SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Nama: Rafi Dwi Rachmani
NPM: 3331120246
Jurusan: Teknik Mesin
1. Jenis-jenis Korosi:
A. KOROSI MERATA (UNIFORM/ GENERAL CORROSION)
Korosi merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi
pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan
berlangsung dengan laju yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam menampakkan
terjadinya proses korosi.
Dampak Uniform Corrosion
Karena korosi terjadi pada permukaan logam secara merata, sehingga terjadi pengikisan
permukaan logam, akibat permukaan bereaksi dengan lingkungan dan menjadi produk karat
(merata). Yang kemudian ketebalan logam berkurang.
Dampaknya terhadap material / benda kerja yang terkorosi merata:
Kekuatan dan ketangguhan Material/benda kerja berkurang.
Material terdegradasi secara lambat (penuaan), hingga akhirnya kembali menjadi bentuk bijih.
Menurunkan nilai estetika daripada benda kerja.
Produk korosi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Gambar 1 Korosi Seragam
Cara pengendalian dari korosi seragam adalah :
Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik.
Melakukan inhibitas dan cathodic protection.
B. KOROSI GALVANIS (KOROSI DWI LOGAM/ BIMETALIC CORROSION)
Korosi Galvanik atau biasa disebut juga dengan Two Metal Corrosion adalah korosi yang
terjadi akibat adanya pertemuan atau kontak antara dua logam yang berbeda di dalam medium
elektrolit. Korosi yang timbul tersebut disebabkan karena perbedaan potensial kedua pasangan
logam tersebut.
Perbedaan potensial antara dua logam berbeda yang terkontak ketika tercelup ke dalam
medium elektrolit akan menyebabkan aliran elektron diantara kedua logam tersebut. Aliran
elektron inilah yang menyebabkan reaksi korosi berlangsung. Logam yang mempunyai resistensi
korosi lebih rendah (less corrosion-resistant metal) akan meningkat laju korosinya jika dikopel
atau disambungkan dengan bahan yang resistansinya lebih tinggi (more resistant metal). Logam
yang resistansinya lebih rendah akan menjadi anodik, sedangkan yang lebih tinggi resistansinya
akan menjadikatodik. Biasanya katoda atau logam katodik mengalami korosi sangat sedikit atau
tidak sama sekali dalam kopel semacam ini, karena melibatkan aliran arus dan logam-logam
yang berbeda. Bentuk korosi ini disebut sebagai korosi galvanis atau korosi dua logam, dengan
batasan bahwa korosi galvanis hanya diperuntukkan apabila terjadi perbedaan bahan secara
makro.
Gambar 2 Korosi Galvanik
Pengendalian korosi galvanic adalah :
1. Hindari pemakaian 2 jenis logam yang berbeda
2. pergunakan logam yang lebih anodik dengan rasio yang lebih besar dibanding logam
katodik
3. Lapisi pada pertemuan dua logam yang berbeda jenis
4. Gunakan logam ketiga yang lebih anodic
C. KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION)
Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen baik logam dengan
non-logam maupun logam dengan logam. Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi
korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen.
Pada suatu saat oksigen (O2) didalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) didalam celah masih
banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan
permukaan logam didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
Gambar 3 Korosi Celah
Cara pengendalian korosi celah :
1. Hindari pemakaian sambungan paku keling atau baut, gunakan sambungan las.
2. Gunakan gasket non absorbing.
3. Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
D. KOROSI RETAK TEGANG (STRESS CORROSION CRACKING)
Gejala retak pada logam dalam kasus ini adalah disebabkan oleh lingkungan korosif dan
beban (tegangan) yang terus menerus. Karena aksi kedua faktor ini korosi retak tegang terjadi.
Aksi korosi pada daerah konsentrasi tegangan menyebabkan daerah itu melampaui batas luluh
(yield). Seterusnya pada pengikisan oleh korosi di daerah ini konsentrasi tegangan menjadi lebih
tinggi yang akhirnya retak. Fenomena seperti ini terjadi juga pada bahan non logam.
Gambar 4 Korosi Retak Tegang
Cara pengendalian korosi retak tegang adalah :
1. Turunkan besarnya tegangan
2. Turunkan tegangan sisa termal
3. Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
E. KOROSI INTERGRANULAR (INTERGRANULAR CORROSION)
Korosi intergranular adalah korosi yang terjadi pada atau di sepanjang batas butir dan batas butir
bersifat anodik dan bagian tegah butir bersifat katodik. Korosi ini terjadi akibat presipitasi dari pengotor
seperti khromium di batas butir, yang menyebabkan batas butir menjadi rentan terhadap serangan korosi.
Dimana presipitat krom karbida terbentuk karena karbon meningkat yang ada di sekitarnya, sehingga
