SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
MAKALAH MATA KULIAH MIKROTEKNIK
“MIKROTOM PUTAR DAN MIKROTOM SORONG”
Oleh
Nama : Putri Iga Untari
NIM : 08101004050
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai
Mikrotom Putar dan Mirkrotom Sorong sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada
waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pilihan
Mikroteknik dan sebagai syarat memperoleh nilai tugas pada mata kuliah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih
banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan semua pihak akhirnya kesulitan-kesulitan
tersebut dapat diatasi.
Atas bantuan segala pihak, pada kesempatan yang baik ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nina Tanzerina selaku dosen pengajar mata
kuliah Mikroteknik, dan teman-teman yang telah bekerja sama dan memberikan
masukan serta penjelasan kepada penulis.
Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk kita semua dan tak
lupa pula kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan demi sempurnanya
makalah berikutnya.
Inderalaya, 28 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
I. Cover ………………………………………………………………………… 1
II. Kata Pengantar ………………………………………………………………. 2
III. Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3
IV. Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah …………’………………………………………. 4
1.3 Tujuan …………. …………………………………………………. 4
1.4 Manfaat ……………………..……………………………………… 4
V. Bab II. Landasan Teori
2.1 Berbagai Metoda dalam Mikroteknik ………………………………. 5
2.2 Definisi Mikrotom
2.3 Macam-macam Mikrotom
A. Mikrotom putar
B. Mikrotom sorong
VI. Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
VII. Daftar Pustaka
VIII. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara
mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami
secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih
menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya
landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang
harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan
alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan sediaan mikroskopis.
Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur
jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan
mata telanjang. Namun suatu keharusan bahwa dalam melihat struktur jaringan,
preparat atau spesimen yang dibutuhkan harus kecil dan setipis mingkin. Hal ini
diharuskan untuk mempermudah pengamatan jaringan itu sendiri. Bagian dari
tumbuhan/hewan yang dipotong sangat tipis akan menampakkan jaringan yang utuh
dan tidak menumpuk satu sama lain, sehingga jaringan yang diamati dapat tampak
jelas.
Bukanlah hal yang mudah untuk membuat preparat dengan jaringan yang
dipotong setipis mungkin. Pisau atau alat pemotong lainnya tidak bisa digunakan
untuk memotong spesimen menjadi preparat yang akan diamati. Pisau atau alat
pemotong lainnya masih memberikan potongan yang tebal sehingga tidak
memungkinkan spesimen yang dipotong dijadikan sebagai preparat. Ada alat khusus
yang digunakan agar diperoleh ketebalan yang pas, yaitu mikrotom. Mikrotom
merupakan salah satu alat yang penting dalam pembuatan preparat. Mikrotom
mampu memotong dengan ketebalan 6-15 mikron. Dalam bab selanjutnya akan
dibahas lebih lanjut mengenai mikrotom, berbagai jenis, dan bagaimana cara kerja
dari mikrotom dalam proses penyayatan spesimen yang akan dibuat preparat.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mikrotom?
2. Apa saja macam mikrotom?
3. Bagaimana cara kerja mikrotom putar dan mikrotom sorong?
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang mikrotom,
macam-macam mikrotom, dan cara kerjanya.
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrotom, macam-
macam mikrotom, dan bagaimana cara kerja mikrotom.
BAB II
Landasan Teori
2.1 Berbagai Metoda dalam mikroteknik
A. Metoda Sediaan Utuh (Whole Mounts)
Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan
organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ,
maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh
darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar
kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga
dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat
transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor
pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2
mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbasaran
tidak lebih dari 30 kali. Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan
mencapai tingkat perbesaran 100 kali. Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm
atau lebih yang telah di dehidrasidan diberi media pelekap memerluka adanya suatu
penunjang gelas penutup agar spesimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya
sendiri tidak pecah karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebuut.
Belakangan ini umum pula digunakan tabung plastik yang dipotong-potong secara
melintang hingga dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai
dengan tinggi serta ketebalan speimen. Tepi tempat pemotongan sebaiknya
dihaluskan dengan mengunakan kerrtas amplas (Gunarso, 1989).
Menurut (Joyner, 2008 dalam zaifbio 2010) Whole mounth merupakan
metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa
didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati
adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu.
Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud
utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang
dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode
pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya
mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan
terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman
sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil
sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar
bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole
mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini
adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-
bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada
tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga
metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan.
B. Metoda Sediaan Irisan (Sectioning)
Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik
rutin ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal
tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen.
Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm).
Ukura sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang
sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran
panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan
pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup
kecil akan mengjasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan
tersebut.
Pengirisan atau penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan
mikrotom, walau seringkali dilakukan penyayatan dengan tangan saja untuk jenis
spesimen seperti tulang, gigi ataupun benda-benda fosil seringkali diperlukan
gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan
dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan
yang sama atau paling kurang mendekati sama
C. Metoda Sediaan Uraian (Teasing Preparations)
Pengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan
komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan
menggunakan jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasng ini berarti juga
pembedahan dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan
pembedahan mikro yang dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai. Teasing
ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami
pewarnaan.
Secara umum jenis tisu yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah
darah, limfa, cairan sum-sum tulang belakang, semen janan, sediaan air seni, serta
beberapa lainnya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri
dalam melakukan pengulasa atau penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan
yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air
atau serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10.
D. Metoda Sediaan Rentang
Pada metoda ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa
sehingga disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui
perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot,
syaraf, jenis jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain).
E. Metoda Sediaan Gosok
Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa
lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila
mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas
tadi, maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang
paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2
cm. Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat
diamati pada mikroskop (Gunarso, 1989).
F. Metoda Sediaan Supravital
Selain jenis-jenis metoda yang dimanfaatkan materi yang mengalami
matian dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya
digunakan zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah
mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai.
Bila kedua zat warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan
kita untuk mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat
cepat pada sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan
(Gunarso, 1989).
2.2 Definisi Mikrotom
Mikorotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan
“temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom adalah mesin untuk mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop.
Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan
sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi. Mikrotom menggunakan
pisau baja, kaca, atau berlian tergantung pada spesimen yang diiris dan ketebalan
yang diinginkan dari bagian yang dipotong.
Berikut adalah definisi mikrotom dari beberapa literatur:
Anonimus (2010) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah mesin untuk
mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan
mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histology”.
Mohammad (1993: 85) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah alat untuk
memotong irisan tipis untuk pemeriksaan Mikroskopis. Beberapa mikrotom
menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan
hewan atau tumbuhan dalam histology”.
Parjatmo (1993: 58) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah suatu alat
berpresisi tinggi sehingga harus diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan
untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide”.
Pujawati (2002: 75) menyatakan bahwa: Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah
yang memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk
membuat bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat mekanis
yang digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi bagian tipis transparan
untuk pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja, kaca atau berlian
pisau tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang diinginkan
dari bagian yang dipotong.
Mikrotom merupakan instrument ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu
untuk pemeriksaan mikroskopis atau suatu alat berpresisi tinggi sehingga harus
diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan untuk menyayat jaringan sebelum
ditempelkan ke atas pemukaan kaca objek.
Secara umum, mikrotom mempunyai bagian-bagian yang penting, yaitu:
1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kana atas badan
mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan kekanan sesuai dengan ketebalan
sayatan yang diinginkan.
2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.
3. Pegangan blok jaringan, merupakan koponen yang menghubungkan mikrotom
dengan blok jaringan yang hendak disayat.
4. Pengatur jarak, berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.
2.3 Macam-macam mikrotom
Dari beberapa jenis mikrotom yang ada, jenis-jenis mikrotom yang umum
dikenal dan digunakan dalam mikroteknik adalah:
1. Mikrotom putar
Mikrotom putar umumnya sering digunakan pada metoda paraffin.
Posisi kedudukan pisau tetap, sementara jaringan yang dilekatkan pada holder
bergerak naik turun sehingga diperoleh sayatan yang umumnya berbentuk pita.
Gbr.1 Mikrotom putar
Gbr.2 Bagian-bagian mikrotom putar
A. Bagian-bagian mikrotom putar:
1. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut
2. Sliding pemegang pisau
3. Pemegang untuk mengatur knob
4. Pemegang penguncian batang
5. Knife memperbaiki tombol
6. Parafin blok knob transversal regulating
7. Pengunci blok parafin batang tetap
8. Sekrup blok parafin
9. Parafin blok tombol vertikal regulating
10. Roda pemutar
11. Sectioning knob ketebalan mengatur
12. Tangan roda mengunci batang
B. Spesifikasi mikrotom putar:
1. Rentang ketebalan sectioning: 1-40μm
2. Ketebalan Minimum regulasi: 1μm
3. Sectioning Area: 40mmX30mm
4. Dimensi: 458mmX355mmX285mm
5. Berat: 42kg (apprex)
C. Cara penggunaan Mikrotom putar:
Gbr.3 Kerja mikrotom putar
Cara Kerja mikrotom pemotongan (mounting) adalah proses pemotongan
blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan
serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom. Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar
jaringan dapat dipotong dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan
jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di
mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada holder dengan
menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk blok parafin
beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek. Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah
dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau
tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas. Tehnik pemotongan parafin yang mengandung
preparat adalah sebagai berikut:
a. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya
di mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya
kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan
dikunci dengan kuat.
b. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya.
Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.
c. Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan
antara 5-7 mikrometer.
d. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok
preparat secara teratur dan ritmis dengan memutar gagang pemutar pada
mikrotom putar. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga
kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan.
e. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati
menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya
diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut
mengembang.
f. Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin
tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan
kaca objek itu kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita
parafin.
g. Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan
temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah
dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat
erat di atas kaca objek.
h. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca
objek berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
2. Mikrotom Sorong
Sliding microtome atau mikrotom sorong, dimana jaringan tetap
posisinya dan pisau yang bergerak maju dan mundur. Mikrotom ini sering
digunakan pada mikroteknik metode paraffin, walau umumnya digunakan pada
penyayatan jaringan yang di tanam dalam celloidin. Biasanya digunakan pada
objek-objek yang keras.
Gbr.1 Mikrotom sorong
Gbr.2 pisau pada mikrotom sorong
A. Spesifikasi mikrotom sorong:
Mikrotom sorong adalah instrumen standar yang didesain khusus untuk
Laboratorium Penelitian untuk memotong bagian dari parafin serta spesimen
celloiden tertanam. Mikrotom sorong memiliki keuntungan pakan objek vertikal
dengan sekrup mikrometer dan silinder sehingga kaku menyatakan bahwa sempurna
dalam mobilitas di bawah pisau dipastikan bahkan ketika memotong spesimen yang
relatif besar, keras dan homogen. Blok pisau yang berat dipasang pada cara slide
dapat digerakkan sepenuhnya oleh tangan.
Fitur menonjol: kokoh dibangun dengan tubuh ramping. Panjang geser track
27 cm. Memotong Bagian 1-50 mikron dalam langkah satu mikron. Dilengkapi
dengan pemegang pisau kokoh disesuaikan dengan rentang yang berbeda dari sudut
sectioning. Jumlah kunjungan dari 25mm pakan. Maksimum pembukaan tahap objek:
31x26mm. Disediakan dalam kasus kayu lengkap dengan aksesori berikut - Razor A,
Satu Kaca Piring untuk mengasah dan tiga pemegang objek.
Gbr 3. Penggunaan mikrotom sorong
2.3 Penggunaan mikrotom pada berbagai penelitian
Dalam berbagai jurnal penelitian yang menyangkut tentang struktur
anatomi sel hewan maupun tumbuhan, penggunaan mikrotom dalam penyayatan
spesimen baik daun, batang, atau organ tubuh sering sekali ditemukan dalam
metoda penelitiannya. Misalnya pada jurnal yang berjudul “Studi Anatomi Jenis-
Jenis Daun Averrhoa Di Indonesia untuk Mempertegas Status Taksonominya”
oleh Siti Sunarti, Rugayah dan Eka Fatmawati Tihurua. Dalam penelitiannya,
Siti dan Eka menggunakan metoda paraffin untuk melihat struktur epidermis
dari daun Averhhoa, dan menggunakan mikrotom sebagai alat untuk menyayat
spesimennya. Siti dan Eka melihat struktur jaringan epidermis daun Averrhoa
untuk membedakan jenis yang satu dengan jenis lainnya. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mempertegas status taksonomi dari averrhoa. Status taksonomi
tumbuhan tidak hanya dapat dilihat dari struktur tumbuhan yang tampak saja.
Tapi bisa dilihat dari ukuran lapisan epidermis tumbuhan itu. Ini membuktikan
adanya kaitan antara mikroteknik dan cabang ilmu lainnya, taksonomi misalnya.
Keterampilan membuat preparat dapat memudahkan untuk mengelompokkan
hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri jaringannya.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah kita baca sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa dalam pembuatan preparat, sangat dibutuhkan adanya mikrotom.
Mikrotom mampu memotong dan mengiris spesimen menjadi bagian yang tipis
hingga berukuran 6-15 mikron untuk dijadikan preparat sebagai studi histology
(melihat jaringan hewan tumbuhan). Mikrotom yang sering dipakai dalam
pembuatan preparat adalah mikrotom putar dan mikrotom sorong. Kedua
mikrotom ini mempunyai fugsi yang sama dan sama-sama sering dipakai dalam
metoda paraffin, namun berbeda teknis pemotongan. Pada mikrotom putar, pisau
hanya diam, yang bergerak naik turun pada pisau adalah paraffin yang ditempel
pada balok. Sedangkan pada mikrotom sorong, yang bergerak adalah pisaunya
yang maju mundur dengan bantuan tangan untuk memotong paraffin. Namun
mikrotom sorong lebih sering digunakan pada benda atau spesimen yang
mempunyai tekstur yang keras. Mikrotom putar menghasilkan pita paraffin yang
berurutan sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan yang seri.
1.2 Saran
Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu, Penulis
menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dan berguna untuk
kemajuan pembuatan makalah selanjutnya di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima
. 2011. Mikrotom http://agekrw17.wordpress.com/2011/06/ 10/mikrotom.
Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012.
Anonimb
. 2011. Mikroteknik. http: wikipedia.com. Di akses tanggal 29 Desember 2008
jam 14.35
Dasumiati, 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi Fak.Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Daun. Http: http://fionaangelina.com/2008/04/01/daun/. Di akses tanggal 28 Oktober
2012 jam 14.24
Imron,Tamyis Ali.2008. Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan Dengan Metode
Parafin. Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber-
biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.02
Rina Aningtyas . Pembuatan Preparat Jaringan Hewan Dengan Metode Parafin.
Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber-
biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.17
Priyanti dan Puji. 2007. Penuntun Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
(Morfologi dan Anatomi Tumbuhan). Laboratorium Terpadu. UIN Jakarta
LAMPIRAN
Mikrotom Putar
Mikrotom Sorong
Makalah mata kuliah mikroteknik

