Epos Gilgamesh dan Shahnameh merupakan karya sastra epik paling awal dari Timur Tengah kuno. Gilgamesh menceritakan petualangan raja Gilgamesh dari Uruk demi mencari keabadian setelah kematian sahabatnya Enkidu, sedangkan Shahnameh mengisahkan sejarah panjang rakyat Iran dari penciptaan dunia hingga penaklukan Arab, dengan berbagai pahlawan seperti Rostam. Kedua epos ini melestarikan sejar
1. NAMA : SAPERIAH
NIM : A1B110243
PRODI : PBSI REGULER B
MK : SASTRA BANDINGAN
EPIK “GILGAMESH”
Epik Gilgamesh adalah sebuah puisi epos dari Babilonia dan merupakan salah satu di
antara karya sastra paling awal yang dikenal. Sebagai rangkaian legenda dan puisi Sumeria
tentang raja dan pahlawan mitis Gilgames, yang dianggap sebagai penguasa pada millennium
ketiga SM, dikumpulkan hingga menjadi sebuah puisi Akkadia yang panjang di kemudian
hari, dengan versi terlengkap yang masih ada sekarang dilestarikan dalam lempengan-
lempengan tanah liat dalam koleksi perpustakaan raja Asyurbanipal dari Asyur pada abad ke-
7 SM.
Salah sebuah cerita yang termasuk dalam epos ini berkaitan dengan air bah. Inti
kisahnya berkisar pada hubungan antara Gilgames, seorang raja yang terpecah perhatiannya
dan patah semangat oleh pemerintahannya, dan seorang sahabat, Enkidu, yang agak liar dan
yang berusaha melakukan suatu upaya yang berbahaya bersama Gilgames. Banyak dari epos
ini terpusat pada perasaan kehilangan Gilgames setelah kematian Enkidu, dan yang seringkali
disebut oleh para sejarahwan sebagai salah satu karya sastra pertama yang sangat
menekankan keabadian.
Isi cerita kesebelas lempengan tanah liat
1. Gilgames dari Uruk, raja terbesar di muka bumi, dua-pertiga dewa dan sepertiga
manusia, adalah Raja-Dewa terkuat yang pernah ada. Ketika rakyatnya mengeluh bahwa
ia terlalu kejam, dan menyalahgunakan kekuasaannya dengan tidur dengan perempuan-
perempuan lain sebelum mereka ditiduri oleh suami mereka, dewi penciptaan Aruru
menciptakan manusia liar Enkidu, lawan yang setimpal yang juga menjadi pengganggu
perhatiannya. Enkidu ditaklukkan oleh pikatan seorang imam perempuan/pelacur
(pelacur kuil) Shamhat.
2. 2. Enkidu menantang Gilgames. Setelah suatu pertempuran hebat, Gilgames meninggalkan
perkelahian ini (bagian ini hilang dari versi Babilonia Standar tetapi dipasok dari versi-
versi lainnya). Gilgames mengusulkan sebuah petualangan di Hutan Aras untuk
membunuh suatu roh jahat.
3. Gilgames dan Enkidu bersiap-siap melakukan petualangan ke Hutan Aras, dengan
dukungan dari banyak pihak termasuk dewa matahari Shamash.
4. Gilgames dan Enkidu pergi ke Hutan Aras. Di sana, mereka bertarung dengan Humbaba.
5. Gilgames dan Enkidu, dengan bantuan dari Shamash, membunuh Humbaba, roh
jahat/monster penjaga pohon-pohon. Tetapi sebelum ini terjadi Humbaba mengutuk
mereka berdua, dan mengatakan bahwa salah seorang dari mereka akan mati karena hal
ini; lalu ia menebang pohon-pohon, yang mereka apungkan sebagai rakit untuk kembali
ke Uruk.
6. Gilgames menolak ajakan seksual dari anak perempuan Anu, dewi Ishtar. Ishtar meminta
kepada ayahnya agar mengirimkan "Banteng Surgawi" untuk membalas penolakan
ajakan seksual ini. Gilgames dan Enkidu membunuh sang banteng.
7. Para dewata memutuskan bahwa ada yang harus dihukum karena membunuh sang
Banteng Surgawi. Mereka menghukum Enkidu. Hal ini juga menggenapi kutukan
Humbaba. Enkidu jatuh sakit dan menggambarkan Dunia bawah sementara ia terbaring
sekarat. Hukuman ini ditafsirkan sebagai hukuman atas pembunuhan terhadap Humbaba.
8. Gilgames meratap karena Enkidu, sambil menawarkan berbagai pemberian kepada
banyak dewata agar mereka mau berjalan di sisi Enkidu di dunia bawah.
