SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
ELIKSIR


I.    Teori Dasar
      Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bersifat
hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol.
Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari
senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis
dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang
efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat
hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut
dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus
dan kemudahan dalam pembuatannya (dengan melarutkan biasa), dari sudut pembuatan
eliksir lebih disukai daripada sirup.
      Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena masing-masing
komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang berbeda. Tiap eliksir
memerlukan campuran tertentu dari alkohol dan air untuk mempertahankan semua komponen
dalam larutan. Tentu saja, untuk eliksir-eliksir ini mengandung zat yang kelarutannya dalam
air jelek, banyaknya alkohol yang dibutuhkan lebih besar daripada eliksir yang dibuat dari
komponen-komponen yang kelarutannya dalam air baik. Disamping alkohol dan air, pelarut-
pelarut lain seperti gliserin dan propilen glikol, sering digunakan dalam eliksir sebagai
pelarut pembantu. Walau banyak eliksir yang dimaniskan dengan sukrosa atau sirup sukrosa,
beberapa menggunakan sorbitol, gliserin dan/atau pemanis buatan seperti sakarin untuk
tujuan ini. Eliksir yang mempunyai kadar alkohol yang tinggi biasanya menggunakan
pemanis buatan seperti sakarin, yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, daripada sukrosa
yang hanya sedikit larut dalam alkohol dan membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk
kemanisan yang sama.
      Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezatan dan hampir
semua eliksir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan penampilannya. Eliksir yang
mengandung alkohol lebih dari 10-12%, biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidak
membutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf untuk
eliksir obat menetapkan standar-standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula resmi.
Formulasi diserahkan pada masing-masing pabrik.
Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosis
lazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Untuk sebagian terbesar eliksir, satu
atau dua sendok teh penuh (5 atau 10 ml) pemberian obat dengan dosis lazim dewasa. Satu
keuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberian padat adalah kemudahan
penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada anak-anak. Orang tua dapat
memberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak yang memperoleh
kemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet obat yang sama
atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir obat
dimaksudkan untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat pengukur
yang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua mengukur
obat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau kondisinya.
Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah
menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadah-
wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam
menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih
disukai dibanding sirup.
      Adapun sediaan eliksir di pasaran antara lain :
1)    Elixir De Spa
2)    Phenergan (Promethazine Elixir)
3)    Bisolvon Kidds
4)    Suplemen Makanan KIDDI
5)    Curcuma Plus


(Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Indonesia)


II.   Data Preformulasi Zat Aktif
       - Parasetamol
               Warna           : Putih
               Rasa            : Pahit
               Bau             : Tidak berbau
               Pemerian        : Serbuk hablur
Kelarutan       : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol
               (95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut
               dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida.
               Titik lebur     : 111oC
               Masa molekular: 272,4 g/mol
               pH larutan      : 5-7oC
               Stabilitas      : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah terdegradasi, lebih
               mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari
               rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi
               hidrolisis.


III. Data Preformulasi Bahan Tambahan
     - Etanol
               Warna           : Tidak berwarna
               Rasa            : Rasa pahit
               Bau             : Khas
               Pemerian        : Cairan jernih, mudah menguap, bergerak, dan mudah
               terbakar.
               Kelarutan       : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan eter.
               Bobot jenis     : 0,8119 – 0,8139 g/mol
               Stabilitas      : Mudah menguap, lebih mudah rusak dengan adanya
               cahaya, dan muda terbakar.


IV. Alat dan Bahan
    Alat :                                           Bahan :
    - Mortir                                         - Parasetamol
    - Timbangan                                      - Etanol
    - Labu erlenmeyer                                - Aquadest
    - Buret
    - Statis
    - Klem buret
    - Spatel
    - Batang pengaduk
- Botol bening


V.   Perhitungan dan Penimbangan
      1. Parasetamol : kelarutan → 1 : 70 bagian air
                                    1 : 7 bagian etanol 95 %


      2. Untuk pembuatan sediaan (100 ml) : 120 mg/5 ml → 100 ml
                                              100 ml/5 ml x 120 mg = 2400 mg = 2,4 g


     Penimbangan Eliksir
      No                     Bahan                                Berat
      1.   Parasetamol untuk 100 ml sediaan                       2,4 g
      2.   Etanol                                                 30 ml
      3.   Aquadest                                            ad 100 ml