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalimat lisnawati
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)khusumaari
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisanNova Wardany
 
Mikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriMikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriIndana Mufidah
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinAuliabcd
 

Mais procurados (20)

Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Bab 3 Sistem Gerak
Bab 3  Sistem  GerakBab 3  Sistem  Gerak
Bab 3 Sistem Gerak
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)2. laboratorium histopatologi (rpl)
2. laboratorium histopatologi (rpl)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Makalah mikroskop
Makalah mikroskopMakalah mikroskop
Makalah mikroskop
 
Kelompok 5 metode irisan
Kelompok 5   metode irisanKelompok 5   metode irisan
Kelompok 5 metode irisan
 
Mikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusriMikrobiologi udara , air dan indusri
Mikrobiologi udara , air dan indusri
 
Sistem otot ikan
Sistem otot ikanSistem otot ikan
Sistem otot ikan
 
Laporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek umLaporan 1 alat ek um
Laporan 1 alat ek um
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Makalah leukosit
Makalah leukositMakalah leukosit
Makalah leukosit
 

Destaque

Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarCahya
 
Hakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajarHakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajaraiieriie
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...Google
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarLutfi Isni
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeMaedy Ripani
 
Pewarnaan Gram Metode Preston dan Morrel
Pewarnaan Gram Metode Preston dan MorrelPewarnaan Gram Metode Preston dan Morrel
Pewarnaan Gram Metode Preston dan MorrelNur Latifah
 
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajardodyoktavendi
 
Buat proposal pengajuan ta
Buat proposal pengajuan taBuat proposal pengajuan ta
Buat proposal pengajuan taNurul Agustini
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteriNon Pesek
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarSTKIP Bina Bangsa Getsempena
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 

Destaque (20)

Mikroteknik ppt
Mikroteknik pptMikroteknik ppt
Mikroteknik ppt
 
Makalah herbarium
Makalah herbariumMakalah herbarium
Makalah herbarium
 
metode mikriteknik
metode mikriteknikmetode mikriteknik
metode mikriteknik
 
Pembuatan preparat segar
Pembuatan preparat segarPembuatan preparat segar
Pembuatan preparat segar
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
Hakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajarHakekat belajar-mengajar
Hakekat belajar-mengajar
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
 
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
TUJUAN DAN STANDAR KOMPETENSI MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDI...
 
Keterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajarKeterampilan dasar mengajar
Keterampilan dasar mengajar
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
 
Platyhelmintes
PlatyhelmintesPlatyhelmintes
Platyhelmintes
 
Pewarnaan Gram Metode Preston dan Morrel
Pewarnaan Gram Metode Preston dan MorrelPewarnaan Gram Metode Preston dan Morrel
Pewarnaan Gram Metode Preston dan Morrel
 
Pewarnaan Bakteri
Pewarnaan  BakteriPewarnaan  Bakteri
Pewarnaan Bakteri
 
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
3. hakikat, ciri dan komponen belajar mengajar
 
Buat proposal pengajuan ta
Buat proposal pengajuan taBuat proposal pengajuan ta
Buat proposal pengajuan ta
 
Pengecatan bakteri
Pengecatan bakteriPengecatan bakteri
Pengecatan bakteri
 
Histoteknik Dasar
Histoteknik DasarHistoteknik Dasar
Histoteknik Dasar
 
panduan pemgembangan bahan ajar
 panduan pemgembangan bahan ajar panduan pemgembangan bahan ajar
panduan pemgembangan bahan ajar
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 

Semelhante a Makalah mata kuliah mikroteknik

148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx
148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx
148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docxAgathaHaselvin
 
Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)LukmanLaaTahzaan1
 
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxTUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxnvmbrlimabelas
 
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdfPEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdfAgathaHaselvin
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docxLAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docxAgathaHaselvin
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanandreanapulu
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)itatriewahyuni
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing pjj_kemenkes
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibAndria Bin Muhayat
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”SMPN 4 Kerinci
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROSMPN 4 Kerinci
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...FAJAR MENTARI
 
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docxAgathaHaselvin
 
RPP SMA Biologi Kelas XI
RPP SMA Biologi Kelas XIRPP SMA Biologi Kelas XI
RPP SMA Biologi Kelas XIDiva Pendidikan
 

Semelhante a Makalah mata kuliah mikroteknik (20)

148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx
148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx
148669428-Laporan-Preparat-Sayatan-Organ-Hewan.docx
 
Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)Presentationdd101 edit 1 (1)
Presentationdd101 edit 1 (1)
 
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxTUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
 
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdfPEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
PEMBUATAN_PREPARAT_IRISAN_METODE_PARAFIN.pdf
 
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docxLAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
LAPORAN_PRAKTIKUM_METODE_PARAFIN.docx.docx
 
Makalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringanMakalah kultur jaringan
Makalah kultur jaringan
 
Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)Percobaan 6 (total plate count)
Percobaan 6 (total plate count)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing Pemeriksaan darah : parasit cacing
Pemeriksaan darah : parasit cacing
 
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unibLaporan praktikum kultur jaringan andria unib
Laporan praktikum kultur jaringan andria unib
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
 
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
KULTUR JARINGAN TUMBUHAN “PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO”
 
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITROMakalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
Makalah kuljar (amrullah m) PERBANYAKAN JERUK SECARA IN VITRO
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
 
Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
 
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
ORGANISASI KEHIDUPAN DAN SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MAHLUK HIDUP, SERTA PEN...
 
