SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 134
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha
pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan. Tujuan pendidikan adalah upaya membangun manusia
agar dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan dan mandiri sebagai
seorang manusia seutuhnya. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fleksibel, serta akomodatif terhadap
tantangan zaman. Manusia yang diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka
yang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu
menghadapi masalah yang dialaminya, akan tetapi secara proaktif dapat
mengendalikan diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidupnya secara
mandiri dan bertanggung jawab.
Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak terlepas dari matematika
sebagai salah satu ilmu yang memegang peranan penting terutama dalam era
teknologi yang serba canggih sekarang ini. Dalam perkembangannya, matematika
erat kaitannya dengan pendidikan terutama dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ruseffendi (1991: 465) mengemukakan,
“Matematika penting sebagai pembentuk sikap, oleh karena itu salah satu tugas
guru adalah mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik”. Mengingat
pentingnya matematika dalam IPTEK dan kehidupan sehari-hari pada umumnya,
1
2

maka ilmu ini

perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat

terutama siswa.Tapi kenyataan ditemukan dilapangan bahwa hasil belajar
pelajaran matematika disekolah sangat rendah.hal ini disebabkan oleh banyak
faktor.
Faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa, antaralain
bersumber dari dalam diri siswa (faktor interen) maupun yang bersumber dari luar
siswa. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa diantaranya yaitu banyak
yang merasa takut (fobhia matematika), tidak terbiasa mengemukakan pendapat,
kurangnya kemampuan menganalisis maksud soal, serta kurangnya minat siswa
terhadap materi yang diajarkan. Kenyataan ini terungkap melalui wawancara
langsung

yang dilakukan oleh penulis terhadap salah seorang guru pengajar

matematika di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Dari keterangan yang diperoleh,
bahwa hasil belajar pada matematika masih rendah, khususnya pada materi
Dimensi Tiga. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep –
konsep yang diberikan.
Selain faktor interen seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat pula
faktor dari luar diri siswa

yang merupakan pengendali utama dalam proses

pembelajaran diantaranya adalah guru yang kurang kreatif dan inovatif dalam
menggunakan model pembelajaran. Biasanya guru mengajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional berupa metode pembelajaran
ceramah yang disertai dengan pemberian tugas. Salah satu alternatif pembelajaran
matematika yang inovatif tersebut adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick (Tongkat Berbicara).
3

Model pembelajarn Talking Stick (Tongkat Berbicara) adalah model
pembelajaran yang dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara
(berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian. Model pembelajaran ini
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan
SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan
suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ” Pengaruh Penggunaan model pembelajaran Talking
Stick dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi
Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Gorontalo)”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang terungkap

dalam pembelajaran ini sebagai berikut.
1. Siswa kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan guru terutama pada mata
pelajaran matematika.
2. Proses pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah belum mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran.
4

1.3

Batasan Masalah
Dalam pembelajaran dikelas model yang digunakan adalah model

pembelajaran talking stick pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol. Selain itu pula, materi dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dan jarak
antara dua titik, jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian in adalah ”Apakah hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional ?”.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Stick dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional.

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
5

1. Bagi guru, sebagai bahan konstribusi untuk meningkatkan pembelajaran
matematika sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun
guru dapat diatasi dengan baik
2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajarnya.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif dalam rangka perbaikan pembelajaran.
4. Bagi penulis, sebagai wahana memperoleh pengalaman dan latihan serta
menambah wawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di
sekolah
6

BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Teori

2.1.1 Model Pembelajaran Talking Stick
Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif.
menurut Kauchack dan Eggen dalam Azizah (1998), pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara
kolaboratif dalam mencapai tujuan. Kolaboratif sendiri diartikan sebagai falsafah
mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik
betanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan guru
hanya bertindak sebagai fasilitator.
Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran
dengan bantuan tongkat, siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya,
selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok
mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Adapun kelebihan model
pembelajaran Talking Stick adalah menguji kesiapan siswa, melatih membaca dan
memahami dengan cepat, agar lebih giat dalam belajar. Sedangkan kekurangannya
model pembelajaran talking stick adalah membuat siswa senam jantung.
Suprijono (2010: 109) menyatakan bahwa model pembelajaran talking
stick adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berani
mengungkapkan pendapat. Model pembelajaran Talking Stick ( Tongkat
7

Berbicara) adalah model pembelajaran yang dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran. Model ini
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya.
Menurut Suherman (2006: 84) sintaks model pembelajaran talking stick
adalah sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan tongkat.
2. Guru menyajikan materi pokok.
3. Siswa menbaca materi lengkap pada wacana.
4. Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa
yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru.
5. Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi
dan seterusnya.
6. Guru membimbing siswa.
7.

Guru dan siswa menarik kesimpulan

8. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran, dan
9. Siswa diberikan evaluasi.
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang bisa
mendorong siswa untuk mandiri, mendorong siswa untuk mengungkapkan
pendapat dan dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab.
8

2.1.2 Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) memberi pengertian tentang hasil
belajar yaitu, mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Uraian di
atas menunjukkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai perolehan siswa
setelah menjalani kegiatan belajar, namun dapat juga diartikan sebagai prestasi
yang dihadapi, dilaksanakan maupun dikerjakan, yang ditandai dengan skala nilai.
Sudjana (2005: 22) mendefenisikan bahwa “ Hasil belajar adalah
kemampuan-kamampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami
pengalaman belajar “. Selanjutnya Uno (2004: 265) mengemukakan bahwa hasil
belajar sebagai perubahan kapabilitas ( kemampuan tertentu ) sebagai akibat dari
belajar. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
setelah ia melakukan proses belajar.
Menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan
menurut Howard Kingsley (Sudjana, 2005: 22) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
Benyamin Bloom ( dalam Uno, 2008: 35-36) menyatakan bahwa hasil
belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan,
9

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut pendapat ini aspek kognitif
berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ada
enam tingkatan aspek kognitif yang bergerak dari yang sederhana sampai yang
kompleks: (1) pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat materi
pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya; (2) pemahaman (comprehension,,
understanding), seperti menafsirkan, menjelaskan, atau meringkas; (3) penerapan
(application), yaitu kemampuan menafsirkan atau menggunakan materi pelajaran
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkret; (4) analisis (analysis),
yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponenkomponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti; (5) sintesis
(synthesis), yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan; (6) evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan menggunakan
pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria
tertentu.
Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan
menyesuaian perasaan sosial. Aspek ini mempunyai lima tingkatan dari yang
sederhana ke yang kompleks : (1) penerimaan (receiving), merupakan kepekaan
menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala; (2)
penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulus yang datang; (3) penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang datang; (4) organisasi
(organization), yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda
berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi; (5) karakteristik nilai
10

(characterization by a value complex), merupakan keterpaduan semua system
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual
dan motorik. Aspek ini meliputi: (1) persepsi (perception), berkaitan dengan
penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; (2) kesiapan melakukan pekerjaan
(set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental,
fisik, maupun emosional; (3) mekanisme (mechanism), berkaitan dengan
penampilan respons yang sudah dipelajari; (4) respon terbimbing (guided
respons), yaitu mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh
orang lain; (5) kemahiran (complex overt respons), berkaitan dengan gerakan
motorik yang terampil; (6) adaptasi (adaptation), berkaitan dengan keterampilan
yang sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan
mampu memodifikasi pola gerakannya; (7) keaslian (origination), merupakan
kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Berdasarkan definisi-difinisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan dalam diri seseorang
setelah ia melakukan proses belajar.

2.1.3 Model Pembelajaran konvensional
Menurut Djamarah (2002) model pembelajaran konvensional adalah
model pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara
guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
11

pembelajaran sejarah modl pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah
yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.
Selanjutnya menurut Roestiyah N.K. (2001: 136) cara mengajar yang
paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara
mengajar dengan ceramah. Sejak dulu guru dalam usaha menularkan
pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran
konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para
guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan
tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan
kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan
pengajaran berpusat pada guru
Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang hanya
berpusat kepada guru, dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh
guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang,
sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna
karena lebih banyak hapalan.

2.1.4 Tinjauan Materi Dimensi Tiga
1.

Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
a. Kedudukan Titik terhadap Garis
Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah garis jika titik itu dapat
dilalui garis, dan sebuah titik terletak diluar garis jika titik itu tidak dapat
dilalui garis (Wirodikromo, 2007 : 271). Perhatikan gambar.
12

M
N

l

Titik M terletak pada garis l karena garis l melalui titik M. Titik N
terletak diluar garis l karena garis l tidak melalui titik N.

b. Kedudukan Titik terhadap Bidang
Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah bidang jika titik itu
dapat dilalui bidang dan sebuah titik dikatakan terletak diluar bidang jika
titik itu tidak dapat dilalui bidang (Wirodikromo, 2007 : 271) Perhatikan
gambar berikut.
F

G
I

D

C

H

E
A

B

Titik A, B, C, D, dan H terletak pada bidang ABCD. Titik E, F, G, dan I
terletak di luar bidang ABCD.
c. Kedudukan Garis terhadap Garis
-

Dua garis dikatakan berpotongan jika dua garis itu mempunyai satu
titik persekutuan. Titik persekutuan itu disebut titik potong. Pada
13

gambar di bawah ini garis g dan h berpotongan di titik A
(Abdurrahman, 2007 : 153).

A

-

Dua garis dikatakan sejajar jika dua garis itu sebidang dan tidak
mempunyai tiik persekutuan. Pada gambar dibawah ini, garis g dan
garis h sejajar (Abdurrahman, 2007 : 153).

-

Dua buah garis dikatakan bersilangan jika dua garis itu tidak sebidang
atau melalui kedua garis itu tidak dapat dibuat sebuah bidang datar
(Abdurrahman, 2007 : 153). Seperti terlihat pada gambar.
14

d. Kedudukan Garis terhadap Bidang
-

Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang jika setiap titik pada garis
terletak juga pada bidang (Abdurrahman, 2007 : 154).

-

Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang jika garis dan
bidang mempunyai satu titik persekutuan dan titik itu disebut titik
potong atau titik tembus (Abdurrahman, 2007 : 154).

-

Sebuah garis dikatakan sejajar bidang jika garis dan bidang tidak
mempunyai titik persekutuan (Abdurrahman, 2007 : 154).
15

e. Kedudukan Bidang terhadap Bidang
-

Dua buah bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak
mempunyai satu pun titik persekutuan (Wirodikromo, 2007 : 279).

B

A

w
v

-

Dua buah bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat
memiliki sebuah garis persekutuan (Wirodikromo, 2007 : 279).

2. Jarak dalam Ruang
a. Jarak antara Dua Buah Titik
Jarak antar dua titik ditentukan oleh panjang ruas garis yang
menghubungkan

kedua

Perhatikan gambar berikut.

titik

tersebut

(Abdurrahman,

2007:163).
16

B
A

AB = jarak titik A ke titik B

b. Jarak antara Titik dengan Garis
Jarak titik P ke garis g adalah panjang garis tegak lurus titik P ke
garis g atau panjang garis lurus dari titik P ke titik proyeksinya pada garis
g (Abdurrahman, 2007 : 163). Pada gambar dibawah, jarak titik P
ke garis g panjang garis PP’.
P

g
P’
Cara mencari jarak titik ke garis , kita gunakan rumus trigonometri pada
segitiga yang dibentuk oleh titik yang diproyeksikan dan dua titik lain
pada garis.
c. Jarak antara Titik dengan Bidang
Jarak antara titik P ke bidang v adalah panjang garis tegak lurus
dari titik P ke bidang v (Abdurrahman, 2007 : 163). Perhatikan gambar
dibawah ini.
17

p

g

l

v

P’
h

l

Titik P terletak diluar bidang v. Dari titik P ditarik garis l tegak lurus
terhadap bidang v dan memotong bidang v di titik P’. Titik P’ merupakan
proyeksi titik P pada bidang v. Panjang ruas garis PP’ adalah jarak titik P
pada bidang v.

2.1.5 Implementasi Pembelajaran Dimensi Tiga Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Talking Stick.
Adapun implementasi pembelajaran dimensi tiga dengan menggunakan
model pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut :
a.

Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah:
1. Merumuskan tujuan instruksional
2. Membuat slide (powerpoint) untuk materi dimensi tiga.
3. Menyiapkan tongkat berukuran kecil.
4. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
18

b.

Kegiatan Tatap Muka

Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Kegiatan Awal:
 Pendahuluan
- Menyampaikan standar kopetensi, kopetensi - Menyimak penjelasan guru
dasar, dan indikator pembelajaran.
 Apersepsi
- Mengingatkan kembali tentang macammacam bangun ruang dan unsur-unsurnya. - Menyimak dan
Kemudian mengingatkan kembali tentang
menjawab pertanyaan guru
teorema phytagoras yang nantinya akan
tentang materi bangun ruang
digunakan dalam mencari jarak pada
dan phytagoras yang telah di
dimensi tiga.
peroleh sebelumnya
Kegiatan Inti :
- Guru menyajikan materi pokok yang akan - Siswa mendengar dan
dipelajari.
menyimak penjelasan guru.
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk - Siswa membaca kembali
menanyakan apa yang belum dipahami.
materi yang sudah diajarkan
- Guru memberikan intruksi kepada siswa
tadi.
untuk menyimpan buku yang berhubungan - Siswa menutup buku yang
dengan materi yang sudah dipelajari tadi.
berhubungan dengan materi
- Guru memulai proses talking stick.
yang diajarkan tadi.
- siswa yang terakhir memegang
tongkat dia menjawab
pertanyaan dari guru.
- Kemudian dilanjutkan dengan
siswa yang lainnya.
Kegiatan Penutup:
- Guru memberikan kesimpulan
- Siswa menyimak kesimpulan
- Guru memberikan pekerjaan rumah
yang diberikan.
kepada siswa
- Siswa menulis pekerjaan
rumah yang diberikan guru.

2.2

Kerangka Berpikir
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami

interaksi proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi dimensi tiga hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar ini adalah kurangnya kemampuan guru dalam berkreasi
19

dan berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga diperlukan
kreatifitas dari guru tersebut dalam mengelola pembelajaran. Tapi anehnya guru
tersebut kurang memanfaatkan model pembelajaran yang ada sekarang, mereka
hanya mengandalkan pembelajaran yang berbau konvensioal. Padahal banyak
sekali cara untuk menaikan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan
menggunakan model pembelajaran talking stick.
Dengan

memperhatikan

keunggulan

yang

terdapat

dalam

model

pembelajaran talking stick, maka dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi
dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.

2.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi daripada
hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional ”.
20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo pada semester
genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini berlangsung selama

4 bulan

(April, Mei, Juni, Juli) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan
penyusunan laporan.

3.2 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan Posttest-Only Control Group Design (Sugiono,
2009 : 112).
Posttest-Only Control Group Design dapat di gambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Posttest-Only Control Group Design

Kelas

Perlakuan

Post Test

Kelas Eksperimen

X1

O

Kelas Kontrol

X2

O

Keterangan :
X1 : pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick.
X2 : adalah pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran talking stick.
O : adalah tes akhir (post test) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
21

3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiono (2007 : 3) adalah suatu atribut, sifat,
atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

3.3.1 Variabel Bebas
Menurut Sugiono (2007 : 4) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah perlakuan.
Untuk kelas eksperimen pembelajarannya diberikan perlakuan penerapan model
pembelajaran talking stick dalam pembelajaran dan kelas kontrol diberikan
perlakuan berupa model pembelajaran konvensional.

3.3.2 Variabel Terikat
Menurut Sugiono (2007 : 4) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Dimensi Tiga
untuk siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo.

3.4 Populasi Dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
22

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2
Gorontalo, yang tersebar di sepuluh kelas dengan kemampuan yang homogen
dengan jumlah rata – rata setiap kelas terdiri atas 30 – 32 orang. Total populasi
berjumlah 315 orang.

Tabel 3.2 Sebaran Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo
Kelas

Jumlah Siswa

X.1

32

X.2

32

X.3

30

X.4

31

X.5

32

X.6

32

X.7

31

X.8

31

X.9

32

X.10

32

Total

315

3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang
sama dari obyek yang merupakan sumber data. Sampel yang dibutuhkan dalam
penelitian ini terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan secara Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah
tehnik pengambilan sampel sederhana dari anggota populasi dengan cara acak.
23

Sesuai dengan teknik sampel ini, maka peneliti melakukan pengambilan
sampel dengan cara mengundi dua dari sepuluh kelas yang akan dijadikan sebagai
sampel. Dari hasil undian diperoleh kelas X.1 dan X.10 sebagai sampel dari
penelitian ini. Dari dua kelas ini dipilih lagi secara random kelas yang akan diajar
dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dan kelas yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil random, kelas X.10 terpilih sebagai kelas eksperimen yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sedangkan kelas X.1
sebagai kelas kontrol yang tidak diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1

Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa

pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi Dimensi Tiga. Sumber
data tersebut adalah seluruh siswa yang menjadi sampel. Data hasil belajar
diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar sesudah
pembelajaran (post test).
Sebelum instrument ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya
melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukan oleh kesahihan (validitas) dan
keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang di ukur. Untuk
mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan maka perlu dilakukan uji
kelayakan instrumen tes sebagai berikut :
24

1)

Validitas Butir Instrumen
Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan

skor total (item-total correlation). Untuk melihat validitas butir tes hasil belajar
matematika menggunakan rumus korelasi Product moment. Untuk validitas
menggunakan rumus seperti di bawah ini.

