SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Pengertian Manajemen Pendidikan
Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari berbagai bidang kehidupan.
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti menangani sesuatu,
mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh
sumber daya yang ada.
Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen,
karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun
demikian dari pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan menyatakan
bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Berikut ini merupakan defenisi manajemen dari beberapa ahli:
1.

Menurut Syamsi (1985:10) “Manajemen adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha
kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama
dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

2. Menurut Soepardi (1988:7) “ Manajemen adalah keseluruhan proses kegiatan-kegiatan
kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih oarang-orang secara bersama-sama
dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3.

Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

4.

Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama.

5. Menurut Georgy R. Terry (1986:4), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuantujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
6. Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain dengan kata lain bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam
pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
7.

Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

8.

Dr. Sp. Siagian dalam buku Filsafat Manajemen Management, management dapat
didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”.
9.

Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku Kerangka Pokok-Pokok
Management, management dapat diartikan :
a. kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas;
b. proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan- urutan;
c. insitut/ orang – orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan

10. Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf
Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :
“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi
(organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian,
manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.
11. William H Newman (1951) mendefinikan manajemen adalah dapat dipahami sebagai
pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang
ke arah pencapaian tujuan bersama.
12. Sondang P. Siagian (1985;2) mengatakan bahwa manajemen adalah keseluruhan proses
pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya
dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
13. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, (1982 : 124). Manajemen itu adalah pengendalian dan
pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan
(planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja
yang tertentu.
14. Menurut Boone dan Kurtz (1984 : 4). Management is the use of people and other
resources to accomplish objective.
15.

Menurut Sondang P. Siagian (1997 : 5). Manajemen dapat didefinisikan sebagai
„kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain‟. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa
manajemen merupakan alat pelaksana utama Manajemen.

2. Pengertian Pendidikan
Berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk
dituntut agar tumbuh dan berkembang.
Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang
berarti mengembang, tumbuh.
“Seperti satu benih yang menumbuhkan tunas dan lembaganya, makin mengeras dan kokoh
batangnya hingga mengagumkan bagi banyak petani”.
Berikut ini merupakan defenisi pendidikan dari beberapa ahli:
1. Johann Amos Comenuis. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus diorientasikan ke
dunia sana (baka), keakhirat. Ia menekankan pendidikan budi pekerti dan kearifan.
2. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung : Pendidikan ialah yang memiliki 3 macam fungsi,
yaitu : 1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan
hidup (survival) masyarakat sendiri 2). Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
dengan

peranan-peranan

tersebut

dari

generasi

tua

kepada

generasi

muda.

3).

Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat
yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan
peradaban.

Dengan

kata

lain,

tanpa

nilai-nilai

keutuhan

(integrity)

dan

kesatuan

(integration) suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat
terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat
itu sendiri.
3. John Dewey, Ia penganut aliran filsafat pragmatisme. Seorang pragmatis berpendapat
bahwa suatu pengetahuan itu benar apabila pengetahuan itu berguna dalam memecahkan
masalah kehidupan. Jadi mengandung nilai praktis. Pendidikan memiliki 2 aspek yakni
aspek psikologis dan aspek sosiologis. Aspek psikologis artinya tiap anak mempunyai dayadaya atau potensi yang harus dikembangkan. Aspek sosiologis adalah bahwa perkembangan
daya atau potensi itu diarahkan agar bremanfaat dalam kehidupan sosial.
4. Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan pendidikan sebagai proses pemberian pengetahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian
atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam
kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang
bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.
5. Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju
terbentuknya keperibadian yang utama.
6. Francis Bacon, ia berkeyakinan bahwa pendidikan ialah apabila manusia ingin sarnpai pada
kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke cara berpikir yang
induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan
dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan
mengatur

strategi

hidup.

Artinya,

dengan

terbukanya

alam

kita

rnanusia

dapat

menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia.
7. Jean Baptiste La Salle, ia berpendapat bahwa pendidikan harus tertuju kepada hal-hal
yang bersifat kebakaan (keakhiratan). Di dalam menyiasati pendidikan ia menggunakan alat
pendidikan yang terkenal yakni hukuman dan ganjaran. Ia menekankan pengajaran
kelompok.
8. John Locke (1632-1704), ia seorang tabib yang ahli filsafat dan ahli ilmu jiwa. Tentang
masalah pendidikan Locke berpendapat bahwa pendidikan itu berkuasa bahkan maha
kuasa. Ia tidak percaya adanya pembawaan (bakat). Tujuan pendidikan menurut dia adalah
membetuk seseorang kasatria (gentleman) yang saleh dan berguna bagi hidup bersama
dalam masyarakat. Sebagai seorang tabib (dokter) ia menekankan pentingnya pendidikan
jasmani. Locke juga adalah seorang deist (De = Deus = Tuhan). Tetapi ia tidak mau
menerima ajaran agama yang dogmatis (kaku, beku, lugu). Baginya agama adalah akal
budi. Oleh karenat itu ia memperhatikan pendidikan kesusilaan. Manusia harus mampu
munguasai diri sendiri dan memiliki hargadiri.
9. Menurut M.J. Langeveld ; "Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing
yang belum kepada kedewasaan (Kartini Kartono, 1997:11).
10.Zuhairin (1982), ”Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau
semua

