SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Edisi 09 – September 2010|KedeputianBidangKoordinasiEkonomi Makro&Keuangan
Edisi 09 – September 2010|KedeputianBidangKoordinasiEkonomi Makro&Keuangan
Formalisasi Tabungan Mikro:
Pendekatan Berjenjang
Untuk Mendorong
Intermediasi
TKI dan Remitansi
Meningkatkan Remitansi
Pekerja Migran Indonesia
tak semudah yang
dibayangkan …
Financial Inclusion:
Memudahkan Akses Bank bagi Semua
Masyarakat
September 2010
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang KoordinasiEkonomiMakro dan Keuangan
Asisten DeputiUrusan Analisa Kebijakan Makro
Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h.Ged.PAIK II) Lantai 4
Jalan Lapangan Banteng TimurNo. 2-4 Jakarta, 10710
Telepon.021-3521843,Fax.021-3521836
www.ekon.go.id
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Ekonomi Makro dan Keuangan
Edisi September 2010
Tinjauan Ekonomi
Internasional
 PerkembanganHargaKomoditasDunia 3
 Melihat KebijakanEkonomi HongKong 4
Domestik
 Utama:FormalisasiTabunganMikro:PendekatanBerjenjangUntuk
MendorongIntermediasi 6
 Utama:TKIdan Remitansi 7
 Utama:MeningkatkanRemitansiPekerjaMigran Indonesia 9
 PerkembanganWisatawanMancanegara 11
 Inflasi & GejolakHarga 11
 PerkembanganHargaKomoditasBahanPokok 13
 PerkembanganEksporImpor 14
 PerkembanganNilai TukarRupiah 16
 Analisa PerkembanganUtang,SBN& SBI 17
 Indeks HargaPerdaganganBesar(IHPB) 19
 Indeks KeyakinanKonsumen(IKK) 19
 Analisa NilaiTukarPetani 20
Tinjauan Keuangan
 PerkembanganPasarModal 21
 PemantauanPerbankan 22
 PenyaluranKredit UsahaRakyat (KUR) September2010 25
Sekilas Berita Internasional&Domestik 27
Liputan Economists Talk EdisiKelima September 2010
“Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam & Relevansinya Terhadap Masalah
Perekonomian Indonesia” 28
Bersama: AdiwarmanAzwar Karim (PengamatEkonomi Syariah)
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 1
OPINI
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif (inclusive growth) menjadi
tema kebijakan ekonomi yang populer memasuki era pertama
abad 21. Tema ini menjadi semacam pembaharuan dari tema
sebelumnyayaitu pertumbuhandenganpemerataan(growthwith
equity). Perkembangan tema ini menunjukkan keinginan untuk
secara konsisten mewujudkan peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang simultan dengan penurunan jumlah penduduk
miskin dan penciptaan lapangan kerja.
Pertumbuhan yang inklusif sejatinya merupakan puncak dari
upaya di sektor-sektor ekonomi.Upayadi masing-masing sektor
untuk meningkatkanikutanperbaikankesejahteraanmasyarakat
dalam proses akselerasi pertumbuhannya. Pada sektor
keuangan, upaya ini sudah menjadi perhatian di lingkungan
internasional, antara lain G20, yang disebut dengan financial
inclusion. Sekitar 2,5 milyar penduduk dewasa dunia, sebagian
besar di negara-negara berkembang, belum memiliki akses
kepada pelayanan keuangan yang formal. Kelompok penduduk
ini pada umumnya berpendapatan rendah. Kenyataan tersebut
telah mengubah persepsi bahwa masalah financial inclusion
hanya tugas bank sentral dan regulator keuangan namun juga
pemerintahan. Program financial inclusion bukan hanya
menyangkut stabilitas ekonomi, namun juga pertumbuhan
ekonomi yang berimbang dan pengentasan kemiskinan.
Financial inclusion berarti membangun suatu sistem keuangan
formalyang melayanipenduduk berpendapatan rendah dengan
mengembangkan berbagai produk pelayanan keuangan.
Pembangunansistem inipadaumumnyamenghadapihambatan
di sisi sediaan maupun permintaan. Pada sisi sediaan masalah
yang dihadapiadalahbiayatransaksi yang mahal dan lemahnya
kerangka regulasi yang membatasi jumlah dan kualitas produk
dan jasa keuangan. Sementara hambatan di sisi permintaan
padafaktor sosialekonomidanbudaya,lemahnya sistem tanda-
pengenal formal, keterbatasan rekam-jejak keuangan
perorangan, tingkat melek keuangan (financial literacy) yang
rendah,dan belum adanyamekanismeperlindungankonsumen.
Indonesia tercatat telah melakukan program financial inclusion
antara lain melalui program TabunganKu. Melalui program
TabunganKu, yang berbiaya administrasi rendah, diharapkan
dapatmenjangkausekitar 80 juta penduduk yang saat ini belum
terlayani oleh bank.
Upaya lain yang perludikembangkanadalah mobilebanking(m-
banking). Produk ini cocok dikembangkan di Indonesia
mengingatjumlahpendudukyangbesar dan merupakan negara
kepulauan, serta telah meluasnya penggunaan telpon seluler.
Pengembangan m-banking juga dimungkinkan untuk
meningkatkanremitansipekerjamigran kita, sebagaimana telah
dilakukan di Filipina, India, dan Meksiko. Semoga.
PDB Q2-2010, harga berlaku Rp. 1572.4 T
Pertumbuhan Ekonomi Q2-2010 6.2 % (yoy)
Inflasi, September 2010 5.80% (yoy)
Tk. Pengangguran Feb 2010 7.41%
Tk. Kemiskinan Maret 2010 13.33%
Nilai Tukar (Rp/USD), 31 September
2010
8,924
Cadangan Devisa $86.55 Milyar
Ekspor Agustus 2010 $13,706. Juta
Impor Agustus 2010 $12,221 Juta
Nilai Tukar Petani September 2010 102.19
IHPB Agustus 2010 175.72
Wisatawan Mancanegara, Agustus 2010 586,530 orang
Indikator Ekonomi September 2010
Tim Penyusun
Kedeputian Ekonomi Makro & Keuangan
Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai 4
Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta
Telepon 021-3521843 Fax. 021-3521836
Seluruh artikel merupakan hasil kajian Kedeputian Ekonomi
Makro & Keuangan berdasarkan data dan informasi dari sumber
dan referensi terkait.Tinjauan berita merupakan ringkasan dari
berbagai media sumber yang menjadi rujukan analisa. Seluruh
artikel melalui proses editing dan reviu.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 2
Gambar Sampul: techeblog & coolpicturegallery.net
dimodifikasi
Perkembangan Harga Komoditas Dunia
Komoditas
Rata-rata Tahunan Rata-rata Triwulan Rata-rata Bulanan
2009
Jan-Sep
2010
Q2-2010 Q3-2010 Jul-10 Aug-10 Sep-10
Non Energi1 213.2 257.8 255.3 274 262.3 274.3 285.2
Kopi Arabika (c/kg) 317.1 404.7 392 468.5 448.0 466.5 491
Kopi Robusta (c/kg) 164.4 165 161 183.2 188.0 182.3 179.2
MinyakKelapa ($/mt) 725 984 955 1,162 1,031 1,161 1,284
Maize ($/mt) 165.5 167.4 157.7 181.7 163.8 175.6 205.9
Beras, Thailand, 5% ($/mt) 555 481.7 452.4 457.2 441.8 452.8 477
Gandum, US, HRW(b/$/mt) 224.1 203.6 177.4 237.9 195.8 246.2 271.7
Gula (b/c/kg) 40.0 43.23 34.93 42.94 38.5 40.71 49.63
Emas ($/toz) 973 1,177 1196 1,227 1,193 1,216 1,271
Bijih besi(b/c/dmtu) 101 157.7 167 205 205 205 205
Nikel (b/$/mt) 14,655 21,209 22,476 21,191 19,518 21,413 22,643
Seng (b/c/kg) 166 210.9 202.6 201.3 184.4 204.5 215.1
Energi2 214.3 264.6 267.7 259.9 257.2 260.1 262.2
Batu bara ($/mt) 71.8 96.07 99.49 93.55 95.2 89.59 94.88
MinyakMentah, average spot ($/bbl) 61.8 76.91 78.18 75.51 74.6 75.83 76.12
Gas, US ($/mmbtu) 3.9 4.58 4.32 4.28 4.6 4.31 3.9
Keterangan:a/ Included in the energy index (2000=100),b/=included in the non-energy index (2000=100),¢=US cent,
mt=metric ton,bbl=barrel, toz=troy oz, mmbtu=million British thermal units, dmtu=dry metric ton unit,kg=kilogram.
1
komoditaspertanian,bahan baku,logamdan mineral
2
batu bara (Australia),minyak mentah (average spot,brent, Dubai, West Texas Int), gas alam (index,Europe, US, LNG Japan .
Tabel 1 . Harga komoditas non energi dan energi naik masing-masing sebesar 3.97% dan 0.81%pada September 2010
(Sumber: DECPG, The World Bank).
TINJAUAN | EKONOMI | INTERNASIONAL
Perkembangan Harga Komoditas Dunia
Hargarata-rata komoditasenergi Januari hingga September
2010meningkatsebesar23,5%dibandingkan dengan harga
rata-rata tahun 2009. Peningkatan terjadi di semua harga
komoditas energi yaitu batubara 33,7%; minyak mentah
24,5%; dan gas alam 18,9%. Peningkatan harga sepanjang
tahun 2010 ini didorong oleh tingginya permintaan dan
penguranganproduksiminyak oleh OPEC. Namun kenaikan
harga yang terjadi dapat dicegah tidak terlalu tinggi karena
OPEC memiliki persediaan minyak yang banyak. Turunnya
hargabatubaradangas alam ditahun 2009jugadipengaruhi
oleh pelemahan ekonomi global dan kemudian kembali
meningkat di sepanjang tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi global. Sama halnya dengan komoditas energi,
harga komoditas non energi juga mengalami peningkatan
hingga September 2010 jika dibandingkan dengan harga
rata-rata tahun 2009. Harga rata-rata semua komoditas non
energisepanjangJanuarihinggaSeptember2010meningkat
sebesar 20,9% dibandingkan dengan tahun 2009.
Pada September 2010 sendiri, harga komoditas non energi
kembali mengalami peningkatan sebesar 3,9% setelah pada
bulansebelumnyameningkat sebesar 4,6%. Harga komoditas
pertanian naik 4,0% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hargabiji-bijian,jagungdam sorgumnaikmasing-masing11%,
29% dan 17% dibandingkan bulan sebelumnya yang masih
disebabkan oleh substitusi permintaan dari pasar gandum.
Harga gula juga naik sebesar 22% diakibatkan cuaca yang
tidak mendukung produksi di Rusia dan Pakistan dan musim
kemarau di Brazil. Harga logam dasar juga meningkat 5,3%
pada September 2010 masih disebabkan oleh turunnya stok,
keterbatasan pasokan, khususnya timah dan tembaga. Harga
timahnaik9% khususnya disebabkanoleh penurunan produksi
di Indonesia karena musin hujan. Harga tembaga juga naik
sebesar 6% karena persediaan yang berkurang sedangkan
produksi mengalami penurunan. Harga sejumlah logam dan
minerallainnya juga meningkat, diantaranya emas 4,5%; nikel
5,7%; dan seng 5,2% dibandingkan dengan bulan Agustus
2010. Naiknya harga logam emas dan perak didorong oleh
tingginya permintaan sebagai instrumen investasi.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 3
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 4
8.86
3.95
96.07
76.91
158.8
4.58
0
50
100
150
200
250
300
Coal, Australia
($/mt)
Crude oil, avg,
spot ($/bbl)
Natural gas
Index
(2000=100)
Natural gas, US
($/mmbtu)
Perkembangan HargaKomoditasEnergi
2008 2009 Jan-Sep 2010
Gambar 1. Harga komoditas pertanian dan logam dasar mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,0% dan 8,5% pada
September 2010. Peningkatan harga komoditas pertanian masih didorong oleh naiknya harga makanan dan minuman. (Sumber:
DECPG, The World Bank).
Gambar 2. Harga rata-rata komoditas energi meningkat di tahun 2010
seiring tingginya permintaan dan pembatasan produksi minyak oleh
OPEC. (Sumber: DECPG, The World Bank).
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Pertanian Bahan
Baku
Bahan
Baku
Lainnya
Pupuk Logam
dan
Mineral
Logam
Dasar
Perkembangan Harga Komoditas Non Energi Dunia
Q2-2009
Q3-2009
Q4-2009
Q1-2010
Q2-2010
Q3-2010
Gambar 3. Peningkatan harga rata-rata komoditas non energi
didorong oleh peningkatan harga bahan mentah, logam dan
mineral. (Sumber: DECPG, The World Bank).
MelihatKebijakan EkonomiHong Kong
Jumlah pendudukmiskin di Hong Kong meningkat.
Hong Kong Council of Social Service (HKCSC)
mencatat sebanyak 1.26 juta penduduk atau sekitar
18.1%warga HongKongmemilikipenghasilandibawah
HK$ 3500per bulansekitarHK$ 3500per bulan(sekitar
Rp. 4 juta). Jumlahtersebut merupakan angka tertinggi
sejaktahun 2001di manahanyasekitar 1.18 juta warga
atau sekitar 17.5%pendudukHongkongyang termasuk
kategori miskin. Dari 210.000 rumah tangga yang
masuksetidaknya terdapat satu anggota keluarga yang
bekerja yang mengindikasikan bahwa pekerjaan tidak
menjamin mereka dari ancaman kemiskinan. HKCSC
memproyeksikan bahwa pada tahun 2019 akan
terdapat lebihdari1.42juta warga yang masuk kategori
miskin dan pada tahun 2029 penduduk miskin
diperkirakan akan meningkat menjadi 1.66 juta orang.
Banyak kaum muda yang masukkategorimiskinkarena
banyak dari mereka yang kursus atau pendidikan privat
lanjutan. Selain itu, kemajuan teknologi juga semakin
mempersulit pekerja dengan keterampilan rendah
dalam mendapatkanpekerjaan.PemerintahHongKong
sesungguhnya telah mengucurkan dana bantuan
sekitar HK$ 10 milyar dalam beberapa tahun terakhir,
namunhanyasekitar 20%yang benar-benarmembantu
pengentasankemiskinan.Kepala HKCSC berpendapat
pemerintah Hong Kong seharusnya memberikan
subisidi bagi warganya yang miskin serta menerapkan
kebijakan “negative income tax” yaitu penduduk yang
penghasilannya dibawah jumlah tertentu harus
mendapatkanbantuandanbukannya membayar pajak.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 5
Kenaikan Upah Minimum
South ChinaMorningPostmengungkapkanbahwalebihdari
300ribu pekerja dengan bayaran rendah akan memperoleh
kenaikan upah apabila Chief Executive Hongkong
menerapkanperaturanupahminimumuntukpertamakalinya
sebesar kurang lebih HK$28 per jam yang telah disetujui
olehKomisiSementaraUpahMinimum Hongkong. Besaran
tersebut merupakan perkiraan kompromistis dari besaran
yang diusulkan pengusaha sebesar HK$25 per jam dan
besaran yang diajukan pekerja sejumlah HK$33 per jam.
Peningkataniniakanberdampakpadasekurangnya314ribu
pekerja atau 11.3% dari total angkatan kerja. Pemerintah
memiliki hak sepenuhnya dalam penerapan standar upah
minimumini yang mempertimbangkan pengalaman negara
lain, opini pekerja dan pengusaha Hong Kong, data
perekonomian dan kondisi pasar tenaga kerja.
