindu yang harus dipenuhi. Sehingga dualisme pengertian adat akan menimbulkan masalah-masalah baru dalam bentuk sengketa-sengketa adat, sehingga menyulitkan usaha-usaha untuk pembinaan adat di masyarakat Bali. Oleh karenanya, untuk mencegah hal-hal buruk terjadi, Parisada Hindu Dharma memutuskan dalam mahasabhanya, bahwa adat Bali adalah adat yang bersumber pada ajaran agama Hindu. Masalah adat bukanlah hanya milik masyarakat Bali saja, melainkan hampir tiap-tiap daerah memiliki adat istiadat yang berciri khas, seperti ditemukan oleh Van Volenhoven tentang pembagian 19 wilayah Hukum Adat di Indonesia, yaitu : 1. Aceh (Sebagian besar daerah propinsi Aceh) 2. Tanah Gayo (Gayo Lueus), Alas dan Batak (Tapanuli), termasuk Tapanuli Utara (Pak-Pak Batak/Barus, Karo Batak, Simalungun Batak, Toba Batak dan Tapanuli Selatan (Padang Lawas, Angkola, Mandailing) dan Nias 3. Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Kampar dan Kerinci, serta Mentawai)
  • 2. 4. Sumatera Selatan (Rejang Bengkulu, Lampung, Palembang, Enggano) 5. Melayu (Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera dan orang-orang Banjar) 6. Bangka Belitung 7. Kalimantan (daerah Pulau Kalimantan) 8. Minahasa (Menado) 9. Gorontalo (Balaang, Mongondow, Boalemo) 10. Tanah Toraja (Sulawesi Bagian Tengah, Toraja, Sigi, Kaili, To Lainang, Kep. Banggai) 11. Sulawesi Selatan (Bugis, Bone, Goa, Laikang Panre, Mandar, Makasar, Selayar, Muna) 12. Kep. Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tabelo, Pulau Sula) 13. Maluku (Ambon, Banda, orang Uliaser, Saparua, Buru, Seram, Kep. Kei, Aru, Kisar) 14. Irian 15. Kep. Timor (Timor, Mallo, Sumba, Kodi, Flores, Nada, Roti, Sawu, Bima) 16. Bali dan Lombok (Bali, Tenganan Pagringsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Jembrana, Lombok, Sumbawa) 17. Jawa Tengah dan Timur termasuk Madura 18. Daerah Kerajaan (Solo, Yogyakarta) 19. Jawa Barat (Parahyangan, Sunda, Jakarta, Banten) Kenyataannya pembagiaan wilayah hukum adat ini menunjukkan tiap-tiap daerah memiliki adat dan hukum adat sendiri yang terpelihara, dipupuk dan dibina oleh masyarakatnya dan mendapat pengayoman dari pemerintah. Jadi tidaklah benar kalau adat hanya terdapat di Bali saja, sehingga adat-adat itu harus ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan tatanan kehidupan modern, kolot atau ketinggalan jaman. Memang benar ada beberapa adat yang harus ditinggalkan atau disesuaikan dengan kehidupan sekarang, namun tidak berarti semua adat harus dihapuskan. Salah satu contoh, yaitu penghapusan peradilan adat berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 1 Tahun 1951, bukan berarti penghapusan adat, tetapi lembaga peradilan adatnya yang dihapus. Beberapa anggapan keliru tentang adat di masyarakat, misalnya : Adat harus ditinggalkan karena menghambat jalannya pembangunan Upacara-upacara adat harus ditiadakan secara bertahap karena tidak sesuai dengan kemajuan jaman dan menghabiskan biaya terlalu besar
  • 3. Bila ada perbedaan antara adat dengan ajaran agama, maka ketentuan-ketentuan adat harus diabaikan atau dihapuskan Adat menghambat penegakkan hukum nasional Adat sudah tidak cocok dikembangkan atau dipertahankan, bila kita ingin mencapai Kemajuan dibidang ekonomi, sosial budaya, dan kehidupan ketatanegaraan Pandangan demikian sesungguhnya sangat keliru, dan dapat mendorong masyarakat untuk meninggalkan adat-istiadat warisan nilai-nilai leluhurnya, berarti menggiring pula masyarakat meninggalkan kepribadiannya yang berlandaskan keluhuran budi pekerti. Tidaklah mungkin terdapat suatu peradaban yang tinggi pada suatu masyarakat yang tidak memiliki adat-istiadat sebagai himpunan tata nilai yang dijadikan patokan norma dalam prikehidupan masyarakatnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa tata cara penyelenggaraan upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu di seluruh Indonesia, yang dinamakan Panca Yadnya, bervariasi menurut adat setempat atau disesuaikan dengan Desa Kala Patra. Sehingga upacara kelahiran bayi, upacara meningkat dewasa, perkawinan, kematian, ngaben (pembakaran jenazah) dan lain-lain, bervariasi dan berlainan menurut adat masing-masing, baik di Bali maupun wilayah lain di Indonesia. Di Bali sendiri, masing-masing daerahnya memiliki adat istiadat tersendiri dalam melaksanakan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sudut kenyataan, kita mengerti bahwa pelaksanaan upacara agama Hindu menurut adat istiadat setempat, tidaklah bertentangan dengan inti sari ajaran Agama Hindu, diperbolehkan dan mendapat perlindungan hukum sesuai pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945. Adat, berasal dari kata Arab yang artinya kebiasaan. Sedangkan ajaran-ajaran agama Hindu pada umumnya ditulis dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno (Kawi) atau bahasa Bali dan tidak ada yang ditulis dalam bahasa Arab. Hal ini berarti kemungkinan istilah adat tidak dikenal oleh masyarakat Bali sebelum pemerintahan kolonial Belanda berkuasa di Indonesia (termasuk Bali). Masyarakat Bali ketika itu telah mempunyai istilah-istilah sendiri untuk menyebutkan adat istiadat yaitu Dresta (Catur Dresta), Sima, Lokacara dan sebagainya. Dresta berasal dari
  • 4. bahasa Sansekerta yang artinya tingkah laku nyata dari masyarakat, yang dapat disaksikan dalam hubungan dengan pelaksanaan tata cara upacara agama Hindu. Adat dan Hukum Adat adalah berbeda, sehingga adat tidak dapat dilihat hanya dari sudut aspek hukumnya saja. Terlebih lagi adat di Bali bersumber pada ajaran agama Hindu, sehingga adat perlu dikaji dari sudut aspek agama Hindu, sosial budaya dan berbagai aspek kehidupan masyarakat di Bali dalam ruang lingkup pengamalan dharma agama dan dharma negara. BUDAYA Secara amnya, budaya (culture) bermaksud cara hidup manusia. Ia merupakan perkembangan lanjut tubuh badan, akal dan semangat manusia. Perkara ini dapat dilihat melalui etimologi perkataan "budaya" yang bermaksud " budi + daya "; yakni budi sebagai aspek dalaman manusia manakala daya sebagai aspek lahiriah manusia. Maka pada kesimpulannya, budaya boleh dipahamkan sebagai segala penghasilan masyarakat manusia. Konsep budaya merupakan satu konsep yang penting untuk membandingkan perbedaan antara suatu masyarakat dengan suatu masyarakat yang lain. Ciri-ciri Budaya • Budaya merupakan pengkonsian suatu masyarakat • Budaya tidak dapat berpisah dengan bahasa. • Budaya diperolehi melalui proses pembelajaran.