1. OLEH :DRS.SUAIDIN
FASILITATOR BIMTEK KTSP
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1
2. PESERTA MEMAHAMI KONSEP SUBSTANSI
PEMBELAJARAN
BERDASARKAN KTPS
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
3. KENAPA KURIKULUM
BERUBAH”
Kenapa kurikulum harus berubah ? demikian
pertanyaan yang kerapkali dilontarkan orang, ketika
menanggapi terjadinya perubahan kurikulum yang
terjadi di Indonesia.
Jawabannya pun sangat beragam, bergantung pada
persepsi dan tingkat pemahamannya masing-masing.
Sepanjang sejarahnya, di Indonesia telah mengalami
beberapa kali perubahan hingga ada kesan di
masyarakat bahwa “ganti menteri, ganti kurikulum”.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 3
4. Perubahan kurikulum :
Dibtuhkan manakala dipandang sudah tidak efektif
dan tidak relevan lagi dengan tuntutan dan
perkembangan jaman
dan setiap perubahan akan mengandung resiko dan
konsekuensi tertentu.
Perubahan kurikulum yang berskala nasional
Polemik/ perdebatan,
dampaknya yang sangat luas serta
mengandung resiko yang sangat besar,
Perubahan dilakukan secara tiba-tiba dan dalam
waktu yang singkat serta tanpa dasar yang jelas.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 4
5. KONTEKS KTSP
Perubahan kurikulum pada tingkat sekolah perlu dilakukan
secara terus menerus.
Tdak dilakukan secara radikal dan menyeluruh, bergantung
kepada data hasil evaluasi.
Awal berlaku KTSP terkesan mendadak,
Pengembangan KTSP dengan “keterpaksaan” demi
mematuhi ketentuan yang berlaku,
Model yang dikembangkan belum sepenuhnya
menggambarkan kebutuhan dan kondisi nyata sekolah.
Model kurikulum yang sesuai, dibutuhkan perbaikan –
perbaikan yang secara terus-menerus berdasarkan data
evaluasi, hingga pada akhirnya dapat ditemukan model
kurikulum yang lebih sesuai dengan karakteristik dan
kondisiDIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
nyata sekolah.
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 5
6. KEANEHAN?
Tidak pernah melakukan perubahan apapun.
sekolah yang demikian, akan stagnan.
model kurikulum, dibentuk tim pengembang
kurikulum tingkat sekolah yang bertugas untuk
memanage kurikulum di sekolah (TPS).
sudah ditunjuk petugas khusus yang menangani
kurikulum (wakasek kurikulum), tugas -tugas yang
rutin dan teknis
Usaha untuk mendesain, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi serta mengembangan kurikulum yang
lebih inovatif tampaknya kurang diperhatikan.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
Dengan– DIT. PEMBINAAN SMA Pengembang Kurikulum di
DEPDIKNAS adanya Tim HALAMAN 6
7. PERBEDAAN KURIKULUM 2004 Dan KTSP
(Sesuai PP No. 19 th 2005)
KURIKULUM 2006
ESENSI PERBEDAAN KURIKULUM 2004
(Sesuai PP No. 19 th 2005)
PENAMAAN Kurikulum 2004 atau KBK Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
MANAJEMEN Ujicoba, pemodelan dan MBS BSNP sebagai penyusun Standar Isi (Kerangka Dasar,
dilakukan oleh pusat (Direktiorat Stuktur kurikulum) sekolah mengembangkan dalam
dan Balitbang) kurikulum tingkat satuan pendidikan
KERANGKA DASAR memuat : memuat
DAN STRUKTUR a.Standar kompetensi a.Kelompok Mata Pelajaran
KURIKULUM b.Kompetensi dasar b.Struktur Kurikulum Tiap Jenjang
c.Indikator c.Standar kompetensi dan Kompotensi dasar
d.Materi pokok
PEMBELAJARAN Berbasis kompetensi, guru sebagai Berorientasi kompetensi, siswa sebagai pusat
fasilitator pembelajar
PELAKSANAAN Diberikan model-model (model Sekolah dan komite sekolah mengembangkan
silabus, . model pembelajaean, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
model penilaian) dalam dokumen berdasarkan:
lengkap yang disusun pusat 1.Kerangka dasar kurikulum,
sebagai acuan/pedoman 2.Standar kompetensi,
di bawah supervisi dinas kab/kota (SD/MI,
SMP/MTs, PAKET A & B), dan/atau dinas provinsi
(SMA, SMK, PLB, PAKET C)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
8. PERBANDINGAN STRUKTUR PROGRAM DAN MATA PELAJARAN
PADA KURIKULUM 94, KURIKULUM 2004, DAN
STANDAR ISI SD/MI
Kurikulum 94 Kurikulum 2004 Standar Isi
Mara pelajaran A. Mata Pelajaran A. Mata Pelajaran Kelompok Mata Pelajaran
Pendidikan Agama 1. Pendidikan Agama 1. Pendidikan Agama a.kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia (etika, budi pekerti, atau moral)
Pendidikan Pancasila dan 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2. Pendidikan Kewarganegaraan b. kelompok mata pelajaran
Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial kewarganegaraan dan kepribadian
Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Indonesia c. kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
Matematika 4. Matematika 4. Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam 5. Sains 5. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial 6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Kerajinan Tangan dan 6. Kerajinan Tangan dan 7. Seni Budaya dan Keterampilan d. kelompok mata pelajaran estetika
Kesenian Kesenian
Pendidikan Jasmani dan 7. Pendidikan Jasmani 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga e. kelompok mata pelajaran jasmani,
Kesehatan dan kesehatan olahraga dan kesehatan
Muatan Lokal C. Muatan Lokal B. Muatan Lokal
B. Pembiasaan C. Pengembangan Diri
Cawu Semester
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 Semester
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
9. Pasal 2 Permen No. 24
PELAKSANAAN SI dan SKL :
1. mulai tahun ajaran 2006/2007.paling lambat tahun ajaran 2009/2010.
2. Secara menyeluruh, untuk sekolah yang telah melaksanakan uji
coba kurikulum 2004
3. Secara bertahap dalam waktu paling lama 3 tahun, untuk sekolah
yang belum melaksanakan uji coba kurikulum 2004,dengan tahapan
a. SD, MI, SDLB :
- tahun I : kelas 1 dan 4;
- tahun II : kelas 1,2,4, dan 5;
- tahun III : kelas 1,2,3,4,5 dan 6.
b. SMP, MTs, SMA, MA, SMK, MAK, SMPLB, dan SMALB :
- tahun I : kelas 1;
- tahun II : kelas 1 dan 2;
- tahun III : kelas 1,2, dan 3.
4. Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dilakukan setelah mendapat izin Menteri Pendidikan Nasional.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
11. •• Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan
IDENTIFIKASI •• Standar Isi
Standar Isi
IDENTIFIKASI
SNP •• Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan
SNP
•• Standar Proses
Standar Proses
•• Standar Penilaian
Standar Penilaian
Kekuatan dan Kelemahan ::
Kekuatan dan Kelemahan
ANALISIS
ANALISIS
•• Peserta Didik
Peserta Didik K
K
ANALISIS
ANALISIS KONDISI
KONDISI
•• Pendidik dan Tendik
Pendidik dan Tendik T
T
KONTEKS SATUAN •• Sarana Prasarana S
KONTEKS SATUAN Sarana Prasarana
•• Biaya
S
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN Biaya P
P
•• Program
Program
Peluang dan Tantangan ::
Peluang dan Tantangan
Komite Sekolah,
Komite Sekolah,
ANALISIS
ANALISIS Dewpend, Dinpen,
Dewpend, Dinpen,
KONDISI
KONDISI Asprof,
Asprof,
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN DU/DK, SDA,
DU/DK, SDA,
Sosbud, dsb
Sosbud, dsb
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 11
12. TINDAK LANJUT
1. Hasil analisis konteks digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk mengembangkan KTSP sebagai
kurikulum operasional yang harus dilaksanakan di
satuan pendidikan.
2. Satuan pendidikan harus berupaya untuk:
memenuhi standar nasional pendidikan ,
meningkatkan kekuatan dan mengurangi
kelemahan komponen-komponen satuan
pendidikan, serta memanfaatkan peluang dan
mengatasi tantangan/ ancaman
komponen/faktor-faktor yang ada di lingkungan,
sehingga dapat mewujudkan sekolah efektif yang
unggul dan siap berkompetisi secara global
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 12
13. KTSP
Kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.
(PP No. 19 th 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 13
14. Mekanisme
PENYUSUNAN KTSP
Analisis ::
Analisis • •Pembentukan
Pembentukan
• •Kekuatan/
Kekuatan/ TIM
kelemahan
kelemahan TIM
• •Peluang/ • •penyiapan dan
penyiapan dan Naskah
Peluang/
tantangan
tantangan
• •Dokumen penyusunan
penyusunan Naskah
KTSP
Dokumen
draf,
KTSP
Standar isi,
Standar isi,
SKL, Standar draf,
SKL, Standar • •review dan
Pengelolaan,
Pengelolaan,
Standar Pro-
review dan diberlaku-
diberlaku-
revisi, serta
kan
Standar Pro-
revisi, serta
ses, Standar
ses, Standar
Penilaian, dan
Penilaian, dan
finalisasi,
finalisasi,
kan
Panduan
Panduan
Penyusunan
• •pemantapan
pemantapan
Penyusunan
KTSP
KTSP dan penilaian
dan penilaian
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 14
15. LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN SILABUS
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
2. Merumuskan indikator pencapaian
kompetensi
3. Mengidentifikasi materi pembelajaran
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
5. Menentukan jenis penilaian
6. Menentukan alokasi waktu
7. Menentukan sumber belajar
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
16. MEKANISME PENGEMBANGAN
SILABUS
Materi Pokok/ Kegiatan
Pembelajaran Pembelajaran
Analisis
Indikator Alokasi Waktu
SI/SK-KD
Penilaian Sumber Belajar
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 16
17. Pengembang SILABUS
1. Guru kelas/mata pelajaran, atau
2. Kelompok guru kelas/mata pelajaran, atau
3. Kelompok kerja guru (KKG/PKG/MGMP)
Dibawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan Kab/Kota/Provinsi
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 17 [Daftar
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
18. 1 Mengkaji Standar Kompetensi
Mengkaji standar kompetensi mata pelajaran
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi
dasar antarmata pelajaran.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 18
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
19. 2. Mengkaji Kompetensi Dasar
Mengkaji kompetensi dasar mata pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam SI;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan
kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi
dasar antar mata pelajaran.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 19
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
20. 3. Mengidentifikasi Materi
Pokok/Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok mempertimbangkan:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah;
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spritual peserta didik;
b. kebermanfaatan bagi peserta didik;
c. struktur keilmuan;
d. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran;
e. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan; dan
f. alokasi waktu. Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
[Kembali]
20
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
21. 4. Mengembangkan Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi
Pengalaman belajar dimaksud dapat terwujud
melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik.
Pengalaman Belajar memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai peserta didik.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 21
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
22. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran:
a. Memberikan bantuan guru agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional
b. Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta
didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai
dengan hierarki konsep materi pembelajaran
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran
minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta
didik, yaitu kegiatan siswa dan materi.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 22
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
23. 5. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah
Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 23
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
24. Pengembangan Indikator
Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator
(lebih dari dua)
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur dan/atau diobservasi
Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara
dengan kata kerja dalam KD maupun SK
Prinsip pengembangan indikator adalah Urgensi,
Kontinuitas, Relevansi dan Kontekstual
Keseluruhan indikator dalam satu KD merupakan tanda-
tanda, prilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi
yang merupakan kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten.
