Dokumen tersebut membahas mengenai jenis-jenis media pembelajaran yang dapat digunakan, yaitu media visual seperti gambar, model, transparansi OHP, film bingkai, media audio seperti radio dan kaset audio, serta media audio visual seperti video. Jenis-jenis media tersebut dikelompokkan berdasarkan unsur visual, audio, atau keduanya.
1. Daftar Isi
Daftar Isi............................................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................................2
Materi................................................................................................................................................3
1. Hakikat dan Fungsi Media Pembelajaran..................................................................................3
2. Jenis Media Pembelajaran
......................................................................................................................................................5
3. Penggunaan Alat Peraga............................................................................................................9
4. Pengembangan Media Animasi/Video....................................................................................11
5. Evaluasi Media Pembelajaran..................................................................................................14
Daftar Pustaka.................................................................................................................................19
1
2. Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat kesehatan ,
ilmu, dan kemampuan kepada saya sehingga tugas akhir semester mata kuliah Media
Pembelajaran Kimia ini dapat terselesasaikan dengan baik dan tepat waktu. Terimakasih
saya ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan saya ilmu serta telah
memberikan pengalaman berharga dalam dunia pendidikan yang awalnya sama sekali
belum pernah saya ketahui. Terimakasih juga saya sampaikan kepada teman-teman yang
telah ikut berperan dalam proses belajar mata kuliah ini. Bantuan, kritik, dan saran yang
membangun menjadi salah satu hal yang berperan penting dalam penyelesaian tugas ini.
Tugas akhir semester ini merupakan sebuah rangkuman materi yang secara
keseluruhan pernah di ajarkan dalam perkuliahan Media Pembelajaran Kimia dari awal
semester III hingga akhir semester III ini. Besar harapan saya semoga rangkuman ini tidak
hanya menjadi sekedar tugas, namun dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
agar dapat diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran. Dengan demikian dunia
pendidikan akan tertolong dari permasalahan-permasalahan yang menyebebkan terjadinya
kesenjangan dalam lingkungan pendidikan.
Penulis
2
3. Materi
1. Hakikat dan Fungsi Media Pembelajaran
A. Hakikat Media Pembelajaran
. http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html .
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan
berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa
sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki
pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun instruktur. Dalam hal ini terjadi
komunikasi dua arah antara siswa dan guru. Pesan yang dikirimkan biasanya berupa
informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan. Pesan tersebut diubah dalam
bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan
sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan diterima
oleh si penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan
yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima
pesan.
B. Fungsi Media Pembelajaran
Perolehan pengetahuan siswa seperti yang digambarkan oleh Kerucut Pengalaman
Edgar Dale bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan
melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya
mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung
didalamnnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab
itu, sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin
disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori & kinestetiknya.
3
4. 5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan
persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa
hal berikut ini:
1. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki
fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif.
2. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.
Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu
komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi ini mengandung makna bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan
bahan ajar.
4. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak
diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing
perhatian siswa semata.
5. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini
mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan
dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
6. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan
tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
4
5. 7. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena
itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Selain fungsi-fungsi sebagaimana telah diuraikan di atas, media pembelajaran ini
juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih
bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau
disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan
tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin, dsb. bisa
menggunakan media gambar atau bagan sederhana.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau
program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang, atau hewan-
hewan lainnya seperti gajah, jerapah, dinosaurus, dsb.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan
gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, dsb. Atau
menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau
hewan/benda kecil lainnya.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik
gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan
peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga
gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga
wijaya kusumah dan lain-lain.
2. Jenis Media Pembelajaran
https://www.google.com/search?q=jenis+media+pembelajaran&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan
murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada
yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung
dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
5
6. Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan
gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6. visual gerak : film bisu
7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
10. komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu:
media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi,
teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal
(liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan
/ kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks,
telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1. media yang tidak diproyeksikan
2. media yang diproyeksikan
6
7. 3. media audio
4. media video
5. media berbasis komputer
6. multi media kit.
