Dokumen tersebut membahas tentang pengertian semantik dan jenis-jenisnya. Semantik adalah ilmu yang mempelajari makna dalam bahasa, terutama hubungan antara tanda bahasa dengan makna. Terdapat beberapa jenis semantik seperti semantik leksikal yang mempelajari makna kata, semantik gramatikal yang mempelajari makna dalam tataran gramatika, dan semantik kontekstual yang mempelajari perubahan makna
1. SEMANTIK
A. Pengertian Semantik
Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi tentang
makna. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani „ sema‟ (kata benda)
yang berarti „tanda‟ atau „lambang‟. Kata kerjanya adalah „semaino‟ yang berarti
„menandai‟atau„melambangkan‟. Yang dimaksud tanda atau lambang
disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).
Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :
1)Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.
2)Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.
Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan
yang ditandai ataudilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang
lazim disebut sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.
Jadi, Ilmu Semantik adalah :
-Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal
yangditandainya.
-Ilmu tentang makna atau arti.
Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki
perbedaan dalam mengartikan semantik. Pengertian semantik yang berbeda-beda tersebut
justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas cakupannya.
1. Charles Morrist
Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-
objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.
2. J.W.M Verhaar; 1981:9
Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni
cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.
3. Lehrer; 1974: 1
Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang
sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat
dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.
4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)
Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna
apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.
5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)
2. Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan
proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.
6. Dr. Mansoer pateda
Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.
7. Abdul Chaer
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran
analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).
Pandangan semantik kemudian berbeda dengan pandangan sebelumnya, setelah karya de
Saussure ini muncul. Perbedaan pandangan tersebut antara lain:
1. Pandangan historis mulai ditinggalkan
2. Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,
3. Semantik mulai dipengaruhi stilistika
4. Studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)
5. Hubungan antara bahasa dan pikira mulai dipelajari, karena bahasa merupakan kekuatan
yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari ide ini terhadap
SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).
6. Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak membantu
perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis yang merupakan
cabang logika simbolis.
Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning of Meaning karya Ogden & Richards yang
menekankan hubungan tiga unsur dasar, yakni „thought of reference‟ (pikiran) sebagai unsur
yang menghadirkan makna tertentu yang memiliki hubungan signifikan dengan
referent(acuan). Pikiran memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang
tidak memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki
hubungan yang arbitrer. Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menetukan
fakta bahwa asal kata meaning(nomina) dari to mean (verba), di dalamnya banyak
mengandung „meaning‟ yang berbeda-beda. Leech (1974) menyatakan bahwa ahli-ahli
semantik sering tidak wajar memikirkan‟the meaning of meaning‟ yang diperlukan untuk
pengantar studi semantik. Mereka sebenarnya cenderung menerangkan semantik dalam
hubungannya dengan ilmu lain; para ahli sendiri masih memperdebatkan bahwa makna
bahasa tidak dapat dimengerti atau tidak dapat dikembangkan kecuali dalam makna
nonlinguistik.
A.Batasan Ilmu Semantik
Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah untuk
ilmumakna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan semik.Ini
dikarenakanistilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang cukup
luas,yakni mencakupmakna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk tanda
lalulintas, morse, tanda matematika,dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan batasan
3. cakupan dari semantik adalah makna atauarti yang berkenaan dengan bahasa sebagai
alat komunikasi verbal.
B.Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain
Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu
linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan
antropologi. Bahkan jugadengan filsafat dan psikologi.
1 . S e m a n t i k d a n S o s i o l o g i
Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai
kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat
menandai identitaskelompok penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata „cewek‟ atau „wanita‟, akan dapat
menunjukkanidentitas kelompok penuturnya.
Kata „cewek‟ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata „wanita‟
terkesanl e b i h s o p a n , d a n i d e n t i k d e n g a n k e l o m p o k o r a n g t u a
y a n g m e n g e d e p a n k a n kesopanan.
2 . S e m a n t i k d a n A n t r o p o l o g i .
Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna
padasebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat
menjanjikanklasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya.
Contohnya :
Penggunaan / pemilihan kata „ngelih‟ atau „lesu‟ yang sama-sama berarti „lapar‟
dapatmencerminkan budaya penuturnya.