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 24
Klik untuk lihat KKO
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
25. 6. Menentukan Jenis Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan utk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya
berupa proyek atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 25
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
26. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan penilaian:
a. Untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik, yang dilakukan berdasarkan
indikator
b. Menggunakan acuan kriteria
c. Menggunakan sistem penilaian
berkelanjutan
d. Hasil penilaian dianalisis untuk
menentukan tindak lanjut
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 26
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
27. 7. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi
dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan
oleh peserta didik yang beragam.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 27
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
28. 8. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau
bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada
standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
[Kembali]
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 28
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
29. Format Silabus
Nama Sekolah:
Mata Pelajaran:
Kelas/Semester:
Standar Kompetensi:
No KD Materi Kegiatan Indi- Peni- Alokasi Sumber/
Pemb. Pemb. kator laian Waktu Bahan
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 29
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
30. Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 30
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
31. Ranah Kognitip
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 31
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
32. Ranah Afektif
Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 32
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
33. Departemen Pendidikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 33
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
Nasional Materi 6 -
34. BAGAIMANA MENYUSUN SILABUS DAN RRP
YANG MUDAH
Berdasar kan pengertian silabus dan RPP diatas
Penyusunan Silabus dan RPP diawali dengan cara
melakukan analisis :
1.Materi apa yang harus diajarkan kepada siswa (materi ajar)
2.Bagaimana cara mengajarkan materi tersebut (metoda)
3.Tujuan apa yang hendak dicapai dari mengajarkan materi
tersebut (TP)
4.Bagaimana siswa belajar agar tujuan pembelajaran
tercapai (KP)
5.Bagaimana cara mengukur apakah TP sudah tercapai
(penilaian)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 34
35. KATA KUNCI SILABUS DAN RPP
Kata konci dari Silabus dan RPP terletak pada Tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan indikator yang ditulis
secara lengkap
Indikator yang lengkap memiliki 5 komponen
1.Audien = A (siswa)
2.Behavior = B Perubahan tingkalaku yang ingin
dicapai dan dapat diukur sebagai hasil belajar
3.Condition =C Situasi /lingkungan KBM
4.Degree = D Tingkat kesulitan sesuai kemampuan
siswa
5.Content = E Kedalaman materi sebagai isi Kegiatan
belajar
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 35
36. Contoh TP :
Setelah tanya jawab siswa dapat menuliskan lima
ciri ciri mahluk hidup
Rumusan
1.Setelah tanya jawab E
2.Siswa A
3.dapat menuliskan B
4.lima D
5.ciri ciri mahlk hidup C
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 36
37. Tujuan pembelajaran yang baik didalamnya
terdat 5 Aspek
1.Indikator 2.Soal 3.Metoda4. Kegiatan
pembelajaran5. Aspek penilaian
Contoh TP :
Setelah diskusi siswa dapat menuliskan 5 ciri ciri
mahluk hidup
1.Indikator Menuliskan 5 ciriciri mahluk hidup
2.Soal Tuliskan 5 ciri Mahluk hidup
3.Metoda diskusi
4.Kegiatan pembelajaran Diskusi tentang ciri ciri
mahluk hidup
5.Aspek penilaian Kognitip
Teknik tertulis
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 37
38. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ANALISIS SILBUS
DAN RPP ? Yang merupakan gabungan dari silabus dan
RPP
KOMPET MATERI MATERI AJAR INDIKATOR SOAL METODA
ENSI POKOK
DASAR
1 2 3 5 4 6
Menya KD Uraikan Tiap soal satu indikator Diambil Untuk
lin buang dari Materi rumusan indikator dari tiap mencapai
dari kata pokok yang paling sederhana sub materi iundikator
standa kerja seluas memiliki 2 penciri yaitu ajar tsb
r isi mungkin perubahan tingka laku Soal yang Materi ajar
dengan dan pengetahuan (yang baik disampai
mempertim mencerminkan mengandun kan dengan
bangkan pengelolaan g 2 aspek metoda apa
alokasi pengalaman belajar pengetahua
waktu,kem peserta didik yaitu n dan
ampuan kegiatan siswa dan perubahan
siswa dan materi). tingka laku
guru
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 38
39. TUJUAN KEGIATAN JENIS PENILAIAN ALOKASI SUMBER
PEMBELAJA PEMBELAJA 9 WAKTU BAHAN
RAN RAN
7 8 ASPEK TEKNIK KKM 10 11
Tujuan Merupakan Lihat soal Bisa Dibuat Untuk KD
pembelajaran pengalaman
adalah belajar siswa sesuai berupa per sesuaikan 1 sumber
indikator yang yang kan dg tertulis, indikator dengan 2 Bahan
program 3 alat
ditulis secara berhubungan
lengkap yang dengan metoda aspek lisan, atau KD
memiliki
5 aspek yaitu
pembelajaran
dan memiliki 2
pada Unjuk dengan semester
1 A penciri yaitu raport kerja, memper
2 B
3. C
kegiatan siswa
dan
Produk hatikan
4 D pengetahuan proyek Aspek
5.E komplek
sitas,daya
dukung
dan intake
siswa
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 39
40. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN ANALISIS SILBUS DAN RPP ?
Yang merupakan gabungan dari silabus dan RPP
KOM MATE MATERI AJAR INDIKATOR SOAL METODA
PET RI
ENSI POKO
DAS K
AR
1 2 3 5 4 6
Meng Stru a.Struktur daun 1.Menunjukan 1.Amati sehelai 1.Observasi/
identi tumbuhan
fikasi ktur 1 Tangkai daun
mana daun lalu Pengamatan
strukt dan tangkai,tulang
tunjukkan Mana 2.Diskusi
ur 2 Tulang daun
dan fung 3 Helai daun dan helai tangkai,tulang
fungs si b.Fungsi Daun daun yang dan helai daun
i tumbuhan
daun dau 1 Tangkai daun diamati yang
tumb n diamati tersebut
berfungsi untuk
uhan
tum melekatkan daun pada 2.Menyebutka 2.Sebutkan
batang /Ranting
buh 2 Tulang daun
n fungsi fungsi tangkai
an berfungsi untuk tangkai daun daun
memberikan bentuk pada
daun
3 Helai daun
berfungsi untuk
memasak makanan dan
untuk bernapas
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 40
41. TUJUAN PEMBELAJARAN KEGIATAN JENIS PENILAIAN ALOKASI SUMBER
PEMBELAJ 9 WAKTU BAHAN
ARAN
7 8 ASPEK TEKNIK KKM 10 11
1.Setelah 1.Menga 1.Aspek Teknik KKM 89 2 jam Sumber ;
Mengamati helai mati Kinerja Proses Pelajaran Buku IPA
daun siswa dapat helai ilmiah, kerja
Menunjukkan daun konsep, Bahan
Mana ; Daun
tangkai,tulang 2.Diskusi 2.Aspek Teknik KKM 78 tumbuha
dan helai daun tentang Penguasaan Tertuli Alat
yang di amati fungsi konsep,Tek s, ;-
dengan benar tangkai nik Tertulis,
2.Setelah diskusi daun KKM 78
siswa dapat
Menyebutkan
fungsi tangkai daun
dengan tepat
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 41
42. ADA PERTANYAAN SAMPAI DI SINI???
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
December 27, 2012
43. MENGANALISIS
SK, KD DAN
INDIKATOR
DALAM SILABUS
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
44. 1. Mengkaji SK dan KD
Mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi
dasar mata pelajaran sebagaimana
tercantum
Pada Standar Isi, dengan memperhatikan
hal-hal
berikut:
a. urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu
dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu
sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi
dasar dalam mata pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi
dasar antarmata pelajaran.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 44
45. Mata Pelajaran : FISIKA
SK : Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukur-
annya C3
KD : Melakukan penjumlahan vektor C3
Indikator (***) Tahapa Materi Pokok
n Pengembang Redaksi Soal C?