Selain memperjuangkan upah minimum, saat ini serikat
pekerjadi HongKongmemutuskanuntukberjuangmenekan
lamanya jam kerja. Menurut mereka, pada bidang tertentu
seperti catering, keamanan dan retail, tak jarang pekerja
harus bekerja 12 jam sehari atau lebih. Dengan
pemberlakuan upah minimum mulai 2011, serikat pekerja
mengharapkan pemerintah juga dapat mempertimbangkan
perlunya payung hukum yang mengatur jam kerja. Dalam
sebuah survey yang dilakukan oleh catering and Hotels
Industries Employees General Union, hanya 12.5%dari 374
responden yang bekerja 8 jam sehari atau kurang dari 71%
lainnya harus bekerja lebih dari 10 jam per hari. Hongkong
Building Management & Security Workers General Union
bahkan telah mengirimkan surat kepada pemilik gedung
komersial untuk mengurangi jam kerja penjaga dari 12 jam
per hari ke 8 jam per hari. Peraturan tentang jam kerja ini
telah diterapkan di Eropa, Amerika dan beberapa negara
lainnya di Asia.
Kartu Kredit Penyebab Kredit Macet
Setelahkrisis keuanganglobal,masyarakatduniacenderung
menyalahkan penggunaan kartu kredit yang tidak terkontrol
yang mengakibatkan tingkat kredit macet yang begitu tinggi.
Masyarakat Hong Kong seakan tidak belajar dari
pengalaman tersebut, yang dibuktikan dengan penggunaan
lebihdarisatu kartu per orangdan hanya membayar tagihan
minimum bulanan. Gambaran penggunaan kartu kredit di
Hongkong lebih besar daripada Amerika Serikat. Ini
merupakan hasil studi Universitas Hong Kong yang
menemukanjugabahwasatudari limapenggunakartukredit
akan sampai pada tahap gagal bayar. Selain itu, fenomena
‘advance consumption’, yaitu perilaku belanja sebelum
benar-benar mendapatkan penghasilan, merupakan gejala
yang dapat mengarahpadabom waktufinansialdikemudian
hari.
Pembelian Properti Meningkat Pesat
Dari sisi perkembangan properti, sampai dengan
September 2010, jumlah transaksi terdaftar untuk
penjualanrumahdiHongKongmencapai 105.925dengan
total nilaiHK$43.58miliar(berdasarkandatadariRicacorp
Properties). Hal ini menurut mereka merupakan angka
tertinggidi HongKongbaik dalam haljumlahmaupunnilai
sejak tahun 2007. Para pembeli dari Tiongkok cukup
banyak yakni sebesar 30% dari total pembeli. Dibawah
Capital Investment Entrant Scheme, investor dapat
memperolehresidencydiHong Kong dengan berinvestasi
di beberapa sector yang diizinkan termasuk properti
dengan jumlah minimum HK$ 6.5 juta.
Mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia properti
Hong Kong, Beijing, Shanghai dan tempat lain di
Tiongkok,Macaumengumumkan langkah-langkah untuk
meredakan spekulasi di bidang propertydan menambah
supplyperumahan untuk masyarakat. Pemerintah Macau
telah mengalokasikan satu tempat yang khusus
diperuntukan sebagai kawasan pemukiman yang berupa
flat seluas 700-800 kaki persegi. Pemerintah akan
membantupengembanguntukmengubahbekaskawasan
industrymenjadi kawasan hunian.
Berdasarkan Lappersitmiting Konsulat Jenderal RI Hongkong
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 6
TINJAUAN | EKONOMI | DOMESTIK
TINJAUAN UTAMA
Formalisasi Tabungan Mikro: Pendekatan Berjenjang Untuk
Mendorong Intermediasi
Lembaga keuangan mikro membutuhkan himpunan dana
dalam rangka menyediakan sumber dana pembiayaan bagi
masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah
yang sulit mendapatkan akses pembiayaan formal seperti
perbankan.Namun,karenakarakteristik usahanya, LKM sering
mengalami kondisi dimana jumlah pembiayaan melebihi
sumber dananya. Di sisi lain, masyarakat miskin juga
membutuhkan lebih banyak dan kemudahan akses untuk
menyimpandanayangdimiliki.Terdapathubunganmutualisme
yang dapat dimanfaatkan oleh LKM dan masyarakat miskin
tersebut. Sebagian besar LKM memperoleh dananya dari
simpanan masyarakat selain dari dana pribadi dan pinjaman
bank.
Selamaini,masyarakatmiskinmenggunakanjasainformaldan
jaringan sosial yang dekat dengan mereka untuk menyimpan
dana. Lebih konvensional lagi, mereka menyimpan dana yang
dimiliki dengan menitipkan pada keluarga, teman atau
menyimpannya dibalik bantal, tentunya cara ini tidaklah aman.
Padahal dari sebuah hasil penelitian (Collins, et.al., 2009)
diketahuibahwa rumahtanggamiskindiBangladesh,Indiadan
Afrika Selatan bersedia membayar biaya dan risiko yang besar
untuk mengakses jasa tersebut. Di sejumlah negara, telah
tumbuh organisasi-organisasi kredit mikro yang meskipun
belum teregulasi namun dapat menyediakan jasa tersebut
dengan baik. Pemerintah mungkin dapat membuat organisasi
tersebut berintegrasikedalam sistem keuangan sebagai salah
satu lembagaintermediasi dengan menggunakan pendekatan
berbasis risiko dalam perizinannya dan mengatur serta
mengawasi keuangan mikro berbasis tabungan. Tabungan
adalah pilar dasar berjalannya financial inclusion system.
Tabungan memberikan kontribusi untuk financial inclusion
system dengan memperkuat keuangan rumah tangga
berpendapatan rendah, sumber pendanaan bagi lembaga
keuangan mikro, dan membuat industri keuangan mikro
menjadisemakinkompetitif dan efisien. Secara makro, kondisi
pasar keuangan yang berkembang baik tentunya akan
mendorong pertumbuhan ekonomi, industri dan perusahaan
individu (Levine, 2005).
Selain itu, semakin berkembangnya pasar keuangan
mengurangi kesenjangan pendapatan secara umum,
memberikandampak positif yang tidak proporsional pada
pendapatan masyarakat miskin dan berkontribusi pada
pengurangan kemiskinan (Beck, et.al., 2007).
LembagaKeuanganMikro yangmembiayai pertumbuhan
dengan memanfaatkan pendanaan berbasis tabungan
deposito untuk melaksanakan fungsi intermediasi
memberikan beberapa manfaat. Pertama, deposito
merupakan sumber pendanaan yang cenderung lebih
stabil dibandingkan sumber pendanaan lain. Krisis
keuangan internasional yang belakangan terjadi
menunjukkanbahwarisikolikuisitassangat erat kaitannya
dengan pendanaan yang berasal dari hutang luar negeri.
Tabunganjugamerupakan sumberpendanaanyang lebih
murah. Dan semakin kecil biaya pendanaan maka
semakin kecil bunga pinjaman kredit.
Sumber: Kompas.com
“..Tabungan memberikan kontribusi untuk financial
inclusion system dengan memperkuat keuangan
rumah tangga berpendapatan rendah, sumber
pendanaan bagi lembaga keuangan mikro, dan
membuat industri keuangan mikro menjadi semakin
kompetitif dan efisien..”
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 7
Manfaat kedua adalah mendorong LKM untuk tumbuh dan
berkembang. Pertumbuhan aset LKM berbasis deposito
berkaitan erat dengan deposito yang diperoleh dan oleh
karenaitu pertumbuhannyabergantung padapelayanan yang
mereka berikan pada nasabah dan persepsi dari nasabah
mengenai integritas dari LKM itu sendiri. LKM ini harus
menjadilembagayang disiplin, memberikan pelayanan yang
baik dan berhati-hati menjaga reputasi mereka. Pendanaan
dari tabungan deposito ini membuat perkembangan LKM
tergantung pada kondisi ekonomi karena mereka hanya
dapat tumbuh jika secara efektif berhasil memenuhi
permintaan pasar untuk memberikan jasa simpanan dan
kredit. Ketiga, LKM berbasis tabungan deposito ini dapat
menikmatiloyalitasnasabahketikanasabahyang melakukan
penyimpanan dana memiliki rasa percaya pada lembaga
tersebut. Untuk beberapa nasabah, tabungan dapat menjadi
langkahawal untuk mengakses kredit dan layanan lainnya di
kemudian hari.
Manfaat LKM berbasis tabungan deposito ini dirasakan di
tingkat industri. Peraturan dan pengawasan terkait lembaga
berbasis tabungan deposito akan menciptakan kondisi yang
semakin kondusif bagi pendalaman pasar yang
berkelanjutan. LKM berbasis tabungan deposito memiliki
kapasitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Perizinan, peraturan dan pengawasan
lembagakeuanganmikrodiperlukankarenamerekamemiliki
keunikan dan berbeda dengan sistem perbankan
konvensional.MenjadikanLKM sebagailembaga formal juga
didasarkanpadakemampuannya berinovasi dan berinteraksi
secara langsung dengan masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah dibandingkan perbankan
konvensional. Peraturan tersebut akan membuka jalan bagi
proses transisi lembaga kredit yang tidak teregulasi menjadi
lembaga intermediasi yang teregulasi dengan cara
mendorong terjadinya persaingan di pasar dengan segmen
masyarakat berpendapatan rendah. Peraturan khusus terkait
LKM ini juga merupakan pendekatan untuk mengatasi
sejumlah risiko yang dihadapi sektor keuangan mikro.
Diperlukannya peraturan khusus yang berbeda dengan
peraturan perbankan dikarenakan LKM tidak dapat
memenuhi sejumlah persyaratan bagi perbankan meskipun
LKM melakukan sejumlah aktivitas yang sama dengan
perbankan. Diantaranya, memiliki modal yang lebih rendah
dari CAR perbankan, ruang lingkup pelayanan dan batas
eksposur risiko yang dihadapi umumnya jauh lebih
konservatif daripada perbankan konvensional, dan adanya
perbedaaan ketentuan klasifikasi pinjaman, provisi dan
penghapusan yang disesuaikan dengan risiko yang dimiliki
LKM.
Referensi: Policy Note Alliance for Financial Inclusion
TKI dan Remitansi
DarihasillaporanBNP2TKIdiketahuibahwahinggaJuni2010
penyaluran TKI terbesar adalah ke kawasan Asia (58,2%).
Hampir 78% TKI yang dikirim ke kawasan Asia atau sekitar
1,9 juta orang TKI dikirimkan ke Malaysia. Jumlah ini sangat
besarjika dibandingkandengan pengiriman TKI ke beberapa
negaraAsia lainnyaseperti Taiwan,HongkongdanSingapura
yang masing-masing sekitar 182 ribu, 167 ribu dan 132 ribu
orang TKI. Sebagian besar TKI di Malaysia bekerja di sektor
formal(55,4%)dan sisanya bekerja di sektor informal (42,8%)
danmenjadiprofesional(1,8%). Sedangkan TKI di Singapura
dan Hongkong sebagian besar bekerja di sektor informal
diikuti sektor formal dan profesional. Begitu pula di Taiwan,
sebagianbesarTKIbekerjadisektor informalnamunTKIyang
menjadi profesional lebih banyak jumlahnya daripada TKI
yang bekerja di sektor formal.
Kawasan kedua terbesar target pengiriman TKI adalah
kawasanTimur Tengah dan Afrika (41%). Untuk kawasan ini,
penyaluran TKI terbesar adalah ke Negara Arab Saudi yaitu
hampir 1,5 juta TKI atau 81,5% dari jumlah TKI yang
dikirimkan ke kawasan tersebut. Sebagian besar TKI di Arab
Saudibekerja di sektor informal (91,3%) dan sisanya menjadi
profesional (4,8%) dan bekerja di sektor formal (3,9%). TKI
yang bekerja di kawasan Amerika dan Eropa-Australia
masing-masingsebesar 0,3% dan 0,6% dari jumlah TKI yang
dikirim hingga Juni 2010. Sebagian besar TKI di Amerika
bekerjasebagaiprofesionalsedangkansebagianbesar TKI di
Eropa-Australia bekerja di sektor formal dengan pengiriman
TKI terbanyak ke Jerman dan Spanyol. Secara keseluruhan,
sebagianbesarTKI bekerja di sektor informal (65,9%), formal
(30,3%) dan sebagai profesional (3,8%).
91.0
6.6 0.6 1.8
43.8
56.2
0.0 0.0
44.6
51.4
3.3 0.7
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
Asia Timteng &
Afrika
Amerika Eropa &
Australia
(%)
PersentaseBaseStockTKI Tahun 2010
Formal Informal Profesional
Gambar 4. Hingga Juni 2010, Penyaluran TKI terbesar adalah
kawasan Asia (Sumber: BNP2TKI)
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 8
58.2%
41.0%
0.3% 0.6%
PersentaseBaseStockTKI Berdasarkan
NegaraTahun 2010
Asia
Timteng & Afrika
Amerika
Eropa & Australia
30.3%
65.9%
3.8%
PersentaseBaseStockTKI Berdasarkan
Pekerjaan Tahun 2010
Formal
Informal
Profesional
Gambar 5. Hingga Juni 2010, Penyaluran TKI terbesar adalah
ke kawasan Asia (58,2%). Hampir 78% TKI yang dikirim ke
kawasan Asia atau sekitar 1,9 juta orang TKI dikirimkan ke
Malaysia. Secara keseluruhan, sebagian besar TKI bekerja di
sektor informal (Sumber: BNP2TKI)
Dari hasil laporan Bank Indonesia, total remitansi
mengalamipeningkatandariRp6Triliunpadatahun2007
menjadiRp6,6Triliunpadatahun2008.Jumlahini sedikit
mengalamipenurunanpadatahun2009yaitu sebesar Rp.
302,5juta dibandingkandengantahun2008.Diperkirakan
total remitansi di tahun 2010 tidak akan jauh berbeda
dengan pencapaian pada tahun 2009. Dilaporkan total
remitansi hingga Juni 2010 mencapai 50,3% dari total
remitansi tahun 2009. Hingga Juni 2010, sumbangan
remitansiterbesar masih berasal dari TKI yang bekerja di
kawasan Asia (55,6%), dan selanjutnya berasal dari TKI
yang bekerja di kawasan Timur Tengah dan Afrika
(41,2%), Amerika (1,5%) dan Eropa-Australia (1,5%).
Namun, sumbangan remitansi dari kawasan Asia terus
mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga Juni 2010.
Pada tahun 2007, sumbangan remitansi dari kawasan Asia
mencapai 63,7% dari total remitansi pada tahun tersebut.
Persentase nya terus turun hingga mencapai 55,7% pada
Juni 2010. Sedangkan sumbangan remitansi dari tiga
kawasan lainnya justru meningkat dari tahun 2007 hingga
Juni 2010.
Rp. 6 T
Rp. 6,6 T
Rp. 6,6 T
Rp. 3,3 T
Rekapitulasi Remitansi Nasional
2007 2008 2009 s/d Juni 2010
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
Asia Timteng &
Afrika
Amerika Eropa &
Australia
Miliar Rp
Rekapitulasi Remitansi Berdasarkan
Kawasan Sumber Remitansi
2007 2008 2009 s/d Juni 2010
Gambar 6. Total remitansi mengalami peningkatan dari Rp 6
Triliun pada tahun 2007 menjadi Rp 6,6 Triliun pada tahun
2008. Jumlah ini sedikit mengalami penurunan pada tahun 2009