Karena kata „ngelih‟ adalah sebutan untuk „lapar‟ bagi masyarakat
Jogjakarta.Sedangkan kata „lesu‟ adalah sebutan untuk „lapar‟ bagi masyarakat daerah
Jombang.
C . A n a l i s i s S e m a n t i k
Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan
yang erat dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil
analisis pada suatu bahasa, tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata „rice‟ pada
bahasa Inggrisyang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.
Kata „rice‟ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing -
masing konteks yang berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.
4. Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal „rice‟ untuk menyebut
nasi, beras,gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi,
gabah, beras dannasi, seperti bangsa Indonesia.
Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa
tidak selalu penanda dan referent -nya memiliki hubungan satu lawan
satu. Yang artinya, setiap tandalingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.
Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan
sebaliknya, duatanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.
Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut :
Bisa = racun = dapat
Buku,Kitab = Lembar kertas berjilid
B. Jenis Semantik
Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalam keseluruhan
semantika bahasa,namun tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik Leksikon
Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitu
morfologi dan sintaksis.
Morfologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata,
serta proses pembentukannya. Satuan dari morfologi yaitu morfem dan kata.
Contoh :
Ajar = Pe - lajar
Be – lajar ( pe- dan be- dapat membedakan makna )
S e d a n g k a n s i n t a k s i s , a d a l a h s t u d i m e n g e n a i h u b u n g a n k a t a
d e n g a n k a t a d a l a m membentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan
kalimat. Sintaksis memiliki satuanyaitu kata, frase, klausa, dan kalimat.
Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :
a ) F u n g s i g r a m a t i k a l
b ) K a t e g o r i g r a m a t i k a l
c ) P e r a n g r a m a t i k a l
Contoh analisis semantik sintaktikal
Kata fungsi Si udin menjaga adiknya Di rumah sakit
Fungsi subjek predikat objek keterangan
kategori nomina verba nomina nomina
5. peran agen benefaktif patient locative
Satuan dan proses dari morfologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh
karena itu, padatataran ini ada masalah -masalah semantik yang
disebut semantik gramatikal karena objek studinya adalah makna-makna gramatikal
dari tataran tersebut.
K a l a u y a n g m e n j a d i o b j e k p e n y e l i d i k a n a d a l a h s e m a n t i k
l e k s i k o n , m a k a j e n i s semantiknya adalah
semantik leksikal
. Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada pada leksem dari bahasa.
Oleh karena itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.Leksem adalah
satuan-bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankan dengani s t l a h
k a t a , y a n g l a z i m d i g u n a k a n d a l a m s t u d i m o r f o l o g i d a n
s i n t a k s i s , d a n y a n g l a z i m didefiinisikan sebagai satuan gramatik bebas terkecil.
Baik kata tunggal maupun kompositum
Contoh :
Kambing = nama hewan
Hitam = jenis warna
Kambing hitam = orang yang dipersalahkan
C. Jenis Makna
Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal.
Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna
referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat
dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dapat
dibedakan adanya makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Selain pembagian
tersebut, jenis makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal
dan (b) makna kontekstual.
1. Makna Leksikal
Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning) adalah makna
kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks (turunan)
dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna leksikal
dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi makna
konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.
2. Makna Konseptual
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai
dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna
konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau makna
deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi.
6. 3. Makna Generik
Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa
makna konseptual yang khusus atau sempit. Misalnya,sekolah dalam kalimat “Sekolah kami
menang.” Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru, siswa-siswa dan pegawai
tata usaha sekolah bersangkutan.
4. Makna Spesifik
Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.
Misalnya jika berkata “ahli bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan
seseorang yang mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.
5. Makna Asosiatif
Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak
sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata bunglon berasosiasi
dengan makna orang yang tidak berpendirian tetap.
6. Makna Konotatif
Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang
diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk mengacu
bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.
7. Makna Afektif
Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca
terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan gaya
bahasa.
8. Makna Stilistik
Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek
terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya sastra.
Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata yang digunakan
mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak ditampilkan melalui gaya
bahasa.