Berpikir an Sebutkan prinsip
1) Menyebutkan C1 Besaran penjumlahan besaran
prinsip penjumlahan Fisika vektor
vektor C2 omassa,
2) Menerangkan opanjang, Hasil penjumlahan
penjumlahan vektor C3 besaran vektor
dan
3) Menghitung owaktu dari……… adalah …..
penjumlahan vektor C3/4 Penjumlaha a…………
4) Melakukan n vektor b…………
penjumlahan vektor c…………
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
d………..
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN E…………
46. Mata Pelajaran : FISIKA
SK(*) KD (**) Tahapan Indikator (***) Tahapa Materi Pokok
Berpikir n Pengembangan
Berpikir
1.Menerap 1.1 Mengukur C3 oMengenal C1 Besaran Fisika
-kan besaran fisika besaran fisika omassa,
konsep (massa, panjang, (massa, panjang, opanjang, dan
besaran dan waktu) dan waktu) owaktu
fisika dan oMenjelaskan C2 Penjumlahan
pengukur- besaran fisika vektor
annya (massa, panjang,
dan waktu)
oMengukur C3
besaran fisika
(massa, panjang,
dan waktu)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
47. Mata Pelajaran : FISIKA
SK(*) KD (**) Tahapan Indikator (***) Tahapan Materi Pokok
Berpikir Berpikir Pengembangan
1.Menera 1.2 Melakukan C4 o) Menyebutkan C1 Besaran
p-kan penjumlahan penjumlahan Fisika
konsep vektor vektor omassa,
besaran oMenerangkan C2 opanjang,
fisika dan penjumlahan dan
pengukur- vektor owaktu
annya oMengihitung C3 Penjumlahan
penjumlahan vektor
vektor
oMelakukan C3/ 4
penjumlahan
vektor
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
48. Mata Pelajaran : MATEMATIKA
SK(*) KD (**) Taha Indikator (***) Taha Materi Pokok
pan pan Pengembangan
Berpi Berpi
kir kir
Memec 1.Mengguna C3 oMengenal C1 oaturan
ahkan kan aturan aturan pangkat, pangkat,
masalah pangkat, akar, dan oakar, dan
yang akar, dan logaritma ologaritma
berkait logaritma
oMenjelaskan C2 manipulasi
an 2. aturan pangkat, aljabar dalam
dengan akar, dan perhitungan
bentuk logaritma yang
pangkat oMenggunakan C3 melibatkan
, akar, aturan pangkat, pangkat, akar,
dan akar, dan
dan logaritma
logarit logaritma
ma
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
49. Mata Pelajaran : MATEMATIKA
SK(*) KD (**) Tahapan Indikator (***) Tahap Materi Pokok
Berpikir an Pengembangan
Berpik
ir
Memeca 1.Melakukan C4 oMenjelaskan C2 oaturan pangkat,
hkan manipulasi manipulasi aljabar oakar, dan
masalah aljabar dalam perhitungan ologaritma
yang dalam yang melibatkan manipulasi
berkaita perhitungan pangkat, akar, dan aljabar dalam
n dengan yang logaritma perhitungan yang
bentuk melibatkan oMenghitung C3 melibatkan
pangkat, pangkat, manipulasi aljabar pangkat, akar,
akar, akar, dan dalam perhitungan dan logaritma
dan logaritma yang melibatkan
logaritm pangkat, akar, dan
a logaritma
oMelakukan C4
manipulasi aljabar
dalam perhitungan
yang melibatkan
pangkat, akar, dan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA logaritma
HALAMAN
50. Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
SK(*) KD (**) Tahapan Indikator (***) Tahap Materi Pokok
Berpikir an Pengembangan
Berpik
ir
Memah Menanggapi C4 Menuliskan isi C1 -Siaran
siaran radio/
ami siaran atau (langsung) dari
televisi dalam
siaran informasi beberapa kalimat radio/ televisi,
atau dari media dengan urutan teks yang
cerita elektronik yang runtut dan dibacakan, atau
mudah dipahami. C2
yang (berita dan rekaman berita/
disamp nonberita) Menyampaikan nonberita
aikan secara lisan isi -Pokok-pokok
siaran yang telah C 4/5
secara isi berita
ditulis secara
langsun runtut dan jelas -Tanggapan isi
g /tidak berita
langsun Mengajukan
pertanyaan/
g tanggapan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 berdasarkan
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
siaran yang
51. Mata Pelajaran : TIK
SK(*) KD (**) Tahap Indikator (***) Taha Materi Pokok
an pan Pengembangan
Berpik Berpi
ir kir
Melaku Mengaktif C 3/P2 Mengidentifikasi perangkat C1 oFungsi dan
kan kan dan komputer jenis-jenis port
operasi mematika yang terdapat
Mendemonstrasikan cara C
dasar n 3/P2 pada
merangkai console/system
komput komputer unit, monitor, keyboard
console/system
er sesuai dan mouse dengan benar unit
dengan
prosedur Mendemonstrasikan cara C oProsedur
menghidupkan komputer 3/P2 menghidupkan
sesuai dengan prosedur dan mematikan
baku
komputer
Mendemonstrasikan cara C3/P2
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 mematikan komputer
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA sesuai dengan prosedur
HALAMAN
52. PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran : …………….
Kelas/Semester : …………….
