1. MAKALAH BIOSISTEMATIK HEWAN
“ CHELICERATA”
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah biosistematik hewan yang dibina
oleh Ibu Hj. Dwi Santy Damayanti, SKM., M. Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Khoerun nisa ( 1211702045 )
M. Kurniadi Sukma ( 1211702054 )
Shahnaz Alzena Shavita ( 1211702072 )
Siti Nurmaliani Septiani ( 1211702076 )
Susilawati ( 1211702077 )
Kelas Biologi III/B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah
berjudul “ Chelicerata “ ini terselesaikan dengan sebaik-baiknya dan selesai dalam waktu
yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa yang kadangkala hanya
menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Bandung, 20November 2012
Penyusun
1 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.3 Rumusan masalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
2.1 Pengertian Celicerata ................................................................................... 5
2.2 Klasifikasi Morfologi dan anatomi, Fisiologidari Celicerata ...................... 14
2.3 Manfaat dan Kerugian Celicerata ................................................................ 29
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 31
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33
2 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Chelicerata berasal dari bahasa Yunani chele berarti capit dan keros yang artinya
tanduk. Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba, kalajengking, tungau, dan mimi.
Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang kering dan hangat,
namun beberapa hidup di peraianan. Chelicerata termasuk dalam filum Arthropoda. Banyak
jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat dirahang atau taring racun
sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh atau jaringan
lunaknya. Gigitan atau sengatan berbagai jenis laba-laba atau kalajengking menimbulkan
kesakitan bahkan kematian. Beberapa jenis tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis
lainnya, juga sebagai parasit pada manusia dan ternak atau menjadi inang perantara berbagai
protozoa dan virus yang menyebabkan penyakit tertentu.
Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan abdomen yang tampak jelas, kecuali
pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang
chelicerae, sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki. Antena dan mandibel tidak.
Chelicerata dalam pengertian yang luas merupakan salah satu kelompok fauna yang
terdiri dari Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypterida dan
Chasmataspidida dan juga Pycnogonida.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain
hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan
udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Jadi Chelicerata merupakan semacam kelompok besar yang memayungi jenis-jenis
laba-laba, kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan bahkan mimi dan mintuno.
Kelompok Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa
“chelicera” yang terdiri dari dua segmen. Berbeda dengan kelompok serangga, kaki seribu,
dan lipan yang menggunakan alat mulut berupa mandibula dan maxilla yang terdiri dari lebih
dari dua ruas.
3 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
5. Saat ini, jumlah jenis yang dikenal hidup dan sudah ditemukan lebih dari 100.000
jenis telah diberi nama. Termasuk didalamnya jenis yang sangat mega-diverse yaitu Acari dan
laba-laba (Araneae) yang dari tahun ke tahun jumlah temuan jenis baru terus meningkat
secara drastis.Chelicerata diduga mempunyai nenek moyang yang hidup di dalam air. Namun,
jenis-jenis chelicerata dari laut maupun air tawar saat ini sangat jarang ditemukan dan hanya
terbatas pada laba-laba laut dan mimi dan mintuno (horseshoe crabs) serta beberapa akuatik
Acari dari kelompok Hydracari. Konon, kelompok yang pertama kali diyakini hidup di
daratan adalah kalajengking.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri dari kelompok Celicerata.
Dapat mengklasifikasikan kelompok Celicerata.
Dapat mengetahui dan mengidentifikasi kelas-kelas dari kelompok Celicerata.
1.3 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Celicerata ?
b. Apa saja klasifikasi dari Celicerata ?
c. Bagimana morfologi dan anatomi pada kelompok Celicerata ?
4 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa yang disebut dengan Celicerata ?
Chelicerata merupakan semacam kelompok besar yang memayungi jenis-jenis laba-
laba, kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan bahkan mimi dan mintuno. Kelompok
Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa “chelicera” yang
terdiri dari dua segmen. Berbeda dengan kelompok serangga, kaki seribu, dan lipan yang
menggunakan alat mulut berupa mandibula dan maxilla yang terdiri dari lebih dari dua ruas.
Chelicerata meliputi berbagai jenis laba-laba, kalajengking, tungau, dan mimi.
Kebanyakan anggotanya berukuran kecil dan terdapat di daerah yang kering dan hangat,
namun beberapa hidup di peraianan. Chelicerata termasuk dalam filum Arthropoda. Banyak
jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat dirahang atau taring racun
sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian menghisap cairan tubuh atau jaringan
lunaknya. Gigitan atau sengatan berbagai jenis laba-laba atau kalajengking menimbulkan
kesakitan bahkan kematian. Beberapa jenis tungau merupakan hama tumbuhan dan jenis
lainnya, juga sebagai parasit pada manusia dan ternak atau menjadi inang perantara berbagai
protozoa dan virus yang menyebabkan penyakit tertentu.
Chelicerata adalah subfilum dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda. [1] Chelicerata dalam pengertian yang luas merupakan salah satu
kelompok fauna yang terdiri dari Arachnida, Xiphosura, kelompok yang punah Eurypterida
dan Chasmataspidida dan juga Pycnogonida. [2]
Chelicarata
Jadi Chelicerata merupakan semacam kelompok besar yang memayungi jenis-jenis
laba-laba, kalajengking, kalajengking semu, kalacuka dan bahkan mimi dan mintuno.
Kelompok Chelicerata ini dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa chelicera
yang terdiri dari dua segmen. Berbeda dengan kelompok serangga, kaki seribu, dan lipan yang
menggunakan alat mulut berupa mandibula dan maxilla yang terdiri dari lebih dari dua ruas.
Saat ini, jumlah jenis yang dikenal hidup dan sudah ditemukan lebih dari 100.000
jenis telah diberi nama. Termasuk didalamnya jenis yang sangat mega-diverse yaitu Acari dan
laba-laba (Araneae) yang dari tahun ke tahun jumlah temuan jenis baru terus meningkat
5 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
7. secara drastis. Saat ini, dikenal ada sekitar 2000 jenis fosil Chelicerata dan hampir lebih dari
3/4 jumlahnya adalah kelompok Arachnida.