A. Media Visual
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini
adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,
ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi
atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi
kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak,
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-
simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas
sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah
terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis
adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok
tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan
verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol
untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal
untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah
dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir
penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti:
gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
7
8. 5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari
pertumbuhan.
2. Media proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata
letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa
harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat
lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector /
OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
- Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan
diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang
terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi
OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya
adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk
menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
B. Media Audio
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-
peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah.
Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan
perawatan murah.
C. Media Audio Visual
1. Media video
8
9. Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan
untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu
menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara
interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber
belajar yang hampir tanpa batas.
3. Penggunaan Alat Peraga
Menurut Nasution (1985: 100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar
efektif”. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah
media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11).
Sejalan dengan itu Sumadi (1972: 4) mengemukakan bahwa alat peraga atau AVA adalah
alat untuk memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca indera.
Secara umum alat peraga adalah saluran komunikasi atau perantara yang digunakan
untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan guna mencapai tujuan pengajaran . Alat
peraga merupakan alat bantu atau penunjang yang digunakan oleh guru untuk menunjang
proses belajar mengajar.
Pada garis besarnya, hanya ada 2 macam alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu:
1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids)
Alat ini berguna didalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu
terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.
9
10. b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan :
- 2 dimensi, gambar, peta, bagan, dan sebagainya.
- 3 dimensi misal bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2. Alat-Alat Bantu Dengar (Audio Aids)
Ialah alat yang dapat membantu menstimulasi indera pendengar pada waktu proses
penyampaian bahan pendidikan / pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara,
dan sebagainya.
a. Alat Bantu Lihat-Dengar
Seperti televisi dan video cassette. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan
Audio Visual Aids (AVA).
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256721-fungsi-alat-peraga-dalam-
pendidikan/.
Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam
menurut pembuatannya dan penggunaannya yaitu:
1. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide dan sebagainya
yang memerlukan listrik dan proyektor
2. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang
mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kaleng bekas, kertas koran, dan sebagainya.
Beberapa contoh alat peraga yang sederhana yang dapat dipergunakan di berbagai tempat,
misalnya :
a. Di rumah tangga seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya.
b. Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah, seperti papan tulis, flipchart, poster, leaflet, buku
cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dan sebagainya.
c. Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, leaflet, fanel graph, boneka wayang, dan
sebagainya
10
11. 4. Pengembangan Media Animasi/Video
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr.%20Christina%20Ismaniati,
%20M.Pd./Pengembangan%20dan%20pemanfaatan%20media%20video%20instruksional
%20untuk%20meningkatkan%20kualitas%20pembelajaran.pdf
Pada perkembangan teknologi komunikasi saat ini yang sangat menunjang
penggarapan kemasan informasi melalui media audio visual maka beberapa keunggulan
sifat video yang dimiliki, yakni fixative, manipulative dan distributif semakin
menghadapkan kita sebagai perencana pesan untuk senantiasi kreatif dalam pembuatan
kemasan pesan (Djauhari, 2003:3).
Keunggulan video yang mampu menampilkan gambar bergerak dan suara
merupakan satu daya tarik tersendiri, karena kita mampu menyerap pesan atau informasi
dengan menggunakan lebih dari satu indera. Kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan media ini akan meningkatkan tingkat keberhasilan penyampaian materi dan
memperkuat apresiasi peserta didik serta memudahkan pengembangan materi terhadap apa
yang diajarkan .
Menurut Mohd. Arif dan Rosnaini, video merupakan alat untuk merekamkan dan
menayangkan film dengan menggunakan pita video (disalurkan melalui televisi). Pita
rekaman diartikan sebagai pita bermagnet yang digunakan untuk merekam gambar dan
suara dari televisi. Sedangkan film video adalah film yang telah direkam pada vita video
dan hanya sesuai ditayang kan dengan menggunakan alat video.
Video mempunyai karakteristik diantaranya adalah:
a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b. Dapat diulang untuk menambah kejelasan
c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
d. Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa
e. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih relistis
11
12. f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
g. Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan
rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa
h. Semua siswa dapat belajar baik yang pandai ataupun yang kurang pandai
i. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
j. Penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi .
4. Kelebihan Video Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran
Video/film termasuk dalam kategori motion media yang mempunyai beberapa
kelebihan daripada media-media pendidikan yang lain seperti media cetak. Kelebihan-
kelebihan yang terdapat pada video film menyebabkan video/film sesuai digunakan untuk
tujuan pembelajaran, diantara kelebihan itu adalah:
a. Unsur multimedia
Menurut Romiszowski (1998), video/film adalah satu media pengajaran yang
cukup berkesan untuk digunakan dalam pembelajaran karena video/film menggabungkan
secara baik unsur multi media seperti audio, visual, gerak, warna dan kesan tiga dimensi.
Muhammad Hasan (2000) mengakui kelebihan video/film, dimana penggunaan unsur-
unsur gerak, bunyi, warna, dan cahaya menjadi video/film dapat secara langsung menarik
minat siswa dan seterusnya mendorong pembelajaran siswa. Unsur-unsur dramatik dan
kegiatan yang terdapat dalam video/film berupaya meningkatkan kesan pasa proses
pengajaran dan pembelajaran (Norton dan Wiburg 2003).
b. Manipulasi perspektif ruang, masa dan ukuran
Penggunaan video dapat memanipulasi ruang. Suatu fenomena dapat ditunjukkan dengan
perspektif yang berbeda secara mikrocosmis atau makrocosmis. Contohnya, siswa
ditunjukkan visual secara mikrocosmis bagaimana seekor nyamuk menghisap
darahmanusia secara close-up. Atau secara makrocosmis seperti gerak bus yang semakin
menjauh.
12
13. Yusuf (1997) menyatakan bahwa video/film mempunyai kelebihan dari manipulasi
masa, dimana guru dapat melakukan perubahan kepada masa dengan menggunakan teknik-
teknik seperti gerak perlahan , gerak cepat, bingkai demi bingkai, penyerapan dan ulang
tayang. Video turut memampatkan, mempercepat atau meregangkan masa dengan teknik-
teknik seperti penyerapan, pemfokussan atau digelapkan dan sebagainya. dalam realitas
kehidupan banyak perkara yang memakan masa yang agak lama seperti pembangunan
jembatan, penghasilan sebuah kereta atau proses percambahan biji hingga jadi pohon.
Melalui video/film, perkembangan dapat ditunjukkan dan para siswa dapat mempelajari
tentang proses-proses tersebut dalam waktu yang singkat.
c. Penyampaian Pesan Pengajaran
Sebagai satu media komunikasi video/film dapat digunakan sebagai satu cara
penyampaian pelajaran. Naim (1995) berpendapat sebgai satu media komunikasi,
video/film dapat menyampaikan secara terperinci dan konkrit pesan-pesan pendidikan
seperti pembelajaran isi kandungan kurikulum serta pembentukan sikap dan tingkah laku
siswa. Disamping itu, video/film dapat digunakan untuk menonjolkan relitas kehidupan,
dan membangkitkan emosi dan perasaan. Menurut Amla et al. (2000), video/film dilihat
sebagai satu media yang dinamis yang dapat merangsang umpan balik luar dan dalam yang
kadang-kadang memengaruhi psikologi seseorang. Selain itu video/film bisa digunakan
untuk menyampaikan pesan pendidikan berkaitan moral pemimpin dan sikap pemimpin.
d. Memudahkan Pembelajaran Dan Pencapaian Objektif Pengajaran
Video/film dapat membantu guru menerangkan tentang sesuatu konsep yang
abstrak atau sukar untuk diterangkan. Video/film dapat membawa masalah sebenarnya ke
dalam tempat yang sama dengan perkara yang telah berlalu atau yang sedang terjadi tanpa
batasan waktu, jarak dan tempat. Video dapat meningkatkan pemahaman pelajar,
menghindari salah penafsiran dan memudahkan pembelajaran.