RUANG LINGKUP *) ALOK
SK KD THP INDIKATOR THP MATERI POKOK 1 2 3 4 5 6 7 8 WKT
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
53. CONTOH PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X / 1
RUANG LINGKUP ALOK
THP THP
Pengukuran Gerak dan Gejala WKT
SK KD PIKIR INDIKATOR PIKIR MATERI POKOK
berbagai analisis gelombang
besaran vektor
1. Menerapkan 1.1 Mengukur C-3 Mengenal besaran fisika C-1 Besaran fisika V 2 x 45’
konsep besaran (massa, panjang, dan (massa, panjang,
besaran fisika waktu) dan waktu)
fisika dan (massa, pan-
pengu- jang, dan Menjelaskan besaran C-2
kurannya waktu) fisika
Melakukan pengukuran C-3
massa, panjang, dan P
waktu
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 53
54. CONTOH PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran : TIK
Kelas/Semester : X / 1
RUANG LINGKUP
Perangkat keras dan Penggunaan alat
perangkat lunak yang bantu untuk
THP THP digunakan untuk me- memproses dan
SK KD PIKIR INDIKATOR PIKIR MATERI POKOK ngumpulkan, menyim- memindah data dari ALOK
WKT
pan, memanipulasi, satu perangkat ke
dan menyajikan perangkat lainnya.
informasi
1. Melaku- 1.1 Mengaktifkan C-3 Menunjukkan bagian- C-1 Operasi dasar V 45’
kan operasi dan mematikan bagian komputer komputer
dasar komputer sesuai
komputer dengan prosedur Menjelaskan fungsi C-2
bagian-bagian komputer
Mendemonstrasikan cara C-3
mengaktifkan dan
mematikan komputer
sesuai prosedur
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
55. CONTOH PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran: Sejarah
Kelas/Semester: X/1
Ruang Prediksi
SK(*) KD (**) Tahapan Indikator (***) Tahapan Materi Pokok dan Lingkup Waktu (jam
Berpikir Berpikir Pengembangan pelajaran)
1 2 3
1.Memaha 1.1 Menjelaskan pengertian dan
C2 o Mengidentifikasi C1 V 45 menit
mi prinsip pengertian dan ruang ruang lingkup
peristiwa bersejarah
dasar ilmu lingkup ilmu sejarah ilmu sejarah
sejarah
o Menjelaskan
pengertian ilmu C2
sejarah
o Menjelaskan ruang
lingkup ilmu sejarah C2
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
Ruang lingkup:DIT. PEMBINAAN SMA ilmu sejarah
DEPDIKNAS – 1. Prinsip dasar HALAMAN
56. PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : 1
STANDAR KOMPETENSI:
Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masala h
THP TINGKAT
BERPIKIR MATERI POKOK/
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR RUANG LINGKUP WAKTU
PENGEMBANGAN
• Membaca data • Membaca C1 Statistika: Statistika 2 x 45’
dalam bentuk C1 sajian data
tabel dan dalam Diagram garis,
diagram bentuk diagram batang,
batang, garis, tabel, diagram lingkaran.
lingkaran, dan diagram Histogram dan
ogive batang, ogive
diagram
garis,
diagram
lingkaran
dan ogive
• Mengidentifi C1 2 x 45’
kasi nilai
suatu data
yang
ditampilkan
pada tabel
dan
diagram
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 56
57. PEMETAAN STANDAR ISI
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/Program : XI / IPA
Semester : 1
STANDAR KOMPETENSI:
Menggunakan aturan statistika, kaidah pencacahan, dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masala h
KOMPETENSI THP TINGKAT MATERI POKOK/ RUANG
INDIKATOR BERPIKIR WAKTU
DASAR PENGEMBANGAN LINGKUP
1. Menyaj C3 • Menjelaskan langkah-langkah C2 Statistika: Statistika 2 x 45’
ikan menyajikan dalam bentuk tabel,
data diagram batang, diagram garis, Diagram garis,
dalam diagram lingkaran histogram dan ogive diagram batang,
bentuk diagram lingkaran.
tabel Histogram dan ogive
dan
diagra
m
batang
, garis, • Menggambarkan data dalam bentuk C3 2 x 45’
lingkar tabel, diagram batang, diagram garis,
an, diagram lingkaran..
dan
ogive
serta
penafsi
rannya • Menggambarkan data dalam bentuk C3 2 x 45’
tabel distribusi frekuensi dan histogram
serta ogive
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 57
58. Pengembangan Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran Bahan yang
dimaksud dapat berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
59. Apa saja sumber belajar ?
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 59
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
60. Jenis Bahan Ajar
1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak
(printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non
cetak (non printed), seperti model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video
compact disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction),
compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan
bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
61. Contoh Peta Bahan Ajar
(Keg. Praktikum)
SK KD Keg. Pembelajaran
Menerapkan
Mendeskripskan
konsep dan prinsip
Menganalisis sifat-sifat pemantulan
gejala gelombang
sifat-sifat dan pembiasan cahaya
dan optika dalam
cahaya melalui praktik kerja
menyelesaikan
kelompok
masalah
Judul Bahan ajar
LKS:
Sifat-sifat
cahaya
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
62. Mengapa guru perlu
mengembangkan Bahan Ajar?
Guru harus memiliki atau menggunakan bahan
ajar yang sesuai dengan :
kurikulum,
karakteristik sasaran,
tuntutan pemecahan masalah belajar.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 62
63. Tujuan dan Manfaat
Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar disusun dengan tujuan:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik
dan setting atau lingkungan sosial peserta didik;
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif
bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit
diperoleh;
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 63
64. Manfaat bagi guru
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum
dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik;
2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang
sulit diperoleh;
3. Memperkaya karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai referensi;
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman
guru dalam menulis bahan ajar;
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan peserta didik karena peserta didik
akan merasa lebih percaya kepada gurunya;
6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku
dan diterbitkan.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 64
65. Manfaat bagi Peserta Didik
1. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik;
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri
dan mengurangi ketergantungan terhadap
kehadiran guru;
3. Mendapatkan kemudahan dalam
mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 65
66. PLAY
Sk,kd dan
indikator
chapters CREDITS ALL
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
Presented by : Yusup Sulaeman,
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN sman 1 bogor…….2006
67. Kedudukan Titik, Garis,
dan Bidang dalam Ruang
Standar Kompetensi
6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis, dan bidang dalam
ruang dimensi tiga
Kompetensi Dasar
6.1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang
dalam ruang dimensi tiga
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
68. Kedudukan Titik, Garis,
dan Bidang dalam Ruang
Setelah mempelajari materi ini siswa
diharapkan dapat :
•Menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang
•Menentukan kedudukan titik dan bidang dalam ruang
•Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang
•Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang
•Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
69. Kedudukan Titik, Garis,
dan Bidang dalam Ruang
Chapter 1 : Pengertian Titik, Garis, dan Bidang
+ Aksioma Euclides
Chapter 2 : Kedudukan Titik Terhadap Garis
dan Bidang
Chapter 3 : Kedudukan Garis Terhadap Garis
dan Bidang
Chapter 4 : Kedudukan Bidang Terhadap Bidang
Lain
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
70. Pengertian Titik, Garis, dan
Bidang + Aksioma Euclides
Titik hanya dapat ditentukan oleh letaknya,
tidak berukuran (tidak berdimensi). Titik
digambarkan dengan tanda noktah dan dibubuhi
nama, biasanya dengan huruf kapital.