(Arikunto,2006 :170)
Dimana:
= koefisien korelasi product moment
= Jumlah skor untuk setiap item
= Jumlah skor total untu keseluruhan item
= Jumlah responden
2) Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus
yang digunakan adalah rumus Alpha yaitu :

(Arikunto, 2006 : 196)
25

Dimana :
r11

: reliabilitas tes

k

: banyaknya soal
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total

3.5.2

Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni instrumen untuk

mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada
materi Dimensi Tiga. Instrumen yang dimaksud adalah tes hasil belajar dalam
bentuk essay. Instrumen pengukuran hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi
dasar yang diukur dan dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal yang memuat
indikator, yang meliputi kemampuan menentukan kedudukan titik, garis dan
bidang dalam ruang dimensi tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua
buah titik, jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang.
Selengkapnya penyusunan instrumen setiap variabel dapat dijelaskan
dibawah ini.

a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami
interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses
interaksi pembelajaran mata pelajaran matematika yang dijaring dengan tes hasil
belajar.
26

Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan yang mengakibatkan
perubahan tingkah laku pada diri inidividu. Perubahan tingkah laku dapat
diperhatikan dalam bentuk tampilan reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan
pengetahuan. Hasil belajar matematika merupakan suatu kemampuan atau
perubahan tingkah laku individu sebagai akibat dari pengalaman belajarnya
berinteraksi dengan lingkungannya. Secara konseptual bahwa yang dimaksud
dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah perolehan hasil
kegiatan belajar matematika yang mengakibatkan perubahan kognitif dalam diri
individu dengan indikator pengetahuan , pemahaman, dan aplikasi atau aspek
kognitif C1 sampai C3 dalam taksonomi Bloom. Indikator hasil belajar dalam
penelitian ini adalah menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang
dimensi tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara
titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar matematika adalah skor kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah mengalami proses interaksi pembelajaran matematika yang dapat diukur
menggunakan tes hasil belajar pada materi Dimensi Tiga dengan indikator
kemampuan menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi
tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik
dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang.
c. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Soal diambil dari materi Dimensi Tiga
27

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga.
6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik
ke bidang dalam ruang dimensi tiga

No.

Indikator

Aspek

No
Soal

C1

1.

Menentukan kedudukan antara titik dengan garis.

1

Menentukan kedudukan antara dua garis.

2

√

3

C3

√

2.

C2

√

3.

4.

Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam
ruang.
Menghitung jarak antara dua buah titik dalam
ruang.

4

√
√

5.

Menghitung jarak antara titik dengan garis.

5

6.

Melukis proyeksi titik ke bidang

6a

7.

Menghitung jarak antara titik dengan bidang.

6b

√

d. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Matematika
Tes hasil belajar matematika dalam proses pengembangannya diawali
dengan menyusun kisi-kisi dilanjutkan dengan penyusunan butir soal yang
berjumlah 6 butir soal. Tes hasil belajar matematika berisi materi kelas X tentang
menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dan

√
28

kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik dengan garis
dan jarak antara titik dengan bidang. Sebelum instrumen ini digunakan, peneliti
mengkonsultasikan tes yang telah dibuat kepada tiga orang yang dianggap
kompeten

untuk

mendapatkan

penilaian

yang

profesional

(professional

judgement). Penilaian professional tersebut diberikan oleh Bapak Drs. Madjid,
M.Pd, Bapak Musrin Ibrahim, S.Pd, M.Pd dan Ibu Dra. Kartin Usman, M.Pd.
Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) tes menjadi baik.
Langkah berikutnya, melaksanakan uji coba tes. Pelaksanaan uji coba
dilakukan kepada 30 orang siswa kelas X.6 yang tidak menjadi kelas perlakuan.
Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir (item validity).
1. Validitas Butir Instrumen
Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan
skor total (item-total correlation). Untuk melihat validitas butir tes hasil belajar
matematika menggunakan rumus korelasi Product moment. Untuk validitas
menggunakan rumus seperti di bawah ini.

(Arikunto,2006 :170)
Dimana:
= koefisien korelasi product moment
= Jumlah skor untuk setiap item
29

= Jumlah skor total untu keseluruhan item
= Jumlah responden
Dengan taraf nyata

dan n = 30 serta dengan kriteria interval

kepercayaan 95% maka harga

. Dengan

membandingkan harga rtabel dengan harga rhitung dari setiap item soal, diperoleh
bahwa rtabel< rhitung sehingga layak digunakan untuk instrumen penelitian pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Koefisien validasi tersebut disajikan pada
tabel 3.3 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 11 .

Tabel 3.3 Koefisien Validasi dan Status Validasi
Koefisien Validasi
No.

Status
rhitung

rtabel

1

0,5368

0,361

Valid

2

0,4152

0,361

Valid

3

0,7365

0,361

Valid

4

0,7086

0,361

Valid

5

0,8567

0,361

Valid

6

0,8855

0,361

Valid

2. Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus
yang digunakan adalah rumus Alpha yaitu :
30

(Arikunto, 2006 : 196)
Dimana :
r11

: reliabilitas tes

k

: banyaknya soal
: jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total

Sedangkan untuk mencari varians total dan varians butir menggunakan
rumus varians sebagai berikut. (Arikunto, 2002 : 160)

X

(

2

X)

2

Y
n

2
b

σt

n

(

2

Y)

2

n

2

n

Keterangan :
X : Butir Soal
Y : Total Butir Soal
Reliabilitas instrumen dinyatakan dengan koefisien

dengan rentang

nilai sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas
Nilai
0 < r < 0,20

Interpretasi
derajat r sangat rendah

0,21 < r < 0,40

derajat r rendah

0,41 < r < 0,60

derajat r sedang

0,61 < r < 0,80

derajat r tinggi

0,81 < r < 1,00

derajat r sangat tinggi (sempurna)
31

Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 12) diperoleh reliabilitas tes
sebesar 0,79 dengan derajat reliabilitas tinggi. Berikut adalah rekapitulasi
pengujian reliabilitas tes hasil nbelajar :

Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar
∑X2

σb 2 =

X1

1008

896,533

3,7155

X2

908

874,8

1,1066

X3

1668

1584,133

2,7955

X4

6508

6394,8

3,7733

X5

9457

9328,033

4,2989

X6

16697

16473,633

7,4455

∑σb2

23,1353
68,4266

σt 2 =

0,79

3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Menurut
Sugiyono

(2009:

207),

tujuan

dari

statistik

deskriptif

adalah

untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
32

adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan
analisis data inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut
Sugiyono (2009: 209), statistic inferensial adalah teknik statistic yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi,
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t adalah
kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan
mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu
analisis normalitas dan homoginitas sebagai berikut:
3.6.1 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
digunakan adalah uji lilefors (Sudjana, 2002: 466) dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Pengamatan X1,X2,…..¸Xn dijadikan bilangan baku Z1 ,Z2, ….,Zn dengan
Xi

menggunakan rumus Z 1

X
s

Dimana :

X = rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus


X

Xi
n

S = standar deviasi yang diperoleh dengan rumus

S

2

(X i
n

X)
1

2
33

2. Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian
dihitung peluang F Z i

P Z

Zi

3. Menghitung profosi Z 1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( Z i ), maka
S (Z i )

Banyaknya

Z 1 , Z 2 ,..., Z n yang

Zi

n

4. Mengitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
5. Mengambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.

3.6.2 Uji Homogenitas Varians
Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan ratarata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua
kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians. Langkahlangkah pengujian kesamaan dua varians (Sudjana, 2002: 249) adalah sebagai
berikut :
Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol Ho dan
tandingannya H1:
2

Ho

:

1

H1

:

=

1

2

2
2

2
2

Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1 dengan varians s12
dan sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians s 22 maka untuk
menguji hipotesis di atas digunakan statistik.
34

2

F =

s1

2

s2

Kriteria
F1

n1 1

F

F1
2

pengujian

n1 1 . n 2 1

adalah

. Untuk taraf nyata

daftar distribusi F dengan peluang

terima

hipotesis

, dimana F

m ,n

Ho

jika

didapat dari

, dk pembilang = n dan dk penyebut = n.

Dalam hal lainnya Ho ditolak.
Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis Ho di muka juga
adalah:
F =

Varians terbesar
Varians terkecil

Tolak Ho jika F
F(

)( V1 .V 2 )

F(

)( V1 .V 2 )

dan terima Ho jika F

didapat daftar distribusi F dengan peluang

F(

)( V1 .V 2 )

. Dengan

, sedangkan derajat

kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut.

3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kesamaan
dua rata-rata. Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah sampel kelas
eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda. Statistik
hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
H0:

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran talking stick sama dengan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
35

H1:

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran talking stick lebih tinggi dibanding dengan hasil
belajar

siswa

yang

diajar

dengan

menggunakan

model

pembelajaran konvensional.
Jika kedua kelompok yang diperbandingkan pada hipotesis diatas telah
diuji dan hasilnya kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan mempunyai
varians yang homogen, maka langkah selanjutnya yakni melakukan uji t dengan
menggunakan rumus :
t

x1
S1

2

n1

x2
S2

(Sudjana, 2002: 239)
2

n2

Keterangan :
t

= Nilai hitung untuk uji t

x1

= Nilai rata-rata kelas ekperimen

x2

= Nilai rata-rata kelas kontrol

n1

= Jumlah anggota sampel kelas eksperimen

n2

= Jumlah anggota sampel kelas kontrol

S1

S2

Langkah

2

= Standar deviasi kelas eksperimen

2

= Standar deviasi kelas kontrol
selanjutnya

adalah

menentukan

daerah

penolakan

penerimaan hipotesis dengan kriteria pengujian : Terima H0 jika : t
dengan dk = (n1 + n2 - 2), pada taraf signifikasi
mempunyai harga lain.

tabel

>t

dan
hitung

= 0,05, dan tolak H0 jika t
36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian
Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di jaring melalui
tes bentuk essei yang tersebar kedalam 6 butir soal. Secara teoritik skor minimum
yang dicapai adalah 0 dan skor maksimum adalah 100. Berdasarkan rentang skor
dari 0 sampai dengan 100. Data hasil belajar tersebut kemudian dideskripsikan
dalam bentuk rata-rata atau Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), Standar
Deviasi (St Dev), distribusi frekuensi. Data hasil penelitian ini disajikan dalam
dua kelompok, yaitu:
a. Data

hasil

belajar

siswa

yang

mengikuti

pembelajaran

dengan

pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran talking stick.
b. Data

hasil

belajar

siswa

yang

mengikuti

menggunakan model pembelajaran konvensional.
Secara umum, deskripsi data hasil belajar matematika siswa kedua
kelompok dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data/
Sumber

Kelas
Eskperimen
Kelas
Kontrol

n

Skor
Min

Skor
Max

Mean

Modus
(Mo)

Median
(Me)

St. Dev.
(S)

Varians
(S2)

27

55

90

70,61

70,1

63

7,49

56,10

27

45

86

65,89

62,5

58,06

9,59

91,95
37

4.1.2 Hasil Uji Persyaratan Analisis
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab III, bahwa analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t satu pihak. Sebagai persyaratan
dari penggunaan analisis ini, adalah pengujian normalitas dan pengujian
homogenitas data. Lebih jelasnya pengujian-pengujian tersebut dapat diuraikan di
bawah ini.
1.

Uji Normalitas Data
Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan uji Liliefors

pada taraf nyata

. Hipotesis statistik yang diuji dinyatakn sebagai

berikut.
H0 : Populasi berdistribusi normal
H1 : Populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika

pada taraf nyata

. Pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan data hasil post-test kelas eksperimen (lampiran 13) dan hasil
perhitungan (lampiran 14) diperoleh nilai
pada penelitian ini dipilih
.

. Dalam menentukan
, sehingga untuk

maka nilai

tersebut didapat dari hasil perhitungan dengan

menggunakan metode interpolasi polinom. Karena nilai
, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal, yang berarti persyaratan normalitas untuk kelas eksperimen dipenuhi
dalam penelitian ini.
38

b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Berdasarkan data hasil post-test kelas kontrol (lampiran 13) dan hasil
perhitungan (lampiran 14) diperoleh nilai
maka nilai

.

. Untuk

dan

tersebut didapat dari hasil perhitungan

dengan menggunakan metode interpolasi polinom. Karena nilai
, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2.

Uji Homogenitas Varians
Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians

terbesar dibagi dengan varian terkecil). Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : varians data berasal dari populasi yang homogen
H1 : varians data berasal dari populasi yang tidak homogen
Kriteria pengujian adalah terima
dengan

jika

dan tolak

jika

didapat dari distribusi F dengan peluang

sedangkan derajat kebebasan masing-masing V1 dan V2.
Dari hasil post test kedua sampel (lampiran 13) dapat dilakukan pengujian
homogenitas. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 15) diperoleh nilai varians
terbesar

dan varians terkecil

dengan demikian nilai

sedangkan nilai
pada taraf nyata

. Karena nilai

; maka H0 diterima artinya kedua varians homogen dan dapat dilakukan uji t.
39

4.1.4 Pengujian Hipotesis
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk
pengujian hipotesis digunakan statistik parametrik. Pengujian hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji t. Adapun
hipotesis statistic dalam penelitian ini sebagai berikut :
H0 :

1

2

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran talking stick sama dengan hasil belajar siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

H1:

1

2

Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran talking stick lebih tinggi dari hasil belajar siswa
yang

diajar

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan uji t (lampiran 17 ) diperoleh thitung = 2,04
dan nilai ttabel = 1,67 pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = 52. Hal ini
menunjukkan bahwa

ini berarti H0 ditolak

sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi
dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan
H0 Berikut ini.
40

Daerah
Penolakan H0
Daerah
Penerimaan H0
1,674

2,0374

Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick
dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.

Secara umum penggunaan model pembelajaran talking stick

terhadap hasil belajar matematika lebih tinggi dari penggunaan model
pembelajaran konvensional. Hipotesis ini menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran talking stick dapat menciptakan ketertarikan siswa, menarik
perhatian, membuat siswa lebih senang dan puas belajar matematika. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick siswa tidak
merasa tegang dalam belajar, sehingga susasana dikelas menyenangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
talking stick lebih menyenangkan daripada model pembelajaran konvensional
yang cenderung menjerat siswa dengan aturan-aturan yang kaku dalam proses
pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi tegang, siswa berkurang semangat
belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Model pembelajaran
41

konvensional lebih berorientasi pada penyelesaian materi sesuai dengan batas
waktu yang telah ditetapkan dalam kurikulum ataupun dalam program yang telah
dirancang sebelumnya. Model pembelajaran konvensional cenderung menyajikan
konsep secara abstrak sehingga sulit dipahami siswa.
Berdasarkan hasil analisis data, telah terbukti bahwa terdapat pengaruh
yang positif terhadap penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap hasil
belajar siswa pada materi dimensi tiga. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung =
2,04 yang lebih besar dari ttabel = 1,67. Selanjutnya terbukti bahwa hasil belajar
siswa dengan menggunakan metode talking stick memiliki skor rata-rata 70,61
lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran
konvensional dengan skor rata-rata 65,89. Jadi secara umum dapat disimpulkan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran talking stick
lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran secara
konvensional.
42

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran talking stick
belajar

siswa

yang

diajar

dengan

lebih tinggi dibanding hasil

menggunakan

model

pembelajaran

konvensional.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai
berikut :
1. Para guru matematika disarankan untuk melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick sebagai
alternatif dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode talking
stick dapat mempengaruhi hasil belajar matematika serta memberikan
motivasi bagi siswa untuk belajar.
2. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memilih metode, model,
pendekatan serta media yang tepat dan sesuai yang dapat meningkatkan
hasil belajar siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses
pembelajaran.
43

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Suriati.2010. Pengaruh Model Cooperative Learning dan Minat Belajar
Terhadap Kemampuan Peserta Didik Dalam Pemecahan Masalah
Matematika.Tesis
Abdurrahman, Maman. 2007. Matematika untuk SMA Kelas X. Bandung : Armico
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
(Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bhari dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Furchan, Arif. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Hiola, Zohra.2009.Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Peserta
Didik Tentang Pencemaran Lingkungan.Tesis
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156062-pengertian-metodetalkingstick/#ixzz1T6iezMhf.12 juli 2012.
N.K. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Oemar, Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada Guru: Membantu Mengembangkan
Potensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan
CBSA. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
44

Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
C.V Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung.
Suherman, Eman. 2006. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sulistiawati, 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Ditinjau Dari
Keterampilan Berpikir Kritis. Tesis . UNG. Pasca Sarjana.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Pustaka
Belajar.
Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jannah
Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
45

Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan 1
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1.

Menentukan kedudukan titik terhadap garis
dalam ruang.

2.

Menentukan kedudukan titik terhadap bidang
dalam ruang.

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang.
B. Materi Ajar
Kedudukan titik terhadap garis dan bidang dalam ruang.
C. Metode Pembelajaran
Talking Stick dan tanya jawab.
46

D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran
2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang macam-macam
bangun ruang dan unsur-unsurnya.

3. Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.

4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Kegiatan Inti
1. Guru menyiapkan Tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang
kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang,
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan
mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan
materi.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari.
47

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.

E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
Modul belajar.

F. Penilaian

1. Penilaian tes
 Tes tertulis berbentuk essay
 Pedoman Penskoran
-

Skor Maksimum = 100

-

Skor Minimum =

 Teknik

0
: Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan
harian

 Bentuk Instrumen

:

 Contoh instrument

:

uraian singkat

1. Pada gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. Isilah
titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar”
sehingga menjadi benar.
48

H

G

…………….. garis HB

c. Titik J

O

…………….. garis AB

b. Titik O

F
J

a. Titik A

…………….. garis GC

d. Titik L

E

…………….. garis EF

C
A

B

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
49

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan 2
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1. Menentukan kedudukan antara dua garis dalam
ruang.
2.

Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam
ruang.

3.

Menentukan kedudukan antara dua bidang
dalam ruang

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang
B. Materi Ajar
Kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
50

C. Metode Pembelajaran
Talking Stick dan tanya jawab.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran dan PR
2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan titik
terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang.

3. Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.

4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.

Kegiatan Inti
1. Guru menyiapkan Tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang
kedudukan antara dua garis, antar garis dan bidang, dan antara dua bidang
dalam ruang.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang. kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan
mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan
materi.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
51

menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari.
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.

G. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
Modul belajar.

