2. Teknik menulis di media online pada dasarnya sama saja
dengan menulis untuk media cetak dalam hal gaya bahasa
(bahasa tulisan), lebih khusus lagi menggunakan bahasa
jurnalistik yang berkarakter sederhana, mudah dimengerti,
dan hemat kata.
Yang berbeda, naskah di media online bisa bersifat
multimedia, yakni tidak hanya teks, tapi juga dilengkapi
elemen lain selain teks dan gambar (foto), berupa audio,
video, dan tautan (link) pada tulisan terkait (related posts)
ataupun pada sumber berita (link source).
Menulis untuk media digital membutuhkan teknik yang
berbeda dengan menulis untuk media cetak, perbedaan ini
mengacu pada perilaku pembaca media digital, diantaranya :
3. Karakter User
Umumnya pengguna (user) media online membaca secara
cepat, utamanya karena faktor "daya tahan mata” atau
"ketahanan membaca" di depan layar monitor yang
terbatas. Ada juga kemungkinan “terburu-buru” karena
mahalnya biaya koneksi (pulsa internet/modem).
Selain itu, pembaca media online umumnya melakukan
"scanning” (membaca sepintas kilas, misalnya pada judul
berita), lalu memutuskan bagian mana dari teks atau
halaman yang mereka pindai untuk diberi perhatian dan
waktu lebih (dibaca tuntas).
4. Dengan demikian, berbeda dengan teks atau naskah di media
cetak yang disajikan untuk "dibaca”, naskah di media online
tersaji untuk dipindai lebih dulu, lalu dibaca atau diabaikan.
Penelitian oleh pakar konten website dari Denmark, Jakob
Nielsen, menyimpulkan, perilaku user media internet adalah
sebagai berikut:
1. Pertama kali melihat teks (78%), bukan foto atau grafis.
2. Secara umum, user pertama kali tertarik pada judul,
ringkasan tulisan, dan caption,
3. Tidak membaca kan per kata, tetapi lebih banyak
memindai (79%), hanya 10% yang membaca kata perkata,
tampilan situs, terutama kata-kata yang di-highlight, jenis
huruf berbeda, penyajian dengan butir-butir (ruumerik,
bullet, atau numbering),
5. 4. Melihat, memindai, baru membaca,
5. Saat memindai, sekitar 80% memindai dari kiri atas ke kanan, lalu
gambar, grafis, dan desain.
6. Sekitar 20 persen membaca kata demi kata, judul, anak judul,
kutipan, text boxes, serta huruf tebal, miring underline, dan huruf
berwarna
7. Lebih menyukai judul yang "to the point", langsung ke pokok
informasi (straightforward), dibandingkan judul yang lucu atau cantik,
8. Membaca ringkasan atau tulisan pendek karena membaca di layar
monitor komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca media
cetak.
9. Tidak berlama-lama di satu situs. User tidak sabaran dan memiliki
"wewenang penuh" untuk pindah atau tetap di satu situs.
10. Kunjungan atau bertahan di sebuah halaman media online selama
10 menit sudah termasuk lama.
6. Dalam kesimpulan hasil riset, seperti dimuat
dalam "Jakob Nielsen's Alertbox” di
useit.com berjudul "How Users Rend on the
Web", Nielsen memberikan rekomendasi,
penulisan di media online harus dapat
dipindai (scannable text) dengan cara:
7. 1. Highlighted keywords: misalnya dengan cara
menampilkan link-link hypertext, variasi jenis dan warna
huruf.
2. Meaningful sub-headings: pembuatan sub-subjudul yang
bermakna.
3. Bulleted lists. daftar rincian menggunakan bullet atau
nomor (seperti yang sedang Anda baca ini).
4. One idea per paragraph: satu ide per paragraf; pengguna
akan melewatkan ide tambahan jika mereka tidak
tertangkap oleh beberapa kata pertama dalam alinea
tersebut).
5. The inverted pyramid style: gunakan gaya piramida
terbalik,mulai dengan kesimpulan atau hal terpenting.
6. Panjang naskah maksimal setengah jumlah kata dari
naskah konvensional.