A P
Titik A Titik P
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
71. Pengertian Titik, Garis, dan
Bidang + Aksioma Euclides
Garis (garis lurus) memiliki ukuran panjang,
tetapi tak punya ukuran lebar. Biasanya garis hanya
dilukiskan sebagian saja, disebut wakil garis. Nama
wakil garis dilambangkan dengan huruf kecil (g, h, k)
atau menyebutkan nama segmen garis dari titik
pangkal ke titik ujung.
B
g
A
Garis g Segmen/ ruas garis AB
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
72. Pengertian Titik, Garis, dan
Bidang + Aksioma Euclides
Bidang (Bidang datar) memiliki ukuran panjang
dan lebar. Wakil bidang berbentuk persegi, persegi
panjang, atau jajar genjang, diberi nama α, β, µ atau
H, U, V, W, atau dengan menyebutkan titik-titik
sudut bidang tersebut.
D C D C
α A B β A B
Bidang α Bidang ABCD Bidang β Bidang ABCD
D C
µ
A B
Bidang µ Bidang ABCD
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
73. Pengertian Titik, Garis, dan
Bidang + Aksioma Euclides
Aksioma adalah pernyataan yang diandaikan benar dalam
sebuah sistem dan kebenaran itu diterima tanpa pembuktian.
Euclides, memperkenalkan 3 aksioma penting dalam geometri
Aksioma 1
Melalui dua buah titik sebarang (tidak berimpit) hanya B
dapat dibuat sebuah garis lurus. A
Aksioma 2
Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua
A B buah titik persekutuan, maka garis tersebut
α seluruhnya terletak pada bidang
Aksioma 3 C
Melalui tiga buah titik sebarang (tidak pada satu
garis) hanya dapat dibuat sebuah bidang. α A B
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
74. Pengertian Titik, Garis, dan
Bidang + Aksioma Euclides
Dalil 1 C
Sebuah bidang ditentukan oleh tiga titik sebarang.
A B
Dalil 2
Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan g
sebuah titik (titik berada di luar garis). A
Dalil 3 h
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis
berpotongan. g
Dalil 4 h
Sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
g
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
75. KEDUDUKAN TITIK
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
1. Titik terletak pada garis H G
E F
A
2. Titik berada di luar garis D
C
B
A B g
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
76. KEDUDUKAN TITIK
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
1. Titik terletak pada bidang H G
E F
A
U
2. Titik berada di luar bidang D
C
A B
U
B
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
77. KEDUDUKAN GARIS
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
Kedudukan garis terhadap garis lain h
1. Dua garis berpotongan g
A
Ada satu titik persekutuan (titik potong) α
g
2. Dua garis berimpit h
Ada lebih dari satu titik persekutuan α
h
3. Dua garis bersilangan
Tidak berpotongan, tidak bersilangan, A g
tidak terletak pada satu bidang
α
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
78. KEDUDUKAN GARIS
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
4. Dua garis sejajar
Tak ada titik persekutuan, dalam satu bidang
g
α h
Aksioma 4
Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis, hanya dapat dibuat
sebuah garis yang sejajar dengan garis itu.
A h
g
α
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
79. KEDUDUKAN GARIS
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
H G
g berpotongan dengan
AD, AE, BC, dan BF
E F
g sejajar dengan
DC, EF, dan HG
g bersilangan dengan
CG, DH, EH, dan FG
D C
g berimpit dengan
AB
A B g
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
80. KEDUDUKAN GARIS
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
Dalil tentang garis sejajar bidang
g
Dalil 8
g // h
h terletak pada bidang α h
Maka, g // bidang α
α
g
Dalil 9
α melalui g (a,β)
g // bidang β α
Maka, (a, β) // g
β
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
81. KEDUDUKAN GARIS
TERHADAP GARIS DAN
BIDANG
g
h
Dalil 10
g // h
h // bidang α
Maka, g // bidang α
α
Dalil 11 g
(a,β)
α berpotongan dengan β
a // g
β // g α
Maka, (a, β) // g
β
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
82. KEDUDUKAN bidang
TERHADAP bidang lain
H G
ABCD sejajar dengan
EFGH
E F
D C
ABCD berpotongan
dengan ABFE, BCGF,
CDHG, dan ADHE
A B
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
83. KEDUDUKAN BIDANG
terhadap bidang lain
Dalil 12 a
a // g b
α
b // h
a dan b berpotongan pada bidang α
g
g dan h berpotongan pada bidang β
Maka, bidang α // bidang β h
β
(α,µ)
Dalil 13
bidang α // bidang β µ
α
Bidang µ memotong bidang α dan β
Maka, (α,µ) // (β,µ)
(β,µ)
β
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
84. KEDUDUKAN BIDANG
terhadap bidang lain
g
Dalil 14
g menembus α α
bidang α // bidang β
Maka, g menembus bidang β
β
Dalil 15 g
g // bidang α
Bidang α // bidang β
Maka, g // bidang β α
β
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
85. KEDUDUKAN BIDANG
terhadap bidang lain
Dalil 16
g
g terletak di bidang α
α
bidang α // bidang β
Maka, g // bidang β
β
Dalil 17
bidang α // bidang β µ
α
Bidang µ memotong bidang α
Maka, Bidang µ memotong bidang β
β
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
86. KEDUDUKAN BIDANG
terhadap bidang lain
α
Dalil 18
bidang α // bidang β
bidang β // bidang µ β
Maka, Bidang α // bidang µ
µ
Dalil 19
bidang α // bidang U (U,V)
Bidang β // bidang V
Bidang α dan bidang β berpotongan di (α,β)
Bidang U dan bidang V berpotongan di (U,V) U
Maka, (α,β) // (U,V)
(a,β)
V
α
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 β
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
87. Kedudukan Titik, Garis,
dan Bidang dalam Ruang
H G 1. Temukan titik-titik yang terletak pada
a. Garis BD
E F
b. Bidang BCGF
c. Bidang ABGH
D
C 2. Carilah garis-garis yang sejajar dengan
a. Bidang ABCD
A B
b. bidang BCGF
c. Bidang ABGH
3. Carilah garis-garis yang tegak lurus dengan garis
a. AB
b. BF
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
88. LKS
RPP
(Lesson Plan)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 88
89. Model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang menggambarkan
kegiatan dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru
Dalam model pembelajaran
