SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 60
TANTANGAN DAN PELUANG
 BAGI PERDAGANGAN JASA
             INDONESIA




Dr. MAXI R. RONDONUWU, DHSM
 Disampaikan pada Seminar IPKKI Sulut
  Aditorium Unsrat, 16 Desember 2011
RENCANA PEMBANGUNAN
    JANGKA PANJANG 2005-2025, UU NO 17/2007


             KESEHATAN


         TERWUJUDNYA DERAJAT
            KESEHATAN YANG
             SETINGGI2NYA



MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA
       YANG BERKUALITAS

                INVESTASI



   BANGSA YANG BERDAYA-SAING
KERANGKA KONSEP PEMBANGUNAN
            KESEHATAN MDGS
                    Target
                         Bid Kes
           RPJMN       Peningkatan
MDGs
         2010 - 2014   gizi: bumil,
                       bayi, balita,
                           anak

        PEMBANGUNAN                    SEKTOR
          KESEHATAN     Reduksi         LAIN
            PUSAT       Kematian
           PROVINSI       Bayi
           KAB/KOTA

                         Reduksi       MASYARA
                                         KAT
                        Kematian
                           Ibu

                        HIV/AIDS,
                       Malaria, Tbc

          RPJMD         Kesehatan
                       Lingkungan
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN



                       MISI                            STRATEGI
                                           1. Meningkatkan pemberdayaan masy swasta dan
              1. Meningkatkan derajat         madani, dlm pemb.kes melalui kerjasama nas
                 kesmas melalui               dan global
                 pemberdayaan masy         2. Meningkatkan yankes yg merata, terjangkau,
  VISI           termasuk swasta & masy       bermutu & berkeadilan serta berbasis bukti, dg
                 madani                       mengutamakan pd upaya promotif dan preventif
MASYARAKAT
              2. Melindungi kesmas dg      3. Meningkatkan pembiayaan pemb kes terut utk
  SEHAT YG       menjamin tersedianya         mewujudkan jamsoskes
MANDIRI DAN      upaya kes yg paripurna,   4. Meningkatkan pengemb dan pemberdayagu-
BERKEADILAN      merata, bermutu, dan         naan SDMK yg merata dan bermutu
                 berkeadilan               5. Meningktkan ketersediaan pemerataan dan
              3. Menjamin ketersediaan        keterjangkauan obat dan alkes serta menjamin
                 dan pemerataan               keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
                 sumberdaya kes               sediaan farmasi. Alkes dan makanan
              4. Menciptakan tata kelola   6. Meningktkan manaj kes yg akuntabel, trans-
                 kepemerintahan yg baik       paran, berdayaguna dan berkhasiat guna, utk
                                              memantapkan desentralisasi kes yg bertgg jwb.




                                                               4
8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL
              BIDANG KESEHATAN
1. Peningkatan KIA & KB
2. Perbaikan gizi masyarakat
                                               Fokus Prioritas &
3. Pengendalian penyakit menular & tidak       Reformasi Pembangunan
   menular dan kesling
                                               Kesehatan Nasional
4. Pemenuhan SDM Kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan,
                                               2010-2014
   safety, mutu, penggunaan obat/makanan
6. Jamkesmas
7. Pemberdayaan masyarakat,
   penanggulangan bencana dan krisis
                                                   RPJMN 2010 -
                                                                    VISI
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer,
   sekunder dan tersier
                                                      2014        MASYARAKAT
                                                                  SEHAT YANG
     7 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN                              MANDIRI DAN
1. Jamkesmas                                        MDG 2015      BERKEADILAN
2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
   Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
3. Ketersediaan Obat dan Alkes di setiap
   fasilitas kesehatan
4. Reformasi birokrasi pembangunan
   kesehatan
5. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan
6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)                                          5
                                                                                5
7. Rumah sakit Indonesia kelas dunia
                                               5
MISI

                 1. Meningkatkan derajat
                    kesehatan masyarakat,
                    melalui pemberdayaan
   VISI             masyarakat, termasuk
                    swasta dan masyarakat
 Masyarakat         madani.
Sulawesi Utara   2. Melindungi kesehatan
 Sehat , yang       masyarakat dengan
 Mandiri dan        menjamin tersedianya
 Berkeadilan        upaya kesehatan yang
                    paripurna, merata, bermutu,
                    dan berkeadilan.
                 3. Menjamin ketersediaan dan
                    pemerataan sumberdaya
                    kesehatan.
                 4. Menciptakan tata kelola
                    kepemerintahan yang baik.


                                                  6
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN
            KESEHATAN TAHUN 2011


1.   Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita.
2.   Perbaikan status gizi masyarakat;
3.   Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular
     diikuti penyehatan lingkungan;
4.   Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM
     kesehatan; termasuk pembentukan MTKP (Majelis Tenaga
     Kesehatan Provinsi) dalam rangka pelaksanaan registrasi &
     uji kompetensi tenaga kesehatan, dimana MTKP merupakan
     unit fungsional dari badan pengembangan dan
     pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan
     dibawah koordinasi MTKI
Lanjutan,,,,,



5.   Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
     keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan
     obat dan makanan;
6.   Universal Coverage Kab/Kota
7.   Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan
     krisis kesehatan;
8.   Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil,
     Tertinggal dan Daerah Perbatasan serta pulau-pulau terluar.
9.   Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan
     tersier, antara lain Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
PROGRAM POKOK
1.  Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;
2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita;
3. Program Pembinaan Gizi Masyarakat;
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
6. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;
7. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
8. Program Upaya Kesehatan;
9. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia.




                                                          9
PROGRAM PENUNJANG

1. Program Pelayanan Administrasi;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
   Aparatur;
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem
   Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;




                                                   10
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
              TAHUN 2012




1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita yang
   menjamincontinuum of care, antara lain
   dengan peningkatan cakupan persalinan di
   sarana pelayanan kesehatan dasar dan RS
   pemerintah.
2. Perbaikan status gizi masyarakat .

3. Melanjutkan upaya pengendalian penyakit
   menular serta penyakit tidak menular, diikuti
   penyehatan lingkungan.
4. Pengembangan sumber daya manusia
   kesehatan, antara lain dengan pemantapan
   standar kompetensi tenaga kesehatan,
   terutama tenaga dokter, dokter gigi, perawat,
   bidan, kesehatan masyarakat, gizi, dan
   farmasi.
5. Peningkatan upaya kesehatan yang
   menjamin terintegrasinya pelayanan
   kesehatan primer, sekunder, dan tersier
   antara lain dengan perluasan Bantuan
   Operasional Kesehatan (BOK) bagi
   pelayanan kesehatan primer di puskemas.
6.   Peningkatan kualitas manajemen,
     pembiayaan kesehatan, sistem
     informasi, dan ilmu pengetahuan serta
     teknologi kesehatan antara lain melalui:
     a) peningkatan kualitas perencanaan,
     penganggaran, serta monitoring dan
     Evaluasi pembangunan kesehatan
     untuk mendukung percepatan
     pencapaian target MDGs; dan b)
     penguatan peraturan Perundangan
     pembangunan kesehatan.
PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN
 KESEHATAN SULUT TAHUN 2010 – 2014
N
o      Sasaran     2010    2014   MDGs      Ket
                                           Perlu
   AKB
1.                  29      24     23      Kerja
   per 1.000 KH                            Keras
   AKI                                     Perlu
2. per 100.000      183    117     102     Kerja
   KH                                      Keras

     Gizi Kurang                           Sudah
3.                 10,6%   6%     18,5%
     Balita (%)                           Tercapai

                                          Kemung-
4. UHH             70,7    72,7    73      kinan
                                          Tercapai
                                                     14
STATUS MDGs
SULAWESI UTARA
TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN


                 INDIKATOR                    TARGET     KONDISI      KONDISI     KET
                                               MDGS     NASIONAL       SULUT
Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990‐2015

Prevalensi balita dengan berat badan rendah   <15,5%      17,9%        8,3%      SUDAH
/ kekurangan gizi                                         (2010)                TERCAPAI

Prevalensi balita gizi buruk                  <3,6%     4,9% (2010)    3,80%     SUDAH
                                                                                TERCAPAI

Prevalensi balita gizi kurang                 <11,9%      13,0%        10,6%     SUDAH
                                                          (2010)                TERCAPAI


Proporsi penduduk dengan asupan kalori di     <8,50%      14,47%       3,42%     SUDAH
bawah tingkat konsumsi minimum-1400                       (2009)                TERCAPAI
Kkal/kapita/hari


