SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
SITI YULIANA 
AMRUL RIZAL
Hal apa sajakah yang diatur dalam 
PP No 46 Tahun 2013 ? 
 Ketentuan Pajak Penghasilan yang diatur dalam 
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, 
merupakan kebijakan Pemerintah yang mengatur 
mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari 
Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang 
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Apakah maksud dan tujuan kebijakan Pemerintah terkait dengan 
pemberlakuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ini ? 
Maksud : 
 untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan 
perpajakan; 
 mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi; 
 mengedukasi masyarakat untuk transparansi; 
 memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam 
penyelenggaraan negara. 
Tujuan: 
 kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban 
perpajakan; 
 meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi 
masyarakat; 
 terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban 
perpajakan.
Objek Pajak apa saja yang dikenai Pajak Penghasilan 
berdasarkan ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? 
Yang dikenai Pajak Penghasilan (PPh) ini adalah Penghasilan dari 
USAHA yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dengan 
peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 
1 tahun Pajak. 
Peredaran bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto 
(omzet) semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat 
maupun cabangnya. 
Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah: 
1% dari jumlah peredaran bruto (omzet) 
Catatan: Usaha meliputi usaha dagang, industri, dan jasa, seperti 
misalnya toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, 
penjahit, waruing/rumah makan, salon, dan usaha lainnya.
Objek Pajak apa saja yang TIDAK dikenai Pajak 
Penghasilan sesuai ketentuan PP Nomor 46 Tahun 
2013? 
 Penghasilan dari jasa sehubungan dengan Pekerjaan Bebas, seperti 
misalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, 
arsitek, pemain musik, pembawa acara, dan sebagaimana diuraikan 
dalam penjelasan PP tersebut; 
 Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat (2)), 
seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi 
(perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh usaha migas, 
dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah 
tersendiri. 
 Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. 
Catatan: Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender 
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama 
dengan tahun kalender.
Siapa yang dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan 
ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? 
Orang Pribadi; 
Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) 
yang menerima penghasilan dari usaha 
dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak 
melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
Siapa yang TIDAK dikenai Pajak Penghasilan 
berdasarkan ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? 
 Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha 
perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana 
yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian 
atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. misalnya: 
pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di 
area kaki-lima, dan sejenisnya. 
 Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang 
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi 
secara komersial memperoleh peredaran bruto (omzet) 
melebihi Rp4,8 miliar. 
Catatan: Orang Pribadi atau Badan yang diterangkan di 
atas wajib melaksanakan ketentuan Perpajakan sesuai 
dengan UU KUP maupun UU PPh secara umum.
Termasuk jenis pajak penghasilan apakah 
ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ? 
 Pajak Penghasilan yang diatur oleh PP Nomor 46 
Tahun 2013 termasuk dalam: 
 PPh Pasal 4 ayat (2), bersifat FINAL 
 setoran bulanan dimaksud merupakan PPh Pasal 4 
ayat (2), bukan PPh Pasal 25. 
 Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final, tidak 
wajib PPh Pasal 25.
Bagaimana penyetoran dan pelaporan PPh 
sesuai ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? 
 Penyetoran paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dengan 
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan menyampaikan Surat 
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama tanggal 20 
bulan berikutnya setelah masa pajak berkahir. Jika SSP sudah 
validasi NTPN, Wajib Pajak dianggap telah menyampaikan SPT 
Masa PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai tanggal validasi NTPN. Penyetoran 
dimaksud dengan mencantumkan kode pada SSP sebagai berikut: 
 Kode Akun Pajak : 411128 
 Kode Jenis Setoran : 420 
 Penghasilan yang dibayar berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013 
dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh pada kelompok penghasilan 
yang dikenai pajak final dan/atau bersifat final.
Contoh soal 
A. Tahun Pajak sebelumnya kurang dari 12 (dua 
belas) bulan; 
B.Wajib Pajak baru terdaftar pada Tahun Pajak yang 
sama dengan tahun berlakunya Peraturan 
Pemerintahini pada bulan sebelum bulan 
berlakunya Peraturan Pemerintah ini; dan 
C. Wajib Pajak baru terdaftar setelah berlakunya 
Peraturan Pemerintah ini, untuk Tahun Pajak 
pertama,
PT Maju Jaya menggunakan tahun kalender sebagai 
Tahun Pajak. Terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak bulan 
Agustus 2013. Peredaran bruto selama bulan Agustus 
2013 sampai dengan Desember 2013 adalah Rp 
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). 
Peredaran bruto tahun 2013 disetahunkan adalah: 
Rp150.000.000,00 x 12/5 = Rp360.000.000,00 
Karena peredaran bruto disetahunkan di tahun 2013 
tidak melebihi Rp4.800.000.00,00 (empat miliar 
delapan ratus juta rupiah), maka penghasilan yang 
diperoleh di tahun 2014 dikenai pajak yang bersifat final 
sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
PT Daya Tangkap terdaftar 3 (tiga) bulan sebelum berlakunya 
Peraturan Pemerintah ini pada Tahun Pajak yang sama 
dengan tahun berlakunya Peraturan Pemerintah ini. Jumlah 
peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan tersebut adalah 
Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). 
Peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan yang disetahunkan 
adalah: Rp150.000.000,00 x 12/3 = Rp600.000.000,00 Karena 
peredaran bruto disetahunkan untuk 3 (tiga) bulan tersebut 
tidak melebihi Rp4.800.000.00,00 (empat miliar delapan 
ratus juta rupiah), maka penghasilan yang diperoleh mulai 
pada bulan berlakunya Peraturan Pemerintah ini sampai 
dengan akhir tahun pajak bersangkutan, dikenai pajak yang 
bersifat final sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah 
ini.
Gatot Kaca terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan 
November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut, 
memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 15.000.000,00 (lima 
belas juta rupiah). 
Penghasilan bruto bulan November 2014 disetahunkan 
adalah: 12/ 1 x Rp 15.000.000,00 = Rp 180.000.000,00 
Karena penghasilan bulan November 2014 (bulan pertama 
mulai terdaftar sebagaiWajib Pajak) yang disetahunkan tidak 
melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus 
juta rupiah), maka penghasilan yang diperoleh di tahun 2014 
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sesuai dengan 
Peraturan Pemerintah ini.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
mufitriski
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
Asep suryadi
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
Ariza Ekky
 
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptxPower Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
safiraaa0024
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
DIANA LESTARI
 

Mais procurados (20)

Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1Akuntansi keuangan-lanjutan-1
Akuntansi keuangan-lanjutan-1
 
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONIPerbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
Perbedaan Jasa Konstruksi PPh Pasal 4 Ayat (2) & PPh Pasal 23 - RIKI ARDONI
 
Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...Akuntansi pajak...
Akuntansi pajak...
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
 
Pph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPTPph Potong Pungut PPT
Pph Potong Pungut PPT
 
Akuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDAAkuntansi Investasi PEMDA
Akuntansi Investasi PEMDA
 
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASIL...
 
NPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKPNPWP dan NPPKP
NPWP dan NPPKP
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
Pasal 22
Pasal 22Pasal 22
Pasal 22
 
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptxPower Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
Power Point materi Pajak PPh Final 2016.pptx
 
Bphtb present
Bphtb presentBphtb present
Bphtb present
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 

Semelhante a PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
Erwin Syah
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakan
NoviaIslan
 
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
Thin DunXpiet
 

Semelhante a PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU (20)

20131008015714 materi pp 46 dan pmk 107 ( tata cara penghitungan pajak)
20131008015714 materi pp 46 dan pmk 107 ( tata cara penghitungan pajak)20131008015714 materi pp 46 dan pmk 107 ( tata cara penghitungan pajak)
20131008015714 materi pp 46 dan pmk 107 ( tata cara penghitungan pajak)
 
Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107
 
Tarif khusus PPh final UMKM - Riki ardoni
Tarif khusus PPh final UMKM  - Riki ardoniTarif khusus PPh final UMKM  - Riki ardoni
Tarif khusus PPh final UMKM - Riki ardoni
 
SPT Tahunan Badan dan OP Kategori PP No. 46 Tahun 2013
SPT Tahunan Badan dan OP Kategori PP No. 46 Tahun 2013SPT Tahunan Badan dan OP Kategori PP No. 46 Tahun 2013
SPT Tahunan Badan dan OP Kategori PP No. 46 Tahun 2013
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013
 