H. Penilaian
1. Penilaian tes
 Tes tertulis berbentuk essay
 Pedoman Penskoran
-

Skor Maksimum = 100

-

Skor Minimum =

 Teknik

0
: Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan

harian
 Bentuk Instrumen

:

 Contoh instrument

:

uraian singkat
52

1. Pada gambar di bawah ini menunjukkan kubus ABCD.EFGH. isilah titiktitik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau “menyilang”
sehingga menjadi benar.

H
E

G
F

D

Garis AB
Garis DC
Garis ED
Garis AG

………………
………………
………………
………………

Garis EF
Garis DH
Garis BC
Garis EC

D

C

A

a.
b.
c.
d.

B

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
53

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan 3
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari
titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1.
2.

Alokasi Waktu

Menentukan definisi jarak
Menentukan jarak dua titik dalam ruang

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
3. Siswa dapat menentukan definisi jarak.
4. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik dalam ruang.
B. Materi Ajar
Jarak antara dua buah titik
C. Metode Pembelajaran
Talking Stick dan tanya jawab.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran dan PR
54

2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan antara dua
garis, antara garis dan bidang, dan antara dua bidang dalam
ruang.

3. Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.

4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Kegiatan Inti
1. Guru menyiapkan Tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang
definisi jarak dan jarak antara dua buah titik.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang. kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan
mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan
materi.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari.
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari.
55

2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
I. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
Modul belajar.
J. Penilaian
1. Penilaian tes
 Tes tertulis berbentuk essay
 Pedoman Penskoran
-

Skor Maksimum = 100

-

Skor Minimum =

 Teknik

0
: Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan
harian

 Bentuk Instrumen

:

 Contoh instrument

:

1.

uraian singkat

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 60 cm dan titik O
merupakan setengah dari diagonal EG. Hitunglah jarak titik A ke titik O!

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
56

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen Pertemuan 4
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari
titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1.

Menentukan jarak antara titik dan garis dalam
ruang

2.
Alokasi Waktu

Menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang.
B. Materi Ajar
Jarak titik dengan garis dan jarak titik dengan bidang dalam ruang.
C. Metode Pembelajaran
Talking Stick dan tanya jawab.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
57

1.Pengecekan kehadiran dan PR
2.Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang definisi jarak dan
jarak antara dua buah titik.

3.Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari.

4.Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Kegiatan Inti
1. Guru menyiapkan Tongkat
2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang
menentukan jarak antara titik dengan garis dan menentukan jarak antara
titik dengan bidang dalam ruang.
3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang. Kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan
mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan
materi.
5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari.

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
58

K. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
Modul belajar.
L. Penilaian
1. Penilaian tes
 Tes tertulis berbentuk essay
 Pedoman Penskoran
-

Skor Maksimum = 100

-

Skor Minimum =

 Teknik

0
: Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan
harian

 Bentuk Instrumen

: uraian singkat

 Contoh instrument

:

1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukiskan dan hitunglah
jarak G ke garis BD!
2.

Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk 10 cm. hitunglah jarak titik D
terhadap bidang ACH!

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
59

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan 1
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1.

Menentukan kedudukan titik terhadap garis
dalam ruang.

2.

Menentukan kedudukan titik terhadap bidang
dalam ruang.

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang.
B. Materi Ajar
Kedudukan titik terhadap garis dan bidang dalam ruang.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
60

D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran dan PR
2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang macam-macam

bangun ruang dan unsur-unsurnya.
3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.
Kegiatan Inti
1. Peserta didik memperhatikan penjelaskan guru tentang kedudukan titik
terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang
2. Peserta didik memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang
kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang dalam
ruang.
3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami.
4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama.
5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
6. Peserta didik mengerjakan LKS.
7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil
LKS.
61

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
Modul belajar.

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan 2
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1. Menentukan kedudukan antara dua garis dalam
ruang.
2.

Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam
ruang.

3.

Menentukan kedudukan antara dua bidang
dalam ruang

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang.
B. Materi Ajar
Kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
63

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran dan PR
2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan titik

terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang
3. Motivasi : Peserta didik mendengar motivasi dari guru tentang
pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.
Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan penjelaskan guru tentang kedudukan antara dua
buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan dua buah
bidang
2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang kedudukan
antara dua buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan
dua buah bidang.
3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami.
4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama.
5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
64

6. Peserta didik mengerjakan LKS.
7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil
LKS.
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
LKS

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
65

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan 3
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari
titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1.
2.

Alokasi Waktu

Menentukan definisi jarak
Menentukan jarak dua titik dalam ruang

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan definisi jarak.
2. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik dalam ruang.

B. Materi Ajar
Jarak antara dua buah titik
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
66

D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1. Pengecekan kehadiran dan PR
2. Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan antara

dua buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan dua buah
bidang .
3. Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang

pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.
Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang definisi jarak dan jarak
antara dua buah titik dalam ruang dimensi tiga.
2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang jarak antara
dua titik dalam ruang.
3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami.
4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama.
5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
6. Peserta didik mengerjakan LKS.
7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil
LKS.
67

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
LKS

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
68

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol Pertemuan 4
Sekolah

: SMA Negeri 2 Gorontalo

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/Semester

: X / Genap

Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi Dasar

: 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari
titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga

Indikator

: 1. Menentukan jarak titik dan garis dalam ruang.
2. Menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang.

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan jarak titik dan garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang

.

B. Materi Ajar
Jarak titik dengan garis dan jarak titik dengan bidang dalam ruang.

C. Metode Pembelajaran
Ceramah, pemberian tugas, tanya jawab
69

D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
1.
2.

Pengecekan kehadiran dan PR
Apersepsi

: Peserta didik diingatkan kembali tentang definisi jarak dan

jarak antara dua buah titik dalam ruang dimensi tiga.
3.

Motivasi

: Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang

pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
4.

Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.

Kegiatan Inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menentukan jarak titik
dengan garis dan menentukan jarak titik dengan bidang dalam ruang.
2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang jarak antara
titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang dalam ruang.
3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami.
4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama.
5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
6. Peserta didik mengerjakan LKS.
7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil
LKS.
70

Kegiatan Penutup
1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari.
2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan
dipelajari selanjutnya.
3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X
semester 2, Jakarta : Erlangga.
LKS

Gorontalo, April 2012
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Peneliti

……………………

Mario A. Rondonuwu

NIP.

NIM. 411 408 056
71

Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa ( LKS )

Kelompok
Materi

: Kedudukan antara Titik dengan garis dan Kedudukan
antara Titik dengan bidang.

Tujuan

: 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara titik
dengan garis
2. Siswa dapat menentukan kedudukan antara titik
dengan bidang

1. Pada gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. Isilah titik-titik
dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi
benar.

H

G

E
O

J
C

…………

garis AB

…………

garis HB

g. Titik J

F

D
A

e. Titik A
f. Titik O

L

…………

garis GC

h. Titik L

…………

garis EF

B

2. Pada gambar dibawah ini menunjukkan balok ABCD.EFGH. isilah titiktitik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga
menjadi benar.
72

H

G

a. Titik F
b. Titik C

F

C

D

O
D

A

. …………. bidang ABCD
…………… bidang BCEH

c. Titik O

E

…………… bidang BDFH

d. Titik G

.………….. bidang ADEH

B

3. Pada gambar dibawah ini menunjukkan balok Prisma ABCDE. FGHIJ.
isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar”
sehingga menjadi benar.
J

E

A
B

D
C

…………

garis DI

…………

garis GC

…………

m. Titik G

H

garis ED

l. Titik C

G

…………

k. Titik J

I

i. Titik A
j. Titik D

F

…………

EDGF

n. Titik I

…………

Bidang BCGH

Bidang ABCDE
73

Lembar Kerja Siswa ( LKS )

Kelompok
Materi

: Kedudukan antara Dua Buah Garis, Kedudukan
antara Garis dengan bidang, dan Kedudukan antara
Dua Buah Bidang

Tujuan

: 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua
garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan
bidang dalam ruang.
3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua
bidang dalam ruang

1. Pada gambar di bawah ini menunjukkan kubus ABCD.EFGH. isilah titiktitik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau “menyilang”
sehingga menjadi benar.

Garis EF

………………

Garis DH

………………

Garis BC

h. Garis AG

………………

Garis EC

F

D
A

………………

g. Garis ED

E

G

e. Garis AB
f. Garis DC

H

C
B
74

2. Perhatikan gambar Balok ABCD.EFGH

berikut. Lukiskan hubungan

antara garis dan bidang setiap pernyataan di bawah ini dan namai
hubungannya.
H

G

E

F

a. Garis HD dan bidang BCGF
b. Garis EG dan bidang ABCD

D

c. Garis FG dan bidang BGF

D
C

d. Garis HB dan bidang CDEF
A

B

3. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini.

H

G

E

Tentukan kedudukan kedua bidang di bawah ini.
a. Bidang ABFE dan bidang DCGH

F

b. Bidang ABCD dan bidang ADHE
D
C
A

c. Bidang BEF dan bidang CHG

B

d. Bidang ADHE dan bidang DCH
75

Lembar Kerja Siswa (LKS )

Kelompok
Materi

: Menentukan jarak antara dua buah titik.

Tujuan

: 1. Siswa dapat menentukan definisi jarak.
2. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik
dalam ruang.

Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 60 cm dan titik O
merupakan setengah dari diagonal EG. Hitunglah jarak titik A ke
titik O!

Langkah –langkah penyelesaian :
Gambar
H

G
O

E

F

60 cm

D
A

60 cm

C
B
76

Jarak titik A ke titik O
EG = diagonal bidang atas
Tinjau

, siku-siku di H, gunakan theorem Phytagoras untuk

menemukan panjang EG.
cm

Tinjau

, siku-siku di E, gunakan theorem Phytagoras untuk

menemukan panjang
cm
Jadi, jarak titik A ke titik O adalah ..... cm
77

Lembar Kerja Siswa ( LKS )

Kelompok
Materi

: Menentukan Jarak titik dengan garis dan jarak titik
dengan bidang dalam ruang.

Tujuan

: 1. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dengan
garis dalam ruang.
2. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dengan
bidang dalam ruang.

1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukiskan
dan hitunglah jarak G ke garis BD!

Langkah –langkah penyelesaian :
a. Gambar
78

-

Perhatikan kubus ABCD.EFGH

-

Tuliskan ukuran rusuknya, yaitu 6 cm

-

Buatlah garis yang menghubungkan titik-titik B dan D (diagonal BD
pada alas kubus)

-

Buatlah proyeksi orthogonal titik G ke garis BD. Beri nama titik G’.

-

Proyeksi titik G pada garis DB adalah titik G’ sehingga jarak titik G ke
garis DB adalah panjang garis GG’.

-

Buatlah garis diagonal BG pada bidang BCGF dan garis diagonal GD
pada bidang DCGH sehingga terbentuk

-

Perhatikan bahwa

DBG.

DBG adalah segitiga sama sisi.

b. Jarak titik G ke garis BD
BD = diagonal bidang alas =…..
Tinjau

, garis tinggi dari segitiga tersebut adalah garis

GG’.sehingga garis GG’ tepat membagi 2 garis DB sama panjang.
DG’ = G’B =

=….
siku-siku di B, gunakan theorem Phytagoras untuk

menemukan panjang GG’

2

Jadi, jarak titik G ke garis BD adalah …….. cm

2. Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk 10 cm.
hitunglah jarak titik D terhadap bidang ACH!

cm
79

langkah –langkah penyelesaian :
-

Gambarlah kubus ABCD.EFGH

-

Tuliskan ukuran rusuknya, yaitu 10 cm

-

Buatlah garis yang menghubungkan titik-titik A, C, dan H sehingga
membentuk bidang ACH.

-

Buatlah garis berat segitiga ACH dari titik H (garis HH’)

-

Buatlah proyeksi orthogonal titik D ke bidang ACH.

D’
10 cm

H’
10 cm
10 cm
Jarak titik D ke bidang ACH.
Proyeksi titik D pada bidang ACH terletak pada garis berat HH’,
AC = BD (diagonal bidang) =…..

Tinjau

, siku-siku di D, gunakan theorem Phytagoras untuk

menemukan panjang garis HH’
80

cm
Tinjau

, dengan perbandingan Trigonometri

H

Tinjau

dengan perbandingan trigonometri

D’

Jadi, titik D ke bidang ACH adalah ….. cm

D

H'
81

Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
Soal diambil dari materi Dimensi Tiga
Standar Kompetensi

: 6.

Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut
yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam
ruang dimensi tiga

Kompetensi dasar

: 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga.
6.2

Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik
ke bidang dalam ruang dimensi tiga.

No.

Indikator

Aspek

No.
Soal

C1

1.

Menentukan kedudukan antara titik dengan garis.

1

Menentukan kedudukan antara dua garis.

2

√

3

C3

√

2.

C2

√

3.

Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam
ruang.

4.

Menghitung jarak antara dua buah titik dalam ruang.

4

√

5.

Menghitung jarak antara titik dengan garis.

5

√

6.

Melukis proyeksi titik ke bidang

6a

7.

Menghitung jarak antara titik dengan bidang.

6b

√
√
82

Lampiran 5

NAMA :
KELAS :

Selesaikanlah soal-soal berikut!
Dahulukanlah soal yang menurut Anda paling mudah.
1. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH.

H

G

E

F
O

(Skor : 8)

D
C
A

B

Isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar”
sehingga menjadi benar.
Titik O ……………..

garis HB

Titik H ……………..

garis GC

Titik F . ……………

bidang ABCD

Titik O ……………..

bidang BDFH

2. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH.
H

G

E

F
O
D

(Skor : 6 )
C

A

B
83

Isilah titik-titik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau
“menyilang” sehingga menjadi benar
Garis AB

………………

Garis EF

Garis DC

………………

Garis DH

Garis EH

………………

Garis AB

3. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH.

H

G

E

F

(Skor : 10)

O
D
C
A

B

a. Tentukan kedudukan antara garis dan bidang setiap pernyataan di
bawah ini
Garis HD dan bidang BCGF
Garis EC dan bidang BDHF

b. Tentukan kedudukan kedua bidang di bawah ini.
Bidang ABFE dan bidang DCGH
Bidang ABCD dan bidang ADHE
84

Bidang BEF dan bidang CHG
4. Diketahui sebuah balok ABCD . EFGH memiliki panjang rusuk AB = 20
cm, BC = 30 cm, dan AE = 40 cm. Hitunglah jarak titik A ke titik G!
(Skor: 21)
5. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. hitunglah jarak G ke
garis BD!

(Skor : 25)

6. Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm.
a. Lukislah proyeksi titik F ke bidang BEG
(Skor : 30)

b. Hitunglah jarak titik F ke bidang BEG.

SELAMAT BEKERJA
85
Lampiran 6

Marking Scheme Tes Hasil Belajar

No
Langkah –langkah penyelesaian
soal
1. Dik : kubus ABCD.EFGH
H

Skor

Skor
total
8

G

E

F
O
D

C

A

B
C

Dit : kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik
terhadap bidang A
B
Penyelesaian :
Kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap
bidang.
Titik O terletak pada garis HB
Titik H di luar garis GC
Titik F di luar bidang ABCD
Titik O terletak pada bidang BDFH
2.

2
2
2
2

Dik : kubus ABCD.EFGH

6

H

G

E

F
O
D

A

C
B

C
Dit : kedudukan garis terhadap garis
C
Penyelesaian :
A
B
kedudukan garis terhadap garis
Garis AB sejajar Garis EF
Garis DC memotong Garis DH
Garis EH menyilang Garis AB

2
2
2
86

3.

Dik : kubus ABCD.EFGH

10

H

G

E

F
O
D

A

C
B
C

Dit : a. kedudukan garis terhadap bidang
b. kedudukan bidang terhadap bidang B
A
Penyelesaian :
a. kedudukan garis terhadap bidang
Garis HD dan bidang BCGF (sejajar)
Garis EC dan bidang BDHF (menembus)

4.

2
2

b. kedudukan bidang terhadap bidang
Bidang ABFE dan bidang DCGH (sejajar)
Bidang ABCD dan bidang ADHE (tegak lurus)
Bidang BEF dan bidang CHG (sejajar)
Dik : Diketahui sebuah balok ABCD.EFGH .

2
2
2

panjang rusuk AB = 20 cm, BC = 30 cm, dan AE = 40 cm.

2

21

Dit : jarak titik A ke titik G.

Penyelesaian:
H

G
5

E

F
40 cm
D

A

C
30 cm
20 cm

B
87

Jarak titik A ke G
AC = diagonal bidang
Tinjau
, siku-siku di B, gunakan theorem Phytagoras
untuk menemukan panjang AC.
6
Tinjau
, siku-siku di C, gunakan theorem Phytagoras
untuk menemukan panjang AG
7
Jadi, jarak titik A ke titik G adalah
5.

1
25

Dik : kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm.
2

Dit : Jarak titik G ke garis BD?
Penyelesaian :

H

G

E

F

D

5

C
A

G’

A

B

BD adalah diagonal bidang ABCD.

C

6

C

cm
A
AC = BD =
cm
AG’ = ½ AC = ½
cm =
cm.
Perhatikan
. Siku-siku di C

B

4

=
3 cm.
Jadi jarak titik G ke garis BD adalah 3

cm.

7

1
88

6.

Dik : sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm.
Dit : a. gambar proyeksi titik F ke bidang BEG.
b. jarak titik F ke bidang BEG
Penyelesaian :
a. Gambar proyeksi titik F ke bidang BEG

H

30
2

G
B’

E

F

12

F’
D

C

A

B

b. Jarak itik F ke bidang BEG
C
Proyeksi titik F pada bidang BEG terletak pada garis BB’.
C
FH = EG (diagonal bidang)
A

B

4
cm
FB’ = ½ FH = ½
Perhatikan
.

cm =

cm.