V.   Prosedur
     Eliksir
     1. Penentuan konstanta dielektrik parasetamol (120 mg/5 ml) dengan cara titrasi :
       - Parasetamol dilarutkan dalam air dengan konsentrasi (120 mg/5 ml) sebanyak 100
           ml
       - Dilakukan titrasi dengan etanol sampai larutan menjadi bening
       - KD parasetamol dihitung berdasarkan data KD pelarut campur
           KDcamp = (% Vair x KDair) + (% Vetanol x KDetanol)
     2. Sediaan eliksir parasetamol (120 mg/5 ml) dibuat sebanyak 100 ml, dengan cara :
       Parasetamol 2,4 g dilarutkan di dalam 30 ml etanol, diaduk sampai larut.
       Ditambahkan air sebanyak 10 ml, aduk hingga homogen. Campuran dimasukan ke
       dalam botol yang telah dikalibrasi. Aquadest add 100 ml.


VI. Hasil Pengamatan
- Hasil Pengamatan Kelompok 3C
                         Evaluasi Eliksir
Pengamatan organoleptik :
Warna                         Bening
Bau                           Khas etanol
Rasa                          Agak pahit
pH                                   7
 Kejernihan                           Jernih
 Viskositas                           -
 Bobot jenis                          0,965
 Volume terpindahkan                  9%

  Etanol yang diperoleh dari hasil titrasi = 30 ml
  KD camp = (% air x KD air) + (% etanol x KD etanol)
                                          +

                                 +

                            +
               = 66,316
  Piknometer kosong (W1) = 13,173 g

  Piknometer + air        (W2) = 23,643 g

  Piknometer + eliksir (W3) = 23,278 g

  Bj eliksir




                          = 0,965 g


- Hasil Pengamatan Rata-rata Seluruh Kelompok
                          Evaluasi Eliksir
 Pengamatan organoleptik :
 Warna                         Bening
 Bau                           Khas etanol
 Rasa                          Agak pahit
 pH                            6
 Kejernihan                    Jernih
 Viskositas                    -
 Bobot jenis                   1,02
 Volume terpindahkan           3%

VII. Pembahasan
     Dalam percobaan ini dilakukan percobaan membuat eliksir dengan cara parasetamol
dilarutkan ke dalam etanol kemudian ditambahkan air dan dimasukan ke dalam botol. Dari
hasil pengamatan yang didapat, terlihat bahwa percobaan tersebut memberikan hasil yang
maksimal dengan parasetamol yang terlarut dengan sempurna. Hal ini dapat dilihat dari
kejernihan sediaan eliksir yang dibuat. Hal ini dapat disebabkan karena parasetamol larut
dalam 70 bagian air, dan dalam 7 bagian etanol (95%), yang berarti bahwa 1 g parasetamol
larut dalam 70 ml air dan 1 g parasetamol larut dalam 7 ml etanol, sehingga parasetamol yang
dilarutkan dalam etanol, parasetamol akan lebih cepat larut. Disini etanol berfungsi
mempertinggi kelarutan obat pada eliksir dapat pula ditambahkan gliserol, sorbitol atau
propilenglikol. Sedangkan untuk pengganti gula bisa digunakan sirup gula. (Lahman,1994)
      Dilakukan evaluasi terhadap eliksir yang mencakup evaluasi organoleptik (warna, rasa,
bau), pH, kejernihan, berat jenis, viskositas, dan volume terpindahkan. Dari hasil pengamatan
organoleptik tidak terjadi perubahan warna, rasa ataupun bau. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sediaan eliksir cukup stabil, pH yang didapat dari sediaan adalah 7. Pengontrolan pH
sangat penting karena untuk meningkatkan kelarutan zat aktif. Profil laju katalis asam
spesifik dengan stabilitas maksimumnya pada jarak pH 5-7 (Connors, et, al., 1986).
      Pada pembuatan sediaan eliksir ini digunakan pelarut campur (kosolven) untuk
menaikkan kelarutan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam pelarut campur harus
dilihat harga konstanta dielektriknya (KD). Dimana semakin tinggi harga konstanta
dielektriknya, kepolarannya semakin tinggi. Dalam percobaan ini di dapat harga KD pelarut
campur yaitu 66,316. Suatu pelarut campur yang ideal mempunyai harga konstanta dielektrik
antara 25-80. Dalam percobaan ini dihasilkan pelarut campur yang memenuhi persyaratan
pelarut yang ideal.


