SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 2
Baixar para ler offline
DIGITAL NE WS PA PER

KECELAKAAN KA

CERMIN MASYARAKAT
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2

| KAMIS, 12 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

PEMILU UANG PALSU
SURYA Online - Menghadapi Pemilihan
Umum (Pemilu) 2014 yang tentunya
membutuhkan banyak dana karena pasti
akan banyak praktik-praktik politik
uang, pemalsuan uang diprediksi bakal
kian marak. Jadi tidak hanya Pemilu
legislatif dan Pemilu Presiden, tetapi
juga marak Pemilu Uang Palsu karena
membagikan yang haram saja susah
apalagi membagikan yang halal.
Tertangkapnya sindikat peredaran
Uang Palsu (Upal) oleh Unit Jatanras
Ditreskrimum Polda Jatim, menjadi
bukti bahwa Upal marak beredar di
masyarakat menjelang Pemilu. “Polisi
masih melakukan penyidikan terkait
peredaran Upal pasca-tertangkapnya
dua tersangka itu,” kata Kasubbid Pen
Mas Polda Jatim Kompol R Bambang.
Berdasarkan laporan masyarakat,
Polda Jatim menangkap Slamet Riyadi
(45) warga Kecamatan Kartoharjo dan
Muji Suryanto (46) warga Kec. Delopo,
Kabupaten Madiun. Mereka adalah
jaringan pengedar Upal lintas provinsi.
Hasil penyidikan pihak kepolisian,
dua pelaku ini mengedarkan Upal
terkait kepentingan ekonomi. “Motif
mereka untuk ke arah sana (kebutuhan
politik uang) masih kita dalami,” kata
Bambang dan menambahkan bahwa
saat ini polisi masih mengejar jaringan
di atas dua orang ini, yakni seseorang
bernama Edy.
Tersangka Muji, menurut dia,
menerima uang dari Edy yang sekarang
masih buron, empat kali. Mereka
transaksi di Jawa Tengah. Pertama awal
Oktober, Edy menyerahkan uang palsu
Rp 200.000 sebagai contoh. Kemudian
pertengahan Oktober dia memberikan
50 lembar uang pecahan Rp100.000.
Uang tersebut ditukar dengan uang asli
sebesar Rp 2,5 juta.
Akhir Oktober 2013, keduanya
bertemu lagi dan bertransaksi upal
sebesar Rp 35 juta dan ditukar dengan
uang asli Rp15 juta. Terakhir, November, Muji menerima uang palsu dari Edy
sebesar Rp10 juta. Muji menjual Upal
kepada Slamet. Kadang juga diedarkan
ke pembeli lain. Dia memakai sistem
Rp1 juta uang asli ditukar dengan Rp
2,5 juta uang palsu,” katanya.
Momentum besar lainnya yang dijadikan peluang untuk mengedarkan Upal
adalah menjelang Hari Natal dan Tahun
Baru. Deputi Direktur Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Purwokerto, Rahmat
Hernowo, mengimbau masyarakat untuk
mewaspadai hal tersebut.
“Uang palsu yang saat ini beredar
masih dalam batas normal, artinya ada
tetapi masih seperti sebelumnya, belum
join facebook.com/suryaonline

ada indikasi peningkatan,” katanya.
Kendati demikian, waspadai setiap
menjelang momentum besar karena
sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan dengan
mengedarkan Upal.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya
bersama seluruh perbankan yang ada
di Kabupaten Banyumas terus berupaya
menyosialisasikan cara mengenali uang
asli kepada masyarakat, salah satunya
melalui kegiatan “Pencanangan Bersih Rupiah dan Gerakan Indonesia Menabung”.
“Kami berikan pemahaman mengenai
uang rupiah aslinya. Jadi nanti kalau
ada uang rupiah palsu di sini, masyarakat bisa langsung tahu,” ujarnya seraya
menambahkan bahwa dalam kegiatan
itu Bank Indonesia bersama perbankan
lain melayani penukaran uang yang
telah lusuh dengan uang yang masih
baru. “Kami menyediakan dana sekitar
Rp1 miliar untuk melayani penukaran
ini,” ujarnya.
“Kami langsung datang ke pasar,
karena berdasarkan penelitian tempat
yang paling banyak uang lusuhnya adalah pasar. Kami mengajak teller-teller
perbankan berinteraksi langsung dengan
masyarakat, sehingga mereka tahu
informasi apa yang mereka perlukan
tentang rupiah. Kami menyediakan
dana sekitar Rp1 miliar untuk melayani
penukaran ini,” katanya.
Dalam kegiatan ini, Bank Indonesia
(BI) juga mensosialisasikan gerakan
menabung kepada masyarakat agar
mereka yang selama ini belum pernah
berhubungan dengan perbankan, bisa
mulai menjalin kemitraan dengan
perbankan.
Kantor Perwakilan BI di Jogjakarta
juga mengimbau masyarakat setempat
tetap mewaspadai potensi peredaran
Upal menjelang Pemilu 2014. “Tahun ini
saat gencar-gencarnya kampanye men-

