SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Model Kurikulum SD YPPI-1
oleh Tim Pengembangan Kurikulum SD YPPI-1 Surabaya*)

Artikel singkat ini adalah penggambaran desain besar (grand design) dari kurikulum SD YPPI-1 yang merupakan konsekuensi dari penunjukan SD YPPI-1 sebagai
pilot project school. Di dalam surat keputusan penunjukan digariskan bahwa SD YPPI-1 diminta membuat inovasi materi kurikulum yang akan menjadi contoh bagi
jenjang sekolah dasar di YPPI. Kami selaku tim pengembang kurikulum SD YPPI-1 menyikapi hal tersebut dengan lebih menekankan bukan kepada isi, tapi lebih
kepada framework atau kerangka kerja kurikulum. Kami percaya bahwa untuk menunjukkan perubahan mendasar pada kurikulum SD YPPI, bukan isi
kurikulumnya yang disamakan, tetapi kerangka berpikir kurikulumnya yang diserupakan. Dengan demikian SD YPPI, di manapun ia berada, akan selalu
menunjukkan kesewarnaan sebagai sekolah dalam satu yayasan, namun memiliki keragaman isi yang menunjukkan relevansi kurikulum terhadap dinamika
                                                                                   masyarakat yang harus dilayaninya (stakeholders). Dengan dasar pemikiran
                                                                                   tersebut, silakan Anda mengikuti penggambaran kami sebagai berikut:

                                                                                A. Desain Tematik dan Implikasinya

                                                                                         Secara umum, SD YPPI-1 mengembangkan model pembelajaran
                                                                                Tematik mulai kelas 1 sampai kelas 5. Kelas 6 tidak masuk ke dalam skema
                                                                                karena adanya kebutuhan persiapan UASBN sehingga berjalan seperti tahun-
                                                                                tahun ajaran sebelumnya.
                                                                                         Model pembelajaran Tematik beranjak dari ide dasar bahwa untuk
                                                                                menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya maka siswa perlu
                                                                                memahami fenomena hidup di sekitarnya sebagai sebuah kesatuan, tidak
                                                                                terpisah-pisah sebagaimana mata pelajaran (mapel) disusun di sekolah selama
                                                                                ini. Karena itu, pembelajaran disusun berdasar sebuah tema yang menjadi
                                                                                pusat jaring kompetensi mapel yang ada. Tidak semua maple bisa dijaringkan
                                                                                menjadi satu memang, sehingga untuk mereka bisa diajarkan secara mandiri
                                                                                seperti biasa (stand alone). Kegiatan tematik ini bermuara pada sebuah
                                                                                puncak aktifitas yang bisa berupa pameran hasil karya siswa, penampilan
siswa (student assembly), atau action/tindakan nyata misalnya kampanye, penggalangan dana (fundraising), atau proyek pelayanan masyarakat (service learning
project) yang merupakan ekspresi pemahaman siswa secara holistik terhadap tema yang ia sudah pelajari.


SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                 Page 1
Model Tematik ini secara otomatis juga merombak cara dan strategi para guru kami mengajar. Pendekatan berpusat pada guru (Teacher-centered)
ditanggalkan dan beralih pada berpusat pada siswa (student-centered) sehingga hasil bukan lagi orientasi pembelajaran namun proses-lah yang menjadi fokus.
Dengan demikian akan timbul beberapa implikasi seperti terdeksripsikan di bawah ini:

1. Penilaian Hasil Belajar Harian

     Bila selama ini Anda memahami bahwa penilaian hasil belajar anak harus melalui ulangan terutama ulangan harian tertulis, maka mulai tahun ajaran ini anak
akan dinilai secara variatif. Ulangan harian tulis tidak lagi menjadi strategi utama, walaupun tidak dihapuskan sama sekali. Banyak strategi penilaian yang bisa
ditempuh guru, misalnya: sosiodrama, membuat film, tarian, lagu, poster, pidato, essay singkat, cerita pendek dan masih banyak lagi.
     Yang perlu dipahami: tidak ada ulangan harian tulis bukan berarti anak Anda tidak dinilai. Kebijakan apakah ulangan harian tulis digunakan atau
dikombinasikan dengan yang lain atau justru ditanggalkan sama sekali adalah sepenuhnya otoritas guru sebagai pengajar. Dalam hal ini, guru wajib memberikan
informasi kepada orang tua tentang strategi penilaian yang dipilih dalam topik yang sedang dan atau akan dipelajari. Bila ini tidak dilakukan, maka Wali Murid
dipersilakan bertanya atau mengajukan komplain kepada guru terkait. Konsekuensi lainnya adalah Wali Murid diminta lebih rajin membaca Student Agenda anak-
anaknya agar selalu mengetahui perkembangan proses belajarnya serta mengetahui bagaimana Anda harus berperan dalam proses tersebut.

2. UTS dan UAS

     Pekan UTS dan UAS tetap dijadwalkan, namun akan sedikit ada perubahan yang sifatnya dinamis. Artinya, guru boleh tidak menjadwalkan mapelnya masuk ke
dalam UTS atau UAS. Itu karena, pada dasarnya, dalam setiap kompetensi dasar atau topik pelajaran yang dialami anak Anda akan diakhiri dengan keluarnya
evaluasi guru berupa nilai dan deskripsi perkembangan siswa yang berarti anak Anda telah tuntas atau tidak tuntas dalam kegiatan belajarnya. Dan ini terjadi di
setiap akhir pembahasan kompetensi dasar atau topik. UTS dan UAS yang kita kenal selama ini sebenarnya berfungsi untuk mencari nilai akhir dan mengulangi
topik-topik yang sudah dibicarakan, karena guru merasa belum yakin akan pemahaman siswanya secara global.
     Di masa lalu, keduanya diwajibkan.Pertanyaannya, adalah “apakah perlu menilai berhasil atau tidaknya anak dengan menghafalkan lebih dari satu
topik? Bagaimana dengan anak yang lemah hafalannya? Apakah itu adil?” Prinsipnya, kami ingin agar semua anak dengan masing-masing kelebihan dan
kelemahannya, termasuk yang memiliki kesulitan belajar karena satu dan lain hal, tetap maksimal dalam penilaian belajarnya. Karena pada dasarnya, semua anak
memiliki kecerdasan individual yang unik! Selain itu, pada dasarnya SD YPPI-1 ingin bergeser dari sekedar tempat untuk mendapatkan nilai (schooling) menjadi
tempat untuk anak belajar (learning) sehingga nilai formal akademis bukanlah segala-galanya.
         Oleh karenanya tahun ini, guru menjadi otoritas tertinggi yang menentukan apakah diperlukan UTS dan UAS setelah ia mendapatkan nilai akhir dari
penilaian di akhir kompetensi atau topik. Kalaupun ada UTS atau UAS, itu hanya bersifat sebagai kelengkapan nilai akhir kompetensi. Andai seorang guru sudah
merasa lengkap nilainya, maka ia berhak tidak mengadakan UTS atau UAS. Bentuk ujian juga tidak harus berbentuk ujian tulis, khususnya Multiple Choice
(Pilihan Ganda) yang selama selalu digunakan sebagai menu utama.

SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                      Page 2
Selain untuk ulangan akhir, masa UTS dan UAS juga kami pergunakan untuk persiapan Student Led Conference, Three Way Conference dan School
Exhibition. Kami akan sosialisasikan jadwal pekan UTS dan UAS ini secara terpisah nantinya kepada para Wali Murid.

3. Pembelajaran berpusat pada Siswa (Student-centered Learning)

Model Tematik juga berimplikasi pada pendekatan Student-centered di mana dalam pembelajaran siswa adalah pusatnya. Pembelajaran berawal dan bermuara
pada keingintahuan siswa. Walaupun memang SD YPPI-1 masih berpegang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun dalam
operasionalisasinya kami mendorong prinsip di atas berkembang dan mewarnai kegiatan belajar mengajar. Indikator yang menjadi implikasi di SD YPPI-1 adalah:
   a. Fokus kegiatan belajar tidak bertumpu hanya pada pemahaman content (isi) saja tetapi lebih kepada cara belajar (how to learn) – karena itu, mulai tahun
        ajaran ini guru-guru kelas atas (3,4,5,6) tidak diperbolehkan memberi ringkasan kepada siswa. Ini bukan berarti tidak ada catatan dari pelajaran di kelas,
        tetapi siswalah yang melakukan pencatatan secara aktif, bukan guru. Kemampuan mencatat adalah salah satu kemampuan belajar yang harus dimulai
        sejak dini. Hal ini tidak berlaku untuk kelas kecil (kelas 1 dan 2) karena pertimbangan bahwa anak-anak kelas 1 dan 2 masih belajar menulis dan membaca.
   b. Dalam pelajaran tertentu misalnya IPS sangat kuat imej bahwa untuk sukses anak harus kuat menghafal. Hal ini secara perlahan akan kami eliminasi.
        Belajar bukan menghafal semata. Kecenderungan guru di masa lalu yang menekankan proses belajar dengan menghafal membuat anak tidak memahami
        apa yang ia pelajari selain tentu saja membuat proses belajar tidak menarik dan memotivasi. Tematik mendorong anak belajar melakukan riset sederhana.
        Anak bertanya, mencari dan menyimpulkan sendiri. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber belajar.

4. Student Led Conference, Three Way Conference dan School Exhibition

    Implikasi lain dari Tematik adalah mekanisme pertanggungjawaban hasil belajar anak. Dulu mungkin cukup dengan membagikan raport. Tapi sekarang, anak
    dilatih lebih bertanggung jawab dalam pertanggungjawaban hasil belajarnya. Selain itu, orang tua juga lebih diibatkan secara aktif untuk menggali sejauhmana
    perkembangan belajar si anak.

    Model yang kami kembangkan adalah:

    a. Student Led Conference

    Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah:
    - Keberanian dan kemandirian anak dalam “menceritakan” pengalaman belajarnya selama 1 term.
    - Keaktifan Wali Murid dalam menggali pengalaman belajar anaknya melalui portofolio dan display karya siswa di kelasnya.


SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                       Page 3
-   Penyusunan tujuan (goalsetting) anak untuk mengatasi kelemahan atau kesulitan belajar yang dialami anak, yang akan dievaluasi bersama Siswa, Wali
        Murid, dan Guru 6 bulan kemudian dalam Three Way Conference.

   b. Three Way Conference

    Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah:
    -    Pembicaraan aktif tiga arah antara Siswa, Orang Tua dan Guru membahas realisasi dari tujuan yang telah disusun antara Siswa dan Orang Tua 6 bulan
        sebelumnya dalam Student Led Conference.
    -    Penyusunan rencana berikutnya sesuai hasil evaluasi tujuan sebelumnya guna menghadapi kenaikan kelas di akhir semester genap di bulan Juni.

   c. School Exhibition

   Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah:
   - Proses secara berkelompok di mana siswa menunjukkan dan menjelaskan hasil karya belajarnya kepada hadirin yang menghadiri pameran tersebut.
   -   Unjuk kemampuan berpresentasi siswa dalam usahanya membuat para hadirin memahami apa yang dipelajarinya.
   -   Mengedukasi orang tua mengenai pembelajaran Tematik dan apa perannya dalam pendidikan anak.

    Student Led Conference dilaksanakan pada akhir Term 1 (sekitar bulan September-Oktober). Dilaksanakan bersamaan dengan pembagian raport sisipan
    Semester Ganjil. Wali Murid akan dibantu secara sistematis dalam mempersiapkan diri menghadapi even ini. Sekolah akan mengeluarkan petunjuk tertulis
    tentang bagaimana dan apa yang dilakukan selama Student Led Conference.

    Three Way Conference dilaksanakan pada akhir Term 2 (sekitar bulan Maret). Dilaksanakan bersamaan dengan pembagian raport sisipan Semester Genap.
    Wali Murid akan dibantu secara sistematis dalam mempersiapkan diri menghadapi even ini. Sekolah akan mengeluarkan petunjuk tertulis tentang bagaimana
    dan apa yang dilakukan selama Three Way Conference.

    School Exhibition dilaksanakan akhir Semester Ganjil dan Genap. Wali Murid akan diundang khusus untuk datang dan berpartisipasi secara aktif dalam acara
    ini.