9. Gilgames berangkat untuk mengelakkan nasib Enkidu dan membuat perjalanan
berbahaya untuk mengunjungi Utnapishtim dan istrinya, satu-satunya manusia yang
berhasil selamat dari banjir yang sagnat dahsyat yang diberikan keabadian oleh para
dewata, dengan harapan bahwa ia pun dapat memperoleh keabadian. Dalam perjalanan,
Gilgames berjumpa dengan Alewyfe Siduri yang berusaha membujuknya agar
menghentikan perjalanannya itu.
10. Gilgames berangkat dengan kapal melintasi Air Kematian bersama Urshanabi, sang
jurumudi, dan menyelesaikan perjalanan menuju dunia bawah.
11. Gilgames berjumpa dengan Utnapishtim, yang menceritakan kepadanya tentang air bah
yang dahsyat dan dengan enggan memberikan kepadanya kesempatan untuk hidup abadi.
Ia mengatakan kepada Gilgames bahwa bila ia dapat bertahan tidak tidur selama enam
hari dan tujuh malam, ia akan abadi. Namun demikian, Gilgames jatuh tertidur dan
Utnapishtim menyuruh istrinya memanggang roti untuk setiap hari ia tertidur, sehingga
3. Gilgames tidak dapat menyangkal kegagalannya. Ketika Gilgames terbangun,
Utnapishtim menceritakan kepadanya tentang sebuah tanaman yang terdapat di dasar laut
dan bahwa bila ia memperolehnya dan memakannya, ia akan menjadi muda kembali,
menjadi seorang pemuda lagi. Gilgames memperoleh tanaman itu, tetapi ia tidak segera
memakannya karena ia ingin juga membagikannya kepada para tua-tua Uruk lainnya. Ia
menempatkan tanaman itu di tepi sebuah danau sementara ia mandi, dan tanaman itu
dicuri oleh seekor ular. Setelah gagal dalam kedua kesempatan itu, Gilgames kembali ke
Uruk, dan ketika ia melihat dinding-dindingnya yang begitu besar dan kuat, ia memuji
karya abadi manusia yang fana ini. Gilgames menyadari bahwa cara makhluk fana untuk
mencapai keabadian adalah melalui karya peradaban dan kebudayaan yang kekal.
EPIK “SHAHNAMEH”
Epos “Shahnameh” karya Hakim Abul-Qasim Firdawsi Tusi ini merupakan sebuah
epik yang menceritakan mitos (sejarah) dan pahlawan kebangsaan Parsi atau Iran. Epick ini
berisi delapan belas bab, yaitu sebagai berikut.
1. Shah Old
2. Feridoun
3. Zal
4. Zal dan Rodabeh
5. Rostam
6. March ke Mazanderan
7. Kai Kawous tetap berbuat Lebih Follies
8. Rostam dan Sohrab
9. Saiawosh
10. Kembali dari Kai Khosrow
11. Firoud
12. Vengeance Kai Khosrow
13. Bijan dan Manijeh
14. Kekalahan Afrasiyab
15. Meninggalnya Kai Khosrau
16. Isfendiyar
4. 17. Rustem dan Isfendiyar
18. Kematian Rostam
Kisah-kisah “Shahnameh” ini menceritakan sejarah panjang rakyat Iran. Ini dimulai
dengan penciptaan dunia dan mitos asal seni peradaban (api, memasak, metalurgi, struktur
sosial, dan lain-lain) dan berakhir dengan penaklukan Arab dari Persia pada abad ketujuh,
ACE Campuran mitos dan sejarah, karakter Shahnameh mengambil pembaca pada
petualangan heroik diisi dengan juara super, makhluk ajaib, kisah cinta yang menyayat hati,
dan pertempuran selama berabad-abad.
“Shahnameh” ditulis karena dimaksudkan untuk pelabuhan memori kolektif Persia,
bahasa, dan budaya di tengah-tengah laut yang bergolak banyak badai sejarah dan
melestarikan nostalgia masa keemasan Persia. Pahlawan Shahnameh sering terpecah antara
kesetiaan yang tidak kompatibel: kewajiban moral terhadap kewajiban kelompok, berbakti
terhadap kehormatan nasional, dan lain-lain. Beberapa raja Iran dan pahlawan muncul dalam
“Shahnameh” sebagai contoh keberanian dan bangsawan. Sedangkan yang lainnya
digambarkan sebagai manusia cacat yang kehilangan ilahi "karisma," mereka orang yang
mereka cintai, dan bahkan nyawa mereka sendiri untuk kepicikan dan keangkuhan. Ferdowsi
menekankan keyakinannya bahwa karena dunia bersifat sementara, dan karena semua orang
hanyalah seorang pejalan kaki, kebijaksanaan untuk menghindari kekejaman, berbohong,
keserakahan dan kejahatan lainnya, melainkan kita harus berusaha untuk pesanan, keadilan,
kehormatan. kebenaran dan kebajikan lainnya.