Menurut Naim (1990), karena video dapat menempati keperluan “mendekatkankan
yang jauh, menjauhkan yang dekat, memperlihatkan yang tidak terlihat, mengecilkan yang
13
14. besar, membesarkan yang kecil, memperlihatkan yang telah berlalu dan memvisualkan
futuristik”, video film dapat dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencpai pembelajaran
yang objektif. Sebagi contoh, guru bisa membawa masuk keadaan negara asing ke dalam
kelas, menunjukkan pertumbuhan biji, menunjukkan ikan paus dilautan, dan menunjukkan
struktur amuba atau kuman. Video film yang direka bentuk dan digunakan secara
sistematis juga dapat merangsang daya imajinasi dan penglihatan pelajar.
Fatawi (2000) menyatakan berbagai video/film dan tayangan televisi seperti drama,
dokumentasi, iklan hiburan, majalah dan sebagainya dapat digunakan untuk mencapai
objektif pengajaran tertentu. Bentuk drama misalnya dapat digunakan untuk perubahan
sikap, pandangan dan emosi. Bentuk iklan dapat dieksploitasikan untuk menanam nilai-
nilai murni dan sebagainya. bentuk dokumentari atau rencana dapat digunkan untuk
pemahaan dunia dan budaya suatu masyarakat. Penggunaan video film tertentu dapat
diulang tayang dan dilihat berkali-kali untuk membantu meningkatkan daya ingat dan
kemahiran.
e. Meningkatkan berbagai kemahiran dan pengalaman belajar
Video film juga dapat meningkatkan berbagai kemahiran dan pengalaman belajar.
Penggunaan video/film dapat meningkatkan kemampuan literasi visual pelajar, dimana
mereka dapat menginterpretasi simbol-simbol visual secara tepat dan pelajar berinteraksi
dan memberi respons selaras dengan pesan-pesan yang diperoleh mereka. Balakhrisman
(1994) mengatakan dari berbagai jenis sumber bahan pelajaran, umumnya video film
mempunyai kesan yang lebih tinggi untuk pembelajaran yang berkaitan dengan fakta.
Abdul malik (1995) juga berpendapat melalui penggunaan video film, pelajar bisa
memperoleh berbagai pengalaman serta menarik minat mereka dan menjadikan
pembelajaran menyenangkan. Video film juga bisa digunakan untuk mengukuhkan strategi
pengajaran yang digunakan guru .
5. Evaluasi Media Pembelajaran
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Hand-out%20PengmbMediaPbljrMat.doc.
14
15. Secara terminologi evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan untuk menentukan
kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.dan usaha untuk
mencari umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan.
Apapun juga media yang anda buat , apakah kaset, audio film, bingkai, video,
ataupun gambar, perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakia secara luas. Evaluasi media
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk mengetahui apakah media yang
digunakan dalam proses belajar- mengajar tersebut dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan atau tidak. Mengevaluasi penggunaan media berarti mengkonfrontortir kembali
antara fungsi dan prinsip dengan hasil yang dicapai dalam pembelajaran.
Adapun tujuan dari evaluasi media pembelajaran itu sendiri adalah:
· Menentukan apakah media pembelajaran itu efektif
· Menentukan apakah media pembelajaran itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan
· Menetapkan apakah media itu cost-efektif dilihat dari hasil belajar siswa
· Memilih media pembelaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar
didalam kelas
· Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu
· Menilai kemampuan guru menggunakan media pembelajaran
· Mengetahui apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap
hasil belajar seperti yang dinyatakan
· Mengetahui sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis perlu
dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang memiliki gaya belajar
berbeda. Menurut Michael Gardner (dalam Syukur, 2005: 22) ada tiga gaya belajar yang
dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat), gaya belajar
audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar kinestetik (belajar dengan
cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Dengan demikian, untuk melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, hal-
hal tersebut turut dipertimbangkan. Dibawah ini disebutkan beberapa rambu-rambu yang
perlu diperhatikan apabila orang melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran.
