SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mencapai tujuan tersebut di atas maka diselenggarakan pembangunan yang
berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan
terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang
kesehatan. 1
Masalah kesehatan yang dihadapi adalah masalah penyakit menular dan penyakit
tidak menular. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan
masalah yang sangat kompleks yang bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta pada
umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat
keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam
bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.2
Menurut WHO (2005) prevalensi kusta dunia yang tertinggi terdapat di Wilayah
Asia Tenggara (0,79 per 10.000 penduduk), Wilayah Afrika (0,63 per 10.000 penduduk),
Wilayah Amerika (0,39 per 10.000 penduduk), Wilayah Timur Mediterania (0,08 per
10.000 penduduk) dan Wilayah Pasifik Barat (0,05 per 10.000 penduduk).3
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Laporan WHO (2005) prevalensi kusta di dunia tertinggi terdapat di
India (1,98 per 10.000 penduduk), disusul Brazil (1,59 per 10.000 penduduk) dan
Indonesia (0,98 per 10.000 penduduk).4
Sedangkan di wilayah regional (ASEAN),
Indonesia berada pada urutan pertama, yaitu (0,98 per 10.000 penduduk), disusul
Malaysia (0,5 per 10.000 penduduk), Thailand (0,4 per 10.000 penduduk) dan Brunei (0,2
per 10.000 penduduk).5
Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit kusta
secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan dari 4,50 per 10.000 penduduk
pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002
angka prevalensi penyakit kusta mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,95 per 10.000
penduduk. Pada tahun 2003 angka prevalensi penyakit kusta kembali mengalami
penurunan menjadi 0,80 per 10.000 penduduk. Tahun 2004 angka prevalensi penyakit
kusta mengalami peningkatan menjadi 0,93 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2005
angka prevalensi kusta mengalami peningkatan menjadi 0,98 per 10.000 penduduk. 6
Penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia.6
Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia
pada tahun 2006 terdapat 18.300 kasus dengan 14.750 kasus (proporsi 80,60%)
merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB) dan 3.550 kasus (proporsi 19,40%)
merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB). Pada tahun 2007 terdapat 17.726
kasus dengan 14.083 kasus (proporsi 79,45%) merupakan penderita kusta tipe Multi
Basiler (MB) dan 3.643 kasus (proporsi 20,55%) merupakan penderita kusta tipe Pausi
Basiler (PB).7
Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan
masyarakat dan sebagian petugas kesehatan. Akibat dari kondisi sebagian besar penderita
Universitas Sumatera Utara
dan mantan penderita penyakit kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses
pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat meningkatnya angka kemiskinan.6
Menurut Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan
Lingkungan (Ditjen P2M & PL) dan Depkes RI (2005), penyebaran penyakit kusta tidak
merata dan angka prevalensi sangat bervariasi menurut provinsi dan kabupaten.
Walaupun secara nasional Indonesia telah mencapai eliminasi kusta sejak Juni tahun
2000. Artinya secara nasional, angka prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil dari 1 per
10.000 penduduk. Tetapi kenyataannya masih cukup banyak penderita kusta dengan
berbagai permasalahannya. Pada tahun 2005, ada beberapa propinsi yang angka
prevalensi kusta di atas 1 per 10.000 penduduk yaitu, Maluku Utara (9,05 per 10.000
penduduk, Papua (4,67 per 10.000 penduduk), Gorontalo (3,54 per 10.000 penduduk),
Sulawesi Utara (2,62 per 10.000 penduduk), Sulawesi Selatan (2,17 per 10.000
penduduk) dan Nanggro Aceh Darussalam (1,41 per 10.000 penduduk). 6
Menurut Penelitian Posmaria Naibaho (2001) di Rumah Sakit Kusta Pulau
Sicanang Medan Belawan Sumatera Utara terdapat 108 orang penderita kusta dengan 33
orang (proporsi 30,60%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB) dan 75 orang
(proporsi 69,40%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).8
Menurut Penelitian Nurlaya Hutahayan (2008) di rumah Sakit Kusta Hutasalem
Laguboti terdapat 125 orang penderita dengan 48 orang (proporsi 38,40%) merupakan
penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB) dan 77 orang (proporsi 61,60%) merupakan
penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).9
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penderita penyakit kusta berdasarkan laporan tahunan Rekam Medik di
Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2004-2008 yaitu 467
penderita dengan 182 penderita (38,97%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler
(PB) dan 285 penderita (61,03%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).10
Berdasarkan laporan tahunan Rekam Medik Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang
Medan Belawan tahun 2004-2005, Jumlah penderita penyakit kusta mengalami
peningkatan dari 79 penderita (16,91%) pada tahun 2004 menjadi 116 penderita (24,84%)
pada tahun 2005. Pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2006
terdapat 96 penderita (20,56%), tahun 2007 terdapat 75 penderita (16,06%) dan
mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 dengan 101 penderita (21,63%).10
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang karakteristik penderita penyakit kusta yang dirawat inap di Rumah
Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahui karakteristik penderita penyakit kusta yang dirawat inap di Rumah
Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit Kusta yang dirawat inap di
Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan
sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan,
daerah asal).
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan
tipe kusta yang diderita.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan
tingkat kecacatan.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan
status akhir pengobatan.
e. Untuk mengetahui perbedaan umur berdasarkan jenis kelamin
f. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penderita berdasarkan status
akhir pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan status akhir
pengobatan.
h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi tipe penyakit kusta berdasarkan status
akhir pengobatan.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan
Belawan dalam melaksanakan pengobatan dan rehabilitasi penderita penyakit
kusta selanjutnya.
b. Sebagai bahan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti tentang
penyakit kusta dan menerapkan ilmu yang didapat selama belajar di FKM USU.
c. Sebagai bahan masukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan penyakit kusta
Universitas Sumatera Utara

