Dokumen tersebut membahas tentang penanganan korban trauma dan bencana, yang mencakup pendekatan multidisiplin dalam pengelolaan trauma, pentingnya memahami mekanisme cedera dan mengidentifikasi mereka yang berisiko cedera, serta perlunya tim terorganisir yang kompeten dalam menilai dan memperlakukan trauma yang mengancam jiwa.
2. Trauma mungkin masalah kesehatan utama yang
paling serius dari semua yang dihadapi negara
maju.
Di negara berkembang dampak sama besar
Di Inggris, ada sekitar 15.000 kematian setiap tahun
disebabkan oleh kecelakaan. Sepertiga dari ini
adalah akibat kecelakaan lalu lintas jalan
Di Amerika Serikat, cedera adalah penyebab utama
kematian sampai dengan usia 44 dan ini
merupakan masalah kesehatan utama bagi
perencana di bidang ekonomi kesehatan
3. Map of South-East Asia Region
25% of
South-East Asia Region
world’s DPRK
DPR Korea
population Bhutan DPRK
NEPAL
India
BHU Myanmar
5 of world’s NEPAL
IND BAN
BHU
Bangladesh
MMR
Thailand
IND BAN
25 most MMR
THA
populated SR L
SR L
Sri Lanka
THA
Maldives
countries INO
Indonesia
INO
The boundaries shown on the map do not imply official endorsement or acceptance by the
World Health Organization.
4.
5. Western Pacific 20%
SEAR countries South-East Asia
contribute 28% of Region 30%
injury mortality
and 30% of injury
disabilities Africa 17%
Injuries cause
Europe 12%
10% of all deaths
and 13% of America 11%
Eastern
disabilities in Mediterranean 10%
SEA Region.
6. Safe Communities Foundation is a
national, not-for-profit charitable
organization dedicated to making
Canada the safest country in the world
to live, learn, work and play
7. Over 33.9 million automobile accidents
occur annually, killing more than
47,000 people and injuring another 5.4
million. Your chances of being
involved in an automobile accident at
least once during your lifetime are
quite realistic. But there are a few
steps you can take to make that less
probable.
8. Be Watchful for Dangerous Situations
Adapt to Poor Road Conditions
Know How to Use Your Brakes
9. Safety Conscious Visitors
Since May 1, 1997
The North Bay Safe Community Project aims to promote
health, safety and security as a lifestyle and attitude for all members
of the community, at home, at work and during leisure activities.
The expected outcome of the project is a measurable reduction in all
types of personal injury/property damage/accident statistics for the
population of North Bay.
10. (12/28) Berkshire Community
College has develped a Leadership in
Education about Alcohol and Drugs
http://cc.berkshire.org/lead/ site to
help inform young adults about the
consequences of risk taking
behaviors.
A seat belt usage survey is available
at the The Truck Stop.
15. Injury Pyramid – South East Asia
Proportion Estimated for
South East Azia
DEATH ( 1 )
1. 4 million
ADMISSION ( 10 – 20 )
14 - 28 million
EMERGENCY CARE ( 50 ) 70 million
MINOR INJURIES ( > 100 ) 140 million
* SOURCE WHO REPORT 2001
16.
17. Mengingat beragamnya kegawatdaruratan/bencana
yang terjadi dan semakin kompleksnya
permasalahan ditambah ketersediaan SDM
Kesehatan yang tidak merata, maka perlu disusun
Manajemen SDM Kesehatan dalam Penanggulangan
Masalah Kesehatan akibat Kegawatdaruratan
sehari2 dan Bencana.
SDM kesehatan sebagai unsur penting dalam
penanggulangan bencana, sering diabaikan.
Mobilisasi tenaga terlambat, tenaga tidak siap,
pemanfaatan yang tidak efisien, pelaksanaan
pelatihan tidak kontinu, koordinasi tidak ada.
18. Dibuat suatu SISTIM PENGELOLAAN
korban trauma dan MEMBAHAS prinsip-
prinsip penanganan untuk pasien.
pentingnya memahami MEKANISME
CEDERA dan MENGIDENTIFIKASI mereka
yang berisiko cedera yang mengancam
jiwa.
19. Korban trauma paling baik ditangani oleh TIM
(TERORGANISIR)
terdiri dari staf yang kompeten dalam menilai dan
MEMPERLAKUKAN TRAUMA YG MENGANCAM
JIWA
Relawan yang berpengalaman, memiliki
keterampilan resusitasi dan kepercayaan diri dalam
menangani pasien tidak sadar,
Anggota tim DOKTER / PERAWAT & ORANG
AWAM KHUSUS.
20. Pendekatan multidisiplin diperlukan dalam
pengelolaan trauma dan harus diikuti teknik
yang sama untuk penilaian dan pengobatan
setiap pasien
Kebanyakan sistem trauma modern memiliki
protokol yang cukup baik.
22. Multiple trauma harus benar-benar dinilai
pada waktu masuk.
Kondisi pasien harus stabil dan dibuat
rencana untuk perawatan luka-luka.
Pemimpin tim bertanggung jawab untuk
menilai pasien dan mengkoordinasi
pekerjaan anggota lain dari tim,
24. 1. UU No. 23 thn 1992 tentang Kesehatan
2. UU No. 32 thn 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No. 33 thn 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
4. PP No. 25 thn 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi
sebagai Daerah Otonom
5. Keppres RI No. 111 thn 2001 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden
No. 3 thn 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan
Bencana dan Penanganan Pengungsi
6. KepMenkes RI No. 28/Menkes/SK/VI/1995 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Umum Penanggulangan Medik Korban Bencana
7. KepMenkes RI no. 462/Menkes/SK/V/2002 tentang Safe Community
(Masyarakat Hidup Sehat dan Aman)
8. SK Menkes RI No. 1575/Menkes/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Depkes RI
9. KepMenkes RI No. 1653/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman
Penanganan Bencana Bidang Kesehatan
10. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Kepolisian RI No.
1078/Menkes/SKB/VII/2003 dan No. Pol B/3889/VII/2003 tentang
Penanganan Identifikasi Korban Mati pada Musibah Massal
11. Deklarasi Makassar tahun 2000
24
26. 1)SATUAN TUGAS MEDIK
DOKTER
PERAWAT
PARAMEDIK
2)SATUAN TUGAS PEMADAM
KEBAKARAN
3)TNI POLRI
27. BPB Daerah
DINAS KES KOTA
Makassar. Dir PSC WALIKOTA MAKASSAR
DINAS TERPADU
Sek
Bendahara
Koord Log
Div Usaha Div Kom Divisi Rescue :
Div MEDIK
-Dokter BSB; NERS Unhas
SAR -TBM Unhas
Tamalanrea -TBM UMI
Keterangan : Korlap
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
28. DIVISI MEDIK
a. DOKTER BEDAH UMUM
b. DOKTER BEDAH ORTHOPEDI
c. DOKTER EMERGENCY (DISASTER
EMERGENCY)
d. DOKTER UMUM (BSB)
e. DISASTER VICTIM IDENTIFICATION (DVI)
f. TIM BANTUAN MEDIK (TBM) UNHAS/ UMI
g. SIAGA NERS
h. PMI
30. SIAGA NERS
BANTUAN
KOMUNIKASI POLISI
(BANKOMPOL)
SAR (SEARCH AND
RESCUE) PSC
EMERGENCY 118
KOMISI TRAUMA
IKABI
TAMALANREA
DIVING CLUB
31. 1. TIM GERAK CEPAT
2. DISPATCH CENTRE
Merupakan pusat komunikasi yang me-
nerima semua warning message dan
menyebarkannya ke semua pihak yang
terlibat dalam penanganan kasus gawat
darurat.
• Contoh : “911” di Amerika Serikat.
118 di Indonesia
32. Penyiapan sumber daya
Tenaga tim gerak cepat
Seorang dokter lulus latihan SAR + ATLS
3 orang Paramedis lulus latihan SAR + BTLS
Seorang ahli Komunikasi
Tenaga Tim Tindak lanjut dini :
Sesuai permintaan / hasil assesment Tim Gerak
Cepat. Komposisi tenaga terdiri dari : Dokter ahli,
dokter forensik, ahli epidemiologi, sanitasi, ahli jiwa,
tenaga bantuan terlatih, paramedis dan sopir.
