3. Definisi KesehatanReproduksi Remaja
- Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistim reproduksi, serta fungsi
dan prosesnya.
- Remaja atau adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang
berarti tumbuh ka arah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan
hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis.
- Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan. Masa
remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa
4. TAHAPANREMAJA
Jenis Tahapan Umur Ciri-ciri Khas
1. Remaja awal/dini
(early adolescence)
11 – 13 tahun - ingin bebas,
- lebih dekat dengan teman
sebaya,
- mulai berfikir abstrak dan
lebih banyak memperhatikan
keadaan tubuhnya
2. remaja pertengahan
(middle adolescence)
14 – 16 tahun - mencari identitas diri, timbul
keinginan untuk berkencan,
- berkhayal tentang seksual,
- mempunyai rasa cinta yang
mendalam
3. Remaja lanjut
(late adolescence)
17 – 20 tahun - mampu berfikir abstrak, lebih
selektif dalam mencari teman
sebaya,
- mempunyai citra jasmani dirinya,
- dapat mewujudkan rasa cinta,
pengungkapan kebebasan diri.
5. Perubahan Fisik Pada Remaja
a. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar,
terjadinya ereksi dan ejakulasi, suara bertambah besar, dada lebih besar, badan
berotot, tumbuh kumis diatas bibir, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan
ketiak.
b. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina,
tumbuh rambut di sekitar kemaluan dan ketiak, payudara membesar.
6. 1. Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
2. Akses dan Kontak dengan Media Pornografi
3. Sikap terhadap Seksualitas
4. Religiusitas
5. Longgarnya pengawasan orang tua dan pengaruh agama
7.
8. Pertama, mengikis kemiskinan
Kedua, menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi
Ketiga, memperbanyak akses pelayanan kesehatan, yang iringi dengan sarana
konseling
Keempat, meningkatkan partisipasi remaja, dengan mengembangkan peer
educator (pendidik sebaya) yang diharapkan membantu remaja membahas dan
menangani permasalahannya, termasuk kesehatan reproduksi
Kelima, meninjau ulang segala peraturan yang membuka terjadinya reduksi atas
kesehatan reproduksi remaja, seperti Undang-undang No. 1 tahun 1974 yang
memberikan celah bagi terjadinya pernikahan dini
Keenam, meminimalkan informasi tentang kebebasan seks. Dalam hal ini, media
massa dan media hiburan berperan penting.
Ketujuh, menciptakan lingkungan keluarga yang kokoh, kondusif, mendukung
dan informatif.
9.
10.
11. Penyusun
Nama : Siti Qomariyah
Kelas : 1B
NIM : 1302300069
DIII Kebidanan Jember
Politekhnik Kesehatan Kemenkes Malang