BAB 1 KIMIA DI SEKITAR KITA (IPA KIMIA X KurMer).pptx
Presentasi Seminar hasil
1. Pembimbing 1 Indra M. Gandidi, M.T.
Pembimbing 2 A. Yudi Eka Risano, M. Eng.
Pembahas : Harmen Burhanudin, M.T.
Seminar HASIL
ANALISIS HASIL PENGERINGAN
BEBERAPA PRODUK PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
MENGGUNAKAN BIODRYER
Por da
Gu s n e d y Teknik Mesin Universitas Lampung 2012
2. 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN dan BATASAN MASALAH
3. Pengeringan Konvensional LATAR
BELAKANG
JAGUNG
Penjemuran 7-8 hari
kadar air 9 % - 10 %
KOPI PADI (GABAH)
Penjemuran 3 – 4 minggu Penjemuran 2 – 4 Hari
kadar air 12 % - 13 % kadar air 13 % - 14%
4. Pengeringan Konvensional RUMUSAN
MASALAH
- MEMBUTUHKAN LAHAN YANG LUAS,dan TENAGA YANG BANYAK
- RENTAN TERHADAP KONTAMINASI (MIKROORGANISME, JAMUR, DLL)
- SANGAT BERGANTUNG CUACA, KADAR AIR SULIT MENCAPAI KRITERIA UNGGUL
- WAKTU PENGERINGAN LAMA
[9] Ridwansyah. 2003. Pengolahan Kopi. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
[10] Tandiabang, johanis, 2010, Pengendalian Aflatoksin Untuk Perbaikan Kualitas Biji Jagung, Prosiding seminar dan pertemuan tahunan PEI dan
PFI XX komisariat daerah sulawesi selatan, 27 mei 2010.
[14] Wibowo, dimas setiyo dkk, undate, Rancang Bangun Alat Pengering Padi Dengan Metode Konveksi Berbasis Mikrokontroler, Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya, Surabaya.
5. Mesin Pengering Jagung Mesin Pengering Padi
- Ketidakseragaman Kadar air pada Produk
- Pembakaran Langsung (Direct Combustion)
- Menggunakan Bahan Bakar Fosil /
Energi Listrik yang besar
- Hanya Satu Tipe Produk Yang Dikeringkan
(No Multifungsi)
Mesin Pengering Kopi
7. TUJUAN
Menganalisis pengaruh volume pengeringan
terhadap reduksi kadar air setiap produk.
Menganalisis pengaruh kecepatan putar
biodryer terhadap reduksi kadar air setiap produk.
Menganalisis laju pengeringan setiap produk.
Menganalisis energi kalor pengeringan tiap
produk.
Menganalisis standar mutu produk hasil pengeringan
yang mengacu pada SNI.
Melakukan analisis kelayakan ekonomi untuk setiap
produk yang dikeringkan.
8. BATASAN MASALAH
Panas pengeringan berasal dari proses gasifikasi biomassa
sekam padi.
Produk yang akan dikeringkan dikhususkan pada, jagung
pipil, padi (gabah) dan kopi gelondong robusta.
Untuk analisis standar mutu produk mengacu berdasarkan
SNI dan difokuskan pada kadar air akhir dan tampilan fisik
(warna dan aroma).
9. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10. TEMPAT & WAKTU PENELITIAN, ALAT & BAHAN, METODOLOGI PENELITIAN
13. BIODRYER OVEN LABORATORIUM NERACA ANALITIK
GRAIN MOISTURE METER ANEMOMETER EKSIKATOR CAWAN PETRI
NERACA UKUR THERMOMETER AIR
TERMOKOPEL NERACA DIGITAL TACHOMETER
RAKSA
14. Untuk pengujian
MASING MASING pengujian penulis menghabiskan
SEBERAT 100 KG/produk
PADI (GABAH)
KOPI ROBUSTA (GELONDONG)
SEKAM PADI
JAGUNG PIPIL
15. Parameter yang diukur:
• Temperatur bola basah lingkungan (Twb,in)
• Temperatur bola kering lingkungan (Tdb,in)
• Temperatur udara keluar biodryer (Twb,out)
• Temperatur bahan masuk (Tb,in)
• Temperatur bahan keluar (Tb,out)
• massa bahan jagung (mbj)
• massa bahan kopi (mbk)
• massa bahan padi (mbp)
• Putaran biodryer (Rpm)
[31] Hendri Syah, dkk, undate, Study on Performance Co-Current Rotary Dryer for Sweet Potato Grates, Universitas Syiah Kuala, Aceh
16. [24]
Parameter yang dicari:
Kadar air awal (%)
Kadar air akhir (%)
Laju pengeringan (Kg/menit)
Residence time (menit)
Humidity
Kalor laten penguapan air (Qevap)
Entalpi penguapan air (hfg)
• Massa air yang menguap (mwater’)
• Massa air awal bahan sebelum dikeringkan (mw1)
• Massa air akhir bahan setelah dikeringkan (mw2)
• Kalor sensibel peningkatan temperatur air (Qsa)
• Kapasitas panas spesifik air (Cpw)
• Kenaikan temperature rata rata (ΔT)
• Kalor sensibel peningkatan temperatur bahan (Qsb)
• Masa bahan kering (mm)
• Kalor spesifik bahan (Cp)
• Kenaikan temperatur (ΔT)
• Kebutuhan kalor perkilogram bahan (Qtotal)
[24] Lawrence, Willem, 2011, Evaluasi Proses Pengeringan “Cut Pilot Plant” Untuk Mendapatkan Batubara Bernilai kalor Tinggi Secara Efisien.
ITB, Bandung.
17. INSTALASI DAN KALIBRASI ALAT UKUR
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
7
Kec. Udara (m/s)
6
5.5 5.5
5.2 5.2 5.3
5 5 5
4.8
4.3 4.4
4 3.9 4
3 3.2
2 2.2
1.5
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0.07
0 50 100 150 200 250
-1
Beda Potensial (Volt)
-2
18. INSTALASI DAN KALIBRASI ALAT UKUR
Titik 4 Titik 3 Titik 2 Titik 1
Titik 5
• Pemasangan dan kalibrasi termokopel
pada tabung biodryer
• Pemasangan dan kalibrasi regulator
dan takometer digital
• Pemasangan dan kalibrasi
anemometer terhadap laju udara
20. PROSEDUR PENGUJIAN
SECARA GARIS BESAR
Menentukan kadar air awal bahan uji.
1
Untuk (JAGUNG DAN PADI) Menggunakan alat
Grain moisture meter GMK 303 RS.
Untuk kopi menggunakan metode oven
(gravimetri)
Khusus untuk kopi dilakukan predrying
selama12 hari untuk menurunkan kadar air
dari 52 % menjadi 20 – 30 % [4],[29]
Melakukan Proses pengujian dan pengambilan data
pengeringan (jagung, kopi dan padi)
Menentukan kadar air akhir bahan hasil pengeringan masing masing produk
[21] Badan Standarisasi nasional (BSN), 2008, Standar Mutu Biji Kopi SNI 01-2907-2008 ICS 67.140.20, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
[29] Anonim, undate, Pengolahan Kopi, Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, Jember
[4] Tim-Pkm T Unila, 2010, Aplikasi gasifikasi biomassa rotary dryer untuk meningkatkan kapasitas, kualitas dan kuantitas pengeringan onggok
singkong di provinsi lampung, Teknik Mesin - Universitas Lampung
21.
22. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN JAGUNG
Kadar Air (%) Rpm 10 (Menit) Masa umpan Vs Residence Time pada 10 Rpm
24 18
17.42
22 17
22.3 22.3 22.3
20 16 Residence time
RPM 10 Airair
Kadar Akhir
Kadar
Masa Vs Resident
18 Time pada 10 Rpm
15 15.14
15.2
16 Poly. (Masa Vs
14.4 14
Kadar Air Awal Resident Time pada
14 13.3
Rata-Rata Jagung 10 Rpm)
13 13.2
(%)
12
10 12
(Kg) (Kg)
4 5 6 7 8 4 5 6 7 8
Massa umpan vs kadar air akhir Massa umpan vs residence time
23. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN JAGUNG
(Kg/Menit) Laju Pengeringan Rata-rata pada 10 Rpm
0.160
0.150
0.146
0.140 0.140
0.130 Laju Pengeringan Rata-rata
Laju pengeringan rata
pada 10 Rpm
- rata
0.122
0.120
Poly. (Laju Pengeringan
0.110 Rata-rata pada 10 Rpm)
0.100 Masa (Kg)
4 5 6 7 8
LAJU PENGERINGAN RATA-RATA
24. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN KOPI
Kadar Air (%) 20 Rpm (Menit) Massa umpan Vs residence time pada 20 Rpm
20 14.8
14.6
18 19.07 19.07 19.07
14.4 14.57
16 Kadar air 14.2 Massa umpan Vs
20Akhir
Rpm 14.24 Residence time
15.42 14 Resident Time
14 pada 20 Rpm
14.35
Kadar Air Awal 13.8
12 12.62 Poly. (Massa
Biji 13.6
umpan Vs Resident
10 13.4 Time pada 20 Rpm)
13.2
8 13.12
(Kg) 13
4 5 6 7 8 9 (Kg)
4 5 6 7 8
Massa umpan vs kadar air akhir Massa umpan vs residence time
25. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN KOPI
(Kg/Menit) Laju Pengeringan Rata-Rata pada 20 Rpm
0.106
0.105
0.105
0.105 0.104 Laju pengeringan
LAJU Pengeringan Rata-
rata - rata
