2. NUTRISI PADA DIABETES MELLITUS
Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun
yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi
nilai normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, penyakit
ini akan menimbulkan berbagai penyulit yang dapat
berakibat fatal seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan,
dan nekrosis jaringan sehingga harus diamputasi.
Department of Medicine and Therapeutics, The Chinese
University of Hong Kong, Prince of Wales Hospital,
Shatin, Hong Kong pada tahun 2000 menyebutkan
bahwa untuk daerah Asia Pasifik terdapat lebih dari 30
juta orang menderita DM. Bahkan World Health
Organization (WHO) memprediksi bahwa jumlah
penderita DM akan meningkat secara dramatis pada
tahun 2025
3. Untuk Indonesia, dari berbagai penelitian epidemiologis
menunjukkan bahwa angka prevalensi DM mencapai
4,6% dari 125 juta jiwa penduduk Indonesia yang berusia
> 20 tahun pada tahun 2000. Jumlah penderita
diperkirakan akan terus meningkat mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang terus bertambah, sehingga
diperkirakan pada tahun 2020 nanti jumlah penderita DM
akan mencapai 8,2juta jiwa.
4. DEFINISI DIABETES MELLITUS
lstilah Diabetes Melitus menggambarkan suatu kelainan
metabolik dengan berbagai etiologi yang ditandai dengan
hiperglikemia kronis dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
gangguan sekresi insulin, fungsi insulin, ataupun kedua-
duanya.
Penyebab diabetes biasanya primer tetapi bisa juga
sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain seperti
gangguan pada pankreas (pankreatektomi total,
pankreatitis kronis, haemokromatosis), gangguan
endokrin (akromegali, Cushings syndrome) dan juga drug
induced (diuretik thiazid dan kortikosteroid)
5. Keluhan khas DM
1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Polifagia
4. BB menurun dengan cepat
Keluhan tidak khas DM
1. Kesemutan
2. Gatal di daerah genital
3. Keputihan
4. Infeksi sulit sembuh
5. Bisul yang hilang timbul
6. Penglihatan kabur
7. Cepat lelah
8. Mudah mengantuk
6. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
1. Usia> 45tahun
2. Kegemukan (BB > 110% BB idaman atau IMT > 23
kg/m2)
BB Idaman (BBI) = (TB - 100) - 10%
IMT = BB (kg) / TB2 (m2)
Hipertensi (TD> 140/90 mmHg)
3. Riwayat DM dalam garis keturunan
4. Riwayat abortus berulang, me!ahirkan bayi cacat,
atau BB lahir bayi > 4000g
5. Riwayat DM pada kehamilan (DM gestational)
6. Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau
Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)
7. Penderita Penyakit Jantung Koroner, TBC,
hipertiroidisme
8. Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida >
7. KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
1. DM tipe 1:
* Defisiensi insulin absolute
* Defisiensi insulin relative akibat destruksi sel beta:
* autoimun
* idiopatik
2. DM tipe 2:
*Defek sekresi insulin lebih dominan daripada resistensi
insulin
* Resistensi insulin lebih dominan daripada defek sekresi
insu!in
8. 3. DM tipe lain
* Defek genetik fungsi sel beta :
Maturity onset diabetes of the young
MODY 1: Kromosom 20, HNF 4 alfa
MODY 2: Krcmosom 7, glukokinase
MODY 3: Kromosom 12, HNF l alfa
MODY 4: Kromosom 13, IPF 1
Mutasi mitokondria: DNA 3243 dan lain-lain
* Penyakit eksokrin pankreas: - pankreatitis
Pankreatektomi
* Endokrinopati: - akromegali
Cushing
Hipertiroidisme
* Akibat obat dan kimia: Glukokortikoid, hormon tiroid
9. Infeksi
Cytomegalovirus (CMV)
Rubella
Imunologi (jarang)
Antibodi anti insulin
Sindrom genetik lain yang herhubungan dengan DM,
contoh:
Sindroma Down
Klinefelter,
Turner
DM Gestational
10. DIAGNOSIS
Riwayat Penyakit
- Overweight dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
sesegera mungkin: Salah satu orang tua atau
kakak/adik
menderita diabetes tipe II
- Adanya riwayat diabetes gestasional, atau pernah
memiliki
bayi dengan berat badan lahir > 4,5 kg
- Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
- Kadar kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan/atau kadar
trigliserida ≥
250 mg/dl
- Memiliki pola hidup santai dan tidak banyak bergerak
(seperti berolahraga kurang dari 3 kali dalam satu
11. Riwayat diet
kebiasaan makan pasien
Seseorang yang mengalami diabetes tipe 2 memiliki
kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
(khususnya bir), makan makanan yang tinggi lemak atau
kaya gula sederhana, merokok, makan dalam porsi besar
lebih dari 3 kali sehari sehingga menimbulkan
pertambahan berat badan melebihi normal
Untuk menganamnesa riwayat ini biasanya digunakan
kuesioner yang berisikan pertanyaan mengenai makanan
dan minuman yang sering dikonsumsi.
