Di dalam ini akan dijelaskan (1) pengendalian OPT secara kimiawi, (2) macam-macam pestisida, (3) peranan pestisida, (4) kelebihan, kekurangan, dan pengendalian pestisida, (5) klasifikasi pestisida, (6) formulasi pestisida, dan (7) cara menggunakan pestisida.
Maaf :-
1. Pengendalian Organisme
Penggangu Tanaman (OPT) secara
Kimiawi
By:
Dewina Nur Syafira 145040207111054/R
Febri Fitriana 145040207111064/R
Eko Muhammad Bayu 145040207111076/R
3. Sejarah manusia kaya dengan peperangan
melawan organisme pengganggu tanaman.
Pengendalian OPT secara kimia Pestisida.
Penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk
memberantas atau membunuh OPT secara besar-
besaran, namun lebih dititikberatkan untuk
mengendalikan OPT sedemikian rupa agar berada
di bawah batas ambang ekonomi.
InsektaInsekta GulmaGulma NematodaNematoda PenyakitPenyakit<10.000
spesies
<10.000
spesies
Menyerang Tanaman BudidayaMenyerang Tanaman Budidaya
A. Pengendalian OPT secara
Kimiawi
A. Pengendalian OPT secara
Kimiawi
4. Pengendalian organisme pengganggu tanaman secara
kimiawi merupakan upaya pengendalian
pertumbuhan organisme pengganggu tanaman
menggunakan zat kimia pembasmi organisme
pengganggu tanaman yaitu pestisida. Definisi dari
pestisida, “pest” memiliki arti hama, sedangkan “cide”
berarti membunuh, sering disebut “pest killing
agent”.
Pengendalian OPT ini biasa dilakukan dengan
penyemprotan zat kimia pada bagian tumbuhan.
Pengendalian OPT ini sering dilakukan oleh petani.
5. B. Macam-macam pestisida
Seiring berkembangnya metode pengendalan hama, ada beberapa
macam pestisida, yakni :
a. Insektisida : pengendali serangga
b. Fungisida : pengendali cendawan
c. Herbisida : pengendali gulma
d. Nematisida : pengendali nematoda
e. Akarisida : pengendali tungau
f. Ovisida : pengendali telur serangga dan telur tungau
g. Bakterisida : pengendali bakteri
h. Larvasida : pengendali larva
i. Rodentisida : pengendali tikus
j. Avisida : pengedali burung
k. Mollussida : pengendali bekicot
l. Sterillant : pemandul.
Non-SistemikNon-Sistemik
Sistemik LokalSistemik Lokal
6. C. Peranan Pestisida
Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan
pestisida untuk program intensifikasi, pestisida dapat
membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida
dengan cepat menurunkan populasi hama. Hingga
meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan
hasil karena hama dapat ditekan. Pestisida merupakan
sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang
pertanian.
7. Prinsip Penggunaan Pestisida Kimia
– Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain,
– Efisien untuk mengendalikan hama tertentu,
– Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan,
– Tidak boleh persistent, harus mudah terurai,
– Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan,
labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang
maksimum,
– Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut,
– Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota,
– Relatif aman bagi pemakai,
– Dan harga terjangkau bagi petani.
9. Kelebihan Pengendalian Pestisida
kelebihan dibandingkan dengan cara pengendalian yang lain,
yaitu:
Aplikasinya mudah,
Aplikasinya hampir di setiap tempat dan waktu,
Hasilnya cepa terlihat dalam waktu singkat,
Meningkatkan hasil produksi,
Aplikasinya bisa dalam areal yang luas dalam waktu yang
singkat,
Mudah diperoleh.
10. Kekurangan Pengendalian
Pestisida
Keracunan dan kematian pada makhluk hidup lain selain
OPT
Resistensi, resurgensi, dan perubahan status OPT
Pencemaran lingkungan,
Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap
konsumen,
Terhambatnya hasil pertanian.
MATIMATI
11. Pedoman Penggunaan Pestisida
dengan Aman dan Benar
Tepat jenis pestisida,
Tepat cara aplikasi,
Tepat sasaran,
Tepat waktu, dan
Tepat takaran.
12. E. Klasifikasi Pestisida
Menurut Soemirat (2003), pestisida dapat diklasifikasikan berdasarkan
organisme target, struktur kimia, mekanisme dan atau toksinitasnya.
Berikut klasifikasi pestisida berdasarkan organisme targetnya :
- Akarisida, - Nematisida,
- Algisida, - Ovisida,
- Avisida, - Pedukulisida,
- Bakterisida, - Piscisida,
- Fungisida, - Rodentisida,
- Herbisida, - Predisida,
- Insektisida, - Silvisida,
- Larvasida, - dan Terminisida.
- Molluksisida,
13. • Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida,
namun namanya tidak menggunakan akhiran sida:
– Atraktan
– Kemosterilan
– Defoliant
– Desiccant
– Desinfektan
– Zat pengatur tumbuh
– Repellent
– Sterilan tanah
– Pengawet kayu
– Stiker
– Surfaktan dan agen penyebar
– Inhibitor
– Stimulan tanaman
17. G. Cara Menggunakan Pestisida
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida:
• Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel
pestisida di udara.
• Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik
bergerak ke atas.
• Kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis
partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun.
• Sedangkan curah hujan dapat menyebabkan pencucian pestisida,
selanjutnya daya kerja pestisida berkurang.
19. • Alat semprot
Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti
knapsack sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan
konsentrasi sekitar 500 liter. Mist blower (low volume) biasanya
dengan volume larutan konsentrasi sekitar 100 liter. Dan Atomizer
(ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.
20. • Ukuran droplet
– Veri coarse spray : lebih 300 µm
– Coarse spray : 400-500 µm
– Medium spray : 250-400 µm
– Fine spray : 100-250 µm
– Mist : 50-100 µm
– Aerosol : 0,1-50 µm
– Fog : 5-15 µm
• Ukuran partikel
– Macrogranules : lebih 300 µm
– Microgranules : 100-300 µm
– Coarse dusts : 44-100 µm
– Fine dusts : kurang 44 µm
– Smoke : 0,001-0,1 µm
• Ukuran molekul hanya ada satu macam, yatu kurang 0,001 µm
21. DAFTAR PUSTAKA
• Eka, Isvasta. 1998. ”Dilema Pestisida Tragedi
Revolusi Hijau”. Yogyakarta : Kanisius.
• Maryati, sri dan Suharno. 2006. ”Biologi”.
Jakarta : Erlangga.
• Soemirat, J. 2003. “Toksikologi Lingkungan”.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
• Sudjadi, bagoed dan Dra. Siti Laila. 2006. ”Biologi
Sains dalam Kehidupan”. Jakarta : Yudhistira.
• Untung, Kasumbogo. 1996.”Pengantar
Pengelolaan Hama Terpadu”. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Notas do Editor
Insektisida sistemik diserap oleh bagian-bagian tanaman melalui stomata, meristem akar, lentisel batang dan celah-celah alami.
Insektisida non sistemik tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman.
Insektisida ini hanya mampu diserap oleh jaringan daun, akan tetapi tidak dapat ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya (efek translaminar).
Intensifikasi pertanian adalah suatu usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan yang sudah ada. agar hasil pertanian lebih banyak lagi semacam penambahaan pupuk, pemilihan bibit unggul, salauran air, irigasi, pemberantasan hama dengan baik dll.