Chelicerata diduga mempunyai nenek moyang yang hidup di dalam air. Namun, jenis-
jenis chelicerata dari laut maupun air tawar saat ini sangat jarang ditemukan dan hanya
terbatas pada laba-laba laut dan mimi dan mintuno (horseshoe crabs) serta beberapa akuatik
Acari dari kelompok Hydracari. Konon, kelompok yang pertama kali diyakini hidup di
daratan adalah kalajengking.
Fosil Chelicerata
Fosil-fosil yang ditemukan di beberapa lokasi sangat bermanfaat untuk mengetahui
umur tertua dari satu kelompok takson dalam kelompok Chelicerata, atau secara luas semua
makhluk hidup di bumi ini. Sebagai contoh, fosil kalajengking ditemukan sekitar 430 juta
tahun lalu meskipun temuan ini bisa lebih tua dari yang diketahui saat ini. Dari hasil temuan
fosil dalam satu lapisan tertentu, dapat diperoleh informasi umur dari keturunan kelompok
tersebut atau umur kerabat dekatnya. Entah suatu takson mempunyai umur lebih muda atau
setidaknya setua dengan kelompok takson yang diketahui fosilnya tersebut.
Dengan studi filogeni yang berkembang saat ini, baik molekuler maupun pendekatan
tradisional melalui morfologi, dapat dilakukan suatu pendekatan superimposed pada pohon
filogeni yang dihasilkan. Dari hasil ini dapat diperkirakan umur suatu takson berdasarkan
catatan fosil takson maupun takson yang belum diketahuin fosilnya. Hasil dari kombinasi
pohon evolusi dan catatan fosil dapat digunakan sebagai metode kalibrasi molekular clock
yang jamak digunakan pada pendekatan molekuler. Selain sebagai alat kalibrasi, dari
kombinasi ini dapat digunakan untuk memperkirakan divergence time yang diperoleh dari
penanda molekuler. Meskipun demikian, pertentangan antara hasil temuan fosil pada suatu
lapisan stratigrafi dan hasil posisi suatu takson dalam pohon filogeni tidak dapat dihindarkan.
Sebagai contoh, kalajengking merupakan salah satu takson yang paling tua yang
pernah ditemukan tanpa keraguan. Dalam beberapa studi tentang evolusi Chelicerata,
kalajengking merupakan takson dasar yang paling primitif dan moyang dari semua keturunan
yang ada dalam kelompok chelicerata. Namun dalam kajian yang berbeda, kelompok
kalajengking yang diyakini sebagai kelompok tertua yang pernah ditemukan justru menjadi
kelompok yang lebih maju atau derived taxon. Pertentangan hasil seperti inilah yang masih
6 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
8. banyak ditemukan sehingga menuntut lebih banyak mengeksplorasi data-data lain yang dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan abdomen yang tampak jelas, kecuali
pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat enam pasang apendik bersendi , yaitu sepasang
chelicerae, sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki. Antena dan mandibel tidak.
Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup
serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain
hewan berbuku-buku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan
udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis
hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Karakteristik yang membedakan artropoda dengan filum yang lain yaitu : Tubuh
bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh
bersegmen berpasangan (Asal penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin.
Secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari
seperti pipa dengan mulut dan anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang
biasanya berwujud sebuah struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan
lateral di daerah abdomen, rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom
tereduksi.
Sistem syaraf terdiri atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas
kanal alimentari, sepasang penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal
alimentari dan tali syaraf ganglion yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi
biasanya oleh tubulus malphigi. Tabung kosong yang masuk kanal alimentari dan material
hasil ekskresi melintas keluar lewat anus, respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel,
tidak ada silia atau nefridia.
Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh
berbentuk seperti tangga tali.
Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :
1. Kelas Myriapoda.
2. Kelas Crustacea.
7 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
9. 3. Kelas Arachnida.
4. Kelas Insecta.
Empat dari lima bagian spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu
juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian.
Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk
berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di
Afrika Selatan.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Jumlah
spesiesnya yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80%
dari spesies hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah,
dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini.
Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu
terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan
kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel
terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi
dorsal dari tubuhnya.
A. Myriapoda
Myriapoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda. Contohnya keluwing dan kelabang merupakan binatang yang sangat
menakutkan karena bila menggigit dapat menyebabkan kematian.
1. Struktur tubuh
lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada. Pada
kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat peraba
kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Pada keluwing,
setiap ruas badan terdapat dua pasang kaki yang dikenal dengan “kaki seribu”. Sedangkan
pada kelabang terdapat sepasang kaki. Myriapoda melakukan respirasinya menggunakan
saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (stigma), letaknya pada dinding
8 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
10. ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka dan
letak jantung pada bagian punggung.
2. System organ
a. System pencernaan
Saluran pencernaannya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat
karnivor dengan gigi beracun pada segmen 1, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor
pemakan sampah atau daun-daunan.
b. System pernapasan
Organ pernapasan berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri
setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di setiap ruasnya.
c. System peredaran darah
Sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Organ transportasi berupa jantung yang
panjang dan terletak memanjang di bagian punggung tubuh. Pada Chilopoda terdapat
sepasang ostium disetiap segmen, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang ostium di
tiap segmen. Darah tidak berwarna merah karena tidak mengandung hemoglobin, melainkan
hemosianin yang larut dalam plasma. Dari jantung, darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung hemosoel (rongga tubuh yang brperan dalam peredaran
darah).
d. Sistem ekskresi
Organ ekskresi berupa dua pasang pembuluh Malphigi yang bertugas mengeluarkan
cairan yang mengandung unsur nitrogen.
e. System saraf
Sistem sarafnya disebut sistem saraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa
satu pasang mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
f. System reproduksi
Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilisasi
inbternal). Myriapoda ada yang ovipar dan ovovivipar.
9 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
11. Peranan Myriapoda
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi keuntungan bagi manusia, bahkan ada
beberapa yang dianggap mengganggu meski tidak membahayakan. Namun Myriapoda
ternyata mempunyai andil dalam memecah bahan-bahan organik atau serasah untuk
membentuk humus. Serasah ialah lapisan daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau kebun.