12. ANTROPOMETRI
Pengukuran komponen-komponen tubuh seperti tinggi
badan (TB) dan berat badan (BB) dibandingkan dengan
usia
Berat badan yang berlebih (overweight/obesitas)
merupakan faktor resiko utama bagi diabetes tipe 2.
Untuk mengetahui keadaan overweight atau tidak, harus
ditentukan dahulu body mass index (BMI = BB/TB2)
pasien.
Untuk orang Asia, BMI = 23-25 overweight
BMI > 25 obesitas
Menurut WHO, BMI = 25-30 overweight
BMI > 30 obesitas
13. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik ini lebih ditujukan untuk pemeriksaan
kelainan akibat diabetes tipe 2 seperti pemeriksaan
saraf dan vaskular ekstremitas untuk mengetahui
gangguan seperti rasa baal atau perih pada kaki,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan mata untuk
mengetahui adanya retinopati, pemeriksaan luka akibat
infeksi untuk mengetahui keterlambatan penyembuhan
luka, dan sebagainya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan laboratorium pasien diabetes tipe 2
ditemukan juga kelainan-kelainan seperti:
Kadar trigliserida : ≥ 150 mg/dl
Kadar kolesterol HDL
Pria : < 40 mg/dl
Wanita : < 50 mg/dl
Kadar glukosa puasa : ≥ 110 mg/dl
14. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksan tambahan lain yang perlu dilakukan oleh
pasien diabetes yaitu pemeriksaan hemoglobin A1C.
Pemeriksaan ini akan menunjukkan rata-rata kadar gula
darah selama tiga bulan terakhir. Hemoglobin A1C 6.5%
menunjukkan kontrol gula yang baik sedangkan
hemoglobin A1C 9% menunjukkan perlunya perbaikan
kontrol gula darah.
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar
glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan hanya
berdasarkan glukosuria saja. Untuk diagnosis DM,
pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan plasma
dari darah vena.
15. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring berguna untuk menyaring pasien
DM, TGT, dan GDPT, sehingga dapat ditentukan langkah
yang tepat bagi mereka. Pasien dengan TGT atau GDPT
merupakan tahapan sementara menuju DM. Setelah 5 -
10 tahun kemudian 1/3 kelompok TGT akan berkembang
menjadi DM, 1/3 tetap TGT, sedangkan 1/3 lainnya
kembali normal
16. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus mencakup
(1) edukasi
(2) Medical Nutrition Therapy
(3) pengaturan aktifitas fisik, serta
(4) lntervensi Farmakologik.