Pp no.46 2013
Pp no.46 2013Pp no.46 2013
Pp no.46 2013
 
Makalah perpajakan
Makalah perpajakanMakalah perpajakan
Makalah perpajakan
 
Tugas perpajakan
Tugas perpajakanTugas perpajakan
Tugas perpajakan
 
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdfPERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
PERHITUNGAN PPH BADAN_P2.pdf
 
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 MPerhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
Perhitungan PPh badan untuk peredaran bruto diatas Rp50 M
 
Uu 16 2000
Uu 16 2000Uu 16 2000
Uu 16 2000
 
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPHUndang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
Undang - Undang No 36 Tahun 2008 PPH
 
Uu 36 2008_penj
Uu 36 2008_penjUu 36 2008_penj
Uu 36 2008_penj
 
pajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptxpajak 3.1.pptx
pajak 3.1.pptx
 
Pajak Penghasilan
Pajak PenghasilanPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan
 
Perpajakan (PPh pasal 21)
Perpajakan (PPh pasal 21)Perpajakan (PPh pasal 21)
Perpajakan (PPh pasal 21)
 
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapPPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
 
PPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADANPPH WAJIB PAJAK BADAN
PPH WAJIB PAJAK BADAN
 
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
Kup standar-setelah-uu-no-28 2007-edisi-1
 

Mais de Amrul Rizal (20)

Kel. 8
Kel. 8Kel. 8
Kel. 8
 
Kel. 7
Kel. 7Kel. 7
Kel. 7
 
Kel. 6
Kel. 6Kel. 6
Kel. 6
 
Kel. 5
Kel. 5Kel. 5
Kel. 5
 
Kel. 4
Kel. 4Kel. 4
Kel. 4
 
Kel. 2
Kel. 2Kel. 2
Kel. 2
 
Kel.10
Kel.10Kel.10
Kel.10
 
Akuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkumanAkuntansi internasional rangkuman
Akuntansi internasional rangkuman
 
Ai 11
Ai 11Ai 11
Ai 11
 
Kel. 9
Kel. 9Kel. 9
Kel. 9
 
Ai 12
Ai 12Ai 12
Ai 12
 
Akuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional pptAkuntansi internasional ppt
Akuntansi internasional ppt
 
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansiKelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
Kelompok 1 dimensi internasional dan akuntansi
 
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUANBAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
BAB 7 ASPEK PERILAKU DARI AKUNTANSI KEPRILAKUAN
 
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCELPENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
PENGOLAHAN KEUANGAN SEDERHANA DENGAN MICROSOFT EXCEL
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)NERACA (Balanca Sheet)
NERACA (Balanca Sheet)
 
akuntansi sektor publik
akuntansi sektor publikakuntansi sektor publik
akuntansi sektor publik
 
saham&penilaian saham
saham&penilaian sahamsaham&penilaian saham
saham&penilaian saham
 
Menggambar
MenggambarMenggambar
Menggambar
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Último (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 

PP NO. 46 TAHUN 2013 TENTANG PPh ATAS PENGHASILAN DARI USAHA WAJIB PAJAK YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

