Pemain sepakbola asing di Indonesia sering mengalami nasib buruk karena klub tidak membayar gaji mereka sehingga tidak mampu membiayai kebutuhan sehari-hari bahkan pengobatan. Solomon Begondo meninggal karena tidak mampu berobat setelah gajinya tidak dibayar, sementara Diego Mendieta juga meninggal karena tidak mampu mendapat pengobatan yang memadai untuk tifus. Pemerintah seharusnya menjad
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
KOSA KATA
1. Kosa kata dalam bahasa
indonesia
MUHAMAD ABDUL ROSID
KKI 111-12-037
STAIN SALATIGA
2014
abdulrosid57@gmail.com
2. TRIBUN CORNER
3 Desember 2013
abdulrosid57@gmail.com
Semoga Solomon Menjadi korban Terakhir
TRAGIS. Begitulah nasib sejumlah pemain sepakbola asing yang merumput di Indonesia.
Solomon Begondo, hingga menghembuskan nafas terakhirnya, harus terlunta-lunta karena
tidak cukup punya uang untuk sekedar makan apalagi berobat. Maklum, selama merumput di
Persipro, gajinya tak pernah dibayar.
Sebelumnya, pemain asal argentina, Diego Mendieta meninggal lantaran terserang tifus.
Mendieta tidak mampu mendapatkan pengobatan maksimal lantaran gajinya tertunggak
hingga ratusan juta rupiah oleh manejemen Persis Solo.
Pertengahan tahun ini, kabar tragis dating dari PSMS Medan. Sejumlah pemainnya harus
terlunta-lunta karena gajinya belumb dibayar selama 10 bulan. Kasus serupa, dalam bentuk
yang berbeda, juga seringkali terdengar nyaring dari sejumlah klub yang berlaga di semua
tingkatan divisi.
Bedanya, para pemain yang menjerit karena tidak menerima gaji berbulan-bulan itu masih
bisa makan di rumah, karena bukan pemain asing. Mereka masih bisa ‘minta’ makan pada
istrinya atau anggota keluarganya yang lain.
Ya, kehidupan pemain sepakbola kita memang masih memprihatinkan. Jangan pernah
membandingkan dengan Gareth Bale, Christiano Ronaldo maupun Lionel Messi. Atau bahkan
untuk membandingkan dengan pemain divisi paling bawah di Eropa saja, kita tidak bisa
membandingkan kehidupan mereka dengan para pemain yang merumput di Indonesia.
3. abdulrosid57@gmail.com
Sepakbola di Eropa, Amerika atau Negara-negara tertentu di Asia, telah menjadi industry
yang dikelola sangat professional. Mereka sudah bisa merencanakan keuangannya sejak
persiapan tim menjelang kompetisi hingga kompetisi berakhir.
Sedaangkan sepakbola kita, jangankan untuk membuat perencanaan keuangan hingga
setahun, sebulan atau seminggu saja terasa sulit. Untuk biaya seluruh kegiatan pada besok
saja, uangnya masih harus dikumpulkan hari ini.
Di tengah belum siapnya sepakbola Indonesia menjadi industri, pemerintah telah
memaksa mereka menjadi klub professional. Tidak boleh ada sepeser pun uang Negara yang
boleh digunakan mensubsidi klub.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga tidak menyiapkan program lain untuk mendorong
klub sepakbola tanah air menjadi professional. Misalnya, ada kebijakan khusus, menjadikan
semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjadi sponsor setiap klub, dengan
mengalokasikan dana promosi atau dana lain yang mungkin. Misalnya, BUMN ‘A’ menjadi
sponsor klub ‘A’ dan seterusnya.
4. abdulrosid57@gmail.com
Toh suntikan dana untuk masing-masing klub tidaklah terlalu banyak dan tidak
perlu menghabiskan seluruh dana promosi di setiap BUMN. Sebut saja bank plat
merah, bank Mandiri yang membukukan keuntungan bersih Rp. 15,5 Triliun pada 2012
lalu, tidak akan terlalu sulit untuk menyisihkan hanya 0,1 persen alias sekitar Rp. 15
miliar guna mensposori satu klub sepakbola.
Selain tidak menggangu keuangan, BUMN juga bias memperoleh keuntungan
branding. Bukanlah BUMN itu bisa mendapat kontrarstasi berupa pemasangan logo
perusahaan atau produk perusahaan di kaos pemain, yang setiap saat disorot media.
Belum lagi brand yang dipasang di kaos yang dijual kepada supporter.
Dengan cara itu, manejemen klub akan belajar menjadi professional, sebelum
akhirnya benar-benar menjadi klub sepakbola professional, layaknya di Negaranegara Eropa, Amerika atau sebagian Asia.
Yang lebih penting lagi, ketika keuangan klub sehat, Solomon akan menjadi
pemain sepakbola terakhir yang terlunta-lunta.
5. abdulrosid57@gmail.com
Pembagian kata
Tema : sepakbola
•
•
•
•
•
Word
: lapangan, tribun, klub, wasit,
Polyword
: rumah dinas, gelandang tengah, hakim garis
Collocation
: nafas terakhir,
Semi fixed expression : Toh suntikan dana…., parahnya lagi…
Fixed expression
: terlunta-lunta, masing-masing, berbulanbulan
6. abdulrosid57@gmail.com
Keterampilan Membaca
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berdasarkan teks “Semoga
Solomon Menjadi korban Terakhir”
For advance
1.
Siapa saja pemain asing yang menghembuskan nafas terakhirnya di
Indonesia karena terlunta-lunta?
2.
3.
4.
Kenapa Solomon nasibnya terlunta-lunta hingga meninggal?
5.
Contoh apa yang seharusnya dipersiapkan pemerintah untuk mendorong
klub sepakbola tanah air agar menjadi professional?
Apa perbedaan nasib pemain local dengan pemain asing?
Kenapa sepakbola di Eropa menjadi industri yang dikelola dengan sangat
professional?
7. abdulrosid57@gmail.com
Keterampilan Berbicara
For advance
(Di pagi hari Ihda dan syaiful membaca Koran didepan rumah)
Ihda
: selamat pagi syaiful, taukah kamu berita bola hari ini?
Syaiful : selamat pagi juga ihda, ya tentang Solomon begondo pemain asing yang telah
menghembuskan nafas terakhirnya di Indonesia.
Ihda
: betapa tragisnya nasib Solomon, dimana dia tinggal selama merumput di
Indonesia?
Syaiful : ya semua itu karena gajinya tidak pernah dibayar, dia tinggal dirumah dinas.
Ihda
: toh suntikan dana yang pemerintah berikan juga tidak banyak untuk hidup
selama berbulan-bulan. Bagaimana nasib pemain local, apakah sama terlunta-luntanya
dengan Solomon?
Syaiful : bedanya pemain local masih bisa minta makan pada istrinya atau anggota
keluarganya yang lain.
8. abdulrosid57@gmail.com
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan
percakapan diatas!
1.
2.
3.
4.
Apa yang sedang Ihda dan Syaiful bicarakan?
Dimana mereka bercakap-cakap?
Kenapa nasib Solomon terlunta-lunta?
Apa bedanya pemain asing dengan pemain local?
9. abdulrosid57@gmail.com
Keterampilan Menulis
Susunlah kata-kata dibawah ini menjadi suatu kalimat yang padu!
tifus Diego Mendieta lantaran meninggal terserang.
1
2
3
4
5
memberikan klub keuangan Pemerintah solusi seharusnya untuk.
1
2
3
4
5
6
professional Manejemen sangat Eropa sepakbola.
1
2
3
4
5
7
12. abdulrosid57@gmail.com
Keterampilan Membaca
1.
2.
Diego Mendieta dan Solomon Begondo
3.
Pemain asing sangat menderita karena tidak punya uang untuk bertahan hidup,
sedangkan pemain local masih bisa numpang pada keluarganya.
4.
Karena mereka sudah bisa merencanakan keuangannya sejak persiapan tim
menjelang kompetisi hingga kompetisi berakhir
5.
Diadakan kebijakan khusus, menjadikan semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
untuk menjadi sponsor setiap klub, dengan mengalokasikan dana promosi atau dana
lain yang mungkin. Misalnya, BUMN ‘A’ menjadi sponsor klub ‘A’ dan seterusnya.
karena tidak cukup punya uang untuk sekedar makan apalagi berobat dan gajinya
tak pernah dibayar.
Back
13. abdulrosid57@gmail.com
Keterampilan Berbicara
1.
2.
3.
4.
Berita tentang Solomon
Didepan rumah
karena tidak punya uang untuk bertahan hidup dan gajinya belum dibayar.
Pemain asing sangat menderita karena tidak punya uang untuk bertahan
hidup, sedangkan pemain local masih bisa numpang pada keluarganya.
bedanya pemain local masih bisa minta makan pada istrinya atau anggota
keluarganya yang lain.
Back