17. 1. Edukasi
Meliputi pemahaman tentang:
Penyakit DM
Makna dan perlunya pengandalian dan pemantauan DM
Penyulit DM
lntervensi Farmakologis dan non-farmakologis
Hipoglikemia
Masalah khusus yang dihadapi
Cara mengembangkan sistem pendukung dan
mengajarkan keterampilan
Cara menggunakan fasilitas perawatan kesehatan
18. 2. Medical Nutrition Therapy
Terapi nutrisi merupakan komponen integral dalam
pengelolaan diabetes dan dalam pendidikan
pengelolaan pribadi pasien diabetes. Telah begitu banyak
terjadi kesalahan dalam pemahaman nutrisi dan
diabetes. Di samping itu, dalam kenyataan klinis,
rekomendasi nutrisi membantu sedikit banyak dalam
perawatan diabetes dan masih juga diberikan pada
pasien diabetes. Pernyataan ini memberikan bukti-bukti
pentingnya prinsip dan rekomendasi terapi nutrisi medis
pada pasien diabetes.
19. Tujuan terapi gizi medis pada pasien diabetes:
Mencapai dan memelihara hasil metabolik secara optimal,
seperti :
Kadar glukosa darah pada batas normal atau mendekati
normal untuk mencegah atau mengurangi resiko komplikasi
diabetes
Gambaran lemak dan lipoprotein yang mengurangi resiko
penyakit makrovaskular. Tekanan darah yang dapat
mengurangi resiko penyakit vaskular.
Mencegah dan mengobati komplikasi kronis diabetes.
Memodifikasi asupan nutrien dan pola hidup yang baik untuk
mencegah dan mengobati obesitas, dislipidemia, penyakit
kardiovaskular, hipertensi dan nefropati.
Memperbaiki kesehatan melalui pemilihan makanan dan
aktivitas fisik yang menyehatkan.
Kebutuhan gizi setiap individu berbeda berdasarkan pilihan
personal dan kebudayaan serta pola hidup yang menghargai
20. Karbohidrat
Karbohidrat mencakup 50-60% dari total energi.
Karbohidrat sederhana harus kurang dari 1/3 dari seluruh
karbohidrat. Karbohidrat kompleks yang banyak
mengandung serat lebih baik untuk dikonsumsi sebab
memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, lebih
mengenyangkan dan dapat menurunkan kolesterol.
Karbohidrat sederhana dapat meningkatkan glukosa
darah lebih tinggi dibandingkan degan karbohidrat
konpleks dengan jumlah yang sama. Walaupun tergolong
glukosa sederhana, fruktosa tidak menyebabkan
peningkatan glukosa darah yang tinggi, karena fruktosa
tidak dimetabolisme dengan menggunakan insulin.
Salah satu peraturan dalam diet diabetes yaitu
menghindari segala jenis gula dan makanan yang
mengandung gula seperti kue, permen, dan minuman
ringan.
21. Jenis sayur-sayuran sangat baik untuk pasien diabetes.
Sebagai contoh, seorang pasien diabetes mampu makan
sepiring besar bayam yang berisi karbohidrat sama
banyaknya dengan satu sendok makan gula, tanpa
nantinya mengalami penyakit lain sebagai efeknya.
Bayam, asparagus, brokoli, kol, kacang panjang, buncis
dan seledri merupakan contoh sayuran yang tergolong
dalam sayuran ” Food Exchange Group A” yang oleh
American Diabetes Association (ADA) sangat dianjurkan
untuk diet diabetes.
Karbohidrat yang dianjurkan yaitu sebesar 40-50% dari
total kalori dengan jenis karbohidrat kompleks lebih
dominan dibandingkan dengan karbohidrat sederhana
yang telah diolah
22. Perbandingan antara respon glikemik yang disebabkan
oleh suatu makanan dibandingkan dengan respon
glikemik glukosa disebut indeks glikemik.
