Dokumen tersebut membahas proses adaptasi karya sastra menjadi skenario film, mulai dari unsur-unsur dasar cerita film seperti premise, karakter, dan konflik; struktur cerita film meliputi babak dan turning point; format skenario; hingga tantangan dan aspek hukum dalam proses adaptasi.
1. Workshop adaptasi
Sastra ke Sinema
* bersama Riri Riza
Substansi, Struktur, Genre, dan format Skenario.
Proses adaptasi karya sastra menjadi skenario film.
3. SUBSTANSI sebuah Cerita Film:
1. PREMISE / ide dasar atau gagasan besar
2. KARAKTER / tokoh utama dengan
motivasi
3. KONFLIK / hambatan yang dihadapi
tokoh utama
Ketiga aspek ini tidak dapat terpisahkan satu
dengan yang lain
4. Premise, Karakter dan konflik adalah dasar dari
sebuah cerita yang memungkinkan penulis
membuat sebuah rancang bangun cerita atau
struktur sebuah film.
CERITA FILM
5. RANCANG BANGUN CERITA
the POETICS ( Aristotle)
Untuk membuat cerita dapat diikuti, ada
hubungan antara durasi sebuah cerita dengan
berapa kali TURNING POINT / perubahan arah
terjadi dalam cerita tersebut.
Untuk sebuah cerita panjang, film cerita atau
novel minimal harus terjadi 3 kali perubahan arah
cerita.
6. RANCANG BANGUN CERITA
Turning point dalam cerita, biasanya disebut
sebagai ACT(s) atau Babak, sebuah makro
struktur dalam cerita
7. RANCANG BANGUN CERITA
Film terbangun atas tiga atau lebih babak cerita,
setiap babak terbangun atas beberapa sequence,
yang terdiri dari sekian scene. Dalam setiap scene
terdapat beat yang dapat berupa action atau
dialog.
8. RANCANG BANGUN CERITA
A TURNING POINT
(perubahan utama)
Moderate change(perubahan scene)
Minor change (perubahan kecil / Beat)
9. Story Design / Rancangan Cerita
Act I Act 2 Act 3
major turning point major turning point
sequence sequence sequence sequence sequence
scenes scenes scenes scenes scenes
1 30 70 minutes 100 118 / 120
10. Story Design / Rancangan Cerita
Tahapan penting dari penataan cerita dari sebuah
skenario film:
Inciting Incidents, titik dorong sebuah cerita bergulir,
progressive complications, adalah berkembangnya
cerita menjadi lebih rumit, crisis adalah situasi
menjadi semakin rumit dan karakter tidak dapat
keluar lagi dari persoalan, climax adalah puncak
cerita, resolution akhir cerita dimana situasi kembali
pada sebuah kondisi normal.
11. 7 pertanyaan dalam
merancang cerita (*Richard Krevolin)
* Siapa karakter utama ? :
* Apa tujuan / gol / motivasi karakter utama?:
* Apa yang menghalanginya untuk mencapai tujuan?
* Bagaimana ia mencapainya?:
* Apa yang ingin dicapai dengan bercerita seperti
ini?:
* Bagaimana pendekatan bercerita ?:
* Apa perubahan yang terjadi pada karakter di
akhir cerita?:
12. Story Design / Rancangan Cerita
climax
crisis
Progressive complications
Inciting Incidents resolutions
Act I Act 2 Act 3
beginning middle end
Plot point I Plot point 2
13. Film sebagai tontonan digolongkan berdasarkan
karakteristik dan unsur unsur cerita didalamnya.
“Film Percintaan, Film Horror, Film Laga, Film
Komedi dan seterusnya…”
Sistem yang dikenal luas untuk menggolongkan
ragam film berdasarkan kesamaan unsur-unsur
didalamnya, disebut GENRE FILM.
14. Konvensi GENRE
KONVENSI GENRE adalah rangkaian setting,
peran, kejadian, dan nilai yang yang menjadi ciri
khas dari setiap genre dan subgenre.
