Ketidakjelasan peran dan fungsi divisi Public Relations di Boshe VVIP Club Yogyakarta menyebabkan pekerjaannya menjadi tidak terkontrol dan sering tumpang tindih dengan divisi lain. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman manajemen dan karyawan mengenai perbedaan antara Public Relations dan pemasaran, sehingga divisi Public Relations dihapus dengan alasan efisiensi biaya.
1. “FAK TOR – FAK TOR YANG
MENYEBABKAN DIVISI PUBLIC
REL ATIONS TIDAK BERFUNGSI DI
BOSHE VVIP CLUB YOGYAKARTA”
MARKETING PROMOTION EVENT
Free Powerpoint Templates
Page 1
2. Boshe VVIP Club Yogyakarta
berdiri tahun 2006.
Divisi PR Boshe 2006 – 2009
Laporan pertanggung jawaban
PR manager marketing
Free Powerpoint Templates
Page 2
5. 1. Divisi Sponsor dan Mantan
Public Relations Boshe
(Bintang)
Mengerti mengenai fungsi public relations
Memiliki pengetahuan mengenai public relations
Komunikasi dengan manager marketing adalah komunikasi dua
arah
masalah divisi khusus public relations dihilangkan di Boshe VVIP
Club Yogyakarta dan digabung dengan divisi marketing adalah:
- budgeting (efisiensi biaya) & waktu
- Pihak atasan merasa bahwa pekerjaan public relations dapat
ditangani atau dikerjakan oleh pihak marketing, padahal jelas
marketing dan public relations adalah berbeda.
Asumsi peneliti, hal inilah yang membuat terjadi double job dan adanya statement dari pihak
atasan yang mengatakan public relations tidak berfungsi.
6. 2. Desain (Ferdi)
• Divisi public relations dengan divisi
design selalu memiliki hubungan yang
baik dan mampu berkomunikasi dua arah.
• Sudut pandang dan penilaian dari divisi
lainya di Boshe terhadap kinerja public
relations selama ini.
7. • Beranggapan bahwa pekerjaan yang
dilakukan public relations adalah
pekerjaan yang terlalu simple (mampu
dikerjakan oleh marketing)
• membenarkan bahwa divisi khusus public
relations seharusnya digabung dengan
devisi marketing
• ditiadakannya devisi PR karena efisiensi
biaya dan waktu
• tidak ada perubahan yang dirasakan
selama ditiadakanya divisi khusus public
relations.
8. 3. Bagian
Maintenance (Adi)
• Hubungan kerja dengan divisi public relations
berjalan dengan baik
• setelah ditiadakannya divisi public relations,
pekerjaan yang harusnya ditangani public
relations menjadi serabutan sehingga tidak
terkontrol seperti sebelumnya serta sering terjadi
juga double job
9. • Kerja public relations di Boshe VVIP
Club memang sulit untuk dijabarkan
karena tidak terlihat secara kasat mata,
namun hasil dari kinerjanya dapat
dirasakan dengan jelas.
• Pekerjaan public relations dianggap
bisa ditangani oleh marketing sehingga
penggabungan dilakukan dengan alasan
efisiensi pengeluaran dana oleh
perusahaan.
10. 4. Bagian Divisi
Media
(Tommy)
• Karena staff PR yang dahulu mengundurkan
diri, perusahaan mengalami kesulitan untuk
mencari orang yang sesuai untuk
dipekerjakan
• Penggabungan ini membuat double job
sangat sering terjadi.
• marketing bertugas sebagai tempat
berkonsultasi dan sebagai pemberi arahan
kepada Public Relations
11. • Tugas Public Relations seperti hubungan komunitas,
tidaklah menjadi tugas Public Relations melainkan
menjadi tugas dari GRO
• Tidak ada perbedaan ada atau tidaknya devisi PR
yang tersendiri karena apa yang selama ini
dikerjakan Public Relations, divisi marketing juga
melakukan itu.
• Lebih efektif jika ada PR karena dianggap akan lebih
terurus, lebih fokus dibandingkan saat ini yang lebih
cenderung double job.
12. • Kinerja PR magang (yang menggantikan PR yang
lama) masih butuh polesan karena dianggapnya masih
minim pengetahuannya sehingga masih butuh
pengarahan.