krom disekitarnya akan berkurang dan terjadi korosi. Proses terbentuknya presipitat karbon karbida
disebutsentisiasi. Terjadi pada temperatur 500-800 sehingga kekurangan krom yang memudahkan
terjadinya korosi.
Gambar 5 Intergranular
Cara pengendalian korosi Intergranular adalah :
1. Turunkan kadar Karbon dibawah 0,03%.
2. Tambahkan paduan yang dapat mengikat Karbon.
3. Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.
4. Pelarutan karbida melalui pemanasan.
5. Hindari Pengelasan.
F. KOROSI EROSI (ERROSION CORROSION)
Korosi erosi adalah reaksi korosi yang dipercepat oleh kecepatan dan abrasi lingkungan
cair yang bergerak serta partikel padat yang terkandung di dalamnya. Peristiwa korosi dan
erosi oleh tumbukan cairan pada permukaan logam ini menghasilkan korosi setempat. Korosi
erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu :
1.Kondisi aliran laminar
2.Kondisi aliran turbulensi
3.Kondisi peronggaan
Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
1.Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa
2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya
3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama
4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran laminar
5. Persentase ketidaksamaan, material yang lebih anodik
6. Area permukaan Anodik dan Katodik
7. Temperatur
8. Persentase larutan elektrolit
9. Kesediaan oksigen
Gambar 6 Korosi Erosi
Cara pengendalian korosi erosi :
Menghindari partikel abrasive pada fluida
Mengurangi kecepatan aliran fluida
G. KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION)
Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yangn terbuka akibat
pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif
di permukaannya, pada antar muka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga
terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah
sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya
sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan (struktur) patah mendadak.
Gambar 7 Korosi Sumuran
Cara pengendalian korosi sumuran adalah :
1. Hindari permukaan logam dari cacat goresan.
2. Perhalus permukaan material.
3. Hindari variasi yang sedikit pada komposisi material.
H. SELECTIVE LEACHING
Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu
unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng.
Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total
terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi,
sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi
keropos pada logam paduan tersebut.
Pengukuran laju korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengukuran yang paling
sederhana biasanya dilakukan dengan cara mengukur kehilangan logam (berdasarkan perbedaan
berat). Meskipun demikian beberapa metode pengukuran laju korosi yang dapat diterapkan
antara lain adalah dengan mengukur ion logam yang terdapat di lingkungan, mengukur
konduktivitas lingkungan, mengukur berat jenis lingkungan atau berdasarkan reaksi dengan
metode elektrokimia.
Begitu banyak bentuk-bentuk korosi yang dapat terjadi, oleh karena itu korosi harus dikenali
dengan baik untuk dikendalikan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan umur (life time)
peralatan yang digunakan dan dapat menghindari terjadinya akibat kegagalan material.
2. PENCEGAHAN KOROSI
Upaya perlindungan terhadap korosi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut;
– penyesuaian konstruksi
– pemberian lapisan pelindung
– pengendalian media yang agresif
– pemakaian anode umpan (perlindungan melalui katode)
Ada 3 metoda pencegahan korosi yaitu:
A. Metode Penyemprotan
1. Penyemprotan logam yang dicairkan di dalam nyala api gas bakar-oksigen atau busur
cahaya listrik dan dikabutkan dengan udara tekan juga menghasilkan perlindungan
yang baik terhadap korosi.
2. Seng dan aluminium misalnya dikerjakan dengan cara ini.
3. Pemanasan difusi susulan, yang mengakibatkan atom logam yang disemprotkan
menembus masuk ke dalam bahan dasarnya, memberikan pengukuhan mekanis dan
sifat tahan oksidasi yang baik.
B. Metoda Pelapisan
1. Pelapisan adalah teknik kerja untuk menyalut bahan dasar dengan lapisan logam
yang tipis, biasanya dengan metode pengelasan rol.
2. Tebal lapisannya kira-kira 10 % dari tebal seluruhnya.
3. Dengan cara ini misalnya baja tanpa paduan dapat dilindungi dengan baja
kromium-nikel nirkarat, atau paduan aluminium tipe AlCuMg dapat dilindungi
dengan aluminium termurni.
C. Metoda Elektrolisis
1. Metode elektrolisis (galuanisasi) sering sekali dipakai untuk pembuatan lapisan
pelindung dari logam.
2. Benda kerja yang akan digalvanisasi dalam hal ini dijadikan katode di dalam larutan
garam logam.
3. Unsur logam dalam larutan itu, memisahkan diri dan menjadi lapisan pelindung.