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx
247379244-LAPORAN-PRAKTIKUM-MIKROTEKNIK-HEWAN-docx.docx
 
RPP SMA Biologi Kelas XI
RPP SMA Biologi Kelas XIRPP SMA Biologi Kelas XI
RPP SMA Biologi Kelas XI
 

Makalah mata kuliah mikroteknik

  • 1. MAKALAH MATA KULIAH MIKROTEKNIK “MIKROTOM PUTAR DAN MIKROTOM SORONG” Oleh Nama : Putri Iga Untari NIM : 08101004050 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDERALAYA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai Mikrotom Putar dan Mirkrotom Sorong sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pilihan Mikroteknik dan sebagai syarat memperoleh nilai tugas pada mata kuliah ini. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa sepenuhnya masih banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan semua pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi. Atas bantuan segala pihak, pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nina Tanzerina selaku dosen pengajar mata kuliah Mikroteknik, dan teman-teman yang telah bekerja sama dan memberikan masukan serta penjelasan kepada penulis. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk kita semua dan tak lupa pula kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan demi sempurnanya makalah berikutnya. Inderalaya, 28 Oktober 2012 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI I. Cover ………………………………………………………………………… 1 II. Kata Pengantar ………………………………………………………………. 2 III. Daftar Isi ……………………………………………………………………... 3 IV. Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4 1.2 Rumusan Masalah …………’………………………………………. 4 1.3 Tujuan …………. …………………………………………………. 4 1.4 Manfaat ……………………..……………………………………… 4 V. Bab II. Landasan Teori 2.1 Berbagai Metoda dalam Mikroteknik ………………………………. 5 2.2 Definisi Mikrotom 2.3 Macam-macam Mikrotom A. Mikrotom putar B. Mikrotom sorong VI. Bab III. Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran VII. Daftar Pustaka VIII. Lampiran
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik, sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis. Penelaahan umumnya dilakukan dengan bantuan mikroskop, karena struktur jaringan secara terperinci pada galibnya terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Namun suatu keharusan bahwa dalam melihat struktur jaringan, preparat atau spesimen yang dibutuhkan harus kecil dan setipis mingkin. Hal ini diharuskan untuk mempermudah pengamatan jaringan itu sendiri. Bagian dari tumbuhan/hewan yang dipotong sangat tipis akan menampakkan jaringan yang utuh dan tidak menumpuk satu sama lain, sehingga jaringan yang diamati dapat tampak jelas. Bukanlah hal yang mudah untuk membuat preparat dengan jaringan yang dipotong setipis mungkin. Pisau atau alat pemotong lainnya tidak bisa digunakan untuk memotong spesimen menjadi preparat yang akan diamati. Pisau atau alat pemotong lainnya masih memberikan potongan yang tebal sehingga tidak memungkinkan spesimen yang dipotong dijadikan sebagai preparat. Ada alat khusus yang digunakan agar diperoleh ketebalan yang pas, yaitu mikrotom. Mikrotom merupakan salah satu alat yang penting dalam pembuatan preparat. Mikrotom mampu memotong dengan ketebalan 6-15 mikron. Dalam bab selanjutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai mikrotom, berbagai jenis, dan bagaimana cara kerja dari mikrotom dalam proses penyayatan spesimen yang akan dibuat preparat.
  • 5. 1.2 Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan mikrotom? 2. Apa saja macam mikrotom? 3. Bagaimana cara kerja mikrotom putar dan mikrotom sorong? 1.3 Tujuan Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang mikrotom, macam-macam mikrotom, dan cara kerjanya. 1.4 Manfaat Pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrotom, macam- macam mikrotom, dan bagaimana cara kerja mikrotom.
  • 6. BAB II Landasan Teori 2.1 Berbagai Metoda dalam mikroteknik A. Metoda Sediaan Utuh (Whole Mounts) Dengan metoda ini dipersiapkan sediaan yang terdiri atas keseluruhan organisme (baik hewan maupun tumhuhan) secara utuh. spesimen kultur, organ, maupun bagian organ, embrio, sel telur, spermatozoa ,potongan syaraf,pembuluh darah, jenis-jenis selaput tipis dan sebagainya. Melalui metoda ini diusahakan agar kita mendapat kesan bentuk aslinya dengan mempertahankan format-format taga dimensinya. Yang menjadi pembatas adalah faktor ukuran, ketabalan, serta tingkat transparansi sediaan yang kita buat tersebut yang berkaitan dengan faktor pembesaran pengamatan melalui mikroskop nantinya. Sediaan dengan ketebalan 2 mm dan transparan akan memungkinkan untuk diamati sampai tingkat perbasaran tidak lebih dari 30 kali. Sediaan dengan ketebalan 0,5 mm mungkin hanya akan mencapai tingkat perbesaran 100 kali. Sediaan permanen dengan ketebalan 0,2 mm atau lebih yang telah di dehidrasidan diberi media pelekap memerluka adanya suatu penunjang gelas penutup agar spesimen tidak menjadi rusak dan gelas penutupnya sendiri tidak pecah karena proses pengeringan serta pengkerutan media tersebuut.
