SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 93
Baixar para ler offline
PENGGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI SEJARAH
PERGERAKAN NASIONAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME
SISWA KELAS V SD NEGERI SEKARAN
GUNUNGPATISEMARANG
TAHUN AJARAN 2006/2007
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Happy Damayanti
3101403015
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Karyono, M.Hum Drs. IM Jimmy De Rossal,
M.Pd
NIP. 130815341 NIP. 131475607
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sejarah
Drs. Jayusman, M.Hum
NIP. 130764053
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Sejarah ,Fakultas Ilmu Sosial, pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Arif Purnomo, S S. S.Pd .M.Pd
NIP. 132238496
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Karyono, M. Hum Drs. IM Jimmy De Rossal,
M.Pd
NIP. 130815341 NIP. 131475607
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs.Sunardi,M M
NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2007
Happy Damayanti
NIM. 3101403015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7)
2) Sesesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum
mereka mengubah diri mereka sendiri.(Q. S. Al-Ra’d 11)
3) La” Tahzan (Jangan Bersedih)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1) Bapak dan Mama, dhina yang selalu mendoakanku
2) Teman-temanku di perjalanan Tarbiyah
3) Adik-adikku di Kos Khadijah
4) Teman-teman Anak Pend. Sejarah ’ 03
5) Ikhwahfillah
vi
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hiayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: “Penggaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pada Materi Sejarah Pergerakan Nasional Terhadap Pemahaman Sikap
Nasionalisme Siswa Kelas V Sd Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang Tahun
Ajaran 2006/2007
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,
petunjuk dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih pada yang terhormat:
1. Prof.Dr.Sudijono Sastroatmojo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan belajar bagi penulis
2. Drs.Sunardi, M M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di FIS UNNES
3. Drs. Jayusman, M.Hum, Ketua Jurusan sejarah yang telah memberikan
kesempatan untuk belajar dengan baik di jurusan Sejarah
4. Drs. Karyono, M.Hum yang telah membantu dan memberikan bimbingan
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Drs. IM Jimmy De Rosal, M.Pd, yang telah membantu dan memberikan
bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Arif Purnomo,SS. S.Pd. M.Pd dosen penguji yang telah memberikan saran dan
bimbingan demi perbaikan skripsi ini.
vii
7. Isman, S.Pd, kepala sekolah SD Negeri Sekaran I atas kesempatan yang telah
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Sudarmo, S.Pd, guru kelas V SD Negeri Sekaran I yang telah membantu
penulis dalam melakukan penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Semarang, Juli 2007
Penulis
viii
ABSTRAKSI
Happy Damayanti. 2007. Penggaruh penggunaan metode pembelajaran
berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional terhadap sikap
nasionalisme siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran
2006/2007
Kata Kunci: Pembelajaran Berdasarkan Masalah, sikap nasionalisme
Hasil belajar sejarah di SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang masih
tergolong rendah. Hal ini disebabkan siswa kurang tertarik dengan proses belajar
mengajar yang hanya berupa hafalan saja. Aktifitas siswa belum secara optimal
diberdayakan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu digunakan
pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
yang digunakan dapat berupa pembelajaran berdasarkan masalah yang
mempunyai ciri utama pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan kepada
keterkaitan antara disiplin ilmu, penyelidikan autentik, kerjasama, dan
menghasilkan karya serta peragaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana prestasi belajar siswa
kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang pada materi sejarah
pergerakan nasional, bagaimana penggunaan metode pembelajaran berdasarkan
masalah pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang dan
adakah penggaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati
Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007. Sampel adalah keseluruhan dari
seluruh Populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dan angket. Metode dokumentasi untuk mengetahui keadaan siswa
dan keadaan SD Negeri Sekaran I sedangkan metode angket digunakan untuk
mengetahui pemahaman sikap nasionalisme siswa.
Hasil penelitian rata-rata preastasi belajar adalah 59,44 dan sesudahnya
80,78. Angka tersebut menunjukan bahwa terjadi pengguasaan materi sejarah
pergerakan nasional yang tinggi dan kenaikan yang signifikan yaitu 15,82 pada
penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap sikap
nasionlisme siswa dimana sebelumnya pembelajaran adalah 71,34 dan sesudahnya
adalah 87,65 karena pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri utama yaitu
pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan
ketrampilan pemecaham masalah, belajar berperan orang dewasa, belajar secara
mandiri. Proses pembelajaran berdasarkan masalah lebih menekankan bimbingan
guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesian terhadap masalah yang dihadapi
siswa, sedangkan siswa belajar secara mandiri. Disarankan kepada guru dapat
memfariasikan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran berdasarkan
masalah.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................. iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
SARI............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 8
C. Penegasan Istilah................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian .................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian ................................................................ 11
F. Sistematika Skripsi................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Arti Belajar............................................................................ 13
x
B. Arti Mengajar........................................................................ 14
C. Tinjuan Pembelajaran Berdasarkan MasalahSifat ............... 23
D. Sikap Nasionalisme............................................................... 27
E. Indikator Sikap Nasionalisme ............................................... 31
F. Hipotesis................................................................................ 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................. 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 37
C. Variabel Penelitian............................................................... 38
D. Metode Pengumpulan Data................................................... 38
E. Instruman Penelitian ............................................................. 41
F. Tehnik Analisis Data............................................................. 45
G. Uji Normalitas....................................................................... 46
H. Uji- t ...................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................... 48
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 49
1.Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah........ 51
2. Hasil Uji Normalitas.................................................... 56
3. Hasil Uji-t.................................................................... 56
B. Pembahasan .......................................................................... 57
xi
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................... 61
B. Saran...................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sintaks (Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah) .......... 25
2. Rancangan penelitian ............................................................................ 35
3. Kisi-kisi Variabel terikat pemahaman sikap nasionalisme ................... 38
4. Kriteria indeks kesukaran soal .............................................................. 44
5. Kriteria indeks daya beda...................................................................... 45
6. Jumlah siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang .................. 48
7. Keadaanguru/ karyawan dan siswa SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang ......................................................................... 48
8. Pemahaman sikap nasionalisme Rela Berkorban pada bangsa dan
Negara .................................................................................................. 53
9. Pemahaman sikap nasionalisme persatuan dan kesatuan...................... 53
10. Pemahaman sikap nasionalisme cinta tanah air .................................... 54
11. Pemahaman sikap nasionalisme berjiwa pembaharu dan pantang
menyerah .............................................................................................. 55
12. Perbedaan sikap nasionalisme.............................................................. 56
13. Uji Normalitas ...................................................................................... 56
14. Uji-t Peningkatan pemahaman sikap nasionalisme dengan
pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Angket pemahaman sikap nasionalisme .............................................. 65
2. Soal-soal pergerakan............................................................................. 69
3. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal ......................................... 75
4. Contoh perhitungan daya beda soal ..................................................... 76
5. Contoh perhitungan validitas angket pemahaman sikap
nasionalisme ......................................................................................... 77
6. Hasil uji reabilitas dan validitas angket pemahaman sikap
nasionalisme.......................................................................................... 78
7. Uji coba soal........................................................................................... 79
8 a.Hasil penelitian pemahaman sikap nasionalisme sebelum
Pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 81
8b. Hasil penelitian pemahaman sikap nasionalisme sesudah
Pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 82
9. Rekapitulasi sikap nasionalisme dengan pembelajaran berdasarkan
masalah.................................................................................................. 83
10 a. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sebelum
pembelajaran berdasarkan masalah ............................................ 84
10 b. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sesudah
pembelajaran berdasarkan masalah ................................................ 86
11. Uji-t peningkatan sikap nasionalisme dengan pembelajaran
berdasarkan masalah ............................................................................ 87
12. Tabel nilai r product moment................................................................ 88
xiv
13.Tabel of Critical t- test ........................................................................... 89
14. Daftar tabel H ....................................................................................... 90
15. Daftar Respponden................................................................................ 91
16. Profile Sekolah...................................................................................... 92
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 93
18. Surat Ijin Permohonan Penelitian.......................................................... 94
19.Surat Keterangan Penelitian................................................................... 95
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Siswa sedang memperhatikan observer sedang menjelaskan
pelajaran................................................................................................ 96
2. Siswa sedang mendiskusikan/ memecahkan masalah secara
kelompok............................................................................................... 96
3. Siswa sedang memperagakan hasil karya ............................................ 96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam proses
pendidikan yang didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang
sedang belajar. Usman (2002:4) mengatakan bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbak balik yang berlangsung melalui hubungan edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sukewi (1993 : 19) bahwa
Proses belajar mengajar terdapat komponen yang saling terkait meliputi tujuan
pengajaran, guru, siswa, bahan pelajaran, metode pengajaran, alat media edukasi.
Metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi prestasi belajar mengajar dan pemilihan metode tidak hanya
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain guru, siswa, materi pelajaran, tujuan
pelajaran, fasilitas, tujuan pengajaran, dan juga sarana dan prasarana. Metode
pengajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
mengembangkan kecerdasan secara optimal, sebab pemilihan metode yang tidak
sesuai akan mengakibatkan proses belajar mengajar yang tidak optimal.
Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode mengajar yang
sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang di ajarkan, serta menentukan
arah tujuan yang akan dicapai dari pokok bahasan materi yang disampaikan.
Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang merupakan
2
prasyarat penting sebelum menentukan dan memilih metode yang tepat, sebab
penggunaan metode yang tidak sesuai menjadi kendala dalam mencapai tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan. Dengan kata lain apabila seoarang guru akan
memilih metode yang wajar dan tepat, ia harus berpedoman pada tujuan
pengajaran yang akan dicapai.
Praktek-praktek mengajar sejarah bila di perhatikan sering didapati kesan
bahwa sejarah itu kurang menarik dan membosankan. Guru sejarah sering
membeberkan fakta-fakta sejarah yang kering, urutan tahun dan peristiwa belaka.
Pelajaran sejarah dirasakan murid hanya mengulangi hal-hal yang sama dari
tingkat pendidikan dasar sampai dengan menengah. Model serta pembelajarannya
kurang menarik. Apa yang terjadi di kelas, biasanya guru mulai dengan bercerita,
atau bahkan membacanya dalam buku ajar.
Keadaan seperti digambarkan di atas terjadi karena kurang memadainya
kemampuan guru sejarah untuk mengembangkan strategi pembelajaran sejarah.
Dengan demikian kita memperbaiki citra buram dalam dalam pendidikan sejarah,
antara lain dengan berusaha memperbaiki cara-cara pengajaran sejarah.
Orang yang tidak memahami sejarah mungkin timbul pertanyaan ”
Mengapa mempelajari Sejarah?. Padahal sebenarnya mengajar sejarah di sekolah
mempunyai peran penting, antara lain :1).Sejarah dapat meningkatkan wawasan
peserta didik, 2).Sejarah dapat berperan dalam pengembangan kepribadian peserta
didik,3).Sejarah dapat mendorong pengembangan cara berfikir peserta didik
dalam rangka pengembangan intelektual. (Pamela Masy, 1994 :2), (Soewarso,2
:2002).
3
Secara teoritis sebenarnya metode mengajar dalam pendidikan sejarah
dapat dipilih dari sekian banyak metode mengajar yang telah tersedia. Para
mengajar hendaknya mempunyai kemampuan dalam memilih model yang tepat
untuk setiap pokok bahasan, bahkan untuk setiap tujuan tujuan khusus yang telah
dirumuskan, misalnya untuk setiap topik dapat digunakan berbagai macam model
pengajaran sejarah. Model yang dapat dipilih dan ditetapkan antara lain
menampilkan gambar, film dan penampilan lainnya yang dapat menggunakan
untuk menambah pemahaman data visual, dapat juga narasi seperti cerita, anekdot
atau membaca bagian dari drama sejarah. Model lain dengan memberikan
seperangkat pertanyaan kepada anak, atau membaca sesuatu buku sejarah.
Dalam pembelajaran pendekatan dan model yang telah dipilih memerlukan
interaksi yang baik antara guru dan peserta didik sehingga setiap pembelajaran
dan setiap urian sejarah yang dapat disajikan dapat memberikan motivasi belajar.
Dalam pembelajaran Berdasarkan Masalah /problem based instruction
(PBI) Siswa diharapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin
tahu untuk melakukan penyelidikan, sehingga dapat menemukan sendiri
jawabannya dan mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Dalam
melakukan penyelidikan sering dilakukan kerjasama dengan temannya.
PBI adalah pembelajaran berdasarkan masalah autentik sehingga siswa
dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang
lebih inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri.
Pembelajaran yang bercirikan adanya penggunaan masalah kehidupan nyata
sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan ketrampilan berfikir
4
kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep yang
penting.
Peranan guru meliputi penyajian masalah, penanya, mengadakan dialog,
membantu menemukan masalah dan memberikan fasilitas penelitian. Selain itu
guru senantiasa memberikan dukungan dan dorongan agar dapat meningkatkan
pertumbuhan dan intelektualitas siswa.
Pengetahuan sosial menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
2004 yang dimulai dari SD dan MI sampai SMP dan MTS. Untuk SD dan M I
mata pelajaran ilmu sosial memuat materi pengetahuan sosial dan
kewarganegeraan. Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial
dan kewarganegaraan. Pengetahuan sosial di SD dan MI berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa, negara Indonesia. (Standar Kompetensi mata pelajaran SD
dan M I , 2004 : 4 )
Standar kompetensi mata pelajaran ilmu sosial kelas V adalah:
1. Kemampuan untuk memahami keanekaragamaan kenampakan alam, sosial
dan kegiatan ekonomi Indonesia
2. Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha, Islam, sampai dengan
kemerdekaan
3. Wawasan Nusantara, penduduk dan pemerintah serta kerja keras para tokoh
kemerdekaan.
5
Momentum kebangkitan nasional yang dikontruksikan pada tahun 1908
merupakan titik yang signifikan bagi kemunculan bangunan nasionalisme,
kesadaran untuk bersatu, serta menyatukan keinginan bersama untuk melekatkan
elemen-elemen yang berbeda dalam naungan negara yang bernama Indonesia .
Dilihat dari sejarahnya perkembangan nasionalisme modern mula-mula
timbul sebagai kekuatan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad
ke-18. Selanjutnya paham itu tumbuh dan berkembang pula keseluruh Eropa pada
abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada awal abad ke-20 ini nasionalisme
menjalar ke wilyah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Tumbuh dan
berkembangnya nasionalisme modern telah banyak melahirkan bangsa yang
merdeka di seluruh dunia.
Kesadaran kebangsaan yang ditimbulkan oleh harga diri sebagai penduduk
kepulauan Nusantara tentunya telah ada bersama dengan timbulnya kerajaan-
kerajan di Nusantara. Kesadaran ini merupakan pengembangan dari kesadaran
kebangsaan yang bercorak sempit kedaerahan dalam bentuk baru yakni
perkumpulan-perkumpulan atau organisasi-organisasi modern yang telah muncul
pada awal abad ke-20 seperti Budi Utomo (1908), Pasundan (1914), Sarekat
Sumatra (1918), Jong Java (1918), Sarekat Islam (1911) dan lain sebagainya.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas
kolonialisme. Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan
semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang semestinya bangkit dan hidup
sebagai bangsa yang merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan
6
dihidupi tidak hanya pada batas waktu tertentu, tetapi terus menerus hingga kini
dan masa yang akan datang.
Kebijakan pendidikan pada awal abad XX telah menciptakan elit baru
Indonesia yang terdiri dari para dokter, guru, dan pegawai sipil pemerintahan.
Bersamaan dengan hal itu timbullah kesadaran nasional. Berdirinya Budi Utomo
(1908) menjadi awal bangkitnya nasionalisme yang kemudian diikuti oleh
organisasi-organisasi lainnya.
Momemtum kebangkitan nasional 1928 tersebut terdapat dua faktor yang
sangat signifikan bagi infestasi Indonesia. Pertama pemuda yang menunjukan
peran dan eksistensi yang sangat jelas untuk menjadi lokomotif perubahan bagi
tercapainya kemerdekaan dan perjalanan kenegaraan dan kebangsaan Indonesia
pasca kemerdekaan.
Pada konteks tersebut,semakin jelaslah bahwa pemuda memiliki posisi
yang sangat strategis dalam menggerakan perubahan dan terciptanya sejarah baru
bangsa Indonesia. Hampir sejarah yang tercipta di negeri ini karena pemuda,
seperti gerakan 1908, 1928, 1945, 1966, 1998. Fenomena tersebut menunjukan
bahwa betapa signifikannya pemuda dalam konteks keIndonesian.
Gugusan sejarah Indonesia adalah bahwa kontribusi terbentuknya sejarah
Indonesia karena komitmen dan kesadaran yang tulus melalui peran pemuda pada
masa lalu. Namun, kita tentu berharap roda sejarah harus berhenti karena pemuda
Indonesia kehilangan ekspresi peranannya dalam perubahan Keindonesiaan,
menghadapi tantangan kesejarahan yang makin berat, dengan kecenderungan yang
makin dinamis. Kedua, dari lembar sejarah Indonesia berikutnya, secara faktual
7
tertoreh kontribusi daerah-daearah dalam proses terbentuknya dan terpeliharanya
nasionalisme Indonesia. Melalui peran, kominten, dan kesadaran yang tulus dari
daerah, bingkai persatuan dan kesatuan nasional, dalam kerangka mewujudkan
kemerdekaan dan memaknai arti kemerdekaan, sebagai pijakan bagi
pembangunan bangsa yang menghimpun secara harmonis elemen-elemen daerah
dalam tujuan dan cita-cita bersama memajukan Indonesia.
Sering dikatakan bahwa pelajaran sejarah penting bagi kehidupan manusia,
yaitu sebagai tambahan pengalaman, upaya untuk menjaga peninggalan masa lalu,
mengetahui pertentangan antar suku bangsa yang mungkin mempunyai masalah
yang sama. Kita bisa lihat permasalahan pada masa lampau akan terulang
kembali, hanya pelakunya berbeda seperti kebutuhan sehari-hari, perlawanan
antar manusia, penyalah gunaan wewenang, saingan antar kelompok, perlombaan
individu untuk mencari kekuataan dan keuntungan, penghasutan terhadap rakyat
yang tersembunyi dalam masyarakat dan lainya sebagainya (Shafer,1969:9) dalam
(Soewarso,2000;27).
Oleh karena itu belajar sejarah mempunyai tujuan yang baik bagi generasi
muda. Tujuan mempelajari sejarah supaya kita bijaksana. Semua kejadian dalam
sejarah mengandung pelajaran, sehinga kita semua bijaksana dalam menghadapi
masa yang akan datang. Kita bukan keledai yang akan tertumbuk dua kali kepada
dinding yang sama. Belajar dari sejarah agar menjadi bijaksana sebelum peristiwa
terjadi (Abdulgani, 1963:17).
Salah satu tujuan belajar sejarah nasional Indonesia ialah membangkitkan
dan menyadarkan generasi muda untuk mengembangkan dan memahami
8
pengetahuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau
hingga masa kini sehingga generasi muda memiliki kebanggan sebagai bangsa
Indonesia dan cinta tanah air. Dengan kata lain tujuan belajar sejarah nasional
Indonesia ialah meningkatkan dan menyadarkan generasi muda untuk
mengembangkan dan memiliki pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang sesuai
dengan kepribadian bangsa Indonesia, yang telah berkembang sejak masa lampau
hingga masa kini yang berdasarkan Pancasila, sehingga menumbuhkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air serta bangga sebagai warga Indonesia.
Pengajaran sejarah terkandung beberapa aspek yang perlu dipelajari yaitu
aspek pengetahuan, aspek sikap, aspek ketrampilan. Aspek ini perlu dipelajari
dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini bermanfaat bagi peserta didik
dalam upaya menghadapi permasalahan yang dihadapi masyarakat pada masa
yang akan datang. Oleh karena itu, belajar sejarah memberi pengalaman yang
berguna dalam kehidupan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti:
”Pengaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada materi
sejarah pergerakan nasional terhadap sikap nasionalisme siswa kelas SD Negeri
Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prestasi belajar siswa pada materi sejarah pergerakan nasional
pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006 /
2007 ?
9
2. Bagaimana penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa
kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006/2007?
3. Adakah penggaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
terhadap pemahaman sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang tahun 2006/2007 ?
C. Penegasan Istilah
1.Prestasi Belajar
Prestasi adalah: Hasil pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan
persekolahan yang bersifat kognitif yang biasanya diukur dengan penilian.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :700).
Belajar adalah: upaya seseorang untuk menambah pengetahuan. (Max
Darsono, 2000:3). Sedangkan menurut W.Gulo. (2004:8) Belajar adalah suatu
proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang mengubah tinglah-laku dalam
berfikir, bersikap dan bertindak.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sekaran dengan metode pembelajaran
berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional.
2. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Metode mengajar merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan dalam
kegiatan belajar mengajar. Ini perlu karena akan mempengaruhi bentuk strategi
belajar dan mengajar.Metode mengajar adalah bagian dari strategis mengajar yang
merupakan langkah-langkah taktis yang perlu diambil guru dalam menunjang
10
strategis yang akan dikembangkan. Metode adalah cara yang dianggap efektif
yang digunakan oleh guru menyampaikan suatu materi pelajaran tertentu kepada
siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan
pembelajaran tercapai efektif (Suradisastra, 1992 :91)
Pembelajaran berdasarkan masalah adalah: Suatu pendekatan pengajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang berfikit kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep tentang esensi dari materi pelajaran. Dalam
hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan suatu masalah yang
mengintegrasikan ketrampilan dan konsep dari berbagai materi pelajaran.
Pendekatan ini mencakup pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
pertanyaan, mensintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain.
(Moffi, 2001:23). Lingkungan belajar PBI adalah berpusat kepada siswa dan
mendorong inkuiri serta berpikir bebas, seluruh proses belajar mengajar yang
berorientasi kepada PBI adalah membantu siswa untuk mandiri.
Lingkungan belajar PBI adalah berpusat kepada siswa dan mendorong
inkuiri serta berpikir bebas, seluruh proses belajar mengajar yang berorientasi
kepada PBI adalah membantu siswa untuk mandiri.
Peran utama guru adalah sebagai membimbing atau memfasilitasi,
sehingga siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah secara efektif.
D. Tujuan Penelitian
11
1. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa pada meteri pergerakan nasional
pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun
2006 / 2007 ?
2. Ingin mengetahui pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas siswa V
SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006 / 2007 ?
3. Ingin mengetahui penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
terhadap pemahaman sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang tahun 2006/2007 ?
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru: Membantu guru dalam menciptakan situasi belajar yang
menarik dan interaktif serta memberikan alternatif model pembelajaran
yang dapat di lakukan dalam memberikan materi sejarah.
2. Bagi Siswa: Mengembangkan kemampuan berfikir dalam memecahkan
masalah serta pemahaman rasa nasionalisme bangsa
3. Bagi Sekolah : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
untuk peningkatan proses pembelajaran siswa sehingga dapat
meningkatkan potensi siswa dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran
F. Sistematika Skripsi
12
BAB I : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Penegasan Istilah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Skripsi
BAB II : Pengertian belajar dan mengajar, Tinjuan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah, Sikap Nasionalisme, Indikator Sikap
Nasionalisme, Hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian terdiri dari Pendekatan Penelitian,Populasi dan
Sampel Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan
Data, Instrument penelitian disertai Penentuan Validitas dan
Reabilitas, Teknik Analisis Data,Uji Normalitas, Uji-t.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari Gambaran Umum
lokasi Penelitian, pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah,
pembahasan.
BAB V : Penutup terdiri dari Simpulan dan Saran
13
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Arti Belajar
Belajar adalah : Suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah-laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto,1998: 2).
Sedangkan Winkel (1983: 15) menyatakan belajar adalah : Suatu proses psikis
yang berlangsung dalam interakasi aktif antara subjek dengan lingkungannya dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,ketrampilan,nilai,sikap
yang bersikap konstan atau tetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru
yang segera tampak dalam perilaku yang nyata atau tersembunyi.
Briggs dalam Sugandi (2004: 9) menjelaskan belajar adalah seperangkat
peristiwa yang mempengaruhi si pembelajar sedemikian rupa sehingga si
pembelajar memperoleh kemudahan berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan
menurut Darsono( 2000: 24) belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru
sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik.
Dari pengertian di atas belajar dapat disimpulkan bahwa belajar
mempunyai tiga unsur yaitu:Berkaitan dengan perubahan perilaku, Perubahan
perilaku terjadi karena proses pengalaman, Perubahan perilaku karena belajar
bersifat permanen. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik
sifat maupun jenisnya, karena itu setiap individu akan mengalami perubahan
dalam arti belajar.
14
Belajar memiliki ciri-ciri di antaranya adalah: 1).Perubahan yang terjadi
secara sadar. Ini berarti bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadi
perubahan atau sekurang-kurangnya perubahan dalam dirinya.2). Perubahan
dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan
yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus tidak
statis.3).Perubahan dalam belajar bersifat aktif. Berubahan yang bersifat aktif
artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena
usaha sendiri.4).Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Ini berarti
perubahan tingkah laku itu terjadi karena tujuan yang dicapai perbuatan belajar
terarah pada perubahan tingkah laku yang disadari.5).Perubahan yang mencakup
seluruh aspek tingkah-laku.(Surya & Moh.Amin, 1980:6)
B. Arti Mengajar
Mengajar merupakan proses yang komplek. Tidak hanya menyampaikan
informasi kepada dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan yang harus dilakukan
terutama jika yang diinginkan hasil belajar lebih baik dari seluruh siswa. Oleh
karena itu rumusan belajar tidak sederhana.
Menurut AECT dalam John D. Latuheru (1988 : 6 ) menyatakan, mengajar
adalah proses dimana lingkungan individu sengaja ditata untuk memungkinkan
anak didik untuk belajar terlibat dalam tingkah laku khusus. Sedangkan menurut
Chauhan dalam ”Innovatioan in Teacing and Learning” mengemukakan :
1. Mengajar adalah: ”Segala upaya disengaja dalam rangka memberi
kemudahan kepada siswa untuk terjadinya sesuatu yang diinginkan.
15
2. Mengajar adalah : Komunikasi dua orang atau lebih yang saling berpengaruh
melalui gagasan mereka dan belajar sesuatu tentang proses intruksi tersebut.
3. Mengajar adalah: Mengisi pikiran siswa dengan informasi dan pengetahuan
tentang fakta untuk mereka gunakan pada masa yang akan datang.