Proses penghancuran serasah tidak langsung ditangani mikroorganisme, karena
mikroorganisme justru menguraikan kotoran hewan-hewan.
B. Crustacea
Crustacean adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih
52.000 spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum.
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang,
udang karang, serta teritip. Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut,
walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting
darat. Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat
parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.
1. Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada yang menyatu
(sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh
kulit keras yang disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit
(keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di sefalotoraks juga terdapat sepasang antena,
rahang atas, dan rahang bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki
renang dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Pada udang betina, kaki di bagian abdomen juga
berfungsi untuk menyimpan telurnya. Sistem pencernaan Crustacea dimulai dari mulut,
kerongkong, lambung, usus, dan anus[2]. Sisa metabolisme akan diekskresikan melalui sel
api. Sistem saraf Crustacea disebut sebagai sistem saraf tangga tali, dimana ganglion kepala
(otak) terhubung dengan antena (indra peraba), mata (indra penglihatan), dan statosista (indra
keseimbangan). Hewan-hewan Crustacea bernapas dengan insang yang melekat pada anggota
tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem peredaran darah terbuka.
O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2 berdifusi dengan arah berlawanan.
O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa melalui pembuluh darah. Golongan hewan ini
bersifat diesis (ada jantan dan betina) dan pembuahan berlangsung di dalam tubuh betina
10 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
12. (fertilisasi internal). Untuk dapat menjadi dewasa, larva hewan akan mengalami pergantian
kulit (ekdisis) berkali-kali.
2. Klasifikasi
Crustacea dibagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah)
dan Malacostrata (udang-udangan besar). Entomostraca umumnya berukuran kecil dan
merupakan zooplankton yang banyak ditemukan di perairan laut atau air tawar. Golongan
hewan ini biasanya digunakan sebagai makanan ikan, contohnya adalah ordo Copepoda,
Cladocera, Ostracoda, dan Amphipoda. Sedangkan, Malacostrata umumnya hidup di laut dan
pantai. Yang termasuk ke dalam Malacostrata adalah ordo Decapoda dan Isopoda. Contoh
dari spesiesnya adalah udang windu (Panaeus), udang galah (Macrobanchium rosenbergi),
rajungan (Neptunus pelagicus), dan kepiting (Portunus sexdentalus).
3. Hubungan Crustacea dengan manusia
Sebagian besar Malacostrata dimanfaatkan manusia sebagai makanan yang kaya
protein hewani, contohnya adalah udang, kepiting, dan rajungan. Namun, beberapa jenis
Crustacea juga dapat merugikan manusia, contohnya yuyu yang dapat merusak tanaman padi
di sawah dan ketam kenari perusak tanaman kelapa di Maluku.Sub-kelas Entomostraca juga
dimanfaatkan manusia sebagai pakan ikan untuk industri perikanan.
C. Arachnida
Nama kelas arachnida berasal dari kata arachne= laba-laba. Anggotanya meliputi
kalajengking, laba-laba, dan tungau Ciri Tubuh terdiri dari atas efalotaraks dan abdomen
(perut).
Memiliki empat pasang kaki pada bagian sefalotoraks. Bagian abdomen tidak
memiliki kaki. Memiliki dua pasang alat mulut, yaitu sebagai berikut:
- Sepasang kelisera
- Sepasang pedipalpus
Alat pernafasan berupa paru-paru buku. Jenis kelamin terpisah. Pembuahan secara
internal
11 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
13. 1. Klasifikasi
Kelas arachnida dapat di kelompokkan atas 3 ordo, yaitu sebagai berikut
- Ordo Spcorpid
Ordo ini meliputi segala macam golongan kala.
- Odo Araneae
Ordo ini meliputi bangsa laba-laba.
- Ordo Acarima
Ordo ini meliputi jenis laba-laba yang bersifat parasit dan merugikan manusia.
2. Struktur tubuh
Tubuh arachnida terpagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan badan belakang
(abdomen). Antara sefalotoraks dan abdomen terdapat bagian sempit seperti pinggang,
disebut pedisel. Pada bagian kepala-dada terdapat 4 pasangkaki, juga terdapat dua alat mulut,
yakni:
- Alat sengat (chelicela = kelisera)
- Alat cepit (pedipalpus)
D. Insecta
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam") Kajian mengenai peri kehidupan
serangga disebut entomologi Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum Uniramia)
yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera (misalnya lalat), Coleoptera (misalnya
kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya
kupu-kupu dan ngengat) Kelompok Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga
dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota
karena memiliki sayap Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
1. Kemampuan
12 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
14. a. Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan
yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam
jumlah yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa
generasi dalam satu tahun.
b. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah mampu menjaga eksistensi
serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya.[1] Hewan yang dapat terbang dapat
menghindari banyak predator, menemukan makanan dan pasangan kawin, dan menyebar ke
habitat baru jauh lebih cepat dibandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas
permukaan tanah.
c. Umumnya serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan
beberapa tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago Beberapa ordo yang mengalami
metamorfosis sempurna adalah Lepidoptera, Diptera, Coleoptera, dan Hymenoptera.
Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa, dan
imago. Peristiwa larva meniggalkan telur disebut dengan eclosion. Setelah eclosion, serangga
yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan induknya [2]. Tahapan belum
dewasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makan yang banyak
d. Pertumbuhan tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat
badan, biasanya dalam bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya
kulit lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting Karena itu pada setiap tahapan,
serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas, setelah ditinggalkan lagi
dan seterusnya sampai sempurna.
2. Ragam
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa
capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa
kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000
spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan
110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
3. Ordo
a. Ordo Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan
ketika imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan.
13 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
15. b. Ordo Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip
tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen Ada beberapa dari
jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan [2]. Umumnya Collembolla
merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk, serta bakteri, selain itu
ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda, serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.
c. Ordo Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore Habitatnya
adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat lubang pada
kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan.
d. Ordo Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator.