  • 7. Belakangan ini umum pula digunakan tabung plastik yang dipotong-potong secara melintang hingga dihasilkan cincin-cincin penunjang dengan ketebalan yang sesuai dengan tinggi serta ketebalan speimen. Tepi tempat pemotongan sebaiknya dihaluskan dengan mengunakan kerrtas amplas (Gunarso, 1989). Menurut (Joyner, 2008 dalam zaifbio 2010) Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja. Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi dan kecil. Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian- bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan. B. Metoda Sediaan Irisan (Sectioning) Cara pengerjaan melalui irisan atau sayatan ini dianggap sebagai teknik rutin ataupun teknik bagi penyiapan spesimen histologi amaupun patologi. Tebal tipisnya sayatan bergantung pada pengalaman serta tujuan penyiapan spesimen. Tebal sayatan yang umum berkisar antara 6-15 mikron (1 mikron = 0,001 mm). Ukura sayatan juga sangat bervariasi, mulai dari saytaan pembuluh darah yang sangat kecil hingga sayatan otak. Ukuran sayatan biasanya terbatas pada ukuran panjang lebar 2x3 cm karena ukuran yang demikian paling sesuai untuk direkapkan pada kaca preparat yang umum digunakan. Tentu saja ukuran spesimen yang cukup
  • 8. kecil akan mengjasilkan sayatan juga juga jauh lebih kecil dari ukuran sayatan tersebut. Pengirisan atau penyayatan umumnya dilakukan dengan bantuan mikrotom, walau seringkali dilakukan penyayatan dengan tangan saja untuk jenis spesimen seperti tulang, gigi ataupun benda-benda fosil seringkali diperlukan gergaji untuk memotongnya. Mikrotom adalah jenis mesin khusus dirancang dan dipasarkan untuk tujuan mikroteknik. Mesin tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga mampu untuk melakukan penyayatan sesuatu spesimen dengan ketebalan yang sama atau paling kurang mendekati sama C. Metoda Sediaan Uraian (Teasing Preparations) Pengertian teasing adalah menguaraikan. Untuk dapat memisahkan komponen suatu jenis jaringan maupun organ tisu atau jaringan diuraikan dengan menggunakan jarum penguraian. Dengan demikian pengertian teasng ini berarti juga pembedahan dalam skala kecil. Tingkatnya pada pembedahan biasa dan pembedahan mikro yang dilakukan dengan menggunakan jarum pengurai. Teasing ini dilakukan pada jenis sediaan segar yang telah difiksasi dan mengalami pewarnaan. Secara umum jenis tisu yang bisa ditelaah melalui metode ulas ini adalah darah, limfa, cairan sum-sum tulang belakang, semen janan, sediaan air seni, serta beberapa lainnya. Masing-masing biasanya memerlukan teknik perlakuan tersendiri dalam melakukan pengulasa atau penyebaran pada kaca preparat. Untuk jenis cairan yang mengandung suspensi yang tinggi densitasnya umumnya dicairkan dengan air atau serum darah dengan perbandingan 1 : 5 atau 1 : 10. D. Metoda Sediaan Rentang Pada metoda ini preparat belum difiksasi, diperlakukan sedemikian rupa sehingga disamping jelas juga mendekati keadaan aslinya dengan melalui perentangan. Jenis bahan siapan yang umum direntang saat difiksasi adalah otot, syaraf, jenis jaringan tipis (selaput yang membungkus jantung ,hate dan lain-lain).
  • 9. E. Metoda Sediaan Gosok Jenis jaringan yang keras sifatnya, seperti tulang, gigi, kuku dan beberapa lainnya mungkin sekali sangat sukar untuk dibuat sediaan sayatan (kecuali bila mengalami berbagai perlakuan khusus sebelumnya). Untuk mengatasi hal diatas tadi, maka umum juga dibuat sediaan dengan metoda gosok. Tulang misalkan tulang paha, terlebih dahulu dipotong-potong hingga ukuran beberapa mili hingga 1 – 2 cm. Potongan tersebut kemudian digosok pada batu hingga cukup tipis untuk dapat diamati pada mikroskop (Gunarso, 1989). F. Metoda Sediaan Supravital Selain jenis-jenis metoda yang dimanfaatkan materi yang mengalami matian dan fiksasi. Untuk pengamatan sel-sel darah yang masih hidup umumnya digunakan zat warna vital seperti Yanus green atau Neutral red, karena sel darah mempunyai kemampuan untuk menghisap zat warna pada konsentrasi yang sesuai. Bila kedua zat warna tersebut dipakai secara bersama-sama maka memungkinkan kita untuk mengamati mitokondria. Hanya saja akan terjadi perubahan yang sangat cepat pada sel, karena sel dapat mati oleh kedua warna tadi secara bersamaan (Gunarso, 1989). 2.2 Definisi Mikrotom Mikorotom berasal dari bahasa Yunani yaitu “mikros” berarti kecil, dan “temnein” yang berarti untuk memotong. Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi. Mikrotom menggunakan pisau baja, kaca, atau berlian tergantung pada spesimen yang diiris dan ketebalan yang diinginkan dari bagian yang dipotong. Berikut adalah definisi mikrotom dari beberapa literatur:
