SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
RADIASI
TERMAL
RADIASI TERMAL

Telah kita pelajari, dalam radiasi termal, besar laju
radiasi setiap satuan waktu sebuah benda bersuhu
mutlak T adalah
      I = e T4

Jika suhu benda lebih rendah dari lingkungannya,
maka benda menyerap energi dengan laju radiasi
setiap satuan waktu sebesar
      I = a T4

Jika suhu benda T1 dan suhu lingkungan T2, maka
netto laju energi radiasi adalah
      I = e (T14-T24) atau I = a (T24-T14)
= konstanta Stefan-Boltzmann
  = 5,67x10-8 W/mK
T = suhu mutlak (dalam kelvin)
I = laju radiasi setiap satuan waktu
  = intensitas (W/m2)
e = emisivitas
a = absorbsivitas
Untuk benda hitam sempurna, a = e = 1
Untuk benda putih sempurna, a = e = 0
Benda pada umumnya,
      0<a<1
      0<e<1
DISTRIBUSI
ENERGI RADIASI
DISTRIBUSI ENERGI RADIASI
Energi sebuah benda bersuhu T dipancarkan dalam
bentuk gelombang elektromagnet, oleh masing-
masing panjang gelmbang atau masing-masing
frekuensi dengan nilai yang berbeda.
HUKUM
PERGESERAN
   WIEN
Proses produksi cahaya pada
lampu pijar/incandescent lamp
berbeda dengan lampu TL
/fluorocent Lamp, ataupun lampu
mercury.
Proses terciptanya cahaya pada
lampu pijar didauhlui dengan
berPIJARnya filamen lampu tsb.

Pada lampu pijar berdaya rendah,
misalnya 5 watt, WARNA
PIJARnya kemerahan, SUHU
relatif rendah. Pada lampu
berdaya besar (misal 100 watt),
WARNA PIJARNYA putih
kebiruan, SUHU relatif lebih
tinggi.
Daya      Warna         Energi    Panj Frek     Suhu
(watt)                (intensitas) gel
5      kemerahan      kecil       besar kecil rendah
100    putih kebiruan besar       kecil besar tinggi

                              100                                        100
                               W                                          W
          I (x103 W/m2)                          I (x103 W/m2)
                               5W
    5,7                                    5,7                           5W
                  T=8000 K                                 T=8000 K
    2,3                                    2,3
                       T=3500 K                        T=3500 K
          <--UV         -IR--->                  <--IR        -UV--->
                  4   7         (x10-7m)              4,3 7,5     f (x1014 Hz)
Lampu 100 W warnanya bukan biru monokromatis.
Demikian juga, lampu 5 W bukan merah monokromatis.
Lampu-lampu tersebut tetap memancarkan cahaya
polikromatis, hanya dominan pada warna biru untuk
lampu 100 W dan dominan merah pada lampu 5 W.
Warna lain tetap
muncul, tetapi
intensitasnya lebih
kecil. Sehingga
grafik distribusi
intensitas (I)
terhadap panjang
gelombang
dilukiskan seperti
berikut:
Jadi untuk lampu 100 W dan 5 W, distribusi energi
/ intensitas seperti gambar berikut:




         I (x103 W/m2)                          I (x103 W/m2)

   5,7                                    5,7
                         T=8000 K                                  T=8000 K
   2,3                                    2,3
                             T=3500 K                        T=3500 K
         <--UV         -IR--->                  <--IR        -UV--->
                 4   7         (x10-7m)              4,3 7,5     f (x1014 Hz)
Secara umum dilukiskan seperti gambar di bawah.
Dari gambar terlihat adanya pergeseran panjang
gelombang /frekuensi yang membawa intensitas
maksimum (paling jelas). Panjang gelombang /
frekuensi seperti itu disebut max dan fmax



          I                              I
  I2max                          I2max
                        T2                                 T2
  I1max                          I1max
                            T1                       T1
              2max   1max                    f1max f2max    f
Perhatikan adanya PERGESERAN PUNCAK
DISTRIBUSI ke arah panjang gelombang kecil (atau
kearah frekuensi besar), jika suhu benda semakin
tinggi (T2 > T1)
Meskipun terjadi pergeseran, Wilhelm Wien
membuktikan, bahwa hasil kali max dengan T
berharga konstan dengan nilai 2,989x10-3 mK
          I                              I
  I2max                          I2max
                        T2                                 T2
  I1max                          I1max
                            T1                       T1
              2max   1max                    f1max f2max    f
Jadi