yaitu sebesar Rp. 302,5 juta dibandingkan dengan tahun 2008.
Hingga Juni 2010 sumbangan remitansi terbesar masih berasal
dari TKI yang bekerja di kawasan Asia (55,6%)
(Sumber: Bank Indonesia)
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 9
Meningkatkan Remitansi Pekerja
Migran Indonesia
Gambar 8. Remitansi Daerah mengalami peningkatan dari Rp.
4.4 triliun pada tahun 2007 menjadi 4.8 triliun pada tahun 2009.
Jumlah remitansi terbesar sejak tahun 2007 hingga Juni 2010
diterima oleh daerah Surabaya, DKI Jakarta, Semarang, dan
Mataram. (Sumber: Bank Indonesia)
Pada semester I-2010, TKI menyumbang 4,4% cadangan
devisa RI atau sebesar US$ 3,3 miliar. Berdasarkan data BI
dan BNP2TKI, jumlah remittance (uang yang dikirim TKI ke
tanah air) setiap tahunnya meningkat namun cenderung agak
stagnandari tahun2008.Jumlah remittance pada2005tercatat
sebesarUS$ 5,3 miliar,2006US$5,6 miliar,2007US$6 miliar,
2008 US$ 6,6 miliar, 2009 US$ 6 miliar, dan sampai semester
I-2010 sudah mencapai US$ 3,3 miliar. Jika dilihat dari
kontribusinya terhadap pertumbuhan domestik bruto (GDP),
pada 2005 tercatat sebesar 1,8%, 2006 (1,5%), 2007 (1,4%),
2008 (1,3%), 2009 (1,2%), dan sampai pada semester I-2010
sebesar1%. Sedangkanremittanceterhadapcadangandevisa
terlihat pada tahun 2005 (15,3%), 2006 (13,1 %), 2007
(10,5%), 200812,8%, 2009(10%), danparuh pertamatahunini
mencapai 4,4%.
Banyak pekerja migran Indonesia yang belum melakukan
pengiriman uang atau mengirimkan uang dengan frekuensi
rendah.JumlahTKI yang pernah melakukan pengiriman uang
ke tanah air baru sebesar 68.4%, dari jumlah tersebut hampir
50% mengirimkan uang karena ada hal khusus.
Sumber: World Bank
Gambar 9. Banyak pekerja migran Indonesia yang belum
melakukan pengiriman uang atau mengirimkan uang dengan
frekuensi rendah.
Jika dibandingkan dengan negara lainnya, tingkat remitansi
yang diterima Indonesia masih lebih rendah dibandingkan
denganChinadanFilipina.Filipina, yang merupakan negara
pengirim tenaga kerja utama di Asia dan negara
berkembang,menghasilkanremittanceyang peningkatannya
pesat dari US$ 10,7 miliar pada tahun 2005 menjadi US$
17,4 miliar dalam tahun 2009, sehingga remittance dari
pengiriman tenaga kerja merupakan komponen utama
penyumbang devisa bagi Filipina.
Secara total, sama halnya dengan remitansi nasional,
remitansiyang diterimadaerahjugamengalami peningkatan
dari Rp. 4,4 Triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 5,4 Triliun
pada tahun 2008. Dan mengalami penurunan pada tahun
2009 hampir 11% dibandingkan tahun sebelumnya dan
mencapai Rp. 4,8 Triliun. Diperkirakan pada tahun 2010
remitansi daerah ini akan sedikit lebih rendah. Hingga Juli
2010, total remitansi daerah hanya mencapai Rp. 1,8 Triliun
atau 38% dari total remitansi daerah tahun 2009. Jumlah
remitansi terbesar sejak tahun 2007 hingga Juni 2010
diterima oleh daerah Surabaya, DKI Jakarta, Semarang, dan
Mataram.
63.7
35.0
1.0 0.2
55.7
41.3
1.6 1.5
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Asia Timteng &
Afrika
Amerika Eropa &
Australia
(%)
PersentaseRemitansiNasional
Berdasarkan Kawasan SumberRemitansi
2007
2008
2009
s/d Juni 2010
Gambar 7. Sumbangan remitansi dari kawasan Asia terus
mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga Juni 2010
(Sumber: Bank Indonesia)
Rp. 4,4 T
Rp. 5,4 T
Rp. 4,8 T
Rp. 1,8 T
Rekapitulasi Remitansi Daerah
2007 2008 2009 s/d JuLi 2010
Salah satu cara untuk mempermudah dalam pengiriman
uang adalah dengan menggunakan m-banking.Di beberapa
negara,pengembanganteknologi m-banking ditempuh untuk
mengurangi biaya transaksi seperti point of sale (POS) di
Brazil, G-Cash di Filipina dan WIZZIT di Afrika Selatan.
Adanya izin transfer dana antar perorangan menjadi
pendorong pengiriman remitansi pekerja migran Filipina
melalui m-banking dari Singapura, Hongkong dan Timur
Tengah. Peran m-banking juga besar dalam peningkatan
remitansi pekerja migran Meksiko di Amerika Serikat dan
remitansi pekerja migran Kenya di Inggris.
Di Indonesia, penggunaan m-banking masih sangat rendah.
Banyak masyarakat yang kurang tertarik menggunakan m-
banking dikarenakan kurang memahami atau ketidaktahuan
cara kerjanya. Oleh karena itu, perlu didorong upaya inisiatif
produk dan pemasaran m-banking. Minat masyarakat
terhadapm-bankingperluditingkatkanmengingat potensinya
yang besar dalam meningkatkan pelayanan keuangan
kepadamasyarakat khususnya bagi masyarakat yang belum
terlayani oleh perbankan (unbanked people). Terdapat 2
model m-banking di Indonesia yakni Bank Based Model dan
Non-Bank Based Model.
Sumber: World Bank
Sesuai dengan hasil survey Bank Dunia, pengalaman
pengirim dan penerima uang merupakan faktor terpenting
dalam pemilihan produk remitansi. Pekerja migran yang
terbiasamenggunakan jasa perbankan akan mengirimkan
uang ke tanah air juga dengan menggunakan jasa
perbankanapabilakeluarganyajugaberpengalamandalam
menggunakan jasa perbankan. Peran perantara (account
mediator) dalam pengiriman uang oleh pekerja migrant
masih sangat besar yang mendorong biaya remitansi
semakin mahal. Aksesibiltas pekerja migran terhadap jasa
keuangan masih relatif rendah, yakni sebesar 68% dan
65% menggunakan jasa perbankan. Menariknya dari 65%
TKIyang menggunakanjasaperbankan, 35% di antaranya
tidak menggunakan rekening sendiri tetapi meminjam
rekening orang lain.
Sumber: World Bank
Sumber: World Bank
30%
35%
3%
13%
18%
0% 10% 20% 30% 40%
Bank(Langsung)
Bank(tidak langsung)
Formal Lainnya
Semi Formal &
Informal
Tidak Akses
Sumber : Worldbank
Akses TKI Terhadap Jasa Keuangan
Gambar 10. Akses pekerja migran terhadap jasa keuangan masih
relatif rendah, mayoritas masih menggunakan mediator yang
mendorong biaya remitansi semakin mahal
Gambar 11. Penggunaan m-banking di Indonesia masih sangat
rendah hanya sebesar 2.6%.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 10
0.44
0.59
0.18
0.28
0.44
0.36
0.03 0.05
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Umum
(Headline)
Core Inflation Administered
Price
Volatile Food
Sumber : BPS
Inflasi Menurut Komponen, September 2010
Inflasi(mtm)
Sumbangan
INFLASI DAN GEJOLAK HARGA
Inflasi bulan September 2010 sebesar 0.44% atau 5.80%
(yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
122.67.
Inflasi bulan September 2010 menurun dibandingkan bulan
sebelumnya tercatat sebesar 0.44% (mtm) atau 5.80% (yoy).
Inflasi Agustus didorongoleh tekanan dari komponen inflasi inti
(core inflation) sementara tekanan dari komponen barang
bergejolak (volatile food) mereda. Komponen core inflation
mengalami inflasi tertinggi sebesar 0.59% (mtm) dengan
sumbanganinflasisebesar0.36%seiringdenganmeningkatnya
ekspektasi inflasi masyarakat meningkat, kemudian diikuti oleh
komponen barang bergejolak (volatile food) sebesar 0.28%
(mtm) dengansumbanganinflasisebesar0.05%dankomponen
harga diatur pemerintah (administered prices) sebesar 0.18%
(mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0.03%.
Laju inflasi core inflation mengalami kenaikan terkait dengan
meningkatnya sebagian besar barang konsumsi sehubungan
peringatanhariIedulFitri1431 H. Tekananvolatilefood mereda
seiringdengan dilakukannya operasi pasar menjelang lebaran.
Begitu pula dengan komponen administered prices mereda
yang pada bulan sebelumnya meningkat karena kenaikan tariff
dasar listrik dan kenaikan biaya jasa pengurusan STNK. Dari
sisi eksternal, kenaikan harga emas dunia turut memberi
tekanankenaikanhargaemasperhiasandomestik.Tidak hanya
komoditas emas, harga komoditas pangan global yang
meningkat tinggi juga menjadi faktor pendorong meningkatnya
beberapa harga komoditas inti terkait, seperti terigu.
PERKEMBANGAN
WISATAWAN MANCANEGARA
Gambar 13. Pada September 2010, komponen terbesar
penyumbang inflasi adalah core inflation terkait menjelang lebaran
Jumlah wisatawan mancanegara(wisman) Agustus 2010
mencapai 586,5 ribu orang atau naik 3,48% (yoy).
Sedangkan, jika dibandingkan dengan Juli 2010, jumlah
wisman Agustus 2010 turun 10,93 %. Secara kumulatif
(Januari-Agustus) 2010, jumlah wisman mencapai 4,63 juta
orang atau naik 12,12% dibanding jumlah wisman pada
periode yang sama tahun 2009 sebanyak 4,13 juta orang.
Jumlah wisman ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai pada
Agustus 2010naik4,76 % dibanding Agustus 2009, yaitu dari
232,2 ribu orang menjadi 243,2 ribu orang pada Agustus
2010.Sementaraitu, jikadibandingJuli2010,jumlahwisman
ke Bali mengalami penurunan sebesar 3,53 %.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 17
provinsi padaAgustus 2010mencapai rata-rata 47,19%, atau
turun 4,42 poin dibanding TPK Agustus 2009 sebesar
51,61%. Begitupulabila dibanding TPK hotel Juli 2010, TPK
hotel berbintang pada Agustus 2010 mengalami penurunan
7,22 poin.Rata-ratalamamenginaptamuasingdanIndonesia
pada hotel berbintang di 17 provinsi selama Agustus 2010
adalah 2,07 hari, turun 0,20 hari dibanding keadaan Agustus
2009. (BPS)
586,530
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
Sumber : BPS
Wisatawan Mancanegara
Gambar 12. Jumlah wisatawan mancanegera pada Agustus 2010
meningkat 3.48% yoy
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 11
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 12
-10.00%
-5.00%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sept
2009 2010
Sumber: BPS
Perkembangan Inflasi
Umum (%yoy)
Core Inflation (%yoy)
AdministeredPrice (%yoy)
Volatile Food(%yoy)
Gambar 14. Tekanan Inflasi Volatile Food mereda pada
September 2010 dibandingkan bulan sebelumnya
0.44
0.44
0.52
0.25
1.08
0.23
0.26
0.57
0.44
0.09
0.1
0.06
0.07
0.01
0.02
0.09
0 0.5 1 1.5
U m u m
Bahan Makanan
Makanan Jadi, minuman,
Rokok & Tembakau
Perumahan, Air, Listrik,
Gas & Bahan bakar
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi &
Olah raga
Transpor dan Komunikasi
& Jasa Keuangan
Inflasi Menurut Kelompok Barang & Jasa
September 2010
Sumbangan Inflasi
Inflasi (mtm)
Gambar 15. Sumbangan terbesar inflasi September 2010 adalah
pada kelompok sandang terkait lebaran
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan
oleh kenaikan indeks tertinggi pada kelompok sandang
sebesar 1.08% seiring menjelang lebaran. Kemudian diikuti
oleh kelompok trasnportasi, komunikasi dana jasa keuangan
sebesar 0.57% seiring dengan hari raya lebaran dimana
masyarakat mayaoritas mudik atau pulang kampung, dan
kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 0.52%. Komoditas bahan pangan yang dominan
memberikansumbangan inflasi adalahdaging-daginganantara
lain ikan segar sebesar 0.1%, daging ayam ras sebesar
0.06%, daging sapi 0.03%. Untuk beras menyumbang inflasi
September 2010 sebesar 0.02%. Sedangkan komoditas
bumbu-bumbuanseperticabaimerah,cabai rawitdan bawang
merah mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.19%,
0.04% dan 0.02%.
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
2009 2010
Sumber: Kementerian Perdagangan
Perkembangan Harga (Rp/Kg)
Daging ayam (LHS)
Cabe Merah (LHS)
Beras (RHS)
Gambar 16. Pada September 2010, harga daging melonjak yang
mendorong kenaikan inflasi sedangkan harga cabai menurun
Pantauan atas 66 kota, 57 kota mengalami inflasi dan 9 kota
mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan 1.80%
denganIHK 139.74 daninflasi terendahterjadidi Batam 0.03%
dengan IHK 118.32. Inflasi tinggi banyak terjadi di kota-kota
Pulau Jawa. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di
Lhokseumawe1,28%dengan IHK 121,18 dan terendah terjadi
di Medan 0,20% dengan IHK 122,38.
1.50
1.22
1.01
1.27
1.06
1.04
1.38
1.80
0.99
0.98
0.44
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
Pangkal Pinang
Bengkulu
Palembang
Tegal
Yogyakarta
Semarang
Maumere
Tarakan
Palangkaraya
Cirebon
Nasional
10 Kota Inflasi Tertinggi, September 2010
Gambar 17. Pada September 2010, kota-kota Pulau Jawa
mengalami inflasi yang cukup tinggi. Kota Tarakan yang mengalami
inflasi tertinggi
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 13
PERKEMBANGAN HARGA
KOMODITAS BAHAN POKOK
Harga komoditas bahan pokok hingga minggu keempat
September 2010 bergerak stabil dan cenderung turun yang
merupakan koreksi harga pasca lebaran. Namun penurunan
harga bergerak lambat sehingga belum dapat mencapai
tingkat harga sebelum lebaran dan membentuk tingkat harga
baru. Harga beras umum dan termurah belum menunjukkan
penurunan hingga September 2010 dan masih berada pada
tingkat harga lebaran. Belum turunnya harga beras
diperkirakan karena adanya gangguan pada produksi dan
panen yang mempengaruhi persediaan beras di pasar.
Namun Bulog akan tetap mempertahankan membeli hasil
produksi dalam negeri meskipun harga beras internasional
masihlebihrendahdariharga beras di dalam negeri. Operasi
pasar dan penyaluran raskin untuk bulan Agustus-September
2010 yang dilaksanakan dalam satu bulan dapat membantu
menekan kenaikan harga. Harga tepung terigu domestik
masih bergerak stabil meskipun harga tepung terigu
internasional cenderung meningkat sejak Juli 2010.
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
9000
(Rp/Kg)
Perkembangan Harga Beras Hingga Minggu IV
