Dokumen tersebut membahas upaya pelestarian lima jenis flora dan fauna yang terancam punah di Indonesia, yaitu kantong semar, cendana, trenggiling, orang utan, dan penyu sisik. Upaya-upaya tersebut meliputi konservasi, penangkaran bibit, penanaman di habitat yang cocok, perawatan intensif, pembudidayaan di cagar alam, dan mencegah pemburuan berlebihan.
1. Flora & Fauna Langka
No Flora / Fauna Keterangan Upaya Pelestarian flora /
fauna
1.
Kantong Semar (Nepenthes sp.)
Genus ini merupakan tumbuhan
karnivora dikawasan tropis
dunia. Tanaman ini tumbuh
subur di lokasi dengan
kelembaban dan curah hujan
rata-rata tinggi dan banyak
cahaya. Bunga berongga ini
menghasilkan cairan yang
kadang-kadang diminum oleh
mamalia, tetapi tujuan
sebenarnya adalah untuk
membunuh mangsanya. Bunga
ini ada yang tumbuh tinggi,
menggantung dari tanaman
merambat, dan tumbuh rendah
lebih dekat ke tanah.
Upayanya adalah:
Konservasi di hutan buatan,
seperti di daerah Bogor dan
Kalimantan. Karena tanaman ini
tumbuh di tempat yang lembab,
curah hujan yang tinggi dan memiliki
cahaya yang cukup.
2.
Cendana (Santalum album)
Cendana atau cendana wangi,
merupakan pohon penghasil
kayu cendana dan minyak
cendana. Kayunya digunakan
sebagai rempah-rempah, bahan
dupa, aromaterapi, campuran
parfum, serta sangkur
keris (warangka). Kayu yang
baik bisa menyimpan aromanya
selama berabad-abad. Di
Indonesia, kayu ini banyak
ditemukan di Nusa Tenggara
Timur, khususnya di Pulau
Timor, meskipun sekarang
ditemukan pula di Pulau
Jawa dan pulau-pulau Nusa
Tenggara lainnya. Cendana
adalah tumbuhan parasit pada
awal kehidupannya.
Kecambahnya memerlukan
pohon inang untuk mendukung
pertumbuhannya, karena
perakarannya sendiri tidak
sanggup mendukung
kehidupannya. Karena prasyarat
inilah cendana sukar
dikembangbiakkan atau
dibudidayakan.
Upayanya adalah:
Melakukan penangkaran bibit,
Ditanam di iklim yang cocok,
Dan dilakukan perawatan yang
sangat intensif.
3.
Trenggiling (Manis Trenggiling banyak diburu untuk
2. Trenggiling (Manis javanica)
javanica syn. Paramanis
javanica) adalah wakil dari ordo
Pholidota yang masih
ditemukan di Asia Tenggara.
Hewan ini memakan serangga
dan terutama semut dan rayap.
Trenggiling hidup di hutan hujan
tropis dataran rendah.
Trenggiling kadang juga dikenal
sebagai anteater. Bentuk
tubuhnya memanjang, dengan
lidah yang dapat dijulurkan
hingga sepertiga panjang
tubuhnya untuk mencari semut
di sarangnya.
perdagangan gelap, selain kulit yang
bagus, trenggiling bermanfaat
sebagai obat dan dagingnya bisa
dimakan. Karena itulah trenggiling
punah karena di ekspor ke luar negri
untuk mencari keuntungan.
Upayanya adalah trenggiling
sebaiknya di kembangbiakkan di
Swaka Margasatwa agar populasi
trenggiling tersebut tidak punah.
4.
Utan (Pongo Pygmaeus)
Orang
Utan (Pongo Pygmaeus), buah-
buahan adalah makanan utama
dan juga kesukaannya. Di
indonesia, wilayah
penyebarannya adalah dataran
rendah juga hutan hujan tropis
di pulau Kalimantan. Hewan ini
sering diburu dan dibunuh
karena kebanyakan orang
berkata bahwa hewan ini suka
merusak tanaman/perkebunan
mereka.
Menurut saya penyebabnya adalah
manusia membuat habitat mereka
rusak karena pembakaran hutan
yang secara liar, oleh karena itu
orang utan sangat membutuhkan
makanan yang hingga akhirnya
orang utan memasuki
perkebunan/pedesaan orang –
orang. Upayanya adalah janganlah
merusak habitat makhluk hidup
sekitar, karena dapat menyebabkan
kepunahan.
5.
Penyu sisik (Eretmochelys
imbricata)
Penyu sisik (Eretmochelys
imbricata) adalah
jenis penyu yang terancam
punah, yang termasuk ke
dalam famili Cheloniidae. Ia
adalah satu – satunya spesies
dalam genusnya. Spesies ini
memiliki distribusi di seluruh
dunia, dengan dua subspesies
di Atlantik dan Pasifik. E.imbrica
ta adalah subspesies di Atlantik,
sedangkan E. bissa
imbricata adalah subspesies di
wilayah Indo-Pasifik.
Pada malam hari penyu yang ingin
bertelur akan naik ke atas pasir
pantai dan menguburkan telur –
telur tersebut di dalam pasir.
Upayanya adalah:
Pada pagi hari manusia mencari
telur penyu tersebut dan
membudidayakan sampai telur –
telur itu menetas dan
mengembalikan anak – anak penyu
ke pantai lagi dan seterusnya seperti
itu.
Janganlah memburu penyu untuk
dijadikan hiasan di rumah, karena
penyu sudah sangat langka.
Nama : Indah Aretha Maharani F
Kelas : X – 3