Tipe mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu sayap
depan lebih keras dari sayap belakang
e. Ordo Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas
toraks dan abdomen Abdomennya terdapat bagian seperti garpu Ordo Diplura memiliki mata
majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen. Habitatnya di daerah
terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah, tumpukan kayu, di perakaran pohon,
dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan humus.
f. Ordo Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang
menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian besar
bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak ditemukan di
bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur yang busuk.
g. Ordo Odonata memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk
karnivora yang memakan serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan
sejenis. Habitatnya adalah di dekat perairan. Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di
sekitar danau, dan pada daerah bebatuan.
h. Sub kelas Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan
beberapa kaki, beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya
menopang dua bagian dari tubuhnya Hewan jenis ini memiliki kepala cembung dengan daerah
epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya. Habitatnya adalah di lingkungan yang
basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada lumut, di perakaran pohon, dan di dalam
14 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
16. tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan
memakan tumbuhan yang busuk, selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.
2.2 Apa saja klasifikasi morfologi dan anatomi pada kelompok dari Celicerata ?
Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas kelas Arachnida, Pycnogonida, dan
Xiphosura. Adapun beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan
Chasmataspidida.
a. Arachnida
Arachnida merupakan kelas dari filum arthropoda dan subfilum Chelicerata. Semua
arachnida memiliki delapan kaki, meskipun di beberapa spesies pasangan depan dapat
mengkonversi untuk fungsi sensorik. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata
Arachne, yang berarti laba-laba.
Nama kelas arachnida berasal dari kata arachne= laba-laba. Anggotanya meliputi
kalajengking, laba-laba, dan tungau Ciri Tubuh terdiri dari atas efalotaraks dan abdomen
(perut).
Memiliki empat pasang kaki pada bagian sefalotoraks. Bagian abdomen tidak
memiliki kaki. Memiliki dua pasang alat mulut, yaitu sebagai berikut:
15 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
17. - Sepasang kelisera
- Sepasang pedipalpus
Alat pernafasan berupa paru-paru buku. Jenis kelamin terpisah. Pembuahan secara
internal
1. Klasifikasi
Kelas arachnida dapat di kelompokkan atas 3 ordo, yaitu sebagai berikut
- Ordo Spcorpid
Ordo ini meliputi segala macam golongan kala.
- Odo Araneae
Ordo ini meliputi bangsa laba-laba.
- Ordo Acarima
Ordo ini meliputi jenis laba-laba yang bersifat parasit dan merugikan manusia.
2. Struktur tubuh
Tubuh arachnida terpagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan badan belakang
(abdomen). Antara sefalotoraks dan abdomen terdapat bagian sempit seperti pinggang,
disebut pedisel. Pada bagian kepala-dada terdapat 4 pasangkaki, juga terdapat dua alat mulut,
yakni:
- Alat sengat (chelicela = kelisera)
- Alat cepit (pedipalpus)
Hampir semua masih ada arachnida adalah terestrial. Namun, beberapa mendiami
lingkungan air tawar dan, dengan pengecualian dari zona pelagik , lingkungan laut juga.
Mereka terdiri lebih dari 100.000 nama spesies , termasuk laba-laba , kalajengking ,
harvestmen , kutu , tungau dan Solifugae.
Ciri-cirinya ialah abdomen tidak memiliki apendik sebagai alat gerak, matanya
sederhana, tubuh tertutup kutikula, dilengkapi bulu-bulu indera atau sisik, pedipalpi biasanya
16 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
18. sebagai alat indera, tidak mempunyai insang, umumnya ovipar, tidak ada metamorfosa
kecuali pada Acarina, hidup di darat.
Kelas arachnida dapat di kelompokkan atas 3 ordo, yaitu sebagai berikut:
OrdoSpcorpid: Ordo ini meliputi segala macam golongan kalajengking.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfilum : Celicerata
Kelas : Aracnida
Ordo : Spcorpid
Family :Thelyphonisidae
Genus : Thelyphonus
Spesies : Thelyphonus condutus ( Kalajengking)
17 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
20. Ordo Acarima: Ordo ini meliputi jenis laba-laba yang bersifa tparasit dan merugikan
manusia.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfilum : Celicerata
Kelas : Arachnida
Ordo : Acariformes
Family : Pyroglyphidae
Genus :Dermatophagoides Spesies :Dermatophagoides farinae
Pada laba- laba terdapat Silk(sutra) untuk pembuatan jaring dan untuk
mempertahankan hidupnya. Sutra adalah protein, serat, yang mengandung proporsi yang
sangat tinggi dari asam amino glisin dan alanin. Hal ini sangat kuat: sepuluh kali lebih kuat
dari kolagen, sekuat nilon tapi lebih elastis. Cairan silk diproduksi oleh gland, yang terbentuk
dengan cepat dan berbentuk pemintal diluar.Laba-laba menggunakan sutera untuk transfer
sperma, kasus telur, lapisan sarang, tarik baris dan untuk penyebaran: laba-laba 'balon' bisa
melayang ke jarak lebih panjang. Mungkin itu berevolusi awalnya sebagai solusi untuk
persyaratan reproduksi, namun yang paling khas digunakan untuk menangkap makanan.
Laba-laba yang berbeda membuat jaring berbentuk berbeda, belum tentu dua dimensi:
saluran, segitiga, kubah, lembar, ditempatkan secara horizontalatau vertikal. Adapun pola-
pola jaring pada laba- bala ialah sebagai berikut:
19 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
21. Pada pola jaring laba- laba memiliki fungsi yang berbeda- beda diantaranya
Thermoregulation, teori ini menyebutkan bahwa pola ekstra ini membantu laba-laba menjaga
suhu tubuhnya optimal untuk bertahan hidup dalam cuaca apapun. Stabilimenta digunakan
untuk lebih menarik mangsa laba-laba. Sering lihat serangga di malam hari berkumpul
mendekati cahaya lampu? Pola ekstra jaring laba-laba ini diyakini mampu memantulkan sinar
ultraviolet sehingga meanrik lebih banyak lagi mangsa untuk mendekati jaring. Bisa saja,
dorongan reproduksi menjadi alasan mengapa pola ekstra ini dibuat. Saat seekor betina siap
untuk bereproduksi cara apalagi yang lebih baik untuk menarik sang jantan selain
mempercantik jaringnya. Pola ekstra ini paling banyak memang dibuat dari jaringnya sendiri
selain beberapa jenis mengkombinasikannya dengan benda apa saja di dekatnya. Pada jenis
Nephila, sisa-sisa mangsa pun ikut ditempelkan pada pola ini dengan maksud lebih menarik
mangsa lainnya lagi.
