Dokumen tersebut membahas berbagai aspek hukum mengenai paten, mulai dari definisi paten, syarat-syarat invensi yang dapat dipatenkan, hak dan kewajiban pemegang paten, serta pengecualian atas invensi yang tidak dapat dipatenkan.
2. “...The patent system changed this; secured to the
inventor, for a limited time, the exclusive use of his
invention; and thereby added the fuel of interest to
the fire of genius, in the discovery and production of
new and useful things.”
Abraham Lincoln
THEY SAY...
3. “Certainly an inventor ought to be allowed
a right to the benefit of his invention for
some certain time. Nobody wishes more
than I do that ingenuity should receive
liberal encouragement. In the arts, and
especially in the mechanical arts, many
ingenious improvements are made in
consequence of the patent right giving
exclusive use of them for fourteen years. .
“
Thomas Jefferson
THEY SAY...
4. “Patents are the best and most effective means of
controlling competition. They occasionally give
absolute command of the market, enabling their
owner to name the price without regard to the cost
of production... Patents are the only legal form of
absolute monopoly.”
Edwin J. Prindle, America by Design
THEY SAY...
5. “In the field of industrial patents in
particular we shall have seriously to
examine whether the award of a
monopoly privilege is really the most
appropriate and effective form of reward
for the kind of risk bearing which
investment in scientific research involves.”
F.A. von Hayek, Individualism and Economic
Order
THEY SAY...
6. “... If we did not have a patent system, it
would be irresponsible, on the basis of our
present knowledge of its economic
consequences, to recommend instituting
one. But since we have had a patent
system for a long time, it would be
irresponsible, on the basis of our present
knowledge, to recommend abolishing it...
“
Fritz Machlup, An Economic Review of the
Patent System
THEY SAY...
7. Paten Patent Patere (Latin) = “to lay open (for
public inspection)”
Inggris Letters Patent keputusan raja
memberikan hak eksklusif tertentu
1474 Republic of Venice Italia
1623 Inggris Statute of Monopoly
PATEN
8. Paris Convention for the Protection of Industrial
Property Ratifikasi melalui Keppres no. 24/1979
Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Laws (TRIPS) Agreement Establishing
the World Trade Organization (WTO) UU no.
7/1994
HUKUM INTERNASIONAL
9. UU no. 6/1989 tentang Paten
UU no. 13/1997 tentang Perubahan atas UU no.
6/1989 tentang Paten
UU no. 14/2001 tentang Paten
Rencana Revisi UU Paten 2001?
Benarkah karena terpaksa untuk memenuhi
tuntutan negara maju?
HUKUM NASIONAL
10. Hak eksklusif;
dari Negara kepada Inventor;
Atas hasil invensi di bidang teknologi;
Selama waktu tertentu;
Untuk melaksanakan sendiri invensi; atau
Memberikan persetujuan kepada pihak
lain untuk melaksanakan
(Pasal 1 Ayat 1 UU Paten 2001)
PATEN
11. Berdasarkan konsep kepemilikan individu secara
eksklusif bertujuan mendapat manfaat ekonomi
terkuat di antara rejim2 HKI lainnya;
Teritorial tidak ada paten yang berlaku internasional;
Jangka waktu terbatas;
Berfungsi sebagai reward/incentive?
PATEN
12. Atas dasar permohonan First to File v. First to
Invent;
Diajukan ke Direktorat Paten, Ditjen HKI, Depkum
HAM;
Tahapan Penting: Pendaftaran Pemeriksaan
Formalitas Publikasi Pemeriksaan Substantif
Diberi/Ditolak
PATEN
13. Istilah di UU Lama “Penemuan”
Istilah “Penemuan” dianggap terlalu luas
Invensi Invention
Invention ≠Discovery
INVENSI
14. Ide inventor yang dituangkan bandingkan
dengan “Ciptaan” di HC;
Suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
bidang teknologi;
Berupa produk atau proses; atau
Penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses
(Pasal 1 Angka 2 UU Paten 2001)
INVENSI
15. Kreasi estetika;
Skema;
Aturan dan mode untuk melakukan kegiatan:
(1) yang melibatkan kegiatan mental;
(2) permainan;
(3) bisnis.
Aturan dan metode mengenai program
komputer;
Presentasi mengenai suatu informasi
(Penjelasan Umum UU Paten 2001)
BUKAN INVENSI!