Proporsi penduduk dengan asupan kalori di     <35,32%     61,86%       28,7%     SUDAH
bawah tingkat konsumsi minimum 2000                       (2009)                TERCAPAI
Kkal/kapita/hari
TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK
                INDIKATOR                    TARGET    KONDISI   KONDISI     KET
                                              MDGS    NASIONAL    SULUT


Target 4: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun
waktu 1990‐2015



Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran       32        44        42       PERLU
hidup                                                                       KERJA
                                                                            KERAS


Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000             23        34        29       PERLU
kelahiran hidup                                                             KERJA
                                                                            KERAS


Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran    < 32       19        21       SUDAH
hidup                                                                      TERCAPAI



Persentase anak usia 1 tahun yang di         >44,5%    74,5%      85,0%     SUDAH
imunisasi campak                                                           TERCAPAI
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU
                INDIKATOR                  TARGET    KONDISI   KONDISI     KET
                                            MDGS    NASIONAL    SULUT



Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu
1990‐2015

Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran    <102      228       183       PERLU
hidup                                                                     KERJA
                                                                          KERAS

Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga    >40,7%    77,34%     84%       SUDAH
kesehatan terlatih                                                       TERCAPAI

Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

Angka pemakaian kontrasepsi /CPR           >49,7%    61,4%     62,40%     SUDAH
perempuan menikah usia 15‐49, semua cara   (1991)                        TERCAPAI


Angka pemakaian kontrasepsi (CPR)          >47,1%    57,4%     69,3%      SUDAH
perempuan menikah usia 15‐49 tahun saat    (1991)    (2007)              TERCAPAI
ini, cara modern

Angka kelahiran remaja (perempuan usia      < 67      51 %      67%       SUDAH
15‐19 tahun) per 1000 perempuan usia       (1991)    (2007)              TERCAPAI
15‐19 tahun
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU


               INDIKATOR                  TARGET      KONDISI   KONDISI       KET
                                           MDGS      NASIONAL    SULUT



Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015

Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya   > 75,0%     93,3%     99,2%      SUDAH
satu kali kunjungan dan empat kali                                        TERCAPAI
kunjungan) untuk kunjungan I



Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya   >56,0%      81,5%     87,7%      SUDAH
satu kali kunjungan dan empat kali        (1991)      (2007)              TERCAPAI
kunjungan) untuk kunjungan IV




Unmet Need (kebutuhan keluarga            < 12,70%    9,10%     12,31%     SUDAH
berencana/KB yang tidak terpenuhi)         (1991)     (2007)              TERCAPAI
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
                       MENULAR LAINNYA

              INDIKATOR                    TARGET       KONDISI      KONDISI     KET
                                            MDGS       NASIONAL       SULUT

Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru
HIV/AIDS hingga tahun 2015

Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total        -          0,2%        <0,5%     PERLU
populasi                                   (Menurun)     (2009)                 KERJA
                                                                                KERAS
Penggunaan kondom pada hubungan seks       > 12,8%       10,3%        30%       SUDAH
berisiko tinggi terakhir untuk perempuan                                       TERCAPAI

Penggunaan kondom pada hubungan seks       > 12,8%       18,4%        30%       SUDAH
berisiko tinggi terakhir untuk Laki-Laki                                       TERCAPAI

Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24        Meningkat   Perempua:      9,8%      PERLU
tahun yang memiliki pengetahuan                          11,9%                  KERJA
komprehensif tentang HIV/AIDS                           Laki‐laki:              KERAS
(MENIKAH)                                                15,4%
                                                         (2010)

Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24        Meningkat   Perempua:      12%       PERLU
tahun yang memiliki pengetahuan                          19,8%                  KERJA
komprehensif tentang HIV/AIDS (BELUM                    Laki‐laki:              KERAS
MENIKAH)                                                 20,3%
                                                         (2010)
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
                       MENULAR LAINNYA
               INDIKATOR                      TARGET       KONDISI      KONDISI    KET
                                               MDGS       NASIONAL       SULUT

Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang
membutuhkan sampai dengan tahun 2010

Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut       Meningkat     38,4%        60%       ON
yang memiliki akses pada obat‐obatan                        (2009)                TRACK
antiretroviral

Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria
dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015

Angka kejadian Malaria (per 1,000             < 24,10        17,77      14,72    SUDAH
penduduk):                                    (1990)        (2008)              TERCAPAI

Proporsi anak balita yang tidur dengan         > 7,7%     Desa:4,5%     16,5%    SUDAH
kelambu berinsektisida                                    Kota: 1,6%            TERCAPAI
                                                          Total: 7,7%

Proporsi anak balita dengan demam yang        >21,9%        21,9%        80%     SUDAH
diobati dengan obat anti malaria yang tepat                 (2010)              TERCAPAI
TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT
                       MENULAR LAINNYA

               INDIKATOR                    TARGET    KONDISI   KONDISI     KET
                                             MDGS    NASIONAL    SULUT



Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria
dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015

Angka kejadian Tuberkulosis (semua          < 343      228        189      SUDAH
kasus/10.000 penduduk/tahun)                (1990)    (2009)              TERCAPAI

Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per        < 443      244        235      SUDAH
100.000 penduduk)                           (1990)    (2009)              TERCAPAI

Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per    < 92       39        27       SUDAH
100.000 penduduk)                           (1990)    (2009)              TERCAPAI

Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang     70,0%     73,1%      80%       SUDAH
terdeteksi dalam program DOTS                         (2009)              TERCAPAI

Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati    85,0%     91,0%      90%       SUDAH
dan sembuh dalam program DOTS                         (2009)              TERCAPAI
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
                       HIDUP
               INDIKATOR                    TARGET     KONDISI   KONDISI      KET
                                             MDGS     NASIONAL    SULUT



Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015


Proporsi rumah tangga dengan akses          >68,87%     47,71%     64,9    ON TRACK
berkelanjutan terhadap air minum layak,
perkotaan dan perdesaan



Proporsi rumah tangga dengan akses          >49,82%     75,29%    75,40     SUDAH
berkelanjutan terhadap air minum layak di                                  TERCAPAI
perkotaan



Proporsi rumah tangga dengan akses          >45,72%     65,81%    51,97     SUDAH
berkelanjutan terhadap air minum layak di                                  TERCAPAI
perdesaan
TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

              INDIKATOR                  TARGET     KONDISI   KONDISI         KET
                                          MDGS     NASIONAL    SULUT

Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses
berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015

Proporsi rumah tangga dengan akses       >62,41%    51, 19%    70,5      SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak,                                  TERCAPAI
perkotaan dan perdesaan


Proporsi rumah tangga dengan akses       >69,51%    76,82%     77,90     SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak,                                  TERCAPAI
perkotaan



Proporsi rumah tangga dengan akses       >55,55%    33,96%     55,83     SUDAH
berkelanjutan terhadap sanitasi layak,                                  TERCAPAI
perdesaan
TANTANGAN &
       PELUANG

BAGI PERDAGANGAN
JASA INDONESIA
ANALISA SITUASI (INPUT-Ketenagaan)(3)
    (sumber profil PPSDM Sulawesi Utara 2009)
Masalah & Tantangan
1.   PENYEBARAN NAKES TIDAK MERATA, ADA
     YG KELEBIHAN TETAPI ADA YG
     KEKURANGAN.
2.   NAKES RANGKAP TUGAS.
3.   TUPOKSI TIDAK SESUAI DENGAN
     KOMPETENSI.
4.   PEMEKARAN WILAYAH MENYEBABKAN
     MUTASI NAKES DAN ADA YANG
     DITEMPATKAN DILUAR KESEHATAN.
Jasa adalah sektor vital bagi
        berfungsinya perekonomian negara
   Sebagai infrastruktur dalam perekonomian.
   Komponen penting proses transformasi
    ekonomi
    •   Sektor ini tumbuh paling cepat di dalam perekonomian
    •   Menjadi penunjang pertumbuhan dan perdagangan di
        sektor lain.
   Sumber penting bagi pertumbuhan atas dasar
    peningkatan produktifitas, karena sektor ini
    paling cepat mengadopsi inovasi.
   Menyerap tenaga kerja paling banyak
       Knowlegde-intensive services, memperkerjakan tenaga
        kerja dengan kualifikasi lebih tinggi dan pendapatan lebih
        tinggi dari rata rata.
Sektor Jasa
        Penopang Utama Perekonomian
   Tumpuan masa depan Perekonomian Indonesia
    •   Pangsa jasa makin besar dalam GDP
    •   Makin banyak tenaga kerja beralih ke sektor jasa dengan nilai
        tambah lebih tinggi
   Mendukung sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan
    pengembangan SDM
    •   Pendukung infrastruktur Industri: Jasa Keuangan,
        telekomunikasi, bisnis dan Logistik, transportasi, konstruksi
    •   Pendorong pertumbuhan : Jasa keuangan, telekomunikasi dan
        transportasi
    •    Pendorong pengembangan SDM: Jasa kesehatan, pendidikan ,
        lingkungan hidup
Perdagangan Jasa
      Perdagangan Masa Depan Dunia
   Perdagangan jasa dunia terus tumbuh, rata-rata
    8% (2005-2010)
   Pangsa perdagangan jasa terus tumbuh, mencapai
    21% (2010)
   Negara maju pemain utama, namun Emerging
    Economies makin agresif mencari pasar
   World Investment Report UNCTAD
      the shift towards services
Jasa dalam strategi Emerging
                     Economies
   India
    •   Sektor jasa memberikan kontribusi 60% dari GDP dan
        menciptakan kesempatan kerja 70%
   China
    •   Komponen inti dan strategis dalam perkembangan sektor
        perdagangan dan industri yang modern dan seimbang
           Perubahan dari low-end manufacturers to higher value-added
            products and services
           Peningkatan kontribusi sektor jasa terhadap GDP dari 43% ke 47%
           Pengembangan energi modern dan logistik yang terintegrasi
           Perbaikan kemampuan teknologi jasa di sektor swasta dan publik
Jasa dalam strategi Emerging
                     Economies
   Malaysia
    •   Tujuan umum Master Plan tahap ke-3 2006 – 2020
        “ Memiliki daya saing global untuk jangka panjang melalui
        transformasi dan inovasi di bidang industri dan sektor jasa “
    •   5 (lima) Komponen di sektor jasa sebagai sumber
        utama pertumbuhan:
           Penguatan efesiensi dan daya saing sektor jasa
           Liberalisasi progresif sektor jasa
           Menciptakan keterhubungan yang optimal dengan industri
           Pembangunan pusat jasa pendidikan, distribusi, kesehatan dan
            pariwisata di tingkat regional
           Penguatan pengembangan dan promosi 8 sektor jasa
Posisi Jasa Indonesia
   RI Peringkat 40 sebagai eksportir dunia, peringkat
    30 importir
   RI adalah net importer  Defisit besar perdagangan
    jasa: ekspor USD 17 miliar, impor USD 33 miliar
   Peringkat eksportir dunia (EU digabung):
    - Singapura No.5 (USD 112 Miliar)
    - Thailand No.15 (USD 34 Miliar)
    - Malaysia No. 17 (USD 33 Miliar)

Sumber : WTO Trade Report 7 April 2011
Perundingan Jasa
                  Request dan Offer
   Perundingan jasa dilakukan secara multi-track/simultan
    melalui berbagai fora
    –   Multilateral WTO
    –   Regional ASEAN dan ASEAN dengan mitra
    –   Bilateral
   Liberalisasi/peningkatan komitmen secara bertahap dan
    berkelanjutan melalui proses perundingan
     seyogyanya diarahkan agar seiring dengan peningkatan
    kemampuan dan daya saing industri jasa nasional
   Kebijakan liberalisasi baik menyangkut offer maupun request
    serta mode of supply sesuai dengan tujuan dan
    perkembangan pembangunan nasional
KOMITMEN INDONESIA DALAM WTO

   Mencakup komitmen horisontal maupun sektoral
   Lebih rendah dari regulasi yang berlaku
   Indonesia belum memiliki komitmen di sektor kesehatan
    (termasuk jasa profesi) di WTO
   Peningkatan komitmen melalui pengajuan Conditional
    Initial Offer dalam perundingan Doha.
   Antisipasi perundingan dalam rangka revised offer
   Request and Offer Indonesia untuk jasa
    kesehatan
Request dan Offer Indonesia - WTO

   Indonesia menyampaikan request (2008) untuk Mode 4:
    Contractual Service Suppliers (CSS) dan Independent
    Professionals (IP) ke sejumlah negara
   Request Indonesia dianggap tidak spesifik ke negara
    tujuan tertentu
   Penyusunan peta akses pasar (PAP) dan informasi
    yang diperlukan untuk mendukung request, seperti peta
    kebutuhan jasa, aturan-aturan dan hambatan jasa di
    negara tujuan pasar
     • Sejauh mungkin spesifik dan lebih rinci sesuai
       kebutuhan penetrasi pasar dan pelaku usaha
Request dan Offer Indonesia - WTO

   Conditional Initial Offer Indonesia tahun 2005:
    professional services (legal), education, health,
    maritime, energy, construction dan financial
   Ministerial Signaling Conference 2008 :
    Indikasikan tambahan offer Indonesia untuk
    sektor distribution, environment, transport dan
    immigration
ROADMAP LIBERALISASI JASA
             ASEAN
   Tahun 2010, Sektor Prioritas meliputi:
    - e-ASEAN
    - Healthcare
    - Pariwisata
   Tahun 2013: sektor logistik
   Tahun 2015: sektor jasa lainnya
12 PRIORITY INTEGRATION SECTORS
   (7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa)

          Agro-based products
                Air travel
               Automotive
                E-ASEAN
               Electronics
                Fisheries
               Healthcare
         Rubber-based products
           Textiles & apparels
                 Tourism
          Wood-based products
        Logistics Services (2013)
PERUNDINGAN JASA ASEAN
   Dituangkan dalam Paket Komitmen (Package of
    Commitments)
   Perundingan yang intensif dan ‘targeted’
     ASEAN telah menghasilkan sejumlah Paket
    Komitmen (Paket I s/d VIII)
     sejumlah negara anggota belum memenuhi
    threshold
   Pemenuhan threshold : mode of supply, foreign
    participation, penghapusan pembatasan ex Psl. XVI
    GATS, cakupan sektor
Target Liberalisasi Jasa ASEAN

   Target liberalisasi
    •   Tahun 2010 (AFAS 8): 80 subsektor
    •   Tahun 2012 (AFAS 9): 100 subsektor
    •   Tahun 2014 (AFAS 10): 120 subsektor
    •   Tahun 2015 (AFAS 11): 128 subsektor
   Perkembangan AFAS 8
    •   Target 80 subsektor, Indonesia memberikan offer 85
        subsektor
    •   41 sub-sektor lulus threshold, 44 subsektor belum lulus
        threshold
    •   15% Overall Flexibility: Alokasi dan Kriteria
Mutual Recognition Arrangements
         ASEAN di bidang Jasa
•   Memfasilitasi movement of professional
    qualification melalui pengakuan qualifikasi
    professi (MRAs)
•   MRA memungkinkan professional penyedia jasa
    yang terdaftar atau certified di suatu negara
    anggota untuk diakui sama (equally recognized)
    di negara anggota lainnya
     Memfasilitasi arus atau mobilitas professional
    penyedia jasa di lingkungan ASEAN
Tantangan Liberalisasi Jasa
   Perdagangan jasa internasional
    •   Masih merupakan bisnis yang menguntungkan
        negara-negara maju
    •   Hubungan perdagangan asimetrikal dengan negara-
        negara berkembang
    •   Namun jasa adalah bisnis masa depan – tantangan
        dan peluang
   Domestic service capacity masih belum
    kompetitif - banyak sektor jasa masih dalam tahap
    formative/development stage, lack of adequate
    regulatory and institutional framework
Tantangan Liberalisasi Jasa
   Penetrasi ke pasar luar negeri
    •   Pemahaman yang belum memadai mengenai
        pasar jasa luar negeri – negara-negara tujuan
        ekspor jasa
         peta kebutuhan, regulasi/prosedur dan hambatan di
        negara tujuan pasar
         peta kebutuhan ekspor jasa Indonesia per sektor
         peta rinci keunggulan sektor ketenagakerjaan Indonesia
    •   Penyusunan Peta Akses Pasar (PAP)
    •   Penajaman Request
Tantangan Liberalisasi Jasa
   Hambatan di negara tujuan ekspor jasa
       Hambatan usaha : restrictions on commercial presence,
        differential treatment of foreign service providers
       Hambatan mode 4 : quotas, standards, recognition,
        certification, licensing, categories of personnel, ENT, entry
        barriers (visa, work permit), other regulatory barriers
       Hambatan jasa keperawatan
          - bahasa (bahasa Inggris dan nasional)
          - licensure examination – ujian kompetensi keperawatan,
            menguji nursing level competency
          - pendidikan/pelatihan perawat
          - Nursing Regulatory Authority
Tantangan Liberalisasi Jasa