20 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
22. Anatomi pada kelas Arachnida sebagai berikut: Arachnida mempunyai tubuh yang
terbagi atas kepala yang menyatu dengan dada (cephalothoraks) dan perut (abdomen).
Bagian abdomen terdiri dari beberapa segmen, kadang-kadang cephalothoraks dan abdomen
menyatu. Pada cephalotoraks terdapat sepasang chelicera (alatgerakpertama), sepasang
pedipalpus (alatgerakkedua) yang berbentuk capit, dan 4 pasang kaki. Arachnida tidak
mempunyai antena. Kepala kecil, terdapat beberapa mata tunggal (oceli).Habitatnya di darat,
bernapas dengan paru-paru buku.Mempunyai kaki empat pasang yang terdapat pada
sefalotorak.
Sistem reproduksi Arachnida memiliki satu atau dua buah gonad. Gonad terletak
dibagian perut (abdomen). Alat kelamin arachnida terletak di bawah segmen perut (abdomen)
Sistem respirasi Laba-laba
(Arachnida) dan kalajengking (Scorpionida)
bernapas dengan paru-paru buku. Paru-paru
buku ini merupakan invaginasi (pelekukan
ke dalam) abdomen. Paru-paru buku
memiliki banyak lamella seperti halaman
buku yang dipisahkan oleh batang-batang
sehingga udara dapat bergerak bebas. Udara
dari luar, masuk melalui spirakel secara
difusi. Selanjutnya, udara masuk di antara
sel-sel lamella dan berdifusi dengan
pembuluh darah di sekitar lamela.
21 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
23. kedua. Pada saat reproduksi arachnida jantang mentrasfer sperma kepada betina
melaluispermatophore.
Organ ekresi pada kelompok Aracnida melalui kelenjar coxal melayani regulasi
osmotik. Studi mengungkapkan tanda centang ultrafiltrasi ke sebuah kantung, tersedot oleh
otot eksternal. ekskresi Nitrogen tidak terjadi dalam kelenjar coxal tetapi dalam 'Malphigi
tubulus', analog pada serangga (lihat Bab 15), atau di dinding midgut. Titik akhir nitrogen
adalah guanin, sebuah purin yang lebih larut dibandingkan asam urat.
Organ perasa dalam arakhnida, organ-organ indera terdiir dari tiga jenis: rambut di
kutikula, yang dimodifikasi untuk mendeteksi rangsangan mekanik atau kimia, mata, biasanya
sederhana daripada senyawa dan sering tersebar di tubuh, dan memotong organ sensorik,
lubang di kutikula masing ditutupi oleh membran tipis menggelembung ke dalam menuju
rambut sensorik, mampu mendeteksi sedikit perubahan dalam ketegangan kutikula. Terakhir
ini digunakan sebagian besar sebagai proprioceptors, yaitu untuk menginformasikan hewan
tentang tingkat kontraksi otot sendiri.
Sestem Pencernaannya sering terjadi di luar tubuh, dengan ujung posterior
kerongkongan dimodifikasi sebagai 'perut memompa' untuk menghisap masuk makanan yang
dicerna.
Peredaran darah pada kelompok Arachnida, Jantung arakhnida terletak di bagian
punggung opisthosoma tersebut. Pada primitif, darah masuk dengan banyak ostia, tetapi di
mana tracheae mengambil alih dari paru-paru buku jantung menjadi lebih sederhana, hanya
memiliki dua pasang ostia dalam laba-laba tracheate kecil. Jantung memompa darah ke depan
dengan serangkaian arteri dorsal ke haemocoel dari prosoma tersebut, di mana peningkatan
tekanan darah menjorok ke kaki berjalan: yang tekanan darahnya dapat dua kali lipat ketika
melompat melompat laba-laba. konstriksi pinggang laba-laba memungkinkan tekanan
prosoma untuk bersifat independen di opisthosoma, dan di dua sirkulasi solifugids dapat
dipisahkan dengan penutupan diafragma. darah berfungsi baik untuk mengangkut oksigen dan
untuk memperpanjang kaki dapat membatasi aktivitas arakhnida: jika dipaksa untuk
mempertahankan aktivitas mereka menjadi kekurangan oksigen.
22 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
24. Siklus Hidup Pada kelas Aracnida ialah sebagai berikut: Kalajengking memiliki
periode kehamilan yang lama (dari 2-18 bulan). Setiap betina melahirkan 25-35 anak yang
memanjat ke punggung induknya.Mereka tetap berada di punggung induk selama satu atau
dua minggu setelah kelahirannya. Setelah mereka turun dari punggung, mereka akan mandiri
dan membutuhkan dua hingga enam tahun untuk mencapai kematangan.Rata-rata
kalajengking hidup tiga hingga lima tahun, tapi sejumlah spesies dapat hidup hingga 10-15
tahun. Setelah fertilisasi (pembuahan) pada laba- laba. labah-labah betina menghasilkan
kantung telur, yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung spesies. Kantung telur
umumnya terdiri atas kumpulan benang sutera yang membungkus telur. Beberapa spesies
meninggalkan kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam galian. Telur menetas di dalam
kantung, dan labah labah muda berganti kulit sekali sebulum muncul. Labah-labah muda ini
disebut spiderling atau nimfa, dan sudah mencari makanan sendiri. Nimfa ini adalah bentuk
miniatur labah-labah dewasa, yang mempunyai spineret dan kelenjar racun yang sudah
berfungsi. Nimfa mengalami molting 2-12 kali sebagai juvenil, tergantung jenis laba-labah,
sebelum mencapai dewasa kelamin. Labah-labah ini bisa memencar dengan mengembangkan
benang-benang suteranya dan terbawa angin.Daur hidup pada kebanyakan labah-labah
pemintal benang adalah kurang dari 12 bulan, tetapi pada labah-labah penggali tanah
berekembang lebih lama dan tampaknya mempunyai daur hidup yang lebih lama (beberapa
tahun).