terdapat strategi pencapaian
kompetensi peserta didik dengan
pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran tertentu
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
90. PENGERTIAN
1.Strategi pembelajaran:
siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru,
berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan
tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercpai secara
optimal
Seperangkat kebijasanaan yang terpilih, yang telah
dikitkan dengan faktor yang menentukan warna atau
strategi tersebut, seperti:
- pemilihan materi
- penyaji materi
- cara penyajian materi
- sasaran penerima
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
91. 2.Pendekatan pembelajaran:
cara yang ditempuh guru dalam melaksanakan
pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi
dengan siswa
Jalan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu
disajikan
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
92. Contoh pendekatan pembelajaran
1. Keterampilan proses
2. Sistim belajar siswa aktip
3. CTL
4. STS
5. Kecakapan hidup
6. PAKEM
7. Tematik
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
93. Metode pembelajaran:
cara menyajikan materi yang masih bersifat
umum
Cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, misal:
ceramah, eksperimen, tanya jawab,
demonstrasi,diskusi,penugasan
Teknik mengajar:
penerapan secara khusus suatu metode
pembelajaran yang telah disesuaikan dengan
kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan
media pembelajaran serta kesiapan siswa
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
94. Model pembelajaran:
Pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas
yang menyangkut strategic, pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
Rencana atau pola yang mengorganisasi
pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara
penggunaan materi pembelajaran.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
97. Tidak ada model pembelajaran yang paling
efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk
semua materi
Pemilihan model pembelajaran untuk
diterapkan guru di dalam kelas
mempertimbangkan beberapa hal:
1. tujuan pembelajaran
2. sifat materi pelajaran
3. ketersediaan fasilitas
4. kondisi peserta didik
5. alokasi waktu yang tersedia
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
98. CIRI MODEL PEMBELAJARAN YANG BAIK
Ada keterlibatan intelektual – emosional peserta
didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis,
berbuat, dan pembentukan sikap
Ada keikutsertaan peserta didik secara aktif dan
kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran
Guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator,
mediator dan motivator kegiatan belajar peserta
didik
Penggunaan berbagai metode, alat dan media
pembelajaran
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
99. JIGSAW
Salah satu teknik pembelajaran kooperatif adalah Jigsaw. Pada mulanya Jigsaw
dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan, kemudian oleh Robert E. Slavin (1991)
Jigsaw tersebut divariasikan.
Melalui teknik Jigsaw dapat dibangun kemampuan afektif siswa seperti:
•Mengemukakan pendapat
•Mendengar
•Bertanya
•Mengelola materi
•Mengklarifikasi
•Menghargai orang lain
•Mengontrol / mengendalikan diri
•Bekerjasama dengan orang lain
•Kesediaan berbagi pengetahuan yang dimiliki
•Meminta bantuan orang lain
•Memotivasi teman belajar
•Mengkomunikasikan hasil diskusi
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
100. Dalam metode Jigsaw siswa dikelompokkan secara heterogen.
Bagaimana mengelompokkan siswa secara heterogen? Berikut ini
adalah contoh pengelompokkan siswa:
1. Susunlah peringkat siswa dari peringkat satu dan selanjutnya
sampai dengan peringkat terakhir berdasar nilai
sebelumnya
2. Tentukan beberapa siswa pertama (contoh tentukan siswa
peringkat satu sebagai kelompok A,siswa peringkat 2
sebagai kelompok B dst). Atur setiap tim terdiri dari
siswa yang peringkat nilainya tinggi, sedang dan rendah.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
101. Contoh penentuan kelompok siswa
Peringkat Tim 21 A
1 A
22 B
2 B
23 C
3 C
24 D
4 D
Rata- 25 E
5 E
Tinggi rata 26 F
6 F
7 G kelom 27 G
8 H pok 28 H
bawah 29 I
9 I
10 J 30 J
11 J 31 J
12 I 32 I
13 H 33 H
Rata- 14 G 34 G
rata Renda
15 F 35 F
Kelom h
16 E 36 E
pok
atas 17 D 37 D
18 C 38 C
19 B 39 B
20 A 40 A
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
102. Dari penentuan sesuai contoh diatas, maka untuk 40 siswa dalam satu
kelas dapat dibagi menjadi 10 kelompok yang setiap kelompoknya
terdiri atas 4 orang.
Setelah siswa dikelompokkan, misalnya satu kelompok terdiri dari 4
siswa kelompok ini disebut kelompok belajar (home group),
kemudian setiap siswa di beri tugas membaca dan menggali informasi
dengan topik yang berbeda-beda, sebaiknya tugas membaca ini sudah
diberikan pada pertemuan sebelumnya sehingga di kelas hanya
membutuhkan sedikit waktu untuk meneruskannya.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
103. Kemudian siswa-siswa dengan topik yang sama dari
setiap kelompok diminta bergabung ke dalam kelompok
ahli (expert group) untuk mendiskusikan topik tersebut.
Setelah siswa-siswa dengan topik yang sama mengadakan
diskusi pada expert group, mereka diminta kembali lagi
ke kelompok belajar semula. Di kelompok belajar para
siswa (4 siswa) masing-masing menjelaskan kepada
temannya tentang topiknya. Di bawah ini digambarkan
alur pergerakan siswa dari home group/learning group
ke expert group dan kembali lagi ke home
group/learning group.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
105. Kemudian siswa dengan topik yang sama (nomor yang sama) ke expert
group
Kelompok ahli (expert group)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
106. Setelah diskusi dengan topik yang sama mereka
kembali
ke home group untuk menjelaskan topiknya kepada
teman-temannya.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
107. Selanjutnya guru meminta 4 orang siswa
dengan topik yang berbeda untuk presentasi
tentang topiknya didepan kelas secara
bergiliran.