1. Indeks glikemik dipengaruhi oleh berbagai faktor
diantaranya:
2. kecepatan pemasukan makanan
3. bentuk makanan
4. komponen makanan
5. proses pengolahan dan pemasakan
6. efek fisiologis (hidrolisis gastric, kecepatan
pengosongan lambung, respon intestinal, absorpsi dan
hidrolisis intestinal, respon pankreasm efek kolon)
23. Berbagai jenis indeks glikemi makanan dapat dilihat pada
table berikut:
Kelas I (tinggi: GI>90) Kelas II (sedang; GI=70-
90)
Kelas III (rendah: GI<70)
Sebagian besar roti
Crackers
Sebagian besar sereal
Sebagian besar kentang
Millet
Kripik jagung
Oatmeal
Kue dan biscuit
Beras
Gandum
Jangung manis
Kentang manis
Pumpermickle bread
Sebagian besar pasta
Beras parboiled
Legume kering
Kacang
Barley
Bulgur
24. Protein
Asupan protein perlu dibatasi yaitu <0,8 g/kgBB untuk
menghindari diabetik nefropati, akan tetapi pada anak
penderita IDDM protein sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sehingga asupan protein 0,9 g/kgBB masih
diperbolehkan
Protein sebaiknya berasal dari hewani dan nabati, tetapi
protein dari sumber sayuran seperti sereal porsinya
harus lebih banyak dibanding protein hewani.
25. Lemak
Sepertiga pasien diabetes mengalami hiperlipidemia dan
memerlukan pengelolaan makanan lebih lanjut
Terapi nutrisi yang paling masuk akal yaitu dengan
membatasi jumlah lemak pada makanan mereka dan
lebih banyak mengkonsumsi asam lemak tak jenuh
ganda rantai panjang daripada asam lemak jenuh
Ikan dan jenis unggas lebih direkomendasikan daripada
konsumsi daging merah. Jenis makanan yang digoreng
dan berlemak sangat tidak dianjurkan
Asupan lemak sebaiknya tidak lebih dari 30% total energi
dengan lemak jenuh (SAFA) tidak boleh lebih dari 10%,
karena dapat menyebabkan atherosklerosis. PUFA juga
tidak lebih dari 10% karena mudah teroksidasi dan pada
akhirnya akan berefek atherogenik pula. Lemak yang
baik dikonsumsi adalah MUFA seperi canola oil dan
minyak zaitun. Asupan kolesterol tidak lebih dari 300
mg/hari dan jumlah yang dianjurkan adalah kurang dari
200 mg/hari.
26. Serat
Serat merupakan komponen utama dalam diet DM. Serat
memiliki nilai terapeutik dan menurunkan prevalensi DM.
Serat sebaiknya dikonsumsi 20-35 g/hari. Beberapa
keuntungan serat diantaranya:
memperlambat pencernaan dan absorpsi
menurunkan glukosa plasma postprandial
meningkatkan sensitifitas insulin perifer
meningkatkan jumlah insulin reseptor
merangsang pemakaian glukosa
menghambat pengeluaran glukosa hepar
menghambat pelepasan hormon kontraregulasi (mis.
Glukagon)
menurunkan kolesterol serum
menurunkan trigliserida serum puasa dan psotprandial
menghambat sintesis kolesterol hepar
meningkatkan rasa kenyang
27. Pemanis
Pemanis, yang terutama berupa sukrosa dibatasi
penggunaannya <25 g/hari dan sebaiknya terkandung
dalam makanan, misalnya buah-buahan.
Terdapat dua jenis pemanis:
nutritive (mengandung kalori) dan nonnutritive (tidak
mengandung kalori)
Pemanis nutritive diantaranya fruktosa (terdapat dalam
buah-buahan) dan gula alcohol yaitu polyol (sorbitol,
manitol, xylitol). Fruktosa merupakan gula yang lebih
manis disbanding gula lain dan tidak memerlukan insulin
dalam metabolismenya sehingga kurang menyebabkan
hiperglikemia
Fruktosa memberikan efek glikemik hanya 20-33% dari
efek glikemik yang ditimbulkan oleh glukosa. Begitu juga
dengan polyol, memberi efek glikemik yang rendah.