23 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
25. Siklus hidup pada tungau atau caplak yang dijalaninya berupa: telur-larva-nimpha-
tungau/caplak dewasa. Larva tungau dan caplak hanya memiliki 3 pasang kaki. Larva caplak,
setelah makan darah induk semang, akan tumbuh menjadi nimpha yang memiliki 4 pasang
kaki. Nimpha makan darah dan akan tumbuh menjadi caplak dewasa. Setelah makan satu kali
sampai kenyang, caplak dewasa betina akan bertelur kemudian ia mati. Caplak betina setelah
kenyang menghisap darah dapat membengkak sampai 20-30 kali ukuran semula. Caplak
memerlukan + 1 tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup di daerah tropis dan lebih dari
satu tahun di daerah lebih dingin. Caplak dapat bertahan hidup selama berbulan- bulan tanpa
makan jika belum mendapatkan induk semangnya. Caplak dapat hidup pada 1-3 induk
semang berbeda selama fase pertumbuhannya sehingga dikenal dengan sebutan caplak
berinduk semang satu, berinduk semang dua dan berinduk semang tiga. Kutu menjalani
proses metamorfosa yang tidak sempurna, yaitu telur-nimpha-individu dewasa. Seluruh siklus
hidup terjadi di tubuh induk semang. Telur kutu akan menempel pada rambut induk semang
dengan bantuan zat perekat yang dihasilkannya. Sedangkan siklus hidup yang dijalani pinjal
merupakan metamorfosa sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa. Larva yang baru menetas
tidak memiliki kaki. Fase pupa adalah fase yang tidak memerlukan makanan.
24 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
26. b. Pycnogonida
Gambar 2 : Laba-laba laut
Pycnogonida merupakan hewan avertebrata akuatik dari filum Arthropoda dan
subfilum Chelicerata. Pycnogonida dikenal sebagai laba-laba laut (Sea Spider). Pycnogonida
dapat di temukan di wilayah perairan Australia, Selandia Baru, Laut Mediterania dan Laut
Karibia.Ciri-cirinya ialah warna tubuh gelap dan kusam, tubuh panjang dan langsing,
berukuran 1-90 cm, tubuhnya bersegmen, hidup di perairan dengan kedalaman 7000 m,
memiiki empat pasang kaki.
Anatomi pada Kelas Pycnogonida
Kelas Pynogonida umumnya memiliki 4 pasang kaki, namun beberapa spesies juga
diketahui memiliki 5 atau bahkan 6 pasang kaki. Panjang kakinya sendiri bervariasi. Beberapa
spesies kakinya tidak lebih panjang dari panjang tubuhnya, sementara sepesies- spesies
lainnya bahkan diketahui kaki yang panjang 7 kali panjang tubuhnya. Tubuh mereka
berbentuk panjang dan sempit yang terbagi menjadi 2 bagian utama: bagian cepalotorak
(kepala-dada) dan bagian abdomen (perut). Di bagian kepala terdapat 4 pasang mata untuk
melihat, proboscis (belalai) untuk menghisap sari- sari makanan, dan 4 pasang kaki kecil
bernama kliserat (chelicerata) serta palp untuk membantunya memegang makanan.
25 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
27. Reproduksi pada pycnogonida adalah seksual yang dilakukan dengan cara fertilisasi
eksternal yaitu dengan pembuahan di luar tubuh. Pycnogonida jantan akan mengeluarkan
sperma ke perairan kemudian betina akan membuka oviger dan mengeluarkan telur.
Peredaran Darah pada kelas ini ialahrongga tubuh utama adalah system peredaran
darah terbuka, dimana darah dipompa ke haemocoel dengan hati yang terletak didekat
punggung hati. Pycnogonida memiliki sistem peredaran darah terbuka yaitu peredaran darah
tanpa melalui pembuluh darah. Hewan ini memiliki jantung yang terletak di bagian abdomen.
Pencernaan makanan pada Pycnogonida bersifat karnivora dan scavenger,
pencernaannya bersifat intraselular yaitu makanan akan dimasukan kedalam mulut dengan
menggunakan chelicerae kemudian akan diserap oleh dinding sel dan diproses secara kimiawi
oleh enzim-enzim. Ekskresi pada semua Chelierata akan mngeluarkan Limbah makanan
melalui anus, pada Pycnogonida anus terletak di bagian punggung.
Sistem pertahanan dirinya banyak jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun
yang terdapat dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian
menghisap cairan tubuh atau jaringan lunaknya. Tidak ada pertahanan diri dari mimi tersebut,
karena tidak ada predator yang memangsanya, kecuali manusia yang menangkapnya sebagai
pakan ikan. Pycnogonida dan Arachnida memiliki alat pertahanan diri berupa chelicerae.
26 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
28. Siklus Hidup
Setelah kawin, jantan akan merawat telur- telur yang sudah dibuahi tersebut hingga
menetas merjadi larva. Ada 4 macam larva berdasarkan perilakunya : larva ensis (hidup
menumpang dalam tubuh hewan berongga lainnya), larva pelekat (hidup melekat pada kaki
bapaknya hingga fisiknya sempurna), larva protonimpon tipikal (larva yang usai menetas
langsung hidup bebas sebagai plankton dan merupakan jenis yang paling banyak detemui dan
larva protonimon atipikal ( campuran dari pola hidup protonimfon tipikal dan ensis).
Bila larva sudah selesaimenjalani fase hidupnya, maka ia akan berubah fase baru
bernama juvenil. Juvenil. Juvenil dari kelas Pycnogonida memiliki fisik yang mirip dengan
laba- laba laut yang sudah dewasa, namun ukurannya lebih kecil dan belum sempurna.
Mereka fase juvenil kemudian mengalami pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya
menjadi dewasa.Mereka adalah karnovora yang berarti mereka hidup dari makanan daging
dari hewan- hewan lain, entah dalam kondisi hidup- hidup atau sudah mati. Makanan yang
diketahui mencakup hewan- hewan bertubuh lunak dengan mobilitas rendah semisal spons,
cacing laut, bryozoa (hewan laut berbentuk bunga), dan cnidaria (hewan semisal anemon).