Tenaga tim Tindak lanjut / pelayanan
pengungsi :
Koordinator (Propinsi / Kabupaten / Puskesmas)
Tenaga gizi, sanitasi, KIA, pengobatan, jiwa
Dokter / supervisor
33. Penyiapan sumber daya
Kesiapan Penanggulangan Gawat
Darurat Massal
Tim Gerak Cepat :
Paket pertolongan pertama yang telah siap dalam
wadah khusus
Alat komunikasi (Telepon, Sat, SSB, HT)
Logistik
Tim Tindak Lanjut :
Tenda rumah sakit lapangan
Peralatan bedah
Peralatan identifikasi korban
Mobil ambulance / kapal ambulance
Alat komunikasi
Logistik
Peralatan monitor + Pencemaran / alat sanitasi
35. PRA HOSPITAL
A. GAWAT DARURAT SEHARI-HARI
(SPGDT SEHARI2)
B. GAWAT DARURAT BENCANA
(SPGDT BENCANA MASSAL)
36. Warga : 0411-582325; 15.118 mHz; 14.909 mHz
DUTY MANAGER
SAR/BASARNAS FIRE BRIGADE BANKOMPO POLISI
L
MEDIS
DIN KES PROP
DIN KES KOTA
PEMERINTAH KORLAP TKP
SETEMPAT
37. Merupakan bagian dari aktivitas yang
bertujuan untuk :
1. Memastikan tanda bahaya
2. Evaluasi besarnya masalah
3. Memastikan sumber daya yang ada,
4. Memperoleh informasi
5. Melakukan mobilisasi.
Mencakup peringatan awal, penilaian
situasi, dan penyebaran pesan siaga.
Inti dari proses penyiagaan adalah pusat
komunikasi.( BANKOMPOL MERPATI)
38. Merupakan prosedur yang dipergunakan untuk
segera mengetahui beratnya masalah dan
resiko potensial dari masalah yang dihadapi.
Tujuan :
1. Untuk mencari tahu masalah yang sedang
terjadi dan kemungkinan yang dapat terjadi.
2. Untuk memobilisasi sumber daya yang
adekuat.
3. Agar penatalaksanaan lapangan dapat
diorganisasi secara benar.
39. Diterapkan untuk memberi perlindungan
kepada korban, tim penolong dan
masyarakat yang terekspos dari segala
resiko yang mungkin terjadi seperti :
perluasan bencana, kecelakaan lalulintas;
kemacetan lalu lintas, material berbahaya,
dll).
Aksi pencegahan dilakukan dengan
menetapkan area larangan.
Tenaga pelaksana dilakukan oleh
Dinas Pemadam Kebakaran
Kesehatan
Polisi
40. Tujuan : mengidentifikasi korban yang perlu
segera dikirim ke RS dan yang dapat
ditunda kemudian.
Triase lapangan dilakukan untuk tiga tujuan:
1. Triase kasus
2. Penempatan
3. Evakuasi
41. Tim Ahli Kegawat Daruratan/Bencana
Semua tenaga penolong pertama yang telah
diberi pelatihan penilaian awal dapat
melakukan prosedur penilaian awal pada
bencana massal, seperti :
KSR/PMR/SAR
Polisi
Crew Pemadam Kebakaran
Hansip
Security
Sukarelawan
42. Polisi, petugas pemadam kebakaran.
Fungsi yang diharapkan dari MFR :
adalah orang pertama untuk mencapai
pasien
memindahkan pasien hanya bila
diperlukan, tanpa menyebabkan cedera
lebih lanjut
Transfer pasien ke Ambulance / Rumah
Sakit
43. Mampu untuk mendapatkan akses ke kendaraan
korban / bangunan
* Evaluasi trauma.
* Mengumpulkan informasi dari pasien
* Tentukan tanda-tanda vital (nadi, pernafasan)
* Deteksi serangan jantung & melakukan CPR
* Kontrol perdarahan dengan bebat tekan
* Bebat bidai
* Harus tahu bgm untuk menstabilkan suatu
fraktur ekstremitas
* Triage pasien
44. Deskripsi pekerjaann: umumnya menggabungkan
fungsi-fungsi berikut:
* Setelah menerima panggilan, driver ambulans
ke alamat atau lokasi tertentu
* Tempatkan ambulans di tempat yang aman
* menerima briefing dari polisi
* Mengambil alih dari MFR
* Membawa bantuan polisi
* memiliki tim ambulans 2-anggota, dimana salah
satu driver dan yang lainnya EMT.