5. Raport


SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                  Page 4
Semua implikasi di atas berujung pada pelaporan hasil belajar kepada Wali Murid. Pada dasarnya, yang menjadi fokus kami adalah bagaimana raport itu
   bisa menceritakan bagaimana sebenarnya perkembangan belajar siswa. Karena itu, pada hakikatnya, yang dibutuhkan adalah Deskripsi Perkembangan
   Siswa.
            Raport CPA yang sekarang memang memiliki ruang Teacher Comment, namun hanya bisa diisi secara tulisan sehingga sangat merepotkan guru bila
   harus menulis deskripsi satu per satu. Bila dimungkinkan untuk mengisi Teacher Comment secara elektronik, maka tidak ada masalah besar menggunakan
   Raport CPA.
            Kami sendiri memikirkan untuk mengembangan raport alternatif bila diijinkan oleh Pengurus, mengingat masalah raport adalah masalah korporat
   (sama seluruh YPPI). Model ini kami kembangkan karena prinsip penilaian CPA (Cognitive, Psychomotoric, Affective) yang terpisah-pisah menurut hemat kami
   tidak memiliki dasar. CPA harusnya menjadi dasar pemikiran ketika mengembangkan sekuens belajar. Penilaian akhir (Summative Assessment) tetaplah satu
   nilai atau huruf atau apa saja yang melambangkan tingkat pencapaian anak (Level of Achievement). Kami yakin selama ini Wali Murid bingung dan tidak paham
   apa maksudnya ada tiga nilai berbeda terhadap topic atau kompetensi dasar anaknya. Selain itu, akan timbul masalah ketika raport ini dijadikan dasar nominasi
   anak kelas 6 menuju Ujian Nasional. Yang perlu dikembangkan menurut hemat kami adalah raport dengan fokus pada deskripsi perkembangan siswa, bukan
   format baru yang rumit dan sulit dipahami orang tua.

B. English Immersion Program (Bilingual)
        Sesuai visi YPPI agar lulusan YPPI siap menghadapi globalisasi, maka peningkatan kompetensi anak berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris, menjadi
   tuntutan orang tua. Selama ini banyak keluhan tentang tidak seimbangnya kemampuan riil anak dengan perencanaan program.
        Menghayati problem ini kami berusaha memperbaiki kinerja dengan lebih memfokuskan diri pada Speaking. Tidak berarti aspek lain diabaikan, namun
   aspek berbicara adalah aspek yang paling lemah dan sering dikritik orang tua.
        Tim guru bahasa Inggris juga dikerahkan untuk mendampingi guru-guru mapel Matematika dan IPA dimana penguatan bahasa Inggris dikembangkan
   (bilingualism). Strategi praktik berbahasa di area tertentu (English Zone) juga diterapkan untuk memacu siswa dan guru mencoba berinteraksi menggunakan
   bahas Inggris.

C. Character Building
Pembinaan karakter di SD YPPI-1 masuk ke dalam beberapa struktur berikut:

A. Cub SCOUT
    Mengingat SCOUT adalah program yayasan dalam mengembangkan karakter di mana SMP adalah inisiasi program tersebut, maka timbul gagasan di awal
tahun ajaran ini untuk meletakkan dasar-dasar pembentukan karakter itu di level sekolah dasar.



SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                     Page 5
SCOUT di sekolah dasar belum kami desain sebagai program kepanduan sebagaimana di level SMP. SCOUT berpusat pada penghayatan anak terhadap nilai-
nilai yang telah susun sebelumnya (YPPI Values), itulah kami menyebutnya Cub SCOUT atau Calon SCOUT. Penghayatan ini dilatihkan untuk menjadi tindakan
nyata di keseharian anak tersebut. Dua strand yang menjadi jantung dari kurikulum SCOUT:

a. Individual Service Learning
   Mulai kelas 1-3, anak-anak SD YPPI-1 dilatihkan untuk mau berkarya untuk sesame dalam lingkungan kecil di sekitarnya. Bukan perbuatan besar yang menjadi
   tujuan, tapi tindakan kecil sederhana yang dilakukan sebagai hasil penghayatan atas nilai-nilai YPPI. Kegiatan ini dilakukan secara individual dan
   dipresentasikan secara bergantian di kelas (peer sharing).

b. Service Learning Project
   Penekanan kelas 4-6 sedikit berbeda dengan kelas 1-3. Kegiatan berkelompok diprioritaskan. Dalam level ini, anak-anak dalam kelompok, dilatihkan untuk
   merancang kegiatan karya untuk sesama. Secara bertahap, anak-anak berlatih merancang proyek pelayanan masyarakat dalam skala yang mungkin dikelola
   oleh anak-anak selevel mereka. Fokusnya tetap saja bukan perbuatan besar, tapi tindakan kecil sederhana yang dilakukan sebagai hasil penghayatan atas nilai-
   nilai YPPI.

c. Cub SCOUT Outings & Leadership Camp (Gunung, Hutan, Laut)
   Selain kegiatan di kelas, Cub SCOUT juga mengalokasikan waktu berkegiatan di luar kelas, baik di dalam kota ataupun di luar kota. Program ini adalah program
   historis YPPI yang lama dikenal dengan Gunung, Hutan, Laut (GHL). Kami memodifikasi program ini dengan menjadikannya bagian dari Cub SCOUT. Ini
   dilakukan agar kegiatan yang cenderung outbound ini lebih memiliki tujuan dan desain holistik secara kurikulum.
        Untuk kelas 1-2 difokuskan pada pelestarian lingkungan di luar sekolah namun masih dalam levek risiko terkecil (misalnya Kebun Bibit, Taman Flora, dan
   sebagainya). Kelas 3-4 berfokus pada kemampuan bertahan hidup, khususnya di lingkungan terdekat anak-anak. Kemampuan bertahan hidup adalah
   kemampuan dasar yang patut dimiliki anak-anak agar dalam situasi darurat mampu membuat tindakan yang dibutuhkan. Kegiatan ini untuk kelas 3 masih
   dilakukan di dalam kota, sedangkan kelas 4 mulai dilakukan di luar kota dengan jadwal sehari.
        Program kelas 5-6 difokuskan pada pembentukan kepemimpinan. Kepemimpinan di sini memiliki arti luas: mulai dari memimpin dirinya sendiri dan
   memimpin orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Program ini dilakukan dua hari di luar kota.

B. Bina Iman
   Pada dasarnya ini adalah extension dari pengajaran Agama di SD YPPI-1. Extension ini merupakan peluang yang didesain untuk mengaplikasikan pengajaran
   Agama di kelas. Bentuknya bisa bermacam-macam: bakti sosial, pengajian keluarga siswa, renungan pagi setiap Jumat, dan sebagainya. Program ini didesain
   semaksimal mungkin melibatkan Wali Murid, dengan tujuan membangun hubungan lebih mesra antara siswa dan orang tua dalam konteks keberagamaan.


SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                     Page 6
Demikian uraian singkat kami mengenai program terkait SD YPPI-1 sebagai Pilot Project School. Perlu digarisbawahi bahwa kami melakukan inovasi-inovasi di
atas dengan sistem kejar tayang tahun ini, sehingga kami menyadari bahwa kesempurnaan mungkin belum terstandardisasi. Namun adalah harapan kami bahwa
apa yang kami lakukan bisa member ilham kepada semua unit SD di YPPI sehingga bersama kita bisa melangkah lebih maju daripada sekarang.
    Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa keberhasilan implementasi program yang kami desain di atas sangat dipengaruhi juga oleh aspek lain. Yang paling
penting tentu saja sumber daya manusia atau guru. Model ini memerlukan guru yang terbuka pikirannya dan mau menjadi pembelajar seumur hidup. Model ini tidak
memerlukan guru yang luar biasa. Yang diperlukan hanya guru yang mau berubah.
    Aspek lainnya adalah media belajar standar. Secara khusus kami menyoroti ketersediaan sumber belajar melalui internet. Sudah bukan rahasia lagi bahwa
kondisi komputer di seluruh SD YPPI sebagai penunjang sarana belajar via internet tidak memuaskan. Kami rasa aspek ini perlu segera dibenahi karena
bagaimanapun internet sudah menjadi salah satu sumber belajar yang murah dan luas jangkauannya bagi siswa.
    Atas perhatian para Pengurus kami mengucapkan banyak terima kasih.




   *) Tim Pengembang Kurikulum SD YPPI-1:

   a. Rendra Prihandono, S.Sos         --- Kepala SD YPPI-1
   b. Arie Indrassanto, S.Pd           --- Wakil Kepala SD YPPI-1
   c. Susi Rubiasih, S.Pd              --- Wakil Kepala SD YPPI-1




SD YPPI-1 Surabaya                                                                                                                                   Page 7

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranDidie Patient
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 
Pembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualPembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualLailee Skahti
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Kreshna Aditya
 
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...Desmon Muroh
 
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknik
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknikStrategi,pendekatan, kaedah dan teknik
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknikAfiqah Nooh
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualadhiah
 
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baru
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baruSlides pemusatan pelajar n bahan edited baru
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baruDoritha Tani
 
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Kong BeeLing
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualHazanah Abdullah
 
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01Eyzan Rashid
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctlFafa Pie
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)Anggi Saputra
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaranKamal Khalid
 

Mais procurados (20)

Laporan kti bahadiman
Laporan kti bahadimanLaporan kti bahadiman
Laporan kti bahadiman
 
Apakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaranApakah itu pengajaran
Apakah itu pengajaran
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Pembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstualPembelajaran secara kontekstual
Pembelajaran secara kontekstual
 
makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem makalah Ctl dan paikem
makalah Ctl dan paikem
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...
Pengaruh asas pengetahuan guru dan pemahaman guru terhadap amalan harian pros...
 
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknik
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknikStrategi,pendekatan, kaedah dan teknik
Strategi,pendekatan, kaedah dan teknik
 
Asignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individuAsignment perbezaan individu
Asignment perbezaan individu
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baru
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baruSlides pemusatan pelajar n bahan edited baru
Slides pemusatan pelajar n bahan edited baru
 
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
Tugas utama seorang pengajar atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran p...
 
Kaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstualKaedah pembelajaran kontekstual
Kaedah pembelajaran kontekstual
 
Ppt ctl
Ppt ctlPpt ctl
Ppt ctl
 
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01
Strategipendekatankaedahdanteknik 111112055316-phpapp01
 
MODEL-MODEL PENGAJARAN
MODEL-MODEL PENGAJARANMODEL-MODEL PENGAJARAN
MODEL-MODEL PENGAJARAN
 
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran KontekstualPembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Kontekstual
 
12 makalah ctl
12   makalah ctl12   makalah ctl
12 makalah ctl
 
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR (Oleh : Anggi Saputra)
 
4 model pengajaran
4 model pengajaran4 model pengajaran
4 model pengajaran
 

Semelhante a Model Kurikulum SD YPPI-1

Semelhante a Model Kurikulum SD YPPI-1 (20)

BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Akzh1343183231
Akzh1343183231Akzh1343183231
Akzh1343183231
 
Tematik makalah SD
Tematik makalah SDTematik makalah SD
Tematik makalah SD
 
Tematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah DasarTematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah Dasar
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iiaTugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
Tugas kurikulum dan pembelajaran susanti iia
 
Teaching (instruction)
Teaching (instruction)Teaching (instruction)
Teaching (instruction)
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
Ptkipaklas4
Ptkipaklas4Ptkipaklas4
Ptkipaklas4
 
tematik sd
tematik sdtematik sd
tematik sd
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Kurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... aditKurikulum dan pembelajaran... adit
Kurikulum dan pembelajaran... adit
 
Proposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomiProposal ptk ekonomi
Proposal ptk ekonomi
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi
 
Linawati
LinawatiLinawati
Linawati
 
Linawati
LinawatiLinawati
Linawati
 
Linawati
LinawatiLinawati
Linawati
 
Linawati
LinawatiLinawati
Linawati
 

Mais de Rendra S.Sos

Parent Teacher Conference Form Primary
Parent Teacher Conference Form PrimaryParent Teacher Conference Form Primary
Parent Teacher Conference Form PrimaryRendra S.Sos
 
Parent Teacher Conference Form PG/KG
Parent Teacher Conference Form PG/KGParent Teacher Conference Form PG/KG
Parent Teacher Conference Form PG/KGRendra S.Sos
 
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil Belajar
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil BelajarProsedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil Belajar
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil BelajarRendra S.Sos
 
Himbauan tentang Telepon Gelap di Sekolah
Himbauan tentang Telepon Gelap di SekolahHimbauan tentang Telepon Gelap di Sekolah
Himbauan tentang Telepon Gelap di SekolahRendra S.Sos
 
Language Policy Vision School 2013
Language Policy Vision School 2013Language Policy Vision School 2013
Language Policy Vision School 2013Rendra S.Sos
 