September 2010
Beras (Kg) Umum Beras (Kg) Termurah
Beras (Kg) Thai 5% Beras (Kg) Thai 15%
Gambar 18. Harga beras umum dan termurah belum
menunjukkan penurunan hingga September 2010 dan masih
berada pada tingkat harga lebaran (Sumber: Kementerian Perdagangan)
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
(Rp/Kg)
Perkembangan Harga Tepung Terigu Hingga Minggu IV
September 2010
Tepung terigu (Kg) Konsumen
Tepung terigu (Kg) Internasional
Gambar 19. Harga tepung terigu domestik masih bergerak
stabil meskipun harga tepung terigu internasional cenderung
meningkat sejak Juli 2010 (Sumber: Kementerian Perdagangan)
Harga minyak goreng curah terus meningkat hingga minggu
keempat September 2010 melanjutkan peningkatan harga di
sepanjang bulan Agustus 2010. Sedangkan harga minyak
goreng kemasan cenderung lebih stabil dibandingkan harga
minyak goreng curah. Namun demikian, pergerakan harga
minyakgorengdi dalam negericenderungstabil didorong oleh
ketersediaan CPO yang tinggi di bulan Juli hingga September
yang merupakan panen puncak CPO dalam siklus produksi
kelapa sawit. Harga daging sapi menunjukkan penurunan di
bulan September 2010 yang merupakan bentuk koreksi harga
pasca lebaran. Penurunan harga terjadi baik di tingkat
konsumen maupun produsen, sedangkan perbedaan tingkat
harga diantara keduanya masih cukup besar.
8500
9000
9500
10000
10500
11000
11500
(Rp/Liter)
Perkembangan Harga Minyak Goreng Hingga Minggu
IV September 2010
Minyak Goreng (Liter) Curah
Minyak Goreng (Liter) Kemasan
Minyak Goreng (Liter) (CBOT,cnf,jkt)
Gambar 20. Harga minyak goreng curah terus meningkat hingga
minggu keempat September 2010 (Sumber: Kementerian Perdagangan)
Hargagulapasir terus naikhinggaminggukeempatSeptember
2010 diakibatkan oleh terganggunya proses produksi akibat
cuaca yang tidak mendukung yang menyebabkan panen
menjaditidakmaksimal.Curahhujanyangtinggimeningkatkan
biaya dalam proses pengangkutan. Selain itu, biaya tebang
jugameningkatdariRp4.500/kwintalmenjadiRp9.000/kwintal.
Sedangkanhargacabe rawit, cabe merah dan bawang merah
cenderung turun pasca lebaran sebagai bentuk koreksi harga
pasca lebaran.
PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 14
Dibandingkan dengan Agustus 2009, surplus neraca
perdaganganmeningkatsebesar US$ 648,92 juta atau 77,6 %.
Surplus neraca perdagangan ini didorong oleh peningkatan
ekspor yang dibarengi dengan penurunan impor. Indonesia
menjadinegara pengimpor hasil minyak dunia. Ekspor minyak
mentah pada Agustus 2010 (US$749 juta) sedikit lebih besar
daripada impor (US$745,9juta). Perbedaan yang besar terjadi
pada perdagangan hasil minyak dimana impor hasil minyak
(US$1,4miliar) lebih besar daripada ekspor hasil minyak
(US$188,8juta). Ekspor Indonesia ke Cina pada bulan Agustus
2010 meningkat bahkan melebihi ekspor ke Amerika.
Peningkatan ekspor ke Cina didorong oleh meningkatnya
ekspor batubara ke Cina.
NilaieksporIndonesiaAgustus 2010mencapaiUS$13,71miliar
atau mengalamipeningkatansebesar9,76 %dibanding ekspor
Juli2010. Sementarabiladibandingkan dengan Agustus 2009
mengalami peningkatan sebesar 29,99 %. Secara kumulatif
nilai ekspor Indonesia hingga Agustus 2010 mencapai
US$98,71miliarataumeningkat40,42 %dibandingkandengan
periode yang sama tahun 2009. Peningkatan ekspor didorong
oleh peningkatan ekspor nonmigas Agustus 2010 sebesar
10,94 % dibanding Juli 2010 atau 31,24 % dibanding Agustus
2009. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Agustus 2010
terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$1,1
miliar,sedangkanpenurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak,
dan abu logam sebesar US$80,0 juta. Ekspor migas juga
meningkatnamundengan persentaseyang lebih kecil yaitu 3,1
% dibandingkandenganJuli 2010 atau 17,33 % dibandingkan
Agustus 2009. Namun, secara kumulatif pertumbuhan ekspor
migas Januari-Agustus 2010 sebesar 64,64 % lebih besar
daripadapertumbuhanekspornonmigas yang tumbuh sebesar
36,25% dibandingkandenganperiode yang sama tahun 2009.
Pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi sepanjang tahun 2010
didorong oleh kenaikan harga rata-rata komoditas migas
international yang lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata
tahun 2009.
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
(Rp/Kg)
Perkembangan Harga Daging Sapi Hingga Minggu IV
September 2010
Dg. Sapi (Kg) Produsen
Dg. Sapi (Kg) Konsumen
Gambar 21. Harga daging sapi menunjukkan penurunan di bulan
September 2010 yang merupakan bentuk koreksi harga pasca
lebaran (Sumber: Kementerian Perdagangan)
Neracaperdagangan
IndonesiapadaAgustus 2010
meningkatdari minusUS$
139juta menjadiUS$1,485
juta jikadibandingkandengan
Juli2010.
7500
8000
8500
9000
9500
10000
10500
(Rp/Kg)
Perkembangan Harga Gula Pasir Hingga Minggu IV
September 2010
Gula Pasir (Kg) Konsumen
Gula Pasir (Kg) Internasional
Gambar 22. Harga gula pasir terus naik hingga minggu keempat
September 2010. (Sumber: Kementerian Perdagangan)
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
(Rp/Kg)
Perkembangan Harga Cabe Rawit, Cabe Merah dan
Bawang Merah Hingga Minggu IV September 2010
Cabe Rawit (Kg) Cabe Merah (Kg)
Bawang Merah (Kg)
Gambar 23. Harga cabe rawit, cabe merah dan bawang merah
cenderung turun pasca lebaran sebagai bentuk koreksi harga
pasca lebaran. (Sumber: Kementerian Perdagangan)
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 15
Gambar 24. Pada Agustus 2010, ekspor naik 9,76% dan impor
turun 3,21% dibandingkan dengan Juli 2010. Dibandingkan dengan
Agustus 2009, baik ekspor dan impor masing-masing meningkat
29,99% dan 25,89%. Neraca perdagangan mengalami surplus
sebesar US$1.485 juta setelah pada bulan sebelumnya defisit
US$139 juta. (Sumber: BPS)
Nilai impor Indonesia pada bulan Agustus 2010 mencapai
US$12,22miliaratauturunsebesar 3,2%dibandingkandengan
Juli2010, namun jikadibandingkandenganbulanAgustus2009
terjadi peningkatan sebesar 25,89%. Sedangkan secara
kumulatif,hinggaAgustus 2010nilaiimpormencapaiUS$87,78
miliar atau meningkat 46,87% jika dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya. Impor Agustus 2010
mendapat tekanan dari turunnya impor nonmigas sebesar
4,79% dibandingkan dengan Juli 2010. Namun jika
dibandingkan dengan Agustus 2009 terjadi peningkatan impor
nonmigas sebesar 22,31%. Nilai impor nonmigas terbesar
adalah pada golongan barang mesin/peralatan mekanik yang
mencapai US$1,87 miliar atau turun 6,54% dibanding bulan
sebelumnya.
-100.00
-50.00
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
(%) Pertumbuhan Ekspor(yoy)
Ekspor Total Ekspor Migas
Ekspor Nonmigas
-100.00
-50.00
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
(%) Pertumbuhan Impor (yoy)
Impor Total Impor Migas Impor Nonmigas
Gambar 25. Indonesia menjadi negara pengimpor hasil minyak
dunia. Ekspor minyak mentah pada Agustus 2010 (US$749 juta)
sedikit lebih besar daripada impor (US$745,9juta). Perbedaan yang
besar terjadi pada perdagangan hasil minyak dimana impor hasil
minyak (US$1,4miliar) lebih besar daripada ekspor hasil minyak
(US$188,8juta).Sumber: BPS
Grafik Perkembangan Ekspor Dan Impor Indonesia Januari-
Agustus 2010 (Juta US$)
11,575 11,205
12,630 12,035
12,657 12,330
12,487
13,706
9,543 9,498
11,049 11,236
9,980
11,760
12,626
12,221
2,031 1,707 1,581
799
2,677
570
-139
1,485
-2,000
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
2010
Ekspor Impor Neraca Perdagangan
Perkembangan ekspor secara sektoral menunjukkan
penurunanporsimigasdari 17,7% (Juli 2010) menjadi 17,21%
(Agustus 2010). Kenaikan porsi ekspor non-migas pada
Agustus 2010 terutama berasal dari ekspor komoditas sektor
industri sehingga pangsanya terhadap total ekspor menjadi
(62,16%), sementara pertambangan (17,38%) dan pertanian
(3,25%). Meskipun sektor industri memberikan kontribusi
terbesar pada ekspor, namun pertumbuhannya lebih rendah
daripada sektor pertambangan. Sepanjang Januari hingga
Agustus 2010,ekspor sektor industritumbuh34,66%lebihkecil
daripada pertumbuhan sektor pertambangan yang tumbuh
sebesar 47,35% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan ekspor sektor
pertambangandidorongolehkenaikan harga komoditas sektor
pertambangan. Peningkatan ekspor komoditas industri
manufaktur sepanjang tahun 2010 memberikan harapan
pertumbuhan sektor manufaktur akan lebih tinggi dibanding
2009.Sedangkansektor pertanianyang memberikankontribusi
paling kecil pada ekspor belum menunjukkan adanya
peningkatan yang berarti dan hanya tumbuh 15,84%.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 16
Pada September 2010, nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS
secara rata-rata melemah
sebesar 0.05% ke level Rp.
8976 per dolar AS dari Rp.
8972 pada bulan Agustus
2010.
PERKEMBANGAN
NILAI TUKAR RUPIAH
Membaiknya indikator resiko dan masih menariknya imbal
hasil memberikan dukungan bagi penguatan nilai tukar
rupiah. Kepercayaan investor asing terus meningkat seiring
denganmembaiknyapersepsiterhadapresikodomestik. Dari
sisi eksternal,proses pemulihanekonomiglobaldiwarnaioleh
kekhawatiran perlambatan di AS, Jepang dan beberapa
negara Eropa. Negara – negara berkembang melanjutkan
langkah normalisasi kebijakan sebagai respon terhadap
tekanan inflasi yang meningkat. Kondisi eksternal tersebut
mendorong apresiasi mata uang di regional Asia termasuk
Indonesia.
Imporgolonganpesawatudaradanbagiannyayang pada bulan
Juli 2010 meningkat 193,4% (mtm), justru mengalami
penurunan di bulan Agustus 2010 sebesar 42,34% (mtm).
Impor migas memberi kontribusi positif pada impor Agustus
2010 dimana terjadi peningkatan impor migas sebesar 4,69%
dibandingkandenganbulansebelumnya.Impor minyak mentah
meningkatsebesar 27,7% dibandingkan Juli 2010. Sedangkan
impor hasil minyak dan gas mengalami penurunan masing-
masing sebesar 2,52% dan 33,8%. Nilai impor menurut
golongan penggunaan barang selama Januari-Agustus 2010
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami
peningkatan untuk semua golongan. Impor barang konsumsi
naik sebesar 52,37% yang menunjukkan tingginya konsumsi
domestik. Impor bahan baku/penolong dan barang modal
masing-masing naik sebesar 51,25%, dan 31,2% yang
menunjukkan cukup tingginya kegiatan produksi di sektor
produksi riil.
Defisit neracaperdaganganIndonesiadengan Singapura, Cina
dan Jepang masih terus berlanjut hingga Agustus 2010
meskipun dengan besaran yang lebih kecil, masing-masing
mencapai US$34 juta, US$679 juta, US$167 juta. Sedangkan
neracaperdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat masih
berada pada posisi surplus US$174 juta. Terjadi peningkatan
ekspor ke Cina yang cukup besar pada Agustus 2010. Bahkan
ekspor ke Cina melebihi ekspor ke Amerika Serikat. Cina
menjadi negara tujuan ekspor kedua terbesar setelah Jepang,
menggeser posisi Amerika pada bulan Agustus 2010.
-1,200
-1,000
-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
800
Dec-07
Feb-08
Apr-08
Jun-08
Aug-08
Oct-08
Dec-08
Feb-09
Apr-09
Jun-09
Aug-09
Oct-09
Dec-09
Feb-10
Apr-10
Jun-10
Aug-10
(Juta US$)
Neraca Perdagangan Indonesia dengan Beberapa
Negara Mitra Dagang Utama
Singapura Cina Jepang Amerika
Gambar 26. Neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit
dengan beberapa negara mitra dagang utama, kecuali Amerika
Serikat. Sumber: BPS
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
1,800,000
Perkembangan Ekspor Berdasarkan Negara
Tujuan
Amerika Serikat Jepang RRC
Gambar 27. Terjadi peningkatan ekspor yang cukup besar ke Cina
pada Agustus 2010 yaitu sebesar 34,5 %. Meskipun ekspor ke
Cina melebihi ekspor Indonesia ke Amerika pada Agustus 2010,
secara kumulatif Januari hingga Agustus 2010, ekspor ke Amerika
masih lebih besar. Namun, nilai ekspor ke Jepang masih lebih
besar dibandingkan ekspor ke negara lainnya. Sumber: BPS
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 17
8800
9300
9800
10300
10800
11300
11800
12300
12800
Rp/US$
Sumber: BI
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Kurs Tengah Harian Rata-Rata Bulanan
Rata-Rata Triwulanan
Gambar 28. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada September
2010 sedikit terdepresiasi 0.05% dan ditutup ke level Rp.
8.924/US$
77%
67%
61%
57%
47%
39%
35% 33%
28% 27%
2.5%
1.3%
1.7%
1.1%
0.5%
0.9%
1.3%
0.1%
1.6%
2.1%
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
2.5%
3.0%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sept'10
Sumber: Dirjen PengelolaanUtang, Kemenkeu
Pinjaman LN (LHS) SBN(LHS)
Rasio Utang/PDB (LHS) Rasio Defisit/PDB (RHS)
Gambar 29. Rasio Utang dan Rasio Defisit Terhadap PDB, PorsiPinjaman Luar Negeri dan SBN, rasio utang terhadap PDB
semakin berkurang dan SBN menjadi intrumen utama pembiayaan
Pada akhir bulan September 2010, Rupiah ditutup ke level Rp
8.924/US$atau menguat1.29%dibandingkanpenutupanbulan
Agustus 2010. Selama triwulan III-2010, rata-rata nilai tukar
rupiah terapresiasi sebesar 1.2% ke level Rp. 8.998 per US$.
Selain menguat, volatilitas rupiah di triwulan III-2010 menurun
menjadi 0.2% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