usaha

generasi

tua

untuk

mengalihkan

(melimpahkan)

pengetahuannya,

pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha
untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun
rohaniah.”
11.Friedrich Frobel (1782-1852), sangat mencintai anak dengan dunia anak-anaknya. Dia
berpendapat bahwa Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memperhatikan
persesuaian antara kebutuhan dengan alam anak-anak. Perinsip pendidikan Frobel adalah
anak harus dibuat aktif, aktif bermain dan aktif bekerja serta aktif berlatih. Perinsip
didaktiknya adalah pengajaran harus dimulai dari yang sederhana, yang gampang
meningkat kepada hal-hal yang komplek, yang sulit.
12.Montessori

:

Asas

pendidikan

yang

dikehendaki

Montessori

adalah

kebebasan/kemerdekaan. Dalam menyiasati pendidikan (pengajaran) ia tidak setuju dengan
hukuman. Hukuman akan datang dari anak itu sendiri manakala anak itu mengalami
kegagalan dan berbuat kesalahan. Prinsip-prinsip dasar metode pengajaran Montessori ; 1)
prinsip kebebasan, 2) prinsip ilmiah, 3) prinsip keaktifan sendiri.
13.Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (1986) berpendapat bahwa, Pendidikan adalah
suatu pengajaran yang melatih perasaan sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan,
dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, dipengaruhi sekali oleh nilai
spritual dan sangat sadar akan nilai-nilai etis.
14.Endang Saifuddin Anshari, “Pendidikan adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan,
usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi,
dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka
waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah
terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi diri.”
15.UU Nomor 20 tahun 2003,”Pengertian Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan

potensi

dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
16.Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa Pendidikan itu ialah menanamkan akhlak yang mulia di
dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan
nasihat, sehingga ahklak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan
tanah air.
17.J. J. Rousesau berpendapat bahhwa pada dasar (asal)-nya rnunusia baik, menjadi jelek
(jahat) karena peng lingkungan. Dasar pendidikan menurut Rousseau adalah pembawaan
dan tujuan pendidikan ialah membentuk manusia yang bebas merdeka. Sifat pendidikan
adalah individualistis dan individu (anak) itu harus dijauhkan dari pengaruh masyarakat dan
bahkan dijauhkan dari orang tuanya. Hasil pemikirannya dituangkan dalam buku Le
Contract Social berisi tentang ilmu kenegaraan dan Emile yang berisi bagaimana mendidik
anak sampai dewasa yang baik dan benar.
18.Pendapat Pentalozzi J.H. Pestalozzi sangat mementingkan pendidikan keluarga. Keluarga
menurut Pestalozzi merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Inti pendidikan adalah
pendidikan kesusilaan dan pendidikan keagaman. Dasar pendidikan menurut dia adalah
kodrat anak dan tujuan pendidikan mengembangkan segala daya kemampuan anak untuk
mencapai

kemanusiaan

sejati.

Adalah

menjadi

tugas

pendidik

agar

anak

dapat

mengentaskan dirinya sendiri (dapat hidup mandiri).
19.Munurut Rasyid Ridho, pendidikan (at-ta‟lim) adalah proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Definisi ini
berpijak pada firman Allah al-Baqoroh ayat 31 tentang allama Allah kepada Nabi Adam as,
sedangkan proses tranmisi dilakukan secara bertahap sebagaimana Adam menyaksikan dan
menganalisis asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya.
20.Syahminan Zaini; “Pengertian Pendidikan dalam pandangan islam adalah membentuk
manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak,
berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang
tinggi dan berpendirian teguh”.
21.Anwar Jasin (1985), “Pendidikan adalah kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang
sesuai dengan nilai-nilai yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka.
Maka, dengan pengertian atau definisi itu, kegiatan atau proses pendidikan hanya berlaku
pada manusia tidak pada hewan."
22.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan
datang”. Istilah pendidikan berasal dan kata “didik” dengan memberikan awalan “pe” dan
akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan, hal, cara, dan sebagainya”.
23.Menurut Poerbacaraka dan Harahap (dalam Muhibbin Syah, 2001:11) pendidikan adalah
usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya untuk meningkatkan
[mentalitas] anak menuju kedewasaan, yakni mampu menumbuhkan tanggung jawab moral
atas segala perbuatannya. Menurut M.J. Langeveid (dalam Hery Noer Aly, 1999:3)
pendidikan
kedewasaan

atau
dan

pedagogik

adalah

kemandirian.