• Mahasiswa tersebut juga dianggap tidak bekerja
maksimal karena memiliki 2 fokus(kuliah dan
bekerja), hal itu mempengaruhi kualitas kerja
sehingga sering keteteran dan akhirnya membuat
divisi marketing harus turun tangan untuk membantu
menyelesaikan tugasnya.
13. 5. Divisi Entertaint
(Andreas)
• Andreas tidak cukup memahami tugas, fungsi
dan tanggungjawab yang sebenarnya dari
public relations
• Pekerjaan yang ada di Boshe banyak yang
serabutan, terutama pekerjaan public relations
yang kadang diminta untuk membantu
mengerjakan ini dan itu.
14. • pekerjaan public relations secara
keseluruhan kurang efektif dan
dilihat juga budgeting
• pekerjaan PR hanya sedikit dan
menjadi serabutan, banyak
mengerjakan pekerjaan bagian lain
yang membutuhkan bantuan.
15. 6. Manajer
Marketing (Bpk
Sasongko)
• Kinerja public relations di Boshe selama ini dinilai
cukup terpenuhi dan cukup baik
• Public relations dinilai sangat penting.
• Pola komunikasi yang dibangun dengan PR adalah
vertikal
• Alasan ditiadakannya devisi PR → controlling yang
lebih mudah, efisiensi waktu bekerja, & biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan
16. Analisis dan
Interpretasi Hasil
• kurang memahami bahwa tanggung jawab
mereka saat ini merupakan bagian dari
pekerjaan Public Relations.
• Fungsi PR lebih banyak dialihkan ke
marketing
• Public Relations hanyalah sebatas Public
Relations sebagai penyambung lidah
perusahaan kepada publiknya
• Menganggap bahwa pekerjaan PR adalah
pekerjaan yang simpel dan dapat
ditangani oleh divisi lain spt: marketing,
GRO, HRD
17. PR vs Marketing
PR
•
•
•
•
•
Alat penyampaian pesan adalah
berita
Hal yang dikomuikasikan adalah
berkaitan dengan aktivitas
perusahaan yang mengandung
image tertentu
PR tidak bisa memaksa media
mempublikasikan rilisnya
Harus mampu merancang
berbagai aktivitas agar citra bisa
bertahan sepanjang waktu
Targetlah sasaran adalah publik
luas terutama yang memiliki
kepentingan terhadap hidup
organisasi
Marketing
•
•
•
•
•
Alat penyampaian pesan adalah
iklan
Menjadikan pesan dalam bentuk
promosi dan berupaya
mendorong konsumen membeli
produk yang ditawarkan
Memiiki kebebasan untuk
memilih tempat dan waktu
memasang iklan sesuai tarif yang
dibayar
Bersifat jangka pendek sesuai
usia produk yang ditawarkan
Sasaran komunikasinya : mereka
yang dianggap berpotensi
membeli/menggunakan
produk/jasa yang ditawarkan
18. Kesimpulan
•
Kurangnya pemahaman yang dimiliki oleh manager marketing maupun
karyawan-karyawan perusahaan tentang apa itu Public Relations ttg apa
yang menjadi tugas dari Public Relations, kedudukan Public Relations
dalam suatu perusahaan menyepelekan profesi Public Relations
karena→dianggap tidak berpengaruh banyak terhadap Boshe
•
Adanya anggapan tanpa adanya divisi Public Relations Boshe akan tetap
dapat berjalan (Tugas PR mampu dikerjakan oleh marketing)
•
Fungsi Public Relations yang mereka katakan sebagai penyambung
lidah, yang bertugas untuk menjalin relasi dengan pihak-pihak lain di
anggap mudah untuk dilakukan sehingga dapat dijadikan sebagai kerja
sampingan atau pun tambahan bagi divisi lainnya, yang dengan
demikian Boshe dapat mengontrol finansialnya untuk hal yang lebih
berguna.
19. SARAN
PRAKTIS
•
•
•
•
•
•
memperluas pemahaman dan
pengertian tentang PR
Meninjau ulang apakah divisi
lain yang mengerjakan fungsi PR
perlu dipertahankan atau
digabung dengan PR atau
bahkan menjadi staff
Dibentuk kembali divisi khusus
PR
Pertanggungjawaban PR bukan
ke manager marketing
PR dilibatkan dalam mengambil
keputusan
PR harus peka dengan keadaan
sekitar
TEORITIS
• Pengembangan teori ttg
PR dan marketing dalam
dunia kerja
• Pengembangan
pengetahuan mengenai
fungsi PR dalam hal
promosi