jelang Pemilu sehingga juga diprediksi
rawan potensi pemalsuan uang,” kata
Deputi Kepala Perwakilan BI Daerah
Istimewa Jogjakarta (DIJ), Causa Imam
Karana.
Dia menyarankan kepada masyarakat
DIJ agar terus mempraktikkan prinsip
yang selalu disosialisasikan oleh BI, yakni 3 D - diraba, dilihat, diterawang pada
setiap pecahan uang yang diterima.
“Kami selalu meningkatkan pengawasan bekerja sama dengan pihak
kepolisian apalagi menjelang Pemilu
2014, dan mendorong masyarakat luas
untuk selalu menerapkan prinsip 3D
setiap menerima uang tunai,” katanya.
Meskipun telah gencar disosialisasikan, prinsip 3D masih belum optimal
dipraktekkan oleh masyarakat, sebagian
karena terburu-buru atau malas, padahal metode tersebut bukan hal yang
sulit bagi masyarakat awam.

Beredar di Sentra Aktivitas

Menurut Causa, potensi terjadinya
pertukaran uang palsu tersebut
biasanya di sentra-sentra aktivitas
masyarakat, seperti pertokoan, pasar
dan tempat-tempat ramai lainnya.
Peredaran Upal biasanya rawan
terjadi menjelang hari-hari besar yang
dapat berpotensi memicu peningkatan
transaksi ekonomi masyarakat.
Potensi peredaran Upal di DIJ saja,
katanya, meningkat 67 persen pada
2012 menjadi 1.310 dibanding Tahun
2011 yang hanya tercatat 432 lembar.
“Rata-rata pemalsuan uang Tahun 2011
dilakukan pada pecahan Rp 50.000 dan
Rp100.000, sedangkan pada 2012 paling
banyak pada pecahan Rp 50.000,”
katanya.
Di Sulawesi Selatan sepanjang 2013,
BI menemukan peredaran ribuan lembar
Upal. Selama periode Januari-September, peredaran Upal mencapai 1.318

lembar dengan total nilai Rp 90,61 juta.
Pecahan upal paling banyak ditemukan
adalah Rp 50.000 (776 lembar) senilai
Rp 38,8 juta.
Disusul kemudian pecahan Rp100.000
(513 lembar) dengan total Rp 51,3
juta, pecahan Rp 20.000 (23 lembar)
senilai Rp 460.000, pecahan Rp10.000
(4 lembar) dan pecahan Rp 5.000 (2
lembar).
Menurut pengamat Ekonomi dari
Universitas Hasanuddin Hamid Paddu,
era yang serba terbuka seperti sekarang
ini memicu kemungkinan adanya kriminalitas dalam ekonomi, termasuk Upal.
Karena itu, koordinasi antara otoritas
moneter (BI) dengan pihak kepolisian
harus ditingkatkan untuk meminimalisir
peluang peredaran Upal.
Kepala Perwakilan BI Wilayah I,
Sulampua Suhaedi menyebutkan,
beberapa tahun terakhir, persentase
peredaran Upal mengalami penurunan.
Ini mengindikasikan bahwa masyarakat
semakin bisa memahami ciri-ciri
keaslian uang. Namun, meski temuan
Upal mengalami penurunan, pihaknya
mengharapkan masyarakat mampu
mengenali ciri-ciri keaslian uang dengan
langkah 3D dan menyarankan agar
melakukan transaksi non tunai.
“Sebenarnya peredaran uang
palsu tidak terpola. Dalam artian tidak
mengenal momen, sehingga untuk
menghindarinya bisa ditempuh dengan
melakukan transaksi non tunai, misal
transfer atau debit,” ujarnya.
Di Bandung dua pelaku pemalsuan
uang Muzaki dan Rudayat, ditangkap
petugas Polsek Babakan Ciparay.
Keduanya terbukti membuat dan mengedarkan uang palsu, pecahan Rp 5.000,
Rp 50.000, dan Rp 100.000. Dalam
aksinya, kedua tersangka ini membagi
peran. Muzaki bertugas mengedit dan
mencetak Upal, sedang Rudayat sebagai
pemberi modal, sekaligus pengedar.
“Mereka sudah enam bulan beraksi,
Upal yang berhasil diedarkan sudah
Rp 20 juta,” ujar Kapolsek Babakan
Ciparay Kompol Harli Hardiaman. “Dari
tangan tersangka, kami juga menyita
Upal berbagai nominal yang totalnya
Rp10 juta, dua printer, alat sablon,
kertas, dan barang lainnya,” katanya.
Di Solo, aksi penyebaran upal
pecahan Rp 50.000 berhasil digagalkan
teller Bank BNI Cabang Slamet Riyadi.
Modus yang digunakan, Upal tersebut
dikirimkan seorang nasabah ke rekening
seseorang. Hanya saja, si teller merasa
ada yang aneh dengan uang satu juta
yang hendak ditransfer ke rekening
Mitha Amalia itu. (joe/antara)
follow @portalsurya
2

KAMIS, 12 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

CERMIN MASYARAKAT
SURYA Online - Kecelekaan
kereta api kembali menghiasi
tangis Bangsa Indonesia. Tujuh
nyawa melayang dan puluhan
lainnya cedera, ketika KRL
Commuter Line tujuan Tanah
Abang bertabrakan dengan
truk tangki milik Pertamina
yang mengangkut 24.000 liter
premium, di perlintasan kereta
api Pondok Betung, Jakarta
Selatan.
Memang sampai saat tulisan
ini dibuat, belum ada keterangan dari pihak berwenang
tentang penyebab pasti
terjadinya kecelakaan maut
Senin (9/12/2013), pukul 11.20
WIB itu, karena penyelidikan
sedang berlangsung. Namun
apakah musibah itu akibat
palang pintu yang terlambat diturunkan ataukah karena sopir
mobil tangki menerobos palang
pintu, tetap saja penyebabnya
adalah kecerobohan manusia.
Lepas dari siapa yang
salah dan siapa yang benar,
kecelakaan angkutan massal ini
merupakan salah satu cermin
kehidupan masyarakat kita,
bahwa tidak ada yang disiplin
dan tidak ada yang perhatian
terhadap lingkungan apalagi
sesama. Kita bisa liat di triffic
light, apalagi di perlintasan
kereta api, pasti banyak
kendaraan yang tidak sabar dan
tidak disiplin. Saling serobot,
bahkan memakan badan jalan
orang lain. Tingkat pemikiran
dan tingkat kesadaran manusia
Indonesia sudah merosot,
apalagi moralnya. Kondisi
ini perlu menjadi introspeksi
semua pihak dan Pemerintah
terutama dalam menjalankan
program dan melaksanakan
amanah rakyat.
Seorang penumpang, Wisnu
Brata mengutip keterangan
saksi mata yang tidak bersedia
disebutkan namanya, bahwa
kereta menabrak truk tangki
bahan bakar yang melintasi
palang sesaat sebelum kereta
lewat. “Palang telat ditutup
dan truk sudah telanjur masuk
di rel ketika kereta nabrak,”
katanya.
Namun Manajer Komunikasi PT
KCJ Eva Chairunisa mengatakan,
petugas penjaga palang pintu
di pelintasan Betung, Bintaro,
sudah menjalankan tugasnya
dengan baik. Petugas tidak
terlambat menutup palang pintu
saat truk tangki menerobos
hingga tertabrak KRL.
Saksi lain yang ditanyai
Wisnu, Rozak, tukang ojek yang
mangkal di dekat lokasi kecelakaan menyatakan, palang

kereta di Pondok Betung itu
tidak cukup panjang sehingga
masih ada bagian yang terbuka
meski palang ditutup. “Selain
itu, nutupnya tadi juga enggak
sampai bawah.”
Di Stasiun Rawabuntu,
menurut Wisnu, kereta berhenti
sebentar mengambil penumpang. Selepas Stasiun Pondok
Ranji, kereta melaju kencang.
Namun, beberapa saat kemudian
terasa kereta melambat karena
direm, dan tiba-tiba tergoncang
disertai bunyi tabrakan. Beberapa penumpang yang berdiri
terjatuh.
Awalnya semua penumpang
tenang. Ada yang mengeluh karena dikira kereta mati listrik.
Memang begitu berhenti, listrik
dalam kereta padam. Kepanikan terjadi karena dari luar
jendela kereta, warga sekitar
berteriak-teriak, “Ada api...
keluar... kereta terbakar!”
“Penumpang menjadi panik
dan berusaha membuka pintu.
Namun, pintu tak bisa dibuka.
Jendela pun tertutup rapat.
Saya memandang sekeliling,
mencari palu yang biasa
terdapat dalam bus-bus untuk
memecah jendela. Barang itu
juga tidak ada. Penumpang
makin panik. Beberapa anak
menangis,” ujar Wisnu.
Akhirnya jendela bisa dibuka
dengan digeser ke atas. Orangorang pun memanjatnya,
tetapi gamang untuk meloncat
karena lumayan tinggi dari
tanah yang ditutupi batu di
luar rel. Setelah didorong
dari belakang, orang-orang
pun mulai berloncatan. “Saya
termasuk yang meloncat keluar
meski belum paham apa yang
sebenarnya terjadi.”
Seorang penumpang cedera
yang dirawat di RSP Pertamina,
Iska Andini mengisahkan,
dia kaget mendengar bunyi
benturan keras yang disusul
oleh sebuah ledakan dan
kemudian panik ketika gerbong
tempat dia berada gelap gulita
serta dipenuhi asap. “Entah
bagaimana saya bisa berlari
menyelamatkan diri.”
Penumpang lainnya, Susi
Relawati yang dirawat di RS
Fatmawati menceriterakan
bahwa dia mencari pintu tetapi
tidak bisa dibuka. Kemudian
dia lari ke gerbong tiga yang
juga pintunya tidak bisa
dibuka. “Saya sempat menginjak penumpang lain, lalu ada
jendela yang sudah dipecahkan
orang sebelumnya, maka saya
loncat keluar dan dibantu warga dibawa ke tempat yang agak

join facebook.com/suryaonline

tinggi,” ujarnya. Korban
lainnya, Felicia, remaja berusia
belasan tahun tampak syok.
Ketika ditanya kejadiannya dia
hanya mengangguk-angguk,
namun tidak berbicara. Dia
kemudian diangkut ke ambulans PMI Jakarta Timur.
Para korban dievakusi ke
beberapa rumah sakit antara
lain RS Suyoto di Jl Veteran,
Jakarta Selatan, RSP Pertamina
di Jl Kiai Maja di Kebayoran
Baru dan RS Fatmawati di Jl RS
Fatmawati, Jaksel.
Kereta jurusan SerpongTanah Abang ini sebelumnya
mengalami kerusakan AC
sehingga terlambat berangkat
dari seharusnya pk.10.38 WIB
menjadi pukul 10.50 WIB dari
Stasiun Sudimara.
Menurut Kahumas Daop
1 PT KAI Jakarta, Sukendar
Mulya, tabrakan yang terjadi
di sekitar perlintasan Pondok
Betung antara Stasiun Pondok
Ranji dan Kebayoran Lama
itu menewaskan masinis KRL,
Darman Prasetyo dan teknisi
Sofyan Hadi. Saat evakuasi
korban, ada satu jenazah lagi
dalam keadaan gosong.

Dijadikan Pelajaran

Tentu saja kecelakaan
ini memprihatinkan banyak
kalangan, karena 26 tahun
lalu tabrakan maut serupa
terjadi di lokasi yang hampir
sama (Sudimara) manakala
dua kereta KA255 jurusan
Rangkasbitung - Jakarta dan KA
220 cepat jurusan Tanahabang
- Merak yang melaju dari dua
arah berlawanan bertabrakan
akibat kelalaian manusia.
Hasil penyelidikan atas
tragedi 19 Oktober 1987 itu
menunjukkan adanya kelalaian
petugas Stasiun Sudimara yang
memberikan sinyal aman bagi
kereta api dari arah Rangkasbitung. Padahal tidak ada
pernyataan aman dari Stasiun
Kebayoran. Hal ini dilakukan
karena penuhnya jalur di
Stasiun Sudimara.

Tragedi Bintaro yang terjadi
persis pada jam sibuk orang
berangkat kantor itu merupakan
kecelakaan terdahsyat dan
terburuk dalam sejarah perkereta-apian di Indonesia, karena
menelan 156 korban jiwa dan
mencederai 300 orang lainnya.
Terkait tabrakan maut di Pondok Betung tersebut, Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono berduka dan mendoakan lewat akun
twitternya, “Semoga keluarga
korban diberi ketabahan.”
Presiden mengaku sudah
menghubungi Menteri Perhubungan EE Mangindaan
untuk membantu semua
korban. “Beban keluarga korban
harus diringankan. Saya masih
menunggu investigasi dari KNKT.
Ini akan jadi pembelajaran bagi
kita untuk menghindari kejadian
yang sama agar tidak terulang
kembali,” kata Presiden.
Menurut pihak PT KAI,
kecelakaan itu akibat kesalahan pengemudi truk yang tidak
mematuhi peraturan. Sopir disebut tak menghiraukan bunyi
tanda peringatan di pelintasan
Pondok Betung. Palang pintu
sudah bergerak turun, tapi
geraknya lambat dan kemungkinan truk menerobos hingga
tertabrak kereta.
PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) menanggung
asuransi korban tewas dan
korban luka-luka. Untuk korban
tewas, santunan sebesar Rp
25 juta akan diberikan oleh PT
Jasa Raharja dan Rp 40 juta
oleh PT Jasa Raharja Putera.
Korban luka akan mendapatkan
santunan maksimal Rp10 juta
dari PT Jasa Raharja dan
maksimal Rp 30 juta dari PT
Jasa Raharja Putera.
Selasa (10/12/2013) siang,
menurut Kepala Stasiun Serpong, Dede Drajat Juarsa, KRL
Serpong-Tn.Abang sudah mulai
bisa dioperasikan karena jalur
kereta telah diperbaiki, kabel
di atas rel sudah diganti. Hanya
saja KRL baru bisa berjalan di
satu jalur dan saat di lokasi

kecepatan hanya berkisar 10
km/jam.
Hasil pantauan di dalam
KRL yang sudah beroperasi
menunjukkan, gerbong kereta
masih sepi dari penumpang.
Seorang penumpang yang ditemui di gerbong khusus wanita,
Meta mengaku awalnya takut
naik KRL setelah tabrakan itu,
tetapi ketika diberitahu bahwa
perjalanan aman, dia merasa
tenang karena menurutnya
kereta adalah transportasi yang
murah dan cepat.
Kepala Stasiun Palmerah,
Santika mengatakan, sedianya
terdapat 33 perjalanan KRL
jurusan Serpong, Parung
Panjang, dan Maja. Menurut
dia, para penumpang sudah
mengetahui dan menduga
masih adanya pembatalan rute
kereta api, mungkin memilih
menggunakan alat transportasi
massal lainnya.
Menurut Gubernur DKI
Joko Widodo, kecelakaan di
perlintasan seperti di Pondok
Betung tak perlu terjadi jika
saja jalur kereta dibangun
melayang (flyover) ataupun di
bawah tanah (underpass). “Ini
sudah terlambat, tapi tetap
akan kita buat seperti itu,”
kata Gubernur.
Kecelakaan di perlintasan
kereta api, katanya, seringkali
disebabkan karena banyaknya
angkot yang mengetem di
sekitar lokasi. Sehingga lalu lintas menjadi tersendat saat KRL
akan melintas. Petyugas lalu
lintaslah yang harus menertibkan sekitar lokasi perlintasan.
Meski Dirut Pertamina, Karen
Agustiawan menyebut tabrakan
maut ini adalah musibah, tetapi bukan tidak mungkin tragedi
tersebut bisa dicegah apabila
semua pihak mematuhi aturan
yang berlaku, pengguna jalan
raya mematuhi disiplin dan
rambu-rambu berlalu-lintas,
seluruh jajaran KAI termasuk
penjaga pintu perlintasan juga
memenuhi protap yang sudah
ditentukan. (joe/antara)
follow @portalsurya

Mais conteúdo relacionado

Mais de Portal Surya

Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Portal Surya
 

Mais de Portal Surya (20)

Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 
Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013Digital surya 16 desember 2013
Digital surya 16 desember 2013
 
Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013Epaper surya 15 desember 2013
Epaper surya 15 desember 2013
 
Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013Digital surya 14 desember 2013
Digital surya 14 desember 2013
 

Digital surya 12 desember 2013

  • 1. DIGITAL NE WS PA PER KECELAKAAN KA CERMIN MASYARAKAT hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | KAMIS, 12 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi PEMILU UANG PALSU SURYA Online - Menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 yang tentunya membutuhkan banyak dana karena pasti akan banyak praktik-praktik politik uang, pemalsuan uang diprediksi bakal kian marak. Jadi tidak hanya Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden, tetapi juga marak Pemilu Uang Palsu karena membagikan yang haram saja susah apalagi membagikan yang halal. Tertangkapnya sindikat peredaran Uang Palsu (Upal) oleh Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, menjadi bukti bahwa Upal marak beredar di masyarakat menjelang Pemilu. “Polisi masih melakukan penyidikan terkait peredaran Upal pasca-tertangkapnya dua tersangka itu,” kata Kasubbid Pen Mas Polda Jatim Kompol R Bambang. Berdasarkan laporan masyarakat, Polda Jatim menangkap Slamet Riyadi (45) warga Kecamatan Kartoharjo dan Muji Suryanto (46) warga Kec. Delopo, Kabupaten Madiun. Mereka adalah jaringan pengedar Upal lintas provinsi. Hasil penyidikan pihak kepolisian, dua pelaku ini mengedarkan Upal terkait kepentingan ekonomi. “Motif mereka untuk ke arah sana (kebutuhan politik uang) masih kita dalami,” kata Bambang dan menambahkan bahwa saat ini polisi masih mengejar jaringan di atas dua orang ini, yakni seseorang bernama Edy. Tersangka Muji, menurut dia, menerima uang dari Edy yang sekarang masih buron, empat kali. Mereka transaksi di Jawa Tengah. Pertama awal Oktober, Edy menyerahkan uang palsu Rp 200.000 sebagai contoh. Kemudian pertengahan Oktober dia memberikan 50 lembar uang pecahan Rp100.000. Uang tersebut ditukar dengan uang asli sebesar Rp 2,5 juta. Akhir Oktober 2013, keduanya bertemu lagi dan bertransaksi upal sebesar Rp 35 juta dan ditukar dengan uang asli Rp15 juta. Terakhir, November, Muji menerima uang palsu dari Edy sebesar Rp10 juta. Muji menjual Upal kepada Slamet. Kadang juga diedarkan ke pembeli lain. Dia memakai sistem Rp1 juta uang asli ditukar dengan Rp 2,5 juta uang palsu,” katanya. Momentum besar lainnya yang dijadikan peluang untuk mengedarkan Upal adalah menjelang Hari Natal dan Tahun Baru. Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Rahmat Hernowo, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai hal tersebut. “Uang palsu yang saat ini beredar masih dalam batas normal, artinya ada tetapi masih seperti sebelumnya, belum join facebook.com/suryaonline ada indikasi peningkatan,” katanya. Kendati demikian, waspadai setiap menjelang momentum besar karena sering dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan dengan mengedarkan Upal. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama seluruh perbankan yang ada di Kabupaten Banyumas terus berupaya menyosialisasikan cara mengenali uang asli kepada masyarakat, salah satunya melalui kegiatan “Pencanangan Bersih Rupiah dan Gerakan Indonesia Menabung”. “Kami berikan pemahaman mengenai uang rupiah aslinya. Jadi nanti kalau ada uang rupiah palsu di sini, masyarakat bisa langsung tahu,” ujarnya seraya menambahkan bahwa dalam kegiatan itu Bank Indonesia bersama perbankan lain melayani penukaran uang yang telah lusuh dengan uang yang masih baru. “Kami menyediakan dana sekitar Rp1 miliar untuk melayani penukaran ini,” ujarnya. “Kami langsung datang ke pasar, karena berdasarkan penelitian tempat yang paling banyak uang lusuhnya adalah pasar. Kami mengajak teller-teller perbankan berinteraksi langsung dengan masyarakat, sehingga mereka tahu informasi apa yang mereka perlukan tentang rupiah. Kami menyediakan dana sekitar Rp1 miliar untuk melayani penukaran ini,” katanya. Dalam kegiatan ini, Bank Indonesia (BI) juga