8. Gaya Penulisan
• Naskah di media online hendaknya ringkas dan to the
point, Naskah panjang dapat dipilah dalam beberapa
judul tulisan, lalu gunakan tautan untuk
“menyatukannya”.
• Sebagai acuan, naskah berita online idealnya maksimal
400 kata dan maksimal 800 kata untuk naskah jurnalistik
lainnya-artikel opini dan feature.
• Judul (head) dan alinea pertama (lead) harus dibuat
semenarik mungkin sehingga "eye catching” (menarik
perhatian dan minat baca) karena—sebagaimana di
media konvensional—pembaca umumnya hanya
membaca judul (headline reader) atau teras berita (lead
reader).
9. • Umumnya, lead adalah alinea pertama dari sebuah naskah
artikel berita tersebut. Bisa pula berupa kalimat tersendiri,
misalnya menampilkan isi berita paling menarik sebagai “eye
catcher".
• Body atau tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat
dan padat karena informasi terus mengalir dan berubah
sewaktu-waktu. Namun, kelengkapan informasi tetap terjaga
karena antara berita yang satu dengan berita yang lain bisa
dikaitkan (linkage) hanya dengan satu klik.
• Pendekatan "Piramida Terbalik” lebih intens digunakan dalam
penulisan berita online, yaitu benar-benar mengedepankan yang
paling penting dan mendesak diketahui pembaca. Apalagi jika
berita itu di-share ke facebook, maka yang tampil di Facebook
adalah judul dan alinea pertama.
• Bahasa Jurnalistik (language of mass media) juga kian penting
berperan mengingat karakter bahasa jurnalistik yang lugas,
ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.
10. Aspek Teknis
Fokus utama penulisan di media online tetap pada teks.
Berbeda dengan teks atau naskah di media cetak yang
disajikan untuk dibaca”, teks di media online diposting
untuk dipindai" (scan) oleh pembaca.
Karenanya, formulasi dasar menulis untuk media online
harus sangat jelas, singkat, informatif, dan menarik untuk
kedua jenis pengunjung web-manusia dan mesin pencari
search engine). Berikut ini formulasi dan teknis penulisan
yang scannable—(mudah dipindai user):
11. 1. Buatlah judul yang sederhana (simple) dan langsung ke
pokok informasi (straightforward).
2. Dianjurkan setelah 5 paragraf, pasang anak judul
(subjudul).
3. Subjudul (maksimum 3 kata).
4. Alinea atau paragraf pendek, masing-masing fokus
pada satu ide.
5. Kalimatnya juga pendek-pendek.
6. Menggunakan bulleted and numbered lists.
7. Panjang naskah setengah dari jumlah kata tulisan di
media cetak
8. Gunakan spasi putih antarparagraf.
9. Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak antara
alinea,
10.Kutipan diperbesar.
12. 11. Font tertentu dibesarkan, ditebalkan, diberi warna, atau
diberi garis bawah (underline).
12. Highlight kata-kata penting dengan warna yang berbeda,
cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf,hypertext/hyperlink
13. Buatlah tulisan pendek/ringkas. Jumlah kata paling banyak
50% dari media cetak,
14. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter atau 5
baris.
15. Jika perlu, uraian panjang dipecah-pecah menjadi beberapa
judul, sambungkan melalui multiple hyperlink,
16. Pembaca tidak suka tulisan panjang dan harus men-scroll
jauh ke bawah
13. 17. Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah.
Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca
uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea
yang panjang
18. Terapkan prinsip Piramida Terbalik-yang penting
diatas, uraian selanjutnya.
19. Hindari penggunaan huruf kapital karena memperlambat
daya baca user.
20. Pilih kata-kata yang mudah dipindai mesin pencari(SEO),
seperti kata-kata baku, lazim digunakan, dan hindari
kesalahan ejaan.
21. Gunakan hyperlink dan link untuk memperkaya tulisan
memberi referensi.
14. Tips: Mindy McAdams
Mindy McAdams adalah seorang profesor di
University of Florida. Di sana dia mengajar tentang
jurnalisme online. Bukunya Flash Journalism: How to Create
Multimedia News Packages diterbitkan oleh Focal Press /
Elsevier pada tahun 2005.