More Related Content

What's hot

What's hot (17)

Korosi atau Perkaratan
Korosi atau PerkaratanKorosi atau Perkaratan
Korosi atau Perkaratan
 
Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11Material teknik-pertemuan-11
Material teknik-pertemuan-11
 
KOROSI
KOROSIKOROSI
KOROSI
 
Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)Makalah korosi alim abror (13504241062)
Makalah korosi alim abror (13504241062)
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosiPencegahan korosi
Pencegahan korosi
 
Korosi 2
Korosi 2Korosi 2
Korosi 2
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Korosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodikKorosi dan proteksi katodik
Korosi dan proteksi katodik
 
Mekanisme Korosi
Mekanisme KorosiMekanisme Korosi
Mekanisme Korosi
 
Korosi pada besi
Korosi pada besiKorosi pada besi
Korosi pada besi
 
Presentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESIPresentation KOROSI BESI
Presentation KOROSI BESI
 
Tugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosiTugas kimia artikel tentang korosi
Tugas kimia artikel tentang korosi
 
Korosi 212
Korosi 212Korosi 212
Korosi 212
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Korosi suatu material
Korosi suatu materialKorosi suatu material
Korosi suatu material
 

Viewers also liked

Korosi pada baja karbon rendah
Korosi pada baja karbon rendahKorosi pada baja karbon rendah
Korosi pada baja karbon rendahM. Kidam Hady
 
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat baja
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat bajaTabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat baja
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat bajahelmut simamora
 
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahFaktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahaurorawellyam
 
Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Yoga Firmansyah
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanONi NaFitri
 

Viewers also liked (14)

Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Korosi pada baja karbon rendah
Korosi pada baja karbon rendahKorosi pada baja karbon rendah
Korosi pada baja karbon rendah
 
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat baja
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat bajaTabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat baja
Tabel penghitung luas pelat baja dan laju korosi pelat baja
 
Ikatan pada logam
Ikatan pada logamIkatan pada logam
Ikatan pada logam
 
Whereareyougoingmoshe
WhereareyougoingmosheWhereareyougoingmoshe
Whereareyougoingmoshe
 
Ikatan pada logam
Ikatan pada logamIkatan pada logam
Ikatan pada logam
 
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiahFaktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
Faktor yang mempengaruhi berpikir ilmiah
 