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014Rendra S.Sos
 
Menjadi guru kreatif & menyenangkan
Menjadi guru kreatif & menyenangkanMenjadi guru kreatif & menyenangkan
Menjadi guru kreatif & menyenangkanRendra S.Sos
 
Complaint handling management
Complaint handling managementComplaint handling management
Complaint handling managementRendra S.Sos
 
After Training Reflection
After Training ReflectionAfter Training Reflection
After Training ReflectionRendra S.Sos
 
Parents Teacher Conference Record
Parents Teacher Conference RecordParents Teacher Conference Record
Parents Teacher Conference RecordRendra S.Sos
 
Prosedur Portofolio utk Ortu
Prosedur Portofolio utk OrtuProsedur Portofolio utk Ortu
Prosedur Portofolio utk OrtuRendra S.Sos
 
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision School
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision SchoolProsedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision School
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision SchoolRendra S.Sos
 
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision School
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision SchoolProsedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision School
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision SchoolRendra S.Sos
 
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision School
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision SchoolProsedur Arrival dan Dismissal Vision School
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision SchoolRendra S.Sos
 
SOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolSOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolRendra S.Sos
 
Charismatic teacher
Charismatic teacherCharismatic teacher
Charismatic teacherRendra S.Sos
 
Authentic assessment
Authentic assessmentAuthentic assessment
Authentic assessmentRendra S.Sos
 
Sosialisasi vision 31 januari 2013
Sosialisasi vision 31 januari 2013Sosialisasi vision 31 januari 2013
Sosialisasi vision 31 januari 2013Rendra S.Sos
 
Sosialisasi vision 23 oktober 2012
Sosialisasi vision 23 oktober 2012Sosialisasi vision 23 oktober 2012
Sosialisasi vision 23 oktober 2012Rendra S.Sos
 

Mais de Rendra S.Sos (20)

Parent Teacher Conference Form Primary
Parent Teacher Conference Form PrimaryParent Teacher Conference Form Primary
Parent Teacher Conference Form Primary
 
Parent Teacher Conference Form PG/KG
Parent Teacher Conference Form PG/KGParent Teacher Conference Form PG/KG
Parent Teacher Conference Form PG/KG
 
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil Belajar
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil BelajarProsedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil Belajar
Prosedur Perancangan Portofolio Siswa dan Pelaporan Hasil Belajar
 
Himbauan tentang Telepon Gelap di Sekolah
Himbauan tentang Telepon Gelap di SekolahHimbauan tentang Telepon Gelap di Sekolah
Himbauan tentang Telepon Gelap di Sekolah
 
Language Policy Vision School 2013
Language Policy Vision School 2013Language Policy Vision School 2013
Language Policy Vision School 2013
 
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014
Presentasi Sosialisasi E-Learning Metta School 2014
 
Menjadi guru kreatif & menyenangkan
Menjadi guru kreatif & menyenangkanMenjadi guru kreatif & menyenangkan
Menjadi guru kreatif & menyenangkan
 
SOP Door Greeter
SOP Door GreeterSOP Door Greeter
SOP Door Greeter
 
Complaint handling management
Complaint handling managementComplaint handling management
Complaint handling management
 
After Training Reflection
After Training ReflectionAfter Training Reflection
After Training Reflection
 
Parents Teacher Conference Record
Parents Teacher Conference RecordParents Teacher Conference Record
Parents Teacher Conference Record
 
Prosedur Portofolio utk Ortu
Prosedur Portofolio utk OrtuProsedur Portofolio utk Ortu
Prosedur Portofolio utk Ortu
 
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision School
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision SchoolProsedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision School
Prosedur Pelaksanaan Open School for Peek A Boo & Vision School
 
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision School
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision SchoolProsedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision School
Prosedur Class Visit Open School Peek A Boo & Vision School
 
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision School
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision SchoolProsedur Arrival dan Dismissal Vision School
Prosedur Arrival dan Dismissal Vision School
 
SOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision SchoolSOP Peek A Boo & Vision School
SOP Peek A Boo & Vision School
 
Charismatic teacher
Charismatic teacherCharismatic teacher
Charismatic teacher
 
Authentic assessment
Authentic assessmentAuthentic assessment
Authentic assessment
 
Sosialisasi vision 31 januari 2013
Sosialisasi vision 31 januari 2013Sosialisasi vision 31 januari 2013
Sosialisasi vision 31 januari 2013
 
Sosialisasi vision 23 oktober 2012
Sosialisasi vision 23 oktober 2012Sosialisasi vision 23 oktober 2012
Sosialisasi vision 23 oktober 2012
 

Último

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 

Último (20)

Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 

Model Kurikulum SD YPPI-1

  • 1. Model Kurikulum SD YPPI-1 oleh Tim Pengembangan Kurikulum SD YPPI-1 Surabaya*) Artikel singkat ini adalah penggambaran desain besar (grand design) dari kurikulum SD YPPI-1 yang merupakan konsekuensi dari penunjukan SD YPPI-1 sebagai pilot project school. Di dalam surat keputusan penunjukan digariskan bahwa SD YPPI-1 diminta membuat inovasi materi kurikulum yang akan menjadi contoh bagi jenjang sekolah dasar di YPPI. Kami selaku tim pengembang kurikulum SD YPPI-1 menyikapi hal tersebut dengan lebih menekankan bukan kepada isi, tapi lebih kepada framework atau kerangka kerja kurikulum. Kami percaya bahwa untuk menunjukkan perubahan mendasar pada kurikulum SD YPPI, bukan isi kurikulumnya yang disamakan, tetapi kerangka berpikir kurikulumnya yang diserupakan. Dengan demikian SD YPPI, di manapun ia berada, akan selalu menunjukkan kesewarnaan sebagai sekolah dalam satu yayasan, namun memiliki keragaman isi yang menunjukkan relevansi kurikulum terhadap dinamika masyarakat yang harus dilayaninya (stakeholders). Dengan dasar pemikiran tersebut, silakan Anda mengikuti penggambaran kami sebagai berikut: A. Desain Tematik dan Implikasinya Secara umum, SD YPPI-1 mengembangkan model pembelajaran Tematik mulai kelas 1 sampai kelas 5. Kelas 6 tidak masuk ke dalam skema karena adanya kebutuhan persiapan UASBN sehingga berjalan seperti tahun- tahun ajaran sebelumnya. Model pembelajaran Tematik beranjak dari ide dasar bahwa untuk menuju kepada pembentukan manusia seutuhnya maka siswa perlu memahami fenomena hidup di sekitarnya sebagai sebuah kesatuan, tidak terpisah-pisah sebagaimana mata pelajaran (mapel) disusun di sekolah selama ini. Karena itu, pembelajaran disusun berdasar sebuah tema yang menjadi pusat jaring kompetensi mapel yang ada. Tidak semua maple bisa dijaringkan menjadi satu memang, sehingga untuk mereka bisa diajarkan secara mandiri seperti biasa (stand alone). Kegiatan tematik ini bermuara pada sebuah puncak aktifitas yang bisa berupa pameran hasil karya siswa, penampilan siswa (student assembly), atau action/tindakan nyata misalnya kampanye, penggalangan dana (fundraising), atau proyek pelayanan masyarakat (service learning project) yang merupakan ekspresi pemahaman siswa secara holistik terhadap tema yang ia sudah pelajari. SD YPPI-1 Surabaya Page 1
  • 2. Model Tematik ini secara otomatis juga merombak cara dan strategi para guru kami mengajar. Pendekatan berpusat pada guru (Teacher-centered) ditanggalkan dan beralih pada berpusat pada siswa (student-centered) sehingga hasil bukan lagi orientasi pembelajaran namun proses-lah yang menjadi fokus. Dengan demikian akan timbul beberapa implikasi seperti terdeksripsikan di bawah ini: 1. Penilaian Hasil Belajar Harian Bila selama ini Anda memahami bahwa penilaian hasil belajar anak harus melalui ulangan terutama ulangan harian tertulis, maka mulai tahun ajaran ini anak akan dinilai secara variatif. Ulangan harian tulis tidak lagi menjadi strategi utama, walaupun tidak dihapuskan sama sekali. Banyak strategi penilaian yang bisa ditempuh guru, misalnya: sosiodrama, membuat film, tarian, lagu, poster, pidato, essay singkat, cerita pendek dan masih banyak lagi. Yang perlu dipahami: tidak ada ulangan harian tulis bukan berarti anak Anda tidak dinilai. Kebijakan apakah ulangan harian tulis digunakan atau dikombinasikan dengan yang lain atau justru ditanggalkan sama sekali adalah sepenuhnya otoritas guru sebagai pengajar. Dalam hal ini, guru wajib memberikan informasi kepada orang tua tentang strategi penilaian yang dipilih dalam topik yang sedang dan atau akan dipelajari. Bila ini tidak dilakukan, maka Wali Murid dipersilakan bertanya atau mengajukan komplain kepada guru terkait. Konsekuensi lainnya adalah Wali Murid diminta lebih rajin membaca Student Agenda anak- anaknya agar selalu mengetahui perkembangan proses belajarnya serta mengetahui bagaimana Anda harus berperan dalam proses tersebut. 2. UTS dan UAS Pekan UTS dan UAS tetap dijadwalkan, namun akan sedikit ada perubahan yang sifatnya dinamis. Artinya, guru boleh tidak menjadwalkan mapelnya masuk ke dalam UTS atau UAS. Itu karena, pada dasarnya, dalam setiap kompetensi dasar atau topik pelajaran yang dialami anak Anda akan diakhiri dengan keluarnya evaluasi guru berupa nilai dan deskripsi perkembangan siswa yang berarti anak Anda telah tuntas atau tidak tuntas dalam kegiatan belajarnya. Dan ini terjadi di setiap akhir pembahasan kompetensi dasar atau topik. UTS dan UAS yang kita kenal selama ini sebenarnya berfungsi untuk mencari nilai akhir dan mengulangi topik-topik yang sudah dibicarakan, karena guru merasa belum yakin akan pemahaman siswanya secara global. Di masa lalu, keduanya diwajibkan.Pertanyaannya, adalah “apakah perlu menilai berhasil atau tidaknya anak dengan menghafalkan lebih dari satu topik? Bagaimana dengan anak yang lemah hafalannya? Apakah itu adil?” Prinsipnya, kami ingin agar semua anak dengan masing-masing kelebihan dan kelemahannya, termasuk yang memiliki kesulitan belajar karena satu dan lain hal, tetap maksimal dalam penilaian belajarnya. Karena pada dasarnya, semua anak memiliki kecerdasan individual yang unik! Selain itu, pada dasarnya SD YPPI-1 ingin bergeser dari sekedar tempat untuk mendapatkan nilai (schooling) menjadi tempat untuk anak belajar (learning) sehingga nilai formal akademis bukanlah segala-galanya. Oleh karenanya tahun ini, guru menjadi otoritas tertinggi yang menentukan apakah diperlukan UTS dan UAS setelah ia mendapatkan nilai akhir dari penilaian di akhir kompetensi atau topik. Kalaupun ada UTS atau UAS, itu hanya bersifat sebagai kelengkapan nilai akhir kompetensi. Andai seorang guru sudah merasa lengkap nilainya, maka ia berhak tidak mengadakan UTS atau UAS. Bentuk ujian juga tidak harus berbentuk ujian tulis, khususnya Multiple Choice (Pilihan Ganda) yang selama selalu digunakan sebagai menu utama. SD YPPI-1 Surabaya Page 2