kegiatan

Kingsley

Price

membimbing
(dalam

anak

Hery

Noer

manusia
Aly,

menuju

1999:

3)

mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses dimana kekayaan budaya non-fisik
[mental] dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak atau mengajar orang-orang
dewasa.
24.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Hery Noer Aly, 1999: 2). Ahmad D. Marimba
(1989: 19) mengartikan pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknva kepribadian
yang utama.

Secara terminologis, para ahli pendidikan mendefinisikan kata pendidikan dengan
berbagai

tujuan.

Abdurahman

Al-Bani

mendefinisikan

pendidikan

(tarbiyah)

adalah

pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam (Ahmad
Tafsir, 200 1: 29). Dalam Dictionary of Educaition dinyatakan bahwa pendidikan adalah:
a. Proses seorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat tempat mereka hidup.
b. Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungannya yang
terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang di sekolah), sehingga mereka dapat
memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Dengan kata lain, perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingah laku, pikiran
dan sikapnya (Nanang Fattah, 2003: 4).
Dari beberapa definisi di atas, kalau diteliti lebih lanjut, meskipun batasan yang
dikemukakan para ahli berbeda, terlihat garis benang merah bahwa pendidikan merupakan
usaha peningkatan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya [aspek jasmaniah dan
rohaniah[. Jadi, pendidikan merupakan aktivitas yang disengaja dan mengandung tujuan
yang tentu dan di dalamnya terlibat berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu sistem yang saling mempengaruhi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia
untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya
yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa, cipta, dan hati nurani) dan jasmani (panca indra serta
keterampilan).
3. Pengertian Manajemen Pendidikan
Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang
terkait dengan organisasi pendidikan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan manajemen
pendidikan tersebut, tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Berikut ini merupakan defenisi manajemen pendidikan dari beberapa ahli:
1.

Manajemen

Pendidikan

menurut

Syarif

(1976

:7)

“segala

usaha

bersama

untuk

mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien
untuk menunjang tercapainya pendidikan.
2.

Menurut Sutisna (1979:2-3) adalah : Manajemen pendidikan adalah keseluruhan
(proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan
efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsifungsinya dengan
jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi,
koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai
urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum,
guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang
tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan
penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

3. Djam’an Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan
proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia
dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
4. Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan
sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan sebelumnya.
5.

Biro

Perencanaan

Depdikbud,

(1993:4).

Manajemen

pendidikan

ialah

proses

perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber
daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan
jasmani

dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab

kemasyarakat dan kebangsaan.
6. Castetter. (1996:198). Managing of educational is a social process that take place within
the context of social system.
7.

Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi
proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan,
sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.

8.

Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di
dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

9. Hadari Nawawi (1981 : 11) mengemukakan Manajemen pendidikan, adalah rangkaian
kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di
lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal.
10.Encyclopedia of educational research chester W. Haris mendefinisikan Manajemen
pendidikan sebagai suatu proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumbersumber personalia dan material sebagai usaha untuk meningkatkan secara efektif
pengembangan kualitas manusia.
11.Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) bahwa : Manajemen pendidikan merupakan suatu
usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia,
uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
12.Menurut Stephen J. Knezeich Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsifungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas
pelayanan

pendidikan,

sebagaimana

pelaksanaan

kebijakan

melalui

perencanaan,

pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus
dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan perubahan
esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan.
13.Daryanto (1998:8) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja
dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif.
14.Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah upaya
menerapkan kaidah-kaidah Manajemen dalam bidang pendidikan.
15.Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa Manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu
Manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan Manajemen dalam pembinaan,
pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan.
Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam
aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
16.Gaffar mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu
proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka
panjang (Mulyasa, 2002: 19).
17.Menurut H. A. R. Tilaar (2001:4) manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang
mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.

 Manajemen pendidikan adalah segala usaha bersama mulai dari perencanaan,
pengorganisassian, pelaksanaan, dan pengevaluasian dalam hal mendayagunakan
semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
yang teelah ditetapkan yaitu tujuan pendidikan.