   Regulasi domestik yang memuat aturan/disiplin
    untuk mendukung perdagangan jasa
    •   Perdagangan jasa dan liberalisasi jasa memerlukan regulasi dan
        institusi yang baik
    •   Disiplin regulasi domestik
        aspek transparansi kebijakan/regulasi
         administered in a reasonable, objective and impartial manner
         tidak menciptakan unnecessary barriers
    •   Kondisi regulasi nasional dan daerah yang memerlukan review
        dan penguatan
Tantangan Liberalisasi Jasa
     kualifikasi, standar, perizinan (qualifications,
       standards and procedures) berdasarkan a.l.
            - objective and transparent criteria
            - not more burdensome than necessary
•   Kesiapan menghadapi pemberlakuan Disciplines
    on Domestic Regulation WTO
Dual hal yang paling krusial
   Domestic service capacity
    •   Lemahnya supply side
    •   Berdampak pada posisi request and offer
   Akses pasar di luar negeri
    •   Pasar tujuan ekspor
    •   Akses pasar dan hambatan
   Tantangan utama adalah bagaimana pembukaan/
    perluasan pasar dilakukan seiring dengan
    peningkatan kapasitas dan kemampuan sektor jasa
    domestik untuk mampu bersaing di dalam maupun
    di pasar luar negeri
Tantangan persaingan/akses pasar

   Kemampuan bersaing dalam lingkungan global
    dan regional
       global and regional competitors
      upaya berbagai negara untuk mengembangkan
       keunggulan di sektor/subsektor jasa  persaingan di
       sektor jasa kesehatan
      penyediaan jasa sesuai kebutuhan/tuntutan pasar jasa
       yang sangat dinamis dan inovatif
   Industri/pelaku usaha nasional menghadapi pembukaan
    pasar domestik (offer)
   Akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor jasa
    (request)
Peluang bagi jasa Indonesia
     Master Plan Ekonomi Indonesia
       Target 12 besar dunia tahun 2025 dan 8 besar
        dunia tahun 2045
       Dari efficiency-driven economy menuju ke
        innovation-driven economy – tahapan untuk bisa
        bersaing
       Struktur ekonomi negara maju  meningkatnnya
        porsi sektor sekunder dan tersier
       Mensyaratkan adanya transformasi ekonomi
       Sektor jasa adalah kunci keberhasilan transformasi
        ekonomi  a central driver and enabler of
        economic growth and development
Peluang bagi jasa Indonesia
   Memanfaatkan perdagangan internasional
    bidang jasa untuk mendukung pertumbuhan
    sektor jasa dalam negeri
       Kepentingan offer Indonesia adalah untuk
        meningkatkan investasi dan memenuhi sasaran
        pembangunan di berbagai sektor ekonomi
       Diarahkan pada sektor-sektor jasa yang mendukung
        peningkatan pembangunan nasional dan sesuai
        dengan Prioritas Pembangunan Nasional.
       Harus dapat mendukung pengembangan dan
        penguatan sektor jasa dan penyedia jasa dalam negeri
       Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan
        kerjasama perdagangan internasional  offensive
        strategy
Peluang bagi jasa Indonesia
   Potensi daya saing Indonesia
        Indonesia memiliki potensi daya saing
         internasional dalam:
           Sektor ketenaga kerjaan (Mode 4) – khususnya di
            sektor Jasa Konstruksi, Jasa Kesehatan, Jasa
            Energi, Jasa Transportasi dan sejumlah Jasa Bisnis
           Sektor-sektor jasa tertentu (Mode 3) seperti
            Konstruksi dan Pariwisata
           Ekspor lintas batas (Mode 1). Potensi yang
            signifikan untuk meningkatkan ekspor jasa Indonesia
            seperti Jasa Bisnis, IT services dan outsourcing, jasa
            yang terkait industri kreatif Indonesia
Peluang bagi jasa Indonesia
   Fokus pada bidang atau sektor jasa tertentu,
    terutama yang memiliki dampak ekonomi/
    pembangunan besar dan meningkatkan daya
    saing
    •   Memiliki keuntungan komparatif tidak cukup bila tidak
        disertai kemampuan daya saing
    •   Persaingan dan persyaratan kualitas dan standar di negara
        tujuan ekspor
Peluang Pasar Jasa Kesehatan
   Potensi Mode 1
    •   Laboratory samples, diagnosis, clinical consultation melalui pos/mail
    •   Jasa melalui media elektronik  diagnosis, second opinion,
        consultations
    •   Telehealth services  telepathology, teleradiology, telepsychiatry
    •   Telemedicine services  telediagnostic, surveillance and
        consultations

   Potensi Mode 2
    •   Health/Medical services
    •   Health/Medical services packaged with tourism
    •   Eksportir utama di Asia: Thailand, India, Singapore dan
        Malaysia
    •   High quality of health services dan low cost of treatments
Peluang Pasar Jasa Kesehatan
   Mode 3
    •   Hospital services – only for specialist and super
        specialist medical care/more specific than specialist
        medical care, provided by hospital of more than 200
        beds
    •   Clinic of specialised medical services – only for
        registered health institution, with 3 sub
        specialistic/super specialistic medical care/more
        specific than specialistic medical care
    •   Clinic of specialised dental services – only for
        registered health institution, with specialistic dental
        care, provided by hospital of more than 50 dental
        units and chairs
Peluang Pasar Jasa Kesehatan

   Potensi Mode 4
    •   Tenaga-tenaga perawat (nurses) dan caregiver
    •   Kekurangan (shortage) tenaga perawat di
        berbagai negara termasuk di ASEAN
    •   Kebutuhan jasa keperawatan di ASEAN potensial
        bisa diisi oleh Pilipina dan Indonesia
    •   India dan Cina memiliki potensi pula untuk
        mengisi kebutuhan perawat di ASEAN
Peluang Pasar Jasa Kesehatan
•   Pilipina sudah memiliki brand name sebagai
    leading supplier of nurses worldwide termasuk
    di ASEAN
      - memiliki reputasi sebagai perawat yang
      ‘compassionate with a good work ethic
      and superb clinical skill’
KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG

   Kebijakan dan strategi pengembangan sektor jasa
    nasional yang komprehensif , terarah, terpadu dan lintas
    sektoral , disertai program dan action plan untuk
    pencapaian tujuan pembangunan nasional
   Pengembangan dan penguatan sektor jasa domestik
    yang berdaya saing
   Penyiapan tenaga kerja terlatih dan profesional yang
    mampu bersaing di pasar internasional dengan fokus
    pada training dan standard
   Penyusunan Peta Akses Pasar disertai aturan dan
    hambatan dan informasi lain yang diperlukan
KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG

   Penyiapan Request yang jelas, targeted, rinci dan
    spesifik sesuai kebutuhan penetrasi pasar dan
    pelaku usaha dan penyiapan Offer yang sesuai
    dengan kebijakan, tujuan dan prioritas
    pembangunan nasional
   Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan
    kerjasama perdagangan internasional untuk
    kepentingan request dan offer Indonesia dan
    pertumbuhan sektor jasa domestik
   Mengembangkan regulasi domestik yang
    mendukung perdagangan jasa
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Yabniel Lit Jingga
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019Ditjen P2P Kemenkes
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTIrene Susilo
 
Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011ppidkemkes
 
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017Ditjen P2P Kemenkes
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangantitisdwina
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaMuh Saleh
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Selvia Agueda
 
Primary health care
Primary health carePrimary health care
Primary health careUFDK
 
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanPemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanZakiah dr
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanabu hanafie
 

Mais procurados (15)

Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
WARTA DITJEN P2P EDISI XII TAHUN 2019
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Juknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCTJuknis HIV: Panduan VCT
Juknis HIV: Panduan VCT
 
Newsletter edisi 3 tahun 2016
Newsletter edisi 3 tahun 2016Newsletter edisi 3 tahun 2016
Newsletter edisi 3 tahun 2016
 
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
Newsletter Edisi 4 Tahun 2016
 
Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011Kinerja kemenkes 2009-2011
Kinerja kemenkes 2009-2011
 
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
WARTA DITJEN P2P EDISI VIII TAHUN 2017
 
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseoranganPedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
Pedoman pelayanan upaya kesehatan perseorangan
 
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan KeluargaPedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan pendekatan Keluarga
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan
 
Primary health care
Primary health carePrimary health care
Primary health care
 
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatanPemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
 
Kebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatanKebijakan kesehatan
Kebijakan kesehatan
 

Semelhante a Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia

OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptxOPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptxFadelFatan
 
Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmasJoni Susanto
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akbFirman Dariyansyah
 
PAPARAN DJ dari PI pispk 14 nov.ppt
PAPARAN DJ   dari PI pispk 14 nov.pptPAPARAN DJ   dari PI pispk 14 nov.ppt
PAPARAN DJ dari PI pispk 14 nov.pptdrtaufikayahnasyahir
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.pptssuserdae000
 
Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1DR Irene
 
Renstra kemkes 2010 2014,
Renstra kemkes 2010 2014,Renstra kemkes 2010 2014,
Renstra kemkes 2010 2014,Joni Iswanto
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxRafliAidillah1
 
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptxixanzzz
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012Zakiah dr
 
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19BidangTFBBPKCiloto
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxAndrianSenoputra
 
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanPenerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanMuhammad Idham Rahman
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1 indrasutanmudo
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxderti2
 

Semelhante a Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia (20)

OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptxOPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
OPTIMALISASI PERAN PERAWAT PERKESMAS1.pptx
 
Md 2. kebijakan puskesmas
Md 2. kebijakan  puskesmasMd 2. kebijakan  puskesmas
Md 2. kebijakan puskesmas
 
Renstra kemkes 2010 2014
Renstra kemkes 2010 2014Renstra kemkes 2010 2014
Renstra kemkes 2010 2014
 
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
2 3-2-1-upaya-penurunan-aki-dan-akb
 
PAPARAN DJ dari PI pispk 14 nov.ppt
PAPARAN DJ   dari PI pispk 14 nov.pptPAPARAN DJ   dari PI pispk 14 nov.ppt
PAPARAN DJ dari PI pispk 14 nov.ppt
 
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
347034370-Penurunan-Aki-Akb.ppt
 
Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1Buku saku-bok-edit-15-feb1
Buku saku-bok-edit-15-feb1
 
Ar ornamen (1)
Ar ornamen (1)Ar ornamen (1)
Ar ornamen (1)
 
LINTAS SEKTORAL BARU.pptx
LINTAS SEKTORAL BARU.pptxLINTAS SEKTORAL BARU.pptx
LINTAS SEKTORAL BARU.pptx
 
PERTEMUAN I.pptx
PERTEMUAN I.pptxPERTEMUAN I.pptx
PERTEMUAN I.pptx
 
Renstra kemkes 2010 2014,
Renstra kemkes 2010 2014,Renstra kemkes 2010 2014,
Renstra kemkes 2010 2014,
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx
1. PERSIAPAN PELAYANAN ADMINISTRASI KESESEHATAN.pptx
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19
Selasa 27 april am4 pedoman promkes pusk dlm penanggulangan covid-19
 
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptxPrinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
Prinsip Pelayanan Kesehatan Primer dan SKN 2020.pptx
 
LBM 2 .pptx
LBM 2 .pptxLBM 2 .pptx
LBM 2 .pptx
 
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan KesehatanPenerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
Penerapan Promosi dan Pendidikan Kesehatan
 
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1  Bahan kleideskop dinas kesehatan   edisi 1
Bahan kleideskop dinas kesehatan edisi 1
 
Analisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptxAnalisis PISPK edit.pptx
Analisis PISPK edit.pptx
 

Mais de Samuel Hadjo

Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKUji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKSamuel Hadjo
 
Blue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersBlue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersSamuel Hadjo
 
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiArah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiSamuel Hadjo
 
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiPengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiSamuel Hadjo
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesSamuel Hadjo
 
Makanan minahasa dan penyakit jantung
Makanan minahasa dan penyakit jantungMakanan minahasa dan penyakit jantung
Makanan minahasa dan penyakit jantungSamuel Hadjo
 
Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Samuel Hadjo
 
Stress, no Distress
Stress, no DistressStress, no Distress
Stress, no DistressSamuel Hadjo
 
8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigaretteSamuel Hadjo
 

Mais de Samuel Hadjo (9)

Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMKUji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan BPPSDMK
 
Blue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi nersBlue print uji kompetensi ners
Blue print uji kompetensi ners
 
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-DiktiArah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
Arah-Kebijakan-Pendidikan-Tinggi - Sosialisasi Dirjen-Dikti
 
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggiPengembangan kurikulum pendidikan tinggi
Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi
 
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakesKebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
Kebijakan standardisasi dan sertifikasi nakes
 
Makanan minahasa dan penyakit jantung
Makanan minahasa dan penyakit jantungMakanan minahasa dan penyakit jantung
Makanan minahasa dan penyakit jantung
 
Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan Keyakinan dan Kesehatan
Keyakinan dan Kesehatan
 
Stress, no Distress
Stress, no DistressStress, no Distress
Stress, no Distress
 
8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette8 ways saying no to cigarette
8 ways saying no to cigarette
 

Último

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 

Último (20)

FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 

Dinas Kesehatan SulutTantangan dan Peluang Perdagangan Jasa Indonesia

  • 1. TANTANGAN DAN PELUANG BAGI PERDAGANGAN JASA INDONESIA Dr. MAXI R. RONDONUWU, DHSM Disampaikan pada Seminar IPKKI Sulut Aditorium Unsrat, 16 Desember 2011
  • 2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025, UU NO 17/2007 KESEHATAN TERWUJUDNYA DERAJAT KESEHATAN YANG SETINGGI2NYA MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS INVESTASI BANGSA YANG BERDAYA-SAING
  • 3. KERANGKA KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN MDGS Target Bid Kes RPJMN Peningkatan MDGs 2010 - 2014 gizi: bumil, bayi, balita, anak PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN Reduksi LAIN PUSAT Kematian PROVINSI Bayi KAB/KOTA Reduksi MASYARA KAT Kematian Ibu HIV/AIDS, Malaria, Tbc RPJMD Kesehatan Lingkungan
  • 4. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN MISI STRATEGI 1. Meningkatkan pemberdayaan masy swasta dan 1. Meningkatkan derajat madani, dlm pemb.kes melalui kerjasama nas kesmas melalui dan global pemberdayaan masy 2. Meningkatkan yankes yg merata, terjangkau, VISI termasuk swasta & masy bermutu & berkeadilan serta berbasis bukti, dg madani mengutamakan pd upaya promotif dan preventif MASYARAKAT 2. Melindungi kesmas dg 3. Meningkatkan pembiayaan pemb kes terut utk SEHAT YG menjamin tersedianya mewujudkan jamsoskes MANDIRI DAN upaya kes yg paripurna, 4. Meningkatkan pengemb dan pemberdayagu- BERKEADILAN merata, bermutu, dan naan SDMK yg merata dan bermutu berkeadilan 5. Meningktkan ketersediaan pemerataan dan 3. Menjamin ketersediaan keterjangkauan obat dan alkes serta menjamin dan pemerataan keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sumberdaya kes sediaan farmasi. Alkes dan makanan 4. Menciptakan tata kelola 6. Meningktkan manaj kes yg akuntabel, trans- kepemerintahan yg baik paran, berdayaguna dan berkhasiat guna, utk memantapkan desentralisasi kes yg bertgg jwb. 4
  • 5. 8 FOKUS PRIORITAS NASIONAL BIDANG KESEHATAN 1. Peningkatan KIA & KB 2. Perbaikan gizi masyarakat Fokus Prioritas & 3. Pengendalian penyakit menular & tidak Reformasi Pembangunan menular dan kesling Kesehatan Nasional 4. Pemenuhan SDM Kesehatan 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, 2010-2014 safety, mutu, penggunaan obat/makanan 6. Jamkesmas 7. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis RPJMN 2010 - VISI 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier 2014 MASYARAKAT SEHAT YANG 7 PRIORITAS REFORMASI KESEHATAN MANDIRI DAN 1. Jamkesmas MDG 2015 BERKEADILAN 2. Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) 3. Ketersediaan Obat dan Alkes di setiap fasilitas kesehatan 4. Reformasi birokrasi pembangunan kesehatan 5. Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan 6. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 5 5 7. Rumah sakit Indonesia kelas dunia 5
  • 6. MISI 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan VISI masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat Masyarakat madani. Sulawesi Utara 2. Melindungi kesehatan Sehat , yang masyarakat dengan Mandiri dan menjamin tersedianya Berkeadilan upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan. 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. 6
  • 7. PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2011 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita. 2. Perbaikan status gizi masyarakat; 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; 4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; termasuk pembentukan MTKP (Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi) dalam rangka pelaksanaan registrasi & uji kompetensi tenaga kesehatan, dimana MTKP merupakan unit fungsional dari badan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan dibawah koordinasi MTKI
  • 8. Lanjutan,,,,, 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6. Universal Coverage Kab/Kota 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; 8. Peningkatan Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil, Tertinggal dan Daerah Perbatasan serta pulau-pulau terluar. 9. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier, antara lain Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
  • 9. PROGRAM POKOK 1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; 2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita; 3. Program Pembinaan Gizi Masyarakat; 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular; 5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat; 6. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; 7. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; 8. Program Upaya Kesehatan; 9. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia. 9
  • 10. PROGRAM PENUNJANG 1. Program Pelayanan Administrasi; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; 10
  • 11. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2012 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita yang menjamincontinuum of care, antara lain dengan peningkatan cakupan persalinan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan RS pemerintah. 2. Perbaikan status gizi masyarakat . 3. Melanjutkan upaya pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, diikuti penyehatan lingkungan.
  • 12. 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan, antara lain dengan pemantapan standar kompetensi tenaga kesehatan, terutama tenaga dokter, dokter gigi, perawat, bidan, kesehatan masyarakat, gizi, dan farmasi. 5. Peningkatan upaya kesehatan yang menjamin terintegrasinya pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier antara lain dengan perluasan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi pelayanan kesehatan primer di puskemas.
  • 13. 6. Peningkatan kualitas manajemen, pembiayaan kesehatan, sistem informasi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi kesehatan antara lain melalui: a) peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran, serta monitoring dan Evaluasi pembangunan kesehatan untuk mendukung percepatan pencapaian target MDGs; dan b) penguatan peraturan Perundangan pembangunan kesehatan.
  • 14. PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN SULUT TAHUN 2010 – 2014 N o Sasaran 2010 2014 MDGs Ket Perlu AKB 1. 29 24 23 Kerja per 1.000 KH Keras AKI Perlu 2. per 100.000 183 117 102 Kerja KH Keras Gizi Kurang Sudah 3. 10,6% 6% 18,5% Balita (%) Tercapai Kemung- 4. UHH 70,7 72,7 73 kinan Tercapai 14
  • 16. TUJUAN 1. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990‐2015 Prevalensi balita dengan berat badan rendah <15,5% 17,9% 8,3% SUDAH / kekurangan gizi (2010) TERCAPAI Prevalensi balita gizi buruk <3,6% 4,9% (2010) 3,80% SUDAH TERCAPAI Prevalensi balita gizi kurang <11,9% 13,0% 10,6% SUDAH (2010) TERCAPAI Proporsi penduduk dengan asupan kalori di <8,50% 14,47% 3,42% SUDAH bawah tingkat konsumsi minimum-1400 (2009) TERCAPAI Kkal/kapita/hari Proporsi penduduk dengan asupan kalori di <35,32% 61,86% 28,7% SUDAH bawah tingkat konsumsi minimum 2000 (2009) TERCAPAI Kkal/kapita/hari
  • 17. TUJUAN 4: MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 4: Menurunkan Angka Kematian Balita (AKBA) hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990‐2015 Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran 32 44 42 PERLU hidup KERJA KERAS Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 23 34 29 PERLU kelahiran hidup KERJA KERAS Angka Kematian Neonatal per 1000 kelahiran < 32 19 21 SUDAH hidup TERCAPAI Persentase anak usia 1 tahun yang di >44,5% 74,5% 85,0% SUDAH imunisasi campak TERCAPAI
  • 18. TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 5A: Menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990‐2015 Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran <102 228 183 PERLU hidup KERJA KERAS Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga >40,7% 77,34% 84% SUDAH kesehatan terlatih TERCAPAI Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 Angka pemakaian kontrasepsi /CPR >49,7% 61,4% 62,40% SUDAH perempuan menikah usia 15‐49, semua cara (1991) TERCAPAI Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) >47,1% 57,4% 69,3% SUDAH perempuan menikah usia 15‐49 tahun saat (1991) (2007) TERCAPAI ini, cara modern Angka kelahiran remaja (perempuan usia < 67 51 % 67% SUDAH 15‐19 tahun) per 1000 perempuan usia (1991) (2007) TERCAPAI 15‐19 tahun
  • 19. TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBU INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya > 75,0% 93,3% 99,2% SUDAH satu kali kunjungan dan empat kali TERCAPAI kunjungan) untuk kunjungan I Cakupan pelayanan Antenatal (sedikitnya >56,0% 81,5% 87,7% SUDAH satu kali kunjungan dan empat kali (1991) (2007) TERCAPAI kunjungan) untuk kunjungan IV Unmet Need (kebutuhan keluarga < 12,70% 9,10% 12,31% SUDAH berencana/KB yang tidak terpenuhi) (1991) (2007) TERCAPAI