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Muh Saleh
 
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
ikhya45
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
upi eka permai
 
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
JohanesWerluka
 

Mais procurados (18)

Jurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawanJurnal agung sudarmawan
Jurnal agung sudarmawan
 
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
asuhan keperawatan lanjut usia gangguan sistem endokrin diabetes melitus deng...
 
Naskah publikasi
Naskah publikasiNaskah publikasi
Naskah publikasi
 
Modul iv gizi kb 1
Modul iv gizi kb 1Modul iv gizi kb 1
Modul iv gizi kb 1
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi I Tahun 2014
 
Epid 1 kelompok 3 -alzheimer
Epid 1  kelompok 3 -alzheimerEpid 1  kelompok 3 -alzheimer
Epid 1 kelompok 3 -alzheimer
 
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
Warta Ditjen PP dan PL Edisi II Tahun 2014
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Askep amputatum
Askep amputatumAskep amputatum
Askep amputatum
 
Modul 4
Modul 4Modul 4
Modul 4
 
Prevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesiaPrevalensi lansia di dunia dan indonesia
Prevalensi lansia di dunia dan indonesia
 
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
Tata Laksana Nutrisi Pada Penderita Kanker (Indonesian language)
 
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematikAsuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
Asuhan keperawatan keluarga dengan lansia yang menderita rematik
 
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
[2019] Pedoman Kanker Ginjal - Edisi 2.docx
 
Adddnn
AdddnnAdddnn
Adddnn
 

Semelhante a Tujuan Nasional Bangsa Indonesia

Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kusta
gustians
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
nurhayani lubis
 
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesiaKmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
giantolala
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
gustians
 

Semelhante a Tujuan Nasional Bangsa Indonesia (20)

86646107 case-control
86646107 case-control86646107 case-control
86646107 case-control
 
Proposal
Proposal Proposal
Proposal
 
Kel 7 kusta
Kel 7   kustaKel 7   kusta
Kel 7 kusta
 
Keperawatan
KeperawatanKeperawatan
Keperawatan
 
Diare
DiareDiare
Diare
 
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
Hubungan Kondisi Sanitasi dan Persoonal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare Pad...
 
Elvipson tesis
Elvipson tesis Elvipson tesis
Elvipson tesis
 
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Bab6 peningkatan aksesibilitas dan
Bab6 peningkatan aksesibilitas danBab6 peningkatan aksesibilitas dan
Bab6 peningkatan aksesibilitas dan
 
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)Bab I Epidemiologi dasar (part i)
Bab I Epidemiologi dasar (part i)
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 revPresentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
 
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesiaKmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
Kmk no. 293 ttg eliminasi malaria di indonesia
 
Ppt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fixPpt ecc malnutrisi fix
Ppt ecc malnutrisi fix
 
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamgMETODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
METODOLOGI PENELITIAN meliputi latar belakamg
 
