2. Berdiri dan Berkembangnya Dinasti
Tang
Pada awal Dinasti Tang, perdamaian masih belum pulih
sepenuhnya. Selama kurang lebih enam tahun
berikutnya, negara masih dilanda kekacauan dan perang
saudara. Li Yuan dan dibantu putranya, Li Shimin, berjuang
kembali menegakkan perdamaian dan ketertiban. Usaha ini
akhirnya membuahkan hasil dan meletakkan dasar bagi
kestabilan politik sepanjang sisa sejarah Dinasti Tang. Li
Yuan yang bergelar Gaozu adalah seorang yang berhati
welas asih, ia menjamin kelangsungan hidup keluarga
Kaisar Dinasti Sui. Sebagai seorang penguasa, ia dapat
dikatakan memiliki integritas yang cukup baik, hanya saja Li
Shimin belakangan memanipulasi sejarah dan mengakuisisi
sebagai jasa-jasanya. Ia menggambarkan Li Yuan sebagai
penguasa lemah yang hanya gemar bersenang-senang.
3. Pada tahun 626, ia turun dan digantikan oleh putranya (Li Shimin),
yang bergelar Taizong (626-649). Di bawah pemerintahannya, China
menjadi negara yang adikuasa. Dengan ditunjang oleh
kecerdasannya dalam bidang politik yang memadukan kekuatan
militer dan diplomasi, ia memecah belah suku-suku sekitarnya
sehingga tidak menjadi ancaman lagi bagi China. Di bawah
kepemimpinannya, China tumbuh menjadi negara terkuat di Asia
Utara. Ia menghancurkan sepenuhnya kekuatan suku-suku Turki
Timur dan berhasil menguasai Daerah Ordos serta Mongolia Dalam.
Kejayaan Dinasti Tang ini berakar pada etos kerja keras Kaisar
Taizong dalam memajukan negerinya.
Semasa pemerintahannya, para pejabat istana baru bekerja siang dan
malam secara bergiliran untuk menangani tugas-tugas yang
terbengkalai. Kaisar sendiri menempelkan dokumen-dokumen
penting pada dinding kamar tidurnya agar dapat membacanya saat
malam hari. Karena memperhatikan kemakmuran rakyat, Taizong
membatasi proyek-proyek raksasa yang menguras perbendaharaan
negara, mengurangi pajak, serta mengurangi kerja wajib bagi
rakyat. Pendekatan humanistik macam ini mengharumkan nama
Dinasti Tang melebihi Dinasti Han.
4. Taizong merupakan seorang yang bersikap praktis dalam berpolitik. Ia
menjadikan Konfusianisme sebagai landasan pemerintahannya,
namun juga menghormati Buddhisme dan Daoisme. Karena
menyadari manfaat Konfusianisme dalam mencetak pejabat-
pejabat yang handal, Taizong menyediakan beasiswa bagi mereka
yang hendak belajar di Akademi Konfusianisme negara. Sistem
ujian negara diperbaikinya juga dan demi meningkatkan legitimasi
kerajaannya sebagai penjunjung tinggi Konfusianisme, kaisar
menyelenggarakan upacara penghormatan nenek moyang di
makam leluhurnya.
Pada masa pemerintahan Taizong, hubungan antara Timur-Barat
makin berkembang dan Changan ibukota Dinasti Tang, tumbuh
menjadi kota terbesar serta termegah pada zamannya. Salah satu
prestasi terkenal dalam bidang penjelajahan pada masa itu adalah
perjalanan biksu Xuanzang ke India untuk mengumpulkan kitab suci
Tripitaka, di mana perjalanan ini mengemban semangat penjelajah
yang baru melanda bangsa Barat sekitar 600 tahun kemudian. Rute
perjalanannya mirip dengan Rute Marco Polo, sehingga Xuanzang
terkadang disebut sebagai “Marco Polonya China”.