Akhirnya guru mengadakan tes secara
individual dan dikoreksi langsung sambil
dibahas. Skor atau nilai siswa dalam kelompok
belajar (home group) dirata-ratakan. Dan untuk
memotivasi siswa guru memberikan
penghargaan kepada kelompok belajar/home
group yang nilai rata-ratanya tinggi.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
108. (PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH)
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 108
109. PEMBELAJARAN TATAP MUKA, PENUGASAN TERSTRUKTUR,
DAN KEGIATAN MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR
Pembelajaran Tatap Muka (TM) :
Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi langsung antara
pendidik dengan peserta didik.
Penugasan Terstruktur (PT) :
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh guru. Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi
langsung antara pendidik dengan peserta didik.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) :
Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan ditentukan oleh peserta didik dan tidak terjadi interaksi langsung
antara pendidik dengan peserta didik.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
110. Pembelajaran
tuntas
Pembelajaran tuntas (mastery
learning) adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang
mempersyaratkan peserta didik
menguasai secara tuntas seluruh
kompetensi dasar dan standar
kompetensi mata pelajaran.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
111. PROSES PEMBELAJARAN
PENILAIAN/UJI KD
≥ KKM (LULUS) < KKM
PENGAYAAN REMEDIAL
BISA
LULUS
PORTOFOLIO
T U N T A S
KD berikutnya
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
112. PENILAIA
N
Sistem penilaian menggunakan ulangan/ujian
berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah:
Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap
Kompetensi Dasar.
Ulangan dapat dilaksanakan untuk satu atau lebih
Kompetensi Dasar.
Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui
program remedial, program pengayaan.
Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor.
Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif
seperti:pengamatan, kuesioner, dsb.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 112 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
113. PEMBELAJARAN REMEDIAL
Pembelajaran remedial adalah pembelajaran
yang diberikan kepada peserta didik yang
belum mencapai ketuntasan pada KD
tertentu, menggunakan berbagai metode
yang diakhiri dengan penilaian untuk
mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar
peserta didik.
Pada hakikatnya semua peserta didik akan
dapat mencapai standar kompetensi yang
ditentukan, hanya waktu pencapaian yang
berbeda. Oleh karenanya perlu adanya
program pembelajaran remedial (perbaikan)
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
114. Penilaian ulang diberikan kepada
peserta didik yang telah mengikuti
program pembelajaran remedial agar
dapat diketahui apakah peserta didik
telah mencapai ketuntasan dalam
penguasaan kompetensi yang telah
ditetapkan.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
115. Waktu Pelaksanaan
Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial diberikan
setelah peserta didik mempelajari
satu atau beberapa KD tertentu
yang diuji melalui Ulangan Harian.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 115 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
116. PELAKSANAAN REMEDIAL
Pembelajaran ulang dengan metode
dan media yang berbeda,
Belajar mandiri atau pemberian
bimbingan secara khusus,
Pemberian tugas/latihan,
Belajar kelompok dengan bimbingan
alumni atau tutor sebaya,
dan lain-lain, yang semuanya diakhiri
dengan ulangan.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 116 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
117. T
E Tes ulang diberikan kepada
peserta didik yang telah
S mengikuti program
pembelajaran remedial agar
U dapat diketahui apakah
L peserta didik telah mencapai
ketuntasan dalam
A penguasaan kompetensi yang
N telah ditetapkan.
G
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 117 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
118. Nilai Remedial
Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari
KKM. Apabila kebijakan ini diberlakukan, maka
setiap peserta didik (termasuk yang sudah
mencapai KKM) berhak mengikuti
remedi/perbaikan nilai sehingga mencapai nilai
maksimal (100).
Oleh karena itu, mempertimbangkan
kepraktisan dalam pelaksanaan remedial
sekolah dapat menetapkan nilai remedi sama
dengan nilai KKM. Kebijakan ini harus
disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 118 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
119. Contoh:
Teknik pelaksanaan
penugasan/pembelajaran
remedial
Penugasan individu diakhiri dengan tes
(lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang
mengikuti remedial maksimal 20%.
Penugasan kelompok diakhiri dengan tes
individual (lisan/tertulis) bila jumlah peserta
didik yang mengikuti remedi lebih dari 20%
tetapi kurang dari 50%.
Pembelajaran ulang diakhiri dengan tes
individual (tertulis) bila jumlah peserta didik
yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 119 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
120. PEMBELAJARAN
PENGAYAAN
Peserta didik yang telah mencapai
kompetensi lebih cepat dari peserta didik
lain dapat mengembangkan dan
memperdalam kecakapannya secara
optimal melalui pembelajaran pengayaan.
Pembelajaran pengayaan dapat diartikan
sebagai suatu pengalaman atau kegiatan
peserta didik yang telah melampaui
persyaratan minimal (KKM) yang
ditentukan oleh Satuan Pendidikan dan
tidak semua peserta didik dapat
melakukannya.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
121. PEMBELAJARAN PENGAYAAN
(lanjutan ….)
Pembelajaran pengayaan memberikan
kesempatan bagi peserta didik yang
memiliki kelebihan sehingga mereka
dapat mengembangkan minat dan bakat
serta mengoptimalkan kecakapannya.
Pengayaan merupakan penguatan pada
KD tertentu dengan memberi tugas
membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain-
lain
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
122. 1. Belajar Kelompok
Bentuk 2. Belajar mandiri
Pelaksanaan 3. Pembelajaran
Pembelajaran berbasis tema
Pengayaan 4. Pemadatan
kurikulum
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 122 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
123. Penilaian
Sebagai bagian integral dari kegiatan
pembelajaran, kegiatan pengayaan ini
tidak lepas dengan penilaian.
Penilaian hasil belajar kegiatan
pengayaan tidak sama dengan
kegiatan pembelajaran biasa tetapi
cukup dalam bentuk portofolio dan
harus dihargai sebagai nilai lebih dari
peserta didik yang lainnya
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 123 -
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN
39
124. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar
mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum
sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah
pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan
diri, khususnya pelayanan konseling ditujukan guna
pengembangan kreativitas dan karir
Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling
menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan
kebutuhan khusus peserta didik.
DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009
DEPDIKNAS – DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN