SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MELALUI
PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING DI KELOMPOK B TK MELATI
DESA KENCONOREJO KECAMATAN TULIS KABUPATEN
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak usia dini anak sudah dikenalkan menggambar. Dalam pembelajaran di TK
kebanyakan guru kurang memperhatikan hasil belajar anak terhadap pembelajaran yang
satu ini. Guru sering menggunakan menggambar sebagai pembelajaran relaksasi pada
anak tanpa memperhatikan hasil karya anak sehingga didapati hasil karya anak dalam
pembelajaran menggambar terkesan tanpa arahan.
Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan
kegiatan naluriah, seperti halnya kegiatan makan, minum, berbicara, dan bercerita kepada
orang lain. Kegiatan menggambar bersamaan dengan kegiatan orang lain seperti memilih
dan mengenakan pakaian yang dilakukan oleh anak. Rasa seni dimulai dengan bagaimana
anak bisa menata benda-benda disekitarnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak,
maka pendidik perlu segera mendidik dan membimbingnya.
Ditjen Dikdasmen, (2006), tentang standar kompetensi kelompok B, menyebutkan
bahwa anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan,
imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Kemudian
dalam hasil belajar anak, diharapkan agar dapat menggambar sederhana dengan berbagai
media seperti arang, kapur, crayon, pensil warna, pastel dan lain-lain. Untuk saat ini
tuntutan dari kurikulum tersebut belum bisa direalisasikan di TK Melati
Khusus dalam pembelajaran menggambar di TK Melati anak masih kurang kreatif dalam
menggambar. Hal ini terlihat dari hasil karya anak dalam menggambar. Coretan yang
dihasilkan anak masih berkesan umum dan menampilkan gambar yang sama setiap
pengerjaan tugas menggambar. Misal: anak hanya menggambar rumah saja, anak
menggambar gunung saja, atau anak menggambar pohon saja. Selain itu ketika anak
diberikan tugas untuk mengambar suasana kelas sering ramai, anak sering jalan-jalan
sendiri dan tidak serius dalam menggambar.
Melihat kondisi yang seperti ini penulis mencoba meningkatkan kreatifitas anak
dalam menggambar melalui pendekatan kontekstual learning. Kepada anak akan
diperlihatkan bentuk asli dalam pembelajaran menggambar. Pendekatan ini dirasa perlu
diterapkan untuk mengganti metode konvensional dalam pembelajaran menggambar di
TK Melati.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ”Apakah
pendekatan kontekstual learning dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas
menggambar di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten
Batang?”.
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kreatifitas anak
dalam menggambar dapat ditingkatkan melalui pendekatan contexstual learning di anak
didik kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.
D. Manfaat Perbaikan.
1. Anak mampu meningkatkan kreatifitas menggambar yang muaranya
tertuju pada peningkatan fungsi otot-otot motorik halus anak.
2. Anak mampu menuangkan ide dan gagasan pada kertas gambar secara
baik.
3. Menumbuhkan jiwa seni pada diri anak sejak dini.
4. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam
memecahkan masalah menggambar.
5. Sekolah mempunyai cara baru dalam melaksanakan pembelajaran
menggambar bebas di TK.
BAB. II KAJIAN PUSTAKA
Untuk mewujudkan pembelajaran menggambar yang efektif, guru TK harus
memahami dengan baik arti menggambar dan penerapannya dalam contextual learning.
Selanjutnya, konsep menggambar dan contexstual learning dibahas seperti di bawah ini.
A. Pengertian Menggambar
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau
konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.(Wikipedia
Indonesia, 2009). Kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah
pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia (Tanadi Santoso, 2009).
Dalam melakukan sesuatu seperti menggambar dibutuhkan kreativitas karena kreativitas
mampu membelah batasan dan asumsi dan membuat koneksi pada hal lama yang tidak
berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Menggambar tidak hanya sekedar kegiatan
membuat sebuah gambar namun lebih dari itu yaitu sebuah kegiatan yang menyenangkan
bagi anak-anak. Kegiatan untuk menyalurkan ide dan gagasan kedalam kertas gambar.
Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret,
menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga
menimbulkan gambar (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, 2008).
Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan
banyak pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar berarti membuat tanda-tanda
tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (Wikipedia
Indonesia, 2009).
Kegiatan menggambar dilakukan dengan kesadaran penuh berupa maksud dan
tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti. Kegiatan ini dimulai dari
menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak segaja,
sampai dengan menggambar untuk maksud tertentu. Anak-anak akan merasa senang
setelah menggambar karena hal itu menjadi suatu cara berkomunikasi kepada orang lain.
Apalagi, ketika gambar anak tersebut ditanggapi oleh orang tua dengan pertanyaan
tentang makna dan arti bentuk gambar yang dihasilkan.
B. Contextual Learning
Bagi anak normal ketika melihat suatu gambar maka terjadi proses berpikir,
dimana cita-cita dan angan-angannya akan tumbuh terus. Pada saat ini gambar berfungsi
sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya
mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru
muncul ide baru dan menggugah rasa. Proses ini kadangkala tidak disadari oleh orang
tua, sehingga kritikan atau evaluasi diberikan kepada anak seolah-olah diberikan kepada
orang dewasa.
Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi
pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan
pengetahuan awal anak. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang
memberdayakan anak didik. Salah satu pendekatan yang memberdayakan anak didik
adalah pendekatan kontektual learning.
Contektual learning dikembangkan oleh The Washington State Concortium for
Contextual Teaching And Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan
lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu
kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam
propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui
Direktorat SLTP Depdiknas.
Pendekatan contextual learning merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya degan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US
Departement of Education) (dikutip Depdiknas, 2006).
Dalam konteks ini anak perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam
status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini anak akan menyadari bahwa
apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Sehingga akan membuat mereka
memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk
hidupnya nanti dan anak akan berusaha untuk menanggapinya.
Tugas guru dalam pembelajaran contextual adalah membantu anak dalam mencapai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk
menemukan suatu yang baru bagi anak. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student
centered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh anak.
2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup anak melalui proses pengkajian
secara seksama.
3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal anak yang selanjutnya memilih
dan mengiyakan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran
kontekstual.
4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan
mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki anak dan lingkungan hidup mereka.
5. Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman anak, dimana hasilnya nanti dijadikan
bahan refleksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya.
Depdiknas, (2006), dalam pengajaran contextual memungkinkan terjadinya lima
bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing),
menerapkan (applying), kerjasama (coorperating) dan mentransfer (transfering).
1. Mengaitkan (relating) adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti
konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru
dengan sesuatu yang sudah dikenal anak. Jadi dengan demikian mengkaitkan apa
yang sudah diketahui anak dengan informasi baru.
2. Mengalami (experiencing) merupakan inti belajar contextual dimana mengaitkan
berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun mengetahui
sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika anak dapat memanipulasi
peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-betuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan (applying), anak menerapkan suatu konsep ketika ia melakukan
kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi anak dengan memberikan
latihan yang realistik dan relevan.
4. Kerjasama (coorperating), anak yang bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya anak yang bekerja secara kelompok
sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman
kerjasama tidak hanya membantu anak mempelajari bahan ajar tetapi konsisten
dengan dunia nyata.
5. Mentransfer (transfering), peran guru membuat bermacam-macam pengalaman
belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hapalan.
Menurut Blanchard (dikutip Depdiknas, 2006) ciri-ciri contextual adalah :
1. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah.
2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks.
3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar anak dapat belajar mandiri.
4. Mendorong anak untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau
secara mandiri
5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan anak yang berbeda-beda
6. Menggunakan penilaian otentik.
Menurut Rachmadiarti (2002), suatu proses kegiatan belajar mengajar dapat
dikatakan berorientasi pada kontekstual learning apabila mempunyai tujuh pilar yaitu
:
1. Inkuiri (inquiry)
2. Bertanya (questioning)
3. Kontruktivisme (contruktivism)
4. Masyarakat belajar (learning community)
5. Penilaian autentik (autentic assesment)
6. Refleksi (reflection)
7. Permodelan (modelling)
Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan contextual memiliki tujuh
komponen utama yaitu: konstruktivisme (contruktivism), menemukan (inquiry),
bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), permodelan
(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic
assesment). Adapun tujuh komponen tersebut sebagai berikut :
1. Konstruktivisme (constructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir contextual learning and
teaching (CTL), yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar
mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun
pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimiliki.
2. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
konstektual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus
yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan
dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan
(conclusion).
3. Bertanya (questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya.
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis contextual.
Kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, menggali pemahaman
anak, membangkitkan respon kepada anak, mengetahui sejauh mana
keingintahuan anak, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui anak,
memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari anak untuk menyegarkan kembali
pengetahuan anak.
4. Masyarakat Belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh
dari hasil kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ’sharing’
antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu.
Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok
atau lebih yag terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
5. Permodelan (modelling)
Permodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan anak didiknya untuk belajar
dan melakukan apa yang guru inginkan agar anak didiknya melakukan. Dalam
pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model. Model dapat
dirancang dengan melibatkan anak dan juga mendatangkan dari luar.
6. Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa
lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar
anak didik melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa
yang diperoleh hari itu.
7. Penilaian yang sebenarnya (autentic assesment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi
gambaran mengenai perkembangan belajar anak. Dalam pembelajaran
berbasis kontekstual, gambaran perkembangan belajar anak didik perlu
diketahui guru agar bisa memastikan bahwa anak mengalami pembelajaran
yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan
kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
BAB. III
PELAKSAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelompok B TK Melati Desa
Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang tahun pelajaran
2009/2010. Anak didik kelompok B terdiri dari 14 anak yang terbagi
menjadi 7 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sekolah terletak di
pinggir utara Kota Batang yang penduduknya bekerja sebagai buruh
tani. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap
pendidikan anak-anaknya kurang dan motivasi belajar anak rendah.
Disamping itu fasilitas belajar di sekolah juga kurang memadai.
Peneliti adalah guru Kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo
Kecamatan Tulis Kabupaten Batang dan pengamat adalah saudara Ifan
Prasetiyo rekan guru dan mahasiswa S1 PG PAUD.
B. Deskripsi Per Siklus
Penulis merencanakan kegiatan perbaikan dengan membuat jadwal
kegiatan perbaikan sebagai berikut :
Siklus I
1 SKH 1 dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2009
2 SKH 2 dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2009
3 SKH 3 dilaksanakan tanggal 29 Oktober 2009
4 SKH 4 dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2009
5 SKH 5 dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2009
Siklus II
1 SKH 1 dilaksanakan tanggal 03 Nopember 2009
2 SKH 2 dilaksanakan tanggal 04 Nopember 2009
3 SKH 3 dilaksanakan tanggal 05 Nopember 2009
4 SKH 4 dilaksanakan tanggal 06 Nopember 2009
5 SKH 5 dilaksanakan tanggal 07 Nopember 2009
Setelah rencana perbaikan pembelajaran siklus I disetujui oleh
supervisor, penulis meminta izin ke kepala sekolah untuk melakukan
perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta
bantuan rekan sejawat. Untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan
pengamat, sebelum pelaksanaan perbaikan dimulai, guru peneliti, dan
pengamat membicarakan aspek-aspek perbaikan yang perlu
diperhatikan. Dalam pelaksanaannya rekan sejawat duduk di belakang
dan mengamati seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk
mencatat informasi mengenai penampilan perbaikan pembelajaran ini,
pengamat mengisi lembar observasi dan lembar penilaian (terlampir).
Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan
melalui tahap-tahap kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran
dilakukan melalui serentetan aktivitas yang tercantum dalam kegiatan
inti RPP I dan RPP II (terlampir). Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I, penulis melakukan aktivitas-aktivitas sebagai
berikut :
SKH 1
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar.
2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Taman Kanak-
Kanak.
3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana pagi hari di sekitar
lingkungan TK.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK
SKH 2
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar matahari.
2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Taman Kanak-
Kanak.
3. Guru meminta anak-anak untuk melihat matahari sebentar.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK
SKH 3
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar.
2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke dekat pasar.
3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana siang hari didekat
pasar .
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat pasar.
SKH 4
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar di dekat sawah.
2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke sawah.
3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana di sawah.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di lingkungan dekat sawah.
SKH 5
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar buah apel.
2. Guru meletakkan buah apel merah dan hijau di meja agar dilihat
anak-anak.
3. Guru meminta anak-anak mengamati buah apel tersebut.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar buah apel.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas.
Pada siklus II penulis menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran sebagai perbaikan atau peningkatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I. Aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut :
SKH 1
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar bunga matahari.
2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Rumah Pak Tarto.
3. Guru meminta anak-anak mengamati bunga matahari di halaman
rumah Pak Tarto.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar bunga matahari.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman rumah Pak Tarto.
6. Guru menungui anak-anak saat menggambar.
SKH 2
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar roti donat.
2. Guru memperlihatkan kepada anak-anak roti donat dan meminta
anak-anak untuk mencicipi sedikit.
3. Anak-anak mengamati roti donat yang telah di makan.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar roti donat.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas.
6. Guru menungui anak-anak saat menggambar.
SKH 3
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar pohon cemara.
2. Guru mengajak anak-anak ke kebun Pak Kardi.
3. Anak-anak mengamati pohon cemara di kebun.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar pohon cemara.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kebun.
6. Guru menungui anak-anak saat menggambar.
SKH 4
Aktivitas-aktivitas perbaikan :
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar televisi.
2. Guru mengajak anak-anak ke rumah Bu Wati.
3. Anak-anak mengamati televisi di rumah Bu Wati.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar televisi.
5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di ruang tengah rumah Bu
Wati.
6. Guru menungui anak-anak saat menggambar.
SKH 5
Aktivitas-aktivitas perbaikan:
1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan
menggambar suasana di sawah.
2. Guru mengajak anak-anak ke sawah di depan TK.
3. Anak-anak mengamati sawah yang saat ini kering.
4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar sawah.
5. Kegiatan menggambar di sekitar area pesawahan.
6. Guru menungui anak-anak saat menggambar.
Setelah perbaikan pembelajaran pada masing-masing siklus selesai,
penulis dan pengamat melakukan dialog mengenai pelaksanaan
perbaikan. Hasil dialog ini menjadi bahan refleksi bagi penulis.
Penampilan aktivitas perbaikan yang telah baik dipertahankan dan
yang belum baik ditingkatkan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I, penampilan aktivitas perbaikan yang telah baik meliputi:
1. Menggambar suasana pagi hari, nilai 4.
2. Menggambar matahari, nilai 4
3. Menggambar suasana siang hari, nilai 4.
4. Menggambar suasana di sawah, nilai 4.
5. Menggambar Apel, nilai 4.
Sedangkan aktivitas yang menjadi pusat perbaikan pada siklus II
adalah:
1. Menggambar bunga matahari, nilai 4.
2. Menggambar roti donat, nilai 4.
3. Menggambar pohon cemara, nilai 4.
4. Menggambar televisi, nilai 4.
5. Menggambar suasana di Sawah, nilai 5.
6. Pada akhir siklus II, ditemukan pelaksanaan aktivitas-aktivitas
telah berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 4,2 (dalam
skala1-5). Oleh karena itu perbaikan pembelajaran dianggap
selesai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penulis telah melakukan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus selanjutnya disampaikan
hasil perbaikan pada masing-masing siklus yang akan mencakup penilaian penampilan perbaikan
pembelajaran dan hasil belajar anak.
A. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus I
Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik,
dengan nilai rata-rata 4 (dalam skala 1-5) dan prestasi belajar siswa baik dengan nilai rata-rata 8
pada SKH1, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 2, nilai rata-rata 8 pada SKH 3, nilai rata-rata 8,1 pada
SKH 4, dan nilai rata-rata 8,2 pada SKH 5.
a. Hasil Pengolahan Data
Pada SKH 1 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. Anak-anak
diminta mengikuti guru ke halaman TK, kemudian anak-anak mengamati suasana pagi hari
disekitar lingkungan TK. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana pagi hari. Kegiatan
menggambar dilaksanakan di halaman TK. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati
kegiatan anak.
Pada SKH 2 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar matahari.
Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman TK, kemudian anak-anak melihat ke langit dan
melihat matahari sebentar. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar matahari. Kegiatan
menggambar dilaksanakan di halaman TK. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati
kegiatan anak.
Pada SKH 3 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. Anak-anak
diminta mengikuti guru ke pasar, kemudian anak-anak mengamati suasana siang hari disekitar
pasar. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana siang hari. Kegiatan menggambar
dilaksanakan di dekat pasar. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak.
Pada SKH 4 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar suasana di
sawah. Anak-anak diminta mengikuti guru ke sawah di depan TK, kemudian anak-anak
mengamati suasana di sawah. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana di sawah.
Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat sawah. Selama kegiatan guru menunggui dan
mengamati kegiatan anak.
Pada SKH 5 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar buah apel.
Guru memperlihatkan 2 buah apel, kemudian anak-anak mengamati 2 buah apel tersebut.
Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar buah apel. Kegiatan menggambar dilaksanakan di
kelas. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak.
Di bawah ini kualitas pelaksanaaan aktivitas perbaikan pembelajaran menggambar dengan
pendekatan contextual learning pada siklus I di kelompok B TK Melati.
Tabel 1
Prestasi Belajar Anak Dalam Menggambar Dengan Pendekatan Contextual Learning
No. Variabel
( Aktivitas – aktivitas Perbaikan Pembelajaran ) Nilai
1 2 3 4 5
1. Menggambar suasana pagi hari V
2. Menggambar matahari V
3. Menggambar suasana siang hari V
4. Menggambar suasana di sawah V
5. Mengambar buah apel V
Jumlah 5
Nilai rata - rata 4
Keterangan :
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = baik sekali
Hasil belajar anak dalam perbaikan pembelajaran menggambar di kelompok B TK Melati Desa
Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang siklus I dicantumkan di bawah ini. Hasil
belajar anak dalam Siklus I SKH 1 dicantumkan dalam Tabel 2.
Tabel 2
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 1
X f fX
9 2 19
8 10 80
7 2 14
6 0 0
8
Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 2 dicantumkan dalam Tabel 3.