1

4
cm
Perhatikan

berdasarkan rumus luas diperoleh :
1
1

1
3
Jadi jarak titik F ke bidang BEG adalah
TOTAL

1
100
89

Lampiran 7
Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar
Petunjuk
1. Berdasarkan pendapat Bapak / Ibu, berilah tanda “√” jika pertanyaan
dalam butir soal sesuai dengan kriteria dan tanda “x” jika pertanyaan
dalam butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah.
2. Jika ada yang perlu dikomentari maka tuliskan pada lembar komentar /
saran yang tersedia.
No

Nomor Soal

Kriteria Telaah

1

MATERI
1.

Soal sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

2.

Batasan jawaban atau ruang lingkup yang hendak
diukur.

3.

Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan
pengukuran.
KONSTRUKSI

4.

Rumusan

butir

soal

menggunakan

tanda

Tanya/tanda perintah yang menuntut jawaban
uraian.
5.

Rumusan butir soal yang tidak menimbulkan
penafsiran ganda.
BAHASA

6

Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang
sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami.

7.

Rumusan butir soal menggunakan kata-kata atau
kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian.

8.

Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang
baik dan benar.

2

3

4

5

6a 6b

Ket.
90

Komentar/saran:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

Gorontalo,

April 2012

Validator

(………………………..)
91

Lampiran 8
LEMBAR VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN

1.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran

: Matematika

Topik

: Dimensi Tiga

Kelas /Semester

: X/Genap

Model Pembelajaran

: Talking Stick

Kurikulum Acuan

: KTSP

Penulis

: Mario A. Rondonuwu

Nama Validator

: …………………………….

Pekerjaan

: …………………………….

A. Petunjuk
Berilah tanda cek list (√ ) pada kolom penilaian yang sesuai menurut
pendapat bapak/ibu!
Keterangan skala penilaian :
1 : berarti “tidak baik”
2 : berarti “kurang baik”
3 : berarti “cukup baik”
4 : berarti “baik”
5 : berarti “sangat baik”
B. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek
SKALA PENILAIAN

No
I

ASPEK YANG DINILAI

FORMAT
1. Kejelasan pembagian materi
2. Sistem penomoran jelas
3. Pengaturan ruang/tata letak
4. Jenis dan ukuran huruf sesuai.

1

2

3

4

5
92

II

ISI
1. Menuliskan kompetensi dasar
2. Menuliskan indikator
3. Menuliskan tujuan pembelajaran
4. Ketepatan antara indikator dengan KD
5. Ketepatan antara indikator dengan tujuan
pembelajaran
6. Kebenaran isi/materi
7. Dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis
8. Kesesuaian dengan standar kompetensi KTSP
9. Pemilihan startegi, pendekatan, metode, dan sarana
pembelajaran dilakukan dengan tepat, sehingga
memungkinkan siswa aktif belajar.
10. Kegiatan guru dan kegiatan siswa dirumuskan
secara jelas dan operasional, sehingga mudah
dilaksanakan dalam proses pembelajaran di Kelas
11. Kesesuaian dengan pembelajaran berorientasi
model kooperatif
12. Kesesuaian dengan urutan materi
13. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan
14. Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran.

III

BAHASA
1. Kebenaran tata bahasa
2. Kesederhaan struktur kalimat
3. Kejelasan penunjukan dan arahan
4. Sifat
93
94

Lampiran 9
LEMBAR VALIDASI LKS

Mata Pelajaran

: Matematika

Topik

: Dimensi Tiga

Kelas/Semester

: X/ Genap

Model Pembelajaran

: Talking Stick

Kurikulum Acuan

: KTSP

Penulis

: Mario A. Rondonuwu

Nama Validator

: ………………………………..

Pekerjaan

: ………………………………..

A. Petunjuk
Berilah tanda cek list (√ ) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut
pendapat bapak/ibu!
Keterangan skala penilaian :
1 : berarti “tidak baik”
2 : berarti “kurang baik”
3 : berarti “cukup baik”
4 : berarti “baik”
5 : berarti “sangat baik”
B. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek
No

ASPEK YANG DINILAI

I

FORMAT
1. Kejelasan pembagian materi
2. Memiliki daya tarik
3. Sistem penomoran jelas
4. Pengaturan ruang/tata letak
5. Jenis dan ukuran huruf sesuai
6. Kesesuaian ukuran fisik LKS dengan siswa

SKALA PENILAIAN
1

2

3

4

5
95
96

C. Komentar dan saran perbaikan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Gorontalo,

April 2012
Validator

(………………………)
97

Lampiran 10
Data Hasil Uji Coba Test Hasil Belajar
No
Resp.

Butir Soal / Skor Item Soal
3
4
5
10
21
25
6
12
15
4
11
13
8
17
20
8
17
19
6
13
16
8
14
18
8
15
18
8
12
15
6
15
16
8
15
16
8
16
19
6
15
19
10
18
23
8
16
18
8
15
17
8
17
15
6
13
16
2
14
14
8
12
19
8
14
19
6
15
18
8
14
19
10
14
17
8
12
18
10
17
20
8
17
19
6
15
19
8
18
20
6
13
17
6
12
17

1
8
6
2
8
6
6
6
6
4
8
2
4
6
8
2
8
8
6
6
8
6
6
6
4
4
8
4
6
2
4
4

2
6
6
2
6
4
6
6
6
6
6
4
4
6
6
6
6
6
4
6
6
6
4
6
6
6
4
6
6
6
4
6

X

164

162

218

438

529

703

X2

1008

908

1668

6508

9457

16697

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

X

2

XY

26896 26244 47524 191844 279841 494209
12360 12064 16394

32666

39481

52481

Y

Y

6
30
24
15
27
25
20
22
24
21
24
24
25
26
28
25
24
23
24
17
25
25
20
26
22
22
27
23
24
23
24
24

69
47
86
79
67
74
77
66
75
69
76
78
93
75
78
77
69
59
78
78
69
79
73
70
86
77
76
77
68
69
2214

Y
Y

2

4901796

2

4761
2209
7396
6241
4489
5476
5929
4356
5625
4761
5776
6084
8649
5625
6084
5929
4761
3481
6084
6084
4761
6241
5329
4900
7396
5929
5776
5929
4624
4761
Y2

165446
98

Tabel Bantu Untuk Validasi
2

NO

X1

X2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

36
4
64
36
36
36
36
16
64
4
16
36
64
4
64
64
36
36
64
36
36
36
16
16
64
16
36
4
16
16

36
4
36
16
36
36
36
36
36
16
16
36
36
36
36
36
16
36
36
36
16
36
36
36
16
36
36
36
16
36

2

2

2

X3

X4

36
16
64
64
36
64
64
64
36
64
64
36
100
64
64
64
36
4
64
64
36
64
100
64
100
64
36
64
36
36

144
121
289
289
169
196
225
144
225
225
256
225
324
256
225
289
169
196
144
196
225
196
196
144
289
289
225
324
169
144

X5

2

225
169
400
361
256
324
324
225
256
256
361
361
529
324
289
225
256
196
361
361
324
361
289
324
400
361
361
400
289
289

X6

2

576
225
729
625
400
484
576
441
576
576
625
676
784
625
576
529
576
289
625
625
400
676
484
484
729
529
576
529
576
576

X Y X 2Y

X Y X 4Y X

414
94
688
474
402
444
462
264
600
138
304
468
744
150
624
616
414
354
624
468
414
474
292
280
688
308
456
154
272
276

414
188
688
632
402
592
616
528
450
552
608
468
930
600
624
616
414
118
624
624
414
632
730
560
860
616
456
616
408
414

1

414
94
516
316
402
444
462
396
450
276
304
468
558
450
468
462
276
354
468
468
276
474
438
420
344
462
456
462
272
414

3

828
517
1462
1343
871
1036
1155
792
1125
1035
1216
1170
1674
1200
1170
1309
897
826
936
1092
1035
1106
1022
840
1462
1309
1140
1386
884
828

Y

XY

1035
611
1720
1501
1072
1332
1386
990
1200
1104
1444
1482
2139
1350
1326
1155
1104
826
1482
1482
1242
1501
1241
1260
1720
1463
1444
1540
1156
1173

1656
705
2322
1975
1340
1628
1848
1386
1800
1656
1900
2028
2604
1875
1872
1771
1656
1003
1950
1950
1380
2054
1606
1540
2322
1771
1824
1771
1632
1656

5

6
99

Lampiran 11
VALIDITAS TES HASIL BELAJAR
A. Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Validitas Konstruksi
Daftar Penilaian validitas konstruksi test sebagai berikut:
No

Nama Validator

Keterangan
Dosen Jurusan

1.

Drs. Madjid, M.Pd
Pendidikan Matematika
Dosen Jurusan

2.

Dra. Kartin Usman, M.Pd
Pendidikan Matematika

3.

Musrin Ibrahim S.Pd , M.Pd

Guru Mata Pelajaran

Komentar dan Saran dari Validator:
-

Soal No. 2 dan 3 harus disertai dengan gambar.

-

Jangan mengaitkan soal berikutnya dengan soal sebelumnya

-

Instrument sudah baik tapi perlu diperbaiki lagi gambar-gambar yang
pada soal dan marking scheme.

2. Validitas Isi
Untuk menguji validitas butir test digunakan rumus korelasi product
moment dengan penyelesaian sebagai berikut :
100

Untuk n = 30
Untuk soal nomor 1.

Untuk soal nomor 2.

Untuk soal nomor 3.
101

Untuk soal nomor 4.

Untuk soal nomor 5.
102

Untuk soal nomor 6.
103

Lampiran 12
UJI RELIABILITAS TES
Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada
subjek yang sama.
Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus alpha sebagai berikut

1. Menentukan varians setiap item soal

Untuk

Untuk
104

Untuk

Untuk

Untuk

Untuk
105

2. Menentukan varians semua item.

3. Menghitung varians total

4. Menghitung reliabilitas
106

Jadi, reliabilitas instrumen tes hasil belajar adalah sebesar 0,79.
107

Lampiran 13
DATA HASIL POST TEST
1. DATA HASIL POST TEST KELAS EKSPERIMEN

NO

NAMA-NAMA SISWA

KELAS
EKSPERIMEN
X1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

X12

Deni S. Indradi
Moh. Rifaldi Djalil
Moh. Kevin Lasena
Noval Alimullah
Nujul Walangadi
Orlando F. Panainba
Radius Husain
Rahmat Rivaldi Ali
Rian Dwi Putra S.
Supriyanto U. Abdullah
Taib Poha
Wahyudin Djafar
Cintia Mohamad
Dian Rovianita Wawo
Fandaria Hasan
Fitriyanti Laiya
Gita Elvionita Lapu
Gledys S. Abdullah
Indriyanti Ali
Liyanovitasari A. Amali
Mirawati Dengo
Novriandy Hairun
Sri Novita Mohamad
Sri Nurain Potale
Sri Lian S. Dama
Faisal Radjak
Harua Laiya

72
59
65
64
63
68
64
74
67
67
66
85
73
73
90
72
73
72
69
78
82
70
72
74
75
61
55

5184
3481
4225
4096
3969
4624
4096
5476
4489
4489
4356
7225
5329
5329
8100
5184
5329
5184
4761
6084
6724
4900
5184
5476
5625
3721
3025

JUMLAH

1903

135665
108

2. DATA HASIL POST TEST KELAS KONTROL

NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

NAMA-NAMA
SISWA

KELAS KONTROL
X2

X22

Abdul Rahmat Mano
Adrianto Djafar
Arfandi Nawai
Asna P. sasi
Efendi Ismail
Ismunandar Abdullah
Moh. Arif K. Rahiman
Rahman Yusuf
Roy Pati Sangadji
Supriyanto Ong
Moh. Abdullah Moha
Yogi Ahmad
Ayu Anisa Hinta
Candra Dewi Umonti
Desy Fani Tuna
Fatmawaty Hakim
Isra Riskya Anwar
Karmila Abbas
Kartika Ibrahim
Nia Lavenia Mbuinga
Ningsi Rais
Nurindah Hasaniah
Sri Novianty Kasim
Yuliani Husain
Tirta Purwanto
Verawati Manan
Yolanda

75
61
64
73
59
57
66
57
65
48
45
53
78
80
68
60
76
64
65
57
70
66
86
73
72
73
61

5625
3721
4096
5329
3481
3249
4356
3249
4225
2304
2025
2809
6084
6400
4624
3600
5776
4096
4225
3249
4900
4356
7396
5329
5184
5329
3721

JUMLAH

1772

118738
109

Lampiran 14
UJI NORMALITAS
Tabel Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen
NO

NAMA

Xi

Zi

F(Zi)

S(Zi)

|F(Zi)-S(Zi)|

1

Harua Laiya

55

-2.0124

0.0222

0.0370

0.0148

2

Moh. Rifaldi Djalil
Faisal Radjak
Nujul Walangadi
Radius Husain
Noval Alimullah
Moh. Kevin Lasena
Taib Poha
Rian Dwi Putra S.
Supriyanto U. Abdullah
Orlando F. Panainba
Indriyanti Ali
Novriandy Hairun
Deni S. Indradi
Fitriyanti Laiya
Gledys S. Abdullah
Sri Novita Mohamad
Gita Elvionita Lapu
Cintia Mohamad
Dian Rovianita Wawo
Rahmat Rivaldi Ali
Sri Nurain Potale
Sri Lian S. Dama
Liyanovitasari A. Amali
Mirawati Dengo
Wahyudin Djafar
Fandaria Hasan

59
61
63
64
64
65
66
67
67
68
69
70
72
72
72
72
73
73
73
74
74
75
78
82
85
90

-1.4924
-1.2324
-0.9725
-0.8425
-0.8425
-0.7125
-0.5825
-0.4525
-0.4525
-0.3225
-0.1926
-0.0625
0.1974
0.1974
0.1974
0.1974
0.3274
0.3274
0.3274
0.4574
0.4574
0.5873
0.9773
1.4973
1.8872
2.5372

0.0681
0.1093
0.1660
0.2005
0.2005
0.2389
0.2810
0.3264
0.3264
0.3745
0.4247
0.4761
0.5753
0.5753
0.5753
0.5753
0.6255
0.6255
0.6255
0.6736
0.6736
0.7190
0.8340
0.9319
0.9699
0.9943

0.0741
0.1111
0.1481
0.1852
0.2222
0.2592
0.2963
0.3333
0.3704
0.4074
0.4444
0.4815
0.5185
0.5556
0.5926
0.6296
0.6667
0.7037
0.7407
0.7778
0.8148
0.8518
0.8889
0.9259
0.9629
1.0000

0.006

JUMLAH

= 1903

Rata-rata

= 70.481481

L hitung

= 0.1412

Standar Deviasi

= 7.6930057

L tabel

= 0,1682

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

0.0018
0.0179
0.0153
0.0217
0.0203
0.0153
0.0069
0.044
0.0329
0.0197
0.0054
0.0568
0.0197
0.0173
0.0543
0.0412
0.0782
0.1152
0.1042
0.1412
0.1328
0.0549
0.006
0.007
0.0057
110

Tabel Uji Normalitas Data Kelas Kontrol
N
O
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

NAMA

Xi

Zi

F(Zi)

S(Zi)

|F(Zi)S(Zi)|

Moh. Abdullah Moha

45

-2.1285

0,0170

0.0370

0.0200

Supriyanto Ong
Yogi Ahmad
Rahman Yusuf
Nia Lavenia Mbuinga
Ismunandar Abdullah
Efendi Ismail
Fatmawaty Hakim
Yolanda
Adrianto Djafar
Karmila Abbas
Arfandi Nawai
Roy Pati Sangadji
Kartika Ibrahim
Moh. Arif K. Rahiman
Nurindah Hasaniah
Desi Fani Tuna
Ningsi Rais
Tirta Purwanto
Yuliani Husain
Asna P. sasi
Verawati Manan
Abdul Rahmat Mano
Isra Riskya Anwar
Ayu Anisa Hinta
Candra Dewi Umonti
Sri Novianty Kasim

48
53
57
57
57
59
60
61
61
64
64
65
65
66
66
68
70
72
73
73
73
75
76
78
80
86

-1.8189
-1.3031
-0.8904
-0.8904
-0.8904
-0.6840
-0.5808
-0.4777
-0.4777
-0.1681
-0.1681
-0.0649
-0.0649
0.0382
0.0382
0.2446
0.4509
0.6573
0.76046
0.76046
0.76046
0.9668
1.0699
1.2763
1.4827
2.1018

0.0352
0,0968
0,1867
0,1867
0,1867
0,2483
0,2810
0,3192
0,3192
0,4364
0,4364
0,4761
0,4761
0,5120
0,5120
0,5948
0,6736
0,7422
0,7764
0,7764
0,7764
0,8315
0,8554
0,8980
0,9306
0,9821

0.0741
0.1111
0.1481
0.1852
0.2222
0.2592
0.2963
0.3333
0.3704
0.4074
0.4444
0.4815
0.5185
0.5556
0.5926
0.6296
0.6667
0.7037
0.7407
0.7778
0.8148
0.8518
0.8889
0.9259
0.9629
1.0000

0.0741
0.0143
0.0386
0.0015
0.0355
0.0109
0.0153
0.0141
0.0512
0.029
0.008
0.0054
0.0424
0.0436
0.0806
0.0348
0.0069
0.0385
0.0357
0.0014
0.0384
0.0203
0.0335
0.0279
0.0323
0.0179

JUMLAH

= 1772

Rata-rata

= 65.62963

L hitung

= 0.0806

Standar Deviasi

= 9.6919798

L tabel

= 0.1682
111

tersebut menggunakan tabel Uji Liliefors .
Untuk Kelas eksperimen
1. Untuk

(0,05; 27)

didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan

metode interpolasi polinom yakni:

Untuk kelas kontrol
2. Untuk

(0,05; 27)

didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan

metode interpolasi polinom yakni:
112

Kesimpulan:
1. Untuk kelas eksperimen,

.

2. Untuk kelas kontrol,
Karena data dari kedua kelas menunjukkan bahwa L
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

.
hitung

<L

tabel

, maka
113

Lampiran 15
UJI HOMOGENITAS VARIANS
Pengujian homogenitas dalam penelitian ini di lakukan melalui Uji
Kesamaan Dua Varians (Uji F), dengan langkah-langkah penyelesaian sebagai
berikut.
1. Hipotesis yang di uji
H0 :
H1 :

2. Kriteria pengujian
Terima H0 jika
dengan

dan tolak H0 jika
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang

sedangkan derajat kebebasan masing V1 dan V2.