mensosialisasikan gerakan menabung kepada masyarakat agar mereka yang selama ini belum pernah berhubungan dengan perbankan, bisa mulai menjalin kemitraan dengan perbankan. Kantor Perwakilan BI di Jogjakarta juga mengimbau masyarakat setempat tetap mewaspadai potensi peredaran Upal menjelang Pemilu 2014. “Tahun ini saat gencar-gencarnya kampanye men- jelang Pemilu sehingga juga diprediksi rawan potensi pemalsuan uang,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ), Causa Imam Karana. Dia menyarankan kepada masyarakat DIJ agar terus mempraktikkan prinsip yang selalu disosialisasikan oleh BI, yakni 3 D - diraba, dilihat, diterawang pada setiap pecahan uang yang diterima. “Kami selalu meningkatkan pengawasan bekerja sama dengan pihak kepolisian apalagi menjelang Pemilu 2014, dan mendorong masyarakat luas untuk selalu menerapkan prinsip 3D setiap menerima uang tunai,” katanya. Meskipun telah gencar disosialisasikan, prinsip 3D masih belum optimal dipraktekkan oleh masyarakat, sebagian karena terburu-buru atau malas, padahal metode tersebut bukan hal yang sulit bagi masyarakat awam. Beredar di Sentra Aktivitas Menurut Causa, potensi terjadinya pertukaran uang palsu tersebut biasanya di sentra-sentra aktivitas masyarakat, seperti pertokoan, pasar dan tempat-tempat ramai lainnya. Peredaran Upal biasanya rawan terjadi menjelang hari-hari besar yang dapat berpotensi memicu peningkatan transaksi ekonomi masyarakat. Potensi peredaran Upal di DIJ saja, katanya, meningkat 67 persen pada 2012 menjadi 1.310 dibanding Tahun 2011 yang hanya tercatat 432 lembar. “Rata-rata pemalsuan uang Tahun 2011 dilakukan pada pecahan Rp 50.000 dan Rp100.000, sedangkan pada 2012 paling banyak pada pecahan Rp 50.000,” katanya. Di Sulawesi Selatan sepanjang 2013, BI menemukan peredaran ribuan lembar Upal. Selama periode Januari-September, peredaran Upal mencapai 1.318 lembar dengan total nilai Rp 90,61 juta. Pecahan upal paling banyak ditemukan adalah Rp 50.000 (776 lembar) senilai Rp 38,8 juta. Disusul kemudian pecahan Rp100.000 (513 lembar) dengan total Rp 51,3 juta, pecahan Rp 20.000 (23 lembar) senilai Rp 460.000, pecahan Rp10.000 (4 lembar) dan pecahan Rp 5.000 (2 lembar). Menurut pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin Hamid Paddu, era yang serba terbuka seperti sekarang ini memicu kemungkinan adanya kriminalitas dalam ekonomi, termasuk Upal. Karena itu, koordinasi antara otoritas moneter (BI) dengan pihak kepolisian harus ditingkatkan untuk meminimalisir peluang peredaran Upal. Kepala Perwakilan BI Wilayah I, Sulampua Suhaedi menyebutkan, beberapa tahun terakhir, persentase peredaran Upal mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat semakin bisa memahami ciri-ciri keaslian uang. Namun, meski temuan Upal mengalami penurunan, pihaknya mengharapkan masyarakat mampu mengenali ciri-ciri keaslian uang dengan langkah 3D dan menyarankan agar melakukan transaksi non tunai. “Sebenarnya peredaran uang palsu tidak terpola. Dalam artian tidak mengenal momen, sehingga untuk menghindarinya bisa ditempuh dengan melakukan transaksi non tunai, misal transfer atau debit,” ujarnya. Di Bandung dua pelaku pemalsuan uang Muzaki dan Rudayat, ditangkap petugas Polsek Babakan Ciparay. Keduanya terbukti membuat dan mengedarkan uang palsu, pecahan Rp 5.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000. Dalam aksinya, kedua tersangka ini membagi peran. Muzaki bertugas mengedit dan mencetak Upal, sedang Rudayat sebagai pemberi modal, sekaligus pengedar. “Mereka sudah enam bulan beraksi, Upal yang berhasil diedarkan sudah Rp 20 juta,” ujar Kapolsek Babakan Ciparay Kompol Harli Hardiaman. “Dari tangan tersangka, kami juga menyita Upal berbagai nominal yang totalnya Rp10 juta, dua printer, alat sablon, kertas, dan barang lainnya,” katanya. Di Solo, aksi penyebaran upal pecahan Rp 50.000 berhasil digagalkan teller Bank BNI Cabang Slamet Riyadi. Modus yang digunakan, Upal tersebut dikirimkan seorang nasabah ke rekening seseorang. Hanya saja, si teller merasa ada yang aneh dengan uang satu juta yang hendak ditransfer ke rekening Mitha Amalia itu. (joe/antara) follow @portalsurya