Tabel 3
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 2
X f fX
9 3 27
8 10 80
7 1 7
6 0 0
8,1
Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 3 dicantumkan dalam Tabel 4.
Tabel 4
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 3
X f fX
9 2 18
8 10 80
7 2 14
6 0 0
8
Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 4 dicantumkan dalam Tabel 5.
Tabel 5
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 4
X f fX
9 2 18
8 11 88
7 1 7
6 0 0
8,1
Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 5 dicantumkan dalam Tabel 6.
Tabel 6
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 5
X f fX
9 4 36
8 9 72
7 1 7
6 0 0
8,2
Dari hasil belajar anak dalam Tabel 2-6 diketahui rata-rata nilai anak (8+8,1+8+8,1+8,2):5 =
40.4:5=8,08. nilai ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran berhasil menghantarkan anak
pada prestasi baik.
b. Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam
observasi dapat dideskripsikan sebagaimana di bawah ini :
1. Menggambar suasana pagi hari
Anak-anak dapat mengambarkan suasana pagi yang ada disekitar TK ke dalam kertas.
Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8, anak dapat menggambar sekaligus mewarnai
gambar sesuai dengan keinginan. Anak mampu menuangkan suasana pagi hari ke dalam kertas
gambar. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif.
2. Menggambar matahari
Dalam SKH 2 ini nilai rata-rata kelas 8,1 dalam menggambar matahari. Gambar matahari sangat
variatif ada yang memberi warna merah, kuning, dan putih. Ada yang besar dan kecil ada pula
yang menggambar 2 matahari.
3. Menggambar suasana siang hari
Anak-anak dapat mengambar suasana siang hari yang ada disekitar pasar ke dalam kertas.
Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8, anak dapat menggambar sekaligus mewarnai
gambar sesuai dengan keinginan anak. Anak mampu menuangkan suasana siang di pasar sesuai
dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif.
4. Menggambar suasana di sawah
Anak-anak dapat mengambar suasana di sawah yang ada di depan TK ke dalam kertas.
Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,1 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai
gambar sesuai dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif.
5. Menggambar buah apel
Dalam menggambar buah apel anak-anak lebih variatif. Kreatifitas anak-anak benar-benar
muncul, mereka menggambar bermacam-macam apel dari 2 buah apel yang dilihat oleh anak-
anak. Ada apel merah, apel hijau, dan penggabungan dari dua apel. Kemampuan menggambar
anak pada kegiatan ini baik nilai rata-rata anak 8,2.
2. Siklus II
Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik,
dengan nilai rata-rata 4,2 (dalam skala 1-5) dan prestasi belajar siswa baik dengan nilai rata-rata
8,2 pada SKH 1, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 2, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 3, nilai rata-rata 8,3
pada SKH 4, dan nilai rata-rata 8,4 pada SKH 5.
a. Hasil Pengolahan Data
Pada SKH 1 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar bunga
matahari. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman rumah Pak Tarto, kemudian anak-anak
mengamati bunga matahari di halaman rumah Pak Tarto. Dilanjutkan dengan kegiatan
menggambar bunga tersebut. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman rumah. Selama
kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak.
Pada SKH 2 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar donat. Guru
memperlihatkan donat dan anak-anak mengamati bentuk donat tersebut. Dilanjutkan dengan
kegiatan menggambar donat. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas. Selama kegiatan guru
menunggui dan mengamati kegiatan anak.
Pada SKH 3 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar pohon
cemara. Anak-anak diminta mengikuti guru ke kebun Pak Kardi, kemudian anak-anak
mengamati pohon cemara. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar pohon cemara. Kegiatan
menggambar dilaksanakan di kebun. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan
anak.
Pada SKH 4 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar televisi.
Anak-anak diminta mengikuti guru ke rumah Bu Wati, kemudian anak-anak mengamati televisi.
Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar televisi. Kegiatan menggambar dilaksanakan di ruang
tengah rumah Bu Wati. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak.
Pada SKH 5 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar suasana di
sawah. Guru mengajak anak ke sawah. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana di
sawah. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat sawah. Selama kegiatan guru menunggui
dan mengamati kegiatan anak.
Di bawah ini kualitas pelaksanaaan aktivitas perbaikan pembelajaran menggambar dengan
pendekatan contexstual learning pada siklus II di kelompok B TK Melati.
Tabel 7
Prestasi Belajar Anak Dalam Menggambar Dengan Pendekatan Contextual Learning
No. Variabel
( Aktivitas – aktivitas Perbaikan Pembelajaran ) Nilai
1 2 3 4 5
1. Menggambar bunga matahari V
2. Menggambar roti donat V
3. Menggambar pohon cemara V
4. Menggambar televisi V
5. Mengambar suasana di sawah V
Jumlah 4 1
Nilai rata - rata 4,2
Keterangan :
1 = kurang sekali
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = baik sekali
Hasil belajar anak dalam perbaikan pembelajaran menggambar di kelompok B TK Melati Desa
Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang siklus 2 dicantumkan di bawah ini. Hasil
belajar anak dalam Siklus 2 SKH 1 dicantumkan dalam Tabel 8.
Tabel 8
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 1
X f fX
9 4 36
8 9 72
7 1 7
6 0 0
8,2
Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 2 dicantumkan dalam Tabel 9.
Tabel 9
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 2
X f fX
9 4 36
8 9 72
7 1 7
6 0 0
8,2
Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 3 dicantumkan dalam Tabel 10.
Tabel 10
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 3
X f fX
9 4 36
8 9 72
7 1 7
6 0 0
8,2
Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 4 dicantumkan dalam Tabel 11.
Tabel 11
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 4
X f fX
9 4 36
8 10 80
7 0 0
6 0 0
8,3
Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 5 dicantumkan dalam Tabel 12.
Tabel 12
Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 5
X f fX
9 5 45
8 9 72
7 0 0
6 0 0
8,4
Dari hasil belajar anak dalam Tabel 8-12 diketahui rata-rata nilai anak (8,2+8,2+8,2+8,3+8,2):5
= 41,3:5=8,26. nilai ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran berhasil menghantarkan
anak pada prestasi baik.
b. Deskripsi Temuan
Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam
observasi dapat dideskripsikan sebagaimana di bawah ini :
1. Menggambar bunga matahari
Anak-anak dapat mengambar bunga matahari ke dalam kertas. Kemampuan anak baik nilai rata-
rata 8,2 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak.
Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif.
2. Menggambar roti donat
Dalam SKH 2 ini rata-rata kelas 8,2 dalam menggambar donat. Gambar sangat variatif ada yang
memberi warna merah, kuning, dan putih. Ada yang besar dan kecil ada pula yang menggambar
2 buah donat.
3. Menggambar suasana pohon cemara
Anak-anak dapat mengambar pohon cemara. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,2 dan
anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak. Gambar
anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif.
4. Menggambar televisi
Anak-anak dapat mengambar televisi. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,3 dan anak
dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan. Gambar anak-anak
bagus, variatif, dan ekspresif.
5. Menggambar suasana di sawah
Dalam menggambar buah apel anak-anak lebih variatif. Kreatifitas anak-anak benar-benar
muncul, mereka menggambar bermacam-macam kegiatan yang ada disawah. Kemampuan
menggambar anak pada kegiatan ini baik nilai rata-rata anak 8,4.
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil tugas anak yang ditemukan
dalam penelitian di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten
Batang, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat dan karena itu
prestasi belajar anak juga meningkat. Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan
nilai 4 (skala 1-5) pada siklus I dan meningkat lebih baik lagi dengan nilai 4,2 (skala 1-5) pada
siklus II. Prestasi belajar anak meningkat dari kurang (nilai 5) sebelum perbaikan pembelajaran,
menjadi baik (nilai 8,08) pada perbaikan siklus I dan lebih baik lagi (nilai 8,26) pada siklus II.
Tiap siklus dalam pelaksanaan perbaikan selalu menunjukkan hasil yang baik, di bawah ini
grafik rata-rata nilai anak yang menunjukkan peningkatan kreatifitas anak dalam menggambar
melalui pendekatan contexstual learning.
Gambar 1. Grafik peningkatan kreativitas anak dalam menggambar
Dengan memberikan pengalaman secara langsung kepada anak dengan mengenalkan konteks asli
dari suatu benda, anak-anak membangun sendiri dunianya. Guru bukan merupakan sumber
utama pengetahuan namun sebagai fasilitator dalam proses belajar (Depdiknas, 2006).
BAB. V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil-hasil penelitian yang dibeberkan di muka, dapat disimpulkan bahwa perbaikan
pembelajaran menggambar dengan pendekatan contextual learning di kelompok B TK Melati
Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang berjalan dengan baik dan karenanya
kreativitas anak dalam menggambar meningkat. Secara rinci :
1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan nilai 4 (dalam skala 1-5)
pada siklus I, meningkat menjadi lebih baik lagi dengan nilai 4,2 (dalam skala 1-5) pada siklus
II.
2. Prestasi belajar anak meningkat dari kurang (nilai 5) sebelum perbaikan pembelajaran,
menjadi baik (nilai 8,08) pada perbaikan siklus I dan lebih baik lagi (nilai 8,26) pada siklus II.
3. Prestasi belajar anak meningkat melalui aktivitas-aktivitas menggambar : 1) suasana pagi hari,
matahari, 2) suasana siang hari, 3) suasana sawah, 4) apel, 5) bunga matahari, 6) roti donat, 7)
pohon cemara, 8) televisi, dan 9) suasana di sawah.
B. Saran
Bertolak dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyampaikan saran kepada rekan-
rekan guru. Dalam pembelajaran menggambar supaya kreativitas anak baik, guru hendaknya :
1. Mengajak anak melihat bentuk asli dari benda yang akan digambar.
2. Mengajak anak untuk mengamati bentuk yang akan digambar dengan seksama dan teliti.
3. Berikan kebebasan kepada anak dalam menggambar dan memilih warna.
4. Bawa anak keluar dari kelas dan biarkan mereka menggambar di tempat terbuka.
5. Bebaskan anak memilih bentuk gambar walaupun guru telah menentukan tema gambar.
Disamping itu, karena terbukti penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan kreativitas
menggambar anak, penulis menyarankan rekan-rekan guru mempelajari dan menerapkan PTK di
kelasnya masing-masing. Pemahaman PTK ini dapat ditempuh melalui pertemuan KKG
(Kelompok Kerja Guru).
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kooperativ learning dan contextual learning dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Pengarang.
Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2006. Standar Kompetensi Taman Kanak-
Kanak Dan Raudlatul Athfal. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Pamadi, Hajar dan Sukardi S, Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta : UT Press.
Rachmadiarti. (2002). Pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran Di Kelas. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Santoso, Tanadi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas : Jakarta : Duta press.