16. Baru (novelty);
Mengandung langkah inventif (inventive steps);
Dapat diterapkan dalam industri (industrial
applicability)
(Pasal 2 UU Paten 2001)
SYARAT INVENSI
17. Basis pengungkapan sebelumnya
(state of the art/prior art/prior disclosure)
Titik tolak tanggal penerimaan (filing
date)/tanggal prioritas (priority date)
Invensi = baru ≠teknologi yang
diungkapkan sebelumnya
Tidak sekedar beda, harus dibandingkan
antar fungsi ciri teknis (technical features)
(Pasal 3 Ayat 1 UU Paten 2001)
KEBARUAN
18. Teknologi yang telah diumumkan;
Di Indonesia atau luar Indonesia;
Tertulis, uraian lisan, melalui peragaan, atau cara
apapun;
Memungkinkan seorang ahli untuk melaksanakan
invensi tersebut;
Tetap harus ada bukti tertulis
PRIOR ART - LITERATUR
NON-PATEN
19. Paling lama 6 (enam) Bulan:
Pameran resmi atau diakui sebagai resmi
Berskala internasional di Indonesia atau
luar negeri; atau
Berskala nasional di Indonesia
Resmi = diselenggarakan oleh pemerintah
Diakui sebagai resmi = diakui atau
memperoleh persetujuan pemerintah
(Pasal 4 Ayat (1) huruf a UU Paten 2001)
GRACE PERIOD KEBARUAN
20. Paling lama 6 (enam) Bulan:
Telah digunakan oleh inventornya di
Indonesia;
Dalam rangka percobaan dengan
tujuan penelitian dan pengembangan
(Pasal 4 Ayat (1) huruf b UU Paten 2001)
GRACE PERIOD KEBARUAN
21. Paling lama 12 (dua-belas) Bulan:
Telah diumumkan oleh pihak lain
secara tanpa hak;
Secara melanggar kewajiban untuk
menjaga kerahasiaan
(Pasal 4 Ayat (2) UU Paten 2001)
GRACE PERIOD KEBARUAN
22. Mengandung langkah inventif
US Doktrin “Flash of genius”
Doktrin “Non-obviousness”
Problem-solution approach ident. Prior
art terdekat menentukan technical
problems menentukan obviousness
Could-would approach “...would, not
simply could...”
LANGKAH INVENTIF
23. Merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya;
Oleh orang yang mempunyai keahlian teknik
tertentu (person skilled in the art);
Memperhatikan keahlian (state of the art) pada saat
pengajuan permohonan/permohonan pertama kali
(Pasal 1 Ayat (2) dan (3) UU Paten 2001)
LANGKAH INVENTIF
24. Dapat dilaksanakan dalam industri sesuai uraian
permohonan
Produk dapat dibuat secara berulang-
ulang/massal dengan kualitas yang sama;
Proses dapat dilaksanakan dalam praktik
(Pasal 5 UU Paten 2001)
DAPAT DITERAPKAN DALAM
INDUSTRI
25. Konsep Eropa industrial applicability
Serupa dengan konsep AS
Usefulness/Utility General Utility,
Specific Utility, Moral/Beneficial Utility
Industri harus diartikan secara luas, tidak
terbatas pengertiannya hanya industri
modern/pabrik saja
Berhubungan dengan sufficiency of
disclosure
DAPAT DITERAPKAN DALAM
INDUSTRI
26. Produk/alat baru;
Punya kegunaan praktis;
Karena bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau
komponennya
Bersifat kasat mata atau berwujud
Bukan metode/proses
(Pasal 6 UU Paten 2001)
PATEN SEDERHANA
27. Public-Order UU, agama, tibum, kesusilaan
Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan
dan/atau pengobatan terhadap manusia
dan/atau hewan Swiss Style;
Teori/metode ilmu pengetahuan dan
matematika;
Semua mahluk hidup kecuali jasad renik Sui
Generis: PVT (UU no.29/2000);
Proses biologis esensial untuk memproduksi
tanaman atau hewan, kecuali proses non-
biologis/proses mikrobiologis
(Pasal 7 UU Paten 2001)
INVENSI YANG
DIKECUALIKAN
28. Dihitung sejak tanggal penerimaan (filing date)
20 tahun untuk paten biasa
10 tahun untuk paten sederhana
Tidak dapat diperpanjang
(Pasal 8 dan 9 UU Paten 2001)
MASA PERLINDUNGAN
29. Inventor; atau
Yang menerima lebih lanjut hak inventor
yang bersangkutan
(Pasal 10 Ayat 1 UU Paten)
Konsep “inventor” ≠ konsep “pemilik”
(owner) inventor = hak ekonomi +
moral owner = hak ekonomi semata
Inventor tetap dianggap sebagai pemilik
sampai mengalihkan haknya kepada
orang lain
SUBYEK PATEN
30. Kecuali terbukti lain,
seseorang/beberapa orang;
yang pertama kali dinyatakan sebagai inventor
dalam permohonan
(Pasal 11 UU Paten)
INVENTOR
31. Invensi dihasilkan secara bersama-sama
hak dimiliki secara bersama-sama (Pasal
10 Ayat 2 UU Paten)
Misjoinder Tidak ikut menghasilkan
invensi namun ikut dianggap sebagai
inventor;
Nonjoinder Ikut menghasilkan invensi
namun tidak dicantumkan sebagai
inventor
JOINT-INVENTORSHIP