Ikatan kimia
Ikatan kimia Ikatan kimia
Ikatan kimia
 
Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating Pengendalian korosi dengan coating
Pengendalian korosi dengan coating
 
ikatan logam
ikatan logamikatan logam
ikatan logam
 
Benda dan Sifat-Sifatnya
Benda dan Sifat-SifatnyaBenda dan Sifat-Sifatnya
Benda dan Sifat-Sifatnya
 
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupanAkibat atau dampak korosi dalam kehidupan
Akibat atau dampak korosi dalam kehidupan
 
Makalah Korosi
Makalah KorosiMakalah Korosi
Makalah Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 

Similar to KOROSI JENIS DAN PENCEGAHAN (20)

Pertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptxPertemuan 12_KOROSI.pptx
Pertemuan 12_KOROSI.pptx
 
jenis-jenis korosi
jenis-jenis korosijenis-jenis korosi
jenis-jenis korosi
 
materi korosi.pptx
materi korosi.pptxmateri korosi.pptx
materi korosi.pptx
 
Jenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdfJenis-Jenis Korosi.pdf
Jenis-Jenis Korosi.pdf
 
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.pptMaterial-Teknik-Pertemuan-11.ppt
Material-Teknik-Pertemuan-11.ppt
 
Analisa korosi
Analisa korosiAnalisa korosi
Analisa korosi
 
Rangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimiaRangkuman tugas kimia
Rangkuman tugas kimia
 
Laju korosi
Laju korosiLaju korosi
Laju korosi
 
Makalah korosi
Makalah korosiMakalah korosi
Makalah korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Korosi kuliah5
Korosi kuliah5Korosi kuliah5
Korosi kuliah5
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
Korosi
KorosiKorosi
Korosi
 
PPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptxPPT KOROSI.pptx
PPT KOROSI.pptx
 
PPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSIPPT KIMIA KOROSI
PPT KIMIA KOROSI
 
3 korosi
3 korosi3 korosi
3 korosi
 
Pencegahan korosi
Pencegahan korosi Pencegahan korosi
Pencegahan korosi
 
Korosi ms 21
Korosi ms 21Korosi ms 21
Korosi ms 21
 
Modul2_Korosi
Modul2_KorosiModul2_Korosi
Modul2_Korosi
 
K6 20192020.pdf
K6 20192020.pdfK6 20192020.pdf
K6 20192020.pdf
 

Recently uploaded

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 

Recently uploaded (20)