More Related Content

What's hot

Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMarni Marni
 
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...Adi Sodikin
 
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarJurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarAdy Setiawan
 
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanBermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanNugie Outsider's
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritafatimah Baharin
 
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...AldilaRoni
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniSuraya Atika
 
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayuAthiletchumy Ramudu
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAetto kono
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAetto kono
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruabdmuiz78
 
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdTema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdAbdul Latip
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarmaulida_molie
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianetto kono
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...Alorka 114114
 
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guru
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guruBuku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guru
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guruFarahYudian
 

What's hot (20)

Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
Media pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TKMedia pembelajaran di TK
Media pembelajaran di TK
 
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
(Pgpaud) efektivitas metode bercerita dengan buku cerita bergambar dalam meni...
 
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita BergambarJurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
Jurnal Pendidikan_Penggunaan Media Cerita Bergambar
 
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkanBermain kartu bilangan untuk meningkatkan
Bermain kartu bilangan untuk meningkatkan
 
jarimatika-workshop
jarimatika-workshopjarimatika-workshop
jarimatika-workshop
 
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik berceritaKajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
Kajian tindakan bahasa melayu teknik bercerita
 
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
 
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia diniupaya pengembangan kognitif anak usia dini
upaya pengembangan kognitif anak usia dini
 
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
135371125 kaedah-asas-membaca-bahasa-melayu
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
PTK RA TK
PTK RA TKPTK RA TK
PTK RA TK
 
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANAPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNDANA
 
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guruKelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
Kelas 01 sd_tematik_1_diriku_guru
 
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sdTema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku 1-kurikulum 2013-buku guru-bse kelas 1 sd
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guru
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guruBuku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guru
Buku BSE Kelas 03 sd tematik 5 permainan tradisional guru
 

Viewers also liked

Kreativitas Untuk Anak Usia Dini
Kreativitas Untuk Anak Usia DiniKreativitas Untuk Anak Usia Dini
Kreativitas Untuk Anak Usia Dinimisbah hasibuan
 
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)Pugar Cristina
 
Alat penilaian pkp terbaru
Alat penilaian pkp terbaruAlat penilaian pkp terbaru
Alat penilaian pkp terbaruSukardi Juniardi
 
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016umamimoncer
 
Menggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaMenggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaSwadexi Istiqphara
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakDiana Tandjung
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalMulyati Rahman
 
Business Model for Startup
Business Model for StartupBusiness Model for Startup
Business Model for StartupSamuel Henry
 

Viewers also liked (14)

Kreativitas Untuk Anak Usia Dini
Kreativitas Untuk Anak Usia DiniKreativitas Untuk Anak Usia Dini
Kreativitas Untuk Anak Usia Dini
 
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)
Buku model penilaian pencapaian kompetensi peserta didik smp (baru, maret 04)
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
Panduan penilaiana
Panduan penilaianaPanduan penilaiana
Panduan penilaiana
 
Alat penilaian pkp terbaru
Alat penilaian pkp terbaruAlat penilaian pkp terbaru
Alat penilaian pkp terbaru
 
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016
PROMES PROTAH PAUD TA 2015 2016
 
Menggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis KerjaMenggambar Teknik : Garis Kerja
Menggambar Teknik : Garis Kerja
 
Bisnis model kanvas
Bisnis model kanvasBisnis model kanvas
Bisnis model kanvas
 
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anakPengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
Pengaruh pendidikan keluarga terhadap kepribadian anak
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
Best practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi finalBest practice mulyati isi final
Best practice mulyati isi final
 
Penilaian paud 1
Penilaian paud 1Penilaian paud 1
Penilaian paud 1
 
Business Model for Startup
Business Model for StartupBusiness Model for Startup
Business Model for Startup
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 

Similar to SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextual learning di kelompok b tk melati desa kenconorejo kecamatan tulis kabupaten

KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxTRIYULIASIH4
 
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...Ardhy Syah
 
Contoh ptk tk paud dibawah ini
Contoh ptk tk paud dibawah iniContoh ptk tk paud dibawah ini
Contoh ptk tk paud dibawah iniEkkyHy Resky
 
Kepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakKepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakMazri Muhammad
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaEdwien Senaen
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxIfantaFernando1
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Zufa Fauzia
 
20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2Kary Adi
 
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxproposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxTitik Dewanto
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Syaiful Anwar Chusein
 
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaResume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaMas Becak
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docxJunaidiJunaidi91
 
Hbae1203 kreativiti
Hbae1203 kreativitiHbae1203 kreativiti
Hbae1203 kreativitiAnne Gd
 
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Sakeena Nordin
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanAndriani Widi Astuti
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualRomi Afrizal
 
Perkembagan Seni Kanak-Kanak
Perkembagan Seni Kanak-KanakPerkembagan Seni Kanak-Kanak
Perkembagan Seni Kanak-KanakHarliza Nordin
 

Similar to SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextual learning di kelompok b tk melati desa kenconorejo kecamatan tulis kabupaten (20)

KOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docxKOBIBUL_ARTIKEL.docx
KOBIBUL_ARTIKEL.docx
 
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
Peningkatan kemampuan membaca_permulaan_siswa_tk_dalam_pembelajaran_kemampuan...
 