Daftar Pustaka
- Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
   Indonesia, Jakarta, 298
- Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of
   Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
- Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta : UI Press.
- Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Indonesia

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASTri Setyo Ningsih
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaHani Ani
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamSiti Zulaikhah
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatBayu Mario
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Sapan Nada
 

Mais procurados (20)

Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITASKURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
KURVA LAJU PENGERINGAN DAN FLOWABILITAS
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gulaLaporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
Laporan formulasi tablet pembuatan tablet salut gula
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Laporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikamLaporan praktikum gel pyroksikam
Laporan praktikum gel pyroksikam
 
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul AsamefenamatFormulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
Formulasi dan Evaluasi Kapsul Asamefenamat
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 

Destaque

Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Alljabar Rahmat
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat4nakmans4
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaFikri Nisa
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIarymita
 
268935256 optalmik
268935256 optalmik268935256 optalmik
268935256 optalmikLina Nandala
 
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitLaporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitAndi Bunga Liyah
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrikTrie Marcory
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanapri cwothy
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan ElektrolisisVirdha Rahma
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranNata Nata
 

Destaque (20)

Laporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup ggLaporan resmi syrup gg
Laporan resmi syrup gg
 
Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6Laporan lengkap larutan klmpk 6
Laporan lengkap larutan klmpk 6
 
Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obatBentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Pengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar KosmetikaPengetahuan Dasar Kosmetika
Pengetahuan Dasar Kosmetika
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
268935256 optalmik
268935256 optalmik268935256 optalmik
268935256 optalmik
 
ALKOHOL DALAM MOUTHWASH
ALKOHOL DALAM MOUTHWASHALKOHOL DALAM MOUTHWASH
ALKOHOL DALAM MOUTHWASH
 
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitLaporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
 
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 
formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
laporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisislaporan percobaan Elektrolisis
laporan percobaan Elektrolisis
 
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFERPRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
PRAKTIKUM LARUTAN BUFFER
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Dasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuranDasar teori pengukuran
Dasar teori pengukuran
 
Ppt fts
Ppt ftsPpt fts
Ppt fts
 

Semelhante a OPTIMALKAN ELIKSIR

Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020RestuHendriSulistyaw
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badandanyindriawaty
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolKezia Hani Novita
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunderaji indras
 
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunya
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunyaPembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunya
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunyaAnshori Ananda
 
contoh resep.pptx
contoh resep.pptxcontoh resep.pptx
contoh resep.pptxindrireski2
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
Tugas Pertemuan 5.pptx
Tugas Pertemuan 5.pptxTugas Pertemuan 5.pptx
Tugas Pertemuan 5.pptxkiki348108
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIRiaAnggun
 
SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxanjarPribadi2
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinMaulana Sakti
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxnurulwahyuni41
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mintan nurmala
 

Semelhante a OPTIMALKAN ELIKSIR (20)

Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
Petunjuk Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semisolid 2020
 
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badanKel 9 kelas m preparat kebersihan badan
Kel 9 kelas m preparat kebersihan badan
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazolLaporan resmi dry syrup kotrimoxazol
Laporan resmi dry syrup kotrimoxazol
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunder
 
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunya
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunyaPembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunya
Pembuatan eliksir dan cleansing cream serta evaluasi mutunya
 
contoh resep.pptx
contoh resep.pptxcontoh resep.pptx
contoh resep.pptx
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
Tugas Pertemuan 5.pptx
Tugas Pertemuan 5.pptxTugas Pertemuan 5.pptx
Tugas Pertemuan 5.pptx
 
Tujuan
TujuanTujuan
Tujuan
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptx
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Kosmetika
KosmetikaKosmetika
Kosmetika
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
Tsba
TsbaTsba
Tsba
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta mMklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
Mklah isolasi dan degradasi piperin dari lada hi ta m
 

