2. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan nama mata
kuliah yang ada di perguruan tinggi yang sebelumnya
bernama Kewiraan.
Secara yuridis berdasarkan S.K. Dirjen No.
267/DIKTI/KEP/2000 tertanggal 10 Agustus 2000
tentang “ Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan
Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi.”
3. Awal mula timbul mata kuliah Kewiraan di perguruan
tinggi karena adanya latihan militer yang
diperuntukkan oleh mahasiswa yang disebut WALA.
Peranan mahasiswa/pelajar dalam bela negara bukan
hanya sejak tahun 1959, melainkan jauh sebelum
proklamasi 17-8-1945 yaitu dimasa perintisan
kemerdekaan.
Pada tahun 1961, dikeluarkannya SK Menteri
Keamanan Nasional No.MI/B/72/200307/1961 tentang
“Usaha memperluas latihan ketangkasan keprajuritan
dalam rangka kewaspadaan nasional di kalangan
mahasiswa pada Universitas/Perguruan Tinggi.
4. Pada tahun 1963, dikeluarkan Surat Keputusan Bersama
(SKB) Menhakam dengan Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan No.M/A/19/1963, tanggal 24 Januari
1963 tentang “Penetapan Mata Kuliah Ilmu Pertahanan
Negara sebagai bagian dari kurikulum Perguruan Tinggi”
dan dengan SKB tersebut, maka mata kuliah Ilmu
Pertahanan Negara menjadi bersifat intra kurikuler.
Pada bulan Oktober tahun 1967 diadakanlah Konferensi
antara rektor-rektor perguruan tinggi dengan wakil-wakil
PTIP yang diadakan di Tugu dan lahirlah nama mata kuliah
Pendidikan Kewiraan sebagai mata kuliah wajib dalam
kurikulum perguruan tinggi.
5. Selain WALA ada juga WALAWA yang bersifat Pilot
Project. WALAWA adalah salah satu bentuk latihan
militer di perguruan tinggi yang bersifat intra
kurikuler dalam rangka membentuk perwira cadangan
dan dibiayai oleh Dep. HanKam.
Dalam SK No.Kep.003/Skw-Pw/II/67 ditetapkan:
• Pertama : WALA diadakan dalam rangka Pendidikan
Kewiraan sebagai bagian pendidikan mahasiswa pada
perguruan tinggi sehingga dengan demikian
mempunyai sifat intra kurikuler
• Kedua : Jumlah jam pelajaran ditentukan sebanyak
minimum 400 jam dalam satu/dua tahun tingkat studi
yang ditentukan oleh Rektor Universitas ybs.
6. Tujuan WALAWA di perguruan tinggi adalah :
Pertama : Untuk menghasilkan sarjana yang
Pancasilais, militan, bermutu dan berguna sehingga mereka akan
dapat mengabdikan pengetahuan ilmiahnya guna kepentingan
pembangunan / kesejahteraan dan juga untuk kepentingan pertahanan
– keamanan.
Kedua : Menghasilkan sarjana yang dalam pendidikan mental dan fisik
telah mendapat latihan kemiliteran yang cukup, untuk selanjutnya
dapat membaktikan dirinya dalam rangka WAMIL atau dapat
mengabdikan dirinya dalam masyarakat dan digolongkan dalam
komponen cadangan dalam rangka Hankamrata.
Ketiga : Mempersiapkan suatu potensi/organisasi ankam yang berlatih
dan teratur dalam bentuk Hansip/Hanra di perguruan
tinggi/universitas yang setiap waktu dapat dikerahkan dalam
Hankamrata.
Keempat : Menghasilkan sarjana yang memiliki apresiasi politik
Hankamnas yang harus merupakan integrasi dari aspek-aspek
politik, sosial, ekonomi dan militer.
7. Pelaksanaan WALAWA di perguruan tinggi
dikoordonor oleh PT masing-masing dengan bantuan
Hankam, namun berakhir pada tahun 1973 karena
keterbatasan dana dari pihak Dephankam. Meski
begitu pendidikan Kewiraan tetap ada tetapi dengan
konsep yang berbeda.
Pendidikan Kewiraan gaya baru dimulai pada tahun
1974-1975, berdasarkan SKB Menteri P & K dengan
Menhankam/Pangab No.0228/0/19973 tgl. 8
Desember 1973 Kep./B/43XII/1973.
8. Selanjutnya pada tahun 1982, dikeluarkanlah UU No.20 tahun
1982 tentang : “Ketentuan – ketentuan Pokok Hankam Negara
RI”, yang disebutkan pada pasal 18 ayat a dan pasal 19 ayat (2).
Pada tahun 2006, dikeluarkanlah SK Dirjen Dikti Depdiknas
No.43/DIKTI/KEP/2006, tanggal 2 Juni 2006 tentang “Rambu –
rambu Pelaksanaan Kelompok MPK di Perguruan Tinggi”.
Berdasarkan SK tersebut, terdapat tiga mata kuliah
pengembangan kepribadian yang harus selalu ada yaitu:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
9. Sebelumnya memaparkan visi, misi, dan kompetensi PKN yg sekarang ini, ada baiknya melihat visi/tujuan yang ingin
dicapai melalui kewiraan, atau PKn sebelumnya.
1. Pendidikan Kewiraan (1974-1989)
Pendidikan Kewiraan bertujuan mengembangkan pengertian dan kesadaran Hankamas di lingkungan
mahasiswa.
2. Pendidikan Kewiraan/PKn (menurut UU No.2 tahun 1989 tentang Sisdiknas)
Pkn merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (SK Dirjen Dikti Depdiknas RI No.267/DIKTI/KEP/2000)
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan:
a. Memupuk sikap dan perilaku kejuangan dan patriotik
b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang masalah dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang hendak
diatasi dengan menerapkan pemikiran berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
c. Mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, demokratis dan ikhlas sebagai warga
negara terdidik
Kompetensi yang diharapkan melalui PKn adalah agar para lulusannya :
Mampu bertindak cerdas, penuh tanggung jawab sebagai warga negara dalam berhubungan dengan negara dan
memecahkan masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsepsi
Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional.