SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 2
Baixar para ler offline
DIGITAL NEWSPAPER

Perjalanan Dosen
Surabaya Menuju
World Research L
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2
| SENIN, 09 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Finalis Venezuela
Menangi Miss Earth 2013
SURABAYA, SURYA-Kecantikan dan
kemolekkan tubuh memang merupakan
syarat utama untuk menjadi finalis
kontes kecantikan, tetapi sebenarnya
dua persyaratan tersebut tidak menjadi
penilaian utama.
Pada kompetisi Miss Earth 2013,
selain penampilan, para kontestan
dituntut untuk memiliki pengetahuan
yang luas mengenai lingkungan hidup,
juga visi, misi, dan tujuan sebagai
solusi dari persoalaan lingkungan,
baik secara global atau pun nasional.
Karena, kontestan yang didaulat
menjadi Miss Earth, nantinya akan
mengemban tanggung jawab sebagai
duta penyelamat lingkungan dan bumi
di seluruh dunia.
Ajang yang dihelat di Muntinlupa
City, Filipina pada Sabtu (7/12/2013)
ini diikuti oleh 88 negara di seluruh
dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia juga mengirimkan
perwakilan, Miss Earth Indonesia 2013,
Nita Sofiani.
Sayangnya, impian Nita menjadi Miss
Earth 2013 harus berhenti, karena gagal
menembus 16 besar Miss Earth 2013.
Setelah babak 16 besar, proses penyaringan dilanjutkan dengan pemilihan
delapan besar. Yang terpilih sebagai
delapan besar ini antara lain Andjelka
Tomasevic (Miss Earth Serbia), Katia
Wagner (Miss Earth Austria), Aleksandra
Szczesna (Miss Earth Polandia), Alyz
Henrich (Miss Earth Venezuela),Angelee
delos Reyes (Miss Earth Filipina), Punika

lain:
1. Miss Congeniality
Prestasi ini merupakan prestasi yang
sangat membanggakan. Hal ini sesuai
dengan tradisi bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi keramahtamahan
serta persahabatan pada semua orang.
2. Miss Earth National Costume
Nita berhasil menjadi juara pertama
untuk kategori National Costume yang
digelar pada 25 November 2013 di F1
hotel. Ia menjadi juara pertama untuk
wilayah Asia dan Oceania.
3. I Love My Planet School Campaign
Kampanye ini merupakan kampanye
yang harus diikuti oleh setiap kontestan untuk membantu proses belajar
mengajar di sekolah. Tergabung dalam
grup pertama yang harus mengajar
para siswa di Binangonan Elementari
School, Filipina, Nita

Kulsoontornrut (Miss Earth Thailand),
Catharina Choi (Miss Earth Korea) dan
Kristal Silva (Miss Earth Mexico).
Di babak final ini, para juri melemparkan pertanyaan berkaitan dengan isu
lingkungan hidup, dan para kontestan
harus memberikan jawaban yang tepat
yang dapat memukau para juri.
Dari tahanpan ini, akhirnya para juri
menetapkan empat juara Miss Earth.
Juara Miss Earth Fire 2013 diraih oleh
Catharina Choi dari Korea, Miss Earth
Water 2013 diraih oleh Punika Kulsoon-

tornrut
dari
Thailand,
Miss Earth
Air diraih
oleh Katia
Wagner dari
Austria.
Sedangkan
juara Miss
Earth 2013
direbut
oleh Alyz
Henrich dari
Venezuela.
Alyz Henrich
berhasil merebut mahkota
Miss
Earth dari tangan Tereza Fajksova, Miss
Earth 2012. Semenjak tahun 2005, ini
adalah kali kedua Venezuela meraih
gelar Miss Earth!
Nita Sofiani

Miss Earth Indonesia 2013, Nita
Sofiani memang gagal masuk ke dalam
babak 16 besar Miss Earth Internasional,
apalagi merebut mahkota Miss Earth
2013. Meski gagal, prestasi Nita tetap
harus dipuji dan dihargai. Ia sudah
berjuang keras untuk mengharumkan
nama Indonesia di kancah dunia.
Di Miss Earth 2013, Nita ternyata
berhasil menorehkan sejumlah prestasi
membanggakan untuk Indonesia antara
join facebook.com/suryaonline

berhasil merebut
posisi ketiga. Posisi pertama ditempati
Ashanti Mbanga (Afrika Selatan), dan
Angelee delos Reyes (Filipina) di posisi
kedua.
4. Miss Ever Bilena
Ini adalah award khusus yang
diselenggarakan oleh para sponsor
Miss Earth. Nita berhasil menjadi juara
dalam kategori perempuan cantik versi
produk make-up Ever Bilena.
5. Miss Siama Hotel
Sama seperti Miss Ever Bilena, Miss
Siama Hotel juga adalah kategori penghargaan khusus yang diberikan kepada
salah satu kontestan yang dianggap
berhasil menjadi duta dari hotel ini.
Dan pemenangnya adalah Nita Sofiani
dari Indonesia.
follow @portalsurya
2

SENIN 09 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Perjalanan Dosen Surabaya
Menuju World Research Leader
SURABAYA, SURYA-Pada 2011, Djuwari,
dosen STIE Perbanas Surabaya, ikut
mendirikan asosiasi internasional di
kota De Oro City, Mindanao, Filipina.
Awalnya, pada acara konferensi internasional di Tagatay city, dekat Manila,
Filipina, Djuwari menjadi salah satu
juru bicara mewakili Indonesia di SEAIR
conference. SEAAIR (South East Asia
for Institutional Research), diadakan di
Tagatay city pada 10 September 2009.
Saat itulah, Djuwari berkenalan dengan
Prof. Dr. Angelica M. Baylon, cendekiawan dari Maritime Association of ASIA
Pacific (MAAP), Bataan Filipina.
Melalui perkenalan itu, Djuwari
kemudian diperkenalkan oleh Angelica
kepada President of PAIR (Philippines
Association of Institutional Research),
yaitu Dr. Genaro V. Japos. Ilmuwan
bergelar lima Doktor dan sangat
jenius. Setelah itu, Dr. Genaro V. Japos
mengundang Djuwari untuk menjadi
key note speaker di PAIR international
conference di kota De Oro city, Mindanao, Filipina Selatan. 23-27 Agustus 2011
. Pada saat itu, Djuwari mulai diketahui
oleh Dr. Japos tentang minat dan bakatnya dalam karya tulis ilmiah dalam
bahasa Inggris. Pada saat itu pula,
Djuwari bersama Dr. Japos mendirikan
IAMURE (International Association for
Multidisciplinary Research).
Dia bersama Dr. Japos, dan Dr.
Veneracion C. Cabana, menandatangani
buku setebal 90 halaman dan tiap
halaman berupa-pasal-pasal, yang
ditandatangai satu persatu. Ternyata
buku itu berupa pedoman dan proposal
pendirian IAMURE di Filipina yang diberikan kepada Notaris di sana. Tiga orang
bertandatangan diantaranya adalah

join facebook.com/suryaonline

Dr. Genaro V. Japos dari Liceo. University, Filipina, Dr. Veracion C. Cabana,
University of Chicago Pritzker School
of Medicine, Chicago University, dan
Djuwari dari STIE Perbanas Surabaya,
Indonesia. sendiri.
Dua bulan berikutnya, 25-28 Oktober
2011, Djuwari diundang lagi untuk
memberikan pelatihan kepada seluruh
dosen di Filipina, tetntang publikasi
jurnal ilmiah. Djuwari menyampaikan
konsep dan prosedur penerbitan jurnal
ilmiah kepada kurang lebih 250 dosen
se-Asia di N-hotel, De Oro city, Filipina.
Pada saat itulah, Djuwari mulai mengikuti berbagai even intelektual yang

tergabung baik dalam PAIR maupun
IAMURE.
Pada saat itu, Djuwari baru dianugrahi penghargaan Finalist. Saat itu,
Djuwari masih belum siap dengan
berbagai catatan tertulis curriculum
Vitae (CV) terkait semua hasil karyanya.
Padahal, sudah banyak tulisan yang dia
tulis baik penelitian maupun tulisan
makalah seminar.
Pada event berikutnya, IAMURE
sudah beranggotakan 40 negara. Ketika
diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia,
pada 25-27 Agustus 2012, Djuwari sudah
mendapatkan penghargaan internasional Outstanding Asian Researcher dan
Outstanding Asian Editor. Dua penghargaan internasional ini setelah Djuwari
mempresentasikan hasil penelitian
tentang Arguments in the Conclusion
Sections of Academic Journals. Di samping itu, Djuwari sudah menyusun CV
lengkap dengan semua karya tulisnya.
Kemudian dua bulan beriktunya,
IAMURE mengadakan international
conference di Marina Bay, Singapore,
pada 25-27 Oktober. Pada saat inilah,
Djuwari sudah memperoleh penghargaan bukan tingkat Asia tetapi sudah
Global. Djuwari memperoleh penghargaan Outstanding Global researcher
dan Outstanding Global Journal Editor.
Ini berarti sudah meningkat dari Asian
level menjadi Global level.
Dua bulan berikutnya, IAMURE
mengadakan konferensi di JW Marriot
hotel, Jakarta, pada 25-27 Januari
2013. Di even ini Djuwari atas nama
lembaganya STIE Perbanas Surabaya,
menjadi tuan rumah. Pada saat seleksi,

Djuwari mendapatkan penghargaan Outstanding Research Life
Management and Productivity.
Penghargaan ini bukan hanya
sebagai peneliti saja, melainkan
sudah dianggap mampu berkarya
tanpa henti selama dalam kurun
waktu sejak dia ditetapkan
sebagai global researcher.
Akhir bulan November pada
tahun yang sama, tepatnya
25-28 November 2013, IAMURE
mengadakan international
conference di hotel JW Marriot,
Manila, Filipina. Dalam even
inilah Djuwari memperoleh tujuh
penghargaan internasional. Pertama adalah outstanding world
research leader. Kedua adalah
penghargaan sebagai outstanding
world researcher. Ketiga adalah
outstanding world journal editor.
Tiga pengarhargaan itu diberikan
pada saat panel discussion di
aula JW Marriot hotel, Manila.
Adapun empat penghargaan
lainnya adalah penghargaan internasional yang diberikan pada acara concurrent sessions. Penghargaan ini meliputi
penghargaan sebagai best oral presenter diamond first prize, best dress
researcher diamond first prize, best talent researcher diamond first prize, dan
best power point presentation platinum
second prize. Jadi, total penghargaan
internasional yang diterima dalam satu
event tersebut tujuh buah.
Dalam kaitannya dengan penghargaan
itu, Djuwari harus mempresentasikan
sebuah makalah terkait dengan
penelitian bahasa ilmiah di dalam
tulisan jurnal ilmiah berbahasa Inggris.
Di samping itu, Djuwari juga harus
mengirimkan curriculum vitae dan
berbagai tulisan essay yang diminta
panitia. Bahkan Djuwari jga disuruh
menulis kata pengantar pada halaman
depan buku konferensi sesuai dengan
tema yang diambil saat itu.
Ada beberapa tim juri di dalam
seleksi penentuan penerima awards
tersebut. Seleksinya dilakukan oleh
beberapa juri dari berbagai Negara.
Board of the Judges adalah Dr. Fatimah
Shad Kaneez dari Brunei Darussalam, Dr.
Jose Gerardo Martinez dari Puerto Rico,
Dr. Pedro B. Bernadez dari South Korea,
Dr. Chew Fong Peng dari Malaysia,
Dr. Edwin R. Tadiosa dari Filipina, Dr.
Yuan Horng Lin dari Taiwan, Dr. Ricardo
Bagarinao dari Filipina, Dr. Bernado C.
Lunar dari Filipina, dan Dr. Lesley C.
Lubos dari Filipina.
Mereka itulah yang mengevaluasi
dan menobatkan Djuwari untuk berhak
menerima semua penghargaan itu.(rr)
follow @portalsurya

Mais conteúdo relacionado

Mais de Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 

Mais de Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

Digital surya 09 desember 2013

  • 1. DIGITAL NEWSPAPER Perjalanan Dosen Surabaya Menuju World Research L hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | SENIN, 09 DESEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Finalis Venezuela Menangi Miss Earth 2013 SURABAYA, SURYA-Kecantikan dan kemolekkan tubuh memang merupakan syarat utama untuk menjadi finalis kontes kecantikan, tetapi sebenarnya dua persyaratan tersebut tidak menjadi penilaian utama. Pada kompetisi Miss Earth 2013, selain penampilan, para kontestan dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas mengenai lingkungan hidup, juga visi, misi, dan tujuan sebagai solusi dari persoalaan lingkungan, baik secara global atau pun nasional. Karena, kontestan yang didaulat menjadi Miss Earth, nantinya akan mengemban tanggung jawab sebagai duta penyelamat lingkungan dan bumi di seluruh dunia. Ajang yang dihelat di Muntinlupa City, Filipina pada Sabtu (7/12/2013) ini diikuti oleh 88 negara di seluruh dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Indonesia juga mengirimkan perwakilan, Miss Earth Indonesia 2013, Nita Sofiani. Sayangnya, impian Nita menjadi Miss Earth 2013 harus berhenti, karena gagal menembus 16 besar Miss Earth 2013. Setelah babak 16 besar, proses penyaringan dilanjutkan dengan pemilihan delapan besar. Yang terpilih sebagai delapan besar ini antara lain Andjelka Tomasevic (Miss Earth Serbia), Katia Wagner (Miss Earth Austria), Aleksandra Szczesna (Miss Earth Polandia), Alyz Henrich (Miss Earth Venezuela),Angelee delos Reyes (Miss Earth Filipina), Punika lain: 1. Miss Congeniality Prestasi ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Hal ini sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi keramahtamahan serta persahabatan pada semua orang. 2. Miss Earth National Costume Nita berhasil menjadi juara pertama untuk kategori National Costume yang digelar pada 25 November 2013 di F1 hotel. Ia menjadi juara pertama untuk wilayah Asia dan Oceania. 3. I Love My Planet School Campaign Kampanye ini merupakan kampanye yang harus diikuti oleh setiap kontestan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah. Tergabung dalam grup pertama yang harus mengajar para siswa di Binangonan Elementari School, Filipina, Nita Kulsoontornrut (Miss Earth Thailand), Catharina Choi (Miss Earth Korea) dan Kristal Silva (Miss Earth Mexico). Di babak final ini, para juri melemparkan pertanyaan berkaitan dengan isu lingkungan hidup, dan para kontestan harus memberikan jawaban yang tepat yang dapat memukau para juri. Dari tahanpan ini, akhirnya para juri menetapkan empat juara Miss Earth. Juara Miss Earth Fire 2013 diraih oleh Catharina Choi dari Korea, Miss Earth Water 2013 diraih oleh Punika Kulsoon- tornrut dari Thailand, Miss Earth Air diraih oleh Katia Wagner dari Austria. Sedangkan juara Miss Earth 2013 direbut oleh Alyz Henrich dari Venezuela. Alyz Henrich berhasil merebut mahkota Miss Earth dari tangan Tereza Fajksova, Miss Earth 2012. Semenjak tahun 2005, ini adalah kali kedua Venezuela meraih gelar Miss Earth! Nita Sofiani Miss Earth Indonesia 2013, Nita Sofiani memang gagal masuk ke dalam babak 16 besar Miss Earth Internasional, apalagi merebut mahkota Miss Earth 2013. Meski gagal, prestasi Nita tetap harus dipuji dan dihargai. Ia sudah berjuang keras untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Di Miss Earth 2013, Nita ternyata berhasil menorehkan sejumlah prestasi membanggakan untuk Indonesia antara join facebook.com/suryaonline berhasil merebut posisi ketiga. Posisi pertama ditempati Ashanti Mbanga (Afrika Selatan), dan Angelee delos Reyes (Filipina) di posisi kedua. 