4. Mengajar adalah: Suatu proses dimana pelajaran, guru, kurikulum, dan
variabel-variabel lainnya di organisasikan dalam suatu cara untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu.
5. Mengajar adalah: Upaya dalam memberi rangsangan (stimulus) bimbingan,
pengarahan, dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
(Muryaharjo Redja, 1998:213)
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar
yang di perolehnya. Siswa yang mengalami kemajuan dalam belajar akan terlihat
prestasi yang baik sebaliknya siswa yang mengalami gangguan dalam belajar akan
terlihat pretasinya menurun.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di
sekolah. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi guru dengan murid. Guru
merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar. Tugas guru
dalam proses belajar mengajar terdiri dari kegiatan pokok yaitu menyusun
perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan melaksanakan evaluasi.
Menurut James.B.Brow dalam Suryosubroto ( 2002 :3), tugas dan peranan
guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan pembelajaran, mempersiapkan pembelajaran sehari-hari,
16
mengontrol kegiatan siswa, dan mengevaluasi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Tugas guru menurut Sahertian (2000:29), ialah merencanakan berbagai
pengalaman dan kegiatan belajar. Guru adalah perancang berbagai model
pembelajaran. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk
merancang berbagai model pembelajaran. Dalam pengertian ini guru jangan hanya
merumuskan tujuan khusus dan tujuan umum pembelajaran tetapi harus mampu
merumuskan pengalaman belajar dan berbagai kegiatan belajar dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Suryobroto(2002:9) tugas guru dalam proses belajar mengajar
dapat dikelompokan menjadi tiga kegiatan yaitu: (1). Menyusun program
pengajaran (program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester/catur
wulan, program satuan pelajaran, perencanaan progran pengajaran); (2).
Menyajikan / melaksanakan pengjaran( menyajikan materi dalam GBPP,
menggunakan metode mengajar, menggunakan media / sumber, mengelola kelas /
mengelola interkasi belajar mengajar; (3). Melaksanakan evaluasi
pengajaran(menganalisis hasil evalusi belajar,melaporkan hasil evaluasi belajar,
melaksanakan progaram perbaikan dan pengayaan).
Selanjutnya kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengajaran
akan dijabarkan pada pembahasan berikut:
1. Perencanaan Pengajaran
17
Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka
tujuan dari program tersebut akan terarah dan berhasil. Itulah sebabnya seorang
guru harus harus memiliki kemampuan dalam perencanaan pengajaran. Seorang
guru sebelum mengajar hendaknya merencanakan program pengajaran, membuat
persiapkan pengajaran yang akan diberikan. (Suryosubroto, 2002: 9 ).
Pengajaran merupakan rangkian peristiwa yang direncanakan untuk
disampikan, untuk menggiatkan dan mendorong belajar siswa yang merupakan
proses merangkai situasi belajar( yang terdiri dari ruang kelas, siswa materi,
kurikulum) agar belajar lebih mudah (Suryosubroto,2002 : 28 ).
Sehubungan dengan kemampuan merencanakan pengajaran, berikut ini
dijelaskan oleh Suryosubroto(2002:29-31) adalah sebagai berikut: 1). Menguasai
GBPP, program pengajaran merupakan seperangkat rencana pengajaran yang
digunakan sebagai pedoman pengajaran. Program pengajaran tersebut tertuang
dalam GBPP yang di dalamnya memuat tujuan, bahan, program; 2). Menyusun
dan menganalisis materi pengajaran (AMP) yaitu, hasil kegiatan yang berlangsung
sejak guru mulai meneliti GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkan
materinya. Adapun fungsi analisis materi pelajaran adalah sebagai acuan untuk
menyusun program pengajaran yaitu program tahunan,program catur wulan,
program satuan pengajaran dan rencana pengajaran. Kegiatan menyusun analisis
materi pelajaran dan rencana pengajaran. Kegiatan menyusun analisis materi
pelajaran ini berupa penjabaran dan penyesuian isi GBPP mata pelajaran; 3).
Menyususn program satuan pelajaran, yang merupakan salah satu bagian dari
18
program pelajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan beberapa kali
pertemuan. Fungsi satuan pengajaran digunakan sebagai acuan untuk menyususn
rencana pelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi guru untuk
melaksanakan KBM agar lebih terarah dan berjalan secara efisien dan efektif.
2. Pelaksanaan Pengajaran
Pelaksanaan proses belajar mengajar yaitun terjadi interaksi antara guru
dengan siswa dalam rangka menyampikan bahan pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2002 :36). Pelaksanaan pengajaran
terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut : membuka pelajaran, menyampikan materi
pelajaran, menggunakan metode pelajaran, menggunakan alat peraga dalam
pengajaran , pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar dan menutup pelajaran.
3. Evaluasi Pengajaran
Untuk menntukana tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu
dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilian
hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan peserta didik dalam hal
penguasaan materi yang telah dipelajari. (Suryosubroto,2002 : 53 ).
Penilian proses belajar mengajar menurut Arikunto dalam Suryosubroto
(2002: 53-54 ) meliputi : (1). Evaluasi formatif, adalah penelitian yang dilakukan
guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari siswa; (2). Evaluasi sumatif,
adalah penelian yang diselenggarakan oleh guru dalam jangka waktu tertentu;
19
(3). Pelaporan hasil evaluasi, setiap akhir semester dan guru harus mengolah nilai
akhir kerja; (4). Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, dapat dilakukan
dengan penjelasan kembali materi yang sedang dipelajari, pemberian tugas
tambahan kepada siswa, sedangkan pelaksanaan pengajaran pengayaan dapat
berupa membaca/ mempelajari bahan pelajaran baru atau penyelesain tugas
pekerjaan rumah(PR).
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan mengajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu faktor
yang terjadi dalam diri pelajar dan faktor eksternal adalah faktor yang berada di
luar pelajar.
Faktor internal diantaranya adalah:
1. Faktor Jasmaniah
Faktor yang bersumber pada keadaan jasmani,seperti :
a. Faktor Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan seseorang pada keadaan fit. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
berpengaruh jika kesehatanya terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik maka sebaliknya ia mengusahakan agar kesehatan badan tetap terjaga.
b.Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah suatu hal yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurma keadaan tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
20
belajarnya. Apabila hal ini terjadi hendaknya anak dimasukan kepada
lembanga pendidikan khusus.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis berasal dari kondisi psikis seseorang. Faktor yang
tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar(Ali,1992
:4). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a.Intelegensi
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih
berhasil dari pada siswa yang mempunyai intelegensi rendah. Walaupun
begitu siswa yang mempunyai integensi tinggi akan berhasil dalam belajarnya.
Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang komplek dan banyak
faktor yang mempengaruhinya, dan intelegensi adalah salah satu faktor lain
yang bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar maka
siswa akan gagal dalam belajar.
b.Perhatian
Perhatian adalah keaktifan siswa yang semata-mata tertuju pada suatu
objek. Untuk dapat memperoleh prestasi belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan belajar yang dipelajarinya. Jika bahan
pelajaran tersebut tidak mendapat perhatian siswa, maka akan menimbulkan
kebosanan dan pada akhirnya mengakibatkan tidak lagi suka belajar.
Faktor ekstern
1. Faktor kelurga
21
a.Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah tempat pertama kali anak mengadakan
komunikasi(merupakan lembaga yang pertama kali dan utama). Cara orang
tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua yang
tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anaknya,misalnya acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya,akan menyebabkan anak tidak berhasil dalam
belajarnya.
b.Perhatian orang tua
Bila anak sedang belajar seharusnya orang tua tidak menggangu dengan
tugas-tugas rumah,sehingga anak dapat belajar dengan baik.
c.Suasana rumah
Yang dimaksud dengan suasana rumah adalah situasi atau kejadian yang
terjadi di dalam keluarga dimana anak berada, agar anak dapat berjalan
dengan baik perlu diciptakan suasana lingkungan rumah yang tenang dan
tentram. Untuk itu diharapkan orang tua mampu menciptakan suasana
lingkungan rumah yang paling posifif untuk belajar.
d.Keadaan ekonomi
Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan pokok serta fasilitas
belajar terpenuhi. Apabila keadaan ekonomi keluarga kurang, maka fasilitas
maupun kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga menggangu anak
belajar. Sebaliknya keadaan ekonomi keluarga anak yang kaya mengakibatkan
anak hanya bersenang-senang sehingga anak kurang dapat memusatkan
perhatiannya kepada belajar. Hal ini dapat menggangu anak dalam belajar.
22
2. Faktor sekolah
a.Hubungan guru dengan siswa
Komunikasi yang kurang akrab antara guru dengan siswa akan menggangu
proses belajar mengajar, karena siswa akan merasa enggan untuk
berpartisipasi aktif dalam belajar. Sebaliknya guru yang membina hubungan
baik dengan siswa,siswa akan merasa diperhatikan sehingga menimbulkan
minat untuk belajar. Guru harus mempunyai cakrawala yang luas, mengikuti
perkembangan jaman sehingga dalam mengajarkan dapat membawa anak
didik untuk turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar,karena itu guru itu
harus mempunyai pengalaman yang banyak menguasai bidang ilmu
pengetahuan yang ditekuni. Sebaliknya bila guru kurang menguasai bidang
ilmu yang ditekuni dan kurang wawasan dan tidak mengikuti perkembangan
akan menggangu tugasnya.
b.Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa. Setiap pokok bahasan menuntut
pengunaan metode yang berbeda-beda. Olek karena itu, harapkan guru mampu
menguasai berbagai model mengajar agar dapat mempermudah pemahaman
siswa tentang materi yang disampaikan (Ali,1992: 7).
C. Tinjuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
23
Program intofation PBI pertama kali diperkenlakan pada tahun 1966, oleh
Faculty of Health Sciences of Mc Master University di Kanada (James,2001)
perkembangan PBI di pengaruhi oleh tiga pikiran utama yaitu:
1. John Dewey dan Kelas Demokrasi.
John Dewey dalam (Ibrahim & Nur, 2000:15) mengemukaan pandangan
pentingnya demokrasi dan pendidikan, siswa dalam pandangan Dewey hendaknya
diberi kebebasan untuk menganalisis masalah intelektual dan sosial yang didalam
masyarakat, kemudian memecahkan permasalahan di sekolah. Pandangan Dewey
merupakan landasan filosofis perkembangan PBI.
2. Piaget,Vygotsky, dan Kontruktivisme
Jean Piaget dalam (Ibrahim & Nur, 2000:17) mengemukakan pandangan
mengenai kontrukivis-kognitif, menurut Piaget siswa dalam segala usia aktif
dalam memperoleh informasi dan pembangunan pengetahuan sendiri. Pengetahuan
akan bertambah dan berubah (termodifikasi) jika melalui pengalaman baru.
Menurut Piaget dalam(Ibrahim & Nur,2000 :17) pedagogi yang baik harus
melibatkan pemberian anak dengan situasi-situasi di mana anak itu mandiri
melakukan eksperimen, dalam arti yang paling luas dari itu, dan mencoba sesuatu
untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda,memanipulasi
simbol,mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya,mencocokan
apa yang ditemukan dengan teman yang lain, dan membandingkan temuan dengan
teman yang lain.
24
Vygotsky dalam pembelajaran mempunyai pemikiran yang sama dengan
Piaget tetapi lebih menekankan pada interaksi sosial, menurut Vygotsky interaksi
sosial dengan guru maupun teman sejawat penting dalam memacu terbentuknya
ide baru maupun memperkaya perkembangan intelektual siswa. Teori
perkembangan kontruktivisme-kognitif merupakan dasar ilmiah untuk PBI.
3. Bruner dalam Pembelajaran Penemuan
Jerome Bruner mengemukakan teori pembelajaran penemuan, teori ini
menyatakan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan
pribadi.Teori pembelajaran Bruner menekankan pada penalaran induktif dan
inkuiri yang merupakan ciri pendekatan ilmiah. Tidak seperti pada pembelajaran
langsung dimana siswa diberikan ide-ide tetapi dengan memberikan pembelajaran
berdasarkan masalah atau penemuan dengan guru mengajuakan pertanyaan
kepada siswa untuk menemukan teori mereka sendiri.
Tiga prinsip dalam Pembelajaran Berdasar Masalah
a. Dalam ruangan guru merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah,
dimana pembelajaran dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas hal ini di
lakukan untuk meningkatkan interaksi dengan teman lainnya dan mengacu
terbentuknya ide baru dalam perkembangan intelektual siswa
b. Menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan
25
c. Peraga (model) pembelajaran berdasarkan masalah yang mendukung dalam
proses pembelajaran di antaranya, tabel, laporan, poster, yang membantu mereka
untuk belajar memecahkan masalah.
Tabel 1. Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berdasar Masalah
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan alat dan bahan yang di butuhkan,
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah
Tahap 2
Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual atau kelompok
Guru mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan (studi pustaka) melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan, dan pemecahan
masalah
Tahap 4
Mengembangkan dan penyajian
hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesusi dengan laporan,
poster,video, dan model serta membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
Tahap 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemacahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
evaluasi terhadap penyelidikan meraka dan
proses-proses yang mereka gunakan
(Ibrahim dan M. Nur,
2000:13)
Arrends (1997) menyatakan bahwa pembelajaran berdasar masalah
mempunyai beberapa ciri yaitu:
1. Penyajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran Berdasar Masalah
mengorganisasikan pengajaran dengan masalah nyata dan bermakna, sesuai
dengan pengalaman keseharian siswa
26
2. Berfokus keterkaitan antar disiplin. Masalah dan solusi pemecahan masalah
yang diusulkan tidak hanya di tinju dari satu disiplin ilmu tetapi dapat di tinjau
dari berbagai disiplin ilmu lainnya misalnya ekonomi, sosilogi, geografi,
politik, hukum.
3. Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan
terhadap masalah nyata melalui analisis masalah,observasi eksperimen Siswa
dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber pelajaran untuk
menyelesaikan permasalahan, dan mengembangkan hipotesis terhadap
penyelesaian masalah yang dikemukakan.
4. PBI menutut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata
atau artefak (poster, puisi, laporan, gambar) dalam menyelesaikan atau
mewakili penyelesaian masalah yang mereka temukan, kemudian memamerkan
karya tersebut.
5. Kerjasama PBI dicirikan oleh siswa yang berkerjasama berpasangan atau
berkelompok dalam kelompok kecil, kerjasama memberikan motivasi dan
mengembangkan ketrampilan berfikir melalui tukar pendapat serta berbagi
penemuan.
Pengajaran berdasarkan masalah di lain pihak berdasarkan psikologi
kognitif sebagai pendukung teorotis. Fokus pengajaran tidak terlalu banyak pada
apa yang dilakukan siswa(perilaku mereka), melainkan apa yang
dipikirkan(kognisi mereka) pada saat melakukan kegiatan itu. Walaupun peran
guru pada saat pembelajaran berdasarkan masalah kadang melibatkan presentasi
dan menjelaskan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lebih lazim berperan
27
sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berfikir dan
memecahkan masalah oleh mereka sendiri.
Guru perlu untuk menyajikan situasi masalah dengan hati-hati atau dengan
prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Panduan
yang diberikan langsung tentang bagimana melaksanakan demonstrasi dapat
membantu dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Situasi masalah harus
disampikan kepada siswa semenarik dan setepat mungkin. Biasanya memberi
kesempatan kepada siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh sesuatu dapat
memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Seringkali menggunakan hal-
hal yang tak terduga( suatu masalah di mana hasilnya di luar harapan dan
mencengangkan ) dapat menggungah minat siswa.
D. Sikap Nasionalisme
Nasionalisme adalah: Paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri. Nasionaslisme adalah kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan
mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuataan bangsa itu,
semangat kebangsaan Indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:610).
Sikap nasionalisme berarti upaya seseorang untuk mengembangkan anak
didik akan pentingnya memiliki ide dan perilaku yang sesuai dengan jiwa
nasionalisme Indonesia ialah kesetiaan yang abadi kepada bangsa serta cinta tanah
air Indonesia dan berjiwa pancasila.(Djoyomartono,1988:11).
28
Nasionalisme Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada
masa lalu seirama dengan dinamika pertumbuhan dan pergerakan nasional
kebangsaan Iindonesia. Oleh karena itu, sifat dan corak perkembangannya tampil
sesuai dengan sifat dan corak organisasi pergerakan yang mewakilinya. Sifat dan
corak nasionalisme pada saat lahirnya Boedi Oetomo (1908), misalnya berbeda
dari nasionalisme yang dikembangkan oleh Sarekat Islam, Indische Partij, dan
seterusnya. Kelahiran Budi Utomo telah dilandasi oleh nasionalisme yang masih
samar-samar, hal itu tampak pada aktifitasnya. Perkumpulan ini jelas membatasi
gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran penunjangnya tampak belum
jelas kepada perjuangan politik atau terbatas kepada sosiaokultural. Sikap ragu-
ragu itu menyebabkan aktifitasnya hanya dibidang kebudayaan. Budi Utomo
sebagai gerakan kultural nasionalisme.(Hatta, 1977 : 9).
Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan
nasionalisme Indonesia. Latar belakang perkumpulan ini adalah persaingan-
persaingan dengan pedagang Cina, tetapi membuat front melawan semua
penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Berbeda dengan Boedi Oetomo yang
anggotanya hanya terbatas pada golongan priyayi, Sarekat Islam sampai berhasil
ketingkat pada lapisan kelas bawah pada lingkup yang lebih luas. Tetapi hanya
dijiwai oleh ”islam ” pada organisasi telah tertutup kemungkinan masuknya
anggota dari masyarakat non-islam. Perjuangan yang langsung membela rakyat,
yaitu memperjuangkan ekonomi yang menjadikan perkumpulan dan
perkembangan sangat pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan
29
nasionalisme yang bercorak ekonomis, religius, dan
demokratis..(Pringgodigyo,1978 : 4).
Lebih luas dan tegas dari organisasi itu adalah konsep nasionalisme yang
diperkenalkan oleh Indische Partij. Belum menggunakan nama ”Indonesia
”memang, tetapi organisasi ini telah tegas merancangkan kemerdekaan tanah air
dan bangsa Hindia. Nasionalisilme yang dikembangkan memiliki corak yang
tegas, bahkan radikal. Hal itu pula yang menempatkan organisasi tersebut sebagai
organisasi politik pertama di Indonesia.
Organisasi yang memberikan andil yang besar dalam mempertegas dan
mendewasakan konsep nasionalisme Indonesia menjadi konsep nasionalisme yang
sesungguhnya adalah perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda yang
bernama Perhimpunan Indonesia( PI). Pada mulanya organisasi ini bermana
”Indische Vereneging”(1908) dan sebagaimana Boedi Oetomo di Indonesia,
organisasi ini hanya bersifat sosiokultural. Tetapi sejak 1925 mereka mengubah
organisasi tersebut sebagai organisasi yang mengembangkan masalah politik.
Lewat Perhimpunan Indonesia nasionalisme yang telah melandasinya lebih
bersifat revolusioner, Perhimpunan Indonesia telah memberikan sumbangan yang
besar yaitu nama ”Indonesia ” sebagai identitas nasional dan nama bagi bangsa
Indonesia dan negara yang diperjuangkan untuk merdeka, lepas dari penjajahan.
Nama Indonesia sebagai simbolis di dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia,
dan majunya pergerakan dengan sebutan Indonesia ditentukan oleh kegiatan
30
historis dan merupakan fase baru di dalam perkembangan nasionalisme
Indonesia.(Abdulgani,1957: 9).
Kelahiran Partai Nasional Indonesia (PNI) di tanah air (1927) yang
hakikatnya melanjutkan ide-ide yang dikembankan oleh Perhimpunan Indonesia
yang dilandasin oleh nasionalisme yang revalusioner. Selanjutnya dicetuskanya
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 merupakan bukti bahwa
nasionalisme telah melandasi dan menjunjung tinggi dalam aktifitas bangsa
Indonesia. Dalam keputusan itu dicantumkan alasan utama untuk bersatu adalah
kemampuan bersama untuk mengatasi alasan-alasan yang ada dengan tetap
menghormati perbedaan yang ada. Dengan kata lain keanekaragaman yang ada di
Indonesia tetap ada dan dihormati, tetapi tetap bersatu dan pengakuan atas tanah
air, bangsa, bahasa yang satu telah bulat dan dijunjung tinggi atas perbedaan
tersebut.
Nasionalisme Indonesia secara umum bertujuan untuk kedalam
memperhebat nasional building dan character building sesuai dengan falsafat dan
pandangan hidup bangsa, sedangkan tujuan ke luar secara antiteis dan antagonistis
melakukan konfrontasi atau menolak segala kolonialisme. Abdulgani dalam
(Cahyo, 1995:21) menegaskan kolonialisme baik yang bersifat materialistik
maupun yang bersifat idiologis, nasionalisme menentang segala hal yang bersifat
prinsipil. Hal itu karena nasionalisme ingin mengembalikan lagi
”the human dignity” harga diri manusia yang hilang karena kolonialisme.
31
Nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebagai reaksi terhadap kolonisasi
Eropa. Karena kolonisasi menggandung dimensi-dimensi dominasi
politik,eksploitasi ekonomi dan penetrasi kultural, nasionalisme Indonesia pun
mempunyai tiga dimensi dalam rangka menumbangkan dominasi politik kolonial.
Tiga dimensi itu dimaksudkan untuk membangun negara nasional yang
demokratis menghentikan eksploitasi ekonomi untuk membangun suatu
masyarakat yang berkeadailan sosial, dan menghentikan penetrasi kultural untuk
menghidupkan kembali keperibadian. Dengan demikian, dasar-dasar demokrasi
dan keadilan sosial menampakan diri sebagai suatu keharusan dan kelengkapan
nasionalisme Indonesia.
Nasionalisme yang dianut di Indonesia melahirkan pendirian untuk
menghormati bangsa lain sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD
1945. ”Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Oleh karena itu sikap
nasionalisme Indonesia menggandung sikap anti penjajahan. Semangat yang
demikian dengan sendirinya tidak menumbuhkan keinginan bangsa Indonesia
untuk menjajah bangsa lain. Sebaliknya bangsa Indonesia ingin mewujudkan
suatu perdamian dunia, menuju masyarakat yang maju, sejahtera, dan adil bagi
semua umat manusia. Dengan demikian nasionalisme Indonesia juga memberikan
penghargaan terhadap hak azazi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
E. Indikator Sikap Nasionalisme
32
Agar bangsa Indonesia memiliki sikap nasionalisme yang tinggi maka
diperlukan berbagai upaya yang mengarah pada terciptanya tata kehidupan
masyarakat yang mantap dengan tetap mengacu kepada UUD 1945 dan Pancasila.
Pembinaan sikap nasionalisme bagi rakyat Indonesia menjadi tanggungjawab
pemerintah dan masyarakat terutama melalui dunia pendidikan. Dalam hal ini
pendidikan sejarah memegang peranan yang penting ditinjau dari tujuan
pendidikan sejarah, sehingga para sejarahwan maupun guru sejarah mampu
mencari solusi agar sejarah dapat menumbuhkan sikpa nasionalime pada anak
didik.
Tujuan pelajaran sejarah pada umunya adalah memperkenalkan pelajaran
pelajaran kepada riwayat perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan yang
bebas bahagia, adil, makmur, serta menyadarkan peljaran tentang dasar dan tujuan
hidup manusia berjuang pada umumnya.(Ali, 1963: 318).
Pengajaran sejarah telah memberikan pelajaran tentang kejadian-kejadian
masyarakat pada masa terdahulu, sehingga genarasi muda mendapatkan
pengetahuan tentang masyarakat-masyarakat pada masa terdahulu untuk
menghadapi masa sekarang dan masa yang akan datang agar lebih arif dan lebih
bijaksana. Sejarah sangat potensial untuk membangkitkan rasa kebangsaan
terhadap sejarah bangsanya. Suatu bangsa tidak mungkin mengenal dan memiliki
identitasnya tanpa mengenal sejarahnya.
1. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
33
Realiatas menunjukan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menganugrahkan
kepada kepada bangsa Indonesia pluralitas di berbagai hal seperti: suku, budaya,
ras,agama, bahasa dan sebagainya. Anugrah tesebut patut disyukuri dengan cara
menghargai kemajemukan tetap dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan demi
kemajuan dan kejayaan bangsa. (Soegito,2006:95).
Kehendak untuk hidup bersama dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk
orang-orang yang suku bangsanya berbeda, ataupun agamanya. Heterogenitas
bangsa yang berbeda tentunya memerlukan sikap rela berkorban bagi setiap
warganya.
2. Mengutamakan Persatuan dan kesatuan
Kata persatuan dan persatuan berasal dari kata “satu“ yaitu sesuatu yang
tidak terpisah-pisah. Nilai persatuan Indonesia mengandung usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat membina nasionalisme dalam negara.
Mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan suatu proses terwujudnya
nasionalisme. Dengan modal dasar nilai persatuan semua warga negara indonesia
baik yang asli maupun keturuanan asing dari macam-macam suku bangsa dapat
menjalin kerjasama yang erat dalam gotong royong, kebersamaan.
3. Cinta tanah Air
Cinta tanah air atau patriotisme merupakan modal yang penting dalam
membangun suatu negara. Suatu negara yang dihuni oleh orang-orang yang cinta
34
tanah air akan membawa kearah kemajuan. Sebaliknya negara yang tidak
didukung oleh cinta tanah air dari penduduk tersebut maka negara tersebut
menunggu kehancuran.
Pergerakan nasional yang tumbuh dan berkembang pada masa kolonial,
merupakan wujud cinta tanah air yang puncaknya dengan diproklamirkan
kemerdekaan negara kesatuan RI.
Wujud warga negara yang cinta tanah air ialah melestarikan budaya bangsa
ditengah globalisasi dunia, meningkatkan etos kerja, mempunyai disiplin dalam
arti luas, Penghargaan terhadap pahlawan, Peringatan hari besar bersejarah
mempunyai semangat kerja dan pengabdian terhadap bangsa dan negara dan
sebagainya.
4. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah
Kesadaran bernegara dari seseorang ditentukan oleh kualitas mental sumber
daya manusia itu sendiri. Kualitas mental yang diharapkan adalah manusia yang
memanfaatkan waktu, hidup sederhana, disiplin, suka berkerja keras dan jujur.
Untuk mencapai manusia yang berkualitas tersebut maka diperlukan manusia
yang berjiwa inovatif dan tidak kenal menyerah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Usaha mempertahankan kelangsungan bangsa dan tanah air, Giat
mempelajari sejarah bangsa.
35
F. Hipotesis
Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenaranya masih harus di uji secara empiris.”(Maman Rachman ,1988:36). Jadi
suatu hipotesis masih merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
yang kebenarannya masih perlu adanya pembuktian lebih lanjut.
Hipotesis ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan yang benar dan
kemungkinan yang salah. Untuk mengetahui suatu itu benar atau salah, maka
harus melalui penelitian atau penyelidikan. Penelitian tersebut haruslah mengenai
sasaran terhadap masalah yang akan dihadapi berkaitan dengan hipotesis. Apakah
penelitian memperoleh hasil yang nyata sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
maka hipotesis tersebut diterima(Ho). Sebaliknya kalau penelitian tersebut tidak
memperoleh kebenaran, maka hipotesis tersebut ditolak.
Hipotesis alternatif (Ha) yang penulis ajukan adakah pengaruh yang
signifikan terhadap penggunaan Metode Pembelajaran Berdasar Masalah (PBI)
pada materi sejarah pergerakan terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V SD
Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang Tahun ajaran 2006/2007.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dimana penelitian ini
dilakukan sebelum dan sesudah. Penelitian ini ditempuh dengan dua langkah:
1. Memberikan soal pergerakan nasional dengan metode pembelajaran
berdasarkan masalah dan angket sikap nasionalisme
2. Memberikan perlakuan eksperimen kepada subyek, berupa pembelajaran
berdasarkan masalah dan selanjutnya memberikan tes pergerakan nasional dan
angket nasionalisme untuk pemahaman sikap nasionalisme. Perbedaan ditentukan
dengan membandingkan prestasi belajar pada materi sejarah pergerakan
nasional dan sikap nasionalisme siswa. Desainnya sebagai berikut.
Tabel 2.
Rancangan Penelitian
Sebelum
Variabel terikat dan bebas
(Perlakuan)
Sesudah
Y1 X Y2
(Rachman, 2004:59)
Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian digambarkan
sebagai berikut:
Uji coba dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati
Semarang tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 45 siswa .Pelaksanaan dilakukan
pada siswa kelas V agar tidak mengganggu kegiatan belajar. Jumlah soal yang
37
digunakan sebanyak 5 soal yang berbentuk uraian karena sesuai dengan metode
pembelajaran berdasarkan masalah sehingga siswa belajar secara mandiri.
Dalam pembelajaran berdasarkan masalah PBI dicirikan siswa
berkerjasama dengan yang lainnya, sering berpasangan atau berkelompok kecil.
Berkerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam
tugas-tugas yang kompeks dan memperbanyak dialog untuk mengembangkan
ketrampilan sosial dan berfikir.
Siswa diberikan angket pemahaman sikap nasionalisme,dimana angket
tersebut terdiri atas beberapa kategori yaitu :
85-100 = Sangat Tinggi
69-84 = Tinggi
53-68 = Cukup
37-52 = Rendah
20-36 = Sangat Rendah
Kategori sikap nasionalisme terdir dari 4 kategori yaitu rela berkorban
nomor1,3,4,5,7,8,9, mengutamakan persatuan dan kesatuan2,9,10,17, cinta tanah
air 6,12,13,16,20, berjiwa pembaharu dan pantang menyerah 11,14,15,18.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah: Keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2002:109)
Keseluruhan dari unit analisis dan ciri-cirinya yang akan diduga (Singabuan,
38
1992:152). Berdasarkan pengertian di atas populasi adalah keseluruhan siswa
kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007.
2. Sampel
Sampel adalah: Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2002:109 ). Arikunto berpendapat “bahwa apabila yang di teliti atau populasi
kurang dari 100 maka semua subjek diambil sebagai sampel. Dalam penelitian ini
populasi kurang dari 100, sehingga sampel yang harus sebanyak populasi yang
ada, yaitu berjumlah 45 siswa. Dengan demikian sampel penelitian berjumlah 45
siswa.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sudjana (1987:23) variabel merupakan ciri dari individu, objek,
gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan
menurut Arikunto (2002:98), variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
akan menjadi penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah pada materi
pergerakan nasional dan sikap nasionalisme, sehingga ada dua variabel penelitian
yaitu:
a. Variabel Bebas adalah: Variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitan ini adalah penggunaan metode pembelajaran
berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional siswa kelas V SD
Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang .
b. Variabel Terikat adalah: Variabel yang mempengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap nasionalisme siswa kelas V SD
Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang.
39
Variabel terikat sikap nasionalisme adalah sebagai berikut:
a. Rela Berkorban
b. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
c. Cinta Tanah air
d. Berjiwa pembaharu dan pantang menyerah
Tabel 3
Kisi-kisi Variabel Terikat Pemahaman Sikap Nasionalisme dengan Pembelajaran
Berdasarkan Masalah Siswa Kelas V SD Negeri Sekaran I
Gunungpati - Semarang
No Variabel Indikator
No.
Soal
1. Rela Berkorban 1. Semangat berjuang
2. Mencintai produk dalam negeri
1, 3, 7
4, 5, 8
2. Mengutamakan
persatuan dan kesatuan
1. Menghargai budaya asli 2,10,
17, 9
3. Cinta tanah air 1. Penghargaan terhadap pahlawan
2. Peringatan hari besar bersejarah
12, 20
6, 13
4. Berjiwa pembaharu
dan tidak kenal
menyerah
1. Usaha mempertahankan
kelangsungan bangsa dan tanah air
2. Giat mempelajari sejarah bangsa
11, 14
15, 18
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan penelitian sangat diperlukan data-data yang
berkelanjutan yang selanjutnya data tersebut di analisa secara ilmiah. Dalam
penelitian ini terdapat tiga metode penggumpulan data yaitu, metode dokumentasi
metode kuesioner, metode tes.
40
1. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah: Cara memperoleh informasi dengan
memperhatikan tiga macam sumber yaitu, tulisan (paper), tempat (place), dan
kertas atau orang (people). (Arikunto, Suharsimi 2002: 135)
Metode Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang:
a. Keadaaan SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang
b. Jumlah siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang
Data tersebut di peroleh melalui di peroleh dari Guru Kelas V SD Negeri
Sekaran I Gunungpati Semarang
2. Metode Angket atau Kuesioner (Questionnaries)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi (Arikunto, Suharsimi 2002: 128)
Keuntungan Kuesioner
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
c. Dapat dijawab oleh responden menurut rencananya masing-masing dan
menurut waktu senggang responden
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas dan jujur dan tidak malu-
malu menjawab
e. Dapat dibuat pertanyaan terstandar sehingga bagi masing-masing
responden dapat diberi pertanyaan yang sama
41
Model sikap yang dijadikan acuan dalam menyusun kuesioner ini adalah
skala sikap Likert. Model skala sikap likert menggunakan lima rentangan dari
sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Pertanyaan atau pernyataan di dalam objek sikap naisonalisme disusuan
dalam bentuk favoreble (bersifat positif) dan non favoreble (bersifat negatif).
Berkaitan denga aspek tersebut pemberian skor ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk pertanyaan atau pernyataan favoreble (bersifat positif) Sangat
Setuju
= 5, Setuju = 4, Ragu- Ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju =
1
b. Untuk pertanyaan atau pernyaan yang bersifat non favoreble(bersifat
negatif Sangat Setuju =1, Setuju = 2, Ragu- Ragu = 3, Tidak Setuju = 4,
Sangat Tidak Setuju = 5
Bentuk angket dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1
3. Metode Tes
Tes adalah: Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok lain. (Arikunto, Suharsimi
2002:127)
Tes menurut Suryabrata adalah : Pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau perintah-perintah, penyelidikan mengambil kesimpulan dengan cara
membandingkan standar atau testea lainya.
42
Dalam Encyclopedi of Education, tes diartikan sebagai any series of
question or exercises or another means of meansuring the skill, knowledge,
intelligence, capacities, or aptitudes of an individual or group. (Andeson dkk,
1976:425)
Dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat
pengukur yang berupa pertanyaan-pertanyaan perintah dan petunjuk kepada testee
untuk mendapatkan hasil. Respon tersebut ditentukan dengan tinggi rendahnya
skor dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan
standar yang telah ditentukan untuk menarik kesimpulan.
Bentuk soal pergerakan nasional dapat dilihat pada lampiran 2
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah: Alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah.
(Arikunto, 2002:136).
Validitas dan reliabilitas merupakan alat pengukur yang harus ditetapkan
terlebih dahulu sebelum alat itu digunakan. Hal ini dianggap penting, sebab
validitas dan reliabilitas banyak menentukan ketepatan.
1. Validitas
Validitas adalah: alat yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
43
validitas yang tinggi. Sebaiknya intrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas yang rendah. (Arikunto, 2002:144)
Instrumen yang valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila menggungkap data variabel yang diteliti
secara lengkap. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana
data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment adalah sebagai
berikut:
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑
∑ ∑∑
−−
−
=
2222
YYNXXN
YXXYN
rxy
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
N = jumlah subyek atau responden
X = skor butir
Y = skor total
∑X 2
= jumlah kuadrat nilai X
∑Y 2
= jumlah kuadrat nilai Y
Kemudian hasil rxy hitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf
signifikan 5%. Jika rxy hitung > r tabel dikatakan valid dan jika rxy hitung < r tabel
instrumen dikatakan tidak valid. (Arikunto, 1997:145).
2. Reliabilitas
44
Reliabilitas adalah menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena alat tersebut sudah baik. (Arikunto, 1997:213).
Instrumen yang baik akan bersifat mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabilitas akan menghasilkan data yang dipercaya juga.
Alat pengumpul data dikatakan reliabel jika alat tersebut mempunyai
ketetapan untuk konsisten, artinya alat itu jika dikenakan pada waktu yang sama
dan waktu yang berlainan, maka hasilnya relatif sama atau tetap.
Reabilitas dihitung dengan dengan korelasi KR- 21 dengan rumus:
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ ∑−
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛
−
= 2
2
11
s
Pqs
1k
k
r
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
VT = Varian Total
P = Banyaknya Subjek
a. Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui sejauhmana soal itu
dapat dikerjakan oleh siswa.
Soal yang baik adalah soal yang tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Soal
yang mudah tidak mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal
yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai
45
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkaunya. Besarnya tingkat
kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
JS
B
P =
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Jumlah siswa yang menajawab benar
JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Tabel 4.
Kriteria indeks Kesukaran Soal
Interval IK Kriteria
IK = 00,00
0,00 < IK ≤ 0,30
0,30 < IK ≤ 0,70
0,70 < IK < 1,00
IK = 1,00
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 3.
b. Daya Beda
Daya beda kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (mempunyai kemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan bodoh
(kemampuan rendah).
D =
JA
BA
-
JB
BB
Keterangan:
46
D = Daya pembeda soal
BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok
atas
BB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok
bawah
JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Tabel 5.
Kriteria Daya Beda
Interval IK Kriteria
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran 4
F. Teknik Analisis Data
Pemahaman sikap nasionalisme sebelum dan sesudah dengan
pembelajaran berdasarkan masalah dapat dianalisis dengan teknik analisis
presentase dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
47
% = Presentasi dari suatu nilai
n = Jumlah nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
G. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data diolah berdistribusi
normal atau tidak sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus statistik
yang digunakan untuk menguji hipotesis. Jika data berdistribusi normal
digunakan statistik parametik dan jika tidak berdistribusi normal digunakan
statistik non parametik dengan menggunakan rumus chi kuadrat
( )
πχ ∑=
−
=
K
i i
ii
E
EO
1
2
2
Keterangan :
2
χ = Chi kuadrat
∑=
k
k 1 = Rata-rata sebelum dan sesudah
iO = Hasil pengamatan
iE = Hasil yang harapkan
Hipotesis adalah Ho diterima jika 2
χ < 2
χ .
H. Uji t
48
Uji t digunakan untuk mengetahui adakah kenaikan yang signifikan sikap
nasionalisme setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah, adapun rumus
uji
b
n
S
B
t B
=
Keterangan:
B = selisih skor sebelum dan sesudah tindakan
SB = standar deviasi
n = subjek yang diteliti
Uji t jika t hitung > t tabel dengan dk = n – 1 dapat disimpulkan ada peningkatan
pemahaman sikap nasionalisme. Sedangkan jika t hitung < t tabel dengan dk = n – 1
dapat disimpulkan ada tidak peningkatan sikap nasionalisme.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SD Negeri Sekaran I berkolasi di kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung
Pati Semarang, untuk lebih mengetahui gambaran tentang kolasi peneletian dapat
dilihat pada lampiran .
Tabel
Jumlah siswa SD Negeri Sekaran I Gunung Pati Semarang tahun
2006/2007
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
I 35 21 56
II 22 26 48
III 24 26 50
IV 19 24 43
V 21 24 45
VI 17 21 38
Jumlah 138 142 280
Tabel
Keadaan guru/Karyawan dan siswa SD Negeri Sekaran I
Gunung Pati Semarang tahun 2006/2007
No Jabatan
1. Isman .S.Pd
2. Sudarmo
3. Teguh Budiwati
4. Kuat. A.Ma
5. Nafiah A.Ma
6. Ngatini
7. Mokhamad S.Pd
8. Siti Khadijah
9. Supatmi A.Ma
10. Sona Alfiyani
Kepsek
Guru Kelas V
Guru Kelas III
Guru Penjaskes
Guru Pendidikan Agama Islam
Guru Kelas I
Guru Kelas IV
Guru Kelas VI
Guru Kelas II
Guru Bahasa Inggris ss
50
B. Hasil Penelitian
1. Hasil analisis instrumen ujicoba
Instrumen penelitian yang verupa angket dan tes untuk memperoleh data
terleih dahulu diadakan uji coba pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran II
sejumlah 12 siswa, karena siswa kelas V SD tersebut mempunyai karateristik
belajar yang hampir sama dengan kelas V SD Negeri Sekaran I yang merupakan
sampel penelitian.
Uji coba instrumen ini dilakukan di luar sampel agar tidak mengetahui
bentuk instrumen yang akan digunakan sebelum diperoleh instrumen yang baik.
Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui
apakah intrumen penelitian itu layak digunakan atau tidak. Hasil analisis tes dan
angket pemahaman sikap nasionalisme.
a.) Validitas
Hasil analisis validitas angket pemahaman sikap nasionalisme dari 20 soal
diketahui valid yaitu angket nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20. Dalam penelitian dengan rxy terrendah =0,590 dengan nilai
rtabel= 0,576 sedangkan nilai pada product momet dengan n= 12 dan =α 5%
diperoleh rtabel = 0,576. Jika nilai product moment tersebut dibandingkan dengan
rtabel mak menunjunkan rxy terendah >rtabel maka sesuai dengan kriteria penerimaan
butir valid, sehingga dapat dilakatakan bahwa kedua puluh tersebut valid.Hasil uji
coba angket pemhaman sikap nasionalisme dapat dilihat pada lampiran.... . Analis
validitas angket pemahaman sikap nasionalisme sebagai contoh perhitungan
nomor 1 dengan n= 12 dan =α 5% dengan rxy =0,781 maka diperoleh rtabel=
51
0,576. Karena rxy > rtabel maka soal nomor 1 valid. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada lampiran.
Uji coba validitas soal materi pergerakan nasional dari 20 soal diketahui
soal yang valid berjumlah 17 soal yaitu 1, 2, 3,4,5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14,
15,16,17,18,19,20. Perhitungan ini dapat diperlihatkan nilai rxy terrendah=0,583
dengan rtabel= 0,576. Jika nilai rxy terrendah tersebut dibandingkan dengan nilai
rtabel maka menunjukan rxy > rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa 17 soal
tersebut valid. Untuk soal uji coba materi sejarah pergerakan nasional yang tidak
valid terdapat pada nomor 4,9,12 yang diperlihatkan dengan nilai rxy masing-
masing -0.047 -0.1666 dan0045 lebih kecil dari pada rtabel . Maka dapat
disimpulkan rxy < rtabel soal tersebut tidak valid. Hasil analisi uji coba soal dapat
dilihat pada lampiran .
b.) Reliabilitas
Hasil reliabilitas angket pemahaman sikap nasionalisme siswa dapat
diketahui bahwa angket reliabel, hal ini dapat diperlihatkan dengan nilia r11=0.941
dengan nilai n= 12 dan =α 5% diperoleh rtabel= 0.567. Jika dibandingkan
dengan nilai r11 tersebut dibandingkan dengan rtabel, maka r11> rtabel . Sesuai
dengan penerimaan reliabilitas maka angket pemahaman sikap nasionalisme
dikatakan reliabel. Perhitungan angket pemahaman sikap nasionalisme dapat
dilihat pada lampiran .
c.) Tingkat Kesukaran
00000000000000000
52
d.) Daya Pembeda
0000000000000000
2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Berdasarkan
Masalah
Diuraikan tentang proses secara deatail disertai foto oke happy
3. Hasil Penelitian
a. Sikap Nasionalisme
Angket digunakan untuk mengetahui sikap nasionalisme siswa kelas V
SD Negeri Sekaran I digunakan teknik analisa data deskriptif dimana masing-
masinh sub variabel diklasifikasikan menjadi sub variabel yang bersifat kuaitatif.
Sub variabel terdiri dari indikator. Data hasil penelitian yang dilakukan kepada 40
responden diperoleh data skor nasionalisme siswa
Indikator sikap nasionalisme Sebelum Sesudah
Rata-rata Kriteria Rata-rata Kriteria
Rela berkorban 75 Tinggi Tinggi
Mengutamakan persatuan 76 Tinggi Tinggi
Meghormati pahlawan Indonesia 75 Tinggi Tinggi
1) Rela Berkorban
Interval Kriteria Sebelum Sesudah
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
85-100 Sangat tinggi 11 24.4 24.4
69-84 Tinggi 25 55.6 55.6
53-68 Cukup 9 20.0 20.0
37-52 Rendah 0 0.0 0.0
20-36 Sangat rendah 0 0.0 0.0
Jumlah 45 100 45 100
53
Diuaraiakn tentang angket.
Memperjelas data urian variabel rela berkorban dapat dilihat pada table
berikut:
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 77,90% Tinggi
Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator rela berkjorban sebagai
berikut :
100
45
3505
X = 77,90 %
Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai rela berkorban dari 45 siswa
yang tergolong sangat tinggi 11 siswa, dengan presentase 24,4 %, dari 45 siswa
yang tergolong tinggi 25 siswa dengan presntase 55,6 %, dan 9 siswa tergolong
cukup dengan presestase 20 %.
2. Mengutamakan Persatuan dan Kesatuan
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 77,44% Tinggi
Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator rela berkjorban sebagai
berikut :
Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai persatuan dan kesatuan dari 45 siswa
yang tergolong sangat tinggi 9 siswa, dengan presentase 20 %, dari 45 siswa yang
tergolong tinggi 16 siswa dengan presntase 35,5 %, dan 17 siswa tergolong cukup
dengan presestase 37,8 %.
54
3. Menghormati pahlawan Indonesia
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 66,40% Tinggi
Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator menghormati pahlawan
Indonesia
x
45
2988
%100 = 66,40 %
` Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai menghormati pahlawan
Indonesia dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 2 siswa, dengan presentase
4,4 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 14 siswa dengan presntase 31,1 %, dan
21 siswa tergolong cukup dengan presestase 46,7 %, dan yang tergolong rendah 7
siswa dengan presentase 15,6 %, yang tergolong sangat rendah dengan presentase
2,2 %.
4.Memiliki kesadaran sejarah
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 71,82% Tinggi
Perhitungan data tersebut dapat dianalisis memiliki kesadarn sejarah :
x
45
3232
100 % = 71,82 %
` Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai menghormati pahlawan
Indonesia dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 2 siswa, dengan presentase
4,4 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 14 siswa dengan presntase 31,1 %, dan
21 siswa tergolong cukup dengan presestase 46,7 %, dan yang tergolong rendah 7
55
siswa dengan presentase 15,6 %, yang tergolong sangat rendah dengan presentase
2,2 %.
b. Tes
Pemahaman materi pergerakan nasional yang dilihat pada pretasi be;ajar
siswa yang diujikan kepad 45 siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati
Semarang. Hasil pemahaman materi sejarah pergerakan nasional dapat digunakan
rumus :
X
n
x∑
4,59
45
2575
=
c). Hasil Penelitian Sesudah Pembelajaran dengan metode pembelajaran
berdasarkan masalah
Hasil penelitian sesudah pembelajaran juga digunakan mengetahui prestasi
belajar dengan pembelajaran berdasarkan masalah dan sikap nasionalisme siswa,
pengembilan data dilakukan menggunakan angket, tes. Hasil yang diperoleh
sebagai berikut:
a). Hasil angket
Anget yang diberikan kepada siswa, merupakan angket yang sama
sebelum proses pembelajaran. Hasil jawaban angket siswa sesudah melaksankan
proses pembelajaran dengan pembelajaran berdasarkan masalah.
1. Rela berkorban
56
Menjelaskan subvariabel rela berkorban dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 89,46% Sangat Tinggi
Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator rela berkorban
%46,89%100
25
4025
=X
Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap rela berkorban pada 45
siswa, 36 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 80% dan 9 siswa yang
tergolong tinggi dengan presetase 20%.
2. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
Menjelaskan subvariabel mengutamakan persatuan dan kesatuan dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 85 % Sangat Tinggi
Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator Mengutamakan persatuan
dan kesatuan
%85%100
45
3825
=X
Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap mengutamakan persatuan
dan kesatuan pada 45 siswa, 29 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase
64,4 % dan siswa yang tergolong 16 tinggi dengan presetase 35,6%.
57
3. Menghormati Pahlawan Indonesia
Menjelaskan subvariabel menghortamati pahlawan indonesia dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 88,8 % Sangat Tinggi
Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator menghormati pahlawan
indonesia
18,88%100
45
3968
=X
Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap menghormati pahlawan
indonesia 45 siswa, 27 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 60 % dan
siswa yang tergolong 18 tinggi dengan presetase 20%.
4. Memiliki kesadaran nasional
Menjelaskan subvariabel memiliki kesadaran nasional dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Responden %( Presentase ) Kriteria
45 siswa 87, 64 % Sangat Tinggi
Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator memiliki kesadaran
nasional
%64,87100
45
3944
=x
58
Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap menghormati pahlawan
indonesia 45 siswa, 27 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 60 % dan
siswa yang tergolong 18 tinggi dengan presetase 20%.
Uji Hipotesis
d). Peningkatan pemahaman sikap nasionalisme
Peningkatan Pemahaman Sikap Nasionalisme siswa SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang berdasarkan data angket pemahaman sikap mengenai sikap
nasionalisme termasuk diantaranya rela berkorban, mengutamakan persatuan dan
kesatuan, menghormati pahlawan indonesia, memiliki kedasaran sejarah. Uji t
hasil selengkapnya disajikan pada tabel
Tabel Uji t Peningkatan prstasi belajar
Sumber Variasi Nilai t T(0,95) 44
Jumlah
n
B
Standar Deviasi
960,3
45
21,38
13,15
10,89 1,68
Berdasarkan tabel bahwa t hitung > t tabel (0,95) 44 dengan demikian dapat
diketahui bahwa ada prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan
masalah hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran ...
d). Peningkatan prestasi belajar
59
Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati
Semarang berdasarkan data pemahaman materi pergerakan nasional.Uji t hasil
selengkapnya disajikan pada tabel
Tabel Uji t Peningkatan sikap nasionalisme
Sumber Variasi Nilai t T(0,95) 44
Jumlah
n
B
Standar Deviasi
712
45
15,82
7,30
14,54 1,68
Berdasarkan tabel bahwa t hitung > t tabel (0,95) 44 dengan demikian dapat
diketahui bahwa ada peningkatan sikap nasionalisme setelah mengukuti
pembelajaran
d). Uji Normalitas
1. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sebelum menggunakan
pembelajaran berdasarkan masalah :
x2 hitung = 4,6276
x2 tabel = 7,81
x2 hitung <
x2 tabel
yaitu 4.6276 < 7,81 karena x2
berada dalam daerah
penerimaan HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran .
60
2. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sesudah menggunkan
metode pembelajaran berdasarkan masalah :
x2 hitung = 5,4394
x2 tabel = 7,81
x2 hitung <
x2 tabel
yaitu5,4394< 7,81 karena x2
berada dalam daerah penerimaan
HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran .
3.Uji normalitas materi pergerakan nasional sebelum menggunakan metode
pembelajaran berdasarkan masalah
x2 hitung = 6,4394
x2 tabel = 7,81
x2 hitung <
x2 tabel
yaitu6,4394< 7,81 karena x2
berada dalam daerah penerimaan
HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran .
4.Uji normalitas materi pergerakan nasional sesudah menggunakan metode
pembelajaran berdasarkan masalah
x2 hitung = 2,0814
x2 tabel = 7,81
x2 hitung <
x2 tabel
yaitu2,0814< 7,81 karena x2
berada dalam daerah penerimaan
HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas
dapat dilihat pada lampiran .
61
Pembahasan
61
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Dari hasil penelitian rata-rata preastasi belajar adalah 59,44 dan sesudahnya
80,78. Angka tersebut menunjukan bahwa terjadi pengguasaan materi
sejarah pergerakan nasional yang tinggi.
2. Pemahaman Sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I
Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2006/2007 pada materi sejarah
pergerakan nasional dengan menggunakan metode pembelajaran
berdasarkan masalah terdapat kenaikan yang signifikan pemahaman sikap
nasionalisme sebelum 71,34 dan sesudahnya 87,65 ada peningkatan 15,82
disebabkan karena pembelajaran berdasarkan memiliki ciri utama yaitu
pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar
disilpin ilmu, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya
serta peragaan.
B. Saran
1. Proses belajar mengajar sejarah hendaknya menggunakan metode
pembelajaran berdasarkan masalah karena dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi sejarah
63
2. Siswa dapat mempraktekan sikap pemahaman nasionalisme dalam
kehidupan sehari-hari seperti disiplin dalam memanfaatkan
waktu,menghargai jasa para pahlawan.
3. Guru dapat memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran
berdasarkan masalah.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad.1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung
Angkasa.
Ali, Muhammad.1977.Guru dalam proses belajar dan mengajar.Bandung: Sinar
Baru
Arikunto, Suharsimi.1997..Prosedur Penelitian suatu Praktek. Jakarta:Rineka
Cipta.
------------------------.2002. Dasar-dasar Penelitian suatu Praktek. Jakarta : Bumi
Aksara.
Abdulgani Ruslan.1963.Pengantar Sejarah sebagai Ilmu.IKIP.Bandung.
Apik Budi Santoso.2006.Pembelajaran Kontekstual disajikan dalam Seminar
Jurusan Sejarah; Semarang, 19 Juli 2006.
Budi Utomo Cahyo 1995. Dinamika Pergerakan Nasional Indonesia.
Semarang.UNNES Press.
Djoyomartono.1998.Penelitian Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta
Darsono, Max.2002. Belajar dan Pembelajaran.UNNES:UNNES Press
Ensiklopedi Nasional Indonesia.1999. PT.Delta Pamungkas.
Hans Khons. 1976. Nasionlisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Balai Pustaka.
Ibrahim Muslim & M. Pengajaran berdasarkan Masalah.UNNESA:Surabaya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka.
Latuheru, John .D.1988.Pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar masa
kini.`Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Mulyaharjo Redja.1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Grafindo Perkasa.
Rachman Maman.2004. Konsep dan Analisa Statistik. Semarang.UNNES Press.
Sahertian, P.A. 2002.Konsep dasar dan tehnik supervisi dalam rangka
pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta
65
Standar Kompentensi Mata Pelajaran Sekolah Dasar dan MI 2004.Depdikbud:
UNNES Press.
Suryosubroto,B.2002. Proses belajar dan mengajar di sekolah.Jakarta:Rineka
Cipta
Saidiharjo.2004.Cakrawala IPS.Untuk SD dan MI.Surakarta.Jatra Grafika.
Sri Warni.2003.korelasi antara prestasi belajar sejarah dengan sikap
nasionalisme pada pokok bahasan zaman pergerakan nasional di kelas V
SD N Kembang Arum Kab. Demak tahun ajaran 2002/2003.
Slameto.1998 .Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Soewarso.2002. Cara-cara Penyampian Sejarah untuk Membangkitkan Minat
Peserta didik Dirjen Dikti: Jakarta.
Soegito.A.T.2006.Pendidikan Pancasila.UNNES:UNNES Press
Sudjana,2002. Metode Statistika.Tarsito:Bandung.
Sugito Sukewi.1994.Perencanaan Pembelajaran .Semarang: IKIP Semarang
Surya Moh& Moh.Amin.1980. Pengajaran Remidial.Depdikbud:Jakarta.
Usman, Moh Uzer.2001.Menjadi Guru Yang Profesional.Rosda Karya:Bandung
Widya.I.Gedhe.1989.Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode
Pengajaran Sejarah. Dirjen Dikti: Jakarta.
www.Goegle.Nasionalisme
66
65
Lampiran 1.
ANGKET PEMAHAMAN SIKAP NASIONALISME
SD NEGERI SEKARAN I GUNUNGPATI SEMARANG
1. Apabila terjadi bencana Tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta saya akan
membantu dengan mengumpulkan uang,pakian, yang layak……………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
2. Apakah saya lebih suka menonton wayang daripada kartun Jepang……
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
3. Budi Utomo mempelopori lahirnya organisasi oleh karena itu, tanggal
lahirnya di peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
4. Peran saya (pelajar) dalam mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh-
sungguh…….
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
5. Saya bangga dengan perjuangan pahlawan Indonesia……..
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
6. R.A.Kartini mempelopori gerakan wanita di Indonesia, maka beliau di kenal
dengan pahlawan emansipasi wanita…………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
66
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
7. Pergerakan Nasional di pelopori oleh para pelajar untuk mengisi
kemerdekaan dengan belajar, berusaha dan berdoa……..
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
8. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI saya memilih memperingati upacara
hari kemerdekaan di sekolah, dari pada menonton panjat pinang yang
diselenggarakan oleh RT………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
9. Golongan terpelejar seperti Ciptomangunkusumo, Suryadi Suryaningrat,
KI.Hajardewantoro tampil mempelopori pergerakan nasional yang disebut
dengan tiga serangkai…………………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
10. Di sekolah terdapat peraturan bagi siswa maka saya wajib untuk mentaati
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
11. Pada waktu tidak mendapat giliran piket, saya membantu teman yang
mendapat giliran, karena tidak ada yang membantu…….
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
12. Pada waktu di kampung ada peringatan HUT RI ke-62, makan saya akan
berpartisipasi aktif………
67
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
13. Apabila saya di pilih menjadi petugas uapcara hari senin maka saya akan
berangkat lebih awal……..
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
14. Karena jasanya dalam bidang pendidikan maka lahirnya KI.Hajardewantoro
di peringati sebagai hari pendidikan nasional
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
15. Pada waktu di pilih untuk mewaliki sebagai wakil kelas untuk lomba melukis
saya akan menggambar Tajmahal…….
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
16. M.Hatta di pilih sebagai ketua PNI Baru karena beliau giat memberikan
penguluhan tentang koperasi, maka beliau di angkat sebagai bapak
koperasi….
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
17. Saya sebagai siswa Sekolah Dasar untuk mengetahui sejarah bangsa
Indonesia maka harus belajar dengan rajin……
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
18. Hari Kebangkitan Nasional di peringati setiap tanggal 20 Mei……..
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
68
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
19. Saya lebih suka berdarmawisata ke museum dari pada ke Taman Mini……
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
20. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa………
a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
b. Setuju e. Sangat tidak Setuju
c. Ragu-ragu
Lampiran
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA L/P
1 AGUNG SUSILO L
2 WARSITO L
69
Lampiran 20
PROFILE SEKOLAH
NO SEKOLAH IDENTITAS SEKOLAH
1 NAMA SEKOLAH SD NEGERI SEKARAN I
3 AHMAD SEPTIAN L
4 YONGKI LILIK L
5 WAHYU NUGROHO L
6 ANGGA WIJANARKO L
7 KASTUN P
8 LILIS SETYAWATI P
9 PURWANTO L
10 RESA REISA P
11 RISMA WIDAYANTI P
12 SEPTI FITRI EKA P
13 ELSA AYU SANTIKA P
14 KHOIRUL ANAS P
15 LISA NURJANAH P
16 SUCITRA INDAH SARI P
17 ERYTRINA SEKAR RANI P
18 GIGIH RESA PRASETYO L
19 IRNA NUR APITASARI P
20 FENI AFLIANTO P
21 SITI MUNANDIROH P
22 YUSRINA IMAN P
23 RIKA NURJANTI P
24 ROEKY LEONARDO L
25 ROBY EKA FALDI L
26 SEPTIANA TUTUARIMA P
27 FRISKA AYU DIAH P
28 ITA NUR LAILATUS SHIFA P
29 DYAH AJI SAPUTRI P
30 DWI SETYANINGSIH P
31 WAHYU MUSTIKA DEWI P
32 INDAH PUJI S P
33 VIGIH VIDIANTO L
34 FAJAR NANANG M L
35 ERLINA HARYONO P
36 RISKA KURNIA D P
37 HENDRA HABI W L
38 YULIANA INDAH P
39 RIZAH PRIHARTONO L
40 M. HILAL F L
41 SEPTIAN ALDY L
42 ERIKA FIRTIANI P
43 ERNI SUSANTI P
44 RIO SEBASTIAN L
45 SETIA ADI WICAKSONO L
70
2 N.I.S 100280
3 N.S.S 1010363030
4 PROPINSI JAWA TENGAH
5 OTONOMI KOTA SEMARANG
6 KECAMATAN GUNUNGPATI
7 DESA/KELURAHAN SEKARAN
8 Jln.& NOMOR URUT Jln. Raya Sekaran
9 KODE POS 50229
10 TELEPON 024 (8508281)
11 STATUS NEGERI
12 LUAS BANGUNAN 2.150 m
13 KELOMPOK SEKOLAH INTI
14 TAHUN BERDIRI 1928
15 KEGIATAN BELAJAR PAGI
16 BANGUNAN SEKOLAH SENDIRI
17 TERLETAK PADA LINTASAN DESA, KECAMATAN, KOTA PROPINSI
18 ORGANISASI PENYELENGGARA PEMERINTAH
Lampiran 2
Kelompok 1
Agung Susilo Wahyu Nugroho
Warsito Angga Wijanarko
71
Ahmad Septian Kastun
Yongki Lilik Lilis Seytawati
Purwanto
1. Adakah hubungan antara tokoh pergerakan nasional dengan zaman
kemerdekaan?
Tokoh-tokoh pergerakan nasional merupakan salah satu pendorong bagi
kemerdekaan Indonesia sehingga dapat menjadi semangat bagi rakyat
Indonesia .
2. Mengapa zaman kemerdekaan banyak didukung oleh para bangsawan,para
priyari, dan para pelajar/
Karena para pahlawan dan kaum terpelajar dapat memperoleh pendidikan di
luar negeri sehingga dapat menjadi perbendingan adanya pergerakan dinegara
lain.
3. Bagaiman peran wanita pada zaman sekarang? Bagaimana kamu menyingkapi
emansipasi wanita sekarang?
Peran wanita pada zaman sekarang dapat dilihat dari banyaknya perempuan-
perempuan yang berusaha untuk lebih maju dari kaum lelaki mereka dapat
sama-sama duduk dalam pekerjaan yang sama.
4. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menghargai jasa para pahlawan?
Yang saya lakukan adalah dengan belajar dengan sungguh-sungguh untuk
mengisi kemerdekaan dengan tidak lupa berdoa, berkerja ,dan berusaha.
5. Apa perbedaan organisasi pada zaman pergerakan dengan organisasi setelah
kemedekaan ?
Zaman Pergerakan
Lebih tertutup karena lebih bersifat kedaerahan
Tergantung kepada pemimpin apabila pemimpin wafat maka perjuangan
berhenti
Menggunakan kekuatan senjata
Zaman setelah kemerdekaan
Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah
Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan kepala sekolahKepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan kepala sekolahWisda Putri
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docxpurnamasari98
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfmutia171878
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Muhammad Iqbal
 