sebesar 0.5%.
ANALISA PERKEMBANGAN
UTANG, SBN DAN SBI
Rasio utang luar negeri terhadap PDB akan diupayakan
menurun menjadi 27% dari 28% pada APBN 2009. Oleh
karena itu, sejak tahun 2005, Surat Berharga Negara (SBN)
menjadi instrumen utama pembiayaan defisit APBN, artinya
porsi pinjaman luar negeri berkurang.
Dalam perkembangannya, porsi kepemilikan asing pada SBN
meningkat dari sekitar Rp 108 triliun pada akhir tahun 2009
menjadi sekitar Rp 182.26 triliun pada September 2010.
Faktor yang menarik investor adalah SBN relatif bebas resiko
(risk free). Namun,besarnya pemilikan asing ini diyakini dapat
mengganggustabilitas ekonomi apabila sebagian besar dana
tersebut ditarik tiba-tiba (outflow).
Investor SBN dari non bank dan asing terlihat semakin
meningkat sedangkan kepemilikan bank berkurang. Nampak
pula bahwa meskipun pinjaman luar negeri berkurang,
kepemilikan SBN oleh asing memiliki tren yang meningkat.
Dalam APBN-P 2010 telah
ditetapkandefisit anggaran
terhadap PDB sebesar
2.1% (meningkat dari
tahun2009 sebesar1.6%).
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 18
55.01
64.67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Dec
2009
Jan
2010
Feb
2010
Mar
2010
Apr
2010
May
2010
Jun
2010
Jul
2010
Aug
2010
Sep
2010
(Trillion IDR)
Kepemilikan SBI
Bank Non-Bank
TOTAL Resident (RHS)
Non Resident(RHS)
Dana asing masuk ke Indonesia masih terus meningkat.
Indonesiamasihmenjadinegaratujuaninvestasiyang diminati
oleh investor asing. Namun demikian, total kepemilikan SBI
dan SBN pada bulan September 2010 masing-masing turun
sebesar 6,83 % dan 0,04 % dibandingkan dengan Agustus
2010. Peningkatan kepemilikan asing pada SBI di bulan
September2010jikadibandingkandengan bulan sebelumnya
(17,56%) lebih besar daripada peningkatan kepemilikan
domestik (1,31%). Pada SBN, peningkatan kepemilikan asing
di bulan September 2010 adalah 2,39% namun kepemilikan
domestik justru turun minus 1,42% jika dibandingkan dengan
Agustus 2010. Terjadi peningkatan kepemilikan asing baik
pada SBI maupun SBN. Hal ini perlu diperhatikan oleh
pemerintah.Masuknya dana asing yang besar jangan sampai
mendorong penguatan nilai tukar rupiah secara berlebihan
yang kemudian dapat menjadikan produk ekspor tidak
kompetitif.
177.99182.26
0
50
100
150
200
250
0
100
200
300
400
500
600
700
Dec
2009
Jan
2010
Feb
2010
Mar
2010
Apr
2010
May
2010
Jun
2010
Jul
2010
Aug
2010
Sep
2010
(Trillion IDR)
Kepemilikan SBN
Bank Non-Bank
TOTAL Resident (RHS)
Non Resident(RHS) BankIndonesia*)
Gambar 30. Pada September 2010, total SBI dan SBN naik,
masing-masing turun sebesar 6,83 % dan 0,04 % dibandingkan
Agustus 2010. Kepemilikan asing pada SBI dan SBN terus
meningkat hingga bulan September 2010. Sumber: BI & Kemenkeu
Ada beberapakelemahan dari meningkatnya utang eksternal.
Utangeksternal yang berlebihanakanberdampakpadakinerja
transaksi berjalan (current account) khususnya akan
meningkatkan defisit neraca pendapatan (income balance).
Selain itu, pemilikan surat utang oleh investor asing dapat
menghilangkan kesempatan pembayaran bunga kepada
penduduk domestik dan pemungutan pajak atas pembayaran
bunga. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan fiskal
sustainability yang menekankan pada peningkatan besaran
keseimbangan primer yang proporsional serta konsisten
denganorientasijangkapanjang.Hallainyang perludilakukan
adalahpengendalianpemanfaatanpinjaman luar negeri untuk
sektor dan investasi yang produktif. Kebijakan fiskal dapat
mengakomodasi shocks dan menyesuaikan target utang
sebagai pembiayaan defisit pada tingkat yang optimal.
86,551
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
Jan-07
Apr-07
Jul-07
Oct-07
Jan-08
Apr-08
Jul-08
Oct-08
Jan-09
Apr-09
Jul-09
Oct-09
Jan-10
Apr-10
Jul-10
Sumber: BI
CadanganDevisa(JutaUSD)
Gambar 31. Cadangan Cadangan devisa terus meningkat pada
September 2010 tercatat sebesar US$ 86,551 juta
Selain dalam SBN, porsi kepemilikan asing dalam SBI juga
meningkat. Utang luar negeri swasta juga tumbuh lebih
cepat dibandingkan dengan utang domestik swasta.
Positifnya, peningkatan tren kepemilikan asing pada kedua
instrumenberartipeningkatankepercayaanterhadapkondisi
ekonomi dan pasar uang Indonesia.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 19
Agust’10 Sept’10 %
Perubahan
I. Bahan Baku 169.41 170.20 0.47
Lokal 187.60 188.46 0.45
1.1. Pertanian 225.43 226.99 0.69
1.2. Pertambangan &
Penggalian
212.61 213.37 0.36
1.3. Industri 174.34 174.97 0.37
Impor 116.76 117.39 0.54
II. Barang Konsumsi 183.32 184.08 0.42
2.1. Pertanian 254.32 255.56 0.49
2.2. Pertambangan &
Penggalian
279.54 283.66 1.47
2.3. Industri 176.31 176.97 0.37
Impor 117.77 118.39 0.53
III. Barang Modal 154.08 154.81 0.48
3.1. Pertanian 214.14 217.09 1.38
3.2. Industri 136.41 136.42 0.00
Impor 177.88 179.60 0.97
Tabel 3. IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi & Barang Modal. Sumber:BPS
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN
Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan
September 2010 meningkat 3.6 poin menjadi 107.6.
Survei BI menunjukkan tingkat keyakinan konsumen
meningkatdaribulansebelumnya dan berada di level optimis.
Kenaikan IKK tersebut disebabkan oleh persepsi konsumen
yang semakin optimis baik terhadap kondisi ekonomi saat ini
maupun kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang. Adanya
Tunjangan Hari Raya (THR) yang meningkatkan pendapatan
responden mendorong kenaikan konsumsi barang-barang
tahan lama pada bulan September 2010 sehingga
meningkatkanoptimismekonsumenterhadapkondisiekonomi
saat ini.
Tingkat ekspektasi konsumen meningkat dan berada di level
optimis. Peningkatan tersebut didorong menguatnya tingkat
optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan
mendatang, ekspektasi kenaikan penghasilan 6 bulan
mendatang dan optimisme terhadap ketersediaan lapangan
kerja. Persepsi responden terhadap kondisi ekonomi saat ini
mengalamipeningkatannamunmasih berada di level pesmis.
Hasilsurvey BI menunjukkanbahwasemuaindikator ekonomi
saat ini meningkat. Adanya THR mendorong peningkatan
penghasilankonsumendanpeningkatanpenghasilan tersebut
digunakan untuk mendorong kenaikan konsumsi barang-
barang tahan lama.
70
80
90
100
110
120
130
140
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
2009 2010
Optimis
Sumber : Survei Konsumen, BI
lndeks Keyakinan Konsumen(IKK)
Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Ekspektasi Konsumen (lEK)Pesimis
Gambar 32. Pada September 2010, indeks keyakinan konsumen,
tingkat ekspektasi konsumen dan persepsi akan kondisi ekonomi
saat ini meningkat berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia
INDEKS HARGA PERDAGANGAN
BESAR
Indeks harga perdagangan besar (IHPB) pada bulan
September 2010 naik sebesar 0.49% (mtm). Kenaikan
IHPB terbesar terjadi pada Kelompok Barang Impor
Nonmigas sebesar 0,76%. IHPB Bahan Baku, Barang
Konsumsi, dan Barang Modal pada bulan September 2010
naik masing-masing 0,47%; 0,42%; dan 0,48%.
Agust’10 Sept’10 %
Perubahan
SektorDomestik
1. Pertanian 236.64 238.07 0.60
2. Pertambangan &
Penggalian
212.63 213.39 0.36
3. Industri 173.01 173.64 0.36
Perdagangan
Internasional
1. Impor Nonmigas 159.37 160.58 0.76
2. Ekspor Nonmigas 142.54 142.97 0.30
Umum Nonmigas 174.86 175.72 0.49
Tabel 2. IHPB MenurutSektor/KelompokBarang Sumber:BPS
IHPB Bahan Bangunan/KonstruksipadaSeptember2010naik
sebesar 0,05% terhadap bulan sebelumnya, antara lain
disebabkan kenaikan harga barang galian segala jenis; cat,
vernis dan lak; barang-barang logam lainnya; dan bahan
bangunandari kayu. Sedangkan yang mengalami penurunan
harga antara lain barang-barang dari besi, dan baja dasar;
bahan bangunan dari keramik dan tanah liat; dan semen.
(BPS)
NilaiTukarPetani(NTP) September 2010 sebesar 102.19 atau
naik 0,36% dibanding bulan sebelumnya yang didorong oleh
sektor perikanan. Sedangkan sektor hortikultura mengalami
penurunan.
Nilai Tukar Petani Per Sub Sektor (2007=100)
Agust’10 Sept’10
%
Perubahan
Tanaman Pangan 97.66 98.14 0.49
Hortikultura 109.61 109.31 -0.27
Tanaman Perkebunan
Rakyat 102.90 103.13 0.23
Peternakan 103.78 104.42 0.62
Perikanan 105.43 106.26 0.79
NTP Nasional 101.82 102.19 0.36
Sumber: BPS
Tabel 4. Nilai Tukar Petani (NTP) September 2010 meningkat yang
didorong oleh sektor perikanan
NilaiTukarPetani(NTP)
September2010sebesar
102.19atau naik0,36%
dibandingbulan
sebelumnya.
1.55%
0.96%
0.90%
0.84%
0.84%
0.36%
0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00%
Maluku Utara
Lampung
Riau
Sumatera Utara
Jawa Timur
Nasional
Sumber : BPS
5 Provinsi % Perubahan NTP Tertinggi,
September 2010
Gambar 33. Pada September 2010, kenaikan NTP tertinggi terjadi di
provinsi Maluku Utara karena harga produsen ikan kakap naik
sebesar 5.35%
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 20
ANALISA NILAI TUKAR PETANI
Berdasarkan provinsi, kenaikan NTP tertinggi terjadi di provinsi
Maluku Utara NTP Provinsi Maluku Utara September 2010
sebesar 99,09 atau mengalami kenaikan tertinggi (1,55%)
dibandingbulansebelumnyakarenahargaprodusen ikan kakap
yang naik sebesar 5,35 %. Sedangkan NTP Provinsi Sulawesi
Tenggara September 2010 adalah 107,07 atau mengalami
penurunan terbesar (0,71 %) dibanding bulan sebelumnya,
terutamadisebabkanhargaprodusencoklat yang turun sebesar
1,75 %.
Sejak awal tahun 2009, nilai tukar petani mengalami
peningkatan dan relatif stabil sejak awal tahun 2010. Hal
tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil
produksipertanian dan di lain pihak indeks harga barang dan
jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk
keperluan produksi pertanian mengalami penurunan.
Kenaikan nilai tukar petani dapat mencerminkan perbaikan
kesejahteraan petani.
96.00
97.00
98.00
99.00
100.00
101.00
102.00
103.00
110.00
115.00
120.00
125.00
130.00
135.00
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sept
2009 2010
Sumber : BPS
Indeks harga yang diterima petani
(LHS)
Indeks harga yang dibayar petani (LHS
Nilai tukar petani (RHS)
Gambar 34. Nilai tukar petani meningkat sejak awal tahun 2009
yang mencerminkan terdapat perbaikan pada kesejahteraan
petani. Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan pada
indeks harga hasil produksi pertanian atau perbaikan penerimaan
petani.
NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat
kemampuan atau daya beli petani dipedesaan. NTP juga
menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk
pertaniandenganbarangdanjasayang dikonsumsimaupun
untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif
semakinkuatpulatingkat kemampuan/dayabelipetani.NTP
diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima
petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Indeks
harga yang diterima petani adalah indeks harga yang
menunjukan perkembangan harga produsen dari hasil
produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani adalah
indeks harga yang menunjukan perkembangan harga
kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk
konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan
menghasilkan produksi pertanian.
Untuk meningkatkankesejahteraanpetanidankinerja sektor
pertanian, pemerintah telah melaksanakan program Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang membantu
petani dalam pembiayaan. Pemerintah juga telah
menyiapkaninstitusi/kelembagaan untuk memudahkan dan
memfasilitasi akses pembiayaan seperti KKMB (Konsultan
Keuangan Mitra Bank), BDS (Business Development
Service) dan Resi Gudang.
TINJAUAN KEUANGAN
PERKEMBANGAN PASAR MODAL
Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan yang
cukup besar jika dibandingkan dengan bulan-bulan
sebelumnya yaitu sebesar 13,53% pada September 2010
jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2010. Jumlah
saham yang diperdagangkan sedikit turun pada September
2010sebesarminus0,06%. Penerbitanobligasipemerintah
turun 0,8% begitu pula korporasi turun 0,29% pada bulan
September2010 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Tidak hanya pada jumlah penerbitan, volume transaksi
perdaganganobligasi pemerintah dan korporasi juga turun
masing-masingsebesar18,63%dan 23,38% dibandingkan
Agustus 2010. Namun, cost of fund bagi pemerintah untuk
SBN Rupiah masih menunjukkan penurunan hingga
September 2010.
Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SBN Rupiah
Gambar 35. Cost of fund pemerintah masih terus turun meskipun
nilai penerbitan dan volume transaksi perdagangan obligasi
pemerintah mengalami penurunan pada September 2010.
(sumber: DJPU)
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, nilai penerbitan dan volume perdagangan
obligasikorporasitumbuhlebihbesardibandingkanobligasi
pemerintah. Nilai penerbitan obligasi korporasi meningkat
30,67%, sedangkanobligasipemerintahmeningkat 12,84%
dibandingkan September 2009. Dan volume perdagangan
obligasikorporasimeningkat 170,22%, sedangkan obligasi
pemerintahhanyameningkat92,58%dibandingkandengan
September 2009. Namun, besaran volume perdagangan
