1. RESISTOR
1. Pengertian
Resistor merupakan komponen elektronika yang bersifat membatasi,
menghambat, menahan arus listrik yang mengalir di dalam suatu rangkaian.
Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan
dengan nilai resistor tersebut. Satuan Resistor adalah Ohm dengan simbol "Ω".
Bagaimana resistor dapat menahan arus listrik? di antara dua kutub resistor diproduksi
sejumlah tegangan listrik, berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan berbanding lurus
dengan arus yang mengalir.
Sebagai gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor, anggap saja
ada arus air itu sebagai arus listrik, sedangkan bendungan sebagai resistornya maka
besarnya arus tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang dibuka. Semakin
besar terbukanya pintu bendungan, semakin besar juga arus yang melewati bendungan
tersebut, jadi bila kita menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang
nilai resistansi (tahanan)-nya kecil, bila mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak
dipasang sama sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi. Seperti itulah kira-kira
fungsi Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.
2. Fungsi Spesifik Resistor
Sebagai pembagi arus
Sebagai penurun tegangan
Sebagai pembagi tegangan
Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
3. Kategori Resistor
A. Berdasarkan Nilainya
1. Resistor Linear (fixed)
Ialah resistor yang nilai hambatannya tetap.
2. Gbr. Resistor fixed
Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor
tersebut.
Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya
dibandingkan resistor dari bahan carbon.
2. Resistor non Linear
Ialah resistor yang nilai hambatannya berubah-ubah karena faktor lingkungan,
ex cahaya dan suhu
PTC : Positive Temperatur Coefisien
Nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin
tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai
hambatannya.
NTC : Negative Temperatur Coefisien
Nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin
tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.
LDR : Light Dependent Resistor
Nlai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang
mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
3. 3. Resistor variabel
Ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan
menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut, sehingga nilai resistor
dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan, contohnya sbb :
Gbr. Resistor Trimpot
Trimpot, Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan
mengunakan obeng.
Potensio, Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung
mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau
mengeser kenop untuk potensio geser.
Gbr. Potensio
B. Berdasarkan Bentuknya
Silinder SMD (chip) wiremound
4. C. Berdasarkan Bahan Resistor
1. Karbon (paling Banyak)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan
kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan
pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga
merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang
sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari
resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
Gbr. Resistor Karbon
2. Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan (vacuum tube). Bentuknya
bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya
banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang
tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai
sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada
bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang
tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan
10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
Gbr. Resistor Kawat
5. 3. Meta film (paling Banyak)
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film
karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum
pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan
dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian
yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film
metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna.
Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor
film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor
ini dapat dilihat pada gambar di samping.
Gbr. Resistor Film
4. SMD
SMD ( Surface Mounted Device ) Resistor adalah resistor dengan bentuk kotak
kecil yang cara pemasangannya menempel pada pcb.
Gbr. Resistor SMD
6. 5. Cara Membaca/Menentukan Nilai Resistor
Seperti yang sudah diketahui, kemampuan resistor dalam menghambat arus
listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistor tersebut. Nilai tersebut
ditandai oleh gelang warna serta angka pada jenis resistor tertentu.
Apabila kita menginginkan nilai suatu resistor tetapi tidak terdapat di resistor
tersebut, kita dapat menggunakan teknik rangkaian seri dan pararel untuk
mendapatkan nilai seperti yang kita inginkan.
Pada bahasan kali ini, kita akan mempelajari bagaimana menghitung nilai
resistor berdasarkan gelang warna, angka serta rangkaian.
1. Berdasarkan warna gelang
Gelang warna merupakan tanda nilai suatu resistor, pada umumnya resistor
bentuk silinder. Kode warna tersebut berjumlah 10 warna yang menandakan
kode bilangan, multiplier, toleransi dan temperatur.
Jumlah gelang warna dalam resistor ada yang 4 warna, 5 warna serta 6 warna.
Berikut kode warnanya.
7. Contoh,
Warna dimulai dari 3 warna yang rapat, warna pertama sebagai angka, kedua
sebagai angka, ketiga sebagai pengali, keempat sebagai toleransi.
Warna kuning bernilai 4, warna ungu bernilai 7, merah sebagai pengali bernilai
00, dan emas bernilai 5%.
Kalkulasikan kode tersebut, 4 digabung 7 X 100 = 4700 ohm.
Dengan toleransi 5% dari 4700 = 235 ohm.
Nilai toleransi ada karena nilai resistor tidak begitu tepat, karena pada
kenyataannya nilai tersebut tergantung kondisi resistor itu sendiri.
Batas Maksimal nilai= 4700+235 = 4935 ohm
Batas minimal nilai= 4700-235 = 4665 ohm.
Maka kesimpulannya, resistor tersebut mempunyai nilai antara 4665 – 4935
ohm.
2. Berdasarkan kode angka
Resistor dengan kode angka pada umumnya terdapat pada resistor chip. Contoh
8. Dalam gambar diatas tertera kode 102. Penghitungan sama seperti gelang
warna, berarti 1 digabung dengan 2 X 100 = 1000 ohm.
3. Berdasarkan rangkaian
Berapakah nilai total rangkaian resistor diatas?
Pertama jumlahkan rangkaian yang paralel.
1/R = 1/56 + 1/33 = 89/1848, Maka R = 1848/89 = 20,8 ohm.
Sekarang didapat rangkaian seri sbb :
Maka, R = R1 + R2, R = 20,8 + 47 = 67,8 ohm.
4. Mengukur Resistor Dengan Multitester
1) Pastikan anda sudah melakukan zerro Ohm.
2) Putar batas ukur pada Ohmmeter (pastikan batas ukur lebih tinggi atau hampir
sama dengan perkiraan resistor yang diukur).
3) Hubungkan probe ke masing-masing kaki resistor (bolak balik sama saja)
4) Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Kesimpulan Hasil Pengukuran
a) Jarum menunjuk angka sesuai dengan ukuran aslinya : resistor baik
b) Jarum menunjuk angka lebih besar / kecil dari ukuran aslinya : resistor
rusak
c) Jarum tidak bergerak sama sekali : resistor putus
d) Jarum menunjuk angka nol : resistor short