5. Pada masa pemerintahan Taizong, hubungan antara Timur-Barat makin
berkembang dan Changan ibukota Dinasti Tang, tumbuh menjadi
kota terbesar serta termegah pada zamannya. Salah satu prestasi
terkenal dalam bidang penjelajahan pada masa itu adalah
perjalanan biksu Xuanzang ke India untuk mengumpulkan kitab suci
Tripitaka, di mana perjalanan ini mengemban semangat penjelajah
yang baru melanda bangsa Barat sekitar 600 tahun kemudian. Rute
perjalanannya mirip dengan Rute Marco Polo, sehingga Xuanzang
terkadang disebut sebagai “Marco Polonya China”.
Taizong juga tersohor sebagai seorang yang terpelajar serta terdidik
dalam karya-karya klasik Konfusianisme. Untuk membantunya
dalam pemerintahan, ia mengangkat menteri-menteri yang
memiliki kapabilitas tinggi dan bersedia mendangarkan pendapat
mereka. Kaisar juga seorang yang terbuka terhadap kritik. Dalam
bidang seni, kaisar mengundang banyak seniman berbakat ke
istananya. Bahkan ia sendiri tersohor sebagai seorang ahli kaligrafi
terkemuka. Pernah suatu ketika, Yan Liben, salah seorang pelukis
kesayangan kaisar, terpaksa meninggalkan sarapannya saat
diundang oleh kaisar untuk melukis seekor burung aneh yang
kebetulan disaksikan oleh Taizong di danau.
6. Menjelang masa akhir pemerintahnnya, Taizong
menjadi lupa daratan. Setelah tahun 630, ia
menjadi semakin sombong dan boros. Urusan
negara mulai diabaikannya dengan
mengadakan kegiatan-kegiatan perburuan
yang lama serta menghamburkan uang
negara. Bertentangan dengan syarat para
penasihatnya, Taizong mulai membangun
proyek-proyek yang menghamburkan
perbendaharaan negara. Seperti istana megah
yang kemudian dihancurkannya
kembali, karena lokasinya dirasa terlalu panas
dan gaya arsitekturnya kurang disukai olehnya.
7. Penerus Taizong adalah kaisar-kaisar lemah. Berturut turut
diperintah oleh Gaizong (649-683), Zhongzong (684:memerintah
kembali 705-710), dan Ruizong (684-690:memerintah kembali
710-712), Kaisar Gaozong (Li Zhi) adalah seorang yang lemah
secara fisik, sehingga sedikit demi sedikit kekuasaannya jatuh
pada selir kesayangannya yang ambisius, bernama Wu Zetian
(690=705), yang sebelumnya merupakan selir ayahnya. Wu
menyingkirkan permaisuri Gaozong yang bermarga Wang, dengan
jalan membunuh bayi perempuannya yang baru saja dilahirkan.
Dan kemudian menuduhnya telah melakukan kejahatan itu. Wu
lalu diangkat sebagi penggantinya. Begitu menjadi permaisuri, Wu
mulai ikut campur dalam urusan pemerintahan dan menyalah
gunakan nama suaminya demi memperkuat kedudukannya
sendiri. Diangkatnya para pejabat yang loyal padanya dan dengan
kejam membunuh mereka yang menentangnya. Ketika Gaozong
terkena stroke pada tahun 660, mengalami kebutaan serta
kelumpuhan, kekuasaan Wu semakin besar saja dan hingga
kematiannya pada tahun 705, ia adalah sosok yang paling
berkuasa di China.
8. Terlepas dari semuanya itu, Gaozong mewarisi
negeri yang makmur denagn peningkatan taraf
hidup rakyatnya serta administrasi pemerintahan
yang baik hasil peninggalan ayahnya. Selama
kurun waktu pemerintahannya yang relatif
panjang itu, berlangsunglah masa damai di dalam
negeri. Sebaliknya Wu Zetian menerapkan politik
ekspansif terhadap negara di sekitarnya demi
meluaskan wilayah kekuasaan Dinasti
Tang, seperti mengirimkan pasukan untuk
menaklukan Korea yang berlangsung antara 660-
668. Namun, di samping politik ekspansif, Wu
juga membina hubungan diplomatik dengan
pihak asing, seperti arab yang baru saja
menaklukan kerajaan Sasania, dimana pada
tahun 651, Duta besar mereka untuk pertama
kalinya tiba di Changan.