  • 20. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV/AIDS hingga tahun 2015 Prevalensi HIV/AIDS (persen) dari total - 0,2% <0,5% PERLU populasi (Menurun) (2009) KERJA KERAS Penggunaan kondom pada hubungan seks > 12,8% 10,3% 30% SUDAH berisiko tinggi terakhir untuk perempuan TERCAPAI Penggunaan kondom pada hubungan seks > 12,8% 18,4% 30% SUDAH berisiko tinggi terakhir untuk Laki-Laki TERCAPAI Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24 Meningkat Perempua: 9,8% PERLU tahun yang memiliki pengetahuan 11,9% KERJA komprehensif tentang HIV/AIDS Laki‐laki: KERAS (MENIKAH) 15,4% (2010) Proporsi jumlah penduduk usia 15‐24 Meningkat Perempua: 12% PERLU tahun yang memiliki pengetahuan 19,8% KERJA komprehensif tentang HIV/AIDS (BELUM Laki‐laki: KERAS MENIKAH) 20,3% (2010)
  • 21. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV/AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010 Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut Meningkat 38,4% 60% ON yang memiliki akses pada obat‐obatan (2009) TRACK antiretroviral Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru Malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015 Angka kejadian Malaria (per 1,000 < 24,10 17,77 14,72 SUDAH penduduk): (1990) (2008) TERCAPAI Proporsi anak balita yang tidur dengan > 7,7% Desa:4,5% 16,5% SUDAH kelambu berinsektisida Kota: 1,6% TERCAPAI Total: 7,7% Proporsi anak balita dengan demam yang >21,9% 21,9% 80% SUDAH diobati dengan obat anti malaria yang tepat (2010) TERCAPAI
  • 22. TUJUAN 6: MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 6C: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015 Angka kejadian Tuberkulosis (semua < 343 228 189 SUDAH kasus/10.000 penduduk/tahun) (1990) (2009) TERCAPAI Tingkat prevalensi Tuberkulosis (per < 443 244 235 SUDAH 100.000 penduduk) (1990) (2009) TERCAPAI Tingkat kematian karena Tuberkulosis (per < 92 39 27 SUDAH 100.000 penduduk) (1990) (2009) TERCAPAI Proporsi jumlah kasus Tuberkulosis yang 70,0% 73,1% 80% SUDAH terdeteksi dalam program DOTS (2009) TERCAPAI Proporsi kasus Tuberkulosis yang diobati 85,0% 91,0% 90% SUDAH dan sembuh dalam program DOTS (2009) TERCAPAI
  • 23. TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015 Proporsi rumah tangga dengan akses >68,87% 47,71% 64,9 ON TRACK berkelanjutan terhadap air minum layak, perkotaan dan perdesaan Proporsi rumah tangga dengan akses >49,82% 75,29% 75,40 SUDAH berkelanjutan terhadap air minum layak di TERCAPAI perkotaan Proporsi rumah tangga dengan akses >45,72% 65,81% 51,97 SUDAH berkelanjutan terhadap air minum layak di TERCAPAI perdesaan
  • 24. TUJUAN 7: MEMASTIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP INDIKATOR TARGET KONDISI KONDISI KET MDGS NASIONAL SULUT Target 7B: Menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak hingga tahun 2015 Proporsi rumah tangga dengan akses >62,41% 51, 19% 70,5 SUDAH berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI perkotaan dan perdesaan Proporsi rumah tangga dengan akses >69,51% 76,82% 77,90 SUDAH berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI perkotaan Proporsi rumah tangga dengan akses >55,55% 33,96% 55,83 SUDAH berkelanjutan terhadap sanitasi layak, TERCAPAI perdesaan
  • 25. TANTANGAN & PELUANG BAGI PERDAGANGAN JASA INDONESIA
  • 26. ANALISA SITUASI (INPUT-Ketenagaan)(3) (sumber profil PPSDM Sulawesi Utara 2009)
  • 27. Masalah & Tantangan 1. PENYEBARAN NAKES TIDAK MERATA, ADA YG KELEBIHAN TETAPI ADA YG KEKURANGAN. 2. NAKES RANGKAP TUGAS. 3. TUPOKSI TIDAK SESUAI DENGAN KOMPETENSI. 4. PEMEKARAN WILAYAH MENYEBABKAN MUTASI NAKES DAN ADA YANG DITEMPATKAN DILUAR KESEHATAN.
  • 28. Jasa adalah sektor vital bagi berfungsinya perekonomian negara  Sebagai infrastruktur dalam perekonomian.  Komponen penting proses transformasi ekonomi • Sektor ini tumbuh paling cepat di dalam perekonomian • Menjadi penunjang pertumbuhan dan perdagangan di sektor lain.  Sumber penting bagi pertumbuhan atas dasar peningkatan produktifitas, karena sektor ini paling cepat mengadopsi inovasi.  Menyerap tenaga kerja paling banyak  Knowlegde-intensive services, memperkerjakan tenaga kerja dengan kualifikasi lebih tinggi dan pendapatan lebih tinggi dari rata rata.
  • 29. Sektor Jasa Penopang Utama Perekonomian  Tumpuan masa depan Perekonomian Indonesia • Pangsa jasa makin besar dalam GDP • Makin banyak tenaga kerja beralih ke sektor jasa dengan nilai tambah lebih tinggi  Mendukung sektor industri, pertumbuhan ekonomi dan pengembangan SDM • Pendukung infrastruktur Industri: Jasa Keuangan, telekomunikasi, bisnis dan Logistik, transportasi, konstruksi • Pendorong pertumbuhan : Jasa keuangan, telekomunikasi dan transportasi • Pendorong pengembangan SDM: Jasa kesehatan, pendidikan , lingkungan hidup
  • 30. Perdagangan Jasa Perdagangan Masa Depan Dunia  Perdagangan jasa dunia terus tumbuh, rata-rata 8% (2005-2010)  Pangsa perdagangan jasa terus tumbuh, mencapai 21% (2010)  Negara maju pemain utama, namun Emerging Economies makin agresif mencari pasar  World Investment Report UNCTAD  the shift towards services
  • 31. Jasa dalam strategi Emerging Economies  India • Sektor jasa memberikan kontribusi 60% dari GDP dan menciptakan kesempatan kerja 70%  China • Komponen inti dan strategis dalam perkembangan sektor perdagangan dan industri yang modern dan seimbang  Perubahan dari low-end manufacturers to higher value-added products and services  Peningkatan kontribusi sektor jasa terhadap GDP dari 43% ke 47%  Pengembangan energi modern dan logistik yang terintegrasi  Perbaikan kemampuan teknologi jasa di sektor swasta dan publik
  • 32. Jasa dalam strategi Emerging Economies  Malaysia • Tujuan umum Master Plan tahap ke-3 2006 – 2020 “ Memiliki daya saing global untuk jangka panjang melalui transformasi dan inovasi di bidang industri dan sektor jasa “ • 5 (lima) Komponen di sektor jasa sebagai sumber utama pertumbuhan:  Penguatan efesiensi dan daya saing sektor jasa  Liberalisasi progresif sektor jasa  Menciptakan keterhubungan yang optimal dengan industri  Pembangunan pusat jasa pendidikan, distribusi, kesehatan dan pariwisata di tingkat regional  Penguatan pengembangan dan promosi 8 sektor jasa
  • 33. Posisi Jasa Indonesia  RI Peringkat 40 sebagai eksportir dunia, peringkat 30 importir  RI adalah net importer  Defisit besar perdagangan jasa: ekspor USD 17 miliar, impor USD 33 miliar  Peringkat eksportir dunia (EU digabung): - Singapura No.5 (USD 112 Miliar) - Thailand No.15 (USD 34 Miliar) - Malaysia No. 17 (USD 33 Miliar) Sumber : WTO Trade Report 7 April 2011
  • 34. Perundingan Jasa Request dan Offer  Perundingan jasa dilakukan secara multi-track/simultan melalui berbagai fora – Multilateral WTO – Regional ASEAN dan ASEAN dengan mitra – Bilateral  Liberalisasi/peningkatan komitmen secara bertahap dan berkelanjutan melalui proses perundingan  seyogyanya diarahkan agar seiring dengan peningkatan kemampuan dan daya saing industri jasa nasional  Kebijakan liberalisasi baik menyangkut offer maupun request serta mode of supply sesuai dengan tujuan dan perkembangan pembangunan nasional
  • 35. KOMITMEN INDONESIA DALAM WTO  Mencakup komitmen horisontal maupun sektoral  Lebih rendah dari regulasi yang berlaku  Indonesia belum memiliki komitmen di sektor kesehatan (termasuk jasa profesi) di WTO  Peningkatan komitmen melalui pengajuan Conditional Initial Offer dalam perundingan Doha.  Antisipasi perundingan dalam rangka revised offer  Request and Offer Indonesia untuk jasa kesehatan
  • 36. Request dan Offer Indonesia - WTO  Indonesia menyampaikan request (2008) untuk Mode 4: Contractual Service Suppliers (CSS) dan Independent Professionals (IP) ke sejumlah negara  Request Indonesia dianggap tidak spesifik ke negara tujuan tertentu  Penyusunan peta akses pasar (PAP) dan informasi yang diperlukan untuk mendukung request, seperti peta kebutuhan jasa, aturan-aturan dan hambatan jasa di negara tujuan pasar • Sejauh mungkin spesifik dan lebih rinci sesuai kebutuhan penetrasi pasar dan pelaku usaha
  • 37. Request dan Offer Indonesia - WTO  Conditional Initial Offer Indonesia tahun 2005: professional services (legal), education, health, maritime, energy, construction dan financial  Ministerial Signaling Conference 2008 : Indikasikan tambahan offer Indonesia untuk sektor distribution, environment, transport dan immigration
  • 38. ROADMAP LIBERALISASI JASA ASEAN  Tahun 2010, Sektor Prioritas meliputi: - e-ASEAN - Healthcare - Pariwisata  Tahun 2013: sektor logistik  Tahun 2015: sektor jasa lainnya
  • 39. 12 PRIORITY INTEGRATION SECTORS (7 sektor barang, 5 sektor jasa-jasa) Agro-based products Air travel Automotive E-ASEAN Electronics Fisheries Healthcare Rubber-based products Textiles & apparels Tourism Wood-based products Logistics Services (2013)