SKRIPSI RITA PRATIWI.pptx
SKRIPSI RITA PRATIWI.pptxSKRIPSI RITA PRATIWI.pptx
SKRIPSI RITA PRATIWI.pptx
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
 
Proposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatanProposal kti keperawatan
Proposal kti keperawatan
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 

Mais de Rajabul Gufron

Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Rajabul Gufron
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Rajabul Gufron
 
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi NarkobaPeran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Rajabul Gufron
 
Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia PerkawinanPendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia Perkawinan
Rajabul Gufron
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)
Rajabul Gufron
 
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-RemajaBagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Rajabul Gufron
 
Perusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan UsahaPerusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan Usaha
Rajabul Gufron
 
English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)
Rajabul Gufron
 
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk EkonomiManusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Rajabul Gufron
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang Koperasi
Rajabul Gufron
 
Problem of Education in Indonesia
Problem of Education in IndonesiaProblem of Education in Indonesia
Problem of Education in Indonesia
Rajabul Gufron
 
Second Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition TheoriesSecond Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition Theories
Rajabul Gufron
 

Mais de Rajabul Gufron (20)

Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
Penerimaan Dosen (Universitas Mataram)
 
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
Konselor Sebaya (PIK-Remaja)
 
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi NarkobaPeran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
Peran Remaja dalam Menanggulangi Narkoba
 
Pendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia PerkawinanPendewasaan Usia Perkawinan
Pendewasaan Usia Perkawinan
 
NAPZA (SIMPLE)
NAPZA (SIMPLE)NAPZA (SIMPLE)
NAPZA (SIMPLE)
 
Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)Generasi Berencana (GenRe)
Generasi Berencana (GenRe)
 
GenRe
GenReGenRe
GenRe
 
Buku PIK-Remaja
Buku PIK-RemajaBuku PIK-Remaja
Buku PIK-Remaja
 
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-RemajaBagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
Bagian II Program Pemerintah PIK-Remaja
 
Advokasi dan KIE
Advokasi dan KIEAdvokasi dan KIE
Advokasi dan KIE
 
Perusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan UsahaPerusahaan dan Badan Usaha
Perusahaan dan Badan Usaha
 
English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)English Speech (Muharram Month)
English Speech (Muharram Month)
 
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk EkonomiManusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi
 
Makalah tentang Koperasi
Makalah tentang KoperasiMakalah tentang Koperasi
Makalah tentang Koperasi
 
Makalah Mikroskop
Makalah MikroskopMakalah Mikroskop
Makalah Mikroskop
 
Makalah Kewirausahaan
Makalah KewirausahaanMakalah Kewirausahaan
Makalah Kewirausahaan
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Problem of Education in Indonesia
Problem of Education in IndonesiaProblem of Education in Indonesia
Problem of Education in Indonesia
 
Competitors Actions
Competitors ActionsCompetitors Actions
Competitors Actions
 
Second Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition TheoriesSecond Language Acquisition Theories
Second Language Acquisition Theories
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Último (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