 Jadi “Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam
bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan
atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”
Komponen dan sub komponen Manajemen Pendidikan
Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen berupa
perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, kepemimpinan pendidikan, penggiatan
atau pelaksanaan pendidikan, pengendalian atau pengawasan pendidikan.
 Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan manajemen
pendidikan mencakup sub-sub komponen:
(1) perencanaan;
(2) sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-aspek
pengembangan (jenis pendidikan);
(3) organisasi;
(4) administrasi;
(5) keuangan;
(6) pemasokan tenaga pendidikan;
(7) sistem evaluasi; dan
(8) penelitian.
 Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan
Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut :
1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja.
2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat
dan kemampuannya
4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
5. Relativitas nilai-nilai
Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus
memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai.
Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman, dan nilai-nilai
yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaransasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki
komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan gagasan prinsip
manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam perencanaan. Penerapan pada
manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur
pejabat dan fungsional dinas, dan lebih baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi
dan objektif dinas pendidikan.
Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat
dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan
tujuh langkah MBO yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah
Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah
Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan
Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran
Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran
Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh
atasan
7. Lakukan monitoring dan buat laporan.
 Fungsi Manajemen Pendidikan
Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan
profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing,
staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling.
Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan
perluasan facilitating, motivating, innovating. Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan
sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan
sebagai ”quality assurance” dengan tugas supervise debagai upaya pembinaan terhadap staf
untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.
 Referensi :
 Bush, Tony. 2003. Theories of Educational Leadership and Management. London:
Sage Publications.
 Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
 Mudyahardjo, Redja. 2006. Filasafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
 Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
 Prayitno. 2008. Arah dan langkah pengembangan Fakultas/ Jurusan Kependidikan.
Makalah: disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya
Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia.
 Rivai, Veithzal dan Murni, Silviana. 2008. Education Management.
 Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.
 Tasmara, Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani.
 Tilaar, H.A.R. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
 Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusiaEksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusiaDodyk Fallen
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahmahmudi moedy
 
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanMakalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanarsita_alazhari
 
Pendidikan falsafah islam dan timur
Pendidikan falsafah islam dan timurPendidikan falsafah islam dan timur
Pendidikan falsafah islam dan timurAna Roshila
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan IslamRahmad Alfianto
 
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanEdwarn Abazel
 
defenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatandefenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatanrani rizka
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamYuliana Aminulloh
 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanNaya Ti
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfhy
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan febrywenny
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IFauzi Din
 
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanResensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanRatih Aini
 
Bagi falsafah pendidikan timur
Bagi falsafah pendidikan timurBagi falsafah pendidikan timur
Bagi falsafah pendidikan timurLindungan Bulan
 
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moralModul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moralHon Shan Shan
 

Mais procurados (20)

Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusiaEksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
Eksistensi pendidikan dalam pengembangan fitrah manusia
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyahManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-tuti alwiyah
 
Idealisme dalam pendidikan
Idealisme dalam pendidikanIdealisme dalam pendidikan
Idealisme dalam pendidikan
 
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikanMakalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
Makalah konsep dan fungsi manajemen pendidikan
 
Etika guru
Etika guruEtika guru
Etika guru
 
Pendidikan falsafah islam dan timur
Pendidikan falsafah islam dan timurPendidikan falsafah islam dan timur
Pendidikan falsafah islam dan timur
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan Islam
 
Manajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikanManajemen lembaga pendidikan
Manajemen lembaga pendidikan
 
defenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatandefenisi kepemimpinan dari pendekatan
defenisi kepemimpinan dari pendekatan
 
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islamMakalah pendidik dlm pendidikan islam
Makalah pendidik dlm pendidikan islam
 
Kepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikanKepemimpinan pendidikan
Kepemimpinan pendidikan
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
Ilmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam IIlmu pendidikan islam I
Ilmu pendidikan islam I
 
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen PendidikanResensi Buku Manajemen Pendidikan
Resensi Buku Manajemen Pendidikan
 
Bagi falsafah pendidikan timur
Bagi falsafah pendidikan timurBagi falsafah pendidikan timur
Bagi falsafah pendidikan timur
 
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moralModul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
Modul 3108 prekembangan kerohanian dan moral
 

Semelhante a Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Terminal Purba
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDani Rusdani
 
Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan
Pengembangan Ilmu Manajemen PendidikanPengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan
Pengembangan Ilmu Manajemen PendidikanDjadja Sardjana
 
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxPPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxsaibani3
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanlinda_rosalina
 
Tugasan fpk pbs
Tugasan fpk  pbsTugasan fpk  pbs
Tugasan fpk pbsFa Zurin
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikansilvia kuswanti
 
Makalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMakalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMuzani Ghifari
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanSherly Anggraini
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMhdTaajuddin
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Yamanto Isa
 
pengantar pendidikan
pengantar pendidikanpengantar pendidikan
pengantar pendidikantrisca
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikandindaa99
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)HaffazFurqani
 
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)087dwi
 

Semelhante a Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02 (20)

Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02
 
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadiDasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
Dasar dasar manajemen (elaborasi) jadi
 
Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan
Pengembangan Ilmu Manajemen PendidikanPengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan
Pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Pengantar manajemen
Pengantar manajemenPengantar manajemen
Pengantar manajemen
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
Makalah pls
Makalah plsMakalah pls
Makalah pls
 
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptxPPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
PPT Makalah MPI. RIAN SAPUTRA.pptx
 
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikanWawasan dasar pengelolaan pendidikan
Wawasan dasar pengelolaan pendidikan
 
Tugasan fpk pbs
Tugasan fpk  pbsTugasan fpk  pbs
Tugasan fpk pbs
 
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanMakalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Makalah Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
Makalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi PendidikanMakalah Administrasi Pendidikan
Makalah Administrasi Pendidikan
 
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan PendidikanWawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan
 
22222
2222222222
22222
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
pengantar pendidikan
pengantar pendidikanpengantar pendidikan
pengantar pendidikan
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
 
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
2 pengetian dan pendidikan (pb 1)
 

