SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pokok bahasan

: Sindrom Steven Johnson

Hari/tanggal

: Jumat, 31 Januari 2014

Waktu

: 10.00

Tempat

: Ruang Flamboyan RSUD Kab. Muna

Sasaran

: Pasien dan Keluarga pasien

Alokasi Waktu

: 20 Menit

Pelaksana

: Mahasiswa Akper Pemkab Muna

I.

Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Pasien diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit sindrom steven Johnson meliputi pengertian, gejala, cara
penularannya, pegobatannya, dan pencegahannya

II.

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini pasien diharapkan mampu :
1. Mendifinisikan penyakit sindrom steven johnson
2. Menyebutkan gejala-gejala sindrom steven johnson
3. Menjelaskan cara penularan sindrom steven johnson
4. Menjelaskan cara pengobatan penyakit sindrom steven johnson
5. Menjelaskan cara-cara pencegahan penyakit sindrom steven johnson

III.

Sasaran :
Pasien dan keluarga pasien

iV.

Materi Penyuluhan :
1. Pemahaman tentang penyakit sindrom steven johnson
2. Cara Penularan penyakit sindrom steven johnson
3. Cara Pengobatan serta pencegahan pada penyakit sindrom steven johnson
V.

Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI.

Media :
1. Leaaflet
2. Flipchart

VII.

Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan RSUD Kab. Muna, di ruang Flamboyan
b. Penyelenggaraan penyuluhan di RSUD Kab. Muna
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan di laksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar

3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mengetahui tentang cara penularan, pencegahan dan pengobatan
pada penyakit sindrom steven johnson
b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 oranng
VIII. Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
1. 1 menit

2.

10 menit

3

3 menit

4

1 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan
salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Menyebutkan materi yang akan
di berikan

Kegiatan Peserta ( pasien )
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Mendengarkan dan
memperhatikan

Pelaksanaan :
- Menjelaskan tentang
- Mendengarkan dan
pemahaman tentang penyakit
memperhatikan
sindrom steven johnson
- Mendengarkan dan
- Menjelaskan tentang penularan
memperhatikan
penyakit
sindrom steven
- Mendengarkan dan
johnson
memperhatikan
- Menjelaskan tentang
pencegahan dan pengobatan
pada penyakit sindrom steven
Johnson
Evaluasi :
- Menanyakan kepada peserta
(pasien) tentang materi yang telah
diberikan dan memberika
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan.
Terminasi :
- Kesimpulan dan saran
- Mengucapkan terima kasih atas - Mendengarkan dan
peran serta Pasien
memperhatikan
- Mengucapkan salam
- Mendengarkan
-

Menjawab salam
IX. Konsep Penyakit
1. Pengertian
• Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan
mata dengan keadaan umum berfariasi dari ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa
eritema vesikel / bula, dapat disertai purpura. ( Djuanda, Adhi, 2000 : 147 )
• Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari erupsi kulit,
kelainan dimukosa dan konjungtifitis. ( Junadi, 1982: 480 )
• Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat
disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir yang orifisium dan mata dengan keadaan
umum bervariasi dari baik sampai buruk. ( Mansjoer, A. 2000: 136 )
• Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan
mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa
eritema, vesikel atau bula disertai purpura, kelainan dimukosa dan konjungtifitis.
2. Anatomi dan Fisiologi
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat
dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa
sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada
kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal
terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis
kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan
epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
3. Etiologi
Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa factor yang dapat dianggap sebagai
penyebab adalah:
a. Alergi obat secara sistemik ( misalnya penisilin, analgetik, anti piretik ), Penisilline,
Sthreptomicine, Sulfonamide, Tetrasiklin
b. Anti piretik atau analgesic ( derifat, salisil/pirazolon, metamizol, metampiron dan
paracetamol ), Kloepromazin, Karbamazepin, Kirin Antipiri, Tegretol
c. Infeksi mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur dan parasit )
d. Neoplasma dan factor endokrin
e. Factor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar-X )
f. Makanan (coklat)