OPTIMALKAN ELIKSIR

  • 1. ELIKSIR I. Teori Dasar Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bersifat hidroalkohol, maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alkohol. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam pembuatannya (dengan melarutkan biasa), dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai daripada sirup. Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena masing-masing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang berbeda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari alkohol dan air untuk mempertahankan semua komponen dalam larutan. Tentu saja, untuk eliksir-eliksir ini mengandung zat yang kelarutannya dalam air jelek, banyaknya alkohol yang dibutuhkan lebih besar daripada eliksir yang dibuat dari komponen-komponen yang kelarutannya dalam air baik. Disamping alkohol dan air, pelarut- pelarut lain seperti gliserin dan propilen glikol, sering digunakan dalam eliksir sebagai pelarut pembantu. Walau banyak eliksir yang dimaniskan dengan sukrosa atau sirup sukrosa, beberapa menggunakan sorbitol, gliserin dan/atau pemanis buatan seperti sakarin untuk tujuan ini. Eliksir yang mempunyai kadar alkohol yang tinggi biasanya menggunakan pemanis buatan seperti sakarin, yang dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, daripada sukrosa yang hanya sedikit larut dalam alkohol dan membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk kemanisan yang sama. Semua eliksir mengandung bahan pemberi rasa untuk menambah kelezatan dan hampir semua eliksir mempunyai zat pewarna untuk meningkatkan penampilannya. Eliksir yang mengandung alkohol lebih dari 10-12%, biasanya bersifat sebagai pengawet sendiri dan tidak membutuhkan penambahan zat antimikroba untuk pengawetannya. Walau monograf untuk eliksir obat menetapkan standar-standar, mereka umumnya tidak menetapkan formula resmi. Formulasi diserahkan pada masing-masing pabrik.
  • 2. Eliksir obat diformulasi sedemikian rupa sehingga pasien menerima obat dengan dosis lazim untuk dewasa dalam ukuran eliksir yang tepat. Untuk sebagian terbesar eliksir, satu atau dua sendok teh penuh (5 atau 10 ml) pemberian obat dengan dosis lazim dewasa. Satu keuntungan eliksir lebih dari obat yang dalam bentuk pemberian padat adalah kemudahan penyesuaian dan kemudahan pemberian dosis, terutama pada anak-anak. Orang tua dapat memberi setengah sendok teh penuh obat, sebagai contoh, untuk anak yang memperoleh kemudahan yang lebih besar daripada yang didapat dengan memecah tablet obat yang sama atau memisahkan dan dibagi dalam kapsul obat. Pada keadaan dimana eliksir obat dimaksudkan untuk anak-anak, wadah diperdagangkan sering mengandung alat pengukur yang telah dikalibrasi, seperti tetesan atau sendok, untuk memudahkan orang tua mengukur obat dengan tepat dengan jumlah yang dianjurkan sesuai umur anak, berat, atau kondisinya. Karena eliksir mengandung alkohol dan biasanya juga mengandung beberapa minyak mudah menguap yang rusak oleh adanya udara dan sinar, maka paling baik disimpan dalam wadah- wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup. Adapun sediaan eliksir di pasaran antara lain : 1) Elixir De Spa 2) Phenergan (Promethazine Elixir) 3) Bisolvon Kidds 4) Suplemen Makanan KIDDI 5) Curcuma Plus (Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Indonesia) II. Data Preformulasi Zat Aktif - Parasetamol Warna : Putih Rasa : Pahit Bau : Tidak berbau Pemerian : Serbuk hablur
  • 3. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, larut dalam 7 bagian etanol (95%)P, larut dalam 13 bagian aseton, larut dalam 40 bagian gliserol, larut dalam sebagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida. Titik lebur : 111oC Masa molekular: 272,4 g/mol pH larutan : 5-7oC Stabilitas : Pada suhu > 40oC akan lebih mudah terdegradasi, lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis. III. Data Preformulasi Bahan Tambahan - Etanol Warna : Tidak berwarna Rasa : Rasa pahit Bau : Khas Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, bergerak, dan mudah terbakar. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan eter. Bobot jenis : 0,8119 – 0,8139 g/mol Stabilitas : Mudah menguap, lebih mudah rusak dengan adanya cahaya, dan muda terbakar. IV. Alat dan Bahan Alat : Bahan : - Mortir - Parasetamol - Timbangan - Etanol - Labu erlenmeyer - Aquadest - Buret - Statis - Klem buret - Spatel - Batang pengaduk