Manajemenpendidikan 110510225231-phpapp02

  • 1. Pengertian Manajemen Pendidikan Pendidikan memiliki fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang akan menjadi aktor-aktor dalam menjalankan fungsi dari berbagai bidang kehidupan. 1. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “manus” yang berarti “tangan”, berarti menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti yang diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada. Secara teoritis, setiap ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua orang. Namun demikian dari pemikiran-pemikiran ahli tentang defenisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses mendayagunakan orang dan sumber lainnya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berikut ini merupakan defenisi manajemen dari beberapa ahli: 1. Menurut Syamsi (1985:10) “Manajemen adalah seluruh kegiatan dalam setiap usaha kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih orang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. 2. Menurut Soepardi (1988:7) “ Manajemen adalah keseluruhan proses kegiatan-kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok atau lebih oarang-orang secara bersama-sama dan simultan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. 4. Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. 5. Menurut Georgy R. Terry (1986:4), manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuantujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. 6. Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain dengan kata lain bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. 7. Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 8. Dr. Sp. Siagian dalam buku Filsafat Manajemen Management, management dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”.
  • 2. 9. Menurut Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman dalam buku Kerangka Pokok-Pokok Management, management dapat diartikan : a. kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas; b. proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan- urutan; c. insitut/ orang – orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan 10. Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa : “Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”. 11. William H Newman (1951) mendefinikan manajemen adalah dapat dipahami sebagai pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-usaha suatu kelompok orang-orang ke arah pencapaian tujuan bersama. 12. Sondang P. Siagian (1985;2) mengatakan bahwa manajemen adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 13. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, (1982 : 124). Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan kerja yang tertentu. 14. Menurut Boone dan Kurtz (1984 : 4). Management is the use of people and other resources to accomplish objective. 15. Menurut Sondang P. Siagian (1997 : 5). Manajemen dapat didefinisikan sebagai „kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain‟. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama Manajemen. 2. Pengertian Pendidikan Berasal dari kata Yunani “educare” yang berarti membawa keluar yang tersimpan, untuk dituntut agar tumbuh dan berkembang. Dan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah “tarbiyah”, berasal dari kata “raba-yarbu” yang berarti mengembang, tumbuh.
  • 3. “Seperti satu benih yang menumbuhkan tunas dan lembaganya, makin mengeras dan kokoh batangnya hingga mengagumkan bagi banyak petani”. Berikut ini merupakan defenisi pendidikan dari beberapa ahli: 1. Johann Amos Comenuis. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus diorientasikan ke dunia sana (baka), keakhirat. Ia menekankan pendidikan budi pekerti dan kearifan. 2. Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung : Pendidikan ialah yang memiliki 3 macam fungsi, yaitu : 1). Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup (survival) masyarakat sendiri 2). Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. 3). Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (surviral) suatu masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan (integrity) dan kesatuan (integration) suatu masyarakat, maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri. 3. John Dewey, Ia penganut aliran filsafat pragmatisme. Seorang pragmatis berpendapat bahwa suatu pengetahuan itu benar apabila pengetahuan itu berguna dalam memecahkan masalah kehidupan. Jadi mengandung nilai praktis. Pendidikan memiliki 2 aspek yakni aspek psikologis dan aspek sosiologis. Aspek psikologis artinya tiap anak mempunyai dayadaya atau potensi yang harus dikembangkan. Aspek sosiologis adalah bahwa perkembangan daya atau potensi itu diarahkan agar bremanfaat dalam kehidupan sosial. 4. Abdul Fattah Jalal, mendefinisikan pendidikan sebagai proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. 5. Ahmad D.Marimba, merumuskan pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama. 6. Francis Bacon, ia berkeyakinan bahwa pendidikan ialah apabila manusia ingin sarnpai pada kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif dan beralih ke cara berpikir yang
  • 4. induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat membuka rahasia alam dan dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat menentukan sikap dan mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam kita rnanusia dapat menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia. 7. Jean Baptiste La Salle, ia berpendapat bahwa pendidikan harus tertuju kepada hal-hal yang bersifat kebakaan (keakhiratan). Di dalam menyiasati pendidikan ia menggunakan alat pendidikan yang terkenal yakni hukuman dan ganjaran. Ia menekankan pengajaran kelompok. 8. John Locke (1632-1704), ia seorang tabib yang ahli filsafat dan ahli ilmu jiwa. Tentang masalah pendidikan Locke berpendapat bahwa pendidikan itu berkuasa bahkan maha kuasa. Ia tidak percaya adanya pembawaan (bakat). Tujuan pendidikan menurut dia adalah membetuk seseorang kasatria (gentleman) yang saleh dan berguna bagi hidup bersama dalam masyarakat. Sebagai seorang tabib (dokter) ia menekankan pentingnya pendidikan jasmani. Locke juga adalah seorang deist (De = Deus = Tuhan). Tetapi ia tidak mau menerima ajaran agama yang dogmatis (kaku, beku, lugu). Baginya agama adalah akal budi. Oleh karenat itu ia memperhatikan pendidikan kesusilaan. Manusia harus mampu munguasai diri sendiri dan memiliki hargadiri. 9. Menurut M.J. Langeveld ; "Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing yang belum kepada kedewasaan (Kartini Kartono, 1997:11). 10.Zuhairin (1982), ”Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.” 11.Friedrich Frobel (1782-1852), sangat mencintai anak dengan dunia anak-anaknya. Dia berpendapat bahwa Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memperhatikan persesuaian antara kebutuhan dengan alam anak-anak. Perinsip pendidikan Frobel adalah anak harus dibuat aktif, aktif bermain dan aktif bekerja serta aktif berlatih. Perinsip didaktiknya adalah pengajaran harus dimulai dari yang sederhana, yang gampang meningkat kepada hal-hal yang komplek, yang sulit.