3. Rumus Uji Statistik yang di gunakan
atau

4. Perhitungan
a. Menentukan Nilai Varians
Varians kelas yang diajar dengan menggunakan metode talking stick :
114

Varians kelas yang diajar dengan pembelajaran konvensional

b. Menentukan F hitung

5. Menetapkan daerah kritis, melalui tabel F

6. Kesimpulan
Karena

yaitu 1,5872 < 1,95 pada α = 0,05 maka H0

diterima, artinya kedua varians homogen.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literaturDwi Karyani
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaIskandar Tambunan
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)faizul_hisham
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
Laporan kimor sintesis benzyl klorida
Laporan kimor sintesis benzyl kloridaLaporan kimor sintesis benzyl klorida
Laporan kimor sintesis benzyl kloridaAmeliaLaila
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropijayamartha
 
Hukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaHukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaFKIP UHO
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Marfizal Marfizal
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Polarisasi ikatan kimia
Polarisasi ikatan kimiaPolarisasi ikatan kimia
Polarisasi ikatan kimiaAyu Soraya
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)Fransiska Puteri
 

Mais procurados (20)

Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)Instrumen analitik(1)
Instrumen analitik(1)
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
Laporan kimor sintesis benzyl klorida
Laporan kimor sintesis benzyl kloridaLaporan kimor sintesis benzyl klorida
Laporan kimor sintesis benzyl klorida
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
 
Hukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamikaHukum hukum termodinamika
Hukum hukum termodinamika
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
JAW CRUSHER
JAW CRUSHERJAW CRUSHER
JAW CRUSHER
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Polarisasi ikatan kimia
Polarisasi ikatan kimiaPolarisasi ikatan kimia
Polarisasi ikatan kimia
 
Kalorimeter bom
Kalorimeter bomKalorimeter bom
Kalorimeter bom
 
Hukum-hukum Gas
Hukum-hukum GasHukum-hukum Gas
Hukum-hukum Gas
 
Teori hibridisasi
Teori hibridisasiTeori hibridisasi
Teori hibridisasi
 
Makalah pemanasan global xii ipa 2
Makalah pemanasan global xii ipa 2Makalah pemanasan global xii ipa 2
Makalah pemanasan global xii ipa 2
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Sieving (pengayakan)
 

Semelhante a Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran. (20)

Pkp ut raha
Pkp ut rahaPkp ut raha
Pkp ut raha
 
Proposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesiaProposal ptk bahasa indonesia
Proposal ptk bahasa indonesia
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
X. kurtilas
X. kurtilasX. kurtilas
X. kurtilas
 
1
11
1
 
KELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdfKELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdf
 
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologiSkripsi pembelajaran Inquiry biologi
Skripsi pembelajaran Inquiry biologi
 
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
proposal penelitian tindakan kelas Bab i , ii, iii,
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Contoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - VContoh PTK Bab I - V
Contoh PTK Bab I - V
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Lesson study artikel
Lesson study artikelLesson study artikel
Lesson study artikel
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 

Último

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxMateri pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxoperatorsttmamasa
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfVenyHandayani2
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docLATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docjohan effendi
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxFardanassegaf
 

Último (20)

Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptxMateri pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
Materi pembelajaran tentang MISIOLOGI.pptx
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdfAPRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
APRESIASI SURAT DAN MASUKAN CGP ANGKATAN X.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.docLATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
LATIHAN SOAL geo ANALISA DATA PENDUDUK.doc
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptxSBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
SBM_Kelompok-7_Alat dan Media Pembelajaran.pptx
 

Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan. Tujuan pendidikan adalah upaya membangun manusia agar dapat mengembangkan dirinya secara berkelanjutan dan mandiri sebagai seorang manusia seutuhnya. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman. Manusia yang diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka yang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu menghadapi masalah yang dialaminya, akan tetapi secara proaktif dapat mengendalikan diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidupnya secara mandiri dan bertanggung jawab. Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak terlepas dari matematika sebagai salah satu ilmu yang memegang peranan penting terutama dalam era teknologi yang serba canggih sekarang ini. Dalam perkembangannya, matematika erat kaitannya dengan pendidikan terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Ruseffendi (1991: 465) mengemukakan, “Matematika penting sebagai pembentuk sikap, oleh karena itu salah satu tugas guru adalah mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik”. Mengingat pentingnya matematika dalam IPTEK dan kehidupan sehari-hari pada umumnya, 1
  • 2. 2 maka ilmu ini perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat terutama siswa.Tapi kenyataan ditemukan dilapangan bahwa hasil belajar pelajaran matematika disekolah sangat rendah.hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa, antaralain bersumber dari dalam diri siswa (faktor interen) maupun yang bersumber dari luar siswa. Faktor yang bersumber dari dalam diri siswa diantaranya yaitu banyak yang merasa takut (fobhia matematika), tidak terbiasa mengemukakan pendapat, kurangnya kemampuan menganalisis maksud soal, serta kurangnya minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Kenyataan ini terungkap melalui wawancara langsung yang dilakukan oleh penulis terhadap salah seorang guru pengajar matematika di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Dari keterangan yang diperoleh, bahwa hasil belajar pada matematika masih rendah, khususnya pada materi Dimensi Tiga. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep – konsep yang diberikan. Selain faktor interen seperti yang telah disebutkan di atas, terdapat pula faktor dari luar diri siswa yang merupakan pengendali utama dalam proses pembelajaran diantaranya adalah guru yang kurang kreatif dan inovatif dalam menggunakan model pembelajaran. Biasanya guru mengajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran konvensional berupa metode pembelajaran ceramah yang disertai dengan pemberian tugas. Salah satu alternatif pembelajaran matematika yang inovatif tersebut adalah dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick (Tongkat Berbicara).
  • 3. 3 Model pembelajarn Talking Stick (Tongkat Berbicara) adalah model pembelajaran yang dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” Pengaruh Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Gorontalo)”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang terungkap dalam pembelajaran ini sebagai berikut. 1. Siswa kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan guru terutama pada mata pelajaran matematika. 2. Proses pembelajaran yang telah berlangsung di sekolah belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran.
  • 4. 4 1.3 Batasan Masalah Dalam pembelajaran dikelas model yang digunakan adalah model pembelajaran talking stick pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Selain itu pula, materi dalam penelitian ini hanya dibatasi pada kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dan jarak antara dua titik, jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian in adalah ”Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ?”. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick dan siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
  • 5. 5 1. Bagi guru, sebagai bahan konstribusi untuk meningkatkan pembelajaran matematika sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun guru dapat diatasi dengan baik 2. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajarnya. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam rangka perbaikan pembelajaran. 4. Bagi penulis, sebagai wahana memperoleh pengalaman dan latihan serta menambah wawasan terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah
  • 6. 6 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Talking Stick Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. menurut Kauchack dan Eggen dalam Azizah (1998), pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan. Kolaboratif sendiri diartikan sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik betanggung jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihadapkan pada mereka dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Model pembelajaran Talking Stik adalah suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, siswa yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Adapun kelebihan model pembelajaran Talking Stick adalah menguji kesiapan siswa, melatih membaca dan memahami dengan cepat, agar lebih giat dalam belajar. Sedangkan kekurangannya model pembelajaran talking stick adalah membuat siswa senam jantung. Suprijono (2010: 109) menyatakan bahwa model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berani mengungkapkan pendapat. Model pembelajaran Talking Stick ( Tongkat
  • 7. 7 Berbicara) adalah model pembelajaran yang dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran. Model ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Menurut Suherman (2006: 84) sintaks model pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut: 1. Guru menyiapkan tongkat. 2. Guru menyajikan materi pokok. 3. Siswa menbaca materi lengkap pada wacana. 4. Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru. 5. Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya. 6. Guru membimbing siswa. 7. Guru dan siswa menarik kesimpulan 8. Guru melakukan refleksi proses pembelajaran, dan 9. Siswa diberikan evaluasi. Berdasarkan pembahasan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk mandiri, mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapat dan dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab.
  • 8. 8 2.1.2 Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009: 200) memberi pengertian tentang hasil belajar yaitu, mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf, kata atau simbol. Uraian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai perolehan siswa setelah menjalani kegiatan belajar, namun dapat juga diartikan sebagai prestasi yang dihadapi, dilaksanakan maupun dikerjakan, yang ditandai dengan skala nilai. Sudjana (2005: 22) mendefenisikan bahwa “ Hasil belajar adalah kemampuan-kamampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar “. Selanjutnya Uno (2004: 265) mengemukakan bahwa hasil belajar sebagai perubahan kapabilitas ( kemampuan tertentu ) sebagai akibat dari belajar. Jadi, hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah ia melakukan proses belajar. Menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Howard Kingsley (Sudjana, 2005: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Benyamin Bloom ( dalam Uno, 2008: 35-36) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kawasan,
  • 9. 9 yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut pendapat ini aspek kognitif berkaitan dengan perilaku berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah. Ada enam tingkatan aspek kognitif yang bergerak dari yang sederhana sampai yang kompleks: (1) pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya; (2) pemahaman (comprehension,, understanding), seperti menafsirkan, menjelaskan, atau meringkas; (3) penerapan (application), yaitu kemampuan menafsirkan atau menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau konkret; (4) analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponenkomponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti; (5) sintesis (synthesis), yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan; (6) evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Aspek afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi, dan menyesuaian perasaan sosial. Aspek ini mempunyai lima tingkatan dari yang sederhana ke yang kompleks : (1) penerimaan (receiving), merupakan kepekaan menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala; (2) penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang; (3) penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang datang; (4) organisasi (organization), yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi; (5) karakteristik nilai
  • 10. 10 (characterization by a value complex), merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual dan motorik. Aspek ini meliputi: (1) persepsi (perception), berkaitan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan; (2) kesiapan melakukan pekerjaan (set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik, maupun emosional; (3) mekanisme (mechanism), berkaitan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari; (4) respon terbimbing (guided respons), yaitu mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain; (5) kemahiran (complex overt respons), berkaitan dengan gerakan motorik yang terampil; (6) adaptasi (adaptation), berkaitan dengan keterampilan yang sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakannya; (7) keaslian (origination), merupakan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi. Berdasarkan definisi-difinisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan dalam diri seseorang setelah ia melakukan proses belajar. 2.1.3 Model Pembelajaran konvensional Menurut Djamarah (2002) model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
  • 11. 11 pembelajaran sejarah modl pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Selanjutnya menurut Roestiyah N.K. (2001: 136) cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru, dan siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hapalan. 2.1.4 Tinjauan Materi Dimensi Tiga 1. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang a. Kedudukan Titik terhadap Garis Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah garis jika titik itu dapat dilalui garis, dan sebuah titik terletak diluar garis jika titik itu tidak dapat dilalui garis (Wirodikromo, 2007 : 271). Perhatikan gambar.
  • 12. 12 M N l Titik M terletak pada garis l karena garis l melalui titik M. Titik N terletak diluar garis l karena garis l tidak melalui titik N. b. Kedudukan Titik terhadap Bidang Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah bidang jika titik itu dapat dilalui bidang dan sebuah titik dikatakan terletak diluar bidang jika titik itu tidak dapat dilalui bidang (Wirodikromo, 2007 : 271) Perhatikan gambar berikut. F G I D C H E A B Titik A, B, C, D, dan H terletak pada bidang ABCD. Titik E, F, G, dan I terletak di luar bidang ABCD. c. Kedudukan Garis terhadap Garis - Dua garis dikatakan berpotongan jika dua garis itu mempunyai satu titik persekutuan. Titik persekutuan itu disebut titik potong. Pada
  • 13. 13 gambar di bawah ini garis g dan h berpotongan di titik A (Abdurrahman, 2007 : 153). A - Dua garis dikatakan sejajar jika dua garis itu sebidang dan tidak mempunyai tiik persekutuan. Pada gambar dibawah ini, garis g dan garis h sejajar (Abdurrahman, 2007 : 153). - Dua buah garis dikatakan bersilangan jika dua garis itu tidak sebidang atau melalui kedua garis itu tidak dapat dibuat sebuah bidang datar (Abdurrahman, 2007 : 153). Seperti terlihat pada gambar.
  • 14. 14 d. Kedudukan Garis terhadap Bidang - Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang jika setiap titik pada garis terletak juga pada bidang (Abdurrahman, 2007 : 154). - Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang jika garis dan bidang mempunyai satu titik persekutuan dan titik itu disebut titik potong atau titik tembus (Abdurrahman, 2007 : 154). - Sebuah garis dikatakan sejajar bidang jika garis dan bidang tidak mempunyai titik persekutuan (Abdurrahman, 2007 : 154).
  • 15. 15 e. Kedudukan Bidang terhadap Bidang - Dua buah bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang itu tidak mempunyai satu pun titik persekutuan (Wirodikromo, 2007 : 279). B A w v - Dua buah bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki sebuah garis persekutuan (Wirodikromo, 2007 : 279). 2. Jarak dalam Ruang a. Jarak antara Dua Buah Titik Jarak antar dua titik ditentukan oleh panjang ruas garis yang menghubungkan kedua Perhatikan gambar berikut. titik tersebut (Abdurrahman, 2007:163).
  • 16. 16 B A AB = jarak titik A ke titik B b. Jarak antara Titik dengan Garis Jarak titik P ke garis g adalah panjang garis tegak lurus titik P ke garis g atau panjang garis lurus dari titik P ke titik proyeksinya pada garis g (Abdurrahman, 2007 : 163). Pada gambar dibawah, jarak titik P ke garis g panjang garis PP’. P g P’ Cara mencari jarak titik ke garis , kita gunakan rumus trigonometri pada segitiga yang dibentuk oleh titik yang diproyeksikan dan dua titik lain pada garis. c. Jarak antara Titik dengan Bidang Jarak antara titik P ke bidang v adalah panjang garis tegak lurus dari titik P ke bidang v (Abdurrahman, 2007 : 163). Perhatikan gambar dibawah ini.
  • 17. 17 p g l v P’ h l Titik P terletak diluar bidang v. Dari titik P ditarik garis l tegak lurus terhadap bidang v dan memotong bidang v di titik P’. Titik P’ merupakan proyeksi titik P pada bidang v. Panjang ruas garis PP’ adalah jarak titik P pada bidang v. 2.1.5 Implementasi Pembelajaran Dimensi Tiga Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Talking Stick. Adapun implementasi pembelajaran dimensi tiga dengan menggunakan model pembelajaran talking stick adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah: 1. Merumuskan tujuan instruksional 2. Membuat slide (powerpoint) untuk materi dimensi tiga. 3. Menyiapkan tongkat berukuran kecil. 4. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
  • 18. 18 b. Kegiatan Tatap Muka Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Kegiatan Awal:  Pendahuluan - Menyampaikan standar kopetensi, kopetensi - Menyimak penjelasan guru dasar, dan indikator pembelajaran.  Apersepsi - Mengingatkan kembali tentang macammacam bangun ruang dan unsur-unsurnya. - Menyimak dan Kemudian mengingatkan kembali tentang menjawab pertanyaan guru teorema phytagoras yang nantinya akan tentang materi bangun ruang digunakan dalam mencari jarak pada dan phytagoras yang telah di dimensi tiga. peroleh sebelumnya Kegiatan Inti : - Guru menyajikan materi pokok yang akan - Siswa mendengar dan dipelajari. menyimak penjelasan guru. - Guru memberikan kesempatan siswa untuk - Siswa membaca kembali menanyakan apa yang belum dipahami. materi yang sudah diajarkan - Guru memberikan intruksi kepada siswa tadi. untuk menyimpan buku yang berhubungan - Siswa menutup buku yang dengan materi yang sudah dipelajari tadi. berhubungan dengan materi - Guru memulai proses talking stick. yang diajarkan tadi. - siswa yang terakhir memegang tongkat dia menjawab pertanyaan dari guru. - Kemudian dilanjutkan dengan siswa yang lainnya. Kegiatan Penutup: - Guru memberikan kesimpulan - Siswa menyimak kesimpulan - Guru memberikan pekerjaan rumah yang diberikan. kepada siswa - Siswa menulis pekerjaan rumah yang diberikan guru. 2.2 Kerangka Berpikir Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi dimensi tiga hasil belajar siswa masih rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar ini adalah kurangnya kemampuan guru dalam berkreasi
  • 19. 19 dan berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga diperlukan kreatifitas dari guru tersebut dalam mengelola pembelajaran. Tapi anehnya guru tersebut kurang memanfaatkan model pembelajaran yang ada sekarang, mereka hanya mengandalkan pembelajaran yang berbau konvensioal. Padahal banyak sekali cara untuk menaikan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Dengan memperhatikan keunggulan yang terdapat dalam model pembelajaran talking stick, maka dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 2.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional ”.
  • 20. 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan (April, Mei, Juni, Juli) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. 3.2 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Posttest-Only Control Group Design (Sugiono, 2009 : 112). Posttest-Only Control Group Design dapat di gambarkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Posttest-Only Control Group Design Kelas Perlakuan Post Test Kelas Eksperimen X1 O Kelas Kontrol X2 O Keterangan : X1 : pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. X2 : adalah pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran talking stick. O : adalah tes akhir (post test) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
  • 21. 21 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Sugiono (2007 : 3) adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah : 3.3.1 Variabel Bebas Menurut Sugiono (2007 : 4) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah perlakuan. Untuk kelas eksperimen pembelajarannya diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran talking stick dalam pembelajaran dan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. 3.3.2 Variabel Terikat Menurut Sugiono (2007 : 4) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi Dimensi Tiga untuk siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo. 3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Menurut Sugiono (2010: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
  • 22. 22 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo, yang tersebar di sepuluh kelas dengan kemampuan yang homogen dengan jumlah rata – rata setiap kelas terdiri atas 30 – 32 orang. Total populasi berjumlah 315 orang. Tabel 3.2 Sebaran Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Gorontalo Kelas Jumlah Siswa X.1 32 X.2 32 X.3 30 X.4 31 X.5 32 X.6 32 X.7 31 X.8 31 X.9 32 X.10 32 Total 315 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang sama dari obyek yang merupakan sumber data. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah tehnik pengambilan sampel sederhana dari anggota populasi dengan cara acak.
  • 23. 23 Sesuai dengan teknik sampel ini, maka peneliti melakukan pengambilan sampel dengan cara mengundi dua dari sepuluh kelas yang akan dijadikan sebagai sampel. Dari hasil undian diperoleh kelas X.1 dan X.10 sebagai sampel dari penelitian ini. Dari dua kelas ini dipilih lagi secara random kelas yang akan diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dan kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil random, kelas X.10 terpilih sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sedangkan kelas X.1 sebagai kelas kontrol yang tidak diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi Dimensi Tiga. Sumber data tersebut adalah seluruh siswa yang menjadi sampel. Data hasil belajar diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar sesudah pembelajaran (post test). Sebelum instrument ini digunakan maka diteliti dulu kualitasnya melalui uji coba. Kualitas instrumen ditunjukan oleh kesahihan (validitas) dan keterandalannya (reliabilitas) dalam mengungkapkan apa yang di ukur. Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan maka perlu dilakukan uji kelayakan instrumen tes sebagai berikut :
  • 24. 24 1) Validitas Butir Instrumen Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total (item-total correlation). Untuk melihat validitas butir tes hasil belajar matematika menggunakan rumus korelasi Product moment. Untuk validitas menggunakan rumus seperti di bawah ini. (Arikunto,2006 :170) Dimana: = koefisien korelasi product moment = Jumlah skor untuk setiap item = Jumlah skor total untu keseluruhan item = Jumlah responden 2) Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Alpha yaitu : (Arikunto, 2006 : 196)
  • 25. 25 Dimana : r11 : reliabilitas tes k : banyaknya soal : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total 3.5.2 Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi Dimensi Tiga. Instrumen yang dimaksud adalah tes hasil belajar dalam bentuk essay. Instrumen pengukuran hasil belajar disusun berdasarkan kompetensi dasar yang diukur dan dilanjutkan dengan pembuatan kisi-kisi soal yang memuat indikator, yang meliputi kemampuan menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang. Selengkapnya penyusunan instrumen setiap variabel dapat dijelaskan dibawah ini. a. Definisi Konseptual Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses interaksi pembelajaran mata pelajaran matematika yang dijaring dengan tes hasil belajar.
  • 26. 26 Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku pada diri inidividu. Perubahan tingkah laku dapat diperhatikan dalam bentuk tampilan reaksi, sikap, perbuatan, keterampilan dan pengetahuan. Hasil belajar matematika merupakan suatu kemampuan atau perubahan tingkah laku individu sebagai akibat dari pengalaman belajarnya berinteraksi dengan lingkungannya. Secara konseptual bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah perolehan hasil kegiatan belajar matematika yang mengakibatkan perubahan kognitif dalam diri individu dengan indikator pengetahuan , pemahaman, dan aplikasi atau aspek kognitif C1 sampai C3 dalam taksonomi Bloom. Indikator hasil belajar dalam penelitian ini adalah menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang. b. Definisi Operasional Hasil belajar matematika adalah skor kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses interaksi pembelajaran matematika yang dapat diukur menggunakan tes hasil belajar pada materi Dimensi Tiga dengan indikator kemampuan menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dan kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang. c. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Soal diambil dari materi Dimensi Tiga
  • 27. 27 Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga. 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga No. Indikator Aspek No Soal C1 1. Menentukan kedudukan antara titik dengan garis. 1 Menentukan kedudukan antara dua garis. 2 √ 3 C3 √ 2. C2 √ 3. 4. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang. Menghitung jarak antara dua buah titik dalam ruang. 4 √ √ 5. Menghitung jarak antara titik dengan garis. 5 6. Melukis proyeksi titik ke bidang 6a 7. Menghitung jarak antara titik dengan bidang. 6b √ d. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Matematika Tes hasil belajar matematika dalam proses pengembangannya diawali dengan menyusun kisi-kisi dilanjutkan dengan penyusunan butir soal yang berjumlah 6 butir soal. Tes hasil belajar matematika berisi materi kelas X tentang menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dan √
  • 28. 28 kemampuan menghitung jarak antara dua buah titik, jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang. Sebelum instrumen ini digunakan, peneliti mengkonsultasikan tes yang telah dibuat kepada tiga orang yang dianggap kompeten untuk mendapatkan penilaian yang profesional (professional judgement). Penilaian professional tersebut diberikan oleh Bapak Drs. Madjid, M.Pd, Bapak Musrin Ibrahim, S.Pd, M.Pd dan Ibu Dra. Kartin Usman, M.Pd. Dengan langkah ini diharapkan validitas isi (content validity) tes menjadi baik. Langkah berikutnya, melaksanakan uji coba tes. Pelaksanaan uji coba dilakukan kepada 30 orang siswa kelas X.6 yang tidak menjadi kelas perlakuan. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas butir (item validity). 1. Validitas Butir Instrumen Validitas butir dihitung dengan cara mengkorelasikan skor butir dengan skor total (item-total correlation). Untuk melihat validitas butir tes hasil belajar matematika menggunakan rumus korelasi Product moment. Untuk validitas menggunakan rumus seperti di bawah ini. (Arikunto,2006 :170) Dimana: = koefisien korelasi product moment = Jumlah skor untuk setiap item
  • 29. 29 = Jumlah skor total untu keseluruhan item = Jumlah responden Dengan taraf nyata dan n = 30 serta dengan kriteria interval kepercayaan 95% maka harga . Dengan membandingkan harga rtabel dengan harga rhitung dari setiap item soal, diperoleh bahwa rtabel< rhitung sehingga layak digunakan untuk instrumen penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Koefisien validasi tersebut disajikan pada tabel 3.3 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 11 . Tabel 3.3 Koefisien Validasi dan Status Validasi Koefisien Validasi No. Status rhitung rtabel 1 0,5368 0,361 Valid 2 0,4152 0,361 Valid 3 0,7365 0,361 Valid 4 0,7086 0,361 Valid 5 0,8567 0,361 Valid 6 0,8855 0,361 Valid 2. Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Alpha yaitu :