5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 

KOROSI JENIS DAN PENCEGAHAN

  • 1. Nama: Rafi Dwi Rachmani NPM: 3331120246 Jurusan: Teknik Mesin 1. Jenis-jenis Korosi: A. KOROSI MERATA (UNIFORM/ GENERAL CORROSION) Korosi merata adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan berlangsung dengan laju yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam menampakkan terjadinya proses korosi. Dampak Uniform Corrosion Karena korosi terjadi pada permukaan logam secara merata, sehingga terjadi pengikisan permukaan logam, akibat permukaan bereaksi dengan lingkungan dan menjadi produk karat (merata). Yang kemudian ketebalan logam berkurang. Dampaknya terhadap material / benda kerja yang terkorosi merata: Kekuatan dan ketangguhan Material/benda kerja berkurang. Material terdegradasi secara lambat (penuaan), hingga akhirnya kembali menjadi bentuk bijih. Menurunkan nilai estetika daripada benda kerja. Produk korosi menimbulkan pencemaran lingkungan. Gambar 1 Korosi Seragam
  • 2. Cara pengendalian dari korosi seragam adalah : Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang lebih anodik. Melakukan inhibitas dan cathodic protection. B. KOROSI GALVANIS (KOROSI DWI LOGAM/ BIMETALIC CORROSION) Korosi Galvanik atau biasa disebut juga dengan Two Metal Corrosion adalah korosi yang terjadi akibat adanya pertemuan atau kontak antara dua logam yang berbeda di dalam medium elektrolit. Korosi yang timbul tersebut disebabkan karena perbedaan potensial kedua pasangan logam tersebut. Perbedaan potensial antara dua logam berbeda yang terkontak ketika tercelup ke dalam medium elektrolit akan menyebabkan aliran elektron diantara kedua logam tersebut. Aliran elektron inilah yang menyebabkan reaksi korosi berlangsung. Logam yang mempunyai resistensi korosi lebih rendah (less corrosion-resistant metal) akan meningkat laju korosinya jika dikopel atau disambungkan dengan bahan yang resistansinya lebih tinggi (more resistant metal). Logam yang resistansinya lebih rendah akan menjadi anodik, sedangkan yang lebih tinggi resistansinya akan menjadikatodik. Biasanya katoda atau logam katodik mengalami korosi sangat sedikit atau tidak sama sekali dalam kopel semacam ini, karena melibatkan aliran arus dan logam-logam yang berbeda. Bentuk korosi ini disebut sebagai korosi galvanis atau korosi dua logam, dengan batasan bahwa korosi galvanis hanya diperuntukkan apabila terjadi perbedaan bahan secara makro. Gambar 2 Korosi Galvanik
  • 3. Pengendalian korosi galvanic adalah : 1. Hindari pemakaian 2 jenis logam yang berbeda 2. pergunakan logam yang lebih anodik dengan rasio yang lebih besar dibanding logam katodik 3. Lapisi pada pertemuan dua logam yang berbeda jenis 4. Gunakan logam ketiga yang lebih anodic C. KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION) Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen baik logam dengan non-logam maupun logam dengan logam. Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) didalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) didalam celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Gambar 3 Korosi Celah Cara pengendalian korosi celah : 1. Hindari pemakaian sambungan paku keling atau baut, gunakan sambungan las. 2. Gunakan gasket non absorbing. 3. Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
  • 4. D. KOROSI RETAK TEGANG (STRESS CORROSION CRACKING) Gejala retak pada logam dalam kasus ini adalah disebabkan oleh lingkungan korosif dan beban (tegangan) yang terus menerus. Karena aksi kedua faktor ini korosi retak tegang terjadi. Aksi korosi pada daerah konsentrasi tegangan menyebabkan daerah itu melampaui batas luluh (yield). Seterusnya pada pengikisan oleh korosi di daerah ini konsentrasi tegangan menjadi lebih tinggi yang akhirnya retak. Fenomena seperti ini terjadi juga pada bahan non logam. Gambar 4 Korosi Retak Tegang Cara pengendalian korosi retak tegang adalah : 1. Turunkan besarnya tegangan 2. Turunkan tegangan sisa termal 3. Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