  • 5. 12.Montessori : Asas pendidikan yang dikehendaki Montessori adalah kebebasan/kemerdekaan. Dalam menyiasati pendidikan (pengajaran) ia tidak setuju dengan hukuman. Hukuman akan datang dari anak itu sendiri manakala anak itu mengalami kegagalan dan berbuat kesalahan. Prinsip-prinsip dasar metode pengajaran Montessori ; 1) prinsip kebebasan, 2) prinsip ilmiah, 3) prinsip keaktifan sendiri. 13.Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (1986) berpendapat bahwa, Pendidikan adalah suatu pengajaran yang melatih perasaan sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan, dipengaruhi sekali oleh nilai spritual dan sangat sadar akan nilai-nilai etis. 14.Endang Saifuddin Anshari, “Pendidikan adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh obyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan sebagainya ), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu, dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi diri.” 15.UU Nomor 20 tahun 2003,”Pengertian Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. 16.Mustofa Al-Ghulayani : Bahwa Pendidikan itu ialah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat, sehingga ahklak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air. 17.J. J. Rousesau berpendapat bahhwa pada dasar (asal)-nya rnunusia baik, menjadi jelek (jahat) karena peng lingkungan. Dasar pendidikan menurut Rousseau adalah pembawaan dan tujuan pendidikan ialah membentuk manusia yang bebas merdeka. Sifat pendidikan adalah individualistis dan individu (anak) itu harus dijauhkan dari pengaruh masyarakat dan bahkan dijauhkan dari orang tuanya. Hasil pemikirannya dituangkan dalam buku Le Contract Social berisi tentang ilmu kenegaraan dan Emile yang berisi bagaimana mendidik anak sampai dewasa yang baik dan benar.
  • 6. 18.Pendapat Pentalozzi J.H. Pestalozzi sangat mementingkan pendidikan keluarga. Keluarga menurut Pestalozzi merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Inti pendidikan adalah pendidikan kesusilaan dan pendidikan keagaman. Dasar pendidikan menurut dia adalah kodrat anak dan tujuan pendidikan mengembangkan segala daya kemampuan anak untuk mencapai kemanusiaan sejati. Adalah menjadi tugas pendidik agar anak dapat mengentaskan dirinya sendiri (dapat hidup mandiri). 19.Munurut Rasyid Ridho, pendidikan (at-ta‟lim) adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Definisi ini berpijak pada firman Allah al-Baqoroh ayat 31 tentang allama Allah kepada Nabi Adam as, sedangkan proses tranmisi dilakukan secara bertahap sebagaimana Adam menyaksikan dan menganalisis asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya. 20.Syahminan Zaini; “Pengertian Pendidikan dalam pandangan islam adalah membentuk manusia yang berjasmani kuat dan sehat dan trampil, berotak cerdas dan berilmua banyak, berhati tunduk kepada Allah serta mempunyai semangat kerja yang hebat, disiplin yang tinggi dan berpendirian teguh”. 21.Anwar Jasin (1985), “Pendidikan adalah kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang sesuai dengan nilai-nilai yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Maka, dengan pengertian atau definisi itu, kegiatan atau proses pendidikan hanya berlaku pada manusia tidak pada hewan." 22.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Istilah pendidikan berasal dan kata “didik” dengan memberikan awalan “pe” dan akhiran “kan”, mengandung arti “perbuatan, hal, cara, dan sebagainya”. 23.Menurut Poerbacaraka dan Harahap (dalam Muhibbin Syah, 2001:11) pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya untuk meningkatkan [mentalitas] anak menuju kedewasaan, yakni mampu menumbuhkan tanggung jawab moral atas segala perbuatannya. Menurut M.J. Langeveid (dalam Hery Noer Aly, 1999:3) pendidikan kedewasaan atau dan pedagogik adalah kemandirian. kegiatan Kingsley Price membimbing (dalam anak Hery Noer manusia Aly, menuju 1999: 3) mengemukakan bahwa pendidikan adalah proses dimana kekayaan budaya non-fisik [mental] dipelihara atau dikembangkan dalam mengasuh anak atau mengajar orang-orang dewasa.
  • 7. 24.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Hery Noer Aly, 1999: 2). Ahmad D. Marimba (1989: 19) mengartikan pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknva kepribadian yang utama. Secara terminologis, para ahli pendidikan mendefinisikan kata pendidikan dengan berbagai tujuan. Abdurahman Al-Bani mendefinisikan pendidikan (tarbiyah) adalah pengembangan seluruh potensi anak didik secara bertahap menurut ajaran Islam (Ahmad Tafsir, 200 1: 29). Dalam Dictionary of Educaition dinyatakan bahwa pendidikan adalah: a. Proses seorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup. b. Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungannya yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang di sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain, perubahan-perubahan yang sifatnya permanen dalam tingah laku, pikiran dan sikapnya (Nanang Fattah, 2003: 4). Dari beberapa definisi di atas, kalau diteliti lebih lanjut, meskipun batasan yang dikemukakan para ahli berbeda, terlihat garis benang merah bahwa pendidikan merupakan usaha peningkatan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya [aspek jasmaniah dan rohaniah[. Jadi, pendidikan merupakan aktivitas yang disengaja dan mengandung tujuan yang tentu dan di dalamnya terlibat berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu sistem yang saling mempengaruhi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya yaitu rohani (pikiran, karsa, rasa, cipta, dan hati nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan).
  • 8. 3. Pengertian Manajemen Pendidikan Secara sederhana manajemen pendidikan adalah suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi pendidikan. Sehingga diharapkan melalui kegiatan manajemen pendidikan tersebut, tujuan pendidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Berikut ini merupakan defenisi manajemen pendidikan dari beberapa ahli: 1. Manajemen Pendidikan menurut Syarif (1976 :7) “segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materiil) secara efektif dan efisien untuk menunjang tercapainya pendidikan. 2. Menurut Sutisna (1979:2-3) adalah : Manajemen pendidikan adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber-sumber personil dan materiil sesuai yang tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama. Ia mengerjakan fungsifungsinya dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang-orang. Proses ini meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi, pengawasan, penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sessuatu mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan seklah seperti kurikulum, guru, murid, metode-metode, alat-alat pelajaran, dan bimbingan. Juga soal-soal tentang tanah dan bangunan sekolah, perlengkapan, pembekalan, dan pembiayaan yang diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya. 3. Djam’an Satori, (1980: 4). Manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. 4. Made Pidarta, (1988:4). Manajemen Pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. 5. Biro Perencanaan Depdikbud, (1993:4). Manajemen pendidikan ialah proses perencanaan, peng-organisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta bertanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