investasi pada obligasi pemerintah masih lebih besar
dibandingkan obligasikorporasi. Perdagangan saham juga
meningkat sebesar 50,61%.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 21
PERKEMBANGAN PASAR MODAL PER 30 SEPTEMBER 2010
Sep
2010
Aug
2010 %∆
Sep
2009 %∆
Saham 1 2 (1)/(2) 3 (1)/(3)
Kapitalisasi Pasar (Rp
triliun) 2919,40 2571,47 13,53 1937,49 50,68
Saham diperdagangkan
(triliun unit) 1,75 1,75 -0,06 1,43 22,81
Jumlah Emiten (korporasi) 409 409 0,00 401 2,00
Obligasi
Pemerintah (Rp triliun) 640,23 645,36 -0,80 567,37 12,84
Korporasi (Rp triliun) 103,13 103,43 -0,29 78,93 30,67
Perdagangan
Saham (Rp triliun) 100,61 89,64 12,24 66,80 50,61
Volume Obligasi
Pemerintah (Rp triliun) 106,48 130,86 -18,63 55,29 92,58
Volume Obligasi Korporasi
(Rp triliun) 5,13 6,69 -23,38 1,90 170,22
Transaksi Asing
Beli (Rp triliun) 34,77 31,01 12,11 18,62 86,67
Jual (Rp triliun) 28,76 28,98 -0,75 17,70 62,52
NetPembelian (Rp triliun) 6,00 2,03 195,71 0,92 548,97
Sumber: BEI
Tabel 5. Pada September 2010, kapitalisasi pasar saham
mengalami peningkatan sebesar 13.53% (mtm)
Bursa saham Indonesia terus meningkat dan menjadi salah satu
bursa di Asia yang paling diminati oleh investor di Asia
Transaksi beli oleh asing pada September 2010 mengalami
peningkatansebesar12,11 % sedangkan transaksi jual turun
0,75 % dibandingkan dengan Agustus 2010. Dibandingkan
dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, baik transaksi
beli maupun jual oleh asing masing-masing mengalami
peningkatan sebesar 86,67 % dan 62,52 %. Net pembelian
transaksi asing naiksebesar195,71 % dibandingkan Agustus
2010 dan naik sebesar 548,97 % dibandingkan dengan
September 2009. Kondisi ini menggambarkan bahwa bursa
Indonesia semakin menarik bagi investor asing.
Peningkatan kapitalisasi pasar memberikan pengaruh pada
meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada
September2010sebesar13,61persendibandingkandengan
Agustus 2010 dengan level penutupan 3,501.296. Level
penutupan ini sekaligus menjadi level IHSG tertinggi
sepanjang tahun 2010. Sektor aneka industri menjadi
pendorong terbesar naiknya IHSG dengan kenaikan indeks
sebesar20,33 persendibandingkanbulansebelumnya,diikuti
kenaikanindekssektor perdagangan dan jasa sebesar 17,82
persen.Di antara bursa ASEAN, IHSG secarakonsisten terus
mengalami peningkatan. Kondisi ini semakin menunjukkan
bahwa bursa Indonesia terus diminati oleh para investor.
IHSG terus naik tinggi dari indeks STI (Singapura), KLSE
(Malaysia) dan PSE (Thailand).
Perkembangan Indeks Harga Saham Bursa ASEAN
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 22
Gambar 36. IHSG masih terus meningkat diantara indeks harga
bursa regional ASEAN melebihi STI (Singapura), KLSE (Malaysia)
dan SETI (Thailand). (Sumber: Statistik Pasar Modal, Bapepam-
LKB, Bloomberg)
Pemantauan Perbankan
Pemantauan terhadap institusi perbankan dilakukan dengan
menggunakan analisa Financial Soundness Indicators (FSI)
untuk memberikan gambaran kesehatan dan kelayakan bank
berdasarkan laporan keuangan bulanan perbankan.
Pada Tinjauan Perkembangan Ekonomi dan Keuangan
sebelumnya, telah dilakukan pemantauan terhadap sejumlah
bank dan pada edisi Juli 2010 ini, dilakukan penambahan
pantauan terhadap Bank Permata. Data perbankan yang
digunakan untuk analisa FSI diperoleh dari Laporan Keuangan
Perbankan Bulanan dari Bank Indonesia dengan rentang waktu
dari tahun 2007 hingga 2009.
Dari hasil pantauan pergerakan indikator laporan keuangan
perbankan CAMELS (Capital adequacy, Asset quality,
Management,Earnings and profitability, Liquidity, dan Sensitivity
to market risk), diketahui bahwa rasio kecukupan modal (CAR)
bank yang menjadi objek penelitian memiliki rasio yang tinggi
diatas rasio penyediaan modal minimum yang diwajibkan yaitu
sebesar 8% (Gambar 37).
Nampak bahwa baik bank persero dan beberapa bank swasta
nasionalberadapadatingkatrasiokecukupanmodalyangaman.
BII, Bank Mandiri dan BCA memiliki CAR paling tinggi masing-
masing 20,3%; 19,1% dan 19%. Sedangkan bank lainnya
memiliki CAR yang cukup tinggi diatas 10%. BII memiliki CAR
palingtinggibahkan dibandingkan dengan bank persero. OCBC
NISP juga memiliki CAR diatas BRI dan BNI. Padahal total
kapitalyang dimilikiBIIdan OCBCNISP lebih kecil daripada BRI
dan BNI. Artinya, BII dan OCBC NISP lebih hati-hati terhadap
risiko pasar dan kredit. Hal ini menjadi wajar karena keduanya
merupakan bank swasta yang tidak mendapatkan jaminan dari
pemerintah layaknya bank persero.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 23
.
0.0
1.0
2.0
BNI
BRI
MANDIRI
BCA
MUTIARA
BTN
NIAGA
DANAMON
PERMATA
BII
BUKOPIN
NISP
Gambar38.Kualitaslikuiditasdan Sensitivitas
Pasar
Liquidity Sensitivity to Market Risk
Dari pantauan kualitas aset, Bank Mandiri sebagai bank yang
memiliki jumlah aset terbesar selama periode penelitian,
memiliki kualitas aset yang tidak lebih baik dibandingkan
beberapabank lainnya. Nilai rasio NPL terhadap total pinjaman
Bank Mandirilebihtinggijikadibandingkandengan bankpersero
lainnya. Sedangkan BRI memiliki nilai rasio NPL terhadap total
pinjaman yang paling kecil diantara bank persero lainnya. BRI
diketahui sebagai bank yang paling banyak menyalurkan
pinjaman, artinya BRI melakukan proses seleksi debitur yang
baik sehingga terjadinya non-performing loan dapat
diminimalisir. Dibandingkan dengan semua bank yang menjadi
objek penelitian, BCA memiliki nilai rasio NPL terhadap total
pinjamanpaling kecil baik diantara bank persero maupun bank
swasta lainnya.
Bila dilihat dari rasio ATMR terhadap total asset, BNI memiliki
nilai rasio paling besar dibandingkan bank persero lainnya.
Sedangkan nilai rasio provisi terhadap NPL yang dimiliki BNI
paling kecil. Artinya, BNI menghadapi risiko pasar dan kredit
yang relatif besar namun penerimaan atas pinjaman yang
diberikanrelatifkeciluntukmenjaminpinjaman yang disalurkan.
BNI perlu lebih hati-hati dalam mengelola aset.
SedangkanBRI yang memilikinilai rasio ATMR terhadap total
aset tertinggi kedua setelah BNI, memiliki nilai rasio provisi
terhadap NPL paling besar. Artinya, BRI memiliki penerimaan
atas pinjaman yang relatif besar untuk dapat menjamin
pinjaman yang diberikan. Kondisi serupa tidak jauh berbeda
dengan Bank Mandiri. BCA sebagai bank yang memiliki aset
keduaterbesar diantaraobjekpenelitian,memiliki kualitasaset
yang relatif baik dibandingkan bank lainnya. Selain memiliki
nilai rasio NPL terhadap total pinjaman yang kecil, BCAjuga
memiliki nilai rasioATMRterhadaptotal aset yang paling kecil
dan nilai rasio provisi terhadap NPL yang besar diantara bank
swasta lain.
Dari sisi profitabilitas, ROA dan ROE bank persero dari yang
tertinggi secara berurutan dimiliki oleh BRI, Bank Mandiri,
BTN,danBNI. BCA sebagaipemilikROAterbesar sedangkan
Bank Mutiara sebagai pemilik ROE terbesar diantara bank
swasta lain. Secara keseluruhan, BCAmemiliki ROAterbesar
kedua setelah BRI. Sedangkan Bank Mutiara memiliki ROE
terbesar baik dibandingkan dengan bank persero maupun
bank swasta. Hal ini turut menjelaskan pengelolaan aset dan
ekuitasyang cukupbaikmeskipun dalam jumlah yang sedikit.
Meskipun demikian, sisi likuiditas Bank Mutiara paling kecil
diantara bank yang lain. BTN memiliki pengelolaan likuiditas
yang lebihbaik dengan rasio likuiditas terhadap total aset dan
terhadap kewajiban jangka pendek yang lebih besar. Dilihat
dari besarnya porsi hutang dalam valuta asing, BNI memiliki
sensitivitas terhadap risiko pasar yang paling besar.
Sedangkan BTN memiliki risiko yang lebih kecil dan hal ini
menjadi wajar karena BTN tidak menyalurkan kredit dalam
bentuk valuta asing.
0.0
10.0
20.0
30.0
BNI
BRI
MANDIRI
BCA
MUTIARA
BTN
NIAGA
DANAMON
PERMATA
BII
BUKOPIN
NISP
Gambar37.Capital Adequacy
0.0
0.1
0.2
0.3
BNI
BRI
MANDIRI
BCA
MUTIARA
BTN
NIAGA
DANAMON
PERMATA
BII
BUKOPIN
NISP
Gambar39.KualitasAsetdan Profitabilitas
Asset Quality Profitability
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 24
Pemantauanterhadapportofoliopenempatan dana simpanan
menunjukkan bahwa kredit yang disalurkan BII dan OCBC
NISP cenderung meningkat di akhir tahun 2009. Sedangkan
penyaluran kredit Bank Bukopin mengalami penurunan.
Diantara ketiga bank swasta ini, penyaluran kredit terbesar
dicapai oleh BII sebesar Rp.37Triliun pada bulan Desember
2009. Penyaluran kredit OCBC NISP juga menunjukkan pola
peningkatan hingga mencapai Rp.21Triliun pada bulan
Desember 2009. Sedangkan penyaluran kredit Bank Bukopin
terus turun hampir 24% sejak Juni hingga Desember 2009.
Danayang tersediadibank jugadigunakanuntukpenempatan
pada BI, penempatan pada bank lain, obligasi pemerintah,
surat berharga yang dimiliki, dan beberapa penempatan
lainnya
Terlihat terjadinya perubahan pola penempatan dana
simpananBII padaobligasipemerintahdanpenempatandana
pada BI. Hingga November 2009, penempatan dana BII pada
obligasipemerintahlebihtinggidaripadapenempatan dana di
BI. Pola penurunan penempatan dana pada obligasi
pemerintah mulai terlihat sejak awal tahun 2008 dan pada
Desember 2009 penempatan dana BII pada BI terlihat lebih
tinggi dibandingkan dengan penempatan dana pada obligasi
pemerintah. Sedangkan Bank Bukopin dan OCBC NISP
terlihatlebihtertarik untuk melakukanpenempatan dana di BI.
Tidakterlihatperkembanganyangsignifikanataspenempatan
dana Bank Bukopin pada obligasi pemerintah. Peningkatan
justru terjadi pada penempatan dana Bank Bukopin di Bank
Indonesia. Penempatan dana OCBC NISP pada obligasi
pemerintah relatif stabil. Sempat terjadi substitusi antara
penempatandanapadaBIdan obligasi pemerintah pada Juni
2009. Namun kemudian penempatan dana pada obligasi
pemerintah bergerak stabil. Sedangkan penempatan dana
OCBC NISP pada BI terus turun hingga September 2009 dan
kemudian menunjukkan peningkatan kembali di bulan
berikutnya hingga akhir tahun 2009.
Penempatan dana pada portofolio lainnya bagi ketiga bank
cukup bervariasi. Perkembangan penempatan dana BII pada
bank lain dan surat berharga bergerak relatif stabil. Hingga
akhir2009, penempatandanaBank Bukopin cenderung turun
pada hampir semua produk penempatan dana. Peningkatan
penempatan dana hanya terjadi pada penempatan dana di
Bank Indonesia. Sedangkan untuk OCBC NISP, terlihat
peningkatan di hampir semua produk penempatan dana
hingga akhirtahun2009. PenempatandanaOCBCNISPpada
bank lain terlihat terus meningkat.
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2007 2008 2009
(Rp Triliun)
Gambar 40 Perkembangan Penyaluran Dana BII
Kredit yang Diberikan (RHS)
Penempatan pada BI (LHS)
Penempatan pada BankLain (LHS)
Surat Berharga yang Dimiliki (LHS)
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2007 2008 2009
(Rp Triliun)
Gambar 41. Perkembangan Penyaluran Dana
Bank BUKOPIN
Kredit yang Diberikan (RHS)
Penempatan pada BI (LHS)
Penempatan pada Bank Lain (LHS)
Surat Berharga yang Dimiliki (LHS)
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
Jan
Mar
Mei
Jul
Sep
Nov
2007 2008 2009
(Rp Triliun)
Gambar 42. Perkembangan Penyaluran Dana
OCBC NISP
Kredit yang Diberikan (RHS)
Penempatan pada BI (LHS)
Penempatan pada BankLain (LHS)
PERKEMBANGAN PENYALURAN
KREDIT USAHA RAKYAT
Dalam rangka mewujudkan program revitalisasi KUR,
beberapa kementerian telah melakukan sosialisasi dan
koordinasi program KUR tahun 2010 secara bertahap ke
berbagai propinsi. Setelah sosialisasi ke Kalimantan Barat
dan Bengkulu pada bulan Mei 2010, sosialisasi dilanjutkan
ke Provinsi Bali pada awal Juni 2010. Konsep acara
sosialisasitersebutdibagidalam 2sesi, yakni koordinasidan
sosialisasitim pelaksanadenganpemdaatau instansi terkait
dan sosialisasi Bank Pelaksana dengan calon debitur KUR.
Selain sosialisasi, Kementerian Koordinator Perekonomian
juga telah melakukan Lokakarya KUR untuk membangun
kerjasama antara kementerian teknis, pemerintah daerah,
dan Perbankan dalam perluasan penyaluran KUR dan
mewujudkan penyusunan dokumen Rencana Tindak
Pendukung Penyaluran KUR. Lokakarya KUR dilaksanakan
pada tanggal 10 Agustus 2010 yang dihadiri oleh berbagai
kementerian teknis, pemerintah daerah Jawa Barat, Jawa
Timur, Jawa Tengah serta Perbankan. Dalam lokakarya
KUR membahas pengembangan basis data calon debitur
KUR, pengembangankegiatanpendampingan calon debitur
KUR, penguatan lembaga linkage dan fasilitas pengadaan
calon debitur KUR. Mulai bulan ini bank pelaksana
menerapkan penyaluran sesuai ketentuan baru dalam
Amandemen III atas Nota Kesepahaman Bersama (MoU)
tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha,
Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi.
Pada bulan September 2010, BPD yang telah menyalurkan
KUR bertambah menjadi 13 bank seperti BPD Jatim, BPD
Jabar-Banten, BPD Jateng, BPD Nagari, BPD DKI, BPD DIY,
BPD NTB, BPD Kalbar, BPD Kalteng, BPD Kalsel, BPD
Maluku, BPD Papua serta BPD Sulut. KUR yang telah
disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu BRI, BNI, BTN, Bank
Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin dan 12 BPD
pada bulan September 2010 mencapai Rp 25.89 triliun
kepada 3,279,764 debitur yang tersebar di 33 provinsi di