  • 5. E. KOROSI INTERGRANULAR (INTERGRANULAR CORROSION) Korosi intergranular adalah korosi yang terjadi pada atau di sepanjang batas butir dan batas butir bersifat anodik dan bagian tegah butir bersifat katodik. Korosi ini terjadi akibat presipitasi dari pengotor seperti khromium di batas butir, yang menyebabkan batas butir menjadi rentan terhadap serangan korosi. Dimana presipitat krom karbida terbentuk karena karbon meningkat yang ada di sekitarnya, sehingga krom disekitarnya akan berkurang dan terjadi korosi. Proses terbentuknya presipitat karbon karbida disebutsentisiasi. Terjadi pada temperatur 500-800 sehingga kekurangan krom yang memudahkan terjadinya korosi. Gambar 5 Intergranular Cara pengendalian korosi Intergranular adalah : 1. Turunkan kadar Karbon dibawah 0,03%. 2. Tambahkan paduan yang dapat mengikat Karbon. 3. Pendinginan cepat dari temperatur tinggi. 4. Pelarutan karbida melalui pemanasan. 5. Hindari Pengelasan.
  • 6. F. KOROSI EROSI (ERROSION CORROSION) Korosi erosi adalah reaksi korosi yang dipercepat oleh kecepatan dan abrasi lingkungan cair yang bergerak serta partikel padat yang terkandung di dalamnya. Peristiwa korosi dan erosi oleh tumbukan cairan pada permukaan logam ini menghasilkan korosi setempat. Korosi erosi dapat dibedakan pada 3 kondisi, yaitu : 1.Kondisi aliran laminar 2.Kondisi aliran turbulensi 3.Kondisi peronggaan Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu : 1.Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa 2.Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya 3.Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama 4.Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran laminar 5. Persentase ketidaksamaan, material yang lebih anodik 6. Area permukaan Anodik dan Katodik 7. Temperatur 8. Persentase larutan elektrolit 9. Kesediaan oksigen Gambar 6 Korosi Erosi
  • 7. Cara pengendalian korosi erosi : Menghindari partikel abrasive pada fluida Mengurangi kecepatan aliran fluida G. KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION) Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yangn terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan lapisan pasif di permukaannya, pada antar muka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan (struktur) patah mendadak. Gambar 7 Korosi Sumuran Cara pengendalian korosi sumuran adalah : 1. Hindari permukaan logam dari cacat goresan. 2. Perhalus permukaan material. 3. Hindari variasi yang sedikit pada komposisi material.
  • 8. H. SELECTIVE LEACHING Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembaga-seng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit. Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Pengukuran laju korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengukuran yang paling sederhana biasanya dilakukan dengan cara mengukur kehilangan logam (berdasarkan perbedaan berat). Meskipun demikian beberapa metode pengukuran laju korosi yang dapat diterapkan antara lain adalah dengan mengukur ion logam yang terdapat di lingkungan, mengukur konduktivitas lingkungan, mengukur berat jenis lingkungan atau berdasarkan reaksi dengan metode elektrokimia. Begitu banyak bentuk-bentuk korosi yang dapat terjadi, oleh karena itu korosi harus dikenali dengan baik untuk dikendalikan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan umur (life time) peralatan yang digunakan dan dapat menghindari terjadinya akibat kegagalan material. 2. PENCEGAHAN KOROSI Upaya perlindungan terhadap korosi yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut; – penyesuaian konstruksi – pemberian lapisan pelindung – pengendalian media yang agresif – pemakaian anode umpan (perlindungan melalui katode)
  • 9. Ada 3 metoda pencegahan korosi yaitu: A. Metode Penyemprotan 1. Penyemprotan logam yang dicairkan di dalam nyala api gas bakar-oksigen atau busur cahaya listrik dan dikabutkan dengan udara tekan juga menghasilkan perlindungan yang baik terhadap korosi. 2. Seng dan aluminium misalnya dikerjakan dengan cara ini. 3. Pemanasan difusi susulan, yang mengakibatkan atom logam yang disemprotkan menembus masuk ke dalam bahan dasarnya, memberikan pengukuhan mekanis dan sifat tahan oksidasi yang baik. B. Metoda Pelapisan 1. Pelapisan adalah teknik kerja untuk menyalut bahan dasar dengan lapisan logam yang tipis, biasanya dengan metode pengelasan rol. 2. Tebal lapisannya kira-kira 10 % dari tebal seluruhnya. 3. Dengan cara ini misalnya baja tanpa paduan dapat dilindungi dengan baja kromium-nikel nirkarat, atau paduan aluminium tipe AlCuMg dapat dilindungi dengan aluminium termurni. C. Metoda Elektrolisis 1. Metode elektrolisis (galuanisasi) sering sekali dipakai untuk pembuatan lapisan pelindung dari logam. 2. Benda kerja yang akan digalvanisasi dalam hal ini dijadikan katode di dalam larutan garam logam. 3. Unsur logam dalam larutan itu, memisahkan diri dan menjadi lapisan pelindung.