4. Miss Ever Bilena Ini adalah award khusus yang diselenggarakan oleh para sponsor Miss Earth. Nita berhasil menjadi juara dalam kategori perempuan cantik versi produk make-up Ever Bilena. 5. Miss Siama Hotel Sama seperti Miss Ever Bilena, Miss Siama Hotel juga adalah kategori penghargaan khusus yang diberikan kepada salah satu kontestan yang dianggap berhasil menjadi duta dari hotel ini. Dan pemenangnya adalah Nita Sofiani dari Indonesia. follow @portalsurya
  • 2. 2 SENIN 09 DESEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Perjalanan Dosen Surabaya Menuju World Research Leader SURABAYA, SURYA-Pada 2011, Djuwari, dosen STIE Perbanas Surabaya, ikut mendirikan asosiasi internasional di kota De Oro City, Mindanao, Filipina. Awalnya, pada acara konferensi internasional di Tagatay city, dekat Manila, Filipina, Djuwari menjadi salah satu juru bicara mewakili Indonesia di SEAIR conference. SEAAIR (South East Asia for Institutional Research), diadakan di Tagatay city pada 10 September 2009. Saat itulah, Djuwari berkenalan dengan Prof. Dr. Angelica M. Baylon, cendekiawan dari Maritime Association of ASIA Pacific (MAAP), Bataan Filipina. Melalui perkenalan itu, Djuwari kemudian diperkenalkan oleh Angelica kepada President of PAIR (Philippines Association of Institutional Research), yaitu Dr. Genaro V. Japos. Ilmuwan bergelar lima Doktor dan sangat jenius. Setelah itu, Dr. Genaro V. Japos mengundang Djuwari untuk menjadi key note speaker di PAIR international conference di kota De Oro city, Mindanao, Filipina Selatan. 23-27 Agustus 2011 . Pada saat itu, Djuwari mulai diketahui oleh Dr. Japos tentang minat dan bakatnya dalam karya tulis ilmiah dalam bahasa Inggris. Pada saat itu pula, Djuwari bersama Dr. Japos mendirikan IAMURE (International Association for Multidisciplinary Research). Dia bersama Dr. Japos, dan Dr. Veneracion C. Cabana, menandatangani buku setebal 90 halaman dan tiap halaman berupa-pasal-pasal, yang ditandatangai satu persatu. Ternyata buku itu berupa pedoman dan proposal pendirian IAMURE di Filipina yang diberikan kepada Notaris di sana. Tiga orang bertandatangan diantaranya adalah join facebook.com/suryaonline Dr. Genaro V. Japos dari Liceo. University, Filipina, Dr. Veracion C. Cabana, University of Chicago Pritzker School of Medicine, Chicago University, dan Djuwari dari STIE Perbanas Surabaya, Indonesia. sendiri. Dua bulan berikutnya, 25-28 Oktober 2011, Djuwari diundang lagi untuk memberikan pelatihan kepada seluruh dosen di Filipina, tetntang publikasi jurnal ilmiah. Djuwari menyampaikan konsep dan prosedur penerbitan jurnal ilmiah kepada kurang lebih 250 dosen se-Asia di N-hotel, De Oro city, Filipina. Pada saat itulah, Djuwari mulai mengikuti berbagai even intelektual yang tergabung baik dalam PAIR maupun IAMURE. Pada saat itu, Djuwari baru dianugrahi penghargaan Finalist. Saat itu, Djuwari masih belum siap dengan berbagai catatan tertulis curriculum Vitae (CV) terkait semua hasil karyanya. Padahal, sudah banyak tulisan yang dia tulis baik penelitian maupun tulisan makalah seminar. Pada event berikutnya, IAMURE sudah beranggotakan 40 negara. Ketika diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 25-27 Agustus 2012, Djuwari sudah mendapatkan penghargaan internasional Outstanding Asian Researcher dan Outstanding Asian Editor. Dua penghargaan internasional ini setelah Djuwari mempresentasikan hasil penelitian tentang Arguments in the Conclusion Sections of Academic Journals. Di samping itu, Djuwari sudah menyusun CV lengkap dengan semua karya tulisnya. Kemudian dua bulan beriktunya, IAMURE mengadakan international conference di Marina Bay, Singapore, pada 25-27 Oktober. Pada saat inilah, Djuwari sudah memperoleh penghargaan bukan tingkat Asia tetapi sudah Global. Djuwari memperoleh penghargaan Outstanding Global researcher dan Outstanding Global Journal Editor. Ini berarti sudah meningkat dari Asian level menjadi Global level. Dua bulan berikutnya, IAMURE mengadakan konferensi di JW Marriot hotel, Jakarta, pada 25-27 Januari 2013. Di even ini Djuwari atas nama lembaganya STIE Perbanas Surabaya, menjadi tuan rumah. Pada saat seleksi, Djuwari mendapatkan penghargaan Outstanding Research Life Management and Productivity. Penghargaan ini bukan hanya sebagai peneliti saja, melainkan sudah dianggap mampu berkarya tanpa henti selama dalam kurun waktu sejak dia ditetapkan sebagai global researcher. Akhir bulan November pada tahun yang sama, tepatnya 25-28 November 2013, IAMURE mengadakan international conference di hotel JW Marriot, Manila, Filipina. Dalam even inilah Djuwari memperoleh tujuh penghargaan internasional. Pertama adalah outstanding world research leader. Kedua adalah penghargaan sebagai outstanding world researcher. Ketiga adalah outstanding world journal editor. Tiga pengarhargaan itu diberikan pada saat panel discussion di aula JW Marriot hotel, Manila. Adapun empat penghargaan lainnya adalah penghargaan internasional yang diberikan pada acara concurrent sessions. Penghargaan ini meliputi penghargaan sebagai best oral presenter diamond first prize, best dress researcher diamond first prize, best talent researcher diamond first prize, dan best power point presentation platinum second prize. Jadi, total penghargaan internasional yang diterima dalam satu event tersebut tujuh buah. Dalam kaitannya dengan penghargaan itu, Djuwari harus mempresentasikan sebuah makalah terkait dengan penelitian bahasa ilmiah di dalam tulisan jurnal ilmiah berbahasa Inggris. Di samping itu, Djuwari juga harus mengirimkan curriculum vitae dan berbagai tulisan essay yang diminta panitia. Bahkan Djuwari jga disuruh menulis kata pengantar pada halaman depan buku konferensi sesuai dengan tema yang diambil saat itu. Ada beberapa tim juri di dalam seleksi penentuan penerima awards tersebut. Seleksinya dilakukan oleh beberapa juri dari berbagai Negara. Board of the Judges adalah Dr. Fatimah Shad Kaneez dari Brunei Darussalam, Dr. Jose Gerardo Martinez dari Puerto Rico, Dr. Pedro B. Bernadez dari South Korea, Dr. Chew Fong Peng dari Malaysia, Dr. Edwin R. Tadiosa dari Filipina, Dr. Yuan Horng Lin dari Taiwan, Dr. Ricardo Bagarinao dari Filipina, Dr. Bernado C. Lunar dari Filipina, dan Dr. Lesley C. Lubos dari Filipina. Mereka itulah yang mengevaluasi dan menobatkan Djuwari untuk berhak menerima semua penghargaan itu.(rr) follow @portalsurya