Teks tersebut membahas tentang teknologi pendidikan, mulai dari definisi, profesi, pendidikan keahlian, organisasi, dan kode etik profesi teknologi pendidikan."
2. PENDAHULUAN
Teknologi
Pendidikan merupakan suatu teori,
bidang, dan profesi. Sebagai profesi Teknologi
Pendidikan terbentuk dari usaha yang direncanakan
secara sistematis (terorganisir) guna melaksanakan
teori, teknik intelektual dan penerapan praktis
Teknologi Pendidikan.
3. Melihat
begitu banyaknya cakupan Teknologi
Pendidikan, maka dalam makalah ini akan dibahas
hal-hal yang berkenaan dengan Teknologi
Pendidikan. Hal-hal tersebut adalah (1) definisi
Teknologi Pendidikan, (2) pengertian dan
karakteristik profesi, (3) pengertian profesi
Teknologi Pendidikan, (4) fungsi profesi Teknologi
Pendidikan, (5) tugas pokok Profesi Teknologi
Pendidikan, (6) pendidikan keahlian Teknologi
Pendidikan, (7) organisasi profesi Teknologi
Pendidikan, (8) kode etik Teknologi Pendidikan.
4. PEMBAHASAN
Definisi Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi muncul dari bahasa Yunani
“Technologis”. Kata “technie” sendiri mempunyai arti
seni, keahlian dan sains, sedangkan logos adalah ilmu.
Gaibraith mengartikan teknologi sebagai penerapan
yang sistematik dari pengetahuan ilmiah dan
terorganisasikan pada hal-hal praktis. Dalam arti sempit
teknologi pendidikan adalah media pendidikan, yakni
teknlogi yang digunakan sebagai alat bantu dalam
pendidikan supaya lebih efektif, efisien dan berhasil guna.
5. Sedangkan menurut (AECT) Association for
Educational Communication and Technology,
Teknologi Pendidikan adalah suatu proses yang
kompleks dan terpadu denga melibatkan peralatan,
ide, prosedur, orang dan organisasi untuk
menganalisis permasalahan, menemukan problem
solving, melakukan evaluasi serta mengelola
pemecahan masalah yang berkaitan dengan semua
aspek belajar manusia.
6. Pengertian dan Karakteristik Profesi
Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang
mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah:
sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu
menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme
serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu
ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak
memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah
yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir
semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan
profesi adalah sama.
7. Beberapa karakteristik dari profesi adalah adanya :
(1) suatu teknik intelektual (2) aplikasi teknik
tersebut, yang terkait dengan urusan praktis
manusia (3) pelatihan dengan periode waktu yang
lama, sebelum memasuki profesi tersebut (4) suatu
perkumpulan anggota profesi yang tergabung dalam
sebuah badan dengan satu komunikasi bermutu
tinggi antar anggota anggotanya (5) satu rangkaian
pernyataan kode etik dan standar yang disepakati (6)
pengembangan teori intelektual dengan penelitian
yang terorganisasi.
8. Pengertian Profesi dan Posisi Teknologi Pendidikan
1). Pengertian Profesi Teknologi Pendidikan
Miarso
(2004:96) mengartikan tenaga profesi
teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau
mahir dalam membelajarkan peserta didik dengan
memadukan secara sistemik komponen sarana
belajar meliputi orang, isi ajaran, media atau bahan
ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan.
9. Dalam AECT 1994 telah dirumuskan definisi
teknologi pendidikan seperti telah disebutkan dalam
latar belakang di atas bahwa: “Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta
penilaian proses dan sumber untuk belajar”.
Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi
teknologi pendidikan adalah tenaga ahli yang
melakukan teori dan praktek dalam mendesain,
mengembangkan, memanfaatkan serta menilai
proses dan sumber untuk membelajarkan peserta
didik.
10. 2). Posisi Profesi Teknologi Pendidikan
Posisi profesi teknologi pendidikan tidak jauh dari
pendidikan itu sendiri. Apabila dikaitkan definisi
teknologi pendidikan menurut AECT 1994 dengan
UU No. 20 Tahun 2003, maka tampak suatu
hubungan yang jelas. Dalam AECT 1994 disebutkan
bahwa “Teknologi pembelajaran adalah teori dan
praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan serta penilaian proses dan sumber
untuk belajar”.
11. Fungsi Profesi Teknologi Pendidikan
Sebagai suatu profesi yang mencari jalan keluar masalah
belajar baik individu atau kelompok. Jalan keluar yang
diberikan adalah berupa rancangan, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaaan, penilaian dan penelitian
terhadap belajar. Selain itu profesi teknologi pendidikan
juga sebagai pengembang sumber daya manusia.