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6Rachmah Safitri
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Irman Ramly
 
Catatan Hasil Lokakarya.docx
Catatan Hasil Lokakarya.docxCatatan Hasil Lokakarya.docx
Catatan Hasil Lokakarya.docxyacub Sitorus
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikPpt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikSriwijaya University
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layoutFerry Slat
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranMuhammad Imam BW
 
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016zahra Az
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didikUrwatul Wutsqo
 
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxSethyaHandayani
 
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAHPEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAHNur Arifaizal Basri
 

Mais procurados (20)

MODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptxMODUL 5 matematika DI SD.pptx
MODUL 5 matematika DI SD.pptx
 
Kepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan kepala sekolahKepemimpinan kepala sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi_Purnamasari.docx
 
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdfLK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
LK. 1.1 identifikasi masalah mahdiyah al mutiah.pdf
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
Modul Ajar Bahasa Indonesia Fase A Kelas 1 SD Materi Elemen Teks Narasi Bunyi...
 
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6
Lembar kerja siswa rangkaian listrik " Tema 3 " kelas 6
 
2022_UKIn_PPG.pptx
2022_UKIn_PPG.pptx2022_UKIn_PPG.pptx
2022_UKIn_PPG.pptx
 
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
Modul 3.2. Angkatan 5 Reguler. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya - Final...
 
Catatan Hasil Lokakarya.docx
Catatan Hasil Lokakarya.docxCatatan Hasil Lokakarya.docx
Catatan Hasil Lokakarya.docx
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didikPpt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
Ppt kelompok 4 pengelolaan peserta didik
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
04. buku pendampingan individu_23092020_draft_layout
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016
Contoh laporan kegiatan pengembangan diri iht2016
 
Manajemen peserta didik
Manajemen peserta didikManajemen peserta didik
Manajemen peserta didik
 
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptxAksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
Aksi Nyata Asesmen SD Setyawati.pptx
 
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAHPEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
PEDOMAN BK UNTUK SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
 
Lembar mutabaah
Lembar mutabaah Lembar mutabaah
Lembar mutabaah
 

Destaque

26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasiFitriani Susiloningrum
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...Watowuan Tyno
 
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Hayyul Qoyyumuslima
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGAbdi Gunawan
 
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"krista yayang
 
Judul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paiJudul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paimudarris
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaRisna Riany
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranAli Akbar TA
 
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERJURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERkrista yayang
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Fandy Neta
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Khusnul Kotimah
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruFrey Krasic
 
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwah
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwahSyarifudin ambon, jurnalistik dakwah
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwahSyarifudin Amq
 
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014Poetra Chebhungsu
 
Makalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelasMakalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelasDee Deeka
 
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...iman18
 

Destaque (20)

26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
26707467 pengaruh-motivasi-belajar-dan-metode-pembelajaran-terhadap-prestasi
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
 
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
Pengaruh motivasi belajar dan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar sisw...
 
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNGSKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
SKRIPSI Manajemen Pendidikan UNG
 
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"
skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"
 
Judul judul skripsi pai
Judul judul skripsi paiJudul judul skripsi pai
Judul judul skripsi pai
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
 
Makalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaranMakalah metode pembelajaran
Makalah metode pembelajaran
 
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitianLampiran 3 angket instrumen penelitian
Lampiran 3 angket instrumen penelitian
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Laporan Kkl Awal
Laporan Kkl AwalLaporan Kkl Awal
Laporan Kkl Awal
 
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTERJURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
JURNAL PENDIDIKAN KARAKTER
 
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
Pentingnya pendidikan karakter pada anak sejak usia dini , dan peran guru dal...
 
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...
 
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guruContoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
Contoh jurnal-pendidikan-peningkatan-tik-guru
 
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwah
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwahSyarifudin ambon, jurnalistik dakwah
Syarifudin ambon, jurnalistik dakwah
 
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014
Jadwal kuliah ganjil jurusan pmipa 2013 2014
 
Makalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelasMakalah model pembelajaran pertemuan kelas
Makalah model pembelajaran pertemuan kelas
 
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...
Pengaruh pemberdayaan kredit usaha rakyat pada pt. bank rakyat indonesia unit...
 

Semelhante a Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah

KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfKHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfAdityas361393
 
Artikel PTK.pdf
Artikel PTK.pdfArtikel PTK.pdf
Artikel PTK.pdfjayaitnay
 
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...tepungbumbu
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Pitha Kartika
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docxModul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docxAbdulMuis10967
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Tendra Tarigan
 
Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1Sonia Puteri
 
49628001 teknik-penyoalan-3
49628001 teknik-penyoalan-349628001 teknik-penyoalan-3
49628001 teknik-penyoalan-3zuhaipgm
 
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa Tengah
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa TengahBuku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa Tengah
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa TengahSuhadiSuhadi19
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...MochamadUcuSudarsono
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoSojunghan Dilectus
 

Semelhante a Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah (20)

KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdfKHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
KHOLIMAT BAKAL ADITYAS implementasi kurikulum 2013.pdf
 
Artikel PTK.pdf
Artikel PTK.pdfArtikel PTK.pdf
Artikel PTK.pdf
 
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...Pkp  penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
Pkp penggunaan pendekatan keterampilan proses untuk meningkatkan pemahaman s...
 
Ptk sd
Ptk sdPtk sd
Ptk sd
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...
Laporan pengujian media pembelajaran menggunakan metode assure kelompok 4 kel...
 
Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013Power point strategi_pembelajaran-2013
Power point strategi_pembelajaran-2013
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
jarimatika-workshop
jarimatika-workshopjarimatika-workshop
jarimatika-workshop
 
1401409017
14014090171401409017
1401409017
 
pbl 2.pdf
pbl 2.pdfpbl 2.pdf
pbl 2.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docxModul Ajar IPS Kelas 7.docx
Modul Ajar IPS Kelas 7.docx
 
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
Skripsimatematikadaripdf 101107125826-phpapp02
 
Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1Lembar pengesahan1
Lembar pengesahan1
 
49628001 teknik-penyoalan-3
49628001 teknik-penyoalan-349628001 teknik-penyoalan-3
49628001 teknik-penyoalan-3
 
education
educationeducation
education
 
Alat peraga
Alat peragaAlat peraga
Alat peraga
 
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa Tengah
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa TengahBuku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa Tengah
Buku Panduan Studi Lasem - MGMP Sosiologi Jawa Tengah
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
 
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusnoBab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
Bab i s d bab iv, lampiran - pkp rino kusno
 

Mais de Poetra Chebhungsu (20)

Mtq kokarde
Mtq kokardeMtq kokarde
Mtq kokarde
 
Surat pemberitahuan mtq
Surat pemberitahuan mtqSurat pemberitahuan mtq
Surat pemberitahuan mtq
 
Surat undangan mtq
Surat undangan mtqSurat undangan mtq
Surat undangan mtq
 
Permohonan mtq menjadi dewan hakim
Permohonan mtq menjadi dewan hakimPermohonan mtq menjadi dewan hakim
Permohonan mtq menjadi dewan hakim
 
P roposal mtq jalan reimusna
P roposal mtq jalan reimusnaP roposal mtq jalan reimusna
P roposal mtq jalan reimusna
 
Proposal mtq-reimusna
Proposal mtq-reimusnaProposal mtq-reimusna
Proposal mtq-reimusna
 
Tugas makalah geostrategi
Tugas makalah geostrategiTugas makalah geostrategi
Tugas makalah geostrategi
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Sistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusiaSistem pencernaan pada manusia
Sistem pencernaan pada manusia
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
Tugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diriTugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diri
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Cerpen (harus terpisah)
Cerpen (harus terpisah)Cerpen (harus terpisah)
Cerpen (harus terpisah)
 
1 saling ketergantungan dalam ekosistem
1 saling ketergantungan dalam ekosistem1 saling ketergantungan dalam ekosistem
1 saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Ciri ciri makhluk hidup
Ciri ciri makhluk hidupCiri ciri makhluk hidup
Ciri ciri makhluk hidup
 
Saling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistemSaling ketergantungan dalam ekosistem
Saling ketergantungan dalam ekosistem
 
Powerpoint mira
Powerpoint miraPowerpoint mira
Powerpoint mira
 
Power point pm
Power point pmPower point pm
Power point pm
 
Lembaran diskusi siswa icha
Lembaran diskusi siswa ichaLembaran diskusi siswa icha
Lembaran diskusi siswa icha
 
Tugas media
Tugas mediaTugas media
Tugas media
 

Skripsi pendidikan penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah

  • 1. PENGGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI SEJARAH PERGERAKAN NASIONAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS V SD NEGERI SEKARAN GUNUNGPATISEMARANG TAHUN AJARAN 2006/2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh Happy Damayanti 3101403015 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
  • 2. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Drs. Karyono, M.Hum Drs. IM Jimmy De Rossal, M.Pd NIP. 130815341 NIP. 131475607 Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah Drs. Jayusman, M.Hum NIP. 130764053
  • 3. iii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah ,Fakultas Ilmu Sosial, pada: Hari : Tanggal : Penguji Skripsi Arif Purnomo, S S. S.Pd .M.Pd NIP. 132238496 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Karyono, M. Hum Drs. IM Jimmy De Rossal, M.Pd NIP. 130815341 NIP. 131475607 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Drs.Sunardi,M M NIP. 130367998
  • 4. iv PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 2007 Happy Damayanti NIM. 3101403015
  • 5. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : 1) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S. Al Insyiroh 6-7) 2) Sesesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri.(Q. S. Al-Ra’d 11) 3) La” Tahzan (Jangan Bersedih) PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1) Bapak dan Mama, dhina yang selalu mendoakanku 2) Teman-temanku di perjalanan Tarbiyah 3) Adik-adikku di Kos Khadijah 4) Teman-teman Anak Pend. Sejarah ’ 03 5) Ikhwahfillah
  • 6. vi PRAKATA Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hiayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Penggaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pada Materi Sejarah Pergerakan Nasional Terhadap Pemahaman Sikap Nasionalisme Siswa Kelas V Sd Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan, petunjuk dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih pada yang terhormat: 1. Prof.Dr.Sudijono Sastroatmojo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan belajar bagi penulis 2. Drs.Sunardi, M M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di FIS UNNES 3. Drs. Jayusman, M.Hum, Ketua Jurusan sejarah yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dengan baik di jurusan Sejarah 4. Drs. Karyono, M.Hum yang telah membantu dan memberikan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Drs. IM Jimmy De Rosal, M.Pd, yang telah membantu dan memberikan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 6. Arif Purnomo,SS. S.Pd. M.Pd dosen penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan demi perbaikan skripsi ini.
  • 7. vii 7. Isman, S.Pd, kepala sekolah SD Negeri Sekaran I atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Sudarmo, S.Pd, guru kelas V SD Negeri Sekaran I yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam rangka penyusunan skripsi ini. Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca pada khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Semarang, Juli 2007 Penulis
  • 8. viii ABSTRAKSI Happy Damayanti. 2007. Penggaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional terhadap sikap nasionalisme siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007 Kata Kunci: Pembelajaran Berdasarkan Masalah, sikap nasionalisme Hasil belajar sejarah di SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan siswa kurang tertarik dengan proses belajar mengajar yang hanya berupa hafalan saja. Aktifitas siswa belum secara optimal diberdayakan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa perlu digunakan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dapat berupa pembelajaran berdasarkan masalah yang mempunyai ciri utama pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan kepada keterkaitan antara disiplin ilmu, penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya serta peragaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang pada materi sejarah pergerakan nasional, bagaimana penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang dan adakah penggaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007. Sampel adalah keseluruhan dari seluruh Populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi dan angket. Metode dokumentasi untuk mengetahui keadaan siswa dan keadaan SD Negeri Sekaran I sedangkan metode angket digunakan untuk mengetahui pemahaman sikap nasionalisme siswa. Hasil penelitian rata-rata preastasi belajar adalah 59,44 dan sesudahnya 80,78. Angka tersebut menunjukan bahwa terjadi pengguasaan materi sejarah pergerakan nasional yang tinggi dan kenaikan yang signifikan yaitu 15,82 pada penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap sikap nasionlisme siswa dimana sebelumnya pembelajaran adalah 71,34 dan sesudahnya adalah 87,65 karena pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri utama yaitu pembelajaran yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecaham masalah, belajar berperan orang dewasa, belajar secara mandiri. Proses pembelajaran berdasarkan masalah lebih menekankan bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesian terhadap masalah yang dihadapi siswa, sedangkan siswa belajar secara mandiri. Disarankan kepada guru dapat memfariasikan metode pembelajaran dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah.
  • 9. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN................................................................. iii PERNYATAAN ......................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi SARI............................................................................................................ viii DAFTAR ISI............................................................................................... ix DAFTAR TABEL....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 8 C. Penegasan Istilah................................................................... 9 D. Tujuan Penelitian .................................................................. 10 E. Manfaat Penelitian ................................................................ 11 F. Sistematika Skripsi................................................................ 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Arti Belajar............................................................................ 13
  • 10. x B. Arti Mengajar........................................................................ 14 C. Tinjuan Pembelajaran Berdasarkan MasalahSifat ............... 23 D. Sikap Nasionalisme............................................................... 27 E. Indikator Sikap Nasionalisme ............................................... 31 F. Hipotesis................................................................................ 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.................................................................. 35 B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... 37 C. Variabel Penelitian............................................................... 38 D. Metode Pengumpulan Data................................................... 38 E. Instruman Penelitian ............................................................. 41 F. Tehnik Analisis Data............................................................. 45 G. Uji Normalitas....................................................................... 46 H. Uji- t ...................................................................................... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................... 48 B. Hasil Penelitian ..................................................................... 49 1.Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah........ 51 2. Hasil Uji Normalitas.................................................... 56 3. Hasil Uji-t.................................................................... 56 B. Pembahasan .......................................................................... 57
  • 11. xi BAB V. PENUTUP A. Simpulan ............................................................................... 61 B. Saran...................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 12. xii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Sintaks (Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah) .......... 25 2. Rancangan penelitian ............................................................................ 35 3. Kisi-kisi Variabel terikat pemahaman sikap nasionalisme ................... 38 4. Kriteria indeks kesukaran soal .............................................................. 44 5. Kriteria indeks daya beda...................................................................... 45 6. Jumlah siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang .................. 48 7. Keadaanguru/ karyawan dan siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang ......................................................................... 48 8. Pemahaman sikap nasionalisme Rela Berkorban pada bangsa dan Negara .................................................................................................. 53 9. Pemahaman sikap nasionalisme persatuan dan kesatuan...................... 53 10. Pemahaman sikap nasionalisme cinta tanah air .................................... 54 11. Pemahaman sikap nasionalisme berjiwa pembaharu dan pantang menyerah .............................................................................................. 55 12. Perbedaan sikap nasionalisme.............................................................. 56 13. Uji Normalitas ...................................................................................... 56 14. Uji-t Peningkatan pemahaman sikap nasionalisme dengan pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 56
  • 13. xiii DAFTAR LAMPIRAN Hal 1. Angket pemahaman sikap nasionalisme .............................................. 65 2. Soal-soal pergerakan............................................................................. 69 3. Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal ......................................... 75 4. Contoh perhitungan daya beda soal ..................................................... 76 5. Contoh perhitungan validitas angket pemahaman sikap nasionalisme ......................................................................................... 77 6. Hasil uji reabilitas dan validitas angket pemahaman sikap nasionalisme.......................................................................................... 78 7. Uji coba soal........................................................................................... 79 8 a.Hasil penelitian pemahaman sikap nasionalisme sebelum Pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 81 8b. Hasil penelitian pemahaman sikap nasionalisme sesudah Pembelajaran berdasarkan masalah....................................................... 82 9. Rekapitulasi sikap nasionalisme dengan pembelajaran berdasarkan masalah.................................................................................................. 83 10 a. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sebelum pembelajaran berdasarkan masalah ............................................ 84 10 b. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sesudah pembelajaran berdasarkan masalah ................................................ 86 11. Uji-t peningkatan sikap nasionalisme dengan pembelajaran berdasarkan masalah ............................................................................ 87 12. Tabel nilai r product moment................................................................ 88
  • 14. xiv 13.Tabel of Critical t- test ........................................................................... 89 14. Daftar tabel H ....................................................................................... 90 15. Daftar Respponden................................................................................ 91 16. Profile Sekolah...................................................................................... 92 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 93 18. Surat Ijin Permohonan Penelitian.......................................................... 94 19.Surat Keterangan Penelitian................................................................... 95
  • 15. xv DAFTAR GAMBAR Hal 1. Siswa sedang memperhatikan observer sedang menjelaskan pelajaran................................................................................................ 96 2. Siswa sedang mendiskusikan/ memecahkan masalah secara kelompok............................................................................................... 96 3. Siswa sedang memperagakan hasil karya ............................................ 96
  • 16. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan bagian terpenting dalam proses pendidikan yang didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang sedang belajar. Usman (2002:4) mengatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbak balik yang berlangsung melalui hubungan edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sukewi (1993 : 19) bahwa Proses belajar mengajar terdapat komponen yang saling terkait meliputi tujuan pengajaran, guru, siswa, bahan pelajaran, metode pengajaran, alat media edukasi. Metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar mengajar dan pemilihan metode tidak hanya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain guru, siswa, materi pelajaran, tujuan pelajaran, fasilitas, tujuan pengajaran, dan juga sarana dan prasarana. Metode pengajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan secara optimal, sebab pemilihan metode yang tidak sesuai akan mengakibatkan proses belajar mengajar yang tidak optimal. Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang di ajarkan, serta menentukan arah tujuan yang akan dicapai dari pokok bahasan materi yang disampaikan. Penentuan metode harus sesuai dengan tujuan pengajaran yang merupakan
  • 17. 2 prasyarat penting sebelum menentukan dan memilih metode yang tepat, sebab penggunaan metode yang tidak sesuai menjadi kendala dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Dengan kata lain apabila seoarang guru akan memilih metode yang wajar dan tepat, ia harus berpedoman pada tujuan pengajaran yang akan dicapai. Praktek-praktek mengajar sejarah bila di perhatikan sering didapati kesan bahwa sejarah itu kurang menarik dan membosankan. Guru sejarah sering membeberkan fakta-fakta sejarah yang kering, urutan tahun dan peristiwa belaka. Pelajaran sejarah dirasakan murid hanya mengulangi hal-hal yang sama dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan menengah. Model serta pembelajarannya kurang menarik. Apa yang terjadi di kelas, biasanya guru mulai dengan bercerita, atau bahkan membacanya dalam buku ajar. Keadaan seperti digambarkan di atas terjadi karena kurang memadainya kemampuan guru sejarah untuk mengembangkan strategi pembelajaran sejarah. Dengan demikian kita memperbaiki citra buram dalam dalam pendidikan sejarah, antara lain dengan berusaha memperbaiki cara-cara pengajaran sejarah. Orang yang tidak memahami sejarah mungkin timbul pertanyaan ” Mengapa mempelajari Sejarah?. Padahal sebenarnya mengajar sejarah di sekolah mempunyai peran penting, antara lain :1).Sejarah dapat meningkatkan wawasan peserta didik, 2).Sejarah dapat berperan dalam pengembangan kepribadian peserta didik,3).Sejarah dapat mendorong pengembangan cara berfikir peserta didik dalam rangka pengembangan intelektual. (Pamela Masy, 1994 :2), (Soewarso,2 :2002).
  • 18. 3 Secara teoritis sebenarnya metode mengajar dalam pendidikan sejarah dapat dipilih dari sekian banyak metode mengajar yang telah tersedia. Para mengajar hendaknya mempunyai kemampuan dalam memilih model yang tepat untuk setiap pokok bahasan, bahkan untuk setiap tujuan tujuan khusus yang telah dirumuskan, misalnya untuk setiap topik dapat digunakan berbagai macam model pengajaran sejarah. Model yang dapat dipilih dan ditetapkan antara lain menampilkan gambar, film dan penampilan lainnya yang dapat menggunakan untuk menambah pemahaman data visual, dapat juga narasi seperti cerita, anekdot atau membaca bagian dari drama sejarah. Model lain dengan memberikan seperangkat pertanyaan kepada anak, atau membaca sesuatu buku sejarah. Dalam pembelajaran pendekatan dan model yang telah dipilih memerlukan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik sehingga setiap pembelajaran dan setiap urian sejarah yang dapat disajikan dapat memberikan motivasi belajar. Dalam pembelajaran Berdasarkan Masalah /problem based instruction (PBI) Siswa diharapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk melakukan penyelidikan, sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya dan mengkomunikasikan hasilnya kepada orang lain. Dalam melakukan penyelidikan sering dilakukan kerjasama dengan temannya. PBI adalah pembelajaran berdasarkan masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang lebih inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan rasa percaya diri sendiri. Pembelajaran yang bercirikan adanya penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan ketrampilan berfikir
  • 19. 4 kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan dan konsep yang penting. Peranan guru meliputi penyajian masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan memberikan fasilitas penelitian. Selain itu guru senantiasa memberikan dukungan dan dorongan agar dapat meningkatkan pertumbuhan dan intelektualitas siswa. Pengetahuan sosial menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum 2004 yang dimulai dari SD dan MI sampai SMP dan MTS. Untuk SD dan M I mata pelajaran ilmu sosial memuat materi pengetahuan sosial dan kewarganegeraan. Pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Pengetahuan sosial di SD dan MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan ketrampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, negara Indonesia. (Standar Kompetensi mata pelajaran SD dan M I , 2004 : 4 ) Standar kompetensi mata pelajaran ilmu sosial kelas V adalah: 1. Kemampuan untuk memahami keanekaragamaan kenampakan alam, sosial dan kegiatan ekonomi Indonesia 2. Perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Budha, Islam, sampai dengan kemerdekaan 3. Wawasan Nusantara, penduduk dan pemerintah serta kerja keras para tokoh kemerdekaan.
  • 20. 5 Momentum kebangkitan nasional yang dikontruksikan pada tahun 1908 merupakan titik yang signifikan bagi kemunculan bangunan nasionalisme, kesadaran untuk bersatu, serta menyatukan keinginan bersama untuk melekatkan elemen-elemen yang berbeda dalam naungan negara yang bernama Indonesia . Dilihat dari sejarahnya perkembangan nasionalisme modern mula-mula timbul sebagai kekuatan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-18. Selanjutnya paham itu tumbuh dan berkembang pula keseluruh Eropa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada awal abad ke-20 ini nasionalisme menjalar ke wilyah Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Tumbuh dan berkembangnya nasionalisme modern telah banyak melahirkan bangsa yang merdeka di seluruh dunia. Kesadaran kebangsaan yang ditimbulkan oleh harga diri sebagai penduduk kepulauan Nusantara tentunya telah ada bersama dengan timbulnya kerajaan- kerajan di Nusantara. Kesadaran ini merupakan pengembangan dari kesadaran kebangsaan yang bercorak sempit kedaerahan dalam bentuk baru yakni perkumpulan-perkumpulan atau organisasi-organisasi modern yang telah muncul pada awal abad ke-20 seperti Budi Utomo (1908), Pasundan (1914), Sarekat Sumatra (1918), Jong Java (1918), Sarekat Islam (1911) dan lain sebagainya. Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas kolonialisme. Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang semestinya bangkit dan hidup sebagai bangsa yang merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan
  • 21. 6 dihidupi tidak hanya pada batas waktu tertentu, tetapi terus menerus hingga kini dan masa yang akan datang. Kebijakan pendidikan pada awal abad XX telah menciptakan elit baru Indonesia yang terdiri dari para dokter, guru, dan pegawai sipil pemerintahan. Bersamaan dengan hal itu timbullah kesadaran nasional. Berdirinya Budi Utomo (1908) menjadi awal bangkitnya nasionalisme yang kemudian diikuti oleh organisasi-organisasi lainnya. Momemtum kebangkitan nasional 1928 tersebut terdapat dua faktor yang sangat signifikan bagi infestasi Indonesia. Pertama pemuda yang menunjukan peran dan eksistensi yang sangat jelas untuk menjadi lokomotif perubahan bagi tercapainya kemerdekaan dan perjalanan kenegaraan dan kebangsaan Indonesia pasca kemerdekaan. Pada konteks tersebut,semakin jelaslah bahwa pemuda memiliki posisi yang sangat strategis dalam menggerakan perubahan dan terciptanya sejarah baru bangsa Indonesia. Hampir sejarah yang tercipta di negeri ini karena pemuda, seperti gerakan 1908, 1928, 1945, 1966, 1998. Fenomena tersebut menunjukan bahwa betapa signifikannya pemuda dalam konteks keIndonesian. Gugusan sejarah Indonesia adalah bahwa kontribusi terbentuknya sejarah Indonesia karena komitmen dan kesadaran yang tulus melalui peran pemuda pada masa lalu. Namun, kita tentu berharap roda sejarah harus berhenti karena pemuda Indonesia kehilangan ekspresi peranannya dalam perubahan Keindonesiaan, menghadapi tantangan kesejarahan yang makin berat, dengan kecenderungan yang makin dinamis. Kedua, dari lembar sejarah Indonesia berikutnya, secara faktual
  • 22. 7 tertoreh kontribusi daerah-daearah dalam proses terbentuknya dan terpeliharanya nasionalisme Indonesia. Melalui peran, kominten, dan kesadaran yang tulus dari daerah, bingkai persatuan dan kesatuan nasional, dalam kerangka mewujudkan kemerdekaan dan memaknai arti kemerdekaan, sebagai pijakan bagi pembangunan bangsa yang menghimpun secara harmonis elemen-elemen daerah dalam tujuan dan cita-cita bersama memajukan Indonesia. Sering dikatakan bahwa pelajaran sejarah penting bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai tambahan pengalaman, upaya untuk menjaga peninggalan masa lalu, mengetahui pertentangan antar suku bangsa yang mungkin mempunyai masalah yang sama. Kita bisa lihat permasalahan pada masa lampau akan terulang kembali, hanya pelakunya berbeda seperti kebutuhan sehari-hari, perlawanan antar manusia, penyalah gunaan wewenang, saingan antar kelompok, perlombaan individu untuk mencari kekuataan dan keuntungan, penghasutan terhadap rakyat yang tersembunyi dalam masyarakat dan lainya sebagainya (Shafer,1969:9) dalam (Soewarso,2000;27). Oleh karena itu belajar sejarah mempunyai tujuan yang baik bagi generasi muda. Tujuan mempelajari sejarah supaya kita bijaksana. Semua kejadian dalam sejarah mengandung pelajaran, sehinga kita semua bijaksana dalam menghadapi masa yang akan datang. Kita bukan keledai yang akan tertumbuk dua kali kepada dinding yang sama. Belajar dari sejarah agar menjadi bijaksana sebelum peristiwa terjadi (Abdulgani, 1963:17). Salah satu tujuan belajar sejarah nasional Indonesia ialah membangkitkan dan menyadarkan generasi muda untuk mengembangkan dan memahami
  • 23. 8 pengetahuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini sehingga generasi muda memiliki kebanggan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Dengan kata lain tujuan belajar sejarah nasional Indonesia ialah meningkatkan dan menyadarkan generasi muda untuk mengembangkan dan memiliki pengetahuan,sikap dan ketrampilan yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yang telah berkembang sejak masa lampau hingga masa kini yang berdasarkan Pancasila, sehingga menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta bangga sebagai warga Indonesia. Pengajaran sejarah terkandung beberapa aspek yang perlu dipelajari yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, aspek ketrampilan. Aspek ini perlu dipelajari dalam proses belajar mengajar di sekolah. Hal ini bermanfaat bagi peserta didik dalam upaya menghadapi permasalahan yang dihadapi masyarakat pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, belajar sejarah memberi pengalaman yang berguna dalam kehidupan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti: ”Pengaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional terhadap sikap nasionalisme siswa kelas SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prestasi belajar siswa pada materi sejarah pergerakan nasional pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006 / 2007 ?
  • 24. 9 2. Bagaimana penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006/2007? 3. Adakah penggaruh penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap pemahaman sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006/2007 ? C. Penegasan Istilah 1.Prestasi Belajar Prestasi adalah: Hasil pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif yang biasanya diukur dengan penilian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989 :700). Belajar adalah: upaya seseorang untuk menambah pengetahuan. (Max Darsono, 2000:3). Sedangkan menurut W.Gulo. (2004:8) Belajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang mengubah tinglah-laku dalam berfikir, bersikap dan bertindak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sekaran dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional. 2. Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Metode mengajar merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Ini perlu karena akan mempengaruhi bentuk strategi belajar dan mengajar.Metode mengajar adalah bagian dari strategis mengajar yang merupakan langkah-langkah taktis yang perlu diambil guru dalam menunjang
  • 25. 10 strategis yang akan dikembangkan. Metode adalah cara yang dianggap efektif yang digunakan oleh guru menyampaikan suatu materi pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran tercapai efektif (Suradisastra, 1992 :91) Pembelajaran berdasarkan masalah adalah: Suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikit kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep tentang esensi dari materi pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan suatu masalah yang mengintegrasikan ketrampilan dan konsep dari berbagai materi pelajaran. Pendekatan ini mencakup pengumpulan informasi yang berkaitan dengan pertanyaan, mensintesa, dan mempresentasikan penemuannya kepada orang lain. (Moffi, 2001:23). Lingkungan belajar PBI adalah berpusat kepada siswa dan mendorong inkuiri serta berpikir bebas, seluruh proses belajar mengajar yang berorientasi kepada PBI adalah membantu siswa untuk mandiri. Lingkungan belajar PBI adalah berpusat kepada siswa dan mendorong inkuiri serta berpikir bebas, seluruh proses belajar mengajar yang berorientasi kepada PBI adalah membantu siswa untuk mandiri. Peran utama guru adalah sebagai membimbing atau memfasilitasi, sehingga siswa dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif. D. Tujuan Penelitian
  • 26. 11 1. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa pada meteri pergerakan nasional pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006 / 2007 ? 2. Ingin mengetahui pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas siswa V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006 / 2007 ? 3. Ingin mengetahui penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah terhadap pemahaman sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun 2006/2007 ? E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru: Membantu guru dalam menciptakan situasi belajar yang menarik dan interaktif serta memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat di lakukan dalam memberikan materi sejarah. 2. Bagi Siswa: Mengembangkan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah serta pemahaman rasa nasionalisme bangsa 3. Bagi Sekolah : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatan proses pembelajaran siswa sehingga dapat meningkatkan potensi siswa dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran F. Sistematika Skripsi
  • 27. 12 BAB I : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Penegasan Istilah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Skripsi BAB II : Pengertian belajar dan mengajar, Tinjuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Sikap Nasionalisme, Indikator Sikap Nasionalisme, Hipotesis. BAB III : Metode Penelitian terdiri dari Pendekatan Penelitian,Populasi dan Sampel Penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Instrument penelitian disertai Penentuan Validitas dan Reabilitas, Teknik Analisis Data,Uji Normalitas, Uji-t. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari Gambaran Umum lokasi Penelitian, pelaksanaan pembelajaran berdasarkan masalah, pembahasan. BAB V : Penutup terdiri dari Simpulan dan Saran
  • 28. 13 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Arti Belajar Belajar adalah : Suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah-laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto,1998: 2). Sedangkan Winkel (1983: 15) menyatakan belajar adalah : Suatu proses psikis yang berlangsung dalam interakasi aktif antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,ketrampilan,nilai,sikap yang bersikap konstan atau tetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru yang segera tampak dalam perilaku yang nyata atau tersembunyi. Briggs dalam Sugandi (2004: 9) menjelaskan belajar adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pembelajar sedemikian rupa sehingga si pembelajar memperoleh kemudahan berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Darsono( 2000: 24) belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Dari pengertian di atas belajar dapat disimpulkan bahwa belajar mempunyai tiga unsur yaitu:Berkaitan dengan perubahan perilaku, Perubahan perilaku terjadi karena proses pengalaman, Perubahan perilaku karena belajar bersifat permanen. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu setiap individu akan mengalami perubahan dalam arti belajar.
  • 29. 14 Belajar memiliki ciri-ciri di antaranya adalah: 1).Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti bahwa individu yang belajar, akan menyadari terjadi perubahan atau sekurang-kurangnya perubahan dalam dirinya.2). Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-menerus tidak statis.3).Perubahan dalam belajar bersifat aktif. Berubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha sendiri.4).Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Ini berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena tujuan yang dicapai perbuatan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang disadari.5).Perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah-laku.(Surya & Moh.Amin, 1980:6) B. Arti Mengajar Mengajar merupakan proses yang komplek. Tidak hanya menyampaikan informasi kepada dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan yang harus dilakukan terutama jika yang diinginkan hasil belajar lebih baik dari seluruh siswa. Oleh karena itu rumusan belajar tidak sederhana. Menurut AECT dalam John D. Latuheru (1988 : 6 ) menyatakan, mengajar adalah proses dimana lingkungan individu sengaja ditata untuk memungkinkan anak didik untuk belajar terlibat dalam tingkah laku khusus. Sedangkan menurut Chauhan dalam ”Innovatioan in Teacing and Learning” mengemukakan : 1. Mengajar adalah: ”Segala upaya disengaja dalam rangka memberi kemudahan kepada siswa untuk terjadinya sesuatu yang diinginkan.
  • 30. 15 2. Mengajar adalah : Komunikasi dua orang atau lebih yang saling berpengaruh melalui gagasan mereka dan belajar sesuatu tentang proses intruksi tersebut. 3. Mengajar adalah: Mengisi pikiran siswa dengan informasi dan pengetahuan tentang fakta untuk mereka gunakan pada masa yang akan datang. 4. Mengajar adalah: Suatu proses dimana pelajaran, guru, kurikulum, dan variabel-variabel lainnya di organisasikan dalam suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu. 5. Mengajar adalah: Upaya dalam memberi rangsangan (stimulus) bimbingan, pengarahan, dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. (Muryaharjo Redja, 1998:213) Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang di perolehnya. Siswa yang mengalami kemajuan dalam belajar akan terlihat prestasi yang baik sebaliknya siswa yang mengalami gangguan dalam belajar akan terlihat pretasinya menurun. Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi guru dengan murid. Guru merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar. Tugas guru dalam proses belajar mengajar terdiri dari kegiatan pokok yaitu menyusun perencanaan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan melaksanakan evaluasi. Menurut James.B.Brow dalam Suryosubroto ( 2002 :3), tugas dan peranan guru antara lain : menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan pembelajaran, mempersiapkan pembelajaran sehari-hari,
  • 31. 16 mengontrol kegiatan siswa, dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tugas guru menurut Sahertian (2000:29), ialah merencanakan berbagai pengalaman dan kegiatan belajar. Guru adalah perancang berbagai model pembelajaran. Guru yang profesional harus memiliki kemampuan untuk merancang berbagai model pembelajaran. Dalam pengertian ini guru jangan hanya merumuskan tujuan khusus dan tujuan umum pembelajaran tetapi harus mampu merumuskan pengalaman belajar dan berbagai kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Suryobroto(2002:9) tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokan menjadi tiga kegiatan yaitu: (1). Menyusun program pengajaran (program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester/catur wulan, program satuan pelajaran, perencanaan progran pengajaran); (2). Menyajikan / melaksanakan pengjaran( menyajikan materi dalam GBPP, menggunakan metode mengajar, menggunakan media / sumber, mengelola kelas / mengelola interkasi belajar mengajar; (3). Melaksanakan evaluasi pengajaran(menganalisis hasil evalusi belajar,melaporkan hasil evaluasi belajar, melaksanakan progaram perbaikan dan pengayaan). Selanjutnya kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengajaran akan dijabarkan pada pembahasan berikut: 1. Perencanaan Pengajaran
  • 32. 17 Pada hakikatnya bila suatu kegiatan direncanakan lebih dahulu, maka tujuan dari program tersebut akan terarah dan berhasil. Itulah sebabnya seorang guru harus harus memiliki kemampuan dalam perencanaan pengajaran. Seorang guru sebelum mengajar hendaknya merencanakan program pengajaran, membuat persiapkan pengajaran yang akan diberikan. (Suryosubroto, 2002: 9 ). Pengajaran merupakan rangkian peristiwa yang direncanakan untuk disampikan, untuk menggiatkan dan mendorong belajar siswa yang merupakan proses merangkai situasi belajar( yang terdiri dari ruang kelas, siswa materi, kurikulum) agar belajar lebih mudah (Suryosubroto,2002 : 28 ). Sehubungan dengan kemampuan merencanakan pengajaran, berikut ini dijelaskan oleh Suryosubroto(2002:29-31) adalah sebagai berikut: 1). Menguasai GBPP, program pengajaran merupakan seperangkat rencana pengajaran yang digunakan sebagai pedoman pengajaran. Program pengajaran tersebut tertuang dalam GBPP yang di dalamnya memuat tujuan, bahan, program; 2). Menyusun dan menganalisis materi pengajaran (AMP) yaitu, hasil kegiatan yang berlangsung sejak guru mulai meneliti GBPP kemudian mengkaji materi dan menjabarkan materinya. Adapun fungsi analisis materi pelajaran adalah sebagai acuan untuk menyusun program pengajaran yaitu program tahunan,program catur wulan, program satuan pengajaran dan rencana pengajaran. Kegiatan menyusun analisis materi pelajaran dan rencana pengajaran. Kegiatan menyusun analisis materi pelajaran ini berupa penjabaran dan penyesuian isi GBPP mata pelajaran; 3). Menyususn program satuan pelajaran, yang merupakan salah satu bagian dari
  • 33. 18 program pelajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan beberapa kali pertemuan. Fungsi satuan pengajaran digunakan sebagai acuan untuk menyususn rencana pelajaran, sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan KBM agar lebih terarah dan berjalan secara efisien dan efektif. 2. Pelaksanaan Pengajaran Pelaksanaan proses belajar mengajar yaitun terjadi interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka menyampikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran (Suryosubroto, 2002 :36). Pelaksanaan pengajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut : membuka pelajaran, menyampikan materi pelajaran, menggunakan metode pelajaran, menggunakan alat peraga dalam pengajaran , pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar dan menutup pelajaran. 3. Evaluasi Pengajaran Untuk menntukana tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai hasil belajar. Penilian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan peserta didik dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari. (Suryosubroto,2002 : 53 ). Penilian proses belajar mengajar menurut Arikunto dalam Suryosubroto (2002: 53-54 ) meliputi : (1). Evaluasi formatif, adalah penelitian yang dilakukan guru setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari siswa; (2). Evaluasi sumatif, adalah penelian yang diselenggarakan oleh guru dalam jangka waktu tertentu;
  • 34. 19 (3). Pelaporan hasil evaluasi, setiap akhir semester dan guru harus mengolah nilai akhir kerja; (4). Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, dapat dilakukan dengan penjelasan kembali materi yang sedang dipelajari, pemberian tugas tambahan kepada siswa, sedangkan pelaksanaan pengajaran pengayaan dapat berupa membaca/ mempelajari bahan pelajaran baru atau penyelesain tugas pekerjaan rumah(PR). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan mengajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu faktor yang terjadi dalam diri pelajar dan faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar pelajar. Faktor internal diantaranya adalah: 1. Faktor Jasmaniah Faktor yang bersumber pada keadaan jasmani,seperti : a. Faktor Kesehatan Kesehatan adalah keadaan seseorang pada keadaan fit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan berpengaruh jika kesehatanya terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik maka sebaliknya ia mengusahakan agar kesehatan badan tetap terjaga. b.Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah suatu hal yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurma keadaan tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi
  • 35. 20 belajarnya. Apabila hal ini terjadi hendaknya anak dimasukan kepada lembanga pendidikan khusus. 2. Faktor Psikologis Faktor psikologis berasal dari kondisi psikis seseorang. Faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar(Ali,1992 :4). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : a.Intelegensi Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari pada siswa yang mempunyai intelegensi rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai integensi tinggi akan berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang komplek dan banyak faktor yang mempengaruhinya, dan intelegensi adalah salah satu faktor lain yang bersifat menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajar maka siswa akan gagal dalam belajar. b.Perhatian Perhatian adalah keaktifan siswa yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Untuk dapat memperoleh prestasi belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan belajar yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tersebut tidak mendapat perhatian siswa, maka akan menimbulkan kebosanan dan pada akhirnya mengakibatkan tidak lagi suka belajar. Faktor ekstern 1. Faktor kelurga
  • 36. 21 a.Cara orang tua mendidik Keluarga adalah tempat pertama kali anak mengadakan komunikasi(merupakan lembaga yang pertama kali dan utama). Cara orang tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anaknya,misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya,akan menyebabkan anak tidak berhasil dalam belajarnya. b.Perhatian orang tua Bila anak sedang belajar seharusnya orang tua tidak menggangu dengan tugas-tugas rumah,sehingga anak dapat belajar dengan baik. c.Suasana rumah Yang dimaksud dengan suasana rumah adalah situasi atau kejadian yang terjadi di dalam keluarga dimana anak berada, agar anak dapat berjalan dengan baik perlu diciptakan suasana lingkungan rumah yang tenang dan tentram. Untuk itu diharapkan orang tua mampu menciptakan suasana lingkungan rumah yang paling posifif untuk belajar. d.Keadaan ekonomi Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan pokok serta fasilitas belajar terpenuhi. Apabila keadaan ekonomi keluarga kurang, maka fasilitas maupun kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi sehingga menggangu anak belajar. Sebaliknya keadaan ekonomi keluarga anak yang kaya mengakibatkan anak hanya bersenang-senang sehingga anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal ini dapat menggangu anak dalam belajar.
  • 37. 22 2. Faktor sekolah a.Hubungan guru dengan siswa Komunikasi yang kurang akrab antara guru dengan siswa akan menggangu proses belajar mengajar, karena siswa akan merasa enggan untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Sebaliknya guru yang membina hubungan baik dengan siswa,siswa akan merasa diperhatikan sehingga menimbulkan minat untuk belajar. Guru harus mempunyai cakrawala yang luas, mengikuti perkembangan jaman sehingga dalam mengajarkan dapat membawa anak didik untuk turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar,karena itu guru itu harus mempunyai pengalaman yang banyak menguasai bidang ilmu pengetahuan yang ditekuni. Sebaliknya bila guru kurang menguasai bidang ilmu yang ditekuni dan kurang wawasan dan tidak mengikuti perkembangan akan menggangu tugasnya. b.Metode Mengajar Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa. Setiap pokok bahasan menuntut pengunaan metode yang berbeda-beda. Olek karena itu, harapkan guru mampu menguasai berbagai model mengajar agar dapat mempermudah pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan (Ali,1992: 7). C. Tinjuan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
  • 38. 23 Program intofation PBI pertama kali diperkenlakan pada tahun 1966, oleh Faculty of Health Sciences of Mc Master University di Kanada (James,2001) perkembangan PBI di pengaruhi oleh tiga pikiran utama yaitu: 1. John Dewey dan Kelas Demokrasi. John Dewey dalam (Ibrahim & Nur, 2000:15) mengemukaan pandangan pentingnya demokrasi dan pendidikan, siswa dalam pandangan Dewey hendaknya diberi kebebasan untuk menganalisis masalah intelektual dan sosial yang didalam masyarakat, kemudian memecahkan permasalahan di sekolah. Pandangan Dewey merupakan landasan filosofis perkembangan PBI. 2. Piaget,Vygotsky, dan Kontruktivisme Jean Piaget dalam (Ibrahim & Nur, 2000:17) mengemukakan pandangan mengenai kontrukivis-kognitif, menurut Piaget siswa dalam segala usia aktif dalam memperoleh informasi dan pembangunan pengetahuan sendiri. Pengetahuan akan bertambah dan berubah (termodifikasi) jika melalui pengalaman baru. Menurut Piaget dalam(Ibrahim & Nur,2000 :17) pedagogi yang baik harus melibatkan pemberian anak dengan situasi-situasi di mana anak itu mandiri melakukan eksperimen, dalam arti yang paling luas dari itu, dan mencoba sesuatu untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda,memanipulasi simbol,mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya,mencocokan apa yang ditemukan dengan teman yang lain, dan membandingkan temuan dengan teman yang lain.
  • 39. 24 Vygotsky dalam pembelajaran mempunyai pemikiran yang sama dengan Piaget tetapi lebih menekankan pada interaksi sosial, menurut Vygotsky interaksi sosial dengan guru maupun teman sejawat penting dalam memacu terbentuknya ide baru maupun memperkaya perkembangan intelektual siswa. Teori perkembangan kontruktivisme-kognitif merupakan dasar ilmiah untuk PBI. 3. Bruner dalam Pembelajaran Penemuan Jerome Bruner mengemukakan teori pembelajaran penemuan, teori ini menyatakan bahwa pembelajaran yang sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi.Teori pembelajaran Bruner menekankan pada penalaran induktif dan inkuiri yang merupakan ciri pendekatan ilmiah. Tidak seperti pada pembelajaran langsung dimana siswa diberikan ide-ide tetapi dengan memberikan pembelajaran berdasarkan masalah atau penemuan dengan guru mengajuakan pertanyaan kepada siswa untuk menemukan teori mereka sendiri. Tiga prinsip dalam Pembelajaran Berdasar Masalah a. Dalam ruangan guru merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan masalah, dimana pembelajaran dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas hal ini di lakukan untuk meningkatkan interaksi dengan teman lainnya dan mengacu terbentuknya ide baru dalam perkembangan intelektual siswa b. Menyajikan pemecahan masalah dengan menggunakan latihan
  • 40. 25 c. Peraga (model) pembelajaran berdasarkan masalah yang mendukung dalam proses pembelajaran di antaranya, tabel, laporan, poster, yang membantu mereka untuk belajar memecahkan masalah. Tabel 1. Sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berdasar Masalah Tahap Tingkah Laku Guru Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat dan bahan yang di butuhkan, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual atau kelompok Guru mengumpulkan informasi yang sesuai dengan (studi pustaka) melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, dan pemecahan masalah Tahap 4 Mengembangkan dan penyajian hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesusi dengan laporan, poster,video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemacahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan meraka dan proses-proses yang mereka gunakan (Ibrahim dan M. Nur, 2000:13) Arrends (1997) menyatakan bahwa pembelajaran berdasar masalah mempunyai beberapa ciri yaitu: 1. Penyajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran Berdasar Masalah mengorganisasikan pengajaran dengan masalah nyata dan bermakna, sesuai dengan pengalaman keseharian siswa
  • 41. 26 2. Berfokus keterkaitan antar disiplin. Masalah dan solusi pemecahan masalah yang diusulkan tidak hanya di tinju dari satu disiplin ilmu tetapi dapat di tinjau dari berbagai disiplin ilmu lainnya misalnya ekonomi, sosilogi, geografi, politik, hukum. 3. Penyelidikan autentik. PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah nyata melalui analisis masalah,observasi eksperimen Siswa dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber pelajaran untuk menyelesaikan permasalahan, dan mengembangkan hipotesis terhadap penyelesaian masalah yang dikemukakan. 4. PBI menutut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak (poster, puisi, laporan, gambar) dalam menyelesaikan atau mewakili penyelesaian masalah yang mereka temukan, kemudian memamerkan karya tersebut. 5. Kerjasama PBI dicirikan oleh siswa yang berkerjasama berpasangan atau berkelompok dalam kelompok kecil, kerjasama memberikan motivasi dan mengembangkan ketrampilan berfikir melalui tukar pendapat serta berbagi penemuan. Pengajaran berdasarkan masalah di lain pihak berdasarkan psikologi kognitif sebagai pendukung teorotis. Fokus pengajaran tidak terlalu banyak pada apa yang dilakukan siswa(perilaku mereka), melainkan apa yang dipikirkan(kognisi mereka) pada saat melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada saat pembelajaran berdasarkan masalah kadang melibatkan presentasi dan menjelaskan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lebih lazim berperan
  • 42. 27 sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar untuk berfikir dan memecahkan masalah oleh mereka sendiri. Guru perlu untuk menyajikan situasi masalah dengan hati-hati atau dengan prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Panduan yang diberikan langsung tentang bagimana melaksanakan demonstrasi dapat membantu dalam pembelajaran berdasarkan masalah. Situasi masalah harus disampikan kepada siswa semenarik dan setepat mungkin. Biasanya memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh sesuatu dapat memunculkan ketertarikan dan memotivasi inkuiri. Seringkali menggunakan hal- hal yang tak terduga( suatu masalah di mana hasilnya di luar harapan dan mencengangkan ) dapat menggungah minat siswa. D. Sikap Nasionalisme Nasionalisme adalah: Paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionaslisme adalah kesadaran keanggotaan suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuataan bangsa itu, semangat kebangsaan Indonesia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:610). Sikap nasionalisme berarti upaya seseorang untuk mengembangkan anak didik akan pentingnya memiliki ide dan perilaku yang sesuai dengan jiwa nasionalisme Indonesia ialah kesetiaan yang abadi kepada bangsa serta cinta tanah air Indonesia dan berjiwa pancasila.(Djoyomartono,1988:11).
  • 43. 28 Nasionalisme Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada masa lalu seirama dengan dinamika pertumbuhan dan pergerakan nasional kebangsaan Iindonesia. Oleh karena itu, sifat dan corak perkembangannya tampil sesuai dengan sifat dan corak organisasi pergerakan yang mewakilinya. Sifat dan corak nasionalisme pada saat lahirnya Boedi Oetomo (1908), misalnya berbeda dari nasionalisme yang dikembangkan oleh Sarekat Islam, Indische Partij, dan seterusnya. Kelahiran Budi Utomo telah dilandasi oleh nasionalisme yang masih samar-samar, hal itu tampak pada aktifitasnya. Perkumpulan ini jelas membatasi gerakannya terbatas pada Jawa dan Madura. Sasaran penunjangnya tampak belum jelas kepada perjuangan politik atau terbatas kepada sosiaokultural. Sikap ragu- ragu itu menyebabkan aktifitasnya hanya dibidang kebudayaan. Budi Utomo sebagai gerakan kultural nasionalisme.(Hatta, 1977 : 9). Lahirnya Sarekat Islam (1912) memberikan titik terang bagi perkembangan nasionalisme Indonesia. Latar belakang perkumpulan ini adalah persaingan- persaingan dengan pedagang Cina, tetapi membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera. Berbeda dengan Boedi Oetomo yang anggotanya hanya terbatas pada golongan priyayi, Sarekat Islam sampai berhasil ketingkat pada lapisan kelas bawah pada lingkup yang lebih luas. Tetapi hanya dijiwai oleh ”islam ” pada organisasi telah tertutup kemungkinan masuknya anggota dari masyarakat non-islam. Perjuangan yang langsung membela rakyat, yaitu memperjuangkan ekonomi yang menjadikan perkumpulan dan perkembangan sangat pesat. Dengan keadaan tersebut perkembangan
  • 44. 29 nasionalisme yang bercorak ekonomis, religius, dan demokratis..(Pringgodigyo,1978 : 4). Lebih luas dan tegas dari organisasi itu adalah konsep nasionalisme yang diperkenalkan oleh Indische Partij. Belum menggunakan nama ”Indonesia ”memang, tetapi organisasi ini telah tegas merancangkan kemerdekaan tanah air dan bangsa Hindia. Nasionalisilme yang dikembangkan memiliki corak yang tegas, bahkan radikal. Hal itu pula yang menempatkan organisasi tersebut sebagai organisasi politik pertama di Indonesia. Organisasi yang memberikan andil yang besar dalam mempertegas dan mendewasakan konsep nasionalisme Indonesia menjadi konsep nasionalisme yang sesungguhnya adalah perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda yang bernama Perhimpunan Indonesia( PI). Pada mulanya organisasi ini bermana ”Indische Vereneging”(1908) dan sebagaimana Boedi Oetomo di Indonesia, organisasi ini hanya bersifat sosiokultural. Tetapi sejak 1925 mereka mengubah organisasi tersebut sebagai organisasi yang mengembangkan masalah politik. Lewat Perhimpunan Indonesia nasionalisme yang telah melandasinya lebih bersifat revolusioner, Perhimpunan Indonesia telah memberikan sumbangan yang besar yaitu nama ”Indonesia ” sebagai identitas nasional dan nama bagi bangsa Indonesia dan negara yang diperjuangkan untuk merdeka, lepas dari penjajahan. Nama Indonesia sebagai simbolis di dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia, dan majunya pergerakan dengan sebutan Indonesia ditentukan oleh kegiatan
  • 45. 30 historis dan merupakan fase baru di dalam perkembangan nasionalisme Indonesia.(Abdulgani,1957: 9). Kelahiran Partai Nasional Indonesia (PNI) di tanah air (1927) yang hakikatnya melanjutkan ide-ide yang dikembankan oleh Perhimpunan Indonesia yang dilandasin oleh nasionalisme yang revalusioner. Selanjutnya dicetuskanya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 merupakan bukti bahwa nasionalisme telah melandasi dan menjunjung tinggi dalam aktifitas bangsa Indonesia. Dalam keputusan itu dicantumkan alasan utama untuk bersatu adalah kemampuan bersama untuk mengatasi alasan-alasan yang ada dengan tetap menghormati perbedaan yang ada. Dengan kata lain keanekaragaman yang ada di Indonesia tetap ada dan dihormati, tetapi tetap bersatu dan pengakuan atas tanah air, bangsa, bahasa yang satu telah bulat dan dijunjung tinggi atas perbedaan tersebut. Nasionalisme Indonesia secara umum bertujuan untuk kedalam memperhebat nasional building dan character building sesuai dengan falsafat dan pandangan hidup bangsa, sedangkan tujuan ke luar secara antiteis dan antagonistis melakukan konfrontasi atau menolak segala kolonialisme. Abdulgani dalam (Cahyo, 1995:21) menegaskan kolonialisme baik yang bersifat materialistik maupun yang bersifat idiologis, nasionalisme menentang segala hal yang bersifat prinsipil. Hal itu karena nasionalisme ingin mengembalikan lagi ”the human dignity” harga diri manusia yang hilang karena kolonialisme.
  • 46. 31 Nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebagai reaksi terhadap kolonisasi Eropa. Karena kolonisasi menggandung dimensi-dimensi dominasi politik,eksploitasi ekonomi dan penetrasi kultural, nasionalisme Indonesia pun mempunyai tiga dimensi dalam rangka menumbangkan dominasi politik kolonial. Tiga dimensi itu dimaksudkan untuk membangun negara nasional yang demokratis menghentikan eksploitasi ekonomi untuk membangun suatu masyarakat yang berkeadailan sosial, dan menghentikan penetrasi kultural untuk menghidupkan kembali keperibadian. Dengan demikian, dasar-dasar demokrasi dan keadilan sosial menampakan diri sebagai suatu keharusan dan kelengkapan nasionalisme Indonesia. Nasionalisme yang dianut di Indonesia melahirkan pendirian untuk menghormati bangsa lain sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. ”Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Oleh karena itu sikap nasionalisme Indonesia menggandung sikap anti penjajahan. Semangat yang demikian dengan sendirinya tidak menumbuhkan keinginan bangsa Indonesia untuk menjajah bangsa lain. Sebaliknya bangsa Indonesia ingin mewujudkan suatu perdamian dunia, menuju masyarakat yang maju, sejahtera, dan adil bagi semua umat manusia. Dengan demikian nasionalisme Indonesia juga memberikan penghargaan terhadap hak azazi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. E. Indikator Sikap Nasionalisme
  • 47. 32 Agar bangsa Indonesia memiliki sikap nasionalisme yang tinggi maka diperlukan berbagai upaya yang mengarah pada terciptanya tata kehidupan masyarakat yang mantap dengan tetap mengacu kepada UUD 1945 dan Pancasila. Pembinaan sikap nasionalisme bagi rakyat Indonesia menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat terutama melalui dunia pendidikan. Dalam hal ini pendidikan sejarah memegang peranan yang penting ditinjau dari tujuan pendidikan sejarah, sehingga para sejarahwan maupun guru sejarah mampu mencari solusi agar sejarah dapat menumbuhkan sikpa nasionalime pada anak didik. Tujuan pelajaran sejarah pada umunya adalah memperkenalkan pelajaran pelajaran kepada riwayat perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan yang bebas bahagia, adil, makmur, serta menyadarkan peljaran tentang dasar dan tujuan hidup manusia berjuang pada umumnya.(Ali, 1963: 318). Pengajaran sejarah telah memberikan pelajaran tentang kejadian-kejadian masyarakat pada masa terdahulu, sehingga genarasi muda mendapatkan pengetahuan tentang masyarakat-masyarakat pada masa terdahulu untuk menghadapi masa sekarang dan masa yang akan datang agar lebih arif dan lebih bijaksana. Sejarah sangat potensial untuk membangkitkan rasa kebangsaan terhadap sejarah bangsanya. Suatu bangsa tidak mungkin mengenal dan memiliki identitasnya tanpa mengenal sejarahnya. 1. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
  • 48. 33 Realiatas menunjukan bahwa Tuhan Yang Maha Esa menganugrahkan kepada kepada bangsa Indonesia pluralitas di berbagai hal seperti: suku, budaya, ras,agama, bahasa dan sebagainya. Anugrah tesebut patut disyukuri dengan cara menghargai kemajemukan tetap dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan demi kemajuan dan kejayaan bangsa. (Soegito,2006:95). Kehendak untuk hidup bersama dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk orang-orang yang suku bangsanya berbeda, ataupun agamanya. Heterogenitas bangsa yang berbeda tentunya memerlukan sikap rela berkorban bagi setiap warganya. 2. Mengutamakan Persatuan dan kesatuan Kata persatuan dan persatuan berasal dari kata “satu“ yaitu sesuatu yang tidak terpisah-pisah. Nilai persatuan Indonesia mengandung usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat membina nasionalisme dalam negara. Mengutamakan persatuan dan kesatuan merupakan suatu proses terwujudnya nasionalisme. Dengan modal dasar nilai persatuan semua warga negara indonesia baik yang asli maupun keturuanan asing dari macam-macam suku bangsa dapat menjalin kerjasama yang erat dalam gotong royong, kebersamaan. 3. Cinta tanah Air Cinta tanah air atau patriotisme merupakan modal yang penting dalam membangun suatu negara. Suatu negara yang dihuni oleh orang-orang yang cinta
  • 49. 34 tanah air akan membawa kearah kemajuan. Sebaliknya negara yang tidak didukung oleh cinta tanah air dari penduduk tersebut maka negara tersebut menunggu kehancuran. Pergerakan nasional yang tumbuh dan berkembang pada masa kolonial, merupakan wujud cinta tanah air yang puncaknya dengan diproklamirkan kemerdekaan negara kesatuan RI. Wujud warga negara yang cinta tanah air ialah melestarikan budaya bangsa ditengah globalisasi dunia, meningkatkan etos kerja, mempunyai disiplin dalam arti luas, Penghargaan terhadap pahlawan, Peringatan hari besar bersejarah mempunyai semangat kerja dan pengabdian terhadap bangsa dan negara dan sebagainya. 4. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah Kesadaran bernegara dari seseorang ditentukan oleh kualitas mental sumber daya manusia itu sendiri. Kualitas mental yang diharapkan adalah manusia yang memanfaatkan waktu, hidup sederhana, disiplin, suka berkerja keras dan jujur. Untuk mencapai manusia yang berkualitas tersebut maka diperlukan manusia yang berjiwa inovatif dan tidak kenal menyerah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Usaha mempertahankan kelangsungan bangsa dan tanah air, Giat mempelajari sejarah bangsa.
  • 50. 35 F. Hipotesis Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di uji secara empiris.”(Maman Rachman ,1988:36). Jadi suatu hipotesis masih merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang kebenarannya masih perlu adanya pembuktian lebih lanjut. Hipotesis ada dua kemungkinan, yaitu kemungkinan yang benar dan kemungkinan yang salah. Untuk mengetahui suatu itu benar atau salah, maka harus melalui penelitian atau penyelidikan. Penelitian tersebut haruslah mengenai sasaran terhadap masalah yang akan dihadapi berkaitan dengan hipotesis. Apakah penelitian memperoleh hasil yang nyata sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka hipotesis tersebut diterima(Ho). Sebaliknya kalau penelitian tersebut tidak memperoleh kebenaran, maka hipotesis tersebut ditolak. Hipotesis alternatif (Ha) yang penulis ajukan adakah pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Metode Pembelajaran Berdasar Masalah (PBI) pada materi sejarah pergerakan terhadap sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang Tahun ajaran 2006/2007.
  • 51. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dimana penelitian ini dilakukan sebelum dan sesudah. Penelitian ini ditempuh dengan dua langkah: 1. Memberikan soal pergerakan nasional dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah dan angket sikap nasionalisme 2. Memberikan perlakuan eksperimen kepada subyek, berupa pembelajaran berdasarkan masalah dan selanjutnya memberikan tes pergerakan nasional dan angket nasionalisme untuk pemahaman sikap nasionalisme. Perbedaan ditentukan dengan membandingkan prestasi belajar pada materi sejarah pergerakan nasional dan sikap nasionalisme siswa. Desainnya sebagai berikut. Tabel 2. Rancangan Penelitian Sebelum Variabel terikat dan bebas (Perlakuan) Sesudah Y1 X Y2 (Rachman, 2004:59) Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian digambarkan sebagai berikut: Uji coba dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 45 siswa .Pelaksanaan dilakukan pada siswa kelas V agar tidak mengganggu kegiatan belajar. Jumlah soal yang
  • 52. 37 digunakan sebanyak 5 soal yang berbentuk uraian karena sesuai dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah sehingga siswa belajar secara mandiri. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah PBI dicirikan siswa berkerjasama dengan yang lainnya, sering berpasangan atau berkelompok kecil. Berkerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas yang kompeks dan memperbanyak dialog untuk mengembangkan ketrampilan sosial dan berfikir. Siswa diberikan angket pemahaman sikap nasionalisme,dimana angket tersebut terdiri atas beberapa kategori yaitu : 85-100 = Sangat Tinggi 69-84 = Tinggi 53-68 = Cukup 37-52 = Rendah 20-36 = Sangat Rendah Kategori sikap nasionalisme terdir dari 4 kategori yaitu rela berkorban nomor1,3,4,5,7,8,9, mengutamakan persatuan dan kesatuan2,9,10,17, cinta tanah air 6,12,13,16,20, berjiwa pembaharu dan pantang menyerah 11,14,15,18. B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah: Keseluruhan subjek penelitian. (Arikunto, 2002:109) Keseluruhan dari unit analisis dan ciri-cirinya yang akan diduga (Singabuan,
  • 53. 38 1992:152). Berdasarkan pengertian di atas populasi adalah keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun ajaran 2006/2007. 2. Sampel Sampel adalah: Sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109 ). Arikunto berpendapat “bahwa apabila yang di teliti atau populasi kurang dari 100 maka semua subjek diambil sebagai sampel. Dalam penelitian ini populasi kurang dari 100, sehingga sampel yang harus sebanyak populasi yang ada, yaitu berjumlah 45 siswa. Dengan demikian sampel penelitian berjumlah 45 siswa. C. Variabel Penelitian Menurut Sudjana (1987:23) variabel merupakan ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Sedangkan menurut Arikunto (2002:98), variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi penggunaan pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pergerakan nasional dan sikap nasionalisme, sehingga ada dua variabel penelitian yaitu: a. Variabel Bebas adalah: Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitan ini adalah penggunaan metode pembelajaran berdasarkan masalah pada materi sejarah pergerakan nasional siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang . b. Variabel Terikat adalah: Variabel yang mempengaruhi variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang.