9. Makna Kolokatif
Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata
di dalam lingkungan yang sama. Misalnya kata ikan, gurami,sayur, tomat tentunya kata-kata
tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika dihubungkan
dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang membentuk kata atau
hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata, (c) makna dibatasi oleh
kecepatan.
10. Makna Idiomatik
Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari
makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa Indonesia ada dua
7. macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom sebagian. Idiom penuh adalah
idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu
makna. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalamnya masih terdapat unsur yang masih
memiliki makna leksikal.
11. Makna Kontekstual
Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi.
Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal itu
selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.
12. Makna Gramatikal
Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah
kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari proses
gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.
13. Makna Tematikal
Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis, baik
melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.
14. Realasi makna adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna kata yang lain. Pada
dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu
(1) prinsip kontiguitas,
(2) prinsip kolementasi,
(3) prinsip overlaping
(4) inklusi.
Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki
makna sama atau mirip. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut
sinonimi.
1. Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna kata yang satu
berlawanan dengan makna kata yang lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi
makna yang disebut antonimi.
2. Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki makna yang
berbeda atau kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung makna berbeda. Prinsip ini
dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan polisemi.
3. Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup beberapa
makna kata lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi.
15. Sinonimi adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu suatu istilah
yang mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.
Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang, mangkat
wafat
8. Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama atau mirip. Hal-hal
yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah penyerapan kata-kata asing, penyerapan
kata-kata daerah, makna emotif dan evaluatif. Kata bersinonimi tidak dapat dipertukarkan
tempatnya karena dipengaruhi oleh
(1) faktor waktu,
(2) faktor tempat atau daerah,
(3) faktor sosial,
(4) faktor kegiatan dan
(5) faktor nuansa makna.
16. Homonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi mengandung makna dan
pengertian yang berbeda.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah (1) kata-kata yang
berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan, (2) kata-kata yang
berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses morfologis.
Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya.
Contoh:
bisa = sanggup, dapat
bisa = racun ular
jagal = pedagang kecil
jagal = orang yang bertugas menyembelih binatang
padan = banding
padan = batas
padan = janji
padan = curang
padan = layar
Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama
tetapi bunyinya sama.
Contoh:
bang = bentuk singkatan dari abang
bank = lembaga yang mengurus uang
sangsi = ragu
sanksi = akibat
9. syarat = janji
sarat = penuh dan berat
Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya.
Contoh: teras = hati kayu atau bagian dalam kayu teras = pegawai utama
teras = bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain
17. Antonimi adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.
18. Oposisi kembar yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau kembaran yang
mencakup dua anggota.
Contoh:
laki-laki = perempuan
kaya = miskin
ayah = ibu
19. Oposisi gradual yaitu penyimpangan dari oposisi kembar antara dua istilah yang berlawanan
masih terdapat sejumlah tingkatan antara. Contoh: kaya dan miskin, besar dan kecil
Pada kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya – cukup kaya – kaya – miskin –
cukup miskin – sangat miskin, sangat besar – lebih besar – besar – kecil – lebih kecil – sangat
kecil.
20. Oposisi majemuk yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata.
Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih.
berjongkok tiarap berbaring Contoh: duduk Berdiri
1. Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi kebalikan, relasi
pertentangan yang bersifat saling melengkapi.
Contoh: menjual beroposisi membeli
suami beroposisi istri
utara beroposisi selatan
2. Oposisi hirarkis, oposisi ini terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang berlainan.
Oposisi ini pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk. Kata-kata yang beroposisi
hirarkis adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), satuan
hitungan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.
Contoh: meter beroposisi dengan kilometer
kuintal beroposisi dengan ton
3. Oposisi inversi, oposisi ini terdapat pada pasangan kata seperti beberapa – semua, mungkin –
wajib. Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah apakah kata itu mengikuti
10. kaidah sinonimi yang mencakup (a) penggantian suatu istilah dengan yang lain dan (b)
mengubah posisi suatu penyangkalan dalam kaitan dengan istilah berlawanan.
Contoh: beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara mempunyai pantai
4. Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang
memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti.
5. Kata berhomonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya.
Contoh: bisa = dapat
bisa = racun
Sedangkan polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau
kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam satu arti.