4. Patofisiologi.
Patogenesisnya belum jelas,disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe III dan IV.Reaksi
tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibodi yang membentuk mikro-presitipasi
sehingga terjadi aktifitas system komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang
kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran (target
organ). Reaksi hipersentifitas tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersintesisasi berkontak
kembali dengan antigen yang sama kemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi
radang (Djuanda, 2000:147) .
• Reaksi Hipersensitif tipe III
Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah mengendap
didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah hilir. Antibodi tidak ditujukan kepada jaringan
tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing
dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya kompleks antigen antibodi ditempat
tersebut. Reaksi tipe III mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mast sehingga terjadi
kerusakan jaringan atau kapiler ditempat terjadinya rekasi tersebut. Neutrofil tertarik ke daerah
tersebut dan mulai memfagositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim
sel serta penimbunan sisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut (Corwin, 2000:
72).
• Reaksi Hipersensitif Tipe IV
Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi pengaktifan sel T penghasil Limfokin atau
sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadi penghancuran sel-sel yang bersangkutan. Reaksi
yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat (delayed) memerlukan waktu 14 jam sampai 27
jam untuk terbentuknya.
5. Manifestasi Klinis
¬ Keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat
¬ Kesadaran dapat menurun pada keadaan yang berat
¬Pada penyakit akut disertai gejala prodromal berupa: Malaise, demam tinggi, nyeri kepala,
batuk pilek dan nyeri tenggorokan
¬ Pada sindroma ini akan terlihat trias kelainan:
• Kelainan Kulit
• Eritema
• Vesikel dan bula yang kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas
• Purpura
6. Diagnosis banding
Ada 2 penyakit yang sangat mirip engan sindroma Steven Johnson:
1. Toxic Epidermolysis Necroticans. Sindroma steven johnson sangat dekat dengan TEN. SSJ
dengan bula lebih dari 30% disebut TEN.
2. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter disease). Pada penyakit ini lesi kulit ditandai
dengan krusta yang mengelupas pada kulit. Biasanya mukosa terkena.
7. Komplikasi
Sindrom steven johnson sering menimbulkan komplikasi,antara lain sebagai berikut:
• Kehilangan cairan dan darah
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Shock
• Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan
• Gastroenterologi - Esophageal strictures
• Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,stenosis vagina
• Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia
• Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,infeksi kulit sekunder
• Infeksi sitemik, sepsis
8. Pemeriksaan Diagnostik
a) Laboratorium
Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi
Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi
b) Histopatologi
Infiltrasi sel ononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superficial
Edema dan extravasasi sel darah merah di dermis papilar.
Degenerasi hidrofik lapisan absalis sampai terbentuk vesikel subepidermal
Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang dianeksa
Spongiosis dan edema intrasel di epidermis
• Kelainan Kulit
• Eritema
• Vesikel dan bula yang kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas
• Purpura
6. Diagnosis banding
Ada 2 penyakit yang sangat mirip engan sindroma Steven Johnson:
1. Toxic Epidermolysis Necroticans. Sindroma steven johnson sangat dekat dengan TEN. SSJ
dengan bula lebih dari 30% disebut TEN.
2. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter disease). Pada penyakit ini lesi kulit ditandai
dengan krusta yang mengelupas pada kulit. Biasanya mukosa terkena.
7. Komplikasi
Sindrom steven johnson sering menimbulkan komplikasi,antara lain sebagai berikut:
• Kehilangan cairan dan darah
• Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Shock
• Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan
• Gastroenterologi - Esophageal strictures
• Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,stenosis vagina
• Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia
• Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,infeksi kulit sekunder
• Infeksi sitemik, sepsis
8. Pemeriksaan Diagnostik
a) Laboratorium
Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi
Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi
b) Histopatologi
Infiltrasi sel ononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superficial
Edema dan extravasasi sel darah merah di dermis papilar.
Degenerasi hidrofik lapisan absalis sampai terbentuk vesikel subepidermal
Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang dianeksa
Spongiosis dan edema intrasel di epidermis

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep MastoiditisSri Nala
 
Modul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptModul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptAnton Saja
 
Case report urtikaria akut
Case report urtikaria akutCase report urtikaria akut
Case report urtikaria akutMuhtaromAnnaji
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaSri Nala
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromEncepal Cere
 
Asuhan keperawatan meningitis.
 Asuhan keperawatan meningitis. Asuhan keperawatan meningitis.
Asuhan keperawatan meningitis.pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)pjj_kemenkes
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemihTracey Rompas
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Rini Wahyuni
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan pjj_kemenkes
 

Mais procurados (18)

ASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonsonASKEP sindrom steven jhonson
ASKEP sindrom steven jhonson
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Modul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.pptModul 3 saluran cerna.ppt
Modul 3 saluran cerna.ppt
 
Ptriasis rosea
Ptriasis roseaPtriasis rosea
Ptriasis rosea
 
Case report urtikaria akut
Case report urtikaria akutCase report urtikaria akut
Case report urtikaria akut
 
Askep Retinoblastoma
Askep RetinoblastomaAskep Retinoblastoma
Askep Retinoblastoma
 
Jurnal keperawatan medikal bedah
Jurnal  keperawatan medikal bedahJurnal  keperawatan medikal bedah
Jurnal keperawatan medikal bedah
 
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson SindromKonsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
Konsep Asuhan Keperawatan Steven Johnson Sindrom
 
Anamnesa thalasemia
Anamnesa thalasemiaAnamnesa thalasemia
Anamnesa thalasemia
 
Asuhan keperawatan meningitis.
 Asuhan keperawatan meningitis. Asuhan keperawatan meningitis.
Asuhan keperawatan meningitis.
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA TELINGA (OTITIS MEDIA)
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
 
Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Herpes zoster
Herpes zosterHerpes zoster
Herpes zoster
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI
 
Askep pasien dengan Gastritis
Askep pasien dengan GastritisAskep pasien dengan Gastritis
Askep pasien dengan Gastritis
 
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akibat Radang Saluran Pencernaan
 

Destaque

Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaheri damanik
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitaspjj_kemenkes
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
Sap epilepsi poli anak
Sap epilepsi poli anakSap epilepsi poli anak
Sap epilepsi poli anakPaiman Mustofa
 
Leaflet stroke
Leaflet stroke Leaflet stroke
Leaflet stroke askep33
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsiaskep33
 

Destaque (9)

Satuan acara penyuluhan mobilisasi
Satuan acara penyuluhan mobilisasiSatuan acara penyuluhan mobilisasi
Satuan acara penyuluhan mobilisasi
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Rematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansiaRematoid artritis lansia
Rematoid artritis lansia
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
Sap epilepsi poli anak
Sap epilepsi poli anakSap epilepsi poli anak
Sap epilepsi poli anak
 
Leaflet stroke
Leaflet stroke Leaflet stroke
Leaflet stroke
 
Leaflet epilepsi
Leaflet epilepsiLeaflet epilepsi
Leaflet epilepsi
 

Semelhante a Sindrom Steven Johnson

LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONAuliaDwiJuanita
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxluckyubiplay
 
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson  Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson pjj_kemenkes
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxAhmadAnshori12
 
CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxAgungBudiLaksono7
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatanyohanes meor
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptTeguhPanca1
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptAloisiaDysi2
 

Semelhante a Sindrom Steven Johnson (20)

Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
Saadaskepstevenjansen 131005111837-phpapp02
 
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran  sindrom steven johnsonSatuan pembelajaran  sindrom steven johnson
Satuan pembelajaran sindrom steven johnson
 
Pewer poin steven jhanson
Pewer poin steven jhansonPewer poin steven jhanson
Pewer poin steven jhanson
 
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
Pewer poin steven jhanson AKPER PEMKAB MUNA
 
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSONLAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
LAPORAN KASUS SINDROM STEVENS JOHNSON
 
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptxTuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
Tuklin-Kelompok D-dr.Yulisna Sp.KK.pptx
 
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep steven jansen AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad askep steven jansen
Saad askep steven jansenSaad askep steven jansen
Saad askep steven jansen
 
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson  Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
Asuhan Keperawatan Pada Steven Johnson
 
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
PENYAKIT KUSTA (LEPROSY)
 
pruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptxpruritussenilispptx.pptx
pruritussenilispptx.pptx
 
CC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptxCC vita mbak zozo agung.pptx
CC vita mbak zozo agung.pptx
 
Psoriasis
PsoriasisPsoriasis
Psoriasis
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.pptPenyakit_KUSTA_baru.ppt
Penyakit_KUSTA_baru.ppt
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Mais de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Sindrom Steven Johnson

  • 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok bahasan : Sindrom Steven Johnson Hari/tanggal : Jumat, 31 Januari 2014 Waktu : 10.00 Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Kab. Muna Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien Alokasi Waktu : 20 Menit Pelaksana : Mahasiswa Akper Pemkab Muna I. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, Pasien diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit sindrom steven Johnson meliputi pengertian, gejala, cara penularannya, pegobatannya, dan pencegahannya II. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini pasien diharapkan mampu : 1. Mendifinisikan penyakit sindrom steven johnson 2. Menyebutkan gejala-gejala sindrom steven johnson 3. Menjelaskan cara penularan sindrom steven johnson 4. Menjelaskan cara pengobatan penyakit sindrom steven johnson 5. Menjelaskan cara-cara pencegahan penyakit sindrom steven johnson III. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien iV. Materi Penyuluhan : 1. Pemahaman tentang penyakit sindrom steven johnson 2. Cara Penularan penyakit sindrom steven johnson 3. Cara Pengobatan serta pencegahan pada penyakit sindrom steven johnson
  • 2. V. Metode : 1. Ceramah 2. Tanya jawab VI. Media : 1. Leaaflet 2. Flipchart VII. Kriteria Evaluasi : 1. Evaluasi Struktur a. Peserta hadir di tempat penyuluhan RSUD Kab. Muna, di ruang Flamboyan b. Penyelenggaraan penyuluhan di RSUD Kab. Muna c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan di laksanakan sebelumnya 2. Evaluasi Proses a. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan c. Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar 3. Evaluasi Hasil a. Pasien mengetahui tentang cara penularan, pencegahan dan pengobatan pada penyakit sindrom steven johnson b. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 oranng
  • 3. VIII. Kegiatan Penyuluhan No Waktu 1. 1 menit 2. 10 menit 3 3 menit 4 1 menit Kegiatan Penyuluhan Pembukaan : - Membuka kegiatan dengan salam - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Menyebutkan materi yang akan di berikan Kegiatan Peserta ( pasien ) - Menjawab salam - Mendengarkan - Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan dan memperhatikan Pelaksanaan : - Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan pemahaman tentang penyakit memperhatikan sindrom steven johnson - Mendengarkan dan - Menjelaskan tentang penularan memperhatikan penyakit sindrom steven - Mendengarkan dan johnson memperhatikan - Menjelaskan tentang pencegahan dan pengobatan pada penyakit sindrom steven Johnson Evaluasi : - Menanyakan kepada peserta (pasien) tentang materi yang telah diberikan dan memberika reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan. Terminasi : - Kesimpulan dan saran - Mengucapkan terima kasih atas - Mendengarkan dan peran serta Pasien memperhatikan - Mengucapkan salam - Mendengarkan - Menjawab salam
  • 4. IX. Konsep Penyakit 1. Pengertian • Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula, dapat disertai purpura. ( Djuanda, Adhi, 2000 : 147 ) • Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri dari erupsi kulit, kelainan dimukosa dan konjungtifitis. ( Junadi, 1982: 480 ) • Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir yang orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk. ( Mansjoer, A. 2000: 136 ) • Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula disertai purpura, kelainan dimukosa dan konjungtifitis. 2. Anatomi dan Fisiologi Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat. 3. Etiologi Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa factor yang dapat dianggap sebagai penyebab adalah: a. Alergi obat secara sistemik ( misalnya penisilin, analgetik, anti piretik ), Penisilline, Sthreptomicine, Sulfonamide, Tetrasiklin b. Anti piretik atau analgesic ( derifat, salisil/pirazolon, metamizol, metampiron dan paracetamol ), Kloepromazin, Karbamazepin, Kirin Antipiri, Tegretol c. Infeksi mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur dan parasit ) d. Neoplasma dan factor endokrin
  • 5. e. Factor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar-X ) f. Makanan (coklat) 4. Patofisiologi. Patogenesisnya belum jelas,disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe III dan IV.Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibodi yang membentuk mikro-presitipasi sehingga terjadi aktifitas system komplemen. Akibatnya terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan lisozim dan menyebabkan kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ). Reaksi hipersentifitas tipe IV terjadi akibat limfosit T yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang sama kemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (Djuanda, 2000:147) . • Reaksi Hipersensitif tipe III Hal ini terjadi sewaktu komplek antigen antibodi yang bersirkulasi dalam darah mengendap didalam pembuluh darah atau jaringan sebelah hilir. Antibodi tidak ditujukan kepada jaringan tersebut, tetapi terperangkap dalam jaringan kapilernya. Pada beberapa kasus antigen asing dapat melekat ke jaringan menyebabkan terbentuknya kompleks antigen antibodi ditempat tersebut. Reaksi tipe III mengaktifkan komplemen dan degranulasi sel mast sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kapiler ditempat terjadinya rekasi tersebut. Neutrofil tertarik ke daerah tersebut dan mulai memfagositosis sel-sel yang rusak sehingga terjadi pelepasan enzim-enzim sel serta penimbunan sisa sel. Hal ini menyebabkan siklus peradangan berlanjut (Corwin, 2000: 72). • Reaksi Hipersensitif Tipe IV Pada reaksi ini diperantarai oleh sel T, terjadi pengaktifan sel T penghasil Limfokin atau sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadi penghancuran sel-sel yang bersangkutan. Reaksi yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat (delayed) memerlukan waktu 14 jam sampai 27 jam untuk terbentuknya. 5. Manifestasi Klinis ¬ Keadaan umum bervariasi dari ringan sampai berat ¬ Kesadaran dapat menurun pada keadaan yang berat ¬Pada penyakit akut disertai gejala prodromal berupa: Malaise, demam tinggi, nyeri kepala, batuk pilek dan nyeri tenggorokan ¬ Pada sindroma ini akan terlihat trias kelainan:
  • 6. • Kelainan Kulit • Eritema • Vesikel dan bula yang kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas • Purpura 6. Diagnosis banding Ada 2 penyakit yang sangat mirip engan sindroma Steven Johnson: 1. Toxic Epidermolysis Necroticans. Sindroma steven johnson sangat dekat dengan TEN. SSJ dengan bula lebih dari 30% disebut TEN. 2. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter disease). Pada penyakit ini lesi kulit ditandai dengan krusta yang mengelupas pada kulit. Biasanya mukosa terkena. 7. Komplikasi Sindrom steven johnson sering menimbulkan komplikasi,antara lain sebagai berikut: • Kehilangan cairan dan darah • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Shock • Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan • Gastroenterologi - Esophageal strictures • Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,stenosis vagina • Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia • Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,infeksi kulit sekunder • Infeksi sitemik, sepsis 8. Pemeriksaan Diagnostik a) Laboratorium Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi b) Histopatologi Infiltrasi sel ononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superficial Edema dan extravasasi sel darah merah di dermis papilar. Degenerasi hidrofik lapisan absalis sampai terbentuk vesikel subepidermal Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang dianeksa Spongiosis dan edema intrasel di epidermis
  • 7. • Kelainan Kulit • Eritema • Vesikel dan bula yang kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas • Purpura 6. Diagnosis banding Ada 2 penyakit yang sangat mirip engan sindroma Steven Johnson: 1. Toxic Epidermolysis Necroticans. Sindroma steven johnson sangat dekat dengan TEN. SSJ dengan bula lebih dari 30% disebut TEN. 2. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (Ritter disease). Pada penyakit ini lesi kulit ditandai dengan krusta yang mengelupas pada kulit. Biasanya mukosa terkena. 7. Komplikasi Sindrom steven johnson sering menimbulkan komplikasi,antara lain sebagai berikut: • Kehilangan cairan dan darah • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Shock • Oftalmologi – ulserasi kornea, uveitis anterior, panophthalmitis, kebutaan • Gastroenterologi - Esophageal strictures • Genitourinaria – nekrosis tubular ginjal, gagal ginjal, penile scarring,stenosis vagina • Pulmonari – pneumonia, bronchopneumonia • Kutaneus – timbulnya jaringan parut dan kerusakan kulit permanen,infeksi kulit sekunder • Infeksi sitemik, sepsis 8. Pemeriksaan Diagnostik a) Laboratorium Bila ditemukan leukositosis penyebab kemungkinan dari infeksi Bila eosinophilia penyebab kemungkinan alergi b) Histopatologi Infiltrasi sel ononuklear di sekitar pembuluh darah dermis superficial Edema dan extravasasi sel darah merah di dermis papilar. Degenerasi hidrofik lapisan absalis sampai terbentuk vesikel subepidermal Nekrosis sel epidermal dan kadang-kadang dianeksa Spongiosis dan edema intrasel di epidermis