  • 40. PERUNDINGAN JASA ASEAN  Dituangkan dalam Paket Komitmen (Package of Commitments)  Perundingan yang intensif dan ‘targeted’  ASEAN telah menghasilkan sejumlah Paket Komitmen (Paket I s/d VIII)  sejumlah negara anggota belum memenuhi threshold  Pemenuhan threshold : mode of supply, foreign participation, penghapusan pembatasan ex Psl. XVI GATS, cakupan sektor
  • 41. Target Liberalisasi Jasa ASEAN  Target liberalisasi • Tahun 2010 (AFAS 8): 80 subsektor • Tahun 2012 (AFAS 9): 100 subsektor • Tahun 2014 (AFAS 10): 120 subsektor • Tahun 2015 (AFAS 11): 128 subsektor  Perkembangan AFAS 8 • Target 80 subsektor, Indonesia memberikan offer 85 subsektor • 41 sub-sektor lulus threshold, 44 subsektor belum lulus threshold • 15% Overall Flexibility: Alokasi dan Kriteria
  • 42. Mutual Recognition Arrangements ASEAN di bidang Jasa • Memfasilitasi movement of professional qualification melalui pengakuan qualifikasi professi (MRAs) • MRA memungkinkan professional penyedia jasa yang terdaftar atau certified di suatu negara anggota untuk diakui sama (equally recognized) di negara anggota lainnya  Memfasilitasi arus atau mobilitas professional penyedia jasa di lingkungan ASEAN
  • 43. Tantangan Liberalisasi Jasa  Perdagangan jasa internasional • Masih merupakan bisnis yang menguntungkan negara-negara maju • Hubungan perdagangan asimetrikal dengan negara- negara berkembang • Namun jasa adalah bisnis masa depan – tantangan dan peluang  Domestic service capacity masih belum kompetitif - banyak sektor jasa masih dalam tahap formative/development stage, lack of adequate regulatory and institutional framework
  • 44. Tantangan Liberalisasi Jasa  Penetrasi ke pasar luar negeri • Pemahaman yang belum memadai mengenai pasar jasa luar negeri – negara-negara tujuan ekspor jasa  peta kebutuhan, regulasi/prosedur dan hambatan di negara tujuan pasar  peta kebutuhan ekspor jasa Indonesia per sektor  peta rinci keunggulan sektor ketenagakerjaan Indonesia • Penyusunan Peta Akses Pasar (PAP) • Penajaman Request
  • 45. Tantangan Liberalisasi Jasa  Hambatan di negara tujuan ekspor jasa  Hambatan usaha : restrictions on commercial presence, differential treatment of foreign service providers  Hambatan mode 4 : quotas, standards, recognition, certification, licensing, categories of personnel, ENT, entry barriers (visa, work permit), other regulatory barriers  Hambatan jasa keperawatan - bahasa (bahasa Inggris dan nasional) - licensure examination – ujian kompetensi keperawatan, menguji nursing level competency - pendidikan/pelatihan perawat - Nursing Regulatory Authority
  • 46. Tantangan Liberalisasi Jasa  Regulasi domestik yang memuat aturan/disiplin untuk mendukung perdagangan jasa • Perdagangan jasa dan liberalisasi jasa memerlukan regulasi dan institusi yang baik • Disiplin regulasi domestik aspek transparansi kebijakan/regulasi  administered in a reasonable, objective and impartial manner  tidak menciptakan unnecessary barriers • Kondisi regulasi nasional dan daerah yang memerlukan review dan penguatan
  • 47. Tantangan Liberalisasi Jasa  kualifikasi, standar, perizinan (qualifications, standards and procedures) berdasarkan a.l. - objective and transparent criteria - not more burdensome than necessary • Kesiapan menghadapi pemberlakuan Disciplines on Domestic Regulation WTO
  • 48. Dual hal yang paling krusial  Domestic service capacity • Lemahnya supply side • Berdampak pada posisi request and offer  Akses pasar di luar negeri • Pasar tujuan ekspor • Akses pasar dan hambatan  Tantangan utama adalah bagaimana pembukaan/ perluasan pasar dilakukan seiring dengan peningkatan kapasitas dan kemampuan sektor jasa domestik untuk mampu bersaing di dalam maupun di pasar luar negeri
  • 49. Tantangan persaingan/akses pasar  Kemampuan bersaing dalam lingkungan global dan regional  global and regional competitors  upaya berbagai negara untuk mengembangkan keunggulan di sektor/subsektor jasa  persaingan di sektor jasa kesehatan  penyediaan jasa sesuai kebutuhan/tuntutan pasar jasa yang sangat dinamis dan inovatif  Industri/pelaku usaha nasional menghadapi pembukaan pasar domestik (offer)  Akses pasar ke negara-negara tujuan ekspor jasa (request)
  • 50. Peluang bagi jasa Indonesia  Master Plan Ekonomi Indonesia  Target 12 besar dunia tahun 2025 dan 8 besar dunia tahun 2045  Dari efficiency-driven economy menuju ke innovation-driven economy – tahapan untuk bisa bersaing  Struktur ekonomi negara maju  meningkatnnya porsi sektor sekunder dan tersier  Mensyaratkan adanya transformasi ekonomi  Sektor jasa adalah kunci keberhasilan transformasi ekonomi  a central driver and enabler of economic growth and development
  • 51. Peluang bagi jasa Indonesia  Memanfaatkan perdagangan internasional bidang jasa untuk mendukung pertumbuhan sektor jasa dalam negeri  Kepentingan offer Indonesia adalah untuk meningkatkan investasi dan memenuhi sasaran pembangunan di berbagai sektor ekonomi  Diarahkan pada sektor-sektor jasa yang mendukung peningkatan pembangunan nasional dan sesuai dengan Prioritas Pembangunan Nasional.  Harus dapat mendukung pengembangan dan penguatan sektor jasa dan penyedia jasa dalam negeri  Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan kerjasama perdagangan internasional  offensive strategy
  • 52. Peluang bagi jasa Indonesia  Potensi daya saing Indonesia  Indonesia memiliki potensi daya saing internasional dalam:  Sektor ketenaga kerjaan (Mode 4) – khususnya di sektor Jasa Konstruksi, Jasa Kesehatan, Jasa Energi, Jasa Transportasi dan sejumlah Jasa Bisnis  Sektor-sektor jasa tertentu (Mode 3) seperti Konstruksi dan Pariwisata  Ekspor lintas batas (Mode 1). Potensi yang signifikan untuk meningkatkan ekspor jasa Indonesia seperti Jasa Bisnis, IT services dan outsourcing, jasa yang terkait industri kreatif Indonesia
  • 53. Peluang bagi jasa Indonesia  Fokus pada bidang atau sektor jasa tertentu, terutama yang memiliki dampak ekonomi/ pembangunan besar dan meningkatkan daya saing • Memiliki keuntungan komparatif tidak cukup bila tidak disertai kemampuan daya saing • Persaingan dan persyaratan kualitas dan standar di negara tujuan ekspor
  • 54. Peluang Pasar Jasa Kesehatan  Potensi Mode 1 • Laboratory samples, diagnosis, clinical consultation melalui pos/mail • Jasa melalui media elektronik  diagnosis, second opinion, consultations • Telehealth services  telepathology, teleradiology, telepsychiatry • Telemedicine services  telediagnostic, surveillance and consultations  Potensi Mode 2 • Health/Medical services • Health/Medical services packaged with tourism • Eksportir utama di Asia: Thailand, India, Singapore dan Malaysia • High quality of health services dan low cost of treatments
  • 55. Peluang Pasar Jasa Kesehatan  Mode 3 • Hospital services – only for specialist and super specialist medical care/more specific than specialist medical care, provided by hospital of more than 200 beds • Clinic of specialised medical services – only for registered health institution, with 3 sub specialistic/super specialistic medical care/more specific than specialistic medical care • Clinic of specialised dental services – only for registered health institution, with specialistic dental care, provided by hospital of more than 50 dental units and chairs
  • 56. Peluang Pasar Jasa Kesehatan  Potensi Mode 4 • Tenaga-tenaga perawat (nurses) dan caregiver • Kekurangan (shortage) tenaga perawat di berbagai negara termasuk di ASEAN • Kebutuhan jasa keperawatan di ASEAN potensial bisa diisi oleh Pilipina dan Indonesia • India dan Cina memiliki potensi pula untuk mengisi kebutuhan perawat di ASEAN
  • 57. Peluang Pasar Jasa Kesehatan • Pilipina sudah memiliki brand name sebagai leading supplier of nurses worldwide termasuk di ASEAN - memiliki reputasi sebagai perawat yang ‘compassionate with a good work ethic and superb clinical skill’
  • 58. KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG  Kebijakan dan strategi pengembangan sektor jasa nasional yang komprehensif , terarah, terpadu dan lintas sektoral , disertai program dan action plan untuk pencapaian tujuan pembangunan nasional  Pengembangan dan penguatan sektor jasa domestik yang berdaya saing  Penyiapan tenaga kerja terlatih dan profesional yang mampu bersaing di pasar internasional dengan fokus pada training dan standard  Penyusunan Peta Akses Pasar disertai aturan dan hambatan dan informasi lain yang diperlukan
  • 59. KESIAPAN UNTUK MERAIH PELUANG  Penyiapan Request yang jelas, targeted, rinci dan spesifik sesuai kebutuhan penetrasi pasar dan pelaku usaha dan penyiapan Offer yang sesuai dengan kebijakan, tujuan dan prioritas pembangunan nasional  Memanfaatkan secara maksimal perundingan dan kerjasama perdagangan internasional untuk kepentingan request dan offer Indonesia dan pertumbuhan sektor jasa domestik  Mengembangkan regulasi domestik yang mendukung perdagangan jasa