Dia telah melatih lebih dari 200 wartawan dalam
keterampilan multimedia (di Miami Herald, Orlando Sentinel,
Montreal Gazette, Austin American-Statesman, asosiasi-
asosiasi koran di berbagai bagian negara, Nieman Fellows
di Harvard, dua National Writers Workshops, beberapa
seminar di Poynter).
Dia telah melakukan pelatihan jurnalistik atau
memberikan presentasi di Argentina, Inggris, Bulgaria,
Kanada, Republik Ceko, Denmark, Italia, Belanda, Rusia,
Singapura, Afrika Selatan, Swiss, Thailand dan Vietnam.
15. Pada 2011–12, dia tinggal di Bandung, Jawa Barat.
Mindy mengajar tentang jurnalisme multimedia di Fakultas
Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran. Dia adalah
Fulbright Scholar Senior 2011–11 di Indonesia.
Sebelumnya Mindy adalah Senior Fulbright Scholar
pada tahun 2004–05. Waktu itu dia tinggal di Malaysia
selama delapan bulan, mengajar jurnalisme di UiTM (Shah
Alam) dan meneliti kebebasan pers di Malaysia. (Mindy
bisa makan nasi dengan tangannya.)
Sebelum pindah ke Florida pada tahun 1999, Mindy
bekerja di organisasi media selama 17 tahun, termasuk
The Washington Post dan majalah Time. Pada tahun 1994
dia adalah pengembang konten pertama di Digital Ink,
divisi online pertama The Washington Post.
16. Text Formatting
1. Short Paragraphs. Gunakan paragraf pendek, jangan
lebih dari 100 kata. Paragraf berisi 100 kata terlihat
cukup panjang pada halaman web. Pembaca malas
membaca naskah panjang.
2. Chunks. Potong atau pilah tulisan panjang ke dalam
beberapa bagian.
3. Headings. Judul di bagian atas halaman harus benar-
benar menjelaskan isi halaman.
4. Subheadings. Subjudul. Jika teks melebihi 300 kata,
subjudul akan membantu pembaca memindai halaman
secara efisien.
17. 5. Boldface. Tebal. Tergantung pada konten, kata atau
frasa dalam huruf tebal dapat membantu pembaca
menemukan apa yang mereka inginkan. Menggabungkan
huruf tebal dan subjudul dapat menyebabkan gangguan
secara visual, jadi jangan berlebihan. Menggabungkan
link dan teks tebal di paragraf pada saat yang sama juga
tidak baik.
6. Lists. Daftar kalimat bernomor, bullet, daftar terindentasi
lainnya memudahkan pembaca memahami informasi. Di
media cetak, daftar seperti ini tampak buruk sehingga
tidak digunakan. Pada halaman Web, daftar bekerja
dengan baik dalam hampir semua konteks. Seperti
paragraf, daftar lebih menarik untuk pembaca ketika
daftar itu berupa kalimat pendek.
18. Text Content
1. Brevity. Ringkas, padatkan tulisan. Abaikan kata-kata yang tidak
perlu
2. Sentence Structure. Struktur kalimat langsung ke inti masalah.
Kalimat bertele-tele tampaknya seperti ide baik, tapi pembaca bisa
berhenti membaca sebelum dia sampai ke inti kalimat Anda.
3. Active Verbs. Gunakan kata-kata atau kalimat aktif. Menggunakan
kata kerja aktif membuat penulis bekerja lebih keras, tapi
bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga mendapatkan manfaat
karena pembaca akan tertarik. Kata kerja pasif membosankan
pembaca. Pembaca yang bosan akan pergi.
4. Say What You Mean. Tuliskan maksud Anda. Katakanlah apa
yang Anda maksudnya secara lisan sebelum Anda menuliskannya.
Kita lebih cenderung langsung ke inti masalah dalam berbicara dari
pada saat kita menulis.
5. Redundancy. Membaca informasi yang sama dua kali, hanya
buang waktu bagi seseorang.
19. Links
1. Jangan gunakan kata-kata “click here" (klik di
sini),sebaiknya sebutkan nama link atau informasi apa
yangakan didapatkan user ketika mereka mengklik
linktersebut.