  • 4. - Botol bening V. Perhitungan dan Penimbangan 1. Parasetamol : kelarutan → 1 : 70 bagian air 1 : 7 bagian etanol 95 % 2. Untuk pembuatan sediaan (100 ml) : 120 mg/5 ml → 100 ml 100 ml/5 ml x 120 mg = 2400 mg = 2,4 g Penimbangan Eliksir No Bahan Berat 1. Parasetamol untuk 100 ml sediaan 2,4 g 2. Etanol 30 ml 3. Aquadest ad 100 ml V. Prosedur Eliksir 1. Penentuan konstanta dielektrik parasetamol (120 mg/5 ml) dengan cara titrasi : - Parasetamol dilarutkan dalam air dengan konsentrasi (120 mg/5 ml) sebanyak 100 ml - Dilakukan titrasi dengan etanol sampai larutan menjadi bening - KD parasetamol dihitung berdasarkan data KD pelarut campur KDcamp = (% Vair x KDair) + (% Vetanol x KDetanol) 2. Sediaan eliksir parasetamol (120 mg/5 ml) dibuat sebanyak 100 ml, dengan cara : Parasetamol 2,4 g dilarutkan di dalam 30 ml etanol, diaduk sampai larut. Ditambahkan air sebanyak 10 ml, aduk hingga homogen. Campuran dimasukan ke dalam botol yang telah dikalibrasi. Aquadest add 100 ml. VI. Hasil Pengamatan - Hasil Pengamatan Kelompok 3C Evaluasi Eliksir Pengamatan organoleptik : Warna Bening Bau Khas etanol Rasa Agak pahit
  • 5. pH 7 Kejernihan Jernih Viskositas - Bobot jenis 0,965 Volume terpindahkan 9% Etanol yang diperoleh dari hasil titrasi = 30 ml KD camp = (% air x KD air) + (% etanol x KD etanol) + + + = 66,316 Piknometer kosong (W1) = 13,173 g Piknometer + air (W2) = 23,643 g Piknometer + eliksir (W3) = 23,278 g Bj eliksir = 0,965 g - Hasil Pengamatan Rata-rata Seluruh Kelompok Evaluasi Eliksir Pengamatan organoleptik : Warna Bening Bau Khas etanol Rasa Agak pahit pH 6 Kejernihan Jernih Viskositas - Bobot jenis 1,02 Volume terpindahkan 3% VII. Pembahasan Dalam percobaan ini dilakukan percobaan membuat eliksir dengan cara parasetamol dilarutkan ke dalam etanol kemudian ditambahkan air dan dimasukan ke dalam botol. Dari hasil pengamatan yang didapat, terlihat bahwa percobaan tersebut memberikan hasil yang maksimal dengan parasetamol yang terlarut dengan sempurna. Hal ini dapat dilihat dari
  • 6. kejernihan sediaan eliksir yang dibuat. Hal ini dapat disebabkan karena parasetamol larut dalam 70 bagian air, dan dalam 7 bagian etanol (95%), yang berarti bahwa 1 g parasetamol larut dalam 70 ml air dan 1 g parasetamol larut dalam 7 ml etanol, sehingga parasetamol yang dilarutkan dalam etanol, parasetamol akan lebih cepat larut. Disini etanol berfungsi mempertinggi kelarutan obat pada eliksir dapat pula ditambahkan gliserol, sorbitol atau propilenglikol. Sedangkan untuk pengganti gula bisa digunakan sirup gula. (Lahman,1994) Dilakukan evaluasi terhadap eliksir yang mencakup evaluasi organoleptik (warna, rasa, bau), pH, kejernihan, berat jenis, viskositas, dan volume terpindahkan. Dari hasil pengamatan organoleptik tidak terjadi perubahan warna, rasa ataupun bau. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan eliksir cukup stabil, pH yang didapat dari sediaan adalah 7. Pengontrolan pH sangat penting karena untuk meningkatkan kelarutan zat aktif. Profil laju katalis asam spesifik dengan stabilitas maksimumnya pada jarak pH 5-7 (Connors, et, al., 1986). Pada pembuatan sediaan eliksir ini digunakan pelarut campur (kosolven) untuk menaikkan kelarutan. Untuk memperkirakan kelarutan suatu zat dalam pelarut campur harus dilihat harga konstanta dielektriknya (KD). Dimana semakin tinggi harga konstanta dielektriknya, kepolarannya semakin tinggi. Dalam percobaan ini di dapat harga KD pelarut campur yaitu 66,316. Suatu pelarut campur yang ideal mempunyai harga konstanta dielektrik antara 25-80. Dalam percobaan ini dihasilkan pelarut campur yang memenuhi persyaratan pelarut yang ideal. Daftar Pustaka - Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 298 - Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168. - Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Jakarta : UI Press. - Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Indonesia