Sopir ambulans dapat dilatih untuk memainkan
peran MFR
45. Bekerja sama dengan Brigade Siaga
Bencana Kawasan Timur Indonesia I
Makassar & IMC (International Medical
Corps )
Pelatihan MFR untuk Mahasiswa PTN dan PTS
Pelatihan MFR untuk Orang Awam umum &
khusus
Pelatihan MFR advance untuk Densus 88 Polda
Jabar; Polda Jawa Tengah; Polda DIY; Polda
Jatim
46. Bekerjasama dgn Dinas Kesehatan Prop
Latihan bersama simulasi Banjir 2 kali
setahun -> tiap tahun
Latihan bersama simulasi Kebakaran sekali
setahun
Latihan bersama Simulasi Flu Burung
Bekerjasama dgn Perum Angkasa Pura
Latihan bersama simulasi Kecelakaan
Pesawat Udara.
55. Current
Situation
Self-Evaluation
Situational Directives &
Position (SWOT) Assumptions
Analysis
Graduate Conclusions
Data :
Profile & Performance
Students
Process Resources
Teaching & Learning Funding
Library
Staff
Academic Atmosphere
Organization Physical Facilities Laboratories
Curriculum
56. Current Future
Situation Situation
Self-Evaluation
Situational Directives & Future
Position (SWOT) Assumptions Position
Analysis
Strategic Objectives
Conclusions Moves
Data
Implemention
Performance
Programs Indicators
(Activities)
57. Pengetahuan kegawat daruratan
sangat minim
Safe community?
58. Faktor Yang Menentukan Pilihan
Rencana Strategis
Status Sosial,
Peluang
Kesehatan ekonomi, Faktor Eksternal
Pendidikan politik dan Dan
Lingkungan Iptek Ancaman
Etika
Kesimpulan Identifikasi/ Rencana
Mengenai evaluasi strategis
Situasi saat ini faktor berbagai
eksternal/ alternatif
Internal
SDM Nilai Kekuatan
Infrastruktur Dan Dan
Pendanaan Budaya kerja Kelemahan Faktor Internal
2012/7/11
1
59. 1. WHERE ARE WE NOW?
2. WHERE DO WE WANT TO
GO?
3. HOW WILL WE GET
THERE?
60. TAHAP RENCANA STRATEGIS
1. Menentukan Visi
2. Menetapkan tujuan
3. Memilih strategi
4. Implementasi strategi
5. Evaluasi dan revisi rencana
2012/7/11
61. Membangun kemampuan institusi untuk
menjalankan strategi secara sukses
Mengalokasi sumber daya secara
optimal dalam menjalankan strategi
Mempersiapkan kebijakan untuk
mendukung strategi
Mempersiapkan sistem pendukung
Menciptakan strategi untuk terbentuknya
corporate culture
2012/7/11
62. Menambah jumlah pelatihan
Menambah jumlah instruktur
Meningkatkan &
mengembangkan sarana
pelatihan
Membuat kurikulum nasional
2012/7/11
65. Recommend one or more of
the strategies
Summarize the results if
things go as proposed
What to do next
Identify Action Items
2012/7/11
66. THE ROAD TO EVIDENCE BASED POLICY DEVELOPMENT
MULTI DISCIPLINARY RESEARCH
HEALTH SERVICES RESEARCH POLICY ANALYSIS
•Basic • Drugs
•Applied • Equipments
•WHAT SCIENCE • Clinical Methods
•WHO
WHY HOW WHAT NEXT
•WHEN
•WHERE • POLICY FORMULATION
•HOW MUCH •Medicine TECHNOLOGY
•Non Medicine • POLICY IMPLEMENTATION
• POLICY MONEV
• USE
THEORY • COST METHODS
•Demography CONCEPT • QUALITY PROCEDURE
•Epidemiology MULTI • ACCESSI- • EFFECTIVENESS
•Geography DISCIPLINARY BILITY • EFFICIENCY
• MEDICINE
• DELIVERY • EQUITY
• POLITICAL
• SOCIAL • FINANCING
• ECONOMICS • ORGANIZA
• LAW -TION
OPTIMAL HEALTH STATUS
PROBLEM IDENTIFICATION PROBLEM SOLVING
GBH JUNE 2000
67. Dasar SPGDT- S
WHAT IS EMERGENCY ?