Contoh ptk tk paud dibawah ini
Contoh ptk tk paud dibawah iniContoh ptk tk paud dibawah ini
Contoh ptk tk paud dibawah ini
 
Kepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakKepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanak
 
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agamaContoh ptk-untuk-pelajaran-agama
Contoh ptk-untuk-pelajaran-agama
 
Tugas PTK
Tugas PTKTugas PTK
Tugas PTK
 
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptxppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
ppt. Kel 1 SPI Perkm. Kognitif (1).pptx
 
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
Perbedaan antara pendekatan strategi metode model kelompok 2 4 b pg paud 2013
 
20 pembelajaran contekstual 2
20  pembelajaran contekstual 220  pembelajaran contekstual 2
20 pembelajaran contekstual 2
 
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docxproposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
proposal skripsi kognitif dengan kertas krep.docx
 
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
Upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran pkn pada materi menjaga keutu...
 
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematikaResume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
Resume landasan pendidikan dan pembelajaran matematika
 
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docxPEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.docx
 
Perkembangan anak
Perkembangan anakPerkembangan anak
Perkembangan anak
 
Hbae1203 kreativiti
Hbae1203 kreativitiHbae1203 kreativiti
Hbae1203 kreativiti
 
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
Ekspresi kreativiti kanak kanak bab 1 2 dan 3
 
Soal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasanSoal ujian mid semester 2015 landasan
Soal ujian mid semester 2015 landasan
 
Pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstualPendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual
 
Perkembagan Seni Kanak-Kanak
Perkembagan Seni Kanak-KanakPerkembagan Seni Kanak-Kanak
Perkembagan Seni Kanak-Kanak
 
LK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docxLK Bedah LMS.docx
LK Bedah LMS.docx
 

More from Nugie Outsider's

More from Nugie Outsider's (13)

SOAL IPA VII NUGIE PUNYA
SOAL IPA VII NUGIE PUNYASOAL IPA VII NUGIE PUNYA
SOAL IPA VII NUGIE PUNYA
 
BUKU NAHWUL WADIH 3
BUKU NAHWUL WADIH 3BUKU NAHWUL WADIH 3
BUKU NAHWUL WADIH 3
 
BUKU NAHWUL WADIH 2
BUKU NAHWUL WADIH 2BUKU NAHWUL WADIH 2
BUKU NAHWUL WADIH 2
 
buku NAHWUl WADHIH 1
buku NAHWUl WADHIH 1buku NAHWUl WADHIH 1
buku NAHWUl WADHIH 1
 
Cara membuat email termudah 2013 oleh nugie outsider
Cara membuat email termudah 2013 oleh nugie outsiderCara membuat email termudah 2013 oleh nugie outsider
Cara membuat email termudah 2013 oleh nugie outsider
 
Biodata peserta plpg tahun 2013 0
Biodata peserta plpg tahun 2013 0Biodata peserta plpg tahun 2013 0
Biodata peserta plpg tahun 2013 0
 
Alat penilaian kemampuan guru
Alat penilaian kemampuan guruAlat penilaian kemampuan guru
Alat penilaian kemampuan guru
 
Tugas BAHASA ARAB SDIT KELAS 2 nugie punya
Tugas BAHASA ARAB SDIT KELAS 2 nugie punyaTugas BAHASA ARAB SDIT KELAS 2 nugie punya
Tugas BAHASA ARAB SDIT KELAS 2 nugie punya
 
Soal cerdas cermat agama islam
Soal cerdas cermat agama islamSoal cerdas cermat agama islam
Soal cerdas cermat agama islam
 
Ujian qiro'dan tahfidz
Ujian qiro'dan tahfidzUjian qiro'dan tahfidz
Ujian qiro'dan tahfidz
 
Surat tugas
Surat tugasSurat tugas
Surat tugas
 
Kunci gitar
Kunci gitarKunci gitar
Kunci gitar
 
Alat pencernaan
Alat pencernaanAlat pencernaan
Alat pencernaan
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

SKRIPSI Upaya meningkatkan kreativitas menggambar melalui pendekatan contextual learning di kelompok b tk melati desa kenconorejo kecamatan tulis kabupaten