1) relevan dengan tujuan pendidikan atau pembelajaran
2) persesuain dengan waktu, tempat, alat-alat yang tersedia, dan tugas pendidik,
3) persesuaian dengan jenis kegiatan yang tercakup dalam pendidikan,
4) menarik perhatian peserta didik, maksudnya harus dapat dipahami oleh peserta didik,
15
16. 6) sesuai dengan kecakapan dan pribadi pendidik yang bersangkutan.
7) kesesuaian dengan pengalaman atau tingkat belajar yang dirumuskan dalam syllabus
8) keaktualan (tidak ketinggalan zaman),
9) cakupan isi materi atau pesan yang ingin disampaikan
10) skala dan ukuran
11) bebas dari bias ras, suku, gender, dll
Secara singkat, Walker dan Hess (dalam Arsyad, 2007: 175-176) menyebutkan
tiga kriteria utama dalam mereviu media pembelajaran (perangkat lunak) yakni kualitas isi
dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas teknis. Kualitas isi dan tujuan berkaitan
dengan ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, minat/perhatian, keadilan,
kesesuaian dengan situasi siswa; Kualitas instruksional berkaitan dengan pemberian
kesempatan belajar dan dan bantuan belajar kepada siswa, kualitas memotivasi,
fleksibilitas instruksional, hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial
interaksi instruksional, kualitas tes dan penilaian, dapat memberi dampak kepada siswa,
dapat memberi dampak bagi guru dan pembelajarannya; dan kualitas teknis berkaitan
dengan keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan
jawaban, kualitas pengelolaan program dan kualitas pendokumentasian.
B. CARA DAN PROSEDUR MENGEVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada 2 macam penilaian yang dapat digunakan dalam mengevaluasi media
pembelajaran, yaitu; evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
data tentang efektifitas dan efisiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektif dan
efisien.
b. Evaluasi sumatif
Sedangkan evaluasi sumatif adalah kelanjutan drai evaluasi formatif yaitu; media
yang telah diperbaiki dan disempurnakan , kemdian diteliti kembali apakah media tersebut
layak digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu. Evaluasi semacam inilah yang
dinamakan dengan evaluasi sumatif.
16
17. Kegiatan evaluasi dalam program pengembangan media pendidikan disini akan
dititikberatkan pada kegiatan evaluasi formatif.
Tahap Evaluasi
Ada tiga tahapan evaluasi formatif yaitu; evaluasi satu lawan satu(one to one),
evaluasi kelompk kecil (Small group evaluation), dan evaluasi lapangan ( field evaluation).
Untuk lebih jelasny akan dijelaskan satu per satu pada pembahasan selanjunya.
A. Evaluasi Satu Lawan Satu ( one to one)
Pada tahapan ini , dipilih 2 orang atau lebih yang dapat mewakili populasi target
media yang dibuat media yang disajikan kepada siswa secara individual. Kedua orang yang
dipilih tersebut satu diantranya adalah mempunyai kemampuan dibawah rata-rata, dan
yang satunya lagi diatas rata-rata.
Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Jelaskan kepada siswa bahwa anda sedang merancang suatu media baru dan anda iongin
mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap mereka terhadap media yang anada buat
tersebut
2) Katakan kepada siswa bahwa akan terjadi kesalahan penggunaan media tersebut,
bukanlah karena kekurangan siswa tetapi karena kelemahan media tersebut yang perlu
diperbaiki dan disempurnakan.
3) Usahakan agar siswa berbuat santaidan bebas dalam mengemukakan pendapat mereka
mengenai media yang ditampilkan tersebut.
4) Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan siswa
terhadap penggunaan media tersebut.
5) Catat lamnya waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan catat pula
reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut .
6) Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
7) Lakukan analisis terhadap informasi yang dikumpul.
Setelah prosedur diatas dilakukan, maka akan diperoleh beberapa informasi
seperti, kesalahan pemilihan kata atau uraian yang kurang jelas , kesalah memilih lambang-
lambang visual, contoh yang kurang, terlalu bnyak atau sedikit materi, urutan penyajian
ynag keliru, pertanyaan atau peyunjuk yang kurang jelas, tujuaan yang tidak sesuai dengan
materi, dan sebagainya.