Penonton memiliki sebuah ekspektasi, setiap kali
akan menonton film. Seringkali GENRE film
adalah sebuah dasar penonton memilih sebuah
film.
15. SKENARIO - SCREENPLAY –
or a script form object
SKENARIO adalah sebuah film dalam bentuk
teks, dengan panjang antara 85 – 120 halaman,
terdiri dari 50 – 80 scene atau adegan satuan
ruang dan waktu. Dalam setiap scene terdapat
deskripsi dari apa yang terlihat dan terdengar
serta aksi yang dilakukan oleh satu atau lebih dari
karakter, dan apa yang dikatakan oleh karakter.
16. A script form object scene heading
INT. SMP STRADA - DAY
Gie duduk menunduk di depan meja guru. Seorang guru tua,
bernama TJAN. di belakang Tjan berdiri Arifin. Dengan wajah
yang masih geram.
karakter TJAN
Soe, kamu minta maaf sama pak
Arifin....
Deskripsi action
Gie terdiam, ia mengangkat kepalanya.
GIE
Tidak mungkin saya terima. Nilai
saya lebih baik, tapi nilai umum dialog
saya dibawah teman-teman lain.
Gie mengeluarkan dua buah buku lalu menggesernya ke arah
Tjan.
Penjelasan action GIE
di tengah dialog (melihat ke pak Arifin)
Asep dapat nilai bagus, karena dia
keponakan Bapak
Arifin tiba-tiba tersadar akan sesuatu, Gie menatapnya
dengan menantang.
GIE
Begitu, Pak??
Arifin terlihat panik, Tjan ikut terkejut, bingung akan
bereaksi.
17. Format skenario
Siapa pembaca Skenario ?
Produser, Sutradara, Aktor dan Para pekerja film,
Produser eksekutif dan juga Investor dan
Pemegang Saham.
Skenario memiliki bentuk yang baku atau sebuah
format internasional, agar semua pihak yang akan
mengambil keputusan darinya, dapat dengan
mudah memahami.
19. Adaptasi Sastra ke Sinema
Pertanyaan2 seputar karya adaptasi :
“Ah, tidak mirip dengan novelnya...”
“Huh, Saya lebih suka novel daripada filmnya”
“Iiih..., sama sekali tidak sama dengan novelnya”
20. Mengapa Adaptasi?
Tema – Cerita – Karakter yang telah tersedia
sebelumnya.
Ada/ telah tersedia VISI yang telah terpikirkan
dan tergarap matang oleh seorang penulis lain.
21. Mengapa Adaptasi?
Tujuan bisnis :
Contoh Laskar Pelangi = novel yang telah terjual
500.000 eksemplar
Sebuah film yang didasarkan pada novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata
Sebuah film yang didasarkan pada buku BEST
SELLER karya Andrea Hirata
23. Tantangan proses adaptasi?
Aturan I : Bercerita dengan film memiliki
karakternya tersendiri
Aturan II : Jangan mengikat diri tentang
bagaimana anda harus menulis ulang gagasan yang
telah ada tersebut menjadi skenario film
Aturan III : Pastikan anda menemukan cerita di
dalamnya, jika tidak ada jangan diteruskan
24. “ The Hollywood Way ”
CERITA FILM adalah :
Tentang karakter yang menarik – berjibaku
melawan tantangan luar biasa dalam mencapai
tujuannya.
25. Aspek legal dalam Adaptasi :
* Jangan pernah memulai sebuah proses adaptasi
sebelum melakukan riset tentang karya tersebut
dengan baik
* Mulailah dengan mengajukan keinginan anda
mengadaptasi dalam sebuah proses formal,
bertemu langsung atau dalam bentuk surat.
26. OPTION : menjaga hak adaptasi
* Memberikan sebuah tawaran/ajuan kerjasama
kepemilikan hak atas sebuah karya tulis untuk
jangka waktu tertentu, sebagai sebuah prospek.
* Memulai proses penulisan dalam rentang waktu
yang disepakati, sebagai sebuah INVESTASI.
Hingga investor didapatkan dan proses
PEMBELIAN HAK CERITA bisa dilakukan