  • 54. 39 Variabel terikat sikap nasionalisme adalah sebagai berikut: a. Rela Berkorban b. Mengutamakan persatuan dan kesatuan c. Cinta Tanah air d. Berjiwa pembaharu dan pantang menyerah Tabel 3 Kisi-kisi Variabel Terikat Pemahaman Sikap Nasionalisme dengan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Siswa Kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati - Semarang No Variabel Indikator No. Soal 1. Rela Berkorban 1. Semangat berjuang 2. Mencintai produk dalam negeri 1, 3, 7 4, 5, 8 2. Mengutamakan persatuan dan kesatuan 1. Menghargai budaya asli 2,10, 17, 9 3. Cinta tanah air 1. Penghargaan terhadap pahlawan 2. Peringatan hari besar bersejarah 12, 20 6, 13 4. Berjiwa pembaharu dan tidak kenal menyerah 1. Usaha mempertahankan kelangsungan bangsa dan tanah air 2. Giat mempelajari sejarah bangsa 11, 14 15, 18 D. Metode Pengumpulan Data Untuk mencapai tujuan penelitian sangat diperlukan data-data yang berkelanjutan yang selanjutnya data tersebut di analisa secara ilmiah. Dalam penelitian ini terdapat tiga metode penggumpulan data yaitu, metode dokumentasi metode kuesioner, metode tes.
  • 55. 40 1. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah: Cara memperoleh informasi dengan memperhatikan tiga macam sumber yaitu, tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). (Arikunto, Suharsimi 2002: 135) Metode Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang: a. Keadaaan SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang b. Jumlah siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang Data tersebut di peroleh melalui di peroleh dari Guru Kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang 2. Metode Angket atau Kuesioner (Questionnaries) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi (Arikunto, Suharsimi 2002: 128) Keuntungan Kuesioner a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden c. Dapat dijawab oleh responden menurut rencananya masing-masing dan menurut waktu senggang responden d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas dan jujur dan tidak malu- malu menjawab e. Dapat dibuat pertanyaan terstandar sehingga bagi masing-masing responden dapat diberi pertanyaan yang sama
  • 56. 41 Model sikap yang dijadikan acuan dalam menyusun kuesioner ini adalah skala sikap Likert. Model skala sikap likert menggunakan lima rentangan dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Pertanyaan atau pernyataan di dalam objek sikap naisonalisme disusuan dalam bentuk favoreble (bersifat positif) dan non favoreble (bersifat negatif). Berkaitan denga aspek tersebut pemberian skor ditetapkan sebagai berikut: a. Untuk pertanyaan atau pernyataan favoreble (bersifat positif) Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu- Ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1 b. Untuk pertanyaan atau pernyaan yang bersifat non favoreble(bersifat negatif Sangat Setuju =1, Setuju = 2, Ragu- Ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5 Bentuk angket dalam penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1 3. Metode Tes Tes adalah: Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok lain. (Arikunto, Suharsimi 2002:127) Tes menurut Suryabrata adalah : Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah, penyelidikan mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan standar atau testea lainya.
  • 57. 42 Dalam Encyclopedi of Education, tes diartikan sebagai any series of question or exercises or another means of meansuring the skill, knowledge, intelligence, capacities, or aptitudes of an individual or group. (Andeson dkk, 1976:425) Dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukur yang berupa pertanyaan-pertanyaan perintah dan petunjuk kepada testee untuk mendapatkan hasil. Respon tersebut ditentukan dengan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk menarik kesimpulan. Bentuk soal pergerakan nasional dapat dilihat pada lampiran 2 E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah: Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah. (Arikunto, 2002:136). Validitas dan reliabilitas merupakan alat pengukur yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum alat itu digunakan. Hal ini dianggap penting, sebab validitas dan reliabilitas banyak menentukan ketepatan. 1. Validitas Validitas adalah: alat yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
  • 58. 43 validitas yang tinggi. Sebaiknya intrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. (Arikunto, 2002:144) Instrumen yang valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila menggungkap data variabel yang diteliti secara lengkap. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut: ( )( ) ( ){ } ( ){ }∑ ∑∑∑ ∑ ∑∑ −− − = 2222 YYNXXN YXXYN rxy Keterangan : rxy = koefisien korelasi N = jumlah subyek atau responden X = skor butir Y = skor total ∑X 2 = jumlah kuadrat nilai X ∑Y 2 = jumlah kuadrat nilai Y Kemudian hasil rxy hitung dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%. Jika rxy hitung > r tabel dikatakan valid dan jika rxy hitung < r tabel instrumen dikatakan tidak valid. (Arikunto, 1997:145). 2. Reliabilitas
  • 59. 44 Reliabilitas adalah menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat tersebut sudah baik. (Arikunto, 1997:213). Instrumen yang baik akan bersifat mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabilitas akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Alat pengumpul data dikatakan reliabel jika alat tersebut mempunyai ketetapan untuk konsisten, artinya alat itu jika dikenakan pada waktu yang sama dan waktu yang berlainan, maka hasilnya relatif sama atau tetap. Reabilitas dihitung dengan dengan korelasi KR- 21 dengan rumus: ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ∑− ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = 2 2 11 s Pqs 1k k r Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan VT = Varian Total P = Banyaknya Subjek a. Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui sejauhmana soal itu dapat dikerjakan oleh siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai
  • 60. 45 semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkaunya. Besarnya tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus: JS B P = Keterangan : P = Tingkat kesukaran B = Jumlah siswa yang menajawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes Tabel 4. Kriteria indeks Kesukaran Soal Interval IK Kriteria IK = 00,00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00 Terlalu Sukar Sukar Sedang Mudah Terlalu Mudah Contoh perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 3. b. Daya Beda Daya beda kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (mempunyai kemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan bodoh (kemampuan rendah). D = JA BA - JB BB Keterangan:
  • 61. 46 D = Daya pembeda soal BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas BB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok bawah JA = Banyaknya siswa pada kelompok atas JB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah Tabel 5. Kriteria Daya Beda Interval IK Kriteria DP ≤ 0,00 0,00 < DP ≤ 0,20 0,20 < DP ≤ 0,40 0,40 < DP ≤ 0,70 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik Perhitungan daya beda dapat dilihat pada lampiran 4 F. Teknik Analisis Data Pemahaman sikap nasionalisme sebelum dan sesudah dengan pembelajaran berdasarkan masalah dapat dianalisis dengan teknik analisis presentase dengan rumus sebagai berikut: Keterangan:
  • 62. 47 % = Presentasi dari suatu nilai n = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai G. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui data diolah berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Jika data berdistribusi normal digunakan statistik parametik dan jika tidak berdistribusi normal digunakan statistik non parametik dengan menggunakan rumus chi kuadrat ( ) πχ ∑= − = K i i ii E EO 1 2 2 Keterangan : 2 χ = Chi kuadrat ∑= k k 1 = Rata-rata sebelum dan sesudah iO = Hasil pengamatan iE = Hasil yang harapkan Hipotesis adalah Ho diterima jika 2 χ < 2 χ . H. Uji t
  • 63. 48 Uji t digunakan untuk mengetahui adakah kenaikan yang signifikan sikap nasionalisme setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah, adapun rumus uji b n S B t B = Keterangan: B = selisih skor sebelum dan sesudah tindakan SB = standar deviasi n = subjek yang diteliti Uji t jika t hitung > t tabel dengan dk = n – 1 dapat disimpulkan ada peningkatan pemahaman sikap nasionalisme. Sedangkan jika t hitung < t tabel dengan dk = n – 1 dapat disimpulkan ada tidak peningkatan sikap nasionalisme.
  • 64. 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SD Negeri Sekaran I berkolasi di kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung Pati Semarang, untuk lebih mengetahui gambaran tentang kolasi peneletian dapat dilihat pada lampiran . Tabel Jumlah siswa SD Negeri Sekaran I Gunung Pati Semarang tahun 2006/2007 Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah I 35 21 56 II 22 26 48 III 24 26 50 IV 19 24 43 V 21 24 45 VI 17 21 38 Jumlah 138 142 280 Tabel Keadaan guru/Karyawan dan siswa SD Negeri Sekaran I Gunung Pati Semarang tahun 2006/2007 No Jabatan 1. Isman .S.Pd 2. Sudarmo 3. Teguh Budiwati 4. Kuat. A.Ma 5. Nafiah A.Ma 6. Ngatini 7. Mokhamad S.Pd 8. Siti Khadijah 9. Supatmi A.Ma 10. Sona Alfiyani Kepsek Guru Kelas V Guru Kelas III Guru Penjaskes Guru Pendidikan Agama Islam Guru Kelas I Guru Kelas IV Guru Kelas VI Guru Kelas II Guru Bahasa Inggris ss
  • 65. 50 B. Hasil Penelitian 1. Hasil analisis instrumen ujicoba Instrumen penelitian yang verupa angket dan tes untuk memperoleh data terleih dahulu diadakan uji coba pada siswa kelas V SD Negeri Sekaran II sejumlah 12 siswa, karena siswa kelas V SD tersebut mempunyai karateristik belajar yang hampir sama dengan kelas V SD Negeri Sekaran I yang merupakan sampel penelitian. Uji coba instrumen ini dilakukan di luar sampel agar tidak mengetahui bentuk instrumen yang akan digunakan sebelum diperoleh instrumen yang baik. Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui apakah intrumen penelitian itu layak digunakan atau tidak. Hasil analisis tes dan angket pemahaman sikap nasionalisme. a.) Validitas Hasil analisis validitas angket pemahaman sikap nasionalisme dari 20 soal diketahui valid yaitu angket nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Dalam penelitian dengan rxy terrendah =0,590 dengan nilai rtabel= 0,576 sedangkan nilai pada product momet dengan n= 12 dan =α 5% diperoleh rtabel = 0,576. Jika nilai product moment tersebut dibandingkan dengan rtabel mak menunjunkan rxy terendah >rtabel maka sesuai dengan kriteria penerimaan butir valid, sehingga dapat dilakatakan bahwa kedua puluh tersebut valid.Hasil uji coba angket pemhaman sikap nasionalisme dapat dilihat pada lampiran.... . Analis validitas angket pemahaman sikap nasionalisme sebagai contoh perhitungan nomor 1 dengan n= 12 dan =α 5% dengan rxy =0,781 maka diperoleh rtabel=
  • 66. 51 0,576. Karena rxy > rtabel maka soal nomor 1 valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Uji coba validitas soal materi pergerakan nasional dari 20 soal diketahui soal yang valid berjumlah 17 soal yaitu 1, 2, 3,4,5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15,16,17,18,19,20. Perhitungan ini dapat diperlihatkan nilai rxy terrendah=0,583 dengan rtabel= 0,576. Jika nilai rxy terrendah tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel maka menunjukan rxy > rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa 17 soal tersebut valid. Untuk soal uji coba materi sejarah pergerakan nasional yang tidak valid terdapat pada nomor 4,9,12 yang diperlihatkan dengan nilai rxy masing- masing -0.047 -0.1666 dan0045 lebih kecil dari pada rtabel . Maka dapat disimpulkan rxy < rtabel soal tersebut tidak valid. Hasil analisi uji coba soal dapat dilihat pada lampiran . b.) Reliabilitas Hasil reliabilitas angket pemahaman sikap nasionalisme siswa dapat diketahui bahwa angket reliabel, hal ini dapat diperlihatkan dengan nilia r11=0.941 dengan nilai n= 12 dan =α 5% diperoleh rtabel= 0.567. Jika dibandingkan dengan nilai r11 tersebut dibandingkan dengan rtabel, maka r11> rtabel . Sesuai dengan penerimaan reliabilitas maka angket pemahaman sikap nasionalisme dikatakan reliabel. Perhitungan angket pemahaman sikap nasionalisme dapat dilihat pada lampiran . c.) Tingkat Kesukaran 00000000000000000
  • 67. 52 d.) Daya Pembeda 0000000000000000 2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah Diuraikan tentang proses secara deatail disertai foto oke happy 3. Hasil Penelitian a. Sikap Nasionalisme Angket digunakan untuk mengetahui sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I digunakan teknik analisa data deskriptif dimana masing- masinh sub variabel diklasifikasikan menjadi sub variabel yang bersifat kuaitatif. Sub variabel terdiri dari indikator. Data hasil penelitian yang dilakukan kepada 40 responden diperoleh data skor nasionalisme siswa Indikator sikap nasionalisme Sebelum Sesudah Rata-rata Kriteria Rata-rata Kriteria Rela berkorban 75 Tinggi Tinggi Mengutamakan persatuan 76 Tinggi Tinggi Meghormati pahlawan Indonesia 75 Tinggi Tinggi 1) Rela Berkorban Interval Kriteria Sebelum Sesudah Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 85-100 Sangat tinggi 11 24.4 24.4 69-84 Tinggi 25 55.6 55.6 53-68 Cukup 9 20.0 20.0 37-52 Rendah 0 0.0 0.0 20-36 Sangat rendah 0 0.0 0.0 Jumlah 45 100 45 100
  • 68. 53 Diuaraiakn tentang angket. Memperjelas data urian variabel rela berkorban dapat dilihat pada table berikut: Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 77,90% Tinggi Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator rela berkjorban sebagai berikut : 100 45 3505 X = 77,90 % Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai rela berkorban dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 11 siswa, dengan presentase 24,4 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 25 siswa dengan presntase 55,6 %, dan 9 siswa tergolong cukup dengan presestase 20 %. 2. Mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 77,44% Tinggi Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator rela berkjorban sebagai berikut : Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai persatuan dan kesatuan dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 9 siswa, dengan presentase 20 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 16 siswa dengan presntase 35,5 %, dan 17 siswa tergolong cukup dengan presestase 37,8 %.
  • 69. 54 3. Menghormati pahlawan Indonesia Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 66,40% Tinggi Perhitungan data tersebut dapat dianalisis indikator menghormati pahlawan Indonesia x 45 2988 %100 = 66,40 % ` Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai menghormati pahlawan Indonesia dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 2 siswa, dengan presentase 4,4 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 14 siswa dengan presntase 31,1 %, dan 21 siswa tergolong cukup dengan presestase 46,7 %, dan yang tergolong rendah 7 siswa dengan presentase 15,6 %, yang tergolong sangat rendah dengan presentase 2,2 %. 4.Memiliki kesadaran sejarah Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 71,82% Tinggi Perhitungan data tersebut dapat dianalisis memiliki kesadarn sejarah : x 45 3232 100 % = 71,82 % ` Jawaban yang dikemuakan siswa mengenai menghormati pahlawan Indonesia dari 45 siswa yang tergolong sangat tinggi 2 siswa, dengan presentase 4,4 %, dari 45 siswa yang tergolong tinggi 14 siswa dengan presntase 31,1 %, dan 21 siswa tergolong cukup dengan presestase 46,7 %, dan yang tergolong rendah 7
  • 70. 55 siswa dengan presentase 15,6 %, yang tergolong sangat rendah dengan presentase 2,2 %. b. Tes Pemahaman materi pergerakan nasional yang dilihat pada pretasi be;ajar siswa yang diujikan kepad 45 siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang. Hasil pemahaman materi sejarah pergerakan nasional dapat digunakan rumus : X n x∑ 4,59 45 2575 = c). Hasil Penelitian Sesudah Pembelajaran dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah Hasil penelitian sesudah pembelajaran juga digunakan mengetahui prestasi belajar dengan pembelajaran berdasarkan masalah dan sikap nasionalisme siswa, pengembilan data dilakukan menggunakan angket, tes. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: a). Hasil angket Anget yang diberikan kepada siswa, merupakan angket yang sama sebelum proses pembelajaran. Hasil jawaban angket siswa sesudah melaksankan proses pembelajaran dengan pembelajaran berdasarkan masalah. 1. Rela berkorban
  • 71. 56 Menjelaskan subvariabel rela berkorban dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 89,46% Sangat Tinggi Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator rela berkorban %46,89%100 25 4025 =X Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap rela berkorban pada 45 siswa, 36 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 80% dan 9 siswa yang tergolong tinggi dengan presetase 20%. 2. Mengutamakan persatuan dan kesatuan Menjelaskan subvariabel mengutamakan persatuan dan kesatuan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 85 % Sangat Tinggi Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator Mengutamakan persatuan dan kesatuan %85%100 45 3825 =X Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap mengutamakan persatuan dan kesatuan pada 45 siswa, 29 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 64,4 % dan siswa yang tergolong 16 tinggi dengan presetase 35,6%.
  • 72. 57 3. Menghormati Pahlawan Indonesia Menjelaskan subvariabel menghortamati pahlawan indonesia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 88,8 % Sangat Tinggi Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator menghormati pahlawan indonesia 18,88%100 45 3968 =X Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap menghormati pahlawan indonesia 45 siswa, 27 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 60 % dan siswa yang tergolong 18 tinggi dengan presetase 20%. 4. Memiliki kesadaran nasional Menjelaskan subvariabel memiliki kesadaran nasional dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Responden %( Presentase ) Kriteria 45 siswa 87, 64 % Sangat Tinggi Perhitungan tersebut dapat dianalisis indikator memiliki kesadaran nasional %64,87100 45 3944 =x
  • 73. 58 Jawaban yang dikemukakan siswa tentang sikap menghormati pahlawan indonesia 45 siswa, 27 siswa termasuk sangat tinggi dengan presentase 60 % dan siswa yang tergolong 18 tinggi dengan presetase 20%. Uji Hipotesis d). Peningkatan pemahaman sikap nasionalisme Peningkatan Pemahaman Sikap Nasionalisme siswa SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang berdasarkan data angket pemahaman sikap mengenai sikap nasionalisme termasuk diantaranya rela berkorban, mengutamakan persatuan dan kesatuan, menghormati pahlawan indonesia, memiliki kedasaran sejarah. Uji t hasil selengkapnya disajikan pada tabel Tabel Uji t Peningkatan prstasi belajar Sumber Variasi Nilai t T(0,95) 44 Jumlah n B Standar Deviasi 960,3 45 21,38 13,15 10,89 1,68 Berdasarkan tabel bahwa t hitung > t tabel (0,95) 44 dengan demikian dapat diketahui bahwa ada prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan masalah hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran ... d). Peningkatan prestasi belajar
  • 74. 59 Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang berdasarkan data pemahaman materi pergerakan nasional.Uji t hasil selengkapnya disajikan pada tabel Tabel Uji t Peningkatan sikap nasionalisme Sumber Variasi Nilai t T(0,95) 44 Jumlah n B Standar Deviasi 712 45 15,82 7,30 14,54 1,68 Berdasarkan tabel bahwa t hitung > t tabel (0,95) 44 dengan demikian dapat diketahui bahwa ada peningkatan sikap nasionalisme setelah mengukuti pembelajaran d). Uji Normalitas 1. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sebelum menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah : x2 hitung = 4,6276 x2 tabel = 7,81 x2 hitung < x2 tabel yaitu 4.6276 < 7,81 karena x2 berada dalam daerah penerimaan HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada lampiran .
  • 75. 60 2. Uji normalitas pemahaman sikap nasionalisme sesudah menggunkan metode pembelajaran berdasarkan masalah : x2 hitung = 5,4394 x2 tabel = 7,81 x2 hitung < x2 tabel yaitu5,4394< 7,81 karena x2 berada dalam daerah penerimaan HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada lampiran . 3.Uji normalitas materi pergerakan nasional sebelum menggunakan metode pembelajaran berdasarkan masalah x2 hitung = 6,4394 x2 tabel = 7,81 x2 hitung < x2 tabel yaitu6,4394< 7,81 karena x2 berada dalam daerah penerimaan HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada lampiran . 4.Uji normalitas materi pergerakan nasional sesudah menggunakan metode pembelajaran berdasarkan masalah x2 hitung = 2,0814 x2 tabel = 7,81 x2 hitung < x2 tabel yaitu2,0814< 7,81 karena x2 berada dalam daerah penerimaan HO maka distribusi data tidak berbeda dengan distribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada lampiran .
  • 77. 61 BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Dari hasil penelitian rata-rata preastasi belajar adalah 59,44 dan sesudahnya 80,78. Angka tersebut menunjukan bahwa terjadi pengguasaan materi sejarah pergerakan nasional yang tinggi. 2. Pemahaman Sikap nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Sekaran I Gunungpati Semarang tahun pelajaran 2006/2007 pada materi sejarah pergerakan nasional dengan menggunakan metode pembelajaran berdasarkan masalah terdapat kenaikan yang signifikan pemahaman sikap nasionalisme sebelum 71,34 dan sesudahnya 87,65 ada peningkatan 15,82 disebabkan karena pembelajaran berdasarkan memiliki ciri utama yaitu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disilpin ilmu, penyelidikan autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. B. Saran 1. Proses belajar mengajar sejarah hendaknya menggunakan metode pembelajaran berdasarkan masalah karena dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi sejarah
  • 78. 63 2. Siswa dapat mempraktekan sikap pemahaman nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari seperti disiplin dalam memanfaatkan waktu,menghargai jasa para pahlawan. 3. Guru dapat memvariasikan metode ceramah dengan metode pembelajaran berdasarkan masalah.
  • 79. 61 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad.1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung Angkasa. Ali, Muhammad.1977.Guru dalam proses belajar dan mengajar.Bandung: Sinar Baru Arikunto, Suharsimi.1997..Prosedur Penelitian suatu Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. ------------------------.2002. Dasar-dasar Penelitian suatu Praktek. Jakarta : Bumi Aksara. Abdulgani Ruslan.1963.Pengantar Sejarah sebagai Ilmu.IKIP.Bandung. Apik Budi Santoso.2006.Pembelajaran Kontekstual disajikan dalam Seminar Jurusan Sejarah; Semarang, 19 Juli 2006. Budi Utomo Cahyo 1995. Dinamika Pergerakan Nasional Indonesia. Semarang.UNNES Press. Djoyomartono.1998.Penelitian Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta Darsono, Max.2002. Belajar dan Pembelajaran.UNNES:UNNES Press Ensiklopedi Nasional Indonesia.1999. PT.Delta Pamungkas. Hans Khons. 1976. Nasionlisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Balai Pustaka. Ibrahim Muslim & M. Pengajaran berdasarkan Masalah.UNNESA:Surabaya Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Depdikbud. Jakarta: Balai Pustaka. Latuheru, John .D.1988.Pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar masa kini.`Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Mulyaharjo Redja.1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Grafindo Perkasa. Rachman Maman.2004. Konsep dan Analisa Statistik. Semarang.UNNES Press. Sahertian, P.A. 2002.Konsep dasar dan tehnik supervisi dalam rangka pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta
  • 80. 65 Standar Kompentensi Mata Pelajaran Sekolah Dasar dan MI 2004.Depdikbud: UNNES Press. Suryosubroto,B.2002. Proses belajar dan mengajar di sekolah.Jakarta:Rineka Cipta Saidiharjo.2004.Cakrawala IPS.Untuk SD dan MI.Surakarta.Jatra Grafika. Sri Warni.2003.korelasi antara prestasi belajar sejarah dengan sikap nasionalisme pada pokok bahasan zaman pergerakan nasional di kelas V SD N Kembang Arum Kab. Demak tahun ajaran 2002/2003. Slameto.1998 .Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Soewarso.2002. Cara-cara Penyampian Sejarah untuk Membangkitkan Minat Peserta didik Dirjen Dikti: Jakarta. Soegito.A.T.2006.Pendidikan Pancasila.UNNES:UNNES Press Sudjana,2002. Metode Statistika.Tarsito:Bandung. Sugito Sukewi.1994.Perencanaan Pembelajaran .Semarang: IKIP Semarang Surya Moh& Moh.Amin.1980. Pengajaran Remidial.Depdikbud:Jakarta. Usman, Moh Uzer.2001.Menjadi Guru Yang Profesional.Rosda Karya:Bandung Widya.I.Gedhe.1989.Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Dirjen Dikti: Jakarta. www.Goegle.Nasionalisme
  • 81. 66
  • 82. 65 Lampiran 1. ANGKET PEMAHAMAN SIKAP NASIONALISME SD NEGERI SEKARAN I GUNUNGPATI SEMARANG 1. Apabila terjadi bencana Tsunami di Aceh, gempa di Yogyakarta saya akan membantu dengan mengumpulkan uang,pakian, yang layak…………… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 2. Apakah saya lebih suka menonton wayang daripada kartun Jepang…… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 3. Budi Utomo mempelopori lahirnya organisasi oleh karena itu, tanggal lahirnya di peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional……… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 4. Peran saya (pelajar) dalam mengisi kemerdekaan dengan belajar sungguh- sungguh……. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 5. Saya bangga dengan perjuangan pahlawan Indonesia…….. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 6. R.A.Kartini mempelopori gerakan wanita di Indonesia, maka beliau di kenal dengan pahlawan emansipasi wanita………… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
  • 83. 66 b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 7. Pergerakan Nasional di pelopori oleh para pelajar untuk mengisi kemerdekaan dengan belajar, berusaha dan berdoa…….. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 8. Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI saya memilih memperingati upacara hari kemerdekaan di sekolah, dari pada menonton panjat pinang yang diselenggarakan oleh RT……… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 9. Golongan terpelejar seperti Ciptomangunkusumo, Suryadi Suryaningrat, KI.Hajardewantoro tampil mempelopori pergerakan nasional yang disebut dengan tiga serangkai………………… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 10. Di sekolah terdapat peraturan bagi siswa maka saya wajib untuk mentaati a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 11. Pada waktu tidak mendapat giliran piket, saya membantu teman yang mendapat giliran, karena tidak ada yang membantu……. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 12. Pada waktu di kampung ada peringatan HUT RI ke-62, makan saya akan berpartisipasi aktif………
  • 84. 67 a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 13. Apabila saya di pilih menjadi petugas uapcara hari senin maka saya akan berangkat lebih awal…….. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 14. Karena jasanya dalam bidang pendidikan maka lahirnya KI.Hajardewantoro di peringati sebagai hari pendidikan nasional a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 15. Pada waktu di pilih untuk mewaliki sebagai wakil kelas untuk lomba melukis saya akan menggambar Tajmahal……. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 16. M.Hatta di pilih sebagai ketua PNI Baru karena beliau giat memberikan penguluhan tentang koperasi, maka beliau di angkat sebagai bapak koperasi…. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 17. Saya sebagai siswa Sekolah Dasar untuk mengetahui sejarah bangsa Indonesia maka harus belajar dengan rajin…… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 18. Hari Kebangkitan Nasional di peringati setiap tanggal 20 Mei…….. a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju
  • 85. 68 b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 19. Saya lebih suka berdarmawisata ke museum dari pada ke Taman Mini…… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu 20. Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa……… a. Sangat Setuju d. Tidak Setuju b. Setuju e. Sangat tidak Setuju c. Ragu-ragu Lampiran DAFTAR RESPONDEN NO NAMA L/P 1 AGUNG SUSILO L 2 WARSITO L
  • 86. 69 Lampiran 20 PROFILE SEKOLAH NO SEKOLAH IDENTITAS SEKOLAH 1 NAMA SEKOLAH SD NEGERI SEKARAN I 3 AHMAD SEPTIAN L 4 YONGKI LILIK L 5 WAHYU NUGROHO L 6 ANGGA WIJANARKO L 7 KASTUN P 8 LILIS SETYAWATI P 9 PURWANTO L 10 RESA REISA P 11 RISMA WIDAYANTI P 12 SEPTI FITRI EKA P 13 ELSA AYU SANTIKA P 14 KHOIRUL ANAS P 15 LISA NURJANAH P 16 SUCITRA INDAH SARI P 17 ERYTRINA SEKAR RANI P 18 GIGIH RESA PRASETYO L 19 IRNA NUR APITASARI P 20 FENI AFLIANTO P 21 SITI MUNANDIROH P 22 YUSRINA IMAN P 23 RIKA NURJANTI P 24 ROEKY LEONARDO L 25 ROBY EKA FALDI L 26 SEPTIANA TUTUARIMA P 27 FRISKA AYU DIAH P 28 ITA NUR LAILATUS SHIFA P 29 DYAH AJI SAPUTRI P 30 DWI SETYANINGSIH P 31 WAHYU MUSTIKA DEWI P 32 INDAH PUJI S P 33 VIGIH VIDIANTO L 34 FAJAR NANANG M L 35 ERLINA HARYONO P 36 RISKA KURNIA D P 37 HENDRA HABI W L 38 YULIANA INDAH P 39 RIZAH PRIHARTONO L 40 M. HILAL F L 41 SEPTIAN ALDY L 42 ERIKA FIRTIANI P 43 ERNI SUSANTI P 44 RIO SEBASTIAN L 45 SETIA ADI WICAKSONO L
  • 87. 70 2 N.I.S 100280 3 N.S.S 1010363030 4 PROPINSI JAWA TENGAH 5 OTONOMI KOTA SEMARANG 6 KECAMATAN GUNUNGPATI 7 DESA/KELURAHAN SEKARAN 8 Jln.& NOMOR URUT Jln. Raya Sekaran 9 KODE POS 50229 10 TELEPON 024 (8508281) 11 STATUS NEGERI 12 LUAS BANGUNAN 2.150 m 13 KELOMPOK SEKOLAH INTI 14 TAHUN BERDIRI 1928 15 KEGIATAN BELAJAR PAGI 16 BANGUNAN SEKOLAH SENDIRI 17 TERLETAK PADA LINTASAN DESA, KECAMATAN, KOTA PROPINSI 18 ORGANISASI PENYELENGGARA PEMERINTAH Lampiran 2 Kelompok 1 Agung Susilo Wahyu Nugroho Warsito Angga Wijanarko
  • 88. 71 Ahmad Septian Kastun Yongki Lilik Lilis Seytawati Purwanto 1. Adakah hubungan antara tokoh pergerakan nasional dengan zaman kemerdekaan? Tokoh-tokoh pergerakan nasional merupakan salah satu pendorong bagi kemerdekaan Indonesia sehingga dapat menjadi semangat bagi rakyat Indonesia . 2. Mengapa zaman kemerdekaan banyak didukung oleh para bangsawan,para priyari, dan para pelajar/ Karena para pahlawan dan kaum terpelajar dapat memperoleh pendidikan di luar negeri sehingga dapat menjadi perbendingan adanya pergerakan dinegara lain. 3. Bagaiman peran wanita pada zaman sekarang? Bagaimana kamu menyingkapi emansipasi wanita sekarang? Peran wanita pada zaman sekarang dapat dilihat dari banyaknya perempuan- perempuan yang berusaha untuk lebih maju dari kaum lelaki mereka dapat sama-sama duduk dalam pekerjaan yang sama. 4. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menghargai jasa para pahlawan? Yang saya lakukan adalah dengan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mengisi kemerdekaan dengan tidak lupa berdoa, berkerja ,dan berusaha. 5. Apa perbedaan organisasi pada zaman pergerakan dengan organisasi setelah kemedekaan ? Zaman Pergerakan Lebih tertutup karena lebih bersifat kedaerahan Tergantung kepada pemimpin apabila pemimpin wafat maka perjuangan berhenti Menggunakan kekuatan senjata Zaman setelah kemerdekaan