9. Demi melanggengkan kekuasaan setelah suaminya
wafat, Wu memanipulasi suksesi kekuasaan dengan
meracuni Putra Mahkota Li Hongserta mengasingkan
para pengeran lainnya. Ia mengangkat Putra ketiganya
Li Zhe, dengan gelar Zhongzong (684) yang hanya
sempat memerintah selama 6 minggu. Zhongzong
diturunkan dari tahta dan digantikan oleh adiknya yang
bernama Li Dan (Ruizong 684-690). Jelas sekali bahwa
ia adalah kaisar boneka, karena tidak pernah hadir
memimpin rapat rapat kenegaraan. Perannya sebagai
kaisar digantikan oleh Wu dan ia sesungguhnya
hanyalah tahanan rumah di istananya sendiri. Pada
tahun 690, Wu Zetian melakukan langkah terakhirnya
dengan menurunkan Ruizong dari
singgasana, mengangkat dirinya sebagai kaisar, serta
menamai Dinasti barunya dengan Zhao.
10. SELINGAN PEMERINTAHAN WU ZETIAN
Wu Zetian merupakan satu-satunya wanita dalam sejarah China yang
mengangkat dirinya sebagai Kaisar. Lahir dari keluarga tuan tanah
kaya dengan nama Wu Zhao dan pada usia 14 tahun diangkat
menjadi cairen atau selir tingkat rendah. Kaisar Taizong
menganungerahkan nama baru Wu Mei yang artinya berkarisma.
Ketika kaisar wafat, sesuai dengan tradisi ia diminta mengasingkan
diri ke sebuah vihara dan menjadi biarawati. Namun karena
terpesona oleh kecantikannya kaisar baru Gaozong mengundangnya
kembali ke istana dan menjadikannya zhaoyi (selir senior).
Jalan Wu selanjutnya adalah mencapai tumpuk kekuasaan tertinggi
Dinasti Tang, dengan melakukan beberapa pembunuhan. Karena
khawatir dihalang-halangi oleh istri Gaozong yang lain yang
bermarga Wang dan Xiao, ia memerintahkan untuk memotong
tangan dan kaki mereka kemudian melemparkan tubuhnya ke
dalam gentong anggur sampai mati tenggelam. Kekuasaan Wu
mulai tampak ketika diangkat menjadi permaisuri pada tahun 655
dan namanya tercatat sebagai sejarawan.
Semua orang yang menentang Wu dibunuh dengan kejam, pada tahun
684 usaha membunuh Wu digagalkan dan pelakunya dibunuh
bersama dengan kedua belas anggota keluarganya.
11. Setelah Kaisar Gaozong wafat ia mengangkat dua Kaisar boneka dan
selanjutnya mengangkat dirinya sebagai kaisar dan menamai Dinasti
dengan Zhou pada tahun 690. Peningkatan dalam masa pemerintahan
dilakukan dengan cara yang keras dan ekstrim, baik dalam bidang
pertahanan, pendidikan, pertanian, maupun pemerintahan. Mereka yang
berhasil melakukan tugasnya dengan baik akan menerima
penghargaan, tapi yang gagal akan dihukum.
Sebagai alat propaganda Wu memanfaatkan Buddhisme dan Daoisme dengan
menyatakan dirinya sebagai penjelmaan Ibu Surgawi yang merupakan ibu
Laozi, pendiri Daoisme. Serta menempatkan patungnya di setiap kuil
Daois. Juga memanfaatkan beberapa kitab Budha yang bernama Sutra
Awan Agung, yang isinya tentang meramalkan kedatangan buddha
Metreiya yang datang untuk membawa berkat memberikan Panen yang
berlimpah, tidak ada sakit penyakit dan kematian, dan semua bangsa akan
takluk. Kemungkinan dikarang oleh seorang Xie Huaiyi seorang kekasih Wu
yang menjadi biarawan dan diangkat menjadi kepada Vihara Kuda Putih.
Wu akhirnya hilang daratan dan melakukan perbuatan yang melanggar moral
dan korupsi ada dimana mana. Pada tahun 705 terjadi pembantaian pada
kekasih Ratu Wu dan akhirnya Ratu Wu sakit keras dan Perdana Menteri
Zhang Jianzhi merebut kekuasaan dan mengembalikan kekuasaan pada
Kaisar Zhongzong.