  • 30. 30 (Arikunto, 2006 : 196) Dimana : r11 : reliabilitas tes k : banyaknya soal : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total Sedangkan untuk mencari varians total dan varians butir menggunakan rumus varians sebagai berikut. (Arikunto, 2002 : 160) X ( 2 X) 2 Y n 2 b σt n ( 2 Y) 2 n 2 n Keterangan : X : Butir Soal Y : Total Butir Soal Reliabilitas instrumen dinyatakan dengan koefisien dengan rentang nilai sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas Nilai 0 < r < 0,20 Interpretasi derajat r sangat rendah 0,21 < r < 0,40 derajat r rendah 0,41 < r < 0,60 derajat r sedang 0,61 < r < 0,80 derajat r tinggi 0,81 < r < 1,00 derajat r sangat tinggi (sempurna)
  • 31. 31 Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 12) diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,79 dengan derajat reliabilitas tinggi. Berikut adalah rekapitulasi pengujian reliabilitas tes hasil nbelajar : Tabel 3.5 Rekapitulasi Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar ∑X2 σb 2 = X1 1008 896,533 3,7155 X2 908 874,8 1,1066 X3 1668 1584,133 2,7955 X4 6508 6394,8 3,7733 X5 9457 9328,033 4,2989 X6 16697 16473,633 7,4455 ∑σb2 23,1353 68,4266 σt 2 = 0,79 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Menurut Sugiyono (2009: 207), tujuan dari statistik deskriptif adalah untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
  • 32. 32 adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan analisis data inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2009: 209), statistic inferensial adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homoginitas sebagai berikut: 3.6.1 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji lilefors (Sudjana, 2002: 466) dengan prosedur sebagai berikut: 1. Pengamatan X1,X2,…..¸Xn dijadikan bilangan baku Z1 ,Z2, ….,Zn dengan Xi menggunakan rumus Z 1 X s Dimana :  X = rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus  X Xi n S = standar deviasi yang diperoleh dengan rumus S 2 (X i n X) 1 2
  • 33. 33 2. Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Z i P Z Zi 3. Menghitung profosi Z 1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( Z i ), maka S (Z i ) Banyaknya Z 1 , Z 2 ,..., Z n yang Zi n 4. Mengitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 5. Mengambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut. 3.6.2 Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan ratarata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians. Langkahlangkah pengujian kesamaan dua varians (Sudjana, 2002: 249) adalah sebagai berikut : Akan diuji mengenai uji dua pihak untuk pasangan hipotesis nol Ho dan tandingannya H1: 2 Ho : 1 H1 : = 1 2 2 2 2 2 Jika sampel dari populasi kesatu berukuran n1 dengan varians s12 dan sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians s 22 maka untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik.
  • 34. 34 2 F = s1 2 s2 Kriteria F1 n1 1 F F1 2 pengujian n1 1 . n 2 1 adalah . Untuk taraf nyata daftar distribusi F dengan peluang terima hipotesis , dimana F m ,n Ho jika didapat dari , dk pembilang = n dan dk penyebut = n. Dalam hal lainnya Ho ditolak. Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis Ho di muka juga adalah: F = Varians terbesar Varians terkecil Tolak Ho jika F F( )( V1 .V 2 ) F( )( V1 .V 2 ) dan terima Ho jika F didapat daftar distribusi F dengan peluang F( )( V1 .V 2 ) . Dengan , sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. 3.6.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol memperlihatkan hasil yang berbeda. Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H0: Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sama dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
  • 35. 35 H1: Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Jika kedua kelompok yang diperbandingkan pada hipotesis diatas telah diuji dan hasilnya kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka langkah selanjutnya yakni melakukan uji t dengan menggunakan rumus : t x1 S1 2 n1 x2 S2 (Sudjana, 2002: 239) 2 n2 Keterangan : t = Nilai hitung untuk uji t x1 = Nilai rata-rata kelas ekperimen x2 = Nilai rata-rata kelas kontrol n1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen n2 = Jumlah anggota sampel kelas kontrol S1 S2 Langkah 2 = Standar deviasi kelas eksperimen 2 = Standar deviasi kelas kontrol selanjutnya adalah menentukan daerah penolakan penerimaan hipotesis dengan kriteria pengujian : Terima H0 jika : t dengan dk = (n1 + n2 - 2), pada taraf signifikasi mempunyai harga lain. tabel >t dan hitung = 0,05, dan tolak H0 jika t
  • 36. 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Penelitian Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di jaring melalui tes bentuk essei yang tersebar kedalam 6 butir soal. Secara teoritik skor minimum yang dicapai adalah 0 dan skor maksimum adalah 100. Berdasarkan rentang skor dari 0 sampai dengan 100. Data hasil belajar tersebut kemudian dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), Standar Deviasi (St Dev), distribusi frekuensi. Data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu: a. Data hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. b. Data hasil belajar siswa yang mengikuti menggunakan model pembelajaran konvensional. Secara umum, deskripsi data hasil belajar matematika siswa kedua kelompok dapat disajikan pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data/ Sumber Kelas Eskperimen Kelas Kontrol n Skor Min Skor Max Mean Modus (Mo) Median (Me) St. Dev. (S) Varians (S2) 27 55 90 70,61 70,1 63 7,49 56,10 27 45 86 65,89 62,5 58,06 9,59 91,95
  • 37. 37 4.1.2 Hasil Uji Persyaratan Analisis Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab III, bahwa analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t satu pihak. Sebagai persyaratan dari penggunaan analisis ini, adalah pengujian normalitas dan pengujian homogenitas data. Lebih jelasnya pengujian-pengujian tersebut dapat diuraikan di bawah ini. 1. Uji Normalitas Data Dalam penelitian ini pengujian normalitas data menggunakan uji Liliefors pada taraf nyata . Hipotesis statistik yang diuji dinyatakn sebagai berikut. H0 : Populasi berdistribusi normal H1 : Populasi tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika pada taraf nyata . Pengujian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: a. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan data hasil post-test kelas eksperimen (lampiran 13) dan hasil perhitungan (lampiran 14) diperoleh nilai pada penelitian ini dipilih . . Dalam menentukan , sehingga untuk maka nilai tersebut didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode interpolasi polinom. Karena nilai , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas untuk kelas eksperimen dipenuhi dalam penelitian ini.
  • 38. 38 b. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan data hasil post-test kelas kontrol (lampiran 13) dan hasil perhitungan (lampiran 14) diperoleh nilai maka nilai . . Untuk dan tersebut didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode interpolasi polinom. Karena nilai , dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians dilakukan dengan uji F (uji varians terbesar dibagi dengan varian terkecil). Hipotesis yang diuji adalah: H0 : varians data berasal dari populasi yang homogen H1 : varians data berasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengujian adalah terima dengan jika dan tolak jika didapat dari distribusi F dengan peluang sedangkan derajat kebebasan masing-masing V1 dan V2. Dari hasil post test kedua sampel (lampiran 13) dapat dilakukan pengujian homogenitas. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 15) diperoleh nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan demikian nilai sedangkan nilai pada taraf nyata . Karena nilai ; maka H0 diterima artinya kedua varians homogen dan dapat dilakukan uji t.
  • 39. 39 4.1.4 Pengujian Hipotesis Setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka untuk pengujian hipotesis digunakan statistik parametrik. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata yaitu uji t. Adapun hipotesis statistic dalam penelitian ini sebagai berikut : H0 : 1 2 Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick sama dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. H1: 1 2 Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan uji t (lampiran 17 ) diperoleh thitung = 2,04 dan nilai ttabel = 1,67 pada taraf kepercayaan 0,05 dengan dk = 52. Hal ini menunjukkan bahwa ini berarti H0 ditolak sehingga sesuai dengan uji statistik dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kurva penerimaan dan penolakan H0 Berikut ini.
  • 40. 40 Daerah Penolakan H0 Daerah Penerimaan H0 1,674 2,0374 Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Ho 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Secara umum penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar matematika lebih tinggi dari penggunaan model pembelajaran konvensional. Hipotesis ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stick dapat menciptakan ketertarikan siswa, menarik perhatian, membuat siswa lebih senang dan puas belajar matematika. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick siswa tidak merasa tegang dalam belajar, sehingga susasana dikelas menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stick lebih menyenangkan daripada model pembelajaran konvensional yang cenderung menjerat siswa dengan aturan-aturan yang kaku dalam proses pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi tegang, siswa berkurang semangat belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Model pembelajaran
  • 41. 41 konvensional lebih berorientasi pada penyelesaian materi sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan dalam kurikulum ataupun dalam program yang telah dirancang sebelumnya. Model pembelajaran konvensional cenderung menyajikan konsep secara abstrak sehingga sulit dipahami siswa. Berdasarkan hasil analisis data, telah terbukti bahwa terdapat pengaruh yang positif terhadap penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap hasil belajar siswa pada materi dimensi tiga. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung = 2,04 yang lebih besar dari ttabel = 1,67. Selanjutnya terbukti bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan metode talking stick memiliki skor rata-rata 70,61 lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran konvensional dengan skor rata-rata 65,89. Jadi secara umum dapat disimpulkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran talking stick lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran secara konvensional.
  • 42. 42 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick belajar siswa yang diajar dengan lebih tinggi dibanding hasil menggunakan model pembelajaran konvensional. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut : 1. Para guru matematika disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran talking stick sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick dapat mempengaruhi hasil belajar matematika serta memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar. 2. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru memilih metode, model, pendekatan serta media yang tepat dan sesuai yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.
  • 43. 43 DAFTAR PUSTAKA Abdul, Suriati.2010. Pengaruh Model Cooperative Learning dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan Peserta Didik Dalam Pemecahan Masalah Matematika.Tesis Abdurrahman, Maman. 2007. Matematika untuk SMA Kelas X. Bandung : Armico Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Djamarah, Syaiful Bhari dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Furchan, Arif. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hiola, Zohra.2009.Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Peserta Didik Tentang Pencemaran Lingkungan.Tesis http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156062-pengertian-metodetalkingstick/#ixzz1T6iezMhf.12 juli 2012. N.K. Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Oemar, Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar kepada Guru: Membantu Mengembangkan Potensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung
  • 44. 44 Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : C.V Alfabeta. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung. Suherman, Eman. 2006. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang. Sulistiawati, 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis. Tesis . UNG. Pasca Sarjana. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.Pustaka Belajar. Uno, Hamzah. 2004. Model Pembelajaran. Gorontalo : Nurul Jannah Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
  • 45. 45 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 1 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang. 2. Menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang. B. Materi Ajar Kedudukan titik terhadap garis dan bidang dalam ruang. C. Metode Pembelajaran Talking Stick dan tanya jawab.
  • 46. 46 D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang macam-macam bangun ruang dan unsur-unsurnya. 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Guru menyiapkan Tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang, 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan materi. 5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru 6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari.
  • 47. 47 Kegiatan Penutup 1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. E. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. Modul belajar. F. Penilaian 1. Penilaian tes  Tes tertulis berbentuk essay  Pedoman Penskoran - Skor Maksimum = 100 - Skor Minimum =  Teknik 0 : Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian  Bentuk Instrumen :  Contoh instrument : uraian singkat 1. Pada gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. Isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi benar.
  • 48. 48 H G …………….. garis HB c. Titik J O …………….. garis AB b. Titik O F J a. Titik A …………….. garis GC d. Titik L E …………….. garis EF C A B Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 49. 49 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 2 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang. 2. Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. 3. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. 3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang B. Materi Ajar Kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
  • 50. 50 C. Metode Pembelajaran Talking Stick dan tanya jawab. D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran dan PR 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang. 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Guru menyiapkan Tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang kedudukan antara dua garis, antar garis dan bidang, dan antara dua bidang dalam ruang. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan materi. 5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
  • 51. 51 menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. G. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. Modul belajar. H. Penilaian 1. Penilaian tes  Tes tertulis berbentuk essay  Pedoman Penskoran - Skor Maksimum = 100 - Skor Minimum =  Teknik 0 : Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian  Bentuk Instrumen :  Contoh instrument : uraian singkat
  • 52. 52 1. Pada gambar di bawah ini menunjukkan kubus ABCD.EFGH. isilah titiktitik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau “menyilang” sehingga menjadi benar. H E G F D Garis AB Garis DC Garis ED Garis AG ……………… ……………… ……………… ……………… Garis EF Garis DH Garis BC Garis EC D C A a. b. c. d. B Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 53. 53 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 3 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. 2. Alokasi Waktu Menentukan definisi jarak Menentukan jarak dua titik dalam ruang : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 3. Siswa dapat menentukan definisi jarak. 4. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik dalam ruang. B. Materi Ajar Jarak antara dua buah titik C. Metode Pembelajaran Talking Stick dan tanya jawab. D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran dan PR
  • 54. 54 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan antara dua garis, antara garis dan bidang, dan antara dua bidang dalam ruang. 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Guru menyiapkan Tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang definisi jarak dan jarak antara dua buah titik. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan materi. 5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari.
  • 55. 55 2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. I. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. Modul belajar. J. Penilaian 1. Penilaian tes  Tes tertulis berbentuk essay  Pedoman Penskoran - Skor Maksimum = 100 - Skor Minimum =  Teknik 0 : Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian  Bentuk Instrumen :  Contoh instrument : 1. uraian singkat Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 60 cm dan titik O merupakan setengah dari diagonal EG. Hitunglah jarak titik A ke titik O! Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 56. 56 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen Pertemuan 4 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang 2. Alokasi Waktu Menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dan garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dan bidang dalam ruang. B. Materi Ajar Jarak titik dengan garis dan jarak titik dengan bidang dalam ruang. C. Metode Pembelajaran Talking Stick dan tanya jawab. D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal
  • 57. 57 1.Pengecekan kehadiran dan PR 2.Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang definisi jarak dan jarak antara dua buah titik. 3.Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4.Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Guru menyiapkan Tongkat 2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu tentang menentukan jarak antara titik dengan garis dan menentukan jarak antara titik dengan bidang dalam ruang. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Kemudian membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 4. Peserta didik mengerjakan LKS. Setelah selesai mengerjakan LKS dan mempelajarinya, siswa menutup seluruh buku yang berhubungan dengan materi. 5. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6. Guru memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik membuat rangkuman tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
  • 58. 58 K. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. Modul belajar. L. Penilaian 1. Penilaian tes  Tes tertulis berbentuk essay  Pedoman Penskoran - Skor Maksimum = 100 - Skor Minimum =  Teknik 0 : Tugas individu, tugas kelompok dan ulangan harian  Bentuk Instrumen : uraian singkat  Contoh instrument : 1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukiskan dan hitunglah jarak G ke garis BD! 2. Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk 10 cm. hitunglah jarak titik D terhadap bidang ACH! Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 59. 59 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 1 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang. 2. Menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang. B. Materi Ajar Kedudukan titik terhadap garis dan bidang dalam ruang. C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
  • 60. 60 D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran dan PR 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang macam-macam bangun ruang dan unsur-unsurnya. 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Peserta didik memperhatikan penjelaskan guru tentang kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang 2. Peserta didik memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang dalam ruang. 3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami. 4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama. 5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 6. Peserta didik mengerjakan LKS. 7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil LKS.
  • 61. 61 Kegiatan Penutup 1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. E. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. Modul belajar. Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 62. 62 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 2 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang. 2. Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. 3. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. 3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang. B. Materi Ajar Kedudukan garis dan bidang dalam ruang.
  • 63. 63 C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas. D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran dan PR 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang 3. Motivasi : Peserta didik mendengar motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelaskan guru tentang kedudukan antara dua buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan dua buah bidang 2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang kedudukan antara dua buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan dua buah bidang. 3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami. 4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama. 5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS.
  • 64. 64 6. Peserta didik mengerjakan LKS. 7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil LKS. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. E. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. LKS Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 65. 65 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 3 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. 2. Alokasi Waktu Menentukan definisi jarak Menentukan jarak dua titik dalam ruang : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan definisi jarak. 2. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik dalam ruang. B. Materi Ajar Jarak antara dua buah titik C. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, pemberian tugas.
  • 66. 66 D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. Pengecekan kehadiran dan PR 2. Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang kedudukan antara dua buah garis, kedudukan garis dengan bidang dan kedudukan dua buah bidang . 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang definisi jarak dan jarak antara dua buah titik dalam ruang dimensi tiga. 2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang jarak antara dua titik dalam ruang. 3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami. 4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama. 5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 6. Peserta didik mengerjakan LKS. 7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil LKS.
  • 67. 67 Kegiatan Penutup 1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. E. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. LKS Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 68. 68 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan 4 Sekolah : SMA Negeri 2 Gorontalo Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : X / Genap Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi Dasar : 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga Indikator : 1. Menentukan jarak titik dan garis dalam ruang. 2. Menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang. Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menentukan jarak titik dan garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan jarak titik dan bidang dalam ruang . B. Materi Ajar Jarak titik dengan garis dan jarak titik dengan bidang dalam ruang. C. Metode Pembelajaran Ceramah, pemberian tugas, tanya jawab
  • 69. 69 D. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal 1. 2. Pengecekan kehadiran dan PR Apersepsi : Peserta didik diingatkan kembali tentang definisi jarak dan jarak antara dua buah titik dalam ruang dimensi tiga. 3. Motivasi : Peserta didik mendengarkan motivasi dari guru tentang pentingnya mempelajari materi dimensi tiga yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Guru menyampaikan apa saja tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan Inti 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menentukan jarak titik dengan garis dan menentukan jarak titik dengan bidang dalam ruang. 2. Siswa memperhatikan ilustrasi guru di papan tulis tentang jarak antara titik dengan garis dan jarak antara titik dengan bidang dalam ruang. 3. Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang halhal yang belum dipahami. 4. Guru dan peserta didik membahas contoh soal bersama-sama. 5. Guru membagikan dan menjelaskan cara mengerjakan LKS. 6. Peserta didik mengerjakan LKS. 7. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan jawaban dari hasil LKS.