  • 2. 2 KAMIS, 12 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com CERMIN MASYARAKAT SURYA Online - Kecelekaan kereta api kembali menghiasi tangis Bangsa Indonesia. Tujuh nyawa melayang dan puluhan lainnya cedera, ketika KRL Commuter Line tujuan Tanah Abang bertabrakan dengan truk tangki milik Pertamina yang mengangkut 24.000 liter premium, di perlintasan kereta api Pondok Betung, Jakarta Selatan. Memang sampai saat tulisan ini dibuat, belum ada keterangan dari pihak berwenang tentang penyebab pasti terjadinya kecelakaan maut Senin (9/12/2013), pukul 11.20 WIB itu, karena penyelidikan sedang berlangsung. Namun apakah musibah itu akibat palang pintu yang terlambat diturunkan ataukah karena sopir mobil tangki menerobos palang pintu, tetap saja penyebabnya adalah kecerobohan manusia. Lepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, kecelakaan angkutan massal ini merupakan salah satu cermin kehidupan masyarakat kita, bahwa tidak ada yang disiplin dan tidak ada yang perhatian terhadap lingkungan apalagi sesama. Kita bisa liat di triffic light, apalagi di perlintasan kereta api, pasti banyak kendaraan yang tidak sabar dan tidak disiplin. Saling serobot, bahkan memakan badan jalan orang lain. Tingkat pemikiran dan tingkat kesadaran manusia Indonesia sudah merosot, apalagi moralnya. Kondisi ini perlu menjadi introspeksi semua pihak dan Pemerintah terutama dalam menjalankan program dan melaksanakan amanah rakyat. Seorang penumpang, Wisnu Brata mengutip keterangan saksi mata yang tidak bersedia disebutkan namanya, bahwa kereta menabrak truk tangki bahan bakar yang melintasi palang sesaat sebelum kereta lewat. “Palang telat ditutup dan truk sudah telanjur masuk di rel ketika kereta nabrak,” katanya. Namun Manajer Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa mengatakan, petugas penjaga palang pintu di pelintasan Betung, Bintaro, sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Petugas tidak terlambat menutup palang pintu saat truk tangki menerobos hingga tertabrak KRL. Saksi lain yang ditanyai Wisnu, Rozak, tukang ojek yang mangkal di dekat lokasi kecelakaan menyatakan, palang kereta di Pondok Betung itu tidak cukup panjang sehingga masih ada bagian yang terbuka meski palang ditutup. “Selain itu, nutupnya tadi juga enggak sampai bawah.” Di Stasiun Rawabuntu, menurut Wisnu, kereta berhenti sebentar mengambil penumpang. Selepas Stasiun Pondok Ranji, kereta melaju kencang. Namun, beberapa saat kemudian terasa kereta melambat karena direm, dan tiba-tiba tergoncang disertai bunyi tabrakan. Beberapa penumpang yang berdiri terjatuh. Awalnya semua penumpang tenang. Ada yang mengeluh karena dikira kereta mati listrik. Memang begitu berhenti, listrik dalam kereta padam. Kepanikan terjadi karena dari luar jendela kereta, warga sekitar berteriak-teriak, “Ada api... keluar... kereta terbakar!” “Penumpang menjadi panik dan berusaha membuka pintu. Namun, pintu tak bisa dibuka. Jendela pun tertutup rapat. Saya memandang sekeliling, mencari palu yang biasa terdapat dalam bus-bus untuk memecah jendela. Barang itu juga tidak ada. Penumpang makin panik. Beberapa anak menangis,” ujar Wisnu. Akhirnya jendela bisa dibuka dengan digeser ke atas. Orangorang pun memanjatnya, tetapi gamang untuk meloncat karena lumayan tinggi dari tanah yang ditutupi batu di luar rel. Setelah didorong dari belakang, orang-orang pun mulai berloncatan. “Saya termasuk yang meloncat keluar meski belum paham apa yang sebenarnya terjadi.” Seorang penumpang cedera yang dirawat di RSP Pertamina, Iska Andini mengisahkan, dia kaget mendengar bunyi benturan keras yang disusul oleh sebuah ledakan dan kemudian panik ketika gerbong tempat dia berada gelap gulita serta dipenuhi asap. “Entah bagaimana saya bisa berlari menyelamatkan diri.” Penumpang lainnya, Susi Relawati yang dirawat di RS Fatmawati menceriterakan bahwa dia mencari pintu tetapi tidak bisa dibuka. Kemudian dia lari ke gerbong tiga yang juga pintunya tidak bisa dibuka. “Saya sempat menginjak penumpang lain, lalu ada jendela yang sudah dipecahkan orang sebelumnya, maka saya loncat keluar dan dibantu warga dibawa ke tempat yang agak join facebook.com/suryaonline tinggi,” ujarnya. Korban lainnya, Felicia, remaja berusia belasan tahun tampak syok. Ketika ditanya kejadiannya dia hanya mengangguk-angguk, namun tidak berbicara. Dia kemudian diangkut ke ambulans PMI Jakarta Timur. Para korban dievakusi ke beberapa rumah sakit antara lain RS Suyoto di Jl Veteran, Jakarta Selatan, RSP Pertamina di Jl Kiai Maja di Kebayoran Baru dan RS Fatmawati di