seluruh Indonesia dengan rata-rata kredit sebesar Rp 7.89
juta per debitur dengan Non Performing Loan (NPL) untuk 6
bank pelaksana rata-rata 4,30%.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 25
Tabel 6.REALISASI PENYALURANKURPER30
SEPTEMBER 2010
BANK
REALISASI PENYALURAN KUR
NPL
(%)
Plafon
(Rp Juta)
Outstanding
(Rp Juta)
Debitur
Rata-rata
kredit
(Rp Juta)
BNI 1,857,453 829,996 14,306 129.84 3.21
BRI(KUR Ritel) 5,621,932 2,928,797 43,610 128.91 5.42
BRI(KUR Mikro) 13,140,256 3,653,138 3,154,968 4.16 3.06
BANK MANDIRI 2,110,256 1,114,535 40,612 51.96 1.30
BTN 796,701 354,455 4,117 193.51 12.72
BUKOPIN 767,684 367,026 3,968 193.47 10.46
BANK SYARIAH
MANDIRI 643,132 427,264 5,593 114.99 4.95
BANK NAGARI 29,572 27,834 758 39.01 -
BANK DKI 12,256 9,020 171 71.67 -
BANK JABAR
BANTEN 371,557 345,811 3,689 100.72 -
BANK JATENG 193,433 168,577 3,281 58.96 -
BPDDIY 7,207 7,007 83 86.83 -
BANK JATIM 221,066 217,285 2,167 102.01 -
BANK NTB 23,622 20,538 305 77.45 -
BANK KALBAR 29,223 25,270 325 89.92 -
BANK KALTENG
12,768 12,324 278 45.93 -
BANK KALSEL 14,153 13,424 317 44.65 -
BANK SULUT 14,110 10,275 669 21.09 -
BANK MALUKU 6,769 5,902 247 27.40 -
BANK PAPUA 19,483 18,437 300 64.94 -
TOTAL 25,892,632 10,556,915 3,279,764 7.89 4.30
TOTAL 6 BANK
PELAKSANA 24,937,414 9,675,211 3,267,174 7.63 4.30
Total BPD 955,218 881,704 12,590 75.87 -
Sumber: Kedeputian I, Menko Perekonomian
Pada September 2010, BPD yang menyalurkan KUR bertmbah
menjadi 13 Bank. Total penyaluran KUR sebesar Rp. 25.89 triliun
kepada 3,279,764 debitur
Sektor ekonomi yang paling banyak dibiayai dengan penyaluran
KUR, yaitu sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp
17.07trilliun(65.9%) dengan2,635,016 debitur. Kemudian diikuti
oleh sektor pertanian sebesar Rp. 3,97 triliun (15%) dengan
358,970debitur.Perkembangan penyaluran KUR kepada sektor-
sektor lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. REALISASI PENYALURANKUR
MenurutSektorEkonomi Per31September2010
Sektor Ekonomi Total Debitur
Plafon
(Rp
Juta)
Outstanding
(Rp Juta)
Pertanian 3,973,036 2,075,011 358,970
Pertambangan 13,753 8,082 731
Industri Pengolahan 582,163 286,980 46,901
Listrik, Gas & Air 6,314 5,064 155
Konstruksi 578,585 240,569 3,365
Perdagangan, restoran &
Hotel
17,069,721 6,517,560 2,635,016
Pengangkutan,
pergudangan &
komunikasi
142,283 74,187 6,024
Jasa-jasa dunia usaha 832,345 402,206 51,762
Jasa-jasa sosial /
masyarakat
397,212 170,441 55,247
Lain-lain 2,297,220 776,816 121,593
Jumlah 25,892,632 10,556,915 3,279,764
Sumber: Kedeputian 1, Menko Perekonomian
Sektor ekonomi yang paling banyak dibiayai KUR adalah sektor
perdagangan, restoran dan hotel (65.9%) dan sektor pertanian (15%)
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 26
Provinsi yang paling banyak menyalurkan KUR banyak
terdapat di pulau Jawa antara lain provinsi Jawa Tengah
sebesar Rp. 3.90 triliun (15.1%) kepada 754,487debitur.
Kemudian diikuti oleh Jawa Timur sebesar Rp. 3.51 triliun
(13.55%) kepada 574,932 debitur, Jawa Barat sebesar Rp.
3.24 triliun (12.52%) kepada 483,167 debitur. Ketiga
provinsi tersebut merupakan provinsi penyalur KUR
tertinggi. Untuk provinsi di Luar Pulau Jawa hanya provinsi
Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang menyalurkan
KUR lebih dari Rp. 1 triliun yakni masing-masing sebesar
Rp 1.35 triliun kepada 134,543 debitur dan Rp. 1.29 triliun
kepada 157,605 debitur.
Realisasi penyaluran KUR Januari-September 2010
mencapai Rp. 8.70 triliun kepada 904,856 debitur. Rata-
rata kredit Januari-September sebesar Rp. 9.62 juta per
debitur
Tabel 8.REALISASI DANNPL PENYALURANKUR
JANUARI -SEPTEMBER 2010
BANK
REALISASI PENYALURAN KUR
Jan-Sept 2010
Plafon Outstanding
Debitur
Rata-rata
Kredit
(Rp juta) (Rp juta) (Rp
juta/debitur)
BNI 329,592 (41,692) 2,739 120.34
BRI KUR
Ritel
2,196,428 459,071 14,619 150.24
BRI KUR
Mikro
3,724,652 801,675 867,351 4.29
Mandiri 604,579 77,322 3,814 158.52
BTN 533,359 133,145 1,660 321.30
Bukopin 98,336 (37,715) 828 118.76
BSM 261,154 129,060 1,255 208.09
BPD 955,218 881,704 12,590 75.87
TOTAL 8,703,318 2,402,570 904,856 9.62
Sumber: Kedeputian 1, Menko Perekonomian
Sekilas Berita Internasional & Domestik
TINJAUAN BERITA EKONOMI &
KEUANGAN INTERNASIONAL
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Jadi 8%
InternationalMonetaryFund (IMF)merevisike atas pertumbuhan
ekonomikawasanAsiamenjadi sebesar8%atau lebihtinggi dari
proyeksi awal yang sebesar 7%. Khusus Indonesia, IMF
meramalkanpertumbuhanekonomi Indonesiatetapakantumbuh
sesuai prediksi awal yakni 6%. Direktur IMF untuk Departemen
Asia dan Pasifk Anoop Singh mengatakan revisi ke atas
pertumbuhan ekonomi Asia disebabkan kondisi perekonomian
negara kawasan Asia mengalami ekspansi yang kuat. IMF
memaparkan, China dan India akan berada di depan dengan
tingkat pertumbuhan pada tahun 2010 masing-masing
diproyeksikan 10,5% dan 9,7%. "Sedangkan di Indonesia
diperkirakan tumbuh 6%. Di Jepang pertumbuhan saat ini
diproyeksikan 2,8%. Pada tahun 2011, pertumbuhan kawasan
diperkirakan menjadi moderat dan lebih berkelanjutan sebesar
6,8%," ungkap Anoop.
HasilanalisisIMF menyebutkanpertumbuhanekonomiyangkuat
akanmembawa berbagai tantangan kebijakan baru. Antara lain,
tekanan inflasi yang akan terus meningkat, sementara harga-
harga dipasar properti mengalami pertumbuan dengan tingkat
dua digit. Serta arus modal masuk dapat menambah tekanan
lanjutan terhadap harga-harga dalam negeri. Namun, Anoop
mengapresiasikan langkah-langkah para pembuat kebijakan
kawasanAsia dalam mengendalikanrisikoinflasidanmembatasi
meningkatnya kerentanan pada sektor finansial.
Selain itu, IMF menyarankan perlunya pengetatan kebijakan
moneterlebih lanjut di negara Asia. Termasuk melalui apresiasi
nilai tukar yang lebih besar. Langkah lebih cepat untuk menarik
stimulus fiskal yang diterapkan selama krisis juga akan
membantu menjaga terhadap berbagai risiko. Kemudian, IMF
juga mengakui untuk mengelola arus modal yang masuk ke
kawasan Asia merupakan sebuah tantangan yang sulit. Arus
modalyang masukmenawarkanbanyak kesempatan tetapi juga
membawaberbagairisikopotensialterhadapstabilitaskeuangan.
Langkah-langkahkebijakanmakroyangberhati-hatitelahdiambil
dengan sepatutnya di negara kawasan ini untuk meminimalkan
risiko, tetapi masih perlu dilakukan banyak tindakan. Anoop
menambahkan, apresiasi nilai tukar merupakan bagian penting
dari proses keseimbangan kembali.
Sumber: detikfinance.com
TINJAUAN BERITA EKONOMI &
KEUANGAN DOMESTIK
TKI Sumbang Devisa US$ 3,3 Miliar
Bank Indonesia (BI) mencatat pasar TKI telah menyumbang
4,4% cadangandevisaRIatau sebesarUS$ 3,3 miliarsampai
dengan semester I-2010. Setiap tahun, bank sentral menilai
pasar TKI memiliki potensi sangat besar bagi perekonomian
Indonesia dalam memperoleh cadangan devisa. "Tidak
dapat dipungkiri, pasar tenaga kerja internasional memiliki
potensi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia
untuk memperoleh cadangan devisa. Persaingan untuk
menembus pasar tenaga kerja juga semakin kompetitif
dimana Indonesia harus bersaing dengan negara lain yang
banyak mengirim tenaga kerja ke luar negeri," ujar Kepala
Biro Humas Bank Indonesia (Difi A. Johansyah) .
Difi menuturkan,pasartenagakerjaIndonesiaselain memiliki
potensi yang cukup besar namun juga masih menyisakan
berbagai tantangan. Berdasarkan data BI dan BNP2TKI,
jumlahremittance (uang yang dikirim TKI ke tanah air) setiap
tahunnya meningkat. "Namun cenderung agak stagnan dari
tahun 2008 yang bisa jadi disebabkan oleh krisis global
kemarin maupun sebab lain," jelas Difi. Jumlah remittance
pada 2005 tercatat sebesar US$ 5,3 miliar, 2006 US$ 5,6
miliar, 2007 US$ 6 miliar, 2008 US$ 6,6 miliar, 2009 US$ 6
miliar,dansampaisemesterI-2010 sudah mencapai US$ 3,3
miliar. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan
domestik bruto (GDP), pada 2005 tercatat sebesar 1,8 %,
20061,5 %, 20071,4 %, 20081,3 %, 20091,2 %, dan sampai
pada semester I-2010 sebesar 1 %. Sedangkan remittance
terhadap cadangan devisa terlihat pada tahun 2005 sebesar
15,3 %, 2006 13,1 %, 2007 10,5 %, 2008 12,8 %, 2009 10 %,
dan paruh pertama tahun ini mencapai 4,4 %.
Difi menambahkan, walaupun meningkat Indonesia tidak
boleh berpuas diri karena masih banyak potensi yang bisa
diraih. Sebagai gambarannya, Filipina, yang merupakan
negara pengirim tenaga kerja utama di Asia dan negara
berkembang,menghasilkan remittance yang peningkatannya
sangat meningkat dari US$ 10,7 miliar pada tahun 2005
menjadi US$ 17,4 miliar dalam tahun 2009, sehingga
remittance dari pengiriman tenaga kerja merupakan
komponen utama penyumbang devisa bagi Filipina.
Sumber: detikfinance.com
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 27
LIPUTAN DIALOG EKONOMI INTERAKTIF
“ECONOMISTS TALK”
Edisi Kelima | September 2010
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam &
Relevansinya Terhadap Masalah
Perekonomian Indonesia
Bersama:
Adiwarman Azwar Karim
Pengamat Ekonomi
Syariah
Ekonomi berdasarkan prinsip Islam berkembang di
Indonesia sejak tahun 1992 ketika Bank Muamalat mulai
dikenal.Sistem ekonomiislam initerusberkembangdengan
semakinbanyaknya BPRS, pegadaian syariah, pasar modal
syariah, dan sebagainya. Lalu bagaimana sejarah
perkembangan ekonomi islam dipaparkan secara singkat
oleh pakar ekonomi islam Adiwarman Azwar Karim dalam
diskusiekonomi dengan tema “Sejarah Pemikiran Ekonomi
Islam dan Relevansinya Terhadap Masalah Perekonomian
Indonesia”
Sejumlah teori ekonomi yang selama ini dikenal, seperti
invisiblehand dan teori pareto optimum, telah dikemukakan
sebelumnya di jaman Nabi Muhammad SAW sebelum
kemudian mulai diperkenalkan oleh sejumlah ekonom
seperti Adam Smith. Sejumlah buku Islam dipelajari oleh
sejumlah ekonom yang kemudian mendasari pemikiran
mereka mengenai sejumlah konsep ekonomi yang bahkan
diterapkan hingga sekarang. Ketika pada jaman Rasul
terjadi kenaikan harga gandum yang cukup tinggi dan
masyarakat meminta ditetapkannya harga pasar, Rasul
hanya menjawab “let Allah fix the price” yang kemudian
ditafsirkanolehAdam Smith sebagai invisible hand. Biarkan
pasar bergerak dengan kekuatan-kekuatan yang ada di
pasar. Biarkan mekanisme pasar bergerak dengan bebas
yang kemudian dikenal dengan laissez-faire atau sistem
ekonomiliberal.Sistem inimembiarkanpasardilepassecara
bebas, maka yang kuat (memiliki modal besar) akan
menguasaiyang lemah. Dengan demikian, sistem ekonomi
liberal ini kemudian berkembang menjadi sistem ekonomi
kapitalis.
Economists Talk merupakan forum diskusi internal bulanan yang
diselenggarakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Makro Ekonomi dan
Keuangan. Forum ini mengundang para ekonom nasional untuk mengulas
berbagai isu ekonomi dan keuangan yang hangat dibicarakan di tengah
masyarakat. Dialog dilakukan secara santai dan interaktif untuk menambah
wawasan ekonomi dan keuangan di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Materi paparan pembicara dapat diperoleh pada
Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro & Keuangan
(Asdep Urusan Kebijakan Makro)
Karl Marx kemudian melakukan sanggahan bahwa modal
bukanlah satu-satunya faktor produksi yang penting. Muncul
pemikiran baru bahwa tenaga kerja juga merupakan faktor
produksi.yang pentingkarenatenaga kerja adalah bagian besar
dalam masyarakat sehingga muncul sistem ekonomi sosialis.
Sejumlah konsep ekonomi yang diperkenalkan dalam ekonomi
Islam diantaranya:
1. Dalam perdagangan internasional juga diperkenalkan
pengenaan tarif dengan dasar retaliation. Bila barang dari
negara A dikenakan tarif 10% di negara B, maka negara A
jugaakan menerapkanbesarantarifyang sama atas barang
yang berasal dari negara B.
2. Terkait dengan APBN, pengeluaran terbesar APBN pada
jaman Rasul adalah untuk keperluan infrastruktur. Ini
menunjukkanpentingnyainfrastrukturdalam perekonomian.
Ketika perputaran uang semakin cepat, maka untuk
mencegah terjadinya inflasi, transaksi ekonomi harus
ditingkatkan. Infrastruktur harus ditingkatkan untuk
mendorong perekonomian.
3. Defisit anggaranbukanlahhalyangdiharamkannamuntidak
disukai oleh Rasul. Defisit anggaran ini boleh dilakukan
denganalasantertentu yang memang diperlukan dan harus
segera diselesaikan pembayaran pembiayaan defisit
tersebut.
4. Dalam hal subsidi, Islam juga tidak menghendaki suatu
negara memanjakan rakyatnya sehingga insentif dan
motivasi rakyat untuk berusaha menjadi hilang.
5. Pertukaranmatauangdenganmatauanglain diperbolehkan
padaspot transaction. Karena yang terpenting adalah harga
sudah disepakati pada waktu yang sama. Sedangkan
forward transaction tidakdiperbolehkankarenamemberikan
kesempatan terjadinya riba dan salah satu pihak
diuntungkan.
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 28
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang KoordinasiEkonomiMakro dan Keuangan
Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h.Ged.PAIK II) Lantai 4
Jalan Lapangan Banteng TimurNo. 2-4 Jakarta, 10710
Telepon.021-3521843,Fax.021-3521836
www.ekon.go.id