32. Invensi yang dihasilkan dalam hubungan kerja
dimiliki oleh pemberi kerja;
Termasuk karyawan yang menggunakan fasilitas
perusahaan meskipun tidak termasuk dlm job-
description;
Inventor tetap berhak atas imbalan layak
ketidak-sesuaian diputus oleh Pengadilan Niaga
Tidak menghapuskan Hak Moral
(Pasal 12 UU Paten)
Lihat Doktrin Hired to Invent/Shops Rights (USA)
INVENSI HASIL HUBUNGAN
KERJA
33. Pihak yang melaksanakan invensi saat
invensi tsb dimohonkan paten tetap
berhak melaksanakan invensi tsb sebagai
pemakai terdahulu;
Harus dengan itikad baik, tidak
menggunakan pengetahuan yg didapat
dari dokumen pengajuan paten invensi
tersebut;
Diberikan atas permohonan tertulis
disertai bukti
(Pasal 13, 14, 15 UU Paten)
HAK PEMAKAI TERDAHULU
34. Melaksanakan paten yang dimiliki; dan
Melarang pihak lain tanpa persetujuannya:
membuat,menggunakan,menjual,mengimpor,
menyewakan, menyerahkan,menyediakan untuk dijual
atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi
paten;
Dalam hal paten proses mencakup melarang
menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk
membuat barang;
Pada paten proses larangan impor hanya produk yang
semata-mata dihasilkan dari penggunaan paten-proses
yang dimilikinya
(Pasal 16 Ayat 1 dan 2 UU Paten)
TIDAK MENTOLERIR INDEPENDENT CREATION ATAU REVERSE
ENGINEERING
LINGKUP HAK EKSKLUSIF
PEMEGANG PATEN
35. Pelaksanaan paten untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, percobaan;
Tanpa merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang paten tidak mengarah ke eksploitasi
komersial
(Pasal 16 Ayat 3 UU Paten)
FAIR USE
36. Paten dapat dialihkan baik sebagian atau seluruhnya
karena:
- Pewarisan;
- Hibah;
- Wasiat;
- Perjanjian Tertulis; atau
- Sebab lain yang dibenarkan UU
Pengalihan wajib dicatat dan diumumkan Belum
ada Keppres yang mengatur
Tidak menghapuskan Hak Moral
(Pasal 66 UU Paten)
PENGALIHAN PATEN
37. Hanya memberikan hak kepada pihak lain
untuk menikmati manfaat ekonomi, tidak
mengalihkan hak itu sendiri;
Tidak boleh memuat ketentuan yg dapat
merugikan kepentingan perekonomian
Indonesia langsung/tak langsung;
Harus dicatatkan dan diumumkan;
Belum ada PP Lisensi Paten
(Pasal 69-73 UU Paten)
LISENSI
38. Diberikan atas dasar permohonan;
Hanya setelah lewat 36 bulan dari tanggal
pemberian paten;
Hanya dengan alasan paten tidak
dilaksanakan atau dilaksanakan tidak
sepenuhnya di Indonesia
(Pasal 74-87 UU Paten)
Tidak berlaku untuk Paten Sederhana (Pasal
107 UU Paten)
LISENSI WAJIB
39. Pasal 99-103 UU Paten PP no. 27 tahun 2004
Memiliki arti penting bagi pertahanan keamanan
negara senjata, amunisi, bahan peledak militer,
senjata kimia/biologis/nuklir, peralatan militer
Kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan
masyarakat obat2an untuk penyakit mewabah,
prod.kimia untuk pertanian, obat2 untuk hewan
Keppres 83/2004 untuk obat2an retroviral
Ditetapkan dengan Keputusan Presiden bersifat
final
Pemegang paten mendapatkan imbalan wajar
dapat digugat ke P.Niaga
PELAKSANAAN PATEN OLEH
PEMERINTAH
40. Sengketa Alas Hak Subyek Paten
Gugatan ke Pengadilan Niaga (Pasal 117 UU
Paten);
Sengketa Pelanggaran Paten
(Infringement) Gugatan Ganti Rugi
Pengadilan Niaga (Pasal 118 UU Paten)
Penetapan Sementara Pengadilan (Pasal 124
UU Paten)
Pidana (Pasal 130-132 UU Paten) Delik
Aduan (Pasal 133 UU Paten) 32 Kasus dari
tahun 1994-2006
Arbitrase dan ADR (Pasal 123 UU Paten)
PENYELESAIAN SENGKETA
41. Batal demi hukum pemegang paten lalai
membayar biaya pemeliharaan 3 tahun berturut-
turut (Pasal 88-89 UU Paten);
Batal atas permohonan pemegang paten
sebagian atau seluruhnya diajukan kepada
Ditjen HKI (Pasal 90 UU Paten);
Batal berdasarkan gugatan diajukan ke
Pengadilan Niaga (Pasal 91-94 UU Paten) 7
kasus di Pengadilan Niaga JakPus periode 2002-
2005
Membatalkan segala Akibat Hukum yang
berkaitan dengan Paten (pasal 95 UU Paten)
PEMBATALAN PATEN
42. Paten dan Pengetahuan Tradisional
Misappropriation Lemahnya sistem
pemeriksaan kebaruan vs Ketiadaan
database PT sebagai Prior Art
Paten untuk Metode Bisnis Kasus
Garuda v. Bagus Tanuwidjaya
Masih rendahnya permohonan paten
lokal tingkat teknologi masyarakat
yang masih rendah v kurang kesadaran
pentingnya paten
BEBERAPA ISU PENTING