12. BANGKITNYA DINASTI TANG
Bangkitnya Dinasti Tang dimulai oleh Xuanzong, yang juga dikenal
dengan Minghuang (“Kaisar nan Gemilang”) adalah putra Ruzong
dengan selir Dou. Masa kecil Xuanzong dibayang-bayangi oleh Wu
Zetian, yang telah membunuh ibunya dan menjadi anggota keluarga
ayahnya sebagai tahanan rumah. Dia mewarisi kerajaan yang kacau
balau dan melakukan banyak perbaikan dan pemulihan, melakukan
gerakan-gerakan pembersihan, mengganti pejabat-pejabat baru
dengan wajah-wajah lama, dan memulihkan kendali pemerintahan
pusat. Xuanzong memilih sedikit pejabat dengan kompetensi tinggi.
Pada masa pemerintahannya hukum disusun kembali hingga lebih
terkesan manusiawi dan adil. Di mana pemerintahan ditujukan
untuk memulihkan simpati rakyat pada pemerintah.
Kaisar Xuanzong juga merupakan seorang seniman terkemuka pada
zamannya. Ia merupakan seorang penyair, ahli kaligrafi, musisi
berbakat, dan pelindung seni. Ia juga mendirikan Akademi Sastra
Kerajaan. Keterbukaan terhadap hal-hal baru ini menarik para
sarjana dan para kaum cendekiawan seantero negeri untuk datang.
Xuanzong melarang istrinya dan juga para keluarganya untuk ikut
campur dalam urusan pemerinahan negara dan melarang
pemakaian barang-barang mewah dalam istana.
13. Seiring dengan bertambahnya usia sang kaisar, ia makin
jemu dengan urusan pemerintahan. Meskipun masih
menghadiri sidang harian di istana hingga berusia 70
tahun, ia makin tenggelam dalam Daoisme dan
Buddhisme Tantra, yang banyak dipenuhi oleh hal-hal
magis, mantra, serta meditasi visualisasi. Para
penguasa Dinasti Tang melegitimasi kekuasaan
mereka dengan menyatakan dirinya sebagai
keturunan Laozi, pendiri Daoisme, karena memang
benar bahwa marga mereka memang sama.
Xuanzong memanfaatkan kebetulan ini untuk
meningkatkan kekuasaannya, dengan jalan
menjunjung Daoisme lebih tinggi ketimbang
Buddhisme.
14. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ada beberapa penemuan dan inovasi yang terjadi pada Dinasti Tang:
1. Terhitungnya panjang garis busur bumi dan ditemukannya alat
untuk menukur panjang garis busur bumi, hal ini ditemukan oleh
Yixing pada tahun 683-727. Yixing juga salah satu penerjemah
kitab suci agama buddhis dalam bahasa Sansekerta sehingga
memperkaya Khazanah kesastraan China.
2. Ditemukannya buku tercetak naskah tertua kitab suci agama
buddhis berjudul Sutra Intan di Dunhuang pada Tahun 1907 oleh
sir Aurel Stein. Gulungan kitab ini dibuat dengan metode cukilan
kayu.
3. Pembuatan patung Lembu yang terbuat dari besi tuang di mana
empat buah patung semacam ini ditemukan kembali pada tahun
1989.
4. Sehubungan dengan ilmu bangunan, Dinasti Tang merupakan
pelopor pembangunan jembatan busur yang terbentuk dari
segmen sebuah lingkaran. Ditemukan oleh Li Qun.
15. Perkembangan Ilmu Pengobatan
Pada awal pemerintahan Kaisar Taizong, ia mendirikan sekolah
ketabiban yang mengajarkan berbagai spesifikasi tentang
pengobatan. Juga pada masa pemerintahan Kaisar
Gaozong, diterbitakan buku tentang kumpulan obat-obatan
dimana karya semacam ini baru muncul di eropa 800 tahun
kemudian. Hal ini dilakuakan oleh Sun Simiao yang
mempelajari hasil karya tabib terkemukan zaman dahulu dan
gejala-gejala penyakit yang dialami oleh masyarakat. Ada dua
buku yang diterbitkan Qianjin Fang dan Qianjin Yifang dan
membuat Sun diberi gelar Raja Ramuan. Tokoh terkenal
lainnya Chao Yuanfang yang mengarang buku Zhubing
Yuanhou Zonglun. Juga Jian Zhen dan Wang Tan adalah tokoh
yang terkenal pula.
16. Perkembangan Seni
Zaman ini disebut sebagai zaman kejayaan puisi cina. Penyair-penyair tersebut
antara lain: Li Bai, Du Fu, Bai Juyi. Li Bai ( 701=762) hidup semasa kejayaan
Dinasti Tang telah menulis sekitar 900 puisi. Ia adalah seorang
pengembara dan ada pada saat pemerintahan Kaisar Xuangzong. Ciri khas
karya Li Bai adalah pengungkapan perasaan yang bebas dan imajinatif,
salah satu karyanya berjudul Dibawa Ke Dalam Anggur (Bringing in the
Wine). Dalam karyanya ini Li Bai memberikan nasihat untuk
memanfaatkan segenap bakat yang kita miliki. Sajak Li Bai lainnya berjudul
Pertempuran di Sebelah Selatan Benteng-Benteng (Fighting South of the
Rampart).
Li Bai adalah seorang yang gemar mengembara dan tidak senang tinggal
menetap di suatu tempat. Ia bersahabat karib dengan lima orang penyair
Dinasti terkemuka, mereka semua dijuluki “Enam Penganggur dari Gua
Bambu”. Pengembaraan ini disebabkan barangkali karena Li terlalu
mengagumi keindahan alam. Kegemaran Li Bai adalah arak. Dalam setiap
sajaknya tak pernah ia melupakan arak dan rembulan, yang sinar
keemasannya begitu mempesonakan hatinya.
17. Penyair yang berikutnya adalah Du Fu(712-770), ia memiliki kehidupan yang
menyedihkan, hidupnya sering dirundung bencana, Meskipun demikian
bakatnya telah nampak pada waktu ia masih dalam masa kanak-kanak.
Pada usia 7 tahun ia dapat merangkai sajak yang sangat indah. Hingga
berusia 40 tahun Du Fu belum pernah sama sekali lulus dalam ujian,
namun pada akhirnya ia mampu memangku sebuah jabatan dalam negara.
Selang 3 tahun kemudian muncullah pemberontakan An Lushan yang
hampir membuatnya kehilanan nyawanya. Syair Du Fu berisi tentang
kesediahan dan anti peperangan.
Penyair selanjutnya adalah Bai Juyi (772-846), isi sajaknya adalah tentang
kecaman terhadap ketidakbijaksanaan pemerintah dan kebiasaan buruk
masyarakat. Ia juga mengarang sebuah sajak tentang percintaan Kaisar
Xuanzong (Minghuang) dengan selir kesayangannya. Secara keseluruhan
Bai Juyi telah menulis sekitar 3.000 puisi.
Selain penyair pria terdapat juga para penyair wanita yang layak kita sebutkan
di sini yaitu Yuan Zhen, Shangguan waner, Du Mu dan lain sebagainya.
Seni Lukis Buddhis juga sangat mempengaruhi seni lukis pahat semasa Dinasti
Tang. Hal ini tampak pada Gua Batu Longmen di Provinsi Henan sekarang,
yang meskipun pengerjaannya telah dimulai semenjak Zaman Dinasti
Utara Selatan, tetapi 60 persen lukisan dan pahatan yang berada di
dalamnya dibuat semasa Dinasti Tang.
18. Perkembangan Ekonomi dan kemasyarakatan
Banyak perkembangan yang terjadi pada zaman dinasti ini, banyak perubahan
yang dilakukan dari mulai pembagian tanah dan sistem
kepemilikannya, pembayaran pajak hingga sistem pendidikan yang
semakin baik dengan penambahan mata ujian. Juga penyeragaman satuan
berat yang akhirnya memunculkan terbentuknya mata uang logam
pertama pada Dinasti Tang yang disebut kaiyuantongbao dan
qianfengyuanbao.