More Related Content

Similar to Tek 0910

Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020Abdul Hadi Ilman
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Setiono Winardi
 
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbang
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbangPaparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbang
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbangmuzakir tombolotutu
 
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanik
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanikEkonomi 2003 catatan pinggir umi hanik
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanikUmi Hanik
 
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikKerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikUmi Hanik
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikUmi Hanik
 
Bahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdfBahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdfDINIDINAR2
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesPemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesTV Desa
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018H2O Management
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Tony Hidayat
 

Similar to Tek 0910 (20)

Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia
 
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanikAda apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
Ada apa dengan paket stimulus fiskal 2009 umi hanik
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020
Strategi indonesia menghadapi turbulensi perekonomian global 2020
 
Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018Presentation BAPPENAS 2018
Presentation BAPPENAS 2018
 
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbang
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbangPaparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbang
Paparan sesmenko-perekonomian-di-musrenbang
 
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanik
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanikEkonomi 2003 catatan pinggir umi hanik
Ekonomi 2003 catatan pinggir umi hanik
 
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanikKerawanan pangan dan inflasi umi hanik
Kerawanan pangan dan inflasi umi hanik
 
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanikMengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
Mengkritisi postur rapbn 2009 umi hanik
 
Bahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdfBahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdf
 
20200123141656.ppt
20200123141656.ppt20200123141656.ppt
20200123141656.ppt
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen KemendesPemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
Pemulihan ekonomi di masa pandemi oleh ekjen Kemendes
 
Kuliah umum bkf
Kuliah umum bkfKuliah umum bkf
Kuliah umum bkf
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018
 
Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018Konferensi Pers APBN 2018
Konferensi Pers APBN 2018
 
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018
 
workshop tantangan dan peluang kerja formal di UAE 2015
workshop tantangan dan peluang kerja formal di UAE 2015workshop tantangan dan peluang kerja formal di UAE 2015
workshop tantangan dan peluang kerja formal di UAE 2015
 
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobingFiscal policy ~ ira kristina l. tobing
Fiscal policy ~ ira kristina l. tobing
 
Bappenas 2021
Bappenas 2021Bappenas 2021
Bappenas 2021
 

Tek 0910

  • 1. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edisi 09 – September 2010|KedeputianBidangKoordinasiEkonomi Makro&Keuangan Edisi 09 – September 2010|KedeputianBidangKoordinasiEkonomi Makro&Keuangan Formalisasi Tabungan Mikro: Pendekatan Berjenjang Untuk Mendorong Intermediasi TKI dan Remitansi Meningkatkan Remitansi Pekerja Migran Indonesia tak semudah yang dibayangkan … Financial Inclusion: Memudahkan Akses Bank bagi Semua Masyarakat
  • 2. September 2010 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang KoordinasiEkonomiMakro dan Keuangan Asisten DeputiUrusan Analisa Kebijakan Makro Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h.Ged.PAIK II) Lantai 4 Jalan Lapangan Banteng TimurNo. 2-4 Jakarta, 10710 Telepon.021-3521843,Fax.021-3521836 www.ekon.go.id
  • 3. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Ekonomi Makro dan Keuangan Edisi September 2010 Tinjauan Ekonomi Internasional  PerkembanganHargaKomoditasDunia 3  Melihat KebijakanEkonomi HongKong 4 Domestik  Utama:FormalisasiTabunganMikro:PendekatanBerjenjangUntuk MendorongIntermediasi 6  Utama:TKIdan Remitansi 7  Utama:MeningkatkanRemitansiPekerjaMigran Indonesia 9  PerkembanganWisatawanMancanegara 11  Inflasi & GejolakHarga 11  PerkembanganHargaKomoditasBahanPokok 13  PerkembanganEksporImpor 14  PerkembanganNilai TukarRupiah 16  Analisa PerkembanganUtang,SBN& SBI 17  Indeks HargaPerdaganganBesar(IHPB) 19  Indeks KeyakinanKonsumen(IKK) 19  Analisa NilaiTukarPetani 20 Tinjauan Keuangan  PerkembanganPasarModal 21  PemantauanPerbankan 22  PenyaluranKredit UsahaRakyat (KUR) September2010 25 Sekilas Berita Internasional&Domestik 27 Liputan Economists Talk EdisiKelima September 2010 “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam & Relevansinya Terhadap Masalah Perekonomian Indonesia” 28 Bersama: AdiwarmanAzwar Karim (PengamatEkonomi Syariah) Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 1
  • 4. OPINI Pertumbuhan ekonomi yang inklusif (inclusive growth) menjadi tema kebijakan ekonomi yang populer memasuki era pertama abad 21. Tema ini menjadi semacam pembaharuan dari tema sebelumnyayaitu pertumbuhandenganpemerataan(growthwith equity). Perkembangan tema ini menunjukkan keinginan untuk secara konsisten mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang simultan dengan penurunan jumlah penduduk miskin dan penciptaan lapangan kerja. Pertumbuhan yang inklusif sejatinya merupakan puncak dari upaya di sektor-sektor ekonomi.Upayadi masing-masing sektor untuk meningkatkanikutanperbaikankesejahteraanmasyarakat dalam proses akselerasi pertumbuhannya. Pada sektor keuangan, upaya ini sudah menjadi perhatian di lingkungan internasional, antara lain G20, yang disebut dengan financial inclusion. Sekitar 2,5 milyar penduduk dewasa dunia, sebagian besar di negara-negara berkembang, belum memiliki akses kepada pelayanan keuangan yang formal. Kelompok penduduk ini pada umumnya berpendapatan rendah. Kenyataan tersebut telah mengubah persepsi bahwa masalah financial inclusion hanya tugas bank sentral dan regulator keuangan namun juga pemerintahan. Program financial inclusion bukan hanya menyangkut stabilitas ekonomi, namun juga pertumbuhan ekonomi yang berimbang dan pengentasan kemiskinan. Financial inclusion berarti membangun suatu sistem keuangan formalyang melayanipenduduk berpendapatan rendah dengan mengembangkan berbagai produk pelayanan keuangan. Pembangunansistem inipadaumumnyamenghadapihambatan di sisi sediaan maupun permintaan. Pada sisi sediaan masalah yang dihadapiadalahbiayatransaksi yang mahal dan lemahnya kerangka regulasi yang membatasi jumlah dan kualitas produk dan jasa keuangan. Sementara hambatan di sisi permintaan padafaktor sosialekonomidanbudaya,lemahnya sistem tanda- pengenal formal, keterbatasan rekam-jejak keuangan perorangan, tingkat melek keuangan (financial literacy) yang rendah,dan belum adanyamekanismeperlindungankonsumen. Indonesia tercatat telah melakukan program financial inclusion antara lain melalui program TabunganKu. Melalui program TabunganKu, yang berbiaya administrasi rendah, diharapkan dapatmenjangkausekitar 80 juta penduduk yang saat ini belum terlayani oleh bank. Upaya lain yang perludikembangkanadalah mobilebanking(m- banking). Produk ini cocok dikembangkan di Indonesia mengingatjumlahpendudukyangbesar dan merupakan negara kepulauan, serta telah meluasnya penggunaan telpon seluler. Pengembangan m-banking juga dimungkinkan untuk meningkatkanremitansipekerjamigran kita, sebagaimana telah dilakukan di Filipina, India, dan Meksiko. Semoga. PDB Q2-2010, harga berlaku Rp. 1572.4 T Pertumbuhan Ekonomi Q2-2010 6.2 % (yoy) Inflasi, September 2010 5.80% (yoy) Tk. Pengangguran Feb 2010 7.41% Tk. Kemiskinan Maret 2010 13.33% Nilai Tukar (Rp/USD), 31 September 2010 8,924 Cadangan Devisa $86.55 Milyar Ekspor Agustus 2010 $13,706. Juta Impor Agustus 2010 $12,221 Juta Nilai Tukar Petani September 2010 102.19 IHPB Agustus 2010 175.72 Wisatawan Mancanegara, Agustus 2010 586,530 orang Indikator Ekonomi September 2010 Tim Penyusun Kedeputian Ekonomi Makro & Keuangan Gedung Syafruddin Prawiranegara II Lantai 4 Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Telepon 021-3521843 Fax. 021-3521836 Seluruh artikel merupakan hasil kajian Kedeputian Ekonomi Makro & Keuangan berdasarkan data dan informasi dari sumber dan referensi terkait.Tinjauan berita merupakan ringkasan dari berbagai media sumber yang menjadi rujukan analisa. Seluruh artikel melalui proses editing dan reviu. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 2 Gambar Sampul: techeblog & coolpicturegallery.net dimodifikasi
  • 5. Perkembangan Harga Komoditas Dunia Komoditas Rata-rata Tahunan Rata-rata Triwulan Rata-rata Bulanan 2009 Jan-Sep 2010 Q2-2010 Q3-2010 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Non Energi1 213.2 257.8 255.3 274 262.3 274.3 285.2 Kopi Arabika (c/kg) 317.1 404.7 392 468.5 448.0 466.5 491 Kopi Robusta (c/kg) 164.4 165 161 183.2 188.0 182.3 179.2 MinyakKelapa ($/mt) 725 984 955 1,162 1,031 1,161 1,284 Maize ($/mt) 165.5 167.4 157.7 181.7 163.8 175.6 205.9 Beras, Thailand, 5% ($/mt) 555 481.7 452.4 457.2 441.8 452.8 477 Gandum, US, HRW(b/$/mt) 224.1 203.6 177.4 237.9 195.8 246.2 271.7 Gula (b/c/kg) 40.0 43.23 34.93 42.94 38.5 40.71 49.63 Emas ($/toz) 973 1,177 1196 1,227 1,193 1,216 1,271 Bijih besi(b/c/dmtu) 101 157.7 167 205 205 205 205 Nikel (b/$/mt) 14,655 21,209 22,476 21,191 19,518 21,413 22,643 Seng (b/c/kg) 166 210.9 202.6 201.3 184.4 204.5 215.1 Energi2 214.3 264.6 267.7 259.9 257.2 260.1 262.2 Batu bara ($/mt) 71.8 96.07 99.49 93.55 95.2 89.59 94.88 MinyakMentah, average spot ($/bbl) 61.8 76.91 78.18 75.51 74.6 75.83 76.12 Gas, US ($/mmbtu) 3.9 4.58 4.32 4.28 4.6 4.31 3.9 Keterangan:a/ Included in the energy index (2000=100),b/=included in the non-energy index (2000=100),¢=US cent, mt=metric ton,bbl=barrel, toz=troy oz, mmbtu=million British thermal units, dmtu=dry metric ton unit,kg=kilogram. 1 komoditaspertanian,bahan baku,logamdan mineral 2 batu bara (Australia),minyak mentah (average spot,brent, Dubai, West Texas Int), gas alam (index,Europe, US, LNG Japan . Tabel 1 . Harga komoditas non energi dan energi naik masing-masing sebesar 3.97% dan 0.81%pada September 2010 (Sumber: DECPG, The World Bank). TINJAUAN | EKONOMI | INTERNASIONAL Perkembangan Harga Komoditas Dunia Hargarata-rata komoditasenergi Januari hingga September 2010meningkatsebesar23,5%dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2009. Peningkatan terjadi di semua harga komoditas energi yaitu batubara 33,7%; minyak mentah 24,5%; dan gas alam 18,9%. Peningkatan harga sepanjang tahun 2010 ini didorong oleh tingginya permintaan dan penguranganproduksiminyak oleh OPEC. Namun kenaikan harga yang terjadi dapat dicegah tidak terlalu tinggi karena OPEC memiliki persediaan minyak yang banyak. Turunnya hargabatubaradangas alam ditahun 2009jugadipengaruhi oleh pelemahan ekonomi global dan kemudian kembali meningkat di sepanjang tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi global. Sama halnya dengan komoditas energi, harga komoditas non energi juga mengalami peningkatan hingga September 2010 jika dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2009. Harga rata-rata semua komoditas non energisepanjangJanuarihinggaSeptember2010meningkat sebesar 20,9% dibandingkan dengan tahun 2009. Pada September 2010 sendiri, harga komoditas non energi kembali mengalami peningkatan sebesar 3,9% setelah pada bulansebelumnyameningkat sebesar 4,6%. Harga komoditas pertanian naik 4,0% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hargabiji-bijian,jagungdam sorgumnaikmasing-masing11%, 29% dan 17% dibandingkan bulan sebelumnya yang masih disebabkan oleh substitusi permintaan dari pasar gandum. Harga gula juga naik sebesar 22% diakibatkan cuaca yang tidak mendukung produksi di Rusia dan Pakistan dan musim kemarau di Brazil. Harga logam dasar juga meningkat 5,3% pada September 2010 masih disebabkan oleh turunnya stok, keterbatasan pasokan, khususnya timah dan tembaga. Harga timahnaik9% khususnya disebabkanoleh penurunan produksi di Indonesia karena musin hujan. Harga tembaga juga naik sebesar 6% karena persediaan yang berkurang sedangkan produksi mengalami penurunan. Harga sejumlah logam dan minerallainnya juga meningkat, diantaranya emas 4,5%; nikel 5,7%; dan seng 5,2% dibandingkan dengan bulan Agustus 2010. Naiknya harga logam emas dan perak didorong oleh tingginya permintaan sebagai instrumen investasi. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 3
  • 6. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 4 8.86 3.95 96.07 76.91 158.8 4.58 0 50 100 150 200 250 300 Coal, Australia ($/mt) Crude oil, avg, spot ($/bbl) Natural gas Index (2000=100) Natural gas, US ($/mmbtu) Perkembangan HargaKomoditasEnergi 2008 2009 Jan-Sep 2010 Gambar 1. Harga komoditas pertanian dan logam dasar mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,0% dan 8,5% pada September 2010. Peningkatan harga komoditas pertanian masih didorong oleh naiknya harga makanan dan minuman. (Sumber: DECPG, The World Bank). Gambar 2. Harga rata-rata komoditas energi meningkat di tahun 2010 seiring tingginya permintaan dan pembatasan produksi minyak oleh OPEC. (Sumber: DECPG, The World Bank). 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Pertanian Bahan Baku Bahan Baku Lainnya Pupuk Logam dan Mineral Logam Dasar Perkembangan Harga Komoditas Non Energi Dunia Q2-2009 Q3-2009 Q4-2009 Q1-2010 Q2-2010 Q3-2010 Gambar 3. Peningkatan harga rata-rata komoditas non energi didorong oleh peningkatan harga bahan mentah, logam dan mineral. (Sumber: DECPG, The World Bank). MelihatKebijakan EkonomiHong Kong Jumlah pendudukmiskin di Hong Kong meningkat. Hong Kong Council of Social Service (HKCSC) mencatat sebanyak 1.26 juta penduduk atau sekitar 18.1%warga HongKongmemilikipenghasilandibawah HK$ 3500per bulansekitarHK$ 3500per bulan(