  • 3. Selain untuk ulangan akhir, masa UTS dan UAS juga kami pergunakan untuk persiapan Student Led Conference, Three Way Conference dan School Exhibition. Kami akan sosialisasikan jadwal pekan UTS dan UAS ini secara terpisah nantinya kepada para Wali Murid. 3. Pembelajaran berpusat pada Siswa (Student-centered Learning) Model Tematik juga berimplikasi pada pendekatan Student-centered di mana dalam pembelajaran siswa adalah pusatnya. Pembelajaran berawal dan bermuara pada keingintahuan siswa. Walaupun memang SD YPPI-1 masih berpegang pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun dalam operasionalisasinya kami mendorong prinsip di atas berkembang dan mewarnai kegiatan belajar mengajar. Indikator yang menjadi implikasi di SD YPPI-1 adalah: a. Fokus kegiatan belajar tidak bertumpu hanya pada pemahaman content (isi) saja tetapi lebih kepada cara belajar (how to learn) – karena itu, mulai tahun ajaran ini guru-guru kelas atas (3,4,5,6) tidak diperbolehkan memberi ringkasan kepada siswa. Ini bukan berarti tidak ada catatan dari pelajaran di kelas, tetapi siswalah yang melakukan pencatatan secara aktif, bukan guru. Kemampuan mencatat adalah salah satu kemampuan belajar yang harus dimulai sejak dini. Hal ini tidak berlaku untuk kelas kecil (kelas 1 dan 2) karena pertimbangan bahwa anak-anak kelas 1 dan 2 masih belajar menulis dan membaca. b. Dalam pelajaran tertentu misalnya IPS sangat kuat imej bahwa untuk sukses anak harus kuat menghafal. Hal ini secara perlahan akan kami eliminasi. Belajar bukan menghafal semata. Kecenderungan guru di masa lalu yang menekankan proses belajar dengan menghafal membuat anak tidak memahami apa yang ia pelajari selain tentu saja membuat proses belajar tidak menarik dan memotivasi. Tematik mendorong anak belajar melakukan riset sederhana. Anak bertanya, mencari dan menyimpulkan sendiri. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan bukan satu-satunya sumber belajar. 4. Student Led Conference, Three Way Conference dan School Exhibition Implikasi lain dari Tematik adalah mekanisme pertanggungjawaban hasil belajar anak. Dulu mungkin cukup dengan membagikan raport. Tapi sekarang, anak dilatih lebih bertanggung jawab dalam pertanggungjawaban hasil belajarnya. Selain itu, orang tua juga lebih diibatkan secara aktif untuk menggali sejauhmana perkembangan belajar si anak. Model yang kami kembangkan adalah: a. Student Led Conference Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah: - Keberanian dan kemandirian anak dalam “menceritakan” pengalaman belajarnya selama 1 term. - Keaktifan Wali Murid dalam menggali pengalaman belajar anaknya melalui portofolio dan display karya siswa di kelasnya. SD YPPI-1 Surabaya Page 3
  • 4. - Penyusunan tujuan (goalsetting) anak untuk mengatasi kelemahan atau kesulitan belajar yang dialami anak, yang akan dievaluasi bersama Siswa, Wali Murid, dan Guru 6 bulan kemudian dalam Three Way Conference. b. Three Way Conference Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah: - Pembicaraan aktif tiga arah antara Siswa, Orang Tua dan Guru membahas realisasi dari tujuan yang telah disusun antara Siswa dan Orang Tua 6 bulan sebelumnya dalam Student Led Conference. - Penyusunan rencana berikutnya sesuai hasil evaluasi tujuan sebelumnya guna menghadapi kenaikan kelas di akhir semester genap di bulan Juni. c. School Exhibition Dalam format ini, yang menjadi fokus adalah: - Proses secara berkelompok di mana siswa menunjukkan dan menjelaskan hasil karya belajarnya kepada hadirin yang menghadiri pameran tersebut. - Unjuk kemampuan berpresentasi siswa dalam usahanya membuat para hadirin memahami apa yang dipelajarinya. - Mengedukasi orang tua mengenai pembelajaran Tematik dan apa perannya dalam pendidikan anak. Student Led Conference dilaksanakan pada akhir Term 1 (sekitar bulan September-Oktober). Dilaksanakan bersamaan dengan pembagian raport sisipan Semester Ganjil. Wali Murid akan dibantu secara sistematis dalam mempersiapkan diri menghadapi even ini. Sekolah akan mengeluarkan petunjuk tertulis tentang bagaimana dan apa yang dilakukan selama Student Led Conference. Three Way Conference dilaksanakan pada akhir Term 2 (sekitar bulan Maret). Dilaksanakan bersamaan dengan pembagian raport sisipan Semester Genap. Wali Murid akan dibantu secara sistematis dalam mempersiapkan diri menghadapi even ini. Sekolah akan mengeluarkan petunjuk tertulis tentang bagaimana dan apa yang dilakukan selama Three Way Conference. School Exhibition dilaksanakan akhir Semester Ganjil dan Genap. Wali Murid akan diundang khusus untuk datang dan berpartisipasi secara aktif dalam acara ini. 5. Raport SD YPPI-1 Surabaya Page 4
  • 5. Semua implikasi di atas berujung pada pelaporan hasil belajar kepada Wali Murid. Pada dasarnya, yang menjadi fokus kami adalah bagaimana raport itu bisa menceritakan bagaimana sebenarnya perkembangan belajar siswa. Karena itu, pada hakikatnya, yang dibutuhkan adalah Deskripsi Perkembangan Siswa. Raport CPA yang sekarang memang memiliki ruang Teacher Comment, namun hanya bisa diisi secara tulisan sehingga sangat merepotkan guru bila harus menulis deskripsi satu per satu. Bila dimungkinkan untuk mengisi Teacher Comment secara elektronik, maka tidak ada masalah besar menggunakan Raport CPA. Kami sendiri memikirkan untuk mengembangan raport alternatif bila diijinkan oleh Pengurus, mengingat masalah raport adalah masalah korporat (sama seluruh YPPI). Model ini kami kembangkan karena prinsip penilaian CPA (Cognitive, Psychomotoric, Affective) yang terpisah-pisah menurut hemat kami tidak memiliki dasar. CPA harusnya menjadi dasar pemikiran ketika mengembangkan sekuens belajar. Penilaian akhir (Summative Assessment) tetaplah satu nilai atau huruf atau apa saja yang melambangkan tingkat pencapaian anak (Level of Achievement). Kami yakin selama ini Wali Murid bingung dan tidak paham apa maksudnya ada tiga nilai berbeda terhadap topic atau kompetensi dasar anaknya. Selain itu, akan timbul masalah ketika raport ini dijadikan dasar