Jl RS Fatmawati, Jaksel. Kereta jurusan SerpongTanah Abang ini sebelumnya mengalami kerusakan AC sehingga terlambat berangkat dari seharusnya pk.10.38 WIB menjadi pukul 10.50 WIB dari Stasiun Sudimara. Menurut Kahumas Daop 1 PT KAI Jakarta, Sukendar Mulya, tabrakan yang terjadi di sekitar perlintasan Pondok Betung antara Stasiun Pondok Ranji dan Kebayoran Lama itu menewaskan masinis KRL, Darman Prasetyo dan teknisi Sofyan Hadi. Saat evakuasi korban, ada satu jenazah lagi dalam keadaan gosong. Dijadikan Pelajaran Tentu saja kecelakaan ini memprihatinkan banyak kalangan, karena 26 tahun lalu tabrakan maut serupa terjadi di lokasi yang hampir sama (Sudimara) manakala dua kereta KA255 jurusan Rangkasbitung - Jakarta dan KA 220 cepat jurusan Tanahabang - Merak yang melaju dari dua arah berlawanan bertabrakan akibat kelalaian manusia. Hasil penyelidikan atas tragedi 19 Oktober 1987 itu menunjukkan adanya kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung. Padahal tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran. Hal ini dilakukan karena penuhnya jalur di Stasiun Sudimara. Tragedi Bintaro yang terjadi persis pada jam sibuk orang berangkat kantor itu merupakan kecelakaan terdahsyat dan terburuk dalam sejarah perkereta-apian di Indonesia, karena menelan 156 korban jiwa dan mencederai 300 orang lainnya. Terkait tabrakan maut di Pondok Betung tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berduka dan mendoakan lewat akun twitternya, “Semoga keluarga korban diberi ketabahan.” Presiden mengaku sudah menghubungi Menteri Perhubungan EE Mangindaan untuk membantu semua korban. “Beban keluarga korban harus diringankan. Saya masih menunggu investigasi dari KNKT. Ini akan jadi pembelajaran bagi kita untuk menghindari kejadian yang sama agar tidak terulang kembali,” kata Presiden. Menurut pihak PT KAI, kecelakaan itu akibat kesalahan pengemudi truk yang tidak mematuhi peraturan. Sopir disebut tak menghiraukan bunyi tanda peringatan di pelintasan Pondok Betung. Palang pintu sudah bergerak turun, tapi geraknya lambat dan kemungkinan truk menerobos hingga tertabrak kereta. PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ) menanggung asuransi korban tewas dan korban luka-luka. Untuk korban tewas, santunan sebesar Rp 25 juta akan diberikan oleh PT Jasa Raharja dan Rp 40 juta oleh PT Jasa Raharja Putera. Korban luka akan mendapatkan santunan maksimal Rp10 juta dari PT Jasa Raharja dan maksimal Rp 30 juta dari PT Jasa Raharja Putera. Selasa (10/12/2013) siang, menurut Kepala Stasiun Serpong, Dede Drajat Juarsa, KRL Serpong-Tn.Abang sudah mulai bisa dioperasikan karena jalur kereta telah diperbaiki, kabel di atas rel sudah diganti. Hanya saja KRL baru bisa berjalan di satu jalur dan saat di lokasi kecepatan hanya berkisar 10 km/jam. Hasil pantauan di dalam KRL yang sudah beroperasi menunjukkan, gerbong kereta masih sepi dari penumpang. Seorang penumpang yang ditemui di gerbong khusus wanita, Meta mengaku awalnya takut naik KRL setelah tabrakan itu, tetapi ketika diberitahu bahwa perjalanan aman, dia merasa tenang karena menurutnya kereta adalah transportasi yang murah dan cepat. Kepala Stasiun Palmerah, Santika mengatakan, sedianya terdapat 33 perjalanan KRL jurusan Serpong, Parung Panjang, dan Maja. Menurut dia, para penumpang sudah mengetahui dan menduga masih adanya pembatalan rute kereta api, mungkin memilih menggunakan alat transportasi massal lainnya. Menurut Gubernur DKI Joko Widodo, kecelakaan di perlintasan seperti di Pondok Betung tak perlu terjadi jika saja jalur kereta dibangun melayang (flyover) ataupun di bawah tanah (underpass). “Ini sudah terlambat, tapi tetap akan kita buat seperti itu,” kata Gubernur. Kecelakaan di perlintasan kereta api, katanya, seringkali disebabkan karena banyaknya angkot yang mengetem di sekitar lokasi. Sehingga lalu lintas menjadi tersendat saat KRL akan melintas. Petyugas lalu lintaslah yang harus menertibkan sekitar lokasi perlintasan. Meski Dirut Pertamina, Karen Agustiawan menyebut tabrakan maut ini adalah musibah, tetapi bukan tidak mungkin tragedi tersebut bisa dicegah apabila semua pihak mematuhi aturan yang berlaku, pengguna jalan raya mematuhi disiplin dan rambu-rambu berlalu-lintas, seluruh jajaran KAI termasuk penjaga pintu perlintasan juga memenuhi protap yang sudah ditentukan. (joe/antara) follow @portalsurya