  • 70. 70 Kegiatan Penutup 1. Peserta didik diberikan tugas tentang materi yang sudah dipelajari. 2. Peserta didik diminta untuk membaca buku tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya. 3. Peserta didik dan guru melakukan refleksi. E. Alat dan Sumber Belajar Buku Referensi karangan Sukino, 2007. Matematika untuk kelas X semester 2, Jakarta : Erlangga. LKS Gorontalo, April 2012 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Peneliti …………………… Mario A. Rondonuwu NIP. NIM. 411 408 056
  • 71. 71 Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Kelompok Materi : Kedudukan antara Titik dengan garis dan Kedudukan antara Titik dengan bidang. Tujuan : 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara titik dengan garis 2. Siswa dapat menentukan kedudukan antara titik dengan bidang 1. Pada gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. Isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi benar. H G E O J C ………… garis AB ………… garis HB g. Titik J F D A e. Titik A f. Titik O L ………… garis GC h. Titik L ………… garis EF B 2. Pada gambar dibawah ini menunjukkan balok ABCD.EFGH. isilah titiktitik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi benar.
  • 72. 72 H G a. Titik F b. Titik C F C D O D A . …………. bidang ABCD …………… bidang BCEH c. Titik O E …………… bidang BDFH d. Titik G .………….. bidang ADEH B 3. Pada gambar dibawah ini menunjukkan balok Prisma ABCDE. FGHIJ. isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi benar. J E A B D C ………… garis DI ………… garis GC ………… m. Titik G H garis ED l. Titik C G ………… k. Titik J I i. Titik A j. Titik D F ………… EDGF n. Titik I ………… Bidang BCGH Bidang ABCDE
  • 73. 73 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Kelompok Materi : Kedudukan antara Dua Buah Garis, Kedudukan antara Garis dengan bidang, dan Kedudukan antara Dua Buah Bidang Tujuan : 1. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. 3. Siswa dapat menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang 1. Pada gambar di bawah ini menunjukkan kubus ABCD.EFGH. isilah titiktitik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau “menyilang” sehingga menjadi benar. Garis EF ……………… Garis DH ……………… Garis BC h. Garis AG ……………… Garis EC F D A ……………… g. Garis ED E G e. Garis AB f. Garis DC H C B
  • 74. 74 2. Perhatikan gambar Balok ABCD.EFGH berikut. Lukiskan hubungan antara garis dan bidang setiap pernyataan di bawah ini dan namai hubungannya. H G E F a. Garis HD dan bidang BCGF b. Garis EG dan bidang ABCD D c. Garis FG dan bidang BGF D C d. Garis HB dan bidang CDEF A B 3. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini. H G E Tentukan kedudukan kedua bidang di bawah ini. a. Bidang ABFE dan bidang DCGH F b. Bidang ABCD dan bidang ADHE D C A c. Bidang BEF dan bidang CHG B d. Bidang ADHE dan bidang DCH
  • 75. 75 Lembar Kerja Siswa (LKS ) Kelompok Materi : Menentukan jarak antara dua buah titik. Tujuan : 1. Siswa dapat menentukan definisi jarak. 2. Siswa dapat menentukan jarak antara dua buah titik dalam ruang. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 60 cm dan titik O merupakan setengah dari diagonal EG. Hitunglah jarak titik A ke titik O! Langkah –langkah penyelesaian : Gambar H G O E F 60 cm D A 60 cm C B
  • 76. 76 Jarak titik A ke titik O EG = diagonal bidang atas Tinjau , siku-siku di H, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang EG. cm Tinjau , siku-siku di E, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang cm Jadi, jarak titik A ke titik O adalah ..... cm
  • 77. 77 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Kelompok Materi : Menentukan Jarak titik dengan garis dan jarak titik dengan bidang dalam ruang. Tujuan : 1. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dengan garis dalam ruang. 2. Siswa dapat menentukan jarak antara titik dengan bidang dalam ruang. 1. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. Lukiskan dan hitunglah jarak G ke garis BD! Langkah –langkah penyelesaian : a. Gambar
  • 78. 78 - Perhatikan kubus ABCD.EFGH - Tuliskan ukuran rusuknya, yaitu 6 cm - Buatlah garis yang menghubungkan titik-titik B dan D (diagonal BD pada alas kubus) - Buatlah proyeksi orthogonal titik G ke garis BD. Beri nama titik G’. - Proyeksi titik G pada garis DB adalah titik G’ sehingga jarak titik G ke garis DB adalah panjang garis GG’. - Buatlah garis diagonal BG pada bidang BCGF dan garis diagonal GD pada bidang DCGH sehingga terbentuk - Perhatikan bahwa DBG. DBG adalah segitiga sama sisi. b. Jarak titik G ke garis BD BD = diagonal bidang alas =….. Tinjau , garis tinggi dari segitiga tersebut adalah garis GG’.sehingga garis GG’ tepat membagi 2 garis DB sama panjang. DG’ = G’B = =…. siku-siku di B, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang GG’ 2 Jadi, jarak titik G ke garis BD adalah …….. cm 2. Kubus ABCD.EFGH mempunyai rusuk 10 cm. hitunglah jarak titik D terhadap bidang ACH! cm
  • 79. 79 langkah –langkah penyelesaian : - Gambarlah kubus ABCD.EFGH - Tuliskan ukuran rusuknya, yaitu 10 cm - Buatlah garis yang menghubungkan titik-titik A, C, dan H sehingga membentuk bidang ACH. - Buatlah garis berat segitiga ACH dari titik H (garis HH’) - Buatlah proyeksi orthogonal titik D ke bidang ACH. D’ 10 cm H’ 10 cm 10 cm Jarak titik D ke bidang ACH. Proyeksi titik D pada bidang ACH terletak pada garis berat HH’, AC = BD (diagonal bidang) =….. Tinjau , siku-siku di D, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang garis HH’
  • 80. 80 cm Tinjau , dengan perbandingan Trigonometri H Tinjau dengan perbandingan trigonometri D’ Jadi, titik D ke bidang ACH adalah ….. cm D H'
  • 81. 81 Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika Soal diambil dari materi Dimensi Tiga Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak dan besar sudut yang melibatkan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga Kompetensi dasar : 6.1 Menentukan kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang dimensi tiga. 6.2 Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga. No. Indikator Aspek No. Soal C1 1. Menentukan kedudukan antara titik dengan garis. 1 Menentukan kedudukan antara dua garis. 2 √ 3 C3 √ 2. C2 √ 3. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam ruang. 4. Menghitung jarak antara dua buah titik dalam ruang. 4 √ 5. Menghitung jarak antara titik dengan garis. 5 √ 6. Melukis proyeksi titik ke bidang 6a 7. Menghitung jarak antara titik dengan bidang. 6b √ √
  • 82. 82 Lampiran 5 NAMA : KELAS : Selesaikanlah soal-soal berikut! Dahulukanlah soal yang menurut Anda paling mudah. 1. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. H G E F O (Skor : 8) D C A B Isilah titik-titik dibawah ini dengan kata “terletak pada”, atau “diluar” sehingga menjadi benar. Titik O …………….. garis HB Titik H …………….. garis GC Titik F . …………… bidang ABCD Titik O …………….. bidang BDFH 2. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. H G E F O D (Skor : 6 ) C A B
  • 83. 83 Isilah titik-titik di bawah ini dengan kata “ sejajar”, “memotong”, atau “menyilang” sehingga menjadi benar Garis AB ……………… Garis EF Garis DC ……………… Garis DH Garis EH ……………… Garis AB 3. Gambar dibawah menunjukkan kubus ABCD. EFGH. H G E F (Skor : 10) O D C A B a. Tentukan kedudukan antara garis dan bidang setiap pernyataan di bawah ini Garis HD dan bidang BCGF Garis EC dan bidang BDHF b. Tentukan kedudukan kedua bidang di bawah ini. Bidang ABFE dan bidang DCGH Bidang ABCD dan bidang ADHE
  • 84. 84 Bidang BEF dan bidang CHG 4. Diketahui sebuah balok ABCD . EFGH memiliki panjang rusuk AB = 20 cm, BC = 30 cm, dan AE = 40 cm. Hitunglah jarak titik A ke titik G! (Skor: 21) 5. Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. hitunglah jarak G ke garis BD! (Skor : 25) 6. Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. a. Lukislah proyeksi titik F ke bidang BEG (Skor : 30) b. Hitunglah jarak titik F ke bidang BEG. SELAMAT BEKERJA
  • 85. 85 Lampiran 6 Marking Scheme Tes Hasil Belajar No Langkah –langkah penyelesaian soal 1. Dik : kubus ABCD.EFGH H Skor Skor total 8 G E F O D C A B C Dit : kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang A B Penyelesaian : Kedudukan titik terhadap garis dan kedudukan titik terhadap bidang. Titik O terletak pada garis HB Titik H di luar garis GC Titik F di luar bidang ABCD Titik O terletak pada bidang BDFH 2. 2 2 2 2 Dik : kubus ABCD.EFGH 6 H G E F O D A C B C Dit : kedudukan garis terhadap garis C Penyelesaian : A B kedudukan garis terhadap garis Garis AB sejajar Garis EF Garis DC memotong Garis DH Garis EH menyilang Garis AB 2 2 2
  • 86. 86 3. Dik : kubus ABCD.EFGH 10 H G E F O D A C B C Dit : a. kedudukan garis terhadap bidang b. kedudukan bidang terhadap bidang B A Penyelesaian : a. kedudukan garis terhadap bidang Garis HD dan bidang BCGF (sejajar) Garis EC dan bidang BDHF (menembus) 4. 2 2 b. kedudukan bidang terhadap bidang Bidang ABFE dan bidang DCGH (sejajar) Bidang ABCD dan bidang ADHE (tegak lurus) Bidang BEF dan bidang CHG (sejajar) Dik : Diketahui sebuah balok ABCD.EFGH . 2 2 2 panjang rusuk AB = 20 cm, BC = 30 cm, dan AE = 40 cm. 2 21 Dit : jarak titik A ke titik G. Penyelesaian: H G 5 E F 40 cm D A C 30 cm 20 cm B
  • 87. 87 Jarak titik A ke G AC = diagonal bidang Tinjau , siku-siku di B, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang AC. 6 Tinjau , siku-siku di C, gunakan theorem Phytagoras untuk menemukan panjang AG 7 Jadi, jarak titik A ke titik G adalah 5. 1 25 Dik : kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 6 cm. 2 Dit : Jarak titik G ke garis BD? Penyelesaian : H G E F D 5 C A G’ A B BD adalah diagonal bidang ABCD. C 6 C cm A AC = BD = cm AG’ = ½ AC = ½ cm = cm. Perhatikan . Siku-siku di C B 4 = 3 cm. Jadi jarak titik G ke garis BD adalah 3 cm. 7 1
  • 88. 88 6. Dik : sebuah kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 8 cm. Dit : a. gambar proyeksi titik F ke bidang BEG. b. jarak titik F ke bidang BEG Penyelesaian : a. Gambar proyeksi titik F ke bidang BEG H 30 2 G B’ E F 12 F’ D C A B b. Jarak itik F ke bidang BEG C Proyeksi titik F pada bidang BEG terletak pada garis BB’. C FH = EG (diagonal bidang) A B 4 cm FB’ = ½ FH = ½ Perhatikan . cm = cm. 1 4 cm Perhatikan berdasarkan rumus luas diperoleh : 1 1 1 3 Jadi jarak titik F ke bidang BEG adalah TOTAL 1 100
  • 89. 89 Lampiran 7 Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar Petunjuk 1. Berdasarkan pendapat Bapak / Ibu, berilah tanda “√” jika pertanyaan dalam butir soal sesuai dengan kriteria dan tanda “x” jika pertanyaan dalam butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah. 2. Jika ada yang perlu dikomentari maka tuliskan pada lembar komentar / saran yang tersedia. No Nomor Soal Kriteria Telaah 1 MATERI 1. Soal sesuai dengan indikator yang akan dicapai. 2. Batasan jawaban atau ruang lingkup yang hendak diukur. 3. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran. KONSTRUKSI 4. Rumusan butir soal menggunakan tanda Tanya/tanda perintah yang menuntut jawaban uraian. 5. Rumusan butir soal yang tidak menimbulkan penafsiran ganda. BAHASA 6 Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami. 7. Rumusan butir soal menggunakan kata-kata atau kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 8. Rumusan butir soal menggunakan bahasa yang baik dan benar. 2 3 4 5 6a 6b Ket.
  • 90. 90 Komentar/saran: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… Gorontalo, April 2012 Validator (………………………..)
  • 91. 91 Lampiran 8 LEMBAR VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Matematika Topik : Dimensi Tiga Kelas /Semester : X/Genap Model Pembelajaran : Talking Stick Kurikulum Acuan : KTSP Penulis : Mario A. Rondonuwu Nama Validator : ……………………………. Pekerjaan : ……………………………. A. Petunjuk Berilah tanda cek list (√ ) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat bapak/ibu! Keterangan skala penilaian : 1 : berarti “tidak baik” 2 : berarti “kurang baik” 3 : berarti “cukup baik” 4 : berarti “baik” 5 : berarti “sangat baik” B. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek SKALA PENILAIAN No I ASPEK YANG DINILAI FORMAT 1. Kejelasan pembagian materi 2. Sistem penomoran jelas 3. Pengaturan ruang/tata letak 4. Jenis dan ukuran huruf sesuai. 1 2 3 4 5
  • 92. 92 II ISI 1. Menuliskan kompetensi dasar 2. Menuliskan indikator 3. Menuliskan tujuan pembelajaran 4. Ketepatan antara indikator dengan KD 5. Ketepatan antara indikator dengan tujuan pembelajaran 6. Kebenaran isi/materi 7. Dikelompokkan dalam bagian-bagian yang logis 8. Kesesuaian dengan standar kompetensi KTSP 9. Pemilihan startegi, pendekatan, metode, dan sarana pembelajaran dilakukan dengan tepat, sehingga memungkinkan siswa aktif belajar. 10. Kegiatan guru dan kegiatan siswa dirumuskan secara jelas dan operasional, sehingga mudah dilaksanakan dalam proses pembelajaran di Kelas 11. Kesesuaian dengan pembelajaran berorientasi model kooperatif 12. Kesesuaian dengan urutan materi 13. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 14. Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran. III BAHASA 1. Kebenaran tata bahasa 2. Kesederhaan struktur kalimat 3. Kejelasan penunjukan dan arahan 4. Sifat
  • 93. 93
  • 94. 94 Lampiran 9 LEMBAR VALIDASI LKS Mata Pelajaran : Matematika Topik : Dimensi Tiga Kelas/Semester : X/ Genap Model Pembelajaran : Talking Stick Kurikulum Acuan : KTSP Penulis : Mario A. Rondonuwu Nama Validator : ……………………………….. Pekerjaan : ……………………………….. A. Petunjuk Berilah tanda cek list (√ ) dalam kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat bapak/ibu! Keterangan skala penilaian : 1 : berarti “tidak baik” 2 : berarti “kurang baik” 3 : berarti “cukup baik” 4 : berarti “baik” 5 : berarti “sangat baik” B. Penilaian ditinjau dari beberapa aspek No ASPEK YANG DINILAI I FORMAT 1. Kejelasan pembagian materi 2. Memiliki daya tarik 3. Sistem penomoran jelas 4. Pengaturan ruang/tata letak 5. Jenis dan ukuran huruf sesuai 6. Kesesuaian ukuran fisik LKS dengan siswa SKALA PENILAIAN 1 2 3 4 5
  • 95. 95
  • 96. 96 C. Komentar dan saran perbaikan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Gorontalo, April 2012 Validator (………………………)
  • 97. 97 Lampiran 10 Data Hasil Uji Coba Test Hasil Belajar No Resp. Butir Soal / Skor Item Soal 3 4 5 10 21 25 6 12 15 4 11 13 8 17 20 8 17 19 6 13 16 8 14 18 8 15 18 8 12 15 6 15 16 8 15 16 8 16 19 6 15 19 10 18 23 8 16 18 8 15 17 8 17 15 6 13 16 2 14 14 8 12 19 8 14 19 6 15 18 8 14 19 10 14 17 8 12 18 10 17 20 8 17 19 6 15 19 8 18 20 6 13 17 6 12 17 1 8 6 2 8 6 6 6 6 4 8 2 4 6 8 2 8 8 6 6 8 6 6 6 4 4 8 4 6 2 4 4 2 6 6 2 6 4 6 6 6 6 6 4 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6 4 6 6 6 4 6 6 6 4 6 X 164 162 218 438 529 703 X2 1008 908 1668 6508 9457 16697 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X 2 XY 26896 26244 47524 191844 279841 494209 12360 12064 16394 32666 39481 52481 Y Y 6 30 24 15 27 25 20 22 24 21 24 24 25 26 28 25 24 23 24 17 25 25 20 26 22 22 27 23 24 23 24 24 69 47 86 79 67 74 77 66 75 69 76 78 93 75 78 77 69 59 78 78 69 79 73 70 86 77 76 77 68 69 2214 Y Y 2 4901796 2 4761 2209 7396 6241 4489 5476 5929 4356 5625 4761 5776 6084 8649 5625 6084 5929 4761 3481 6084 6084 4761 6241 5329 4900 7396 5929 5776 5929 4624 4761 Y2 165446
  • 98. 98 Tabel Bantu Untuk Validasi 2 NO X1 X2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 36 4 64 36 36 36 36 16 64 4 16 36 64 4 64 64 36 36 64 36 36 36 16 16 64 16 36 4 16 16 36 4 36 16 36 36 36 36 36 16 16 36 36 36 36 36 16 36 36 36 16 36 36 36 16 36 36 36 16 36 2 2 2 X3 X4 36 16 64 64 36 64 64 64 36 64 64 36 100 64 64 64 36 4 64 64 36 64 100 64 100 64 36 64 36 36 144 121 289 289 169 196 225 144 225 225 256 225 324 256 225 289 169 196 144 196 225 196 196 144 289 289 225 324 169 144 X5 2 225 169 400 361 256 324 324 225 256 256 361 361 529 324 289 225 256 196 361 361 324 361 289 324 400 361 361 400 289 289 X6 2 576 225 729 625 400 484 576 441 576 576 625 676 784 625 576 529 576 289 625 625 400 676 484 484 729 529 576 529 576 576 X Y X 2Y X Y X 4Y X 414 94 688 474 402 444 462 264 600 138 304 468 744 150 624 616 414 354 624 468 414 474 292 280 688 308 456 154 272 276 414 188 688 632 402 592 616 528 450 552 608 468 930 600 624 616 414 118 624 624 414 632 730 560 860 616 456 616 408 414 1 414 94 516 316 402 444 462 396 450 276 304 468 558 450 468 462 276 354 468 468 276 474 438 420 344 462 456 462 272 414 3 828 517 1462 1343 871 1036 1155 792 1125 1035 1216 1170 1674 1200 1170 1309 897 826 936 1092 1035 1106 1022 840 1462 1309 1140 1386 884 828 Y XY 1035 611 1720 1501 1072 1332 1386 990 1200 1104 1444 1482 2139 1350 1326 1155 1104 826 1482 1482 1242 1501 1241 1260 1720 1463 1444 1540 1156 1173 1656 705 2322 1975 1340 1628 1848 1386 1800 1656 1900 2028 2604 1875 1872 1771 1656 1003 1950 1950 1380 2054 1606 1540 2322 1771 1824 1771 1632 1656 5 6
  • 99. 99 Lampiran 11 VALIDITAS TES HASIL BELAJAR A. Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar 1. Validitas Konstruksi Daftar Penilaian validitas konstruksi test sebagai berikut: No Nama Validator Keterangan Dosen Jurusan 1. Drs. Madjid, M.Pd Pendidikan Matematika Dosen Jurusan 2. Dra. Kartin Usman, M.Pd Pendidikan Matematika 3. Musrin Ibrahim S.Pd , M.Pd Guru Mata Pelajaran Komentar dan Saran dari Validator: - Soal No. 2 dan 3 harus disertai dengan gambar. - Jangan mengaitkan soal berikutnya dengan soal sebelumnya - Instrument sudah baik tapi perlu diperbaiki lagi gambar-gambar yang pada soal dan marking scheme. 2. Validitas Isi Untuk menguji validitas butir test digunakan rumus korelasi product moment dengan penyelesaian sebagai berikut :
  • 100. 100 Untuk n = 30 Untuk soal nomor 1. Untuk soal nomor 2. Untuk soal nomor 3.
  • 101. 101 Untuk soal nomor 4. Untuk soal nomor 5.
  • 103. 103 Lampiran 12 UJI RELIABILITAS TES Reliabilitas merupakan ketepatan suatu test apabila dilakukan kepada subjek yang sama. Pengujian reliabilitas tes menggunakan rumus alpha sebagai berikut 1. Menentukan varians setiap item soal Untuk Untuk
  • 105. 105 2. Menentukan varians semua item. 3. Menghitung varians total 4. Menghitung reliabilitas
  • 106. 106 Jadi, reliabilitas instrumen tes hasil belajar adalah sebesar 0,79.
  • 107. 107 Lampiran 13 DATA HASIL POST TEST 1. DATA HASIL POST TEST KELAS EKSPERIMEN NO NAMA-NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 X12 Deni S. Indradi Moh. Rifaldi Djalil Moh. Kevin Lasena Noval Alimullah Nujul Walangadi Orlando F. Panainba Radius Husain Rahmat Rivaldi Ali Rian Dwi Putra S. Supriyanto U. Abdullah Taib Poha Wahyudin Djafar Cintia Mohamad Dian Rovianita Wawo Fandaria Hasan Fitriyanti Laiya Gita Elvionita Lapu Gledys S. Abdullah Indriyanti Ali Liyanovitasari A. Amali Mirawati Dengo Novriandy Hairun Sri Novita Mohamad Sri Nurain Potale Sri Lian S. Dama Faisal Radjak Harua Laiya 72 59 65 64 63 68 64 74 67 67 66 85 73 73 90 72 73 72 69 78 82 70 72 74 75 61 55 5184 3481 4225 4096 3969 4624 4096 5476 4489 4489 4356 7225 5329 5329 8100 5184 5329 5184 4761 6084 6724 4900 5184 5476 5625 3721 3025 JUMLAH 1903 135665
  • 108. 108 2. DATA HASIL POST TEST KELAS KONTROL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 NAMA-NAMA SISWA KELAS KONTROL X2 X22 Abdul Rahmat Mano Adrianto Djafar Arfandi Nawai Asna P. sasi Efendi Ismail Ismunandar Abdullah Moh. Arif K. Rahiman Rahman Yusuf Roy Pati Sangadji Supriyanto Ong Moh. Abdullah Moha Yogi Ahmad Ayu Anisa Hinta Candra Dewi Umonti Desy Fani Tuna Fatmawaty Hakim Isra Riskya Anwar Karmila Abbas Kartika Ibrahim Nia Lavenia Mbuinga Ningsi Rais Nurindah Hasaniah Sri Novianty Kasim Yuliani Husain Tirta Purwanto Verawati Manan Yolanda 75 61 64 73 59 57 66 57 65 48 45 53 78 80 68 60 76 64 65 57 70 66 86 73 72 73 61 5625 3721 4096 5329 3481 3249 4356 3249 4225 2304 2025 2809 6084 6400 4624 3600 5776 4096 4225 3249 4900 4356 7396 5329 5184 5329 3721 JUMLAH 1772 118738
  • 109. 109 Lampiran 14 UJI NORMALITAS Tabel Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen NO NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)-S(Zi)| 1 Harua Laiya 55 -2.0124 0.0222 0.0370 0.0148 2 Moh. Rifaldi Djalil Faisal Radjak Nujul Walangadi Radius Husain Noval Alimullah Moh. Kevin Lasena Taib Poha Rian Dwi Putra S. Supriyanto U. Abdullah Orlando F. Panainba Indriyanti Ali Novriandy Hairun Deni S. Indradi Fitriyanti Laiya Gledys S. Abdullah Sri Novita Mohamad Gita Elvionita Lapu Cintia Mohamad Dian Rovianita Wawo Rahmat Rivaldi Ali Sri Nurain Potale Sri Lian S. Dama Liyanovitasari A. Amali Mirawati Dengo Wahyudin Djafar Fandaria Hasan 59 61 63 64 64 65 66 67 67 68 69 70 72 72 72 72 73 73 73 74 74 75 78 82 85 90 -1.4924 -1.2324 -0.9725 -0.8425 -0.8425 -0.7125 -0.5825 -0.4525 -0.4525 -0.3225 -0.1926 -0.0625 0.1974 0.1974 0.1974 0.1974 0.3274 0.3274 0.3274 0.4574 0.4574 0.5873 0.9773 1.4973 1.8872 2.5372 0.0681 0.1093 0.1660 0.2005 0.2005 0.2389 0.2810 0.3264 0.3264 0.3745 0.4247 0.4761 0.5753 0.5753 0.5753 0.5753 0.6255 0.6255 0.6255 0.6736 0.6736 0.7190 0.8340 0.9319 0.9699 0.9943 0.0741 0.1111 0.1481 0.1852 0.2222 0.2592 0.2963 0.3333 0.3704 0.4074 0.4444 0.4815 0.5185 0.5556 0.5926 0.6296 0.6667 0.7037 0.7407 0.7778 0.8148 0.8518 0.8889 0.9259 0.9629 1.0000 0.006 JUMLAH = 1903 Rata-rata = 70.481481 L hitung = 0.1412 Standar Deviasi = 7.6930057 L tabel = 0,1682 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 0.0018 0.0179 0.0153 0.0217 0.0203 0.0153 0.0069 0.044 0.0329 0.0197 0.0054 0.0568 0.0197 0.0173 0.0543 0.0412 0.0782 0.1152 0.1042 0.1412 0.1328 0.0549 0.006 0.007 0.0057
  • 110. 110 Tabel Uji Normalitas Data Kelas Kontrol N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 NAMA Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi)S(Zi)| Moh. Abdullah Moha 45 -2.1285 0,0170 0.0370 0.0200 Supriyanto Ong Yogi Ahmad Rahman Yusuf Nia Lavenia Mbuinga Ismunandar Abdullah Efendi Ismail Fatmawaty Hakim Yolanda Adrianto Djafar Karmila Abbas Arfandi Nawai Roy Pati Sangadji Kartika Ibrahim Moh. Arif K. Rahiman Nurindah Hasaniah Desi Fani Tuna Ningsi Rais Tirta Purwanto Yuliani Husain Asna P. sasi Verawati Manan Abdul Rahmat Mano Isra Riskya Anwar Ayu Anisa Hinta Candra Dewi Umonti Sri Novianty Kasim 48 53 57 57 57 59 60 61 61 64 64 65 65 66 66 68 70 72 73 73 73 75 76 78 80 86 -1.8189 -1.3031 -0.8904 -0.8904 -0.8904 -0.6840 -0.5808 -0.4777 -0.4777 -0.1681 -0.1681 -0.0649 -0.0649 0.0382 0.0382 0.2446 0.4509 0.6573 0.76046 0.76046 0.76046 0.9668 1.0699 1.2763 1.4827 2.1018 0.0352 0,0968 0,1867 0,1867 0,1867 0,2483 0,2810 0,3192 0,3192 0,4364 0,4364 0,4761 0,4761 0,5120 0,5120 0,5948 0,6736 0,7422 0,7764 0,7764 0,7764 0,8315 0,8554 0,8980 0,9306 0,9821 0.0741 0.1111 0.1481 0.1852 0.2222 0.2592 0.2963 0.3333 0.3704 0.4074 0.4444 0.4815 0.5185 0.5556 0.5926 0.6296 0.6667 0.7037 0.7407 0.7778 0.8148 0.8518 0.8889 0.9259 0.9629 1.0000 0.0741 0.0143 0.0386 0.0015 0.0355 0.0109 0.0153 0.0141 0.0512 0.029 0.008 0.0054 0.0424 0.0436 0.0806 0.0348 0.0069 0.0385 0.0357 0.0014 0.0384 0.0203 0.0335 0.0279 0.0323 0.0179 JUMLAH = 1772 Rata-rata = 65.62963 L hitung = 0.0806 Standar Deviasi = 9.6919798 L tabel = 0.1682
  • 111. 111 tersebut menggunakan tabel Uji Liliefors . Untuk Kelas eksperimen 1. Untuk (0,05; 27) didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode interpolasi polinom yakni: Untuk kelas kontrol 2. Untuk (0,05; 27) didapat dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode interpolasi polinom yakni:
  • 112. 112 Kesimpulan: 1. Untuk kelas eksperimen, . 2. Untuk kelas kontrol, Karena data dari kedua kelas menunjukkan bahwa L dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. . hitung <L tabel , maka
  • 113. 113 Lampiran 15 UJI HOMOGENITAS VARIANS Pengujian homogenitas dalam penelitian ini di lakukan melalui Uji Kesamaan Dua Varians (Uji F), dengan langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut. 1. Hipotesis yang di uji H0 : H1 : 2. Kriteria pengujian Terima H0 jika dengan dan tolak H0 jika didapat dari daftar distribusi F dengan peluang sedangkan derajat kebebasan masing V1 dan V2. 3. Rumus Uji Statistik yang di gunakan atau 4. Perhitungan a. Menentukan Nilai Varians Varians kelas yang diajar dengan menggunakan metode talking stick :
  • 114. 114 Varians kelas yang diajar dengan pembelajaran konvensional b. Menentukan F hitung 5. Menetapkan daerah kritis, melalui tabel F 6. Kesimpulan Karena yaitu 1,5872 < 1,95 pada α = 0,05 maka H0 diterima, artinya kedua varians homogen.