Contoh: kepala
1. bagian tubuh dari leher ke atas
2. bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan hal yang
penting
3. pemimpin atau ketua
6. Dua cara untuk menentukan bahwa suatu kata tergolong polisemi atau homonimi,
pertama melihat etimologi atau pertalian historisnya. Kata buku misalnya, adalah
homonimi yakni
(1) buku yang merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berarti „tulang sendi‟
(2) buku yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti „kitab, pustaka‟.
Kedua, dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.
1. Hiponimi ialah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna
terkandung sejumlah komponen yang lain.
2. Hiponimi adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu
makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Kelas atas mencakup sejumlah komponen
yang lebih kecil, sedangkan kelas bawah merupakan komponen yang mencakup dalam kelas
atas. Contoh: Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata bulan. Kelas atas disebut
hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.
11. BAB III
PENERAPAN DALAM
PEMBELAJARAN
A.MANFAAT SEMANTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalamstudi umum
bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi (bagaimana
pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis, pendengar dan
pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana mengubahmakna dari waktu ke waktu). Sangat
penting untuk memahami bahasa dalam kontekssosial, karena ini cenderung mempengaruhi
arti, dan untuk memahami jenis bahasaInggris dan efek gaya.
Oleh karena itu salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian
semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan, diklarifikasi,
tertutup, ilustrasi, disederhanakandinegosiasikan, bertentangan dan mengulangi.Makna
bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai konteks.Makna kata dapat
dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar bahasa.Dalam konsepsi ini, kata
berperan sebagai label atau pemberi nama pada benda- benda atau objek-objek yang berada di alam
semesta.
Makna kata juga dapatdibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi
dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan atau
persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa yang terjadi
diluar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak sama
dalammenafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka
berbedaterhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk
olehkaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu
peristiwaujaran.Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya
sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi olehkonteks
di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta. Kedua,kajian makna
bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan kebahasaansuatu bahasa.Uraian di
atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar dalam semantik penting untuk dipahami.
Contoh, pengertian sense berbeda dari pengertian reference.
Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat
darikaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara katadengan
12. benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna kata.Begitu pula
dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perludipahami dalam kajian antik.
Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan ataukalimat dengan ujaran. Kalimat sebagaimana
kita pahami satuan tata bahasa yangsekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat.
Sedangkan ujaran dapat terdiridari satu kata, frase atau kalimat yang diujarkan oleh seorang
penutur yang ditandaioleh adanya unsur fonologis, yakni kesenyapan. dalam semantik kedua
konsep inimemperlihatkan sosok kajian makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya
lebih banyak dibahas dalam semantik tindak tutur. Peran konteks pembicaraan
dalammengungkapkan makna ujaran sangat penting. Sementara kajian makna
kalimatlazimnya lebih memusatkan pada konteks tatabahasa dan unsur lain yang
dapatdicakup dalam tata bahasa dalam bahasa Inggris, misalnya unsur waktu
dapatdigramatikakan yang terwujud dalam perbedaan bentuk kata kerja.Beberapa daerah yang penting
dari teori semantik atau ajaran yang dipelajarisematik diantaranya yaitu:
*Simboldanrujukan
*Konsepsimakna
*Kata-katadanlexemes
*Denotasi,konotasi,implikasi
*Pragmatik
*Ambiguitas
*Metaphor,similedansymbol
*Semanticbidang
*Sinonim,antonimdanhyponym
*Collocation,ekspresitetapdanidiom
*Semanticperubahandanetimologi*Polisemi
*Homonimi,homofondanhomographs
*Leksikologidanleksikografi
*Thesauruses,perpustakaandanWebportal
*Epistemologi
Jadi dengan memahami dan menguasai semantic, akan mempermudah dan memperlancar
dalam pembelajaran bahasa berikutnya misalkan dalam mempelajari pragmatik, karena pada
dasarnya kedua bidang bahasa ini saling berhubungan danmenunjang satu sama lain. Bagi
pelajar sastra, pengetahuan semantik akan banyak member bekal teoritis untuk menganalisis
bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan bagi pengajar sastra, pengetahuan semantik akan
member manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori semantik akan
membantu dalam memahamidengan lebih baik bahasa yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya
adalahkemudahanuntukmengajarkannya.