Namun sejumlah spesies juga diketahui merupakan herbivora karena hidup dengan memakan
tumbuhan laut semisal alga merah. Mereka deketahui memiliki 2 cara bergerak memakai
27 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
29. kaki- kakinya: berjalan biasa di dasar laut, atau berenang dengan menguncup dan
mengembangkan kakinya secara bergantian mrip- mirip dengan cara berenang ubur- ubur.
c. Kelas Merostomata
Gambar 3 : Kepiting Tapal Kuda
Merostomata; terdiri dari 2 bangsa yaitu Xiphosura (mimi) dan Eurypterida. Pada
masa kini tinggal 4 jenis dari 3 keluarga yang masih hidup, yaitu Limulus polyphemus,
Tachypleus tridentatus, Tachypleus gigas (mimi bulan) dan Carcinoscorpius rotundicauda
(mimi ranti). Ordo Eurypterida sudah punah.
Xiphosura sering dikenal dengan sebutan Mimi (jantan) dan Mituno (betina) di jawa.
Bentuk dari hewan ini mirip dengan tapal kuda sehingga Xiphosura dikenal Horse Shoe Crab
atau kepiting tapal kuda, meskipun hewan ini disebut keiting tetapi hewan ini bukanlah
kepiting yang sesungguhnya.
Ciri-cirinya ialah hidup di perairan laut dangkal, dapat mencapai panjang 60cm,
berwarna coklat tua atau hijau kecoklatan, bentuk tubuh cembung, karapas berbentuk sepatu
kuda yang menutup prosoma, pada bagian dorsal terdapat sepasang mata majemuk dan
28 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
30. sepasang mata sederhana. Adapun beberapa kelas yang punah yaitu Euryterida dan
Chasmataspidida.
Ordo Xiphosura
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Subfillum : Chelicera
Kelas : Merostomata
Ordo : Xiposura
Famili : Limulidae
Genus : Limulus
Spesies : Limulus Polyphemus ( Kepiting tapal Kuda )
Anatomi pada Kelas Xiphosura memiliki Tubuh dari kelas xiphosura seluruhnya
diselubungi oleh cangkang yang keras dan berwarna kecoklatan. Ditinjau dari segi
29 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
31. anatominya tubuh terbagi atas 3 bagian utama yang masing- masingnya dipisahkan oleh
sambungan tipis atau segmen ialah kepala (prosoma), perut (opithososma), dan ekor (telson).
Dibagian kepala terdapat 9 mata yang letaknya terpencar- pencar 1 dimasing- masing sisi
kepala, 5 di bagian depan, dan 2 dibagian bawah kepala. Bagian ekor bersifat kaku dan
mengkerucut dibagian ujungnya, namun bagian pangkalnya bisa digerakkan dan sanggup
memberi dorongan untuk pergerak lebih cepat. Kaki mirip kepiting atau laba- laba, memiliki 6
pasang kaki yang memiliki fungsinya masing- masing.
Makanannya meliputi moluska, cacing atau hewan lainnya yang diambil oleh chelate
pelengkap dan diadakan melawan alur ventral dalam tubuh. Makanan dikunyah bukan dengan
rahang keras tetapi oleh 'gnathobases' dari posterior kaki yang berjalan dan melewati depan
untuk mulut, lalu tertelan dan kemudian hancur dalam sebuah empedal.
Hewan ini juga memiliki peredaran darah terdiri dari jantung dan arteri yang
membawa darah ke seluruh tubuh dan kemudian menjadi dua vena yang melewati insang
dimana CO2 dan O2 dipertukarkan sebelum kembali ke jantung. Sistem saraf terdiri dari otak
sirkum-oesophagal dengan tali saraf vetral yang menimbulkan lima set ganglia dari mana
saraf menyebar ke tubuh. Ada juga sepasang tali saraf longitudinal, inilah yang
mengendalikan jantung.
Respirasi pada ordo ini Pelengkap Opisthosomal yang dimodifikasi menjadi 'buku insang'
yang bergerak ke sana kemari, membuat aliran air terus-menerus di sepanjang insang. Darah
berisi pigmen pernapasan haemocyanin, yang memiliki afinitas oksigen rendah, dapat
berfungsi pada lingkungan tekanan oksigen rendah. Darah memasuki jantung melalui delapan
30 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
32. pasang ostia dengan katup. Sirkulasi lanjut adalah kompleks, dengan arteri yang membuka ke
haemocoel tersebut.
Ekskresi dan osmoregulasi Seperti di Crustacea dan arthropoda air lainnya, limbah
nitrogen dikeluarkan dengan difusi amonia melalui insang dan sebagian melalui kelenjar
mesodermal di dasar sepasang pelengkap (di sini 'Coxal kelenjar' di samping kaki belakang).
Limulus dapat mentolerir berbagai salinitas: insang dapat mengambil ion saat media
diencerkan dan kelenjar coxal dapat menghasilkan urin hipoosmotik ke darah. Asumsi,
berdasarkan kesamaan struktur selular, bahwa krustasea, adalah bentuk korteks ultrafiltrasi
yang dimodifikasi di medula dan kantung akhir.
Reproduksi pada ordo ini jenis kelamin terpisah. Jantan dan betina berkumpul di
perairan dangkal pada saat pasang saat bulan penuh. Fertilisasinya eksternal: jantan
menempelkan diri betina dan menuangkan sperma pada ribuan telur saat ia meletakkan
mereka. Telur berkembang di pasir dan menetas sebagai 'trilobite' larva yang berenang dan
menggali dan, dalam serangkaian pengelupasan , menjalani metamorfosis bertahap. Seluruh
spesies mimi mempunyai sepasang lubang pengeluaran telur, pada permukaan posterior
operculum. Sepasang saluran pengeluaran telur utama dijumpai menuju kearah operculum dan
ke dalam prosoma. Saluran pengeluaran telur utama tersebut terbagi menjadi dua cabang
utama.
Mata MajemukLimulus 'mata majemuk tidak perlu bekerja sangat cepat. Mereka tidak
digunakan untuk menemukan makanan, atau melarikan diri dari predator, tetapi untuk
mendeteksi gerakan kepiting tapal kuda lainnya di seluruh bidang, mereka ternyata hanya
31 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
33. digunakan untuk mencapai berkumpulnya kawin laki-laki dan perempuan di perairan dangkal
pada saat pasang. Dengan demikian, struktur dan kinerja mata ini relatif sederhana.