28. Pemanis nonnutritive sering digunakan sebagai
pengganti gula bagi pendritan IDDM dan dijual di
pasaran dengan berbagai merk, diantaranya adalah:
Sakarin (Sweet and Low, Sugar Twin)
Vitamin dan Mineral
Secara umum, diet seimbang kaya akan vitamin dan
mineral adalah salah satu faktor yang paling penting
dalam mengontrol diabetes dan mencegah komplikasi
diabetes
Salah satu alasan yang ditekankan pada perlunya nutrien
ini dalam jumlah yang cukup yaitu karena pada pasien
diabetes nutrien ini akan sangat banyak dibuang pada
urin
Normalnya tubuh mampu mereabsorpsi glukosa dan
nutrien yang larut dalam air. Akan tetapi pada saat kadar
glukosa naik lebih dari 160-170 mg/dL bahkan sering
juga terjadi pada pasien dengan diabetes terkontrol baik,
29. Proses ini menghambat kemampuan ginjal untuk
mereabsorbsi glukosa dan nutrien yang larut air, dan
dengan demikian terjadi peningkatan urinasi dan
kehilangan nutrien penting seperti vitamin B1, B6 dan
B12 serta mineral magnesium, zink, dan kromium melalui
urin
Sebagai akibatnya, derajat diabetes dan komplikasinya
adalah sesuai dengan besarnya pembuangan nutrisi
akibat peningkatan gula darah ini
Pada diabetes tipe 2 secara umum ditemukan zink dan
magnesium darah yang rendah dan sering juga kadar
vitamin B6 dan vitamin C yang rendah.
30. Tubuh memerlukan seluruh nutrien yang larut dalam air
ini untuk mempertahankan integritas sistem organ dalam
tubuh. Salah satu nutrien yang paling penting adalah
magnesium
Pasien diabetes yang memiliki kadar magnesium yang
sangat rendah secara signifikan berhubungan dengan
terjadinya retinopati dibandingkan dengan faktor lainnya.
Suplementasi vitamin E yang dianjurkan yaitu sebesar
400-1200 IU per hari dan suplementasi vitamin C
sebesar 1000-4000 mg per hari dapat membantu
pencegahan penyakit mikrovaskular pada ekstremitas.
Unsur mineral lainnya yang mampu mengatasi diabetes
yaitu vanadium, yang akan menurunkan glukosa darah
dengan cara meniru kerja insulin dan memperbaiki
sensitifitas sel terhadap insulin.
31. Ada juga jenis diet lain, seperti diet HCF (high-
carbohydrate high plant-fiber) yang merupakan diet
pilihan bagi pengelolaan diabetes
Jenis diet ini kaya akan gandum-ganduman, kacang-
kacangan, dan umbi-umbian serta mengandung
karbohidrat sederhana dan lemak yang sedikit. Asupan
kalori terdiri dari 70-75% karbohidrat kompleks, 15-20%
protein dan 5-10% lemak, dengan total serat yang
terkandung hampir 100 gram/hari
Efek metabolik yang positif dari diet ini sangat banyak,
yaitu : mengurangi hiperglikemia setelah makan dan
menunda terjadinya hipoglikemia; meningkatkan
sensitifitas jaringan terhadap insulin; mengurangi kadar
trigliserida dan kolesterol dengan peningkatan kadar
kolesterol HDL; dan mengurangi berat badan secara
progresif.
32. Nutrisi ADA HCF
Karbohidrat 50 % 50-60%
Protein (%) 10-20% 10-15% (0,8 g/kgBB)
Lemak total (%)
SAFA (%)
MUFA (%)
PUFA (%)
Kolesterol total
≤ 30%
<10%
10-20%
<10%
<300mg/hari
≤30%
<10%
10-15%
<10%
<200mg/hari
Serat 20-35 35 g/hari
Na <2400 mg <1000 mg/ 1000 kal
Alkohol ≤ 2 gelas sehari Pria ≤ 2 gelas
Wanita ≤ 1 gelas
Vit Tdk direkomendasikan Suplemen antioksidan daily