1. OLEH :
KELOMPOK 2
MAGHFIRAH NOVI ZINDRIANY
MIRJA MUSTAQIN
SAIBATON
AMAR MUSTAQIN
SMA NEGERI 1
KAWAY XVI – ACEH BARAT
TAHUN AJARAN 2013/2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata΄ala,
karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bencana Alam Melanda Negeri”. Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
i
Meulaboh, 27 Januari 2014
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Terjadinya Bencana Alam Dalam Negeri Karena Kehendak Allah . 2
B. Bencana Alam Yang Terjadi Karena Ulah Tangan Manusia ........... 3
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 5
A. Kesimpulan ....................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 6
ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Bencana Sering Melanda, Mari Kita Instropeksi Diri Melalui Hadis Nabi -
Ketika terjadi bencana alam, paling tidak ada tiga analisa yang sering
diajukan untuk mencari penyebab terjadinya bencana tersebut. Pertama, azab
dari Allah karena banyak dosa yang dilakukan. Kedua, sebagai ujian dari
Tuhan. Ketiga, Sunnatullah dalam arti gejala alam atau hukum alam yang
biasa terjadi.
Jika bencana dikaitkan dengan dosa-dosa bangsa ini bisa saja benar, sebab
kemaksiatan sudah menjadi kebanggaan baik di tingkat pemimpin (struktural
maupun kultural) maupun sebagian rakyatnya, perintah atau ajaran agama
banyak yang tidak diindahkan, orang-orang miskin diterlantarkan. Maka
ingatlah firman Allah:
”Jika Kami menghendaki menghancurkan suatu negeri, Kami perintahkan
orang-orang yang hidup mewah (berkedudukan untuk taat kepada Allah)
tetapi mereka melakukan kedurhakaan daiam negeri tersebut, maka sudah
sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian
kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (Al-Isra’[17]: 16).
Apabila dikaitkan dengan ujian, bisa jadi sebagai ujian kepada bangsa ini,
khususnya kaum Muslimin agar semakin kuat dan teguh keimanannya dan
berani untuk menampakkan identitasnya. Sebagaimana firman Allah:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja
mengatakan: Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diujilagi?”( Al-
Ankabut [29:2).
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Bencana Alam Yang Terjadi Karena Kehendak Allah
Bencana yang melanda Negeri semisal : gunung meletus, tsunami, angin
puting beliung, topan, badai dll yang umumnya sulit diprediksi manusia dan
tidak bisa dicegah terjadinya. Semua itu terjadi hanya atas kuasa Ilahi,
manusia hanya diberi sedikit tanda-tanda bahkan kadang tanpa pertanda sama
sekali. Bencana yang terjadi semata atas ketetapan Allah ini juga ada 2
macam : bisa jadi suatu ujian bagi penduduk di negeri itu, bisa juga adalah
bentuk murka Allah bagi penduduk negeri itu.
Untuk menghadapi bencana yang tak bisa ditolak ini manusia hanya bisa
berkata “Laa haula wa laa quwwata illaa billaah” (tiada daya upaya dan
kekuatan kecuali dari Allah) dan “Hasbunallaahu wa ni’mal wakiil, ni’mal
maula wa ni’mannashiir” (Cukuplah Allah sebagai pelindungku dan Allahlah
sebaik-baik pelindung). Inilah bentuk kepasrahan dan tawakkal dalam
menghadapi cobaan Allah.
Sedangkan untuk menghadapi murka Allah dengan memperbanyak berbuat
kebaikan pada sesama dengan cara diam-diam. Dalam sebuah Hadis
dikatakan yang artinya : “shodaqoh yg dilakukan dengan sembunyi-sembunyi,
tidak disiar-siarkan, akan dapat mencegah murka Allah”. Jadi
jika bangsa ini hendak mengurangi murka Allah, marilah berlomba-lomba
dalam kebaikan bagi sesama tanpa perlu riya’, tanpa dipertontonkan secara
luas. Itu ajakan beliau.
B. Bencana Alam Yang diakibatkan Ulah Tangan Manusia
Termasuk banjir yang kebanyakan penyebabnya karena kelalaian manusia
menjaga keseimbangan alam. Hutan-hutan ditebangi dengan ngawur,
2
6. pembalakan liar, sampah tak dikelola dengan baik, membangun dengan
ngawur sehingga tak tersedia cukup resapan dan aliran air, masih banyak lagi
penyebab lainnya. Dalam sebuah Hadis di katakan yang artinya : 1“rejeki
yang engkau dapatkan dengan cara ngawur, maka ngawurmu itu akan
kembali kepada dirimu”. Maka, menurut beliau, tak ada jalan lain selain
menguatkan tekad kita untuk mencari hanya yang halal saja untuk rizki
kita. Di akhir tausiyahnya KH Hasyim kembali menegaskan : hati-hatilah
dengan rejeki kita! Carilah hanya yang ‘halalan thoyyiban’ (halal lagi
pula baik; artinya tak cukup sekedar halal sumbernya saja, namun harus baik
pula cara mendapatkannya)
“pekerjaan” mengemis atau meminta-minta. Ada yang menyebut ini
pekerjaan halal, lebih baik dari pada korupsi. Memang benar, meminta-minta
adalah halal (sepanjang yang dimintai ikhlas, maka barang/uang yang diminta
statusnya halal), namun itu bukan pekerjaan yang baik. Apalagi mengemis di
jaman sekarang telah mengarah pada pekerjaan haram, sebab ada unsur
penipuan (misalnya menipu dengan berpura-pura cacat atau sakit, berpura-pura
menggelandang dengan tidur di gerobak padahal di kampung punya
rumah komplit dengan perabotan dan barang elektronik).
Lagi pula, dalam Islam meminta-minta hanya dibolehkan sekedar untuk
memenuhi kebutuhan makan dan minum hari itu saja, tidak lebih. Jadi jika
seseorang meminta makanan dan minuman untuk sekedar bertahan hidup,
lalu ia sudah mendapatkannya dan tenaganya telah pulih kembali, maka tak
boleh lagi ia meminta-minta. Nah, jaman sekarang, orang meminta-minta
bukan sekedar mencukupi makan dan minum sekedarnya, namun juga untuk
investasi beli rumah, tanah, sawah dan hewan ternak di kampung
halamannya. Bahkan demi mengelabui calon pemberi, uang yang sudah
diterima dari para pemberi sebelumnya disembunyikan agar baskom
tempatnya menadah uang tetap terliha kosong. Ini juga termasuk menipu.
3
7. BAB III
PENUTUP
4
A. Kesimpulan
1. Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak kita harapkan datangnya.
Sebab jika bencana tersebut datang maka akan
mampu merusak segala sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan mampu
merenggut jiwa manusia.
2. Bencana alam yang mampu menghancurkan suatu daerah yang luas dan
menyebabkan kerugian yang besar merupakan proses alami. Namun ada
pula yang disebabkan oleh ulah manusia.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semuanya dan menjafi referensi bagi
semuanya.