SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
MAKALAH
PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU
MENYIMPANG ANAK DAN SOLUSINYA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Disusun oleh :
Noor Fitriani Jayanti
K7111139
III B
PROGRAM S1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas
dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Anak perlu dikondisikan agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di
masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian
baik.
Keluarga adalah lingkungan yang pertama (primary group) dan utama
dikenal oleh anak. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat ini telah
mempengaruhi perkembangan individu anggota-anggotanya, termasuk sang anak.
Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai bentuk
kepribadiannya, tempat dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia
sosial dalam hubungan interaksi dengan masyarakat. Oleh karena itu tidaklah
dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya
terbatas sebagai penerus keturunan saja. Mengingat banyak hal-hal mengenai
kepribadian seseorang yang dapat dirunut dari keluarga (Mardiya, 2000 : 10).
Anak belajar cara berinteraksi dengan orang lain dengan mencontoh,
berbagi dan menjadi teman baik. Mereka juga mempelajari sikap, nilai, prefensi
pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh, termasuk cara
mengenali dan menangani emosi mereka. Anak belajar banyak dari perilaku
mereka dengan mengamati dan meniru perilaku orang-orang disekitar mereka.
Di dalam keluarga terdapat peran ayah dan ibu, dari bimbingan orang tua
inilah seorang anak belajar untuk berinteraksi berdasarkan empati dan belajar
bekerja sama dengan orang lain. Orang tua sangat berperan dalam membimbing
anak untuk melakukan perannya sebagaimana mestinya. Dengan kata lain dalam
keluarga anak belajar memegang peranannya sebagai makhluk sosial yang
memiliki aturan dan kemampuan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain.
Apa yang dialami melalui interaksi sosial dalam keluarganya yang
dibentuk oleh pola asuh orang tua turut menentukan tingkah lakunya terhadap
orang lain dalam pergaulan sosial di luar keluarga, yaitu di lingkungan masyarakat
luas. Di sini kita melihat bahwa keluarga mempengaruhi seorang anak dalam
menjalankan perannya sebagai makhluk sosial (dalam bersosialisasi).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan pentingnya keluarga ?
2. Bagaimana peran orang tua dan pola asuh orang tua terhadap anak
dalam keluarga ?
3. Apa saja solusi untuk anak yang berperilaku menyimpang karena
pola asuh orang tua ?
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu pengaruh peran orang tua dan
pola asuh dalam keluarga terhadap perilaku menyimpang anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan pentingnya keluarga
Dalam perkembangan hidupnya, manusia di pengaruhi oleh hal-hal yang
berasal dari dirinya sendiri (internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri
pribadinya (eksternal). Istilah lingkungan psikologi sosial menunjukkan
hubungan antara aspek pribadi dan aspek sosial. Lingkungan budaya secara
sosiologis merupakan hasil lingkungan sosial, karena jika di lihat dari sudut
sosiologis kebudayaan merupakan hasil pergaulan hidup dalam wadah-wadah
yang sering di sebut kelompok sosial atau masyarakat.
Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-
masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan
tanggung jawab orang tuanya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah
sebagai berikut :
a) Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat
kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi
seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan
hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya.
b) Untuk mencapai perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih
sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tuanya. Tanpa
sentuhan manusiawi itu anak akan merasa terancam dan penuh rasa takut.
c) Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam
keluargalah dia mengalami pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia
dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan
dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui
pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga.
Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan menjadi suatu
realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya
sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya.
d) Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang
satu dengan lainnya. Hubungan itu tidak tergantikan Arti seorang ibu tidak dapat
dengan tiba-tiba digantikan dengan orang lain.
e) Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali,
mempelajari dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma
dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai dengan martabat
kemanusiaannya dalam penyempumaan diri.
f) Pengenalan didalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk
mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik. Hubungan diluar keluarga
dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga.
g) Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup
bermasyarakat dan bernegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban
dan tanggung jawabnya sehingga keluarga menjadi tempat pembentukan otonom
diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus
godaan.
h) Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban
masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional,
mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya.
i) Dalarn keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas,
cinta kasih, pengertian, rasa hormat menghormati clan rasa merniliki.
j) Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi,
menyalurkan kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada
keluarga akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam
pergaulan diluar keluarganya. Bila interksi sosial didalarn kelompok karena
beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan
masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar.
B. Peran orang tua dan berbagai pola asuh terhadap anak dalam keluarga
I. Peran orang tua (ayah dan ibu) dalam keluarga
Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatkan bahwa anak
adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betulbetul unik. Mereka
belum banyak memiliki sejarah masa lal. Pengalaman mereka sangat terbatas.
Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih
banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan
dengan hak-hak anak, menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab
orang tua antara lain :
1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2. Memelihara kesehatan anak.
3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak.
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga
pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai
dengan usia anak.
Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini
untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter
diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam
tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar
menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah
berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali-
nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri
dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain.
Bapak ibu sebagai orang tua anak, adalah contph keteladanan dan
perilaku bagi anak. Oleh karena itu orang tua harus berperilaku baik, saling asih,
asah dan asuh. Ibu yang secara emosional dan kejiwaan lebih dekat dengan
anaknya harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya baik dalam
bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Peran ibu dalam pembentukan karakter
ini demikian besar, sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa “Wanita adalah
tiang negara. Manakala wanitanya baik maka baiklah negara. Manakala wanitanya
rusak, maka rusaklah negara”.
Sementara itu sang bapak sebagai kepala keluarga juga harus mampu
menajdi teladan yang baik. Karena ayah yang terlibat hubungan dengan anaknya
sejak awal akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, kemampuan,
menolong diri sendiri, bahkan meningkatkan kemampuan yang lebih baik dari
anak lain. Kedekatan dengan ayah tentunya juga akan mempengaruhi
pembentukan karakter anak.
Begitu besarnya peran orang tua dalam pembentukan karakter dan
tumbuh kembang anak, sudah sewajarnya apabila orang tua perlu menerapkan
pola asuh yang seimbang (authoritative) pada anak, bukan pola asuh yang otoriter
atau serba membolehkan (permissive).
Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang
tuanya. Melalui lingkungan inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola
pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan kelurga inilah anak
mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua biasanya mencurahkan perhatiannya
untuk mendidik anak, agar anak tersebut meperoleh dasar-dasar pergaulan hidup
yang benar dan baik, melalui penanaman I siplin dan kebebasan serta
penyerasiannya.
Pada saat ini orang tua dan anggota keluarga lainnya melakukan
sosialisasi melalui kasih sayang, atas dasar kasih sayang itu didik untuk mengenal
nilai-nilai tertentu, seperti nilai ketertiban, nilai ketentraman dan nilai yang
lainnya. Keluarga juga merupakan pelaksana pengawasan sosial yang penting.
Banyak norma-norma kelompok yang di pelajari dalam keluarga dan dengan
demikian merupakan pembatas tingkah laku yang sesuai.
Kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dan kontrol kelembagaan yan
mengatur peradilan, perkawinan, peranan-peranan pribadi maupun umum dari
suami dan istri merupakan pelajaran yang luas di dalam keluarga. Motivasi dan
keberhasilan studi salah satunya di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, apakah
orang tua terlalu mementingkan disiplin atau memberikan kebebasan dari pada di
siplin, ternyata keserasian atau keseimbangan keduanya sangat di perlukan.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu
dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi
tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam
mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai
tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam " Apakah
peranan masing-masing "
I. Peranan Ayah:
1. Sumber kekuasaan, dasar identifikasi.
2. Penghubung dengan dunia luar.
3. Pelindung terhadap ancaman dari luar.
4. Pendidik segi rasional.
II. Peranan Ibu :
1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang.
2. Tempat mencurahkan isi hati.
3. Pengatur kehidupan rumah tangga.
4. Pembimbing kehidupan rumah tangga.
5. Pendidik segi emosional.
6. Penyimpan tradisi.
II. Pola asuh orang tua terhadap anak
Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti terutama orang
tua dalam kehidupan anak selama tahun-tahun saat desas-desus kepribadian
diletakkan, dan pengaruh keluarga jauh lebih luas dibandingkan pengaruh
kepribadian lainnya, bahkan sekolahpun. Betapa besar pengaruh keluarga pada
perkembangan kepribadian anak telah dinyatakan oleh seorang penulis tak
bernama dengan cara berikut:
1. Bila seorang anak hidup dengan kecaman, dia belajar mengutuk
2. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahi
3. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut
4. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihi dirinya
5. Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabar
6. Bila dia hidup dalam kecemburuan, dia belajar merasa bersalah
7. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu
8. Bila dia hidup dipermalukan, dia belajar yakin akan dirinya
9. Bila dia hidup dengan pujian, dia belajar menghargai
10. Bila dia hidup dengan penerimaan, dia belajar menyukai dirinya
11. Bila dia memperoleh pengakuan, dia belajar mempunyai tujuan
12. Bila dia hidup dalam kebijakan, dia belajar menghargai keadilan
13. Bila dia hidup dalam kejujuran, dia belajar menghargai kebenaran
14. Bila dia hidup dalam suasana aman, dia belajar percaya akan dirinya dan
orang lain.
Pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian bergantung sampai
batas tertentu pada tipe anak. Misalnya, seorang anak yang sehat akan sangat
berbeda reaksinya terhadap perlindungan orang tua yang berlebihan dibandingkan
dengan seorang anak yang sakit dan lemah.
1. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja terhadap
Pembentukan kepribadian anak sikap, kebiasaan dan pola perilaku yang
dibentuk selama tahun-tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu-
individu berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah
tua. Kenyataan tersebut menyiratkan betapa pentingnya dasar-dasar yang
diberikan orang tua pada anaknya pada masa kanak-kanak. Karena dasar-dasar
inilah yang akan membentuk kepribadian yang dibawa sampai masa tua.
Tidak dapat dipungkiri kesempatan pertama bagi anak untuk mengenal
dunia sosialnya adalah dalam keluarga. Didalam keluarga untuk pertama kalinya
anak mengenal aturan tentang apa yang baik dan tidak baik. Oleh karena itu,
orang tua harus bisa memberikan pendidikan dasar yang baik kepada anak-
anaknya agar nantinya bisa berkembang dengan baik.
Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah berkurangnya
perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama bekerja. Hal
tersebut mengakibatkan terbatasnya interaksi orang tua dengan anaknya. Keadaan
ini biasanya terjadi pada keluarga-keluarga muda yang semuanya bekerja. Anak-
anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua karena
keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan anak
pada usia ini sangat mambutuhkan perhatian lebih dari orang tua terutama untuk
perkembangan kepribadian. Anak yang ditinggal orang tuanya dan hanya tinggal
dengan seorang pengasuh yang dibayar orang tua untuk menjaga dan mengasuh,
belum tentu anak mendapatkan pengasuhan yang baik sesuai perkembangannya
dari seorang pengasuh. Anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja
cenderung bersifat manja. Biasanya orang tua akan merasa bersalah terhadap anak
karena telah meninggalkan anak seharian. Sehingga orang tua akan menuruti
semua permintaan anak untuk menebus kesalahanya tersebut tanpa berfikir lebih
lanjut permintaan anak baik atau tidak untuk perkembangan kepribadiaan anak
selanjutnya. Kurangnya perhatiaan dari orang tua akan mengakibatkan anak
mencari perhatian dari luar, baik dilingkungan sekolah dengan teman sebaya
ataupun dengan orang tua pada saat mereka di rumah.
Anak suka mengganggu temannya ketika bermain, membuat keributan di
rumah dan melakukan hal-hal yang terkadang membuat kesal orang lain. Semua
perlakuan anak tersebut dilakukan hanya untuk menarik perhatian orang lain
karena kurangnya perhatian dari orangtua. Sedangkan orang tua yang tidak
bekerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan
rumah lainnya. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
orang tua. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri,
karena terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan
pangawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak bekerja sebaiknya
juga tidak terlalu over protektif. Sehingga anak mampu untuk bersikap mandiri.
2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Berpendidikan Tinggi dan Berpendidikan
Rendah terhadap Pembentukan Kepribadian Anak
Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang besar
terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai latar
belakang pendidikan yang tingi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan
setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Orang tua yang berpendidikan
tinggi umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak dan
bagaimana pengasuhan orang tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak
khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Orang tua yang
berpendidikan tinggi umumnya dapat mengajarkan sopan santun kepada orang
lain, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain. Berbeda dengan orang tua yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak
umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini
dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat
perkembangan anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak
pada saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka
sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola asuh
orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang kurang baik.
3. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Ekonomi Menengah Keatas
dan Menengah Kebawah
.Permasalahan ekonomi dalam keluarga merupakan masalah yang sering
dihadapi. Tanpa disadari bahwa permasalahan ekonomi dalam keluarga akan
berdampak pada anak. Orang tua terkadang melampiaskan kekesalan dalam
menghadapi permasalahan pada anak. Anak usia prasekolah yang belum mengerti
tentang masalah perekonomian dalam keluarga hanya akan menjadi korban dari
orang tua. Dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang tingkat
perekonomiannya menengah keatas dan orang tua yang tingkat perekonomiannya
menengah kebawah berbeda. Orang tua yang tingkat perekonominnya menengah
keatas dalam pengasuhannya biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun
yang diinginkan oleh anak akan dipenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak dapat
terpenuhi dengan kekayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuhan anak sebagian
besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih sayang orang tua
diwujudkan dalam materi atau pemenuhan kebutuhan anak.
Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, maka akan
membentuk suatu kepribadian yang manja, serba menilai sesuatu dengan materi
dan tidak menutup kemungkinan anak akan sombong dengan kekayaan yang
dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah darinya.
Sedangkan pada orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah kebawah
dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi kebutuhan anak
yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak yang
benar-benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tualah yang
dapat diberikan. Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah
terbiasa hidup dengan segala kekurangan yang dialami keluarga. Sehingga akan
terbentuk kepribadian anak yang mandiri, mampu menyelesaikan permasalahan
dan tidak mudah stres dalam menghadapi suatu permasalahan.dan anak dapat
menghargai usaha orang lain. Pada kenyataannya terdapat juga anak yang minder
dengan keadaan ekonomi orang tua yang kurang. Oleh karena itu, peran orang tua
dalam hal ini sangat penting. Orang tua harus menyeimbangkan dengan
pendidikan agama pada anak. Sehingga anak mampu mensyukuri segala yang
telah diberikan oleh sang Pencipta.
Pola asuh yang seimbang (authoritative) akan selalu menghargai
individualitas akan tetapi juga menekankan perlunya aturan dan pengaturan.
Mereka dangat percaya diri dalam melakukan pengasuhan tetapi meraka
sepenuhnya mengahrgai keputusan yang diambil anak, minat dan pendapat serta
perbedaan kepribadiannya. Orang tua dengan pola asuh model ini, penuh dengan
cinta kasih, mudah memerinci tetapi menuntut tingkah laku yang baik. Tegas
dalam menjaga aturan bersedia memberi hukuman ringan tetapi dalam situasi
hangat dan hubungan saling mendukung. Mereka menjelaskan semua tindakan
dan hukuman yang mereka lakukan dan minta pendapat anak.
Anak dari orang tua yang demikian akan merasa tenang dan nyaman.
Mereka akan menajdi paham kalau mereka disayangi tetapi sekaligus mengerti
terhadap apa yang diharapkan dari orang tua. Jadi anak sejak pra sekolah akan
menunjukkan sikap lebih mandiri, mampu mengontrol dirinya, biasa bersikap
tegas dan suka eksplorasi. Kondisi yeng demikian itu tidak akan didapatkan anak
bila orang tuanya menerapkan pola asuh otoriter atau permisif. Karena anak-anak
di bawah asuhan otoriter akan menjadi pendiam, Penakut dan tidak percaya pada
diri mereka sendiri. Sementara anak-anak yang diasuh dengan model permisif
akan menajdi anak yang tidak mengenal aturan dan norma serta tidak memiliki
rasa tanggung jawab.
Dengan berkaca pada kondisi saat ini, sudah saatnya orang tua sekarang
mengambil peran lebih untuk mengembangkan karakter dan memberi kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal agar anak menjadi manusia
berkualitas.
C. Solusi untuk perilaku menyimpang anak akibat orang tua
I. Berbagai perilaku menyimpang anak akibat pola asuh orang tua
Perilaku menyimpang dalam istilah psikologi sering disebut dengan Disruptive
Behavior, dan karena perilakunya negatif dan tidak normal maka termasuk dalam
gangguan perilaku, disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders.
Disruptive behavior ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang
ditampakkan anak dalam kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu
disekelilingnya. Respon yang sering muncul yaitu kemarahan, ketidaksabaran,
penolakan dan sebagainya.(Loeber, 1990). Menurut Halgin (1994) ada tiga
macam perilaku yang termasuk dalam disruptive behavior disorder yaitu :
1. a. Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
Gejala utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau tidak
adanya konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala
sesuatu yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti
dengan perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu,
anak biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering
mengganggu orang lain.
1. b. Conduct Disorder
Conduct disorder ini merupakan perilaku yang melatar belakangi seorang anak
memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau kriminalitas. Perilaku yang
ditampilkan dalam conduct disorder merupakan perilaku yang tidak menghargai
hak-hak orang lain, melanggar aturan, norma-norma yang berlaku atau pun
hukum. Conduct disorder biasanya muncul sebelum masa pubertas, diperkirakan
9% terjadi pada laki-laki dan 2% pada anak-anak perempuan. Conduct disorder
ini meliputi juga perilaku bermusuhan atau menyakiti orang lain.
1. c. Oppositional Defiant Disorder
Oppositional defiant disorder biasanya terjadi pada anak-anak usia 8-12 tahun,
dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan. Pada anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki pandangan
maupun perilaku negatif dan menyimpang, biasanya disertai dengan komplain-
komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan kemampuan berargumentasi
tentang apa pendapat dan apa yang dilakukannya. Reaksi-reaksi yang ditampilkan
pada saat masa remaja adalah reaksi negatif terhadap kemandirian. Kemungkinan
besar anak-anak atau remaja dengan gangguan tersebut akan mengalami juga
gangguan suasana perasaan (mood disorder) atau pun gangguan kepribadian
pasif-agresif.
II. Solusi untuk menangani perilaku menyimpang anak
Perilaku negatisvistik bisa berkembang lebih luas sampai pada kenakalan luar
biasa yang lebih tepat dikategorikan sebagai penyimpangan perilaku. Sebelum
perilaku ini berkembang pada diri anak sebaiknya dicegah sejak dini.
Tip umum untuk mengatasi perilaku negativistik anak.
• Jangan terlalu banyak menggunakan kata “tidak” atau “jangan” untuk
melarang anak. Sebaiknya pilih kata positif misal “cantik, kita main
dikamar mandi yuk sekalian mandi”. Padahal tujuannya melarang anak
yang lagi bermain air keran di garasi.
• Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang
diinginkannya, asal tidak berbahaya dan terus didampingi. Misal anak
ingin ikut menyiram tanaman. Sediakan gayung kecil dan ajari anak cara
menyim yang baik.
• Biasakan berdialog dengan anak sejak kecil. Misal si anak tidak mau
makan buah karena asem. Arahkan bagaimana seharusnya.
• Berikan pilihan terbatas pada anak. Misal anak tidak mau sekolah. Orang
tua bisa menggunakan kata” teteh mau mandi dulu atau sarapan dulu baru
berangkat sekolah”
• Hindari ancaman atau paksaan, karena efeknya anak akan semakin
menolak dan anak akan belajar bahwa sesuatu bisa diselesaikan dengan
paksaan dan ancaman bukan dengan dialog dan saling mendengarkan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak,
jadi dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk
yang sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan.
Di mata anak, orang tu (ayah ibu) adalah figur atau contoh yang akan
selalu ditiru oleh anak-anaknya. Oleh sebab itu, ayah ibu harus mampu memberi
contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta
mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dalam batasan yang wajar.
Dengan memainkan peranan yang benar dalam mendidik dan mengasuh
anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan yang tidak kalah
pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter tidak mudah larut
oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak yang berkepribadian baik sebagai
aset generasi penerus bangsa di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Anik Rahmani Yudhastawa.2005. “Pendampingan Nonton Televisi Sejak Balita”.
Kedaulatan Rakyat, 13 Mei 2005 hal. 10.
Gunarwan. 2005. “Tanamkan Nilai Moral Dalam Keluarga”. Kedaulatan Rakyat
11 Juli 2005.
Herini Sarminto, ES. 2004. “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Cara
Penilaiannya dalam Keluarga dari Segi Kesehatan”. Makalah seminar
Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini, 14 Agustus 2004 di JEC
Yogyakarta.
Hibana S. Rahman. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta : Penerbit Galah.
Mardiya. 2000. Kiat-kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera. Jakarta :
BKKBN Pusat.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungan
Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkunganPklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungan
Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungandeden98
 
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikalKonsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikalSunawan Sunawan
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidupMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidupSeptian Muna Barakati
 
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...weny maniez
 
Ppt ti dalam bk
Ppt ti dalam bkPpt ti dalam bk
Ppt ti dalam bkEkaRiyanto
 
PENDIDIKAN KARAKTER.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER.pptxPENDIDIKAN KARAKTER.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER.pptxHanaRosi1
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkunganaudi15Ar
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajarFaktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajarFAS DC
 
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptx
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptxKELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptx
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptxArief612407
 
Jenis-Jenis Sampah
Jenis-Jenis SampahJenis-Jenis Sampah
Jenis-Jenis Sampahdonanurmutia
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniDery Andrian Romadhon
 
Pengembangan media bk
Pengembangan media bkPengembangan media bk
Pengembangan media bkVaris Ical
 
Etika bergaul siap
Etika bergaul siapEtika bergaul siap
Etika bergaul siapbkupstegal
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakAnggiani Qodariah
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakAn Rachma
 
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Mitha Ye Es
 

Mais procurados (20)

Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungan
Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkunganPklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungan
Pklh x bab 1. peranan manusia dalam lingkungan
 
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikalKonsep dasar media dalam bimbingan klasikal
Konsep dasar media dalam bimbingan klasikal
 
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidupMakalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
Makalah upaya pemeliharaan lingkungan hidup
 
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
Perkembangan Sosial dan Emosi Anak Usia 7-11 Tahun (Psikologi Perkembangan)
 
Rpp kelas 5 tema 4 sub 1 pem 5
Rpp kelas 5 tema 4 sub 1 pem 5Rpp kelas 5 tema 4 sub 1 pem 5
Rpp kelas 5 tema 4 sub 1 pem 5
 
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
Perkembangan manusia pada masa anak usia 6 12 tinjauan dari aspek biologis,em...
 
Ppt ti dalam bk
Ppt ti dalam bkPpt ti dalam bk
Ppt ti dalam bk
 
PENDIDIKAN KARAKTER.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER.pptxPENDIDIKAN KARAKTER.pptx
PENDIDIKAN KARAKTER.pptx
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
 
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajarFaktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
 
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptx
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptxKELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptx
KELOMPOK 3 PENDIDIKAN SENI DI SD MODUL 4 - LINDA - DIANA - MURTIASIH.pptx
 
Jenis-Jenis Sampah
Jenis-Jenis SampahJenis-Jenis Sampah
Jenis-Jenis Sampah
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Kultur sekolah
Kultur sekolahKultur sekolah
Kultur sekolah
 
Pengembangan media bk
Pengembangan media bkPengembangan media bk
Pengembangan media bk
 
Etika bergaul siap
Etika bergaul siapEtika bergaul siap
Etika bergaul siap
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
 
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-KanakPermasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
Permasalahan Perkembangan pada Masa Kanak-Kanak
 
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
Pendekatan dalam bimbingan dan perkembangan anak usia dini
 

Destaque

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Muhammad Najamuddin Jeneponto
 
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...Operator Warnet Vast Raha
 
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)Gangguan perkembangan pada anak (nurul)
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)Satrio Lintang
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...Sii AQyuu
 
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...izar jk
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Andy Susanto
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Ruang Terang
 
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015Namin AB Ibnu Solihin
 
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"Namin AB Ibnu Solihin
 
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-Rayhan
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-RayhanMateri training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-Rayhan
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-RayhanNamin AB Ibnu Solihin
 
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua oke
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua okeMateri seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua oke
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua okeNamin AB Ibnu Solihin
 
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanContoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanMustofa Thovids
 
Proposal training dan Workshop motivator pendidikan com
Proposal training  dan Workshop motivator pendidikan comProposal training  dan Workshop motivator pendidikan com
Proposal training dan Workshop motivator pendidikan comNamin AB Ibnu Solihin
 

Destaque (15)

Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
Presentation1KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANGUN PRIBADI ANAK ...
 
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...
Pengaruh pola asuh orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pem...
 
Makalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk harianiMakalah permasalahan anak tk hariani
Makalah permasalahan anak tk hariani
 
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)Gangguan perkembangan pada anak (nurul)
Gangguan perkembangan pada anak (nurul)
 
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK REMAJA DI DESA ARANG LIMBUN...
 
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...
ANALISIS PERUBAHAN TINGKAHLAKU( Dampak Game Online Terhadap Perilaku Sosial R...
 
Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)Makalah perlindungan anak (traficing child)
Makalah perlindungan anak (traficing child)
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
 
Membuat konten kreatif di blog
Membuat konten kreatif di blogMembuat konten kreatif di blog
Membuat konten kreatif di blog
 
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015
Materi sharing blog sebagai bahan ajar di festival tik 2015
 
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"
Materi seminar SGI guru indonesia kualitas dunia "Tantangan Guru Menghadapi MEA"
 
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-Rayhan
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-RayhanMateri training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-Rayhan
Materi training menjadi guru kreatif & berakhlak di SDIT Ar-Rayhan
 
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua oke
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua okeMateri seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua oke
Materi seminar parenting komunikasi remaja dan orang tua oke
 
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanContoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
Contoh Presentasi Power Point Tentang Pendidikan
 
Proposal training dan Workshop motivator pendidikan com
Proposal training  dan Workshop motivator pendidikan comProposal training  dan Workshop motivator pendidikan com
Proposal training dan Workshop motivator pendidikan com
 

Semelhante a Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya

Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakDiana Tandjung
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asimentYing Yin
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanCNVIP
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanWarnet Raha
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5FENY DYAH
 

Semelhante a Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya (20)

Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Makalah Pendidikan karakter
Makalah Pendidikan karakterMakalah Pendidikan karakter
Makalah Pendidikan karakter
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Tugas sosiologi
Tugas sosiologiTugas sosiologi
Tugas sosiologi
 
Tugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasiTugas sosiologi sosialisasi
Tugas sosiologi sosialisasi
 
Modal asiment
Modal asimentModal asiment
Modal asiment
 
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikanKeluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
Keluarga dan sekolah sebagai lembaga pendidikan
 
Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikanLingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan
 
Asigment
AsigmentAsigment
Asigment
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Makalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikanMakalah lingkungan pendidikan
Makalah lingkungan pendidikan
 
Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5Ilmu pendidikan 5
Ilmu pendidikan 5
 

Mais de Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret

Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANBlog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret
 

Mais de Blog Malaikat Iblis di Bulan Maret (20)

RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
RPP kelas 5 Tema 2 sub 2 pemb 5
 
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
RPP kelas 2 Tema 2 sub2 pemb 4
 
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
Rpp kls1 tema2 sub1 pemb2
 
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulirRpp kelas 6 materi mengisi formulir
Rpp kelas 6 materi mengisi formulir
 
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
Rpp kls 4 tema1 sub3 pemb1
 
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
Rpp kelas 4 tema 2 subtema 1 pembelajaran 4
 
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifMakalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Makalah perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
PPT Makna Pancasila
PPT Makna PancasilaPPT Makna Pancasila
PPT Makna Pancasila
 
Makalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaranMakalah penentuan materi pelajaran
Makalah penentuan materi pelajaran
 
Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi PelajaranPenentuan Materi Pelajaran
Penentuan Materi Pelajaran
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn kelas empat 2013
 
PPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPSPPT BAB METODE IPS
PPT BAB METODE IPS
 
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan BelajarContoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
Contoh Komponen Sumber Belajar serta Kegiatan Belajar
 
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJARHAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
HAL-HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
 
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
Laporan pratikum identifikasi batuan, tata surya, keranjang takakura dan penc...
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran MatematikaRencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika
 
Contoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmentedContoh silabus model fragmented
Contoh silabus model fragmented
 
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANMAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
MAKALAH MENJELASKAN PENDEKATAN PAIKEM DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
 
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU PEMBELAJARAN TERPADU MENURUT FORGATY (PENGGALAN ...
 
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
RPP kelas 4 tema 2 subtema 2 pembelajaran 2
 

Makalah BK Peran OrangTua Terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Solusinya

  • 1. MAKALAH PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG ANAK DAN SOLUSINYA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Disusun oleh : Noor Fitriani Jayanti K7111139 III B PROGRAM S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Anak perlu dikondisikan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian baik. Keluarga adalah lingkungan yang pertama (primary group) dan utama dikenal oleh anak. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat ini telah mempengaruhi perkembangan individu anggota-anggotanya, termasuk sang anak. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai bentuk kepribadiannya, tempat dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan masyarakat. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan saja. Mengingat banyak hal-hal mengenai kepribadian seseorang yang dapat dirunut dari keluarga (Mardiya, 2000 : 10). Anak belajar cara berinteraksi dengan orang lain dengan mencontoh, berbagi dan menjadi teman baik. Mereka juga mempelajari sikap, nilai, prefensi pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh, termasuk cara mengenali dan menangani emosi mereka. Anak belajar banyak dari perilaku mereka dengan mengamati dan meniru perilaku orang-orang disekitar mereka. Di dalam keluarga terdapat peran ayah dan ibu, dari bimbingan orang tua inilah seorang anak belajar untuk berinteraksi berdasarkan empati dan belajar bekerja sama dengan orang lain. Orang tua sangat berperan dalam membimbing anak untuk melakukan perannya sebagaimana mestinya. Dengan kata lain dalam
  • 3. keluarga anak belajar memegang peranannya sebagai makhluk sosial yang memiliki aturan dan kemampuan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain. Apa yang dialami melalui interaksi sosial dalam keluarganya yang dibentuk oleh pola asuh orang tua turut menentukan tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan sosial di luar keluarga, yaitu di lingkungan masyarakat luas. Di sini kita melihat bahwa keluarga mempengaruhi seorang anak dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial (dalam bersosialisasi). B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan pentingnya keluarga ? 2. Bagaimana peran orang tua dan pola asuh orang tua terhadap anak dalam keluarga ? 3. Apa saja solusi untuk anak yang berperilaku menyimpang karena pola asuh orang tua ? C. Batasan Masalah Penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu pengaruh peran orang tua dan pola asuh dalam keluarga terhadap perilaku menyimpang anak.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan pentingnya keluarga Dalam perkembangan hidupnya, manusia di pengaruhi oleh hal-hal yang berasal dari dirinya sendiri (internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri pribadinya (eksternal). Istilah lingkungan psikologi sosial menunjukkan hubungan antara aspek pribadi dan aspek sosial. Lingkungan budaya secara sosiologis merupakan hasil lingkungan sosial, karena jika di lihat dari sudut sosiologis kebudayaan merupakan hasil pergaulan hidup dalam wadah-wadah yang sering di sebut kelompok sosial atau masyarakat. Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing- masing anggotanya, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Dasar pemikiran dan pertimbangannya adalah sebagai berikut : a) Keluarga adalah tempat perkembangan awal seorang anak, sejak saat kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani berikutnya. Bagi
  • 5. seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang vital bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidupnya. b) Untuk mencapai perkembangannya seorang anak membutuhkan kasih sayang, perhatian dan rasa aman untuk berlindung dari orang tuanya. Tanpa sentuhan manusiawi itu anak akan merasa terancam dan penuh rasa takut. c) Keluarga merupakan dunia keakraban seorang anak. Sebab dalam keluargalah dia mengalami pertama-tama mengalami hubungan dengan manusia dan memperoleh representasi dari dunia sekelilingnya. Pengalaman hubungan dengan keluarga semakin diperkuat dalam proses pertumbuhan sehingga melalui pengalaman makin mengakrabkan seorang anak dengan lingkungan keluarga. Keluarga menjadi dunia dalam batin anak dan keluarga bukan menjadi suatu realitas diluar seorang anak akan tetapi menjadi bagian kehidupan pribadinya sendiri. Anak akan menemukan arti dan fungsinya. d) Dalam keluarga seorang dipertalikan dengan hubungan batin yang satu dengan lainnya. Hubungan itu tidak tergantikan Arti seorang ibu tidak dapat dengan tiba-tiba digantikan dengan orang lain. e) Keluarga dibutuhkan seorang anak untuk mendorong, menggali, mempelajari dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religiusitas, norma-norma dan sebagainya. Nilai-nilai luhur tersebut dibutuhkan sesuai dengan martabat kemanusiaannya dalam penyempumaan diri. f) Pengenalan didalam keluarga memungkinkan seorang anak untuk mengenal dunia sekelilingnya jauh lebih baik. Hubungan diluar keluarga dimungkinkan efektifitasnya karena pengalamannya dalam keluarga. g) Keluarga merupakan tempat pemupukan dan pendidikan untuk hidup bermasyarakat dan bernegara agar mampu berdedikasi dalam tugas dan kewajiban dan tanggung jawabnya sehingga keluarga menjadi tempat pembentukan otonom diri yang memiliki prinsip-prinsip kehidupan tanpa mudah dibelokkan oleh arus godaan.
  • 6. h) Keluarga menjadi fungsi terpercaya untuk saling membagikan beban masalah, mendiskusikan pokok-pokok masalah, mematangkan segi emosional, mendapatkan dukungan spritual dan sebagainya. i) Dalarn keluarga dapat terealisasi makna kebersamaan, solidaritas, cinta kasih, pengertian, rasa hormat menghormati clan rasa merniliki. j) Keluarga menjadi pengayoman dalam beristirahat, berekreasi, menyalurkan kreatifitas dan sebagainya. Pengalaman dalam interaksi sosial pada keluarga akan turut menentukan pola tingkah lakunya terhadap orang lain dalam pergaulan diluar keluarganya. Bila interksi sosial didalarn kelompok karena beberapa sebab tidak lancar kemungkinan besar interaksi sosialnya dengan masyarakat pada umumnya juga akan berlangsung dengan tidak wajar. B. Peran orang tua dan berbagai pola asuh terhadap anak dalam keluarga I. Peran orang tua (ayah dan ibu) dalam keluarga Anak adalah individu yang unik. Banyak yang menagatkan bahwa anak adalah miniatur dari orang dewasa. Padahal mereka betulbetul unik. Mereka belum banyak memiliki sejarah masa lal. Pengalaman mereka sangat terbatas. Di sinilah peran orang tua yang memiliki pengalaman hidup lebih banyak sangat dibutuhkan membimbing dan mendidik anaknya. Apabila dikaitkan dengan hak-hak anak, menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab orang tua antara lain : 1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang. 2. Memelihara kesehatan anak. 3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
  • 7. 4. Menyekolahkan anak sesuia dengan keinginan anak. 5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar. 6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat sesuai dengan usia anak. Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali- nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain. Bapak ibu sebagai orang tua anak, adalah contph keteladanan dan perilaku bagi anak. Oleh karena itu orang tua harus berperilaku baik, saling asih, asah dan asuh. Ibu yang secara emosional dan kejiwaan lebih dekat dengan anaknya harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya baik dalam bertutur kata, bersikap maupun bertindak. Peran ibu dalam pembentukan karakter ini demikian besar, sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa “Wanita adalah tiang negara. Manakala wanitanya baik maka baiklah negara. Manakala wanitanya rusak, maka rusaklah negara”. Sementara itu sang bapak sebagai kepala keluarga juga harus mampu menajdi teladan yang baik. Karena ayah yang terlibat hubungan dengan anaknya sejak awal akan mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik, kemampuan, menolong diri sendiri, bahkan meningkatkan kemampuan yang lebih baik dari anak lain. Kedekatan dengan ayah tentunya juga akan mempengaruhi pembentukan karakter anak.
  • 8. Begitu besarnya peran orang tua dalam pembentukan karakter dan tumbuh kembang anak, sudah sewajarnya apabila orang tua perlu menerapkan pola asuh yang seimbang (authoritative) pada anak, bukan pola asuh yang otoriter atau serba membolehkan (permissive). Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya. Melalui lingkungan inilah anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari. Melalui lingkungan kelurga inilah anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua biasanya mencurahkan perhatiannya untuk mendidik anak, agar anak tersebut meperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik, melalui penanaman I siplin dan kebebasan serta penyerasiannya. Pada saat ini orang tua dan anggota keluarga lainnya melakukan sosialisasi melalui kasih sayang, atas dasar kasih sayang itu didik untuk mengenal nilai-nilai tertentu, seperti nilai ketertiban, nilai ketentraman dan nilai yang lainnya. Keluarga juga merupakan pelaksana pengawasan sosial yang penting. Banyak norma-norma kelompok yang di pelajari dalam keluarga dan dengan demikian merupakan pembatas tingkah laku yang sesuai. Kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat dan kontrol kelembagaan yan mengatur peradilan, perkawinan, peranan-peranan pribadi maupun umum dari suami dan istri merupakan pelajaran yang luas di dalam keluarga. Motivasi dan keberhasilan studi salah satunya di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, apakah orang tua terlalu mementingkan disiplin atau memberikan kebebasan dari pada di siplin, ternyata keserasian atau keseimbangan keduanya sangat di perlukan. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Ayah dan ibu secara ideal tidak terpisah tetapi bahu membahu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi tugas sebagai pendidik. Tiap eksponen mempunyai fungsi tertentu. Dalam mencapai tujuan keluarga tergantung dari kesediaan individu menolong mencapai
  • 9. tujuan bersama dan bila tercapai maka semua anggota mengenyam " Apakah peranan masing-masing " I. Peranan Ayah: 1. Sumber kekuasaan, dasar identifikasi. 2. Penghubung dengan dunia luar. 3. Pelindung terhadap ancaman dari luar. 4. Pendidik segi rasional. II. Peranan Ibu : 1. Pemberi aman dan sumber kasih sayang. 2. Tempat mencurahkan isi hati. 3. Pengatur kehidupan rumah tangga. 4. Pembimbing kehidupan rumah tangga. 5. Pendidik segi emosional. 6. Penyimpan tradisi. II. Pola asuh orang tua terhadap anak Anggota keluarga merupakan orang yang paling berarti terutama orang tua dalam kehidupan anak selama tahun-tahun saat desas-desus kepribadian diletakkan, dan pengaruh keluarga jauh lebih luas dibandingkan pengaruh kepribadian lainnya, bahkan sekolahpun. Betapa besar pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian anak telah dinyatakan oleh seorang penulis tak bernama dengan cara berikut:
  • 10. 1. Bila seorang anak hidup dengan kecaman, dia belajar mengutuk 2. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahi 3. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut 4. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihi dirinya 5. Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabar 6. Bila dia hidup dalam kecemburuan, dia belajar merasa bersalah 7. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu 8. Bila dia hidup dipermalukan, dia belajar yakin akan dirinya 9. Bila dia hidup dengan pujian, dia belajar menghargai 10. Bila dia hidup dengan penerimaan, dia belajar menyukai dirinya 11. Bila dia memperoleh pengakuan, dia belajar mempunyai tujuan 12. Bila dia hidup dalam kebijakan, dia belajar menghargai keadilan 13. Bila dia hidup dalam kejujuran, dia belajar menghargai kebenaran 14. Bila dia hidup dalam suasana aman, dia belajar percaya akan dirinya dan orang lain. Pengaruh keluarga pada perkembangan kepribadian bergantung sampai batas tertentu pada tipe anak. Misalnya, seorang anak yang sehat akan sangat berbeda reaksinya terhadap perlindungan orang tua yang berlebihan dibandingkan dengan seorang anak yang sakit dan lemah. 1. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja terhadap
  • 11. Pembentukan kepribadian anak sikap, kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama, sangat menentukan seberapa jauh individu- individu berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah tua. Kenyataan tersebut menyiratkan betapa pentingnya dasar-dasar yang diberikan orang tua pada anaknya pada masa kanak-kanak. Karena dasar-dasar inilah yang akan membentuk kepribadian yang dibawa sampai masa tua. Tidak dapat dipungkiri kesempatan pertama bagi anak untuk mengenal dunia sosialnya adalah dalam keluarga. Didalam keluarga untuk pertama kalinya anak mengenal aturan tentang apa yang baik dan tidak baik. Oleh karena itu, orang tua harus bisa memberikan pendidikan dasar yang baik kepada anak- anaknya agar nantinya bisa berkembang dengan baik. Kenyataan yang terjadi pada masa sekarang adalah berkurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya karena keduanya sama-sama bekerja. Hal tersebut mengakibatkan terbatasnya interaksi orang tua dengan anaknya. Keadaan ini biasanya terjadi pada keluarga-keluarga muda yang semuanya bekerja. Anak- anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua karena keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan anak pada usia ini sangat mambutuhkan perhatian lebih dari orang tua terutama untuk perkembangan kepribadian. Anak yang ditinggal orang tuanya dan hanya tinggal dengan seorang pengasuh yang dibayar orang tua untuk menjaga dan mengasuh, belum tentu anak mendapatkan pengasuhan yang baik sesuai perkembangannya dari seorang pengasuh. Anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja cenderung bersifat manja. Biasanya orang tua akan merasa bersalah terhadap anak karena telah meninggalkan anak seharian. Sehingga orang tua akan menuruti semua permintaan anak untuk menebus kesalahanya tersebut tanpa berfikir lebih lanjut permintaan anak baik atau tidak untuk perkembangan kepribadiaan anak selanjutnya. Kurangnya perhatiaan dari orang tua akan mengakibatkan anak mencari perhatian dari luar, baik dilingkungan sekolah dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua pada saat mereka di rumah.
  • 12. Anak suka mengganggu temannya ketika bermain, membuat keributan di rumah dan melakukan hal-hal yang terkadang membuat kesal orang lain. Semua perlakuan anak tersebut dilakukan hanya untuk menarik perhatian orang lain karena kurangnya perhatian dari orangtua. Sedangkan orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak sepenuhnya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa dengan orang tua. Segala yang dilakukan anak selalu dengan pangawasan orang tua. Oleh karena itu, orang tua yang tidak bekerja sebaiknya juga tidak terlalu over protektif. Sehingga anak mampu untuk bersikap mandiri. 2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Berpendidikan Tinggi dan Berpendidikan Rendah terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Latar belakang pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tingi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Orang tua yang berpendidikan tinggi umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak dan bagaimana pengasuhan orang tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak. Orang tua yang berpendidikan tinggi umumnya dapat mengajarkan sopan santun kepada orang lain, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain. Berbeda dengan orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah. Dalam pengasuhan anak umumnya orang tua kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak. Hal ini dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak. Bagaimana anaknya berkembang dan dalam tahap apa anak pada saat itu. Orang tua biasanya mengasuh anak dengan gaya dan cara mereka sendiri. Apa yang menurut mereka baik untuk anaknya. Anak dengan pola asuh orang tua yang seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang kurang baik.
  • 13. 3. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Ekonomi Menengah Keatas dan Menengah Kebawah .Permasalahan ekonomi dalam keluarga merupakan masalah yang sering dihadapi. Tanpa disadari bahwa permasalahan ekonomi dalam keluarga akan berdampak pada anak. Orang tua terkadang melampiaskan kekesalan dalam menghadapi permasalahan pada anak. Anak usia prasekolah yang belum mengerti tentang masalah perekonomian dalam keluarga hanya akan menjadi korban dari orang tua. Dalam pola asuh yang diberikan oleh orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah keatas dan orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah kebawah berbeda. Orang tua yang tingkat perekonominnya menengah keatas dalam pengasuhannya biasanya orang tua memanjakan anaknya. Apapun yang diinginkan oleh anak akan dipenuhi orang tua. Segala kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan kekayaan yang dimiliki orang tua. Pengasuhan anak sebagian besar hanya sebatas dengan materi. Perhatian dan kasih sayang orang tua diwujudkan dalam materi atau pemenuhan kebutuhan anak. Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, maka akan membentuk suatu kepribadian yang manja, serba menilai sesuatu dengan materi dan tidak menutup kemungkinan anak akan sombong dengan kekayaan yang dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah darinya. Sedangkan pada orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah kebawah dalam cara pengasuhannya memang kurang dapat memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak yang benar-benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tualah yang dapat diberikan. Anak yang hidup dalam perekonomian menengah kebawah terbiasa hidup dengan segala kekurangan yang dialami keluarga. Sehingga akan terbentuk kepribadian anak yang mandiri, mampu menyelesaikan permasalahan dan tidak mudah stres dalam menghadapi suatu permasalahan.dan anak dapat menghargai usaha orang lain. Pada kenyataannya terdapat juga anak yang minder dengan keadaan ekonomi orang tua yang kurang. Oleh karena itu, peran orang tua dalam hal ini sangat penting. Orang tua harus menyeimbangkan dengan
  • 14. pendidikan agama pada anak. Sehingga anak mampu mensyukuri segala yang telah diberikan oleh sang Pencipta. Pola asuh yang seimbang (authoritative) akan selalu menghargai individualitas akan tetapi juga menekankan perlunya aturan dan pengaturan. Mereka dangat percaya diri dalam melakukan pengasuhan tetapi meraka sepenuhnya mengahrgai keputusan yang diambil anak, minat dan pendapat serta perbedaan kepribadiannya. Orang tua dengan pola asuh model ini, penuh dengan cinta kasih, mudah memerinci tetapi menuntut tingkah laku yang baik. Tegas dalam menjaga aturan bersedia memberi hukuman ringan tetapi dalam situasi hangat dan hubungan saling mendukung. Mereka menjelaskan semua tindakan dan hukuman yang mereka lakukan dan minta pendapat anak. Anak dari orang tua yang demikian akan merasa tenang dan nyaman. Mereka akan menajdi paham kalau mereka disayangi tetapi sekaligus mengerti terhadap apa yang diharapkan dari orang tua. Jadi anak sejak pra sekolah akan menunjukkan sikap lebih mandiri, mampu mengontrol dirinya, biasa bersikap tegas dan suka eksplorasi. Kondisi yeng demikian itu tidak akan didapatkan anak bila orang tuanya menerapkan pola asuh otoriter atau permisif. Karena anak-anak di bawah asuhan otoriter akan menjadi pendiam, Penakut dan tidak percaya pada diri mereka sendiri. Sementara anak-anak yang diasuh dengan model permisif akan menajdi anak yang tidak mengenal aturan dan norma serta tidak memiliki rasa tanggung jawab. Dengan berkaca pada kondisi saat ini, sudah saatnya orang tua sekarang mengambil peran lebih untuk mengembangkan karakter dan memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal agar anak menjadi manusia berkualitas.
  • 15. C. Solusi untuk perilaku menyimpang anak akibat orang tua I. Berbagai perilaku menyimpang anak akibat pola asuh orang tua Perilaku menyimpang dalam istilah psikologi sering disebut dengan Disruptive Behavior, dan karena perilakunya negatif dan tidak normal maka termasuk dalam gangguan perilaku, disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders. Disruptive behavior ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang ditampakkan anak dalam kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu disekelilingnya. Respon yang sering muncul yaitu kemarahan, ketidaksabaran, penolakan dan sebagainya.(Loeber, 1990). Menurut Halgin (1994) ada tiga macam perilaku yang termasuk dalam disruptive behavior disorder yaitu : 1. a. Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD) Gejala utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau tidak adanya konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala sesuatu yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti dengan perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu, anak biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering mengganggu orang lain. 1. b. Conduct Disorder Conduct disorder ini merupakan perilaku yang melatar belakangi seorang anak memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau kriminalitas. Perilaku yang ditampilkan dalam conduct disorder merupakan perilaku yang tidak menghargai hak-hak orang lain, melanggar aturan, norma-norma yang berlaku atau pun hukum. Conduct disorder biasanya muncul sebelum masa pubertas, diperkirakan 9% terjadi pada laki-laki dan 2% pada anak-anak perempuan. Conduct disorder ini meliputi juga perilaku bermusuhan atau menyakiti orang lain. 1. c. Oppositional Defiant Disorder
  • 16. Oppositional defiant disorder biasanya terjadi pada anak-anak usia 8-12 tahun, dan lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pada anak-anak dengan gangguan tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negatif dan menyimpang, biasanya disertai dengan komplain- komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan kemampuan berargumentasi tentang apa pendapat dan apa yang dilakukannya. Reaksi-reaksi yang ditampilkan pada saat masa remaja adalah reaksi negatif terhadap kemandirian. Kemungkinan besar anak-anak atau remaja dengan gangguan tersebut akan mengalami juga gangguan suasana perasaan (mood disorder) atau pun gangguan kepribadian pasif-agresif. II. Solusi untuk menangani perilaku menyimpang anak Perilaku negatisvistik bisa berkembang lebih luas sampai pada kenakalan luar biasa yang lebih tepat dikategorikan sebagai penyimpangan perilaku. Sebelum perilaku ini berkembang pada diri anak sebaiknya dicegah sejak dini. Tip umum untuk mengatasi perilaku negativistik anak. • Jangan terlalu banyak menggunakan kata “tidak” atau “jangan” untuk melarang anak. Sebaiknya pilih kata positif misal “cantik, kita main dikamar mandi yuk sekalian mandi”. Padahal tujuannya melarang anak yang lagi bermain air keran di garasi. • Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan apa yang diinginkannya, asal tidak berbahaya dan terus didampingi. Misal anak ingin ikut menyiram tanaman. Sediakan gayung kecil dan ajari anak cara menyim yang baik. • Biasakan berdialog dengan anak sejak kecil. Misal si anak tidak mau makan buah karena asem. Arahkan bagaimana seharusnya.
  • 17. • Berikan pilihan terbatas pada anak. Misal anak tidak mau sekolah. Orang tua bisa menggunakan kata” teteh mau mandi dulu atau sarapan dulu baru berangkat sekolah” • Hindari ancaman atau paksaan, karena efeknya anak akan semakin menolak dan anak akan belajar bahwa sesuatu bisa diselesaikan dengan paksaan dan ancaman bukan dengan dialog dan saling mendengarkan BAB III PENUTUP Kesimpulan
  • 18. Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak, jadi dalam lingkungan keluargalah watak dan kepribadian anak akan dibentuk yang sekaligus akan mempengaruhi perkembangannya di masa depan. Di mata anak, orang tu (ayah ibu) adalah figur atau contoh yang akan selalu ditiru oleh anak-anaknya. Oleh sebab itu, ayah ibu harus mampu memberi contoh yang baik pada anak-anaknya, memberi pengasuhan yang benar serta mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dalam batasan yang wajar. Dengan memainkan peranan yang benar dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan yang tidak kalah pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak yang berkepribadian baik sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan. DAFTAR PUSTAKA Anik Rahmani Yudhastawa.2005. “Pendampingan Nonton Televisi Sejak Balita”. Kedaulatan Rakyat, 13 Mei 2005 hal. 10.
  • 19. Gunarwan. 2005. “Tanamkan Nilai Moral Dalam Keluarga”. Kedaulatan Rakyat 11 Juli 2005. Herini Sarminto, ES. 2004. “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak dan Cara Penilaiannya dalam Keluarga dari Segi Kesehatan”. Makalah seminar Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini, 14 Agustus 2004 di JEC Yogyakarta. Hibana S. Rahman. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Penerbit Galah. Mardiya. 2000. Kiat-kiat Khusus Membangun Keluarga Sejahtera. Jakarta : BKKBN Pusat.