Profesi teknologi pendidikan dapat menjadikan orang
bertambah kreatif dalam kegiatan belajar sekaligus
menjadikan orang bertambah cerdas baik dari jumlah
orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu
sendiri. Dengan kecerdasan ini berarti akan
meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber
daya manusia, mengatasi masalah belajar baik individu
ataupun kelompok, dan juga akan meningkatkan kinerja.
12. Tugas Pokok Profesi Teknologi Pendidikan
Profesi
teknologi pendidikan meliputi desainer,
pengembang, pemakai, pengelola dan pengevaluasi,
peneliti kegiatan belajar. Chaeruman (2008:2)
mengatakan bahwa seorang sarjana teknologi
pendidikan dapat menjadi profesi:
Perancang proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkup pekerjaannya seperti merancang sistem
pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran,
dan karakteristik pebelajar
Pengembang proses dan sumber belajar dengan
ruang
lingkup
pekerjaannya
seperti
mengembangkan
teknologi
cetak,
teknologi
audiovisual, teknologi berbantuan komputer, dan
sebagainya
13. Pemanfaat atau pengguna proses dan sumber belajar
dengan ruang lingkuperjaannya seperti memanfaatkan
media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan,
implementasi dan institusionaliasasi model inovasi
pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi
pendidikan
Pengelola proses dan sumber belajar dengan ruang
lingkup pekerjaaannya seperti mengelola proyek,
mengelola aneka sumber belajar, mengelola sistem
penyampaian, dan mengelola sistem informasi
pendidikan
Pengevaluasi (evaluator) atau peneliti proses dan sumber
belajar dengan ruang lingkup pekerjaannya seperti
melakukan analisis masalah, mengukur acuan patokan,
evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan meneliti kawasan
pendidikan.
14. Miarso (2004:70) menyebutnya sebagai tugas pokok teknolog
pembelajaran atau perekayasa pembelajaran dengan tugasnya
sebagai berikut:
pengembangan bidang kajian dan kawasan teknologi/rekayasa
pembelajaran
perancangan dan pengembangan proses, sumber dan sistem
pembelajaran
produksi bahan belajar
penyediaan sarana dan prasarana belajar
pemilihan dan penilaian sistem dan komponen sistem pembelajaran
pemanfaatan proses dan sumber belajar
penyebaran konsep dan temuan teknologi pendidikan
pengelolaan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan sumber
belajar
perumusan bahan kebijakan teknologi/ rekayasa pembelajaran.
15. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik
suatu rumusan tugas pokok profesi teknologi
pendidikan seperti berikut ini.
1. Perancang (desainer)
2. Pengembang (developer)
3. Pemanfaat/Pengguna (User)
4. Pengelola (Manager),
5. Penilai (Evaluator),
6. Peneliti (Researcher).
16. Pendidikan Keahlian Teknologi Pendidikan
Untuk dapat berprofesi sebagai teknolog pendidikan,
maka pendidikan yang harus ditempuh adalah
jenjang perguruan tinggi melalui Program Studi
Teknologi Pendidikan pada strata 1, 2, atau 3, tidak
semua perguruan tinggi di Indonesia membuka
program studi tersebut. Namun sekarang ini sudah
banyak perguruan tinggi yang membuka program
studi teknologi pendidikan baik strata satu, dua
ataupun tiga. Ketiga strata pendidikan ini
mempunyai kompetensi yang berbeda-beda.
17. Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada
jenjang sarjana S1 ditujukan untuk penguasaan
kemampuan :
1.Memahami landasan teori/riset an aplikasi teknologi
pendidikan.
2. Merancang pola instruksional
3. Memproduksi media pendidikan
4. Mengevaluasi program dan produk instruksional
5. Mengelola Media dan sarana belajar
6.Memanfaatkan
sarana,media,dan
teknik
instruksional
7.Menyebarkan informasi dan produk teknologi
pendidikan
8.Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain
dalam mengoperasikan peralatan audiovisual.
18. Pada Jenjang S2 kompetensi lulusan adalah sebagai
berikut :
1.Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka
Pengembangan pembelajaran, baik pada tingkat
mikro/kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun
latihan.
2.Merencanakan kurikulum, pemilihan strategi
pembelajaran, serta penilaian pelaksanaannya.
3.Merancang, memproduksi, dan menilai bahan bahan
pembelajaran.
4. Mengelola Lembaga sumber belajar.
5.Melatih dan mendidik orang lain dalam berbagai aspek
teknologi pendidikan.
6. Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan.
19. Sedangkan pada jenjang S3 adalah sebagai berikut :
1. Mampu mengkaji dan menganalisis teori/konsep
dan temuan
penelitian dibidang instruksional dan meramunya
menjadi sutau teori/konsep pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik budaya Indonesia.
2. Mampu mengidentifikasikan dan mengkaji
kebijakan pendidikan dan masalah pelaksanaannya,
dan menselaraskannya dengan perkembangan
IPTEK dan SOSEKBUD.
3. Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin
kegiatan penelitian dan pengembangan, baik untuk
menguji teori instruksional, maupun menghasilkan
inovasi dalam proses dan sistem pendidikan
20. Organisasi Profesi Teknologi Pendidikan
Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam
wadah Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan
Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27
September 1987. Dasar pertimbangan pendirian
organisasai
profesi
adalah
karena
makin
kompleksnya usaha pendidikan ( termasuk
penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia,
sehingga dirasa perlu adanya forum profesi untuk
saling
bertukar
pengalaman,
peningkatan
kemampuan dan untuk menjaga keselarasan antara
perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan
dan kebutuhan belajar
21. Visi dan misi
Dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga
yang tanggap dan tangguh dalam memberdayakan
pemelajar ( learner ), melalui kegiatan merancang,
mengembangkan, melaksanakan, menilai dan mengelola
proses serta sumber belajar
Misi
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan
keteladan dan kepemimpinan dalam pengembangkan
dan peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar
mereka mampu untuk memberdayakan peserta
didik/warga belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi belajar, sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi serta kondisi dan lingkungan, sehingga
peserta didik/warga belajar tersebut mampu menguasai
kompetensi yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja
dan produktivitasnya.
22. Tujuan
Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn
tenaga dan pikiran bagi pengembangan teknologi
pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di
tanah air, bagi pembedayaan peserta didik/warga
belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa
Indonesia.
23. 1. Menyebarkan konsep, prinsip dan prosedur teknologi
pendidikan ke seluruh lembaga pendidikan dan pelatihan di
Indonesia.
2. Menyebarkan aplikasi teknologi pendidikan kepada
masyarakat dengan maksud agar tiap warga negara
mendapatkan pengajaran seumur hidup, secara mustari dan
cepat, yang mudah dicerna dan diresapi, yang memikat, dan
pada tempat dan waktu yang tersebar, dengan memanfaatkan
teknologi.
3. Mengusahakan dan membina identitas profesi teknologi
pendidikan sebagai suatu lapangan pengabdian, dengan
menunjukkan kepemimpinan dalam melaksanakan fungsi,
tanggung jawab, jabatan dan kompetensi, sehingga
memperoleh pengakuan dan pengukuhan dari pemerintahan
dan masyarakat.
4.Bekerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan
dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran
5.Bekerjasama dengan lembaga profesi dan pendidikan tinggi
di dalam maupun di luar negeri, dalam rangka meningkatkan
pengetahuan, pengalaman dan kinerja, serta menghindarkan
adanya tumpang tindih dan pertentangan kepentingan.
24. Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan
Kode Etik Profesi Teknologi Pendidikan Profesi
Teknologi pendidikan bukanlah merupakan profesi
yang bersifat netral; ia merupakan profesi yang
memihak, yaitu memihak pada kepentingan si
belajar, agar mereka memperoleh kemudahan untuk
belajar. Penerapan teknologi pendidikan pasti
mempengaruhi komponen-komponen lain dalam
sistem pendidikan. Pengaruh ini pada gilirannya
akan membawa akibat terhadap kelembagaan, dan
tanggung jawab pendidikan. Seterusnya akan
mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara
keseluruhan.
25. Tujuan kode etik ini secara umum adalah :
1.melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta
didik.
2.melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara
3.melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan
4.mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi
pendidikan.
Dengan tersedianya tenaga terdidik dan terlatih dalam
bidang Teknologi Pendidikan dan adanya organisasi
profesi, maka secara konseptual akan terjamin usaha
penerapan teknologi pendidikan dalam lembaga
-lembaga yang menyelenggarakan kegiatan belajar dan
pembelajaran.Pembangunan sistem pendidikan di
Indonesia hanya mungkin dapat terlaksana sesuai
dengan harapan jika dipahami arti penting Teknologi
pendidikan, sehingga peran dan potensinya dapat
diwujudkan secara optimal.