Rata pada 20 Rpm
0.104 Poly. (LAJU Pengeringan
Rata-Rata pada 20 Rpm)
0.104
0.103
0.103 Masa (Kg)
4 5 6 7 8
LAJU PENGERINGAN RATA-RATA
26. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN PADI (GABAH)
10 Rpm (Menit)
Masa umpan Vs ResidenceTime pada 10 Rpm
Kadar Air (%)
18 16.51
25 23.4
16
23.4 23.4
20 14
14.55 Masa umpan Vs
Residence
12 time
Resident Time
13.14
15 14.2 pada 10 Rpm
10 Rpmair Akhir 10
Kadar
13.5 8
12.7 Kadar Air Awal
10 Poly. (Masa
6
Poly. (10 Rpm) umpan Vs
5 4 Resident Time
2 pada 10 Rpm)
0 0
(Kg)
4 5 6 7 8 (Kg) 4 5 6 7 8
Massa umpan vs kadar air akhir Massa umpan vs residence time
27. KONDISI OPTIMUM HASIL PENGERINGAN PADI
(Kg/Menit) Laju pengeringan rata - rata 10 Rpm
0.250
0.200
0.191
0.174
0.150 Laju pengeringan
0.139 Laju pengeringan rata -
rata - rata
rata 10 Rpm
0.100 Poly. (Laju pengeringan
rata - rata 10 Rpm)
0.050
0.000 Masa (Kg)
4 5 6 7 8
LAJU PENGERINGAN RATA-RATA
28. ANALISIS ENERGI KALOR PENGERINGAN
Energi kalor pengeringan produk
9000
8000
7000
6000
Q total (kJ)
5000
4000
3000
2000
1000
0
KOPI
JAGUNG
PADI
29. ANALISIS VISUAL
jagung
jagung
PADI
PADI
kopi
kopi
Hasil biodryer Hasil konvensional
31. KESIMPULAN
• semakin banyak massa umpan maka kadar air hasil pengeringan semakin besar, begitupun
sebaliknya. Semakin cepat putaran biodryer kadar air yang dihasilkan semakin besar begitupun
sebaliknya.
• Kondisi optimum pengeringan pada jagung, diperoleh pada massa umpan 6 kg, putaran 10 Rpm
dengan kadar air hasil pengeringan mencapai 14,4 % bk.
• Kondisi optimum pengeringan pada kopi, diperoleh pada massa umpan 4 kg, putaran 20 Rpm
dengan kadar air hasil pengeringan mencapai 12,62 % bk.
• Kondisi optimum pengeringan pada padi, diperoleh pada massa umpan 8 kg, putaran 10 Rpm
dengan kadar air hasil pengeringan mencapai 14,2 % bk.
• Berdasarkan hasil perhitungan dan pengujian pada kondisi optimum masing-masing
produk, energi kalor pengeringan kopi memiliki nilai yang paling rendah, sedangkan pada padi
memiliki nilai yang lebih besar.
• Laju pengeringan tertinggi dihasilkan pada padi sedangkan yang terendah terdapat pada kopi, hal
tersebut dipengaruhi oleh aspek massa umpan, kadar air bahan, kecepatan putar biodryer, dan
bentuk fisik produk.
• Untuk kualitas fisik yang dihasilkan jagung kopi dan padi secara visual mendekati kriteria standar
yang diijinkan SNI.
• Untuk analisis kelayakan ekonomi kopi memiliki nilai keuntungan yang paling besar dibandingkan
dengan jagung, sedangkan pada padi terjadi kerugian.
32. SARAN
• Proses predrying kopi harus dilakukan secara teliti untuk
menghasilkan kadar air yang sesuai dengan kondisi kinerja
mesin.
• Merancang ulang mekanisme putaran untuk 30 rpm agar
didapat kondisi putar yang tepat.
• Memodifikasi pipa aliran gas menjadi cerobong agar fly ash
hasil pembakaran tidak mengotori lingkungan kerja.
• Melakukan penelitian lebih lanjut untuk produk pertanian
seperti lada, cengkeh dan pala, agar diketahui karakteristik
masing masing produk jika dikeringkan menggunakan biodryer.