Tujuan Nasional Bangsa Indonesia

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas maka diselenggarakan pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang kesehatan. 1 Masalah kesehatan yang dihadapi adalah masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah yang sangat kompleks yang bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara itu dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.2 Menurut WHO (2005) prevalensi kusta dunia yang tertinggi terdapat di Wilayah Asia Tenggara (0,79 per 10.000 penduduk), Wilayah Afrika (0,63 per 10.000 penduduk), Wilayah Amerika (0,39 per 10.000 penduduk), Wilayah Timur Mediterania (0,08 per 10.000 penduduk) dan Wilayah Pasifik Barat (0,05 per 10.000 penduduk).3 Universitas Sumatera Utara
  • 2. Berdasarkan Laporan WHO (2005) prevalensi kusta di dunia tertinggi terdapat di India (1,98 per 10.000 penduduk), disusul Brazil (1,59 per 10.000 penduduk) dan Indonesia (0,98 per 10.000 penduduk).4 Sedangkan di wilayah regional (ASEAN), Indonesia berada pada urutan pertama, yaitu (0,98 per 10.000 penduduk), disusul Malaysia (0,5 per 10.000 penduduk), Thailand (0,4 per 10.000 penduduk) dan Brunei (0,2 per 10.000 penduduk).5 Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit kusta secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan dari 4,50 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 angka prevalensi penyakit kusta mengalami sedikit peningkatan menjadi 0,95 per 10.000 penduduk. Pada tahun 2003 angka prevalensi penyakit kusta kembali mengalami penurunan menjadi 0,80 per 10.000 penduduk. Tahun 2004 angka prevalensi penyakit kusta mengalami peningkatan menjadi 0,93 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2005 angka prevalensi kusta mengalami peningkatan menjadi 0,98 per 10.000 penduduk. 6 Penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.6 Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia pada tahun 2006 terdapat 18.300 kasus dengan 14.750 kasus (proporsi 80,60%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB) dan 3.550 kasus (proporsi 19,40%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB). Pada tahun 2007 terdapat 17.726 kasus dengan 14.083 kasus (proporsi 79,45%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB) dan 3.643 kasus (proporsi 20,55%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB).7 Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas kesehatan. Akibat dari kondisi sebagian besar penderita Universitas Sumatera Utara
  • 3. dan mantan penderita penyakit kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat meningkatnya angka kemiskinan.6 Menurut Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2M & PL) dan Depkes RI (2005), penyebaran penyakit kusta tidak merata dan angka prevalensi sangat bervariasi menurut provinsi dan kabupaten. Walaupun secara nasional Indonesia telah mencapai eliminasi kusta sejak Juni tahun 2000. Artinya secara nasional, angka prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil dari 1 per 10.000 penduduk. Tetapi kenyataannya masih cukup banyak penderita kusta dengan berbagai permasalahannya. Pada tahun 2005, ada beberapa propinsi yang angka prevalensi kusta di atas 1 per 10.000 penduduk yaitu, Maluku Utara (9,05 per 10.000 penduduk, Papua (4,67 per 10.000 penduduk), Gorontalo (3,54 per 10.000 penduduk), Sulawesi Utara (2,62 per 10.000 penduduk), Sulawesi Selatan (2,17 per 10.000 penduduk) dan Nanggro Aceh Darussalam (1,41 per 10.000 penduduk). 6 Menurut Penelitian Posmaria Naibaho (2001) di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan Sumatera Utara terdapat 108 orang penderita kusta dengan 33 orang (proporsi 30,60%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB) dan 75 orang (proporsi 69,40%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).8 Menurut Penelitian Nurlaya Hutahayan (2008) di rumah Sakit Kusta Hutasalem Laguboti terdapat 125 orang penderita dengan 48 orang (proporsi 38,40%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB) dan 77 orang (proporsi 61,60%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).9 Universitas Sumatera Utara
  • 4. Jumlah penderita penyakit kusta berdasarkan laporan tahunan Rekam Medik di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2004-2008 yaitu 467 penderita dengan 182 penderita (38,97%) merupakan penderita kusta tipe Pausi Basiler (PB) dan 285 penderita (61,03%) merupakan penderita kusta tipe Multi Basiler (MB).10 Berdasarkan laporan tahunan Rekam Medik Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2004-2005, Jumlah penderita penyakit kusta mengalami peningkatan dari 79 penderita (16,91%) pada tahun 2004 menjadi 116 penderita (24,84%) pada tahun 2005. Pada tahun 2005-2007 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2006 terdapat 96 penderita (20,56%), tahun 2007 terdapat 75 penderita (16,06%) dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008 dengan 101 penderita (21,63%).10 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita penyakit kusta yang dirawat inap di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008. Universitas Sumatera Utara
  • 5. 1.2. Perumusan Masalah Belum diketahui karakteristik penderita penyakit kusta yang dirawat inap di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita penyakit Kusta yang dirawat inap di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan tahun 2008. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, daerah asal). b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan tipe kusta yang diderita. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan tingkat kecacatan. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita penyakit kusta berdasarkan status akhir pengobatan. e. Untuk mengetahui perbedaan umur berdasarkan jenis kelamin f. Untuk mengetahui perbedaan proporsi umur penderita berdasarkan status akhir pengobatan. Universitas Sumatera Utara
  • 6. g. Untuk mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan status akhir pengobatan. h. Untuk mengetahui perbedaan proporsi tipe penyakit kusta berdasarkan status akhir pengobatan. 1.4. Manfaat Penelitian a. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan dalam melaksanakan pengobatan dan rehabilitasi penderita penyakit kusta selanjutnya. b. Sebagai bahan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti tentang penyakit kusta dan menerapkan ilmu yang didapat selama belajar di FKM USU. c. Sebagai bahan masukan atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penyakit kusta Universitas Sumatera Utara