Perkembangan agama dan Filsafat
Ada beberapa agama dan Filsafat yang berkembang pada zaman Dinasti
Tang, antara lain:
1. Buddhisme = Ajaran ini berkembang cukup baik pada Dinasti Tang, aliran
buddhisme pun mulai tumbuh dan berkembang, antara lain:
Vinaya, Kosa, Yogachata, Tantra, Dhyana.
2. Daoisme = Zaman Dinasti Tang adalah masa kejayaan Daoisme. Seluruh
kaisar Dinasti Tang, kecuali Wu Zetian adalah pengikut Daoisme. Karena
kebetulan nama keluarga kaisar sama dengan Laozi, pendiri Daoisme.
Dan Daoisme menjanjikan pil panjang umur kepada kaisar, padahal obat
yang dimaksud sangat membahayakan kaisar. Pada pemerintahan Kaisar
Xuanzong, kuil-kuil Daoisme banyak dibangun. Tetapi ajaran ini hanya
19. 3. Islam = Dibawa oleh pedagang Arab yang berkunjung. Salah satu masjid
tertua adalah masjid Huaisheng di Provinsi Guangzhou. Para pedagang
dan utusannya adalah cikal bakal komunitas islam.
4. Nestorianisme = Suatu bentuk kekristenan yang ada pada Dinasti Tang
pada tahun 635. Saat itu misi keagamaan dipimpin oleh Aluoben tiba di
Changan dengan membawa kitab suci Nestorian. Kedatangan mereka
adalah dengan mengikuti para pedagang persia. Semenjak awal di
Dinasti Tang sebenarnya telah ada kegiatan misi Nestorian ini, dimana
mereka membabarkan agamanya secara aktif di daerah barat serta
Provinsi Ganau sekarang, hal ini diijinkan Kaisar untuk masuk Changan.
Pendirian Gereja Nestorian ini ditandat dengan Tugu peringatan yang
tersimpan dalam sebuah museum di Xian.
5. Manikheanisme = Didirikan olrh Mani dari Persia, yang dihukum mati
pada tahun 274 oleh penguasa negerinya. Agama ini banyak
mengandung unsur Kristen dan Zoroastrianisme. Setelah kematian
pendirinya, agama ini menyebar ke arah Barat dan Timur, hingga sejauh
Prancis dan China.
6. Zorostrianisme = Agama ini didirikan oleh Zoroaster (sekitar abad ke 6
SM) ini dibawa oleh China oleh para pelarian dari Persia, yang melarikan
diri dari serangan Bangsa Arab, meskipun diijinkan untuk berkembang di
China, tampaknya ia tidak memperoleh penganut dari Bangsa Tionghoa
sendiri. Abu Zaid penjelajah dari Arab melaporkan bahwa di Changan
terdapat beberapa kuil yang disebut “Pemuja Api”.
20. Perkembangan Hubungan Luar Negeri
Hubungan Dinasti Tang dengan luar negeri cukup baik, juga melakukan
penjelajahan antara lain: Perjalanan Xuanzang dan Perjalanan Yijing.
Hubungan semasa Dinasti Tang juga dengan suku perbatasan China
yaitu suku Barbar.
Bahkan hingga hubungan nusantara juga terjadi pada Dinasti ini. Berita
sejarah Cina berasal dari Dinasti Sui, menyatakan bahwa tahun 528
dan 535 datang utusan yang berasal dari sebuah negeri, bernama
Duoluomo yang terletak di sebelah selatan Cina. Utusan dari negeri
ini datang lagi pada masa Dinasti Tang (666 dan 669). Di simpulkan
secara geografis bahwa Duoluomo adalah negeri yang terletak di
Jawa bagian Barat. Berdasarkan penemuan prasasti di Jawa Barat
(Prasasti Ciaruteun dan lain-lain). Menyebutkan bahwa Duoluomo
identik dengan Tarumanegara. Beberapa negeri di Nusantara juga
menjalin hubungan dengan Dinasti Tang. Antara lain, Heling atau
disebut juga Jawa yang terletak di laut selatan. Yang diasosikan
dengan Kerajaan Kalingga. Negri yang lain adalah Kerajaan-kerajaan
di Sumatra. Salah satunya, Kantuoli yang mengirimkan utusan ke Cina
semenjak abad ke-5. Semenjak itu hingga abad ke-14, nama ini tidak
disebut lagi dan tercatat bahwa Sriwijaya adalah Kantuoli.