nominasi anak kelas 6 menuju Ujian Nasional. Yang perlu dikembangkan menurut hemat kami adalah raport dengan fokus pada deskripsi perkembangan siswa, bukan format baru yang rumit dan sulit dipahami orang tua. B. English Immersion Program (Bilingual) Sesuai visi YPPI agar lulusan YPPI siap menghadapi globalisasi, maka peningkatan kompetensi anak berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris, menjadi tuntutan orang tua. Selama ini banyak keluhan tentang tidak seimbangnya kemampuan riil anak dengan perencanaan program. Menghayati problem ini kami berusaha memperbaiki kinerja dengan lebih memfokuskan diri pada Speaking. Tidak berarti aspek lain diabaikan, namun aspek berbicara adalah aspek yang paling lemah dan sering dikritik orang tua. Tim guru bahasa Inggris juga dikerahkan untuk mendampingi guru-guru mapel Matematika dan IPA dimana penguatan bahasa Inggris dikembangkan (bilingualism). Strategi praktik berbahasa di area tertentu (English Zone) juga diterapkan untuk memacu siswa dan guru mencoba berinteraksi menggunakan bahas Inggris. C. Character Building Pembinaan karakter di SD YPPI-1 masuk ke dalam beberapa struktur berikut: A. Cub SCOUT Mengingat SCOUT adalah program yayasan dalam mengembangkan karakter di mana SMP adalah inisiasi program tersebut, maka timbul gagasan di awal tahun ajaran ini untuk meletakkan dasar-dasar pembentukan karakter itu di level sekolah dasar. SD YPPI-1 Surabaya Page 5
  • 6. SCOUT di sekolah dasar belum kami desain sebagai program kepanduan sebagaimana di level SMP. SCOUT berpusat pada penghayatan anak terhadap nilai- nilai yang telah susun sebelumnya (YPPI Values), itulah kami menyebutnya Cub SCOUT atau Calon SCOUT. Penghayatan ini dilatihkan untuk menjadi tindakan nyata di keseharian anak tersebut. Dua strand yang menjadi jantung dari kurikulum SCOUT: a. Individual Service Learning Mulai kelas 1-3, anak-anak SD YPPI-1 dilatihkan untuk mau berkarya untuk sesame dalam lingkungan kecil di sekitarnya. Bukan perbuatan besar yang menjadi tujuan, tapi tindakan kecil sederhana yang dilakukan sebagai hasil penghayatan atas nilai-nilai YPPI. Kegiatan ini dilakukan secara individual dan dipresentasikan secara bergantian di kelas (peer sharing). b. Service Learning Project Penekanan kelas 4-6 sedikit berbeda dengan kelas 1-3. Kegiatan berkelompok diprioritaskan. Dalam level ini, anak-anak dalam kelompok, dilatihkan untuk merancang kegiatan karya untuk sesama. Secara bertahap, anak-anak berlatih merancang proyek pelayanan masyarakat dalam skala yang mungkin dikelola oleh anak-anak selevel mereka. Fokusnya tetap saja bukan perbuatan besar, tapi tindakan kecil sederhana yang dilakukan sebagai hasil penghayatan atas nilai- nilai YPPI. c. Cub SCOUT Outings & Leadership Camp (Gunung, Hutan, Laut) Selain kegiatan di kelas, Cub SCOUT juga mengalokasikan waktu berkegiatan di luar kelas, baik di dalam kota ataupun di luar kota. Program ini adalah program historis YPPI yang lama dikenal dengan Gunung, Hutan, Laut (GHL). Kami memodifikasi program ini dengan menjadikannya bagian dari Cub SCOUT. Ini dilakukan agar kegiatan yang cenderung outbound ini lebih memiliki tujuan dan desain holistik secara kurikulum. Untuk kelas 1-2 difokuskan pada pelestarian lingkungan di luar sekolah namun masih dalam levek risiko terkecil (misalnya Kebun Bibit, Taman Flora, dan sebagainya). Kelas 3-4 berfokus pada kemampuan bertahan hidup, khususnya di lingkungan terdekat anak-anak. Kemampuan bertahan hidup adalah kemampuan dasar yang patut dimiliki anak-anak agar dalam situasi darurat mampu membuat tindakan yang dibutuhkan. Kegiatan ini untuk kelas 3 masih dilakukan di dalam kota, sedangkan kelas 4 mulai dilakukan di luar kota dengan jadwal sehari. Program kelas 5-6 difokuskan pada pembentukan kepemimpinan. Kepemimpinan di sini memiliki arti luas: mulai dari memimpin dirinya sendiri dan memimpin orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Program ini dilakukan dua hari di luar kota. B. Bina Iman Pada dasarnya ini adalah extension dari pengajaran Agama di SD YPPI-1. Extension ini merupakan peluang yang didesain untuk mengaplikasikan pengajaran Agama di kelas. Bentuknya bisa bermacam-macam: bakti sosial, pengajian keluarga siswa, renungan pagi setiap Jumat, dan sebagainya. Program ini didesain semaksimal mungkin melibatkan Wali Murid, dengan tujuan membangun hubungan lebih mesra antara siswa dan orang tua dalam konteks keberagamaan. SD YPPI-1 Surabaya Page 6
  • 7. Demikian uraian singkat kami mengenai program terkait SD YPPI-1 sebagai Pilot Project School. Perlu digarisbawahi bahwa kami melakukan inovasi-inovasi di atas dengan sistem kejar tayang tahun ini, sehingga kami menyadari bahwa kesempurnaan mungkin belum terstandardisasi. Namun adalah harapan kami bahwa apa yang kami lakukan bisa member ilham kepada semua unit SD di YPPI sehingga bersama kita bisa melangkah lebih maju daripada sekarang. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa keberhasilan implementasi program yang kami desain di atas sangat dipengaruhi juga oleh aspek lain. Yang paling penting tentu saja sumber daya manusia atau guru. Model ini memerlukan guru yang terbuka pikirannya dan mau menjadi pembelajar seumur hidup. Model ini tidak memerlukan guru yang luar biasa. Yang diperlukan hanya guru yang mau berubah. Aspek lainnya adalah media belajar standar. Secara khusus kami menyoroti ketersediaan sumber belajar melalui internet. Sudah bukan rahasia lagi bahwa kondisi komputer di seluruh SD YPPI sebagai penunjang sarana belajar via internet tidak memuaskan. Kami rasa aspek ini perlu segera dibenahi karena bagaimanapun internet sudah menjadi salah satu sumber belajar yang murah dan luas jangkauannya bagi siswa. Atas perhatian para Pengurus kami mengucapkan banyak terima kasih. *) Tim Pengembang Kurikulum SD YPPI-1: a. Rendra Prihandono, S.Sos --- Kepala SD YPPI-1 b. Arie Indrassanto, S.Pd --- Wakil Kepala SD YPPI-1 c. Susi Rubiasih, S.Pd --- Wakil Kepala SD YPPI-1 SD YPPI-1 Surabaya Page 7