  • 9. 6. Castetter. (1996:198). Managing of educational is a social process that take place within the context of social system. 7. Soebagio Atmodiwirio. (2000:23). Manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagi proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. 8. Engkoswara (2001:2). Manajemen pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. 9. Hadari Nawawi (1981 : 11) mengemukakan Manajemen pendidikan, adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan, secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal. 10.Encyclopedia of educational research chester W. Haris mendefinisikan Manajemen pendidikan sebagai suatu proses pengintegrasian segala usaha pendayagunaan sumbersumber personalia dan material sebagai usaha untuk meningkatkan secara efektif pengembangan kualitas manusia. 11.Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) bahwa : Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 12.Menurut Stephen J. Knezeich Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsifungsi organisasi yang memiliki tujuan utama untuk menjamin efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, sebagaimana pelaksanaan kebijakan melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, dan iklim organisasi yang kondusif, serta menentukan perubahan esensial fasilitas untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat di masa depan. 13.Daryanto (1998:8) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah suatu cara bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang efektif. 14.Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan Manajemen pendidikan adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah Manajemen dalam bidang pendidikan.
  • 10. 15.Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa Manajemen pendidikan adalah penerapan ilmu Manajemen dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan Manajemen dalam pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan praktek-praktek pendidikan. Manajemen pendidikan adalah aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 16.Gaffar mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematis, sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang (Mulyasa, 2002: 19). 17.Menurut H. A. R. Tilaar (2001:4) manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan yang mengimplementasikan perencanaan atau rencana pendidikan.  Manajemen pendidikan adalah segala usaha bersama mulai dari perencanaan, pengorganisassian, pelaksanaan, dan pengevaluasian dalam hal mendayagunakan semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan yang teelah ditetapkan yaitu tujuan pendidikan.  Jadi “Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.”
  • 11. Komponen dan sub komponen Manajemen Pendidikan Secara umum manajemen pendidikan dijabarkan melalui beberapa komponen berupa perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, kepemimpinan pendidikan, penggiatan atau pelaksanaan pendidikan, pengendalian atau pengawasan pendidikan.  Redja Mudyahardjo dalam Filsafat Ilmu Pendidikan mengemukakan manajemen pendidikan mencakup sub-sub komponen: (1) perencanaan; (2) sistem pendidikan menurut tahap-tahap perkembangan (jenjang pendidikan) dan aspek-aspek pengembangan (jenis pendidikan); (3) organisasi; (4) administrasi; (5) keuangan; (6) pemasokan tenaga pendidikan; (7) sistem evaluasi; dan (8) penelitian.  Prinsip-Prinsip Manajemen Pendidikan Douglas (1963:13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut : 1. Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja. 2. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab 3. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuannya 4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia 5. Relativitas nilai-nilai Prinsip-prinsip diatas memiliki esensi bahwa manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-orang, tugas-tugas, dan nilai-nilai. Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntutan zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam bentuk visi, misi dan sasaransasaran. Ketiga bentuk tujuan itu harus dirumuskan dalam satu kekuatan tim yang memiliki komitmen terhadap kemajuan dan masa depan organisasi.
  • 12. Drucker (1954) melalui MBO (management by objective) memberikan gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan lebih baik terapat stakeholders untuk merumuskan visi, misi dan objektif dinas pendidikan. Pada tingkat sekolah, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, siswa, orang tua siswa, masyarakat dan stakeholders duduk bersama membahas rencana strategis sekolah dengan mengembangkan tujuh langkah MBO yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai sekolah Menganalisis apakah hasil akhir itu berkaitan dengan tujuan sekolah Berunding menetapkan sasaran-sasaran yang dibutuhkan Menetapkan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mencapai sasaran Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan 7. Lakukan monitoring dan buat laporan.  Fungsi Manajemen Pendidikan Mengadopsi fungsi manajemen dari para ahli, fungsi manajemen yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, leading (facilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat memakai istilah leading dengan perluasan facilitating, motivating, innovating. Selanjutnya fungsi pengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan sebagai ”quality assurance” dengan tugas supervise debagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memeprbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan.  Referensi :  Bush, Tony. 2003. Theories of Educational Leadership and Management. London: Sage Publications.  Engkoswara dan Komariah, Aan. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.  Mudyahardjo, Redja. 2006. Filasafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.  Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta  Prayitno. 2008. Arah dan langkah pengembangan Fakultas/ Jurusan Kependidikan. Makalah: disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan dan Temu Karya Dekan FIP/FKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia.  Rivai, Veithzal dan Murni, Silviana. 2008. Education Management.  Sudjana. 2004. Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.  Tasmara, Toto. 2006. Spiritual Centered Leadership. Jakarta: Gema Insani.
  • 13.  Tilaar, H.A.R. 2006. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.  Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL  Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.