21. BERAKHIRNYA DINASTI TANG
Berakhirnya Dinasti Tang bermula dari suatu krisis kepemimpinan
sepeninggal Xuanzong. Yang menyebabkan banyaknya kekacauan
dan pemberontakan yang menggoyahkan pemerintahan Dinasti
Tang. Pemberontakan ini dilakukan oleh An Lushan. Setelah itu
masih banyak lagi kekacauan yang terjadi antara lain:
1. Gerakan Separatisme Fanzhen.
2. Setelah pemberontakan An Lushan dipadamkan muncul kaum
fanzhen dan para penguasa Dinasti Tang harus membayar loyalitas
yang mahal dan diijinkan membentuk pasukan dan memungut
pajak. Disebut jiedushi.
3. Bangkitnya Kembali Kekuasaan di tangan kaum Keberi dan
perselisihan dalam Istana.
4. Pemberontakan Petani.
Sepeninggal Kaisar Xuanzong digantikan oleh anaknya Suzong yang
bergelar Daizong (756-762) yang banyak didominasi oleh
pemberontakan An Lushan dan kaum keberi, Daizong gagal dalam
membangkitkan semangat prajuritnya dan membiarkan
tenggelam dalam hal-hal mistik.
22. Li Shi menggantikan Daizong dan bergelar Dezong, Ia seorang
pengusaha yang baik dan berhasil mengembalikan otoritas
kerajaan tapi digagalkan dengan pemberontakan para Gubernur
pada tahun 781 hingga 786, kaum Keberi pun menggerogoti
pemerintahnnya.
Li Shi digantikan oleh Li Song atau Shunzong, melakukan gebrakan
reformasi yang disebut Reformasi Yongzhen. Kemudian Li Shi
digantikan Li Chun yang bergelar Xianzhong (806-820), ia adalah
penguasa reformis terakhir, yang sanggup memulihkan otoritas
pemerintah pusat. Tapi ia dibunuh oleh dua orang kaum keberi.
Kemudian diganti oleh Wenzong saudara tirinya yang merupakan
pemimpin yang baik tapi ia gagal memusnahkan kaum keberi dan
meninggal pada usia 30 tahun , kemudian diganti oleh adiknya Li
Yan dan bergelar Wuzong (840-846).
Wuzong diganti dengan Li Chen yang merupakan putra ketigabelas
Xianzong dan bergelar Xuanzong II, kemudian setelah berjalannya
waktu ia mewariskan tahtanya pada anaknya Yizong yang kejam
dan memacu pemberontakan petani dibawah pimpinan Huang
Zhao.
23. Muncullah seorang yang bernama Zhu Wan alias Zhu
Quanzhong yang namanya semakin bersinar karena
membantu Dinasti Tang dalam melawan
pemberontakan, kemudian Kaisar Xizong memberinya gelar
Quanzhong artinya Kesetiaan mutlak. Bersama dengan Li
Keyong Zhu Wen mampu memadamkan pemberontakan
yang terjadi.
Pada saat bersamaan muncul kekacauan yang ditimbulkan
oleh Kaum Keberi yang berusaha menurunkan Kaisar
Zhaozong, pengganti Xizong. Bekerjasama dengan perdana
menteri Cui Yin, Zhu wen berhasil mengalahkan
pemberontakan kaum keberi dengan mengepung kaum itu
yang berlindung di Fengxiang. Lalu ia memaksa kaisar
pindah ke Luoyang dan membunuh Kaisar serta
mengangkat putra ke sembilan sebagai Kaisar boneka dan
memberi gelar Aidi. Selanjutnya kaisar ini digulingkan dan
Zhu Wen mengangkat dirinya sebagai kaisar. Berakhirlah
Dinasti ini dan tampil dinasti baru dalam panggung sejarah
China. Selama periode berikutnya muncul banyak
kekacauan dan perpecahan, periode ini dinamakan Wudai
Shiquo.