Siklus Hidup Saat musim kawin tiba, sejumlah besar hewan ini akan bermigrasi ke
pantai berpasir dan perairan dangkal. Pejantan yang tiba lebih dulu di pantai selanjutnya akan
berpatroli dan kemudian mencegat betina yang kebetulan melintas di dekatnya tidak jarang
seekor betina bisa dicegat dan melakukan perkawinan dengan belasan pejantan sekaligus. Saat
melakukan perkawinan, betina akan menggali lubang pada dasar pantai dan memasukan telur-
telurnya ke dalam lubang tersebut, kemudian pejantan mengeluarkan spermanya untuk
membuahi telur- telur yang dikeluarkan oleh betina. Jumlah telur yang dikeluarkan oeleh
betina bisa mencapai 120.000 butir, namun hanya sedikit yang bisa bertahan hidup hingga
dewasa.
Telur- telur itu akan menetas setelah 2-5 minggu dimana semakin hangat suhunya,
semakin cepat pula telur- telurnya menetas. Larva yang baru menetas bisa tetep berada di
dalam pasir selama beberapa minggu berikutnya. Saat pasang naik tiba, larva akan memasuki
fase planktonik dimana larva yang terseret oleh arus pasang selanjutnya hidup melayang-
lanyang di laut dan mengandalkan cadangan kuning telur sebagai makanannya. Sekitar
seminggu kemudian, larva jatuh kedasar laut dan memasuki fase selanjutnya yaitu fase
pertumbuhan ( fase juvenil).
32 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
34. Fase juvenil memiliki bentuk dan prilaku yang sangat mirip dengan xiphosura dewasa.
Selama fase juvenil, mereka berkali- kali melakukan pergantian kulit seiring dengan
pertumbuhannya. Setiap kali berganti kulit, ukuran tubuh mereka bertambah 25- 30 %.
Mereka termasuk hewan yang lambat bertumbuh dan baru mencapai kematangan seksual pada
usia 9 tahun. Usia maksimal mereka adalah 40 tahun, namun rata- rata mereka hanya hidup
hingga usia 12 tahun. Panjang maksimal dai hewan ini termasuk ekornya adalah 60 cm diman
betina betina berukuran sedikit lebih besar dibandingkan penjantan.
2.3 Manfaat dan Kerugian Celicerata
Manfaat Chelicerata Dalam Perikanan dan Ekologi Chelicerata dapat dijadikan pakan
ikan terutama pada daging dan telur Xiphosura. Hewan ini juga berperan penting dalam
keseimbangan ekosistem perairan dan juga sebagai dekomposer.
Manfaat Chelicerata Dalam Dunia Medis Mimi merupakan bahan baku dalam industri
farmasi, karena ekstrak plasma darahnya (haemocyte lysate) banyak digunakan dalam studi
biomedis, farmasi, dan ilmu lingkungan. Hal ini dikarenakan pada plasma yang
dapatmengendapdarah yang mengandungendotoksin. Plasma darah mimi telah diproduksi
secara masal di Amerikadari genus Limulus di Jepang dan Cina dari genus Tachyplus.
Ekstrak plasma darah Limulus Amoebocyte Lysate dapat digunakan untuk mendiagnosa
penyakit meningitis. Mengingat mimi merupakan salah satu langka yang perlu dilindungi dan
atas dasar pertimbangan prospek pemanfaatnya sebagai bahan baku industri farmasi,
diperkirakan di masa mendatang populasinya akan terus berkurang, sehingga perlu dirintis
usaha pembenihan maupun restocking guna menjaga kelestarian.
Kerugian Chelicerata
Ada beberapa kerugian dari chelicerata antaralain, dapat menularkan virus west nile
(WNV), virus ini ditularkan oleh arachnida, kemudian sebagai parasi tpada coelenterate.
Tungau merupakan hama bagi berbagai jenis tumbuhan dan juga hewan ternak.
Berbagai Penyakit Kulit disebabkan oleh caplak dan tungau yang menyerang manusia
maupun hewan.
33 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
35. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok Chelicerata dikenal karena anggotanya mempunya alat mulut berupa
“chelicera” yang terdiri dari dua segmen. Tubuh biasanya terdiri atas cephalothorax dan
abdomen yang tampak jelas, kecuali pada Acarina. Pada cephalothorax terdapat enam pasang
apendik bersendi , yaitu sepasang chelicerae, sepasang pedipalpi dan empat pasang kaki.
Antena dan mandibel tidak. Sistem respirasi dilakukan melalui enam pasang pelengkap
melekat pada bagian bawah perut yang disebut buku insang. Peredaran darah pada Celicerata
adalah sistem peredaran darah terbuka. Semua Chelierata akan mngeluarkan Limbah makanan
melalui anus. Banyak jenis Chelicerata yang mempunyai kelenjar racun yang terdapat
dirahang atau taring racun sebagai sarana untuk membunuh mangsa, kemudian menghisap
cairan tubuh atau jaringan lunaknya.
Berdasarkan klasifikasinya chelicerata terdiri atas kelas Arachnida, Pycnogonida, dan
Xiphosura. Adapun beberapa kelas yang sudah punah yaitu, Eurypterida dan
Chasmataspidida.
34 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata
36. DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoya, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga : Jakarta.
Campbell, N. A, J. B, Reece, & L. G. Mitchell. 2004. Biologi. Edisi kelima/jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
D. A. Pratiwi .2007. BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006.
Erlangga : Jakarta.
Kimball, JW. 2010. Biologi Jilid 3. Erlangga : Jakarta.
Moore, Janet. 2006. An Introduction Invertebrates Second Edition.Cambridge University
Press : New York
Reece, Mitchel. 2003. BIOLOGI. Erlangga : Jakarta.
Soemadji, dkk. 1995. Materi Pokok Zoologi/ Universitas Terbuka. Depdikbud : Jakarta.
35 |Makalah Biosistematik Hewan Invertebrata