  • 1. UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MENGGAMBAR MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING DI KELOMPOK B TK MELATI DESA KENCONOREJO KECAMATAN TULIS KABUPATEN BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak usia dini anak sudah dikenalkan menggambar. Dalam pembelajaran di TK kebanyakan guru kurang memperhatikan hasil belajar anak terhadap pembelajaran yang satu ini. Guru sering menggunakan menggambar sebagai pembelajaran relaksasi pada anak tanpa memperhatikan hasil karya anak sehingga didapati hasil karya anak dalam pembelajaran menggambar terkesan tanpa arahan. Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan kegiatan naluriah, seperti halnya kegiatan makan, minum, berbicara, dan bercerita kepada orang lain. Kegiatan menggambar bersamaan dengan kegiatan orang lain seperti memilih dan mengenakan pakaian yang dilakukan oleh anak. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda disekitarnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak, maka pendidik perlu segera mendidik dan membimbingnya. Ditjen Dikdasmen, (2006), tentang standar kompetensi kelompok B, menyebutkan bahwa anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Kemudian dalam hasil belajar anak, diharapkan agar dapat menggambar sederhana dengan berbagai media seperti arang, kapur, crayon, pensil warna, pastel dan lain-lain. Untuk saat ini tuntutan dari kurikulum tersebut belum bisa direalisasikan di TK Melati Khusus dalam pembelajaran menggambar di TK Melati anak masih kurang kreatif dalam menggambar. Hal ini terlihat dari hasil karya anak dalam menggambar. Coretan yang dihasilkan anak masih berkesan umum dan menampilkan gambar yang sama setiap pengerjaan tugas menggambar. Misal: anak hanya menggambar rumah saja, anak menggambar gunung saja, atau anak menggambar pohon saja. Selain itu ketika anak diberikan tugas untuk mengambar suasana kelas sering ramai, anak sering jalan-jalan sendiri dan tidak serius dalam menggambar. Melihat kondisi yang seperti ini penulis mencoba meningkatkan kreatifitas anak dalam menggambar melalui pendekatan kontekstual learning. Kepada anak akan diperlihatkan bentuk asli dalam pembelajaran menggambar. Pendekatan ini dirasa perlu diterapkan untuk mengganti metode konvensional dalam pembelajaran menggambar di TK Melati. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ”Apakah pendekatan kontekstual learning dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas menggambar di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang?”. C. Tujuan Perbaikan Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kreatifitas anak dalam menggambar dapat ditingkatkan melalui pendekatan contexstual learning di anak didik kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. D. Manfaat Perbaikan.
  • 2. 1. Anak mampu meningkatkan kreatifitas menggambar yang muaranya tertuju pada peningkatan fungsi otot-otot motorik halus anak. 2. Anak mampu menuangkan ide dan gagasan pada kertas gambar secara baik. 3. Menumbuhkan jiwa seni pada diri anak sejak dini. 4. Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam memecahkan masalah menggambar. 5. Sekolah mempunyai cara baru dalam melaksanakan pembelajaran menggambar bebas di TK. BAB. II KAJIAN PUSTAKA Untuk mewujudkan pembelajaran menggambar yang efektif, guru TK harus memahami dengan baik arti menggambar dan penerapannya dalam contextual learning. Selanjutnya, konsep menggambar dan contexstual learning dibahas seperti di bawah ini. A. Pengertian Menggambar Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.(Wikipedia Indonesia, 2009). Kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia (Tanadi Santoso, 2009). Dalam melakukan sesuatu seperti menggambar dibutuhkan kreativitas karena kreativitas mampu membelah batasan dan asumsi dan membuat koneksi pada hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Menggambar tidak hanya sekedar kegiatan membuat sebuah gambar namun lebih dari itu yaitu sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Kegiatan untuk menyalurkan ide dan gagasan kedalam kertas gambar. Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S, 2008). Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (Wikipedia Indonesia, 2009). Kegiatan menggambar dilakukan dengan kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti. Kegiatan ini dimulai dari menggerakkan tangan untuk mewujudkan sesuatu bentuk gambar secara tidak segaja, sampai dengan menggambar untuk maksud tertentu. Anak-anak akan merasa senang setelah menggambar karena hal itu menjadi suatu cara berkomunikasi kepada orang lain. Apalagi, ketika gambar anak tersebut ditanggapi oleh orang tua dengan pertanyaan tentang makna dan arti bentuk gambar yang dihasilkan. B. Contextual Learning Bagi anak normal ketika melihat suatu gambar maka terjadi proses berpikir, dimana cita-cita dan angan-angannya akan tumbuh terus. Pada saat ini gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru
  • 3. muncul ide baru dan menggugah rasa. Proses ini kadangkala tidak disadari oleh orang tua, sehingga kritikan atau evaluasi diberikan kepada anak seolah-olah diberikan kepada orang dewasa. Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal anak. Untuk itu diperlukan suatu pendekatan belajar yang memberdayakan anak didik. Salah satu pendekatan yang memberdayakan anak didik adalah pendekatan kontektual learning. Contektual learning dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching And Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat SLTP Depdiknas. Pendekatan contextual learning merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya degan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education) (dikutip Depdiknas, 2006). Dalam konteks ini anak perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini anak akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Sehingga akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan anak akan berusaha untuk menanggapinya. Tugas guru dalam pembelajaran contextual adalah membantu anak dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Guru hanya mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi anak. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh anak. 2. Memahami latar belakang dan pengalaman hidup anak melalui proses pengkajian secara seksama. 3. Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal anak yang selanjutnya memilih dan mengiyakan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4. Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki anak dan lingkungan hidup mereka. 5. Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman anak, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi terhadap rencana pembelajaran dan pelaksanaannya. Depdiknas, (2006), dalam pengajaran contextual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying), kerjasama (coorperating) dan mentransfer (transfering). 1. Mengaitkan (relating) adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru
  • 4. dengan sesuatu yang sudah dikenal anak. Jadi dengan demikian mengkaitkan apa yang sudah diketahui anak dengan informasi baru. 2. Mengalami (experiencing) merupakan inti belajar contextual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun mengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika anak dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-betuk penelitian yang aktif. 3. Menerapkan (applying), anak menerapkan suatu konsep ketika ia melakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi anak dengan memberikan latihan yang realistik dan relevan. 4. Kerjasama (coorperating), anak yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya anak yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu anak mempelajari bahan ajar tetapi konsisten dengan dunia nyata. 5. Mentransfer (transfering), peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hapalan. Menurut Blanchard (dikutip Depdiknas, 2006) ciri-ciri contextual adalah : 1. Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 2. Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks. 3. Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan agar anak dapat belajar mandiri. 4. Mendorong anak untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri 5. Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan anak yang berbeda-beda 6. Menggunakan penilaian otentik. Menurut Rachmadiarti (2002), suatu proses kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan berorientasi pada kontekstual learning apabila mempunyai tujuh pilar yaitu : 1. Inkuiri (inquiry) 2. Bertanya (questioning) 3. Kontruktivisme (contruktivism) 4. Masyarakat belajar (learning community) 5. Penilaian autentik (autentic assesment) 6. Refleksi (reflection) 7. Permodelan (modelling) Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan contextual memiliki tujuh komponen utama yaitu: konstruktivisme (contruktivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Adapun tujuh komponen tersebut sebagai berikut : 1. Konstruktivisme (constructivism) Kontruktivisme merupakan landasan berpikir contextual learning and teaching (CTL), yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimiliki. 2. Menemukan (inquiry)
  • 5. Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis konstektual karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh anak diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion). 3. Bertanya (questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran berbasis contextual. Kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, menggali pemahaman anak, membangkitkan respon kepada anak, mengetahui sejauh mana keingintahuan anak, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui anak, memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari anak untuk menyegarkan kembali pengetahuan anak. 4. Masyarakat Belajar (learning community) Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ’sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tahu ke yang belum tahu. Masyarakat belajar terjadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yag terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. 5. Permodelan (modelling) Permodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan anak didiknya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar anak didiknya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan anak dan juga mendatangkan dari luar. 6. Refleksi (reflection) Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar anak didik melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. 7. Penilaian yang sebenarnya (autentic assesment) Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar anak. Dalam pembelajaran berbasis kontekstual, gambaran perkembangan belajar anak didik perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa anak mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