1. Pastikan link tersebut bisa dibuka dan
beritahukankepada user jika mengklik tersebut akan
terbuka jendela atau tab baru
20. T Model 800 Kata
1. Know Your Audience!
Kenali Pembaca Anda! Menulis di media apa pun,
termasuk media online, harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan kebiasaan pembaca. Studi menunjukkan, pembaca media
online (user) cenderung membaca tulisan di web secara cepat,
bahkan sekilas, “terburu-buru”, dan "tidak serius".
Mereka juga cenderung lebih proaktif dari pembaca
media cetak atau pemirsa TV dalam berburu informasi. Tulisan
Anda juga berpotensi memiliki jangkauan global. Jadi,
pertimbangkan apakah Anda ingin membuatnya dimengerti
user lokal, nasional, atau internasional.
21. 2. Think First And Think Different
Pikirkan dulu dan cari yang beda. Sebelum Anda
mulai melaporkan dan menulis cerita Anda, tanyalah diri
Anda: Apa inti tulisan/berita yang akan saya ceritakan?
Lalu, pikirkan cara terbaik untuk menyampaikan
cerita itu, apakah melalui audio, video, grafik yang bisa
diklik, teks, link, dsb, atau gabungan semuanya.
Upayakan cerita Anda berbeda dan lebih baik dari
media lain dari segi penyajian dan sudut pandang.
22. 3. Tailor Your News Gathering
Kumpulkan informasi secara khusus dan raciklah secara
khusus pula untuk kebutuhan pembaca website. Reporter
media cetak cenderung mencari informasi, Reporter TV
mencari emosi pada kamera, “potongan suara” (sound bites),
dan gambar untuk dipadukan dengan kata-kata (narasi).
Jurnalis online harus terus-menerus memikirkan unsur-
unsur yang berbeda dan bagaimana mereka saling mengisi dan
melengkapi satu sama lain: Carilah kata-kata untuk dipadukan
dengan gambar, audio, dan video untuk dipadukan dengan
kata-kata.
Ingatlah, foto-foto terlihat lebih baik di media online
ketika dibidik atau di-crop secara sempit, dan streamingvideo
lebih mudah ditonton dengan latar belakang polos dan zoom
minimal
23. 4. Write Lively and Tight
Buatlah tulisan yang "hidup" dan ketat. Menulis untuk Web
seharusnya merupakan persilangan antara naskah siaran dan
tulisan untuk media cetak-lebih ketat dan tajam dari media cetak,
tetapi lebih terperinci dibanding naskah siaran. Tulis dalam kalimat
aktif, bukan pasif.
Naskah siaran yang baik menggunakan kalimat-kalimat
pendek, lugas, sederhana, dan satu gagasan per kalimat, serta
menghindari kalimat panjang.
Menggunakan konsep penulisan demikian dalam menulis
secara online, membuat tulisan lebih mudah dipahami dan lebih
mengundang perhatian pembaca.
Gaya bertutur (conversational styles) juga disenangi
pembaca Web. Khalayak online lebih menerima gaya penulisan
yang tidak konvensional. Pada saat yang sama, jangan lupa bahwa
aturan tradisional penulisan juga berlaku di media online.
24. Sayangnya, kualitas tulisan tidak konsisten di sebagian
situs berita online. Tulisan yang kacau, tidak menarik, berbelit-
belit, ceroboh, banyak salah ketik, tidak akan dimaafkan. Pembaca
tidak akan meneruskan bacaannya dan tidak akan kembali ke
Web Anda. Tidak seperti pembaca koran lokal, pembaca online
memiliki banyak pilihan dan dengan mudah pindah ke situs lain.
5. Explain
Jelaskan. Menyajikan berita terbaru secepat mungkin itu
baik. Kecepatan itu penting di media online, tapi pembaca juga
tidak sekadar ingin tahu apa yang terjadi, namun juga mengapa
hal itu terjadi. Sajikan berita terbaru dengan cepat, ringkas, padat,
na-mun tetap "lengkap" sehingga pembaca memahami
ceritasecara lengkap pula.
25. 6. Never Bury The Lead
Jangan lupakan Lead, teras berita. Buatlah ringkasan atauinti
cerita. Ketika menulis untuk media online, hal yang sangatmendasar
adalah menyampaikan kepada pembaca secara cepatinti cerita dan
mengapa mereka harus meneruskan bacaan.
Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan struk-tur cerita
"Model T”. Dalam model ini, teras cerita (story'slead)-garis horizontal dalam
huruf T-merangkum ceritadan, idealnya, mengatakan mengapa cerita itu
penting.
Lead tidak perlu mencantumkan ending atau akhir cerita,tapi hanya
memberikan alasan untuk terus membaca.
Lalu, sisa cerita—garis vertikal dari huruf T–dapat mem-bentuk
struktur apa saja: penulis dapat bercerita secara naratif; menyajikan
anekdot dan diikuti dengan sisa cerita; melompat dari satu ide ke ide yang
lain atau hanya meneruskan cerita dengan model “piramida terbalik”.
26. 7. Short But Sweet
Kebanyakan cerita online terlalu panjang/lama untukaudiens
Web, dan beberapa pembaca menyelesaikannya.Menurut Roy Peter
Clark, cerita apa pun dapat diceritakandalam 800 katapedoman yang
baik untuk tulisan online.
Tapi jadikan itu sebagai pedoman, bukan aturan. Pembacaakan
setia meneruskan bacaannya, meski tulisannya panjang,jika ada alasan
menarik untuk itu dan jika isi tulisan itu terusmemikat perhatian mereka.
Membuat pembaca men-scroll ke bawah sisa tulisanumumnya
lebih disukai daripada harus meng-klik halamanbaru. User berita online
melakukan scroll.
Studi yang dilakukan “The Poynter” menunjukkansekitar 75
persen teks artikel dibaca secara online-jauh lebihbesar ketimbang di-
print. Lagi pula, jika naskah itu merekaprint dulu baru dibaca, mereka
kehilangan kesempatan untuk proaktif berkomentar atau mengklik link
artikel terkait.
27. 8. Break It Up
Pecah, bagi-bagi! Blok teks yang lebih besar membuat
membaca di layar jadi sulit dan Anda lebih mungkin untuk
kehilangan pembaca. Menggunakan subjudul dan pointer
(bullets/numbering) untuk memisahkan teks dan ide-ide
sangat membantu.
Tulisan harus tajam dan cepat dibaca. Gunakan
paragraf dan kalimat-kalimat pendek. Gunakan pula jarak
antar-paragraf. Berikan ruang bagi pembaca untuk ambil
nafas(pausing for a breath). Sediakan “ruang istirahat mata”.
28. 9. Do Not Fear The Link
Jangan takutkan link (tautan). Banyak situs memiliki
ketakutan paranoid, bahwa jika mereka menyertakan link
kesitus lain, pembaca akan pergi dan tidak pernah kembali.
Tidak benar! User lebih suka membuka situs yang
mengompilasi link yang berharga (click-worthy links)-lihat
keberhasilan Yahoo!
Jika orang tahu bahwa mereka dapat memercayai situs
Anda, mereka akan datang kembali ke situs Anda.
Pilih link yang meningkatkan nilai cerita dengan mem-
bantu pembaca mendapatkan informasi tambahan.
29. 10. Take Risks ...But Remember The Basics
Jurnalisme online adalah industri baru dan berkembang. Gaya
penulisan pun baru dan terus berkembang. Tidak adaaturan, hanya ide.
Ambil risiko itu mencoba hal baru, se-suatu yang berbeda, tapi jangan
lupakan dasar-dasar jurnalistik.
Fakta tetap harus dicek secara cermat, cek ulang. Tulisanmasih
tetap harus tajam, hidup, dan lugas (to the point). Cerita harus termasuk
konteks dan kode etik harus ditaati. Jangan biarkan “jebakan kecepatan
24/7" (keharusan menyajikanberita tiap saat, 24 jam dalam sehari, 7 hari
dalam seminggu) dan perangkat baru jurnalisme membuat Anda lupa
dasar-dasar jurnalistik.
Kita harus tetap berpegang pada dasar-dasar jurnalisme untuk
menghasilkan berita yang dapat percaya, karena padaakhirnya itulah
(berita terpercaya, kredibilitas situs) yang akanmembuat pembaca datang
kembali ke situs kita. (JonathanDube, “A Dozen Online Writing Tips”,
Cyberjournalist.net)