• ANYBODY
• ANYWHERE
• ANYTIME
George J.Annas et al
ANY INJURY OR ACUTE MEDICAL CONDITION LIABLE TO
CAUSE DEATH , DISABILTY OR SERIOUS ILLNESS IF NOT
IMMEDIATELY ATTENDED TO …….
[ PENANGANAN ] [ WAKTU ] ~ [ KEHIDUPAN ] [ KECACATAN ]
MEDICAL CARE
( RESPECT & PROTECT ) SPGDT RESPONSE
CEPAT – AKURAT
PRA RS - RS
KECEPATAN & KETEPATAN
Peraturan - Perundangan Standard , Sertikasi , Lisensi
KEBUTUHAN INDIVIDU
68. •Man Power
KEP MENKES NO.1277 – 2001 , STEERING > ROWING •Physical Component
KEB YanMed •Technical Component
TUPOKSI KEMKES RI SPGDT •Financial Component
•Time
- Perumusan Kebijakan SPGDT MP
- Standarisasi SPGDT • KEBIJAKAN UMUM PC
MP , PC ,
- Bimbingan Teknis SPGDT • STANDARISASI TC
• BIMBINGAN TEKNIS TC , FC
- Evaluasi SPGDT
• EVALUASI FC Time
T
Pra Rumah Sakit
- Rumah Tangga , TKP , PPGD ~ GELS , Ambulans Life & Limb P
Rumah Sakit Saving R
• Pra RS I PROSES
- UGD – ATLS , ACLS , ANLS , APLS , ALS lainnya M
• RS
- HCU ( HIGH CARE UNIT ) A
- Tindakan Definitif Lanjutan
- RI •AKSES LIFE AND
•MUTU
- Kamar Jenazah ( DVI ) •EFISIENSI LIMB SAVING
•KESINAMBUNGAN
•KUALITAS HIDUP
•PRODUKTIVITAS
69. SPGDT-S (Sistim Pelayanan Gawat Darurat Terpadu-Sehari2)
PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
MULTI DISIPLIN Polri
ANTARA LAIN SUMBER DAYA MANUSIA MULTI PROFESI PMK
- HELM YANG MEMBERI PERTOLONGAN MULTI SEKTOR DLLAJR
- SABUK AWAM UMUM PETUGAS DOKTER Dll
PENGAMAN AWAM KHUSUS AMBULANS PERAWAT
TUJUAN
MENCEGAH
MASYARAKAT KOMUNIKASI - KEMATIAN
AMAN / - KECACADAN
SEJAHTERA
(SAFE COMMUNITY) TRANSPORTASI
+
PASIEN AMBULANS PUSKESMAS RS.KLAS C RS. KLAS A/B
PRA RS INTRA RS INTRA RS
ANTAR RS
PENDANAAN
TIME SAVING IS LIFE SAVING
RESPONSE TIME DIUPAYAKAN SEPENDEK MUNGKIN
MERUJUK THE RIGHT PATIENT, TO THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME
70. KONSEP SAFE COMMUNITY
Shared Vision Masyarakat sehat, aman, sejahtera
Public safety center (ASTER)
Masya Pelayanan kesehatan
rakat Akses (Safe, aspek kesehatan SPGDT-S/B)
Instansi
Instansi
- Polisi NonKes
Non kes PERDA
- PMK APBD
- Asuransi Eksekutif
Eksekutif Pemberdayaan, pencegahan
Legislatif
Legislatif penyuluhan
- Pembiayaan
Masyarakat Umum - Perilaku sehat
Pendekatan
(Primary prevention)
struktural
Pendekatan kultural Semua stakeholder
berperan serta
(Pada paradigma sehat: fokus pada primary prevention)
71. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) harus disosialisasikan
kepada seluruh staf Rumah Sakit dan
masyarakat umum
Dalam penanggulangan penderita Gawat
Darurat harus secara cepat dan tepat.
Peningkatan SDM tenaga yang terkait dalan
SPGDT harus terus dilakukan
Pemanfaatan dan pembinaan Dokter/ Relawan
BSB harus dilakukan secara optimal dan
terencana
Diharapkan semua tenaga/unit yang terkait
harus koordinasi dan kerjasama tim yang baik
sehingga pelayanan dapat optimal dan pada
gilirannya ”safe Community” dapat tercapai