  • 6. BAB. III PELAKSAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang tahun pelajaran 2009/2010. Anak didik kelompok B terdiri dari 14 anak yang terbagi menjadi 7 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sekolah terletak di pinggir utara Kota Batang yang penduduknya bekerja sebagai buruh tani. Kondisi ini menyebabkan perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya kurang dan motivasi belajar anak rendah. Disamping itu fasilitas belajar di sekolah juga kurang memadai. Peneliti adalah guru Kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang dan pengamat adalah saudara Ifan Prasetiyo rekan guru dan mahasiswa S1 PG PAUD. B. Deskripsi Per Siklus Penulis merencanakan kegiatan perbaikan dengan membuat jadwal kegiatan perbaikan sebagai berikut : Siklus I 1 SKH 1 dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2009 2 SKH 2 dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2009 3 SKH 3 dilaksanakan tanggal 29 Oktober 2009 4 SKH 4 dilaksanakan tanggal 30 Oktober 2009 5 SKH 5 dilaksanakan tanggal 31 Oktober 2009 Siklus II 1 SKH 1 dilaksanakan tanggal 03 Nopember 2009 2 SKH 2 dilaksanakan tanggal 04 Nopember 2009 3 SKH 3 dilaksanakan tanggal 05 Nopember 2009 4 SKH 4 dilaksanakan tanggal 06 Nopember 2009 5 SKH 5 dilaksanakan tanggal 07 Nopember 2009 Setelah rencana perbaikan pembelajaran siklus I disetujui oleh supervisor, penulis meminta izin ke kepala sekolah untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Untuk mengumpulkan data, penulis meminta bantuan rekan sejawat. Untuk menyamakan persepsi guru peneliti dan pengamat, sebelum pelaksanaan perbaikan dimulai, guru peneliti, dan pengamat membicarakan aspek-aspek perbaikan yang perlu diperhatikan. Dalam pelaksanaannya rekan sejawat duduk di belakang dan mengamati seluruh jalannya perbaikan pembelajaran. Untuk mencatat informasi mengenai penampilan perbaikan pembelajaran ini,
  • 7. pengamat mengisi lembar observasi dan lembar penilaian (terlampir). Secara umum prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan melalui tahap-tahap kegiatan awal (apersepsi), kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Secara khusus, kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan melalui serentetan aktivitas yang tercantum dalam kegiatan inti RPP I dan RPP II (terlampir). Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, penulis melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut : SKH 1 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. 2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Taman Kanak- Kanak. 3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana pagi hari di sekitar lingkungan TK. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK SKH 2 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar matahari. 2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Taman Kanak- Kanak. 3. Guru meminta anak-anak untuk melihat matahari sebentar. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK SKH 3 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. 2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke dekat pasar. 3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana siang hari didekat pasar . 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat pasar. SKH 4 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar di dekat sawah. 2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke sawah. 3. Guru meminta anak-anak mengamati suasana di sawah.
  • 8. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di lingkungan dekat sawah. SKH 5 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar buah apel. 2. Guru meletakkan buah apel merah dan hijau di meja agar dilihat anak-anak. 3. Guru meminta anak-anak mengamati buah apel tersebut. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar buah apel. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas. Pada siklus II penulis menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran sebagai perbaikan atau peningkatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Aktivitas-aktivitas perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut : SKH 1 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar bunga matahari. 2. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman Rumah Pak Tarto. 3. Guru meminta anak-anak mengamati bunga matahari di halaman rumah Pak Tarto. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar bunga matahari. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman rumah Pak Tarto. 6. Guru menungui anak-anak saat menggambar. SKH 2 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar roti donat. 2. Guru memperlihatkan kepada anak-anak roti donat dan meminta anak-anak untuk mencicipi sedikit. 3. Anak-anak mengamati roti donat yang telah di makan. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar roti donat. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas. 6. Guru menungui anak-anak saat menggambar. SKH 3 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar pohon cemara. 2. Guru mengajak anak-anak ke kebun Pak Kardi. 3. Anak-anak mengamati pohon cemara di kebun. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar pohon cemara.
  • 9. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kebun. 6. Guru menungui anak-anak saat menggambar. SKH 4 Aktivitas-aktivitas perbaikan : 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar televisi. 2. Guru mengajak anak-anak ke rumah Bu Wati. 3. Anak-anak mengamati televisi di rumah Bu Wati. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar televisi. 5. Kegiatan menggambar dilaksanakan di ruang tengah rumah Bu Wati. 6. Guru menungui anak-anak saat menggambar. SKH 5 Aktivitas-aktivitas perbaikan: 1. Guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar suasana di sawah. 2. Guru mengajak anak-anak ke sawah di depan TK. 3. Anak-anak mengamati sawah yang saat ini kering. 4. Setelah dirasa cukup anak-anak mulai menggambar sawah. 5. Kegiatan menggambar di sekitar area pesawahan. 6. Guru menungui anak-anak saat menggambar. Setelah perbaikan pembelajaran pada masing-masing siklus selesai, penulis dan pengamat melakukan dialog mengenai pelaksanaan perbaikan. Hasil dialog ini menjadi bahan refleksi bagi penulis. Penampilan aktivitas perbaikan yang telah baik dipertahankan dan yang belum baik ditingkatkan pada siklus berikutnya. Pada siklus I, penampilan aktivitas perbaikan yang telah baik meliputi: 1. Menggambar suasana pagi hari, nilai 4. 2. Menggambar matahari, nilai 4 3. Menggambar suasana siang hari, nilai 4. 4. Menggambar suasana di sawah, nilai 4. 5. Menggambar Apel, nilai 4. Sedangkan aktivitas yang menjadi pusat perbaikan pada siklus II adalah: 1. Menggambar bunga matahari, nilai 4. 2. Menggambar roti donat, nilai 4. 3. Menggambar pohon cemara, nilai 4. 4. Menggambar televisi, nilai 4. 5. Menggambar suasana di Sawah, nilai 5. 6. Pada akhir siklus II, ditemukan pelaksanaan aktivitas-aktivitas telah berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 4,2 (dalam skala1-5). Oleh karena itu perbaikan pembelajaran dianggap selesai.
  • 10. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penulis telah melakukan perbaikan pembelajaran sebanyak dua siklus selanjutnya disampaikan hasil perbaikan pada masing-masing siklus yang akan mencakup penilaian penampilan perbaikan pembelajaran dan hasil belajar anak. A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 4 (dalam skala 1-5) dan prestasi belajar siswa baik dengan nilai rata-rata 8 pada SKH1, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 2, nilai rata-rata 8 pada SKH 3, nilai rata-rata 8,1 pada SKH 4, dan nilai rata-rata 8,2 pada SKH 5. a. Hasil Pengolahan Data Pada SKH 1 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman TK, kemudian anak-anak mengamati suasana pagi hari disekitar lingkungan TK. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana pagi hari. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 2 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar matahari. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman TK, kemudian anak-anak melihat ke langit dan melihat matahari sebentar. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar matahari. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman TK. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 3 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar. Anak-anak diminta mengikuti guru ke pasar, kemudian anak-anak mengamati suasana siang hari disekitar pasar. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana siang hari. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat pasar. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 4 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar suasana di sawah. Anak-anak diminta mengikuti guru ke sawah di depan TK, kemudian anak-anak mengamati suasana di sawah. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana di sawah. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat sawah. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 5 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar buah apel. Guru memperlihatkan 2 buah apel, kemudian anak-anak mengamati 2 buah apel tersebut. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar buah apel. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Di bawah ini kualitas pelaksanaaan aktivitas perbaikan pembelajaran menggambar dengan pendekatan contextual learning pada siklus I di kelompok B TK Melati. Tabel 1 Prestasi Belajar Anak Dalam Menggambar Dengan Pendekatan Contextual Learning No. Variabel ( Aktivitas – aktivitas Perbaikan Pembelajaran ) Nilai 1 2 3 4 5
  • 11. 1. Menggambar suasana pagi hari V 2. Menggambar matahari V 3. Menggambar suasana siang hari V 4. Menggambar suasana di sawah V 5. Mengambar buah apel V Jumlah 5 Nilai rata - rata 4 Keterangan : 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali Hasil belajar anak dalam perbaikan pembelajaran menggambar di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang siklus I dicantumkan di bawah ini. Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 1 dicantumkan dalam Tabel 2. Tabel 2 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 1 X f fX 9 2 19 8 10 80 7 2 14 6 0 0 8 Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 2 dicantumkan dalam Tabel 3. Tabel 3 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 2 X f fX 9 3 27 8 10 80 7 1 7 6 0 0 8,1 Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 3 dicantumkan dalam Tabel 4. Tabel 4 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 3 X f fX 9 2 18 8 10 80 7 2 14