17
18. Atas dasar data atau informasi dari kegiatan- kegiatan tersebut, akhirnya revisi
dilakukan sebelum media dicobakan ke kelompok kecil.
B. Evaluasi Kelompok Kecil (small Group Evaluation)
Pada tahap ini perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili
populasi target. Siswa yang dipilih tersebut hendaknya dapat mewakili populasi . usahakan
siswa yang dipilh tersebut terdiri dari siswa yang kurang pandai, sedang, dan pandai, laki-
laki dan perempuan yang terdiri dari berbagi latar belakang pendidikan sosial orang tua,
dan sebgainya.
Untuk itu beberapa prosedur yang perlu ditempuh adalah:
1) Jelaskan bahwa media tersebut berada apada tahap formatif dan memerlukan umpan
balik untuk penyempurnaannya.
2) Berikan tes awal (pretest) untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan tentang topic
yang dimediakan.
3) Tugaskan kepada siswa untuk mempelajari media tersebut.
4) Catat waktu dan umpan balik selama penyejoian media.
5) Berikan tes untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ditetapkan dapat tercapai
( postes)
6) Bagika angket kepada siswa untuk mengetahui menarik tidaknya media yang digunakan,
mengerti tidaknya siswa terhadap pesan yang disampaikan oleh media tersebut,
konsistensi tujuan dan materi , dan cukup tidaknya latihan yang dilakukan
7) Analisis data-data yang terkumpul.
Atas dasar umpan balik inilah media disempurnakan.
C. Evaluasi Lapangan (Field Evaluation)
Berikutnya evaluasi lapangan ( field evaluation) merupakan tahap akhir dari
evaluasi formatif. Untuk itu diusahakan situasi yang mirip dengan situasi yang sebenarnya.
Dalam pelaksannannya dipilih 30 orang siswa dengan berbagi karakteristik yang meliputi
tingkat kepandaian kelas , latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan
sebagainya. Usahakan agar hindari dari pengaruh efek hallo (efek hallo).
Ada beberapa prosedur yang harus dilaukan dalam pelaksanaannya, sebagi berikut:
1. Pilih 30 orang siswa yang betul-betul mewakili populasi.
18
19. 2. Jelaskan kepada siswa maksud uji coba lapangan dan hasil akhir yang diharpkan.
Usahkan siswa bersifat relaks/santai dan berani mengeluarkan pendapat atau penilaian.
Ingatkan kepada mereka bahwa uji coba bukan menguji kemampuan mereka.
3. Berikan tes awal untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai topic
yang menggunakan media tersebut.
4. Sajikan media yang sesuai rencana perbuatnnya.
5. Catat semua respon yang muncul dan waktu yang diperlukan dari siswa selama
penyajian
6. Lakukan postes untuk mengukur penvcapaian hasil belajar setelah penyajian media
tersebut. Hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal yang digunakan untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi media yang dibuat tersebut.
7. Edrakan tes skala sikap kepad siswa yang dipilh tersebut untuk mengetahui sikap
mereka terhadap media yang digunakan.
8. Ringkas dan anlisislah data-dat yang diperoleh melalui kegiatan-kegiatan yang
dilakukan , terutama mengenai kemampuan awal pretes , skor tes awal, dan tes akhir,
waktu yang diperlukan, perbaikan dari bagian-bagian yang sulit , pengajaran serta
kecepatan sajian dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Ian. 2010. Perbedaan Media dan Alat Peraga.
http://ian43.wordpress.com/2010/11/03/perbedaan-media-dan-alat-peraga/#more-754
(diakses 2 Desember 2013)
Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2011. Media Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Murdanu. 2004. Hand-out Pengembengan Media Pembelajaran Matematika.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Hand-out%20PengmbMediaPbljrMat.doc. (diakses
2 Desember 2013)
Mahanani, A Fauzan. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. http://www.m-
edukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html . (diakses 2 Desember 2013)
Safihu, La Ode .Pentingnya pemanfaatan Media dalam Pembelajaran.
http://images.lpmpmaluku1.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Sfk0mwoKCB4A
19