  • 2. Hal apa sajakah yang diatur dalam PP No 46 Tahun 2013 ?  Ketentuan Pajak Penghasilan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, merupakan kebijakan Pemerintah yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
  • 3. Apakah maksud dan tujuan kebijakan Pemerintah terkait dengan pemberlakuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ini ? Maksud :  untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan;  mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi;  mengedukasi masyarakat untuk transparansi;  memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara. Tujuan:  kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan;  meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat;  terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
  • 4. Objek Pajak apa saja yang dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? Yang dikenai Pajak Penghasilan (PPh) ini adalah Penghasilan dari USAHA yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun Pajak. Peredaran bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto (omzet) semua gerai/counter/outlet atau sejenisnya baik pusat maupun cabangnya. Pajak yang terutang dan harus dibayar adalah: 1% dari jumlah peredaran bruto (omzet) Catatan: Usaha meliputi usaha dagang, industri, dan jasa, seperti misalnya toko/kios/los kelontong, pakaian, elektronik, bengkel, penjahit, waruing/rumah makan, salon, dan usaha lainnya.
  • 5. Objek Pajak apa saja yang TIDAK dikenai Pajak Penghasilan sesuai ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013?  Penghasilan dari jasa sehubungan dengan Pekerjaan Bebas, seperti misalnya: dokter, advokat/pengacara, akuntan, notaris, PPAT, arsitek, pemain musik, pembawa acara, dan sebagaimana diuraikan dalam penjelasan PP tersebut;  Penghasilan dari usaha yang dikenai PPh Final (Pasal 4 ayat (2)), seperti misalnya sewa kamar kos, sewa rumah, jasa konstruksi (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan), PPh usaha migas, dan lain sebagainya yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah tersendiri.  Penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. Catatan: Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
  • 6. Siapa yang dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013? Orang Pribadi; Badan, tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang menerima penghasilan dari usaha dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
  • 7. Siapa yang TIDAK dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013?  Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dan/atau jasa yang menggunakan sarana yang dapat dibongkar pasang dan menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan umum. misalnya: pedagang keliling, pedagang asongan, warung tenda di area kaki-lima, dan sejenisnya.  Badan yang belum beroperasi secara komersial atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto (omzet) melebihi Rp4,8 miliar. Catatan: Orang Pribadi atau Badan yang diterangkan di atas wajib melaksanakan ketentuan Perpajakan sesuai dengan UU KUP maupun UU PPh secara umum.
  • 8. Termasuk jenis pajak penghasilan apakah ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013 ?  Pajak Penghasilan yang diatur oleh PP Nomor 46 Tahun 2013 termasuk dalam:  PPh Pasal 4 ayat (2), bersifat FINAL  setoran bulanan dimaksud merupakan PPh Pasal 4 ayat (2), bukan PPh Pasal 25.  Jika penghasilan semata-mata dikenai PPh final, tidak wajib PPh Pasal 25.
  • 9. Bagaimana penyetoran dan pelaporan PPh sesuai ketentuan PP Nomor 46 Tahun 2013?  Penyetoran paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan paling lama tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berkahir. Jika SSP sudah validasi NTPN, Wajib Pajak dianggap telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) sesuai tanggal validasi NTPN. Penyetoran dimaksud dengan mencantumkan kode pada SSP sebagai berikut:  Kode Akun Pajak : 411128  Kode Jenis Setoran : 420  Penghasilan yang dibayar berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2013 dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final dan/atau bersifat final.
  • 10. Contoh soal A. Tahun Pajak sebelumnya kurang dari 12 (dua belas) bulan; B.Wajib Pajak baru terdaftar pada Tahun Pajak yang sama dengan tahun berlakunya Peraturan Pemerintahini pada bulan sebelum bulan berlakunya Peraturan Pemerintah ini; dan C. Wajib Pajak baru terdaftar setelah berlakunya Peraturan Pemerintah ini, untuk Tahun Pajak pertama,
  • 11. PT Maju Jaya menggunakan tahun kalender sebagai Tahun Pajak. Terdaftar sebagai Wajib Pajak sejak bulan Agustus 2013. Peredaran bruto selama bulan Agustus 2013 sampai dengan Desember 2013 adalah Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Peredaran bruto tahun 2013 disetahunkan adalah: Rp150.000.000,00 x 12/5 = Rp360.000.000,00 Karena peredaran bruto disetahunkan di tahun 2013 tidak melebihi Rp4.800.000.00,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), maka penghasilan yang diperoleh di tahun 2014 dikenai pajak yang bersifat final sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
  • 12. PT Daya Tangkap terdaftar 3 (tiga) bulan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini pada Tahun Pajak yang sama dengan tahun berlakunya Peraturan Pemerintah ini. Jumlah peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan tersebut adalah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah). Peredaran bruto selama 3 (tiga) bulan yang disetahunkan adalah: Rp150.000.000,00 x 12/3 = Rp600.000.000,00 Karena peredaran bruto disetahunkan untuk 3 (tiga) bulan tersebut tidak melebihi Rp4.800.000.00,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), maka penghasilan yang diperoleh mulai pada bulan berlakunya Peraturan Pemerintah ini sampai dengan akhir tahun pajak bersangkutan, dikenai pajak yang bersifat final sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
  • 13. Gatot Kaca terdaftar sebagai Wajib Pajak baru pada bulan November 2014. Pada bulan November 2014 tersebut, memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah). Penghasilan bruto bulan November 2014 disetahunkan adalah: 12/ 1 x Rp 15.000.000,00 = Rp 180.000.000,00 Karena penghasilan bulan November 2014 (bulan pertama mulai terdaftar sebagaiWajib Pajak) yang disetahunkan tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah), maka penghasilan yang diperoleh di tahun 2014 dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.