  • 12. 6 0 0 8 Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 4 dicantumkan dalam Tabel 5. Tabel 5 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 4 X f fX 9 2 18 8 11 88 7 1 7 6 0 0 8,1 Hasil belajar anak dalam Siklus I SKH 5 dicantumkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 1 SKH 5 X f fX 9 4 36 8 9 72 7 1 7 6 0 0 8,2 Dari hasil belajar anak dalam Tabel 2-6 diketahui rata-rata nilai anak (8+8,1+8+8,1+8,2):5 = 40.4:5=8,08. nilai ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran berhasil menghantarkan anak pada prestasi baik. b. Deskripsi Temuan Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam observasi dapat dideskripsikan sebagaimana di bawah ini : 1. Menggambar suasana pagi hari Anak-anak dapat mengambarkan suasana pagi yang ada disekitar TK ke dalam kertas. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8, anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan. Anak mampu menuangkan suasana pagi hari ke dalam kertas gambar. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 2. Menggambar matahari Dalam SKH 2 ini nilai rata-rata kelas 8,1 dalam menggambar matahari. Gambar matahari sangat variatif ada yang memberi warna merah, kuning, dan putih. Ada yang besar dan kecil ada pula
  • 13. yang menggambar 2 matahari. 3. Menggambar suasana siang hari Anak-anak dapat mengambar suasana siang hari yang ada disekitar pasar ke dalam kertas. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8, anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak. Anak mampu menuangkan suasana siang di pasar sesuai dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 4. Menggambar suasana di sawah Anak-anak dapat mengambar suasana di sawah yang ada di depan TK ke dalam kertas. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,1 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 5. Menggambar buah apel Dalam menggambar buah apel anak-anak lebih variatif. Kreatifitas anak-anak benar-benar muncul, mereka menggambar bermacam-macam apel dari 2 buah apel yang dilihat oleh anak- anak. Ada apel merah, apel hijau, dan penggabungan dari dua apel. Kemampuan menggambar anak pada kegiatan ini baik nilai rata-rata anak 8,2. 2. Siklus II Secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan nilai rata-rata 4,2 (dalam skala 1-5) dan prestasi belajar siswa baik dengan nilai rata-rata 8,2 pada SKH 1, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 2, nilai rata-rata 8,2 pada SKH 3, nilai rata-rata 8,3 pada SKH 4, dan nilai rata-rata 8,4 pada SKH 5. a. Hasil Pengolahan Data Pada SKH 1 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar bunga matahari. Anak-anak diminta mengikuti guru ke halaman rumah Pak Tarto, kemudian anak-anak mengamati bunga matahari di halaman rumah Pak Tarto. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar bunga tersebut. Kegiatan menggambar dilaksanakan di halaman rumah. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 2 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar donat. Guru memperlihatkan donat dan anak-anak mengamati bentuk donat tersebut. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar donat. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kelas. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 3 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar pohon cemara. Anak-anak diminta mengikuti guru ke kebun Pak Kardi, kemudian anak-anak mengamati pohon cemara. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar pohon cemara. Kegiatan menggambar dilaksanakan di kebun. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 4 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar televisi. Anak-anak diminta mengikuti guru ke rumah Bu Wati, kemudian anak-anak mengamati televisi. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar televisi. Kegiatan menggambar dilaksanakan di ruang tengah rumah Bu Wati. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Pada SKH 5 guru mengatakan kepada anak-anak bahwa hari ini akan menggambar suasana di sawah. Guru mengajak anak ke sawah. Dilanjutkan dengan kegiatan menggambar suasana di sawah. Kegiatan menggambar dilaksanakan di dekat sawah. Selama kegiatan guru menunggui dan mengamati kegiatan anak. Di bawah ini kualitas pelaksanaaan aktivitas perbaikan pembelajaran menggambar dengan pendekatan contexstual learning pada siklus II di kelompok B TK Melati.
  • 14. Tabel 7 Prestasi Belajar Anak Dalam Menggambar Dengan Pendekatan Contextual Learning No. Variabel ( Aktivitas – aktivitas Perbaikan Pembelajaran ) Nilai 1 2 3 4 5 1. Menggambar bunga matahari V 2. Menggambar roti donat V 3. Menggambar pohon cemara V 4. Menggambar televisi V 5. Mengambar suasana di sawah V Jumlah 4 1 Nilai rata - rata 4,2 Keterangan : 1 = kurang sekali 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = baik sekali Hasil belajar anak dalam perbaikan pembelajaran menggambar di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang siklus 2 dicantumkan di bawah ini. Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 1 dicantumkan dalam Tabel 8. Tabel 8 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 1 X f fX 9 4 36 8 9 72 7 1 7 6 0 0 8,2 Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 2 dicantumkan dalam Tabel 9. Tabel 9 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 2 X f fX
  • 15. 9 4 36 8 9 72 7 1 7 6 0 0 8,2 Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 3 dicantumkan dalam Tabel 10. Tabel 10 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 3 X f fX 9 4 36 8 9 72 7 1 7 6 0 0 8,2 Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 4 dicantumkan dalam Tabel 11. Tabel 11 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 4 X f fX 9 4 36 8 10 80 7 0 0 6 0 0 8,3 Hasil belajar anak dalam Siklus 2 SKH 5 dicantumkan dalam Tabel 12. Tabel 12 Hasil perbaikan pembelajaran menggambar siklus 2 SKH 5 X f fX 9 5 45 8 9 72 7 0 0 6 0 0 8,4
  • 16. Dari hasil belajar anak dalam Tabel 8-12 diketahui rata-rata nilai anak (8,2+8,2+8,2+8,3+8,2):5 = 41,3:5=8,26. nilai ini menunjukkan bahwa perbaikan pembelajaran berhasil menghantarkan anak pada prestasi baik. b. Deskripsi Temuan Pelaksanaan tiap-tiap aktivitas perbaikan pembelajaran yang menjadi pusat perhatian dalam observasi dapat dideskripsikan sebagaimana di bawah ini : 1. Menggambar bunga matahari Anak-anak dapat mengambar bunga matahari ke dalam kertas. Kemampuan anak baik nilai rata- rata 8,2 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 2. Menggambar roti donat Dalam SKH 2 ini rata-rata kelas 8,2 dalam menggambar donat. Gambar sangat variatif ada yang memberi warna merah, kuning, dan putih. Ada yang besar dan kecil ada pula yang menggambar 2 buah donat. 3. Menggambar suasana pohon cemara Anak-anak dapat mengambar pohon cemara. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,2 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan anak. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 4. Menggambar televisi Anak-anak dapat mengambar televisi. Kemampuan anak baik nilai rata-rata kelas 8,3 dan anak dapat menggambar sekaligus mewarnai gambar sesuai dengan keinginan. Gambar anak-anak bagus, variatif, dan ekspresif. 5. Menggambar suasana di sawah Dalam menggambar buah apel anak-anak lebih variatif. Kreatifitas anak-anak benar-benar muncul, mereka menggambar bermacam-macam kegiatan yang ada disawah. Kemampuan menggambar anak pada kegiatan ini baik nilai rata-rata anak 8,4. B. Pembahasan Dari Setiap Siklus Dari data kualitas pelaksanaan perbaikan pembelajaran dan hasil tugas anak yang ditemukan dalam penelitian di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran meningkat dan karena itu prestasi belajar anak juga meningkat. Pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan nilai 4 (skala 1-5) pada siklus I dan meningkat lebih baik lagi dengan nilai 4,2 (skala 1-5) pada siklus II. Prestasi belajar anak meningkat dari kurang (nilai 5) sebelum perbaikan pembelajaran, menjadi baik (nilai 8,08) pada perbaikan siklus I dan lebih baik lagi (nilai 8,26) pada siklus II. Tiap siklus dalam pelaksanaan perbaikan selalu menunjukkan hasil yang baik, di bawah ini grafik rata-rata nilai anak yang menunjukkan peningkatan kreatifitas anak dalam menggambar melalui pendekatan contexstual learning. Gambar 1. Grafik peningkatan kreativitas anak dalam menggambar Dengan memberikan pengalaman secara langsung kepada anak dengan mengenalkan konteks asli
  • 17. dari suatu benda, anak-anak membangun sendiri dunianya. Guru bukan merupakan sumber utama pengetahuan namun sebagai fasilitator dalam proses belajar (Depdiknas, 2006). BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil-hasil penelitian yang dibeberkan di muka, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran menggambar dengan pendekatan contextual learning di kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang berjalan dengan baik dan karenanya kreativitas anak dalam menggambar meningkat. Secara rinci : 1. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan nilai 4 (dalam skala 1-5) pada siklus I, meningkat menjadi lebih baik lagi dengan nilai 4,2 (dalam skala 1-5) pada siklus II. 2. Prestasi belajar anak meningkat dari kurang (nilai 5) sebelum perbaikan pembelajaran, menjadi baik (nilai 8,08) pada perbaikan siklus I dan lebih baik lagi (nilai 8,26) pada siklus II. 3. Prestasi belajar anak meningkat melalui aktivitas-aktivitas menggambar : 1) suasana pagi hari, matahari, 2) suasana siang hari, 3) suasana sawah, 4) apel, 5) bunga matahari, 6) roti donat, 7) pohon cemara, 8) televisi, dan 9) suasana di sawah. B. Saran Bertolak dari hasil-hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyampaikan saran kepada rekan- rekan guru. Dalam pembelajaran menggambar supaya kreativitas anak baik, guru hendaknya : 1. Mengajak anak melihat bentuk asli dari benda yang akan digambar. 2. Mengajak anak untuk mengamati bentuk yang akan digambar dengan seksama dan teliti. 3. Berikan kebebasan kepada anak dalam menggambar dan memilih warna. 4. Bawa anak keluar dari kelas dan biarkan mereka menggambar di tempat terbuka. 5. Bebaskan anak memilih bentuk gambar walaupun guru telah menentukan tema gambar. Disamping itu, karena terbukti penelitian tindakan kelas (PTK) dapat meningkatkan kreativitas menggambar anak, penulis menyarankan rekan-rekan guru mempelajari dan menerapkan PTK di kelasnya masing-masing. Pemahaman PTK ini dapat ditempuh melalui pertemuan KKG (Kelompok Kerja Guru). DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kooperativ learning dan contextual learning dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta : Pengarang. Derektorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. 2006. Standar Kompetensi Taman Kanak- Kanak Dan Raudlatul Athfal. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
  • 18. Pamadi, Hajar dan Sukardi S, Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta : UT Press. Rachmadiarti. (2002). Pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran Di Kelas. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Santoso, Tanadi. (2009). Seni Dan Kreativitas Manusia Tiada Batas : Jakarta : Duta press.