              max   T = 2,989x10-3 mK

Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum
pergeseran Wilhelm Wien

       T     = suhu mutlak benda (dalam kelvin)
       max   = panjang gelombang yang membawa
               intensitas maksimum
RADIASI
    BENDA HITAM
Pengertian Benda Hitam
Perumusan Rayleigh – Jeans
Bencana Ultraviolet
Perumusan Planck
Pengertian Benda Hitam
Grafik distribusi energi radiasi seperti di atas
diperoleh secara empiris. Untuk menjelaskan secara
matematis, perlu dipahami dulu, pengertian BENDA
HITAM.
Benda hitam adalah benda yang
dapat memancarkan seluruh energi
yang dimilikinya atau menyerap
semua energi yang datang padanya.
Contoh benda hitam adalah black
hole. Contoh lain, yang juga
dijadikan pijakan dalam penurunan
persamaan untuk menjelaskan
grafik distribusi energi seperti di
atas adalah sebuah ruangan/rongga
dengan lobang kecil.
Perumusan Rayleigh – Jeans
Radiasi yang masuk ke dalam rongga akan terpantul-
pantul oleh dinding ronga, dan kecil kemungkinannya
untuk dapat keluar lagi. Sehingga konsep ini dapat
mewakili definisi BENDA HITAM.

Rayleigh – Jeans menggunakan landasan fisika klasik,
dimana energi yang masuk dan terpantul-pantul
berlaku untuk semua harga panjang gelombang
(kontinu). Dengan dasar ini Rayleigh – Jeans
mendapatkan hubungan:
                         2 ckT
              I ( ,T )     4
Bencana Ultra Violet (UV Catastrophe)
 Penerapan rumus Rayleigh
 – Jeans ternyata hanya
 berlaku untuk daerah infra
 red, tetapi tidak berlaku
 untuk daerah ultra violet.

* It agrees with experimental
  measurements for long
  wavelengths.
* It predicts an energy
  output that diverges
  towards infinity as
  wavelengths grow smaller.
* The failure has become
  known as the ultraviolet
  catastrophe.
Perumusan Max Plack
Berbeda dengan Rayleigh-Jeans, Planck
menggunakan konsep yang sama sekali baru, Ia
memperkenalkan konsep kuantum.
Menurut Planck, energi yang masuk dan terpantul-
pantul hanya berlaku untuk panjang gelombang
tertentu yang berupa gelombang stasioner, sehingga
energi radiasi tidak bersifat kontinu, tetapi berupa
paket-paket energi yang dinamakan kuanta. Setiap
paket energi nilainya = h f, (h = konstanta Planck, f =
frekuensi). Dengan konsep baru, Planck mendapatkan
hubungan:                        2
                         2hc        1
            I ( ,T )
                           5       hc
                                 e kT       1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

PPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi CahayaPPT Interferensi Cahaya
PPT Interferensi Cahaya
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Bab ii bunyi
Bab ii bunyiBab ii bunyi
Bab ii bunyi
 
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
Fisika interferensi Gelombang (Cahaya, Bunyi)
 
Bab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitamBab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitam
 
interferensi cahaya
interferensi cahayainterferensi cahaya
interferensi cahaya
 
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMAFisika BAB 4 Semester 2 SMA
Fisika BAB 4 Semester 2 SMA
 
Ringkasan fisika 12
Ringkasan fisika 12Ringkasan fisika 12
Ringkasan fisika 12
 
Print pak sbu
Print pak sbuPrint pak sbu
Print pak sbu
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Bahan ajar fisika radiasi benda hitam
Bahan ajar fisika radiasi benda hitamBahan ajar fisika radiasi benda hitam
Bahan ajar fisika radiasi benda hitam
 
Interferensi
InterferensiInterferensi
Interferensi
 
Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2Radiasi benda hitam xii ipa 2
Radiasi benda hitam xii ipa 2
 
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikelBab iv-dualisme-gelombang-partikel
Bab iv-dualisme-gelombang-partikel
 
Dualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikelDualisme gelombang-partikel
Dualisme gelombang-partikel
 
kimia
kimia kimia
kimia
 
Kimia inti
Kimia intiKimia inti
Kimia inti
 
Fisika inti dan radioaktivitas
Fisika  inti  dan  radioaktivitasFisika  inti  dan  radioaktivitas
Fisika inti dan radioaktivitas
 
Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
21 radioaktif
21 radioaktif21 radioaktif
21 radioaktif
 

Semelhante a Rbh

Semelhante a Rbh (20)

Gelombang Elektromagnetik
Gelombang ElektromagnetikGelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptxRUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
 
Radiasi banda hitam ok
Radiasi banda hitam okRadiasi banda hitam ok
Radiasi banda hitam ok
 
Ppt.radiasi benda hitam
Ppt.radiasi benda hitamPpt.radiasi benda hitam
Ppt.radiasi benda hitam
 
Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)
 
Radiasi benda hitam (fisdas ii)
Radiasi benda hitam (fisdas ii)Radiasi benda hitam (fisdas ii)
Radiasi benda hitam (fisdas ii)
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Fsk!!
Fsk!!Fsk!!
Fsk!!
 
Bukan Kuantum Biasa.ppt
Bukan Kuantum Biasa.pptBukan Kuantum Biasa.ppt
Bukan Kuantum Biasa.ppt
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
kls x bab 8
kls x bab 8kls x bab 8
kls x bab 8
 
Hanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gemHanjar bab6-gem
Hanjar bab6-gem
 
Bab ii hukum pancaran
Bab ii hukum pancaranBab ii hukum pancaran
Bab ii hukum pancaran
 
Astronomi fisika bab ii
Astronomi fisika bab iiAstronomi fisika bab ii
Astronomi fisika bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Mais de pagio

Ie01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzIe01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzpagio
 
Ie03 induktansi
Ie03 induktansiIe03 induktansi
Ie03 induktansipagio
 
Mm02 gaya magnet
Mm02 gaya magnetMm02 gaya magnet
Mm02 gaya magnetpagio
 
Ie01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzIe01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzpagio
 
Pasio 2017 matius
Pasio 2017 matiusPasio 2017 matius
Pasio 2017 matiuspagio
 
Elektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarElektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarpagio
 

Mais de pagio (6)

Ie01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzIe01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenz
 
Ie03 induktansi
Ie03 induktansiIe03 induktansi
Ie03 induktansi
 
Mm02 gaya magnet
Mm02 gaya magnetMm02 gaya magnet
Mm02 gaya magnet
 
Ie01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenzIe01 hukum faraday-lenz
Ie01 hukum faraday-lenz
 
Pasio 2017 matius
Pasio 2017 matiusPasio 2017 matius
Pasio 2017 matius
 
Elektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantarElektrostatik pengantar
Elektrostatik pengantar
 

Último

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Último (20)

SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Rbh

  • 1.
  • 3. RADIASI TERMAL Telah kita pelajari, dalam radiasi termal, besar laju radiasi setiap satuan waktu sebuah benda bersuhu mutlak T adalah I = e T4 Jika suhu benda lebih rendah dari lingkungannya, maka benda menyerap energi dengan laju radiasi setiap satuan waktu sebesar I = a T4 Jika suhu benda T1 dan suhu lingkungan T2, maka netto laju energi radiasi adalah I = e (T14-T24) atau I = a (T24-T14)
  • 4. = konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67x10-8 W/mK T = suhu mutlak (dalam kelvin) I = laju radiasi setiap satuan waktu = intensitas (W/m2) e = emisivitas a = absorbsivitas Untuk benda hitam sempurna, a = e = 1 Untuk benda putih sempurna, a = e = 0 Benda pada umumnya, 0<a<1 0<e<1
  • 6. DISTRIBUSI ENERGI RADIASI Energi sebuah benda bersuhu T dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnet, oleh masing- masing panjang gelmbang atau masing-masing frekuensi dengan nilai yang berbeda.
  • 8. Proses produksi cahaya pada lampu pijar/incandescent lamp berbeda dengan lampu TL /fluorocent Lamp, ataupun lampu mercury. Proses terciptanya cahaya pada lampu pijar didauhlui dengan berPIJARnya filamen lampu tsb. Pada lampu pijar berdaya rendah, misalnya 5 watt, WARNA PIJARnya kemerahan, SUHU relatif rendah. Pada lampu berdaya besar (misal 100 watt), WARNA PIJARNYA putih kebiruan, SUHU relatif lebih tinggi.
  • 9. Daya Warna Energi Panj Frek Suhu (watt) (intensitas) gel 5 kemerahan kecil besar kecil rendah 100 putih kebiruan besar kecil besar tinggi 100 100 W W I (x103 W/m2) I (x103 W/m2) 5W 5,7 5,7 5W T=8000 K T=8000 K 2,3 2,3 T=3500 K T=3500 K <--UV -IR---> <--IR -UV---> 4 7 (x10-7m) 4,3 7,5 f (x1014 Hz)
  • 10. Lampu 100 W warnanya bukan biru monokromatis. Demikian juga, lampu 5 W bukan merah monokromatis. Lampu-lampu tersebut tetap memancarkan cahaya polikromatis, hanya dominan pada warna biru untuk lampu 100 W dan dominan merah pada lampu 5 W. Warna lain tetap muncul, tetapi intensitasnya lebih kecil. Sehingga grafik distribusi intensitas (I) terhadap panjang gelombang dilukiskan seperti berikut:
  • 11. Jadi untuk lampu 100 W dan 5 W, distribusi energi / intensitas seperti gambar berikut: I (x103 W/m2) I (x103 W/m2) 5,7 5,7 T=8000 K T=8000 K 2,3 2,3 T=3500 K T=3500 K <--UV -IR---> <--IR -UV---> 4 7 (x10-7m) 4,3 7,5 f (x1014 Hz)
  • 12. Secara umum dilukiskan seperti gambar di bawah. Dari gambar terlihat adanya pergeseran panjang gelombang /frekuensi yang membawa intensitas maksimum (paling jelas). Panjang gelombang / frekuensi seperti itu disebut max dan fmax I I I2max I2max T2 T2 I1max I1max T1 T1 2max 1max f1max f2max f
  • 13. Perhatikan adanya PERGESERAN PUNCAK DISTRIBUSI ke arah panjang gelombang kecil (atau kearah frekuensi besar), jika suhu benda semakin tinggi (T2 > T1) Meskipun terjadi pergeseran, Wilhelm Wien membuktikan, bahwa hasil kali max dengan T berharga konstan dengan nilai 2,989x10-3 mK I I I2max I2max T2 T2 I1max I1max T1 T1 2max 1max f1max f2max f
  • 14. Jadi max T = 2,989x10-3 mK Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum pergeseran Wilhelm Wien T = suhu mutlak benda (dalam kelvin) max = panjang gelombang yang membawa intensitas maksimum
  • 15.
  • 16.
  • 17. RADIASI BENDA HITAM Pengertian Benda Hitam Perumusan Rayleigh – Jeans Bencana Ultraviolet Perumusan Planck
  • 18. Pengertian Benda Hitam Grafik distribusi energi radiasi seperti di atas diperoleh secara empiris. Untuk menjelaskan secara matematis, perlu dipahami dulu, pengertian BENDA HITAM. Benda hitam adalah benda yang dapat memancarkan seluruh energi yang dimilikinya atau menyerap semua energi yang datang padanya. Contoh benda hitam adalah black hole. Contoh lain, yang juga dijadikan pijakan dalam penurunan persamaan untuk menjelaskan grafik distribusi energi seperti di atas adalah sebuah ruangan/rongga dengan lobang kecil.
  • 19. Perumusan Rayleigh – Jeans Radiasi yang masuk ke dalam rongga akan terpantul- pantul oleh dinding ronga, dan kecil kemungkinannya untuk dapat keluar lagi. Sehingga konsep ini dapat mewakili definisi BENDA HITAM. Rayleigh – Jeans menggunakan landasan fisika klasik, dimana energi yang masuk dan terpantul-pantul berlaku untuk semua harga panjang gelombang (kontinu). Dengan dasar ini Rayleigh – Jeans mendapatkan hubungan: 2 ckT I ( ,T ) 4
  • 20. Bencana Ultra Violet (UV Catastrophe) Penerapan rumus Rayleigh – Jeans ternyata hanya berlaku untuk daerah infra red, tetapi tidak berlaku untuk daerah ultra violet. * It agrees with experimental measurements for long wavelengths. * It predicts an energy output that diverges towards infinity as wavelengths grow smaller. * The failure has become known as the ultraviolet catastrophe.
  • 21. Perumusan Max Plack Berbeda dengan Rayleigh-Jeans, Planck menggunakan konsep yang sama sekali baru, Ia memperkenalkan konsep kuantum. Menurut Planck, energi yang masuk dan terpantul- pantul hanya berlaku untuk panjang gelombang tertentu yang berupa gelombang stasioner, sehingga energi radiasi tidak bersifat kontinu, tetapi berupa paket-paket energi yang dinamakan kuanta. Setiap paket energi nilainya = h f, (h = konstanta Planck, f = frekuensi). Dengan konsep baru, Planck mendapatkan hubungan: 2 2hc 1 I ( ,T ) 5 hc e kT 1