  • 10. Anonimus (2010) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histology”. Mohammad (1993: 85) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah alat untuk memotong irisan tipis untuk pemeriksaan Mikroskopis. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histology”. Parjatmo (1993: 58) menyatakan bahwa: “Mikrotom adalah suatu alat berpresisi tinggi sehingga harus diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide”. Pujawati (2002: 75) menyatakan bahwa: Mikrotom adalah Instrumen Ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat untuk membuat bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskopis. Alat mekanis yang digunakan untuk memotong spesimen biologi menjadi bagian tipis transparan untuk pemeriksaan mikroskopis. Mikrotom menggunakan baja, kaca atau berlian pisau tergantung pada spesimen yang sedang diiris dan ketebalan yang diinginkan dari bagian yang dipotong. Mikrotom merupakan instrument ilmiah yang memotong iris tipis sesuatu untuk pemeriksaan mikroskopis atau suatu alat berpresisi tinggi sehingga harus diperlakukan secara hati-hati. Alat ini digunakan untuk menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas pemukaan kaca objek. Secara umum, mikrotom mempunyai bagian-bagian yang penting, yaitu: 1. Skala pengatur ketebalan sayatan, biasanya terdapat di bagian kana atas badan mikrotom. Skala ini dapat digeser ke kiri dan kekanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang diinginkan. 2. Pisau mikrotom, merupakan komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan. 3. Pegangan blok jaringan, merupakan koponen yang menghubungkan mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat. 4. Pengatur jarak, berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau. 2.3 Macam-macam mikrotom
  • 11. Dari beberapa jenis mikrotom yang ada, jenis-jenis mikrotom yang umum dikenal dan digunakan dalam mikroteknik adalah: 1. Mikrotom putar Mikrotom putar umumnya sering digunakan pada metoda paraffin. Posisi kedudukan pisau tetap, sementara jaringan yang dilekatkan pada holder bergerak naik turun sehingga diperoleh sayatan yang umumnya berbentuk pita. Gbr.1 Mikrotom putar Gbr.2 Bagian-bagian mikrotom putar A. Bagian-bagian mikrotom putar: 1. Pisau mengatur batang untuk mencondongkan sudut 2. Sliding pemegang pisau 3. Pemegang untuk mengatur knob 4. Pemegang penguncian batang
  • 12. 5. Knife memperbaiki tombol 6. Parafin blok knob transversal regulating 7. Pengunci blok parafin batang tetap 8. Sekrup blok parafin 9. Parafin blok tombol vertikal regulating 10. Roda pemutar 11. Sectioning knob ketebalan mengatur 12. Tangan roda mengunci batang B. Spesifikasi mikrotom putar: 1. Rentang ketebalan sectioning: 1-40μm 2. Ketebalan Minimum regulasi: 1μm 3. Sectioning Area: 40mmX30mm 4. Dimensi: 458mmX355mmX285mm 5. Berat: 42kg (apprex) C. Cara penggunaan Mikrotom putar: Gbr.3 Kerja mikrotom putar Cara Kerja mikrotom pemotongan (mounting) adalah proses pemotongan blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan pemotongan serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah : 1. Persiapan pisau mikrotom. Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan dapat dipotong dengan baik dan tidak koyak sehingga didapatkan
  • 13. jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok parafin pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat duduk blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom. 2. Persiapan Kaca Objek. Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated (disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa 3. Persiapan Waterbath atau wadah berisi air hangat dengan temperatur 37-400C 4. Persiapan sengkelit atau kuas. Tehnik pemotongan parafin yang mengandung preparat adalah sebagai berikut: a. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di mikrotom. Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat. b. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur sudut kemiringannya. Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat. c. Atur ketebalan potongan yang diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara 5-7 mikrometer. d. Gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat secara teratur dan ritmis dengan memutar gagang pemutar pada mikrotom putar. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga kita mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan. e. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati menggunakan sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat hingga poita parafin tersebut mengembang. f. Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pita parafin tersebut pada kaca objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam waterbath dan menggerakkannya ke arah pita parafin. g. Letakkan kaca objek yang berisi pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah
  • 14. dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita parafin melekat erat di atas kaca objek. h. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek berisi potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai. 2. Mikrotom Sorong Sliding microtome atau mikrotom sorong, dimana jaringan tetap posisinya dan pisau yang bergerak maju dan mundur. Mikrotom ini sering digunakan pada mikroteknik metode paraffin, walau umumnya digunakan pada penyayatan jaringan yang di tanam dalam celloidin. Biasanya digunakan pada objek-objek yang keras. Gbr.1 Mikrotom sorong Gbr.2 pisau pada mikrotom sorong A. Spesifikasi mikrotom sorong: Mikrotom sorong adalah instrumen standar yang didesain khusus untuk Laboratorium Penelitian untuk memotong bagian dari parafin serta spesimen celloiden tertanam. Mikrotom sorong memiliki keuntungan pakan objek vertikal dengan sekrup mikrometer dan silinder sehingga kaku menyatakan bahwa sempurna dalam mobilitas di bawah pisau dipastikan bahkan ketika memotong spesimen yang relatif besar, keras dan homogen. Blok pisau yang berat dipasang pada cara slide dapat digerakkan sepenuhnya oleh tangan.
  • 15. Fitur menonjol: kokoh dibangun dengan tubuh ramping. Panjang geser track 27 cm. Memotong Bagian 1-50 mikron dalam langkah satu mikron. Dilengkapi dengan pemegang pisau kokoh disesuaikan dengan rentang yang berbeda dari sudut sectioning. Jumlah kunjungan dari 25mm pakan. Maksimum pembukaan tahap objek: 31x26mm. Disediakan dalam kasus kayu lengkap dengan aksesori berikut - Razor A, Satu Kaca Piring untuk mengasah dan tiga pemegang objek. Gbr 3. Penggunaan mikrotom sorong 2.3 Penggunaan mikrotom pada berbagai penelitian Dalam berbagai jurnal penelitian yang menyangkut tentang struktur anatomi sel hewan maupun tumbuhan, penggunaan mikrotom dalam penyayatan spesimen baik daun, batang, atau organ tubuh sering sekali ditemukan dalam metoda penelitiannya. Misalnya pada jurnal yang berjudul “Studi Anatomi Jenis- Jenis Daun Averrhoa Di Indonesia untuk Mempertegas Status Taksonominya” oleh Siti Sunarti, Rugayah dan Eka Fatmawati Tihurua. Dalam penelitiannya, Siti dan Eka menggunakan metoda paraffin untuk melihat struktur epidermis dari daun Averhhoa, dan menggunakan mikrotom sebagai alat untuk menyayat spesimennya. Siti dan Eka melihat struktur jaringan epidermis daun Averrhoa untuk membedakan jenis yang satu dengan jenis lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempertegas status taksonomi dari averrhoa. Status taksonomi tumbuhan tidak hanya dapat dilihat dari struktur tumbuhan yang tampak saja. Tapi bisa dilihat dari ukuran lapisan epidermis tumbuhan itu. Ini membuktikan adanya kaitan antara mikroteknik dan cabang ilmu lainnya, taksonomi misalnya.
  • 16. Keterampilan membuat preparat dapat memudahkan untuk mengelompokkan hewan atau tumbuhan berdasarkan ciri jaringannya. BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Dari apa yang telah kita baca sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam pembuatan preparat, sangat dibutuhkan adanya mikrotom. Mikrotom mampu memotong dan mengiris spesimen menjadi bagian yang tipis hingga berukuran 6-15 mikron untuk dijadikan preparat sebagai studi histology (melihat jaringan hewan tumbuhan). Mikrotom yang sering dipakai dalam pembuatan preparat adalah mikrotom putar dan mikrotom sorong. Kedua mikrotom ini mempunyai fugsi yang sama dan sama-sama sering dipakai dalam metoda paraffin, namun berbeda teknis pemotongan. Pada mikrotom putar, pisau hanya diam, yang bergerak naik turun pada pisau adalah paraffin yang ditempel pada balok. Sedangkan pada mikrotom sorong, yang bergerak adalah pisaunya yang maju mundur dengan bantuan tangan untuk memotong paraffin. Namun mikrotom sorong lebih sering digunakan pada benda atau spesimen yang
  • 17. mempunyai tekstur yang keras. Mikrotom putar menghasilkan pita paraffin yang berurutan sehingga memudahkan untuk melakukan pengamatan yang seri. 1.2 Saran Makalah yang dibuat masih jauh dari sempurna, karena itu, Penulis menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dan berguna untuk kemajuan pembuatan makalah selanjutnya di masa mendatang. DAFTAR PUSTAKA Anonima . 2011. Mikrotom http://agekrw17.wordpress.com/2011/06/ 10/mikrotom. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2012. Anonimb . 2011. Mikroteknik. http: wikipedia.com. Di akses tanggal 29 Desember 2008 jam 14.35 Dasumiati, 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi Fak.Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Daun. Http: http://fionaangelina.com/2008/04/01/daun/. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.24 Imron,Tamyis Ali.2008. Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan Dengan Metode Parafin. Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber- biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.02 Rina Aningtyas . Pembuatan Preparat Jaringan Hewan Dengan Metode Parafin. Lap.prak mikroteknik Universitas Brawijaya. http://cyber- biology.blogspot.com. Di akses tanggal 28 Oktober 2012 jam 14.17 Priyanti dan Puji. 2007. Penuntun Praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan (Morfologi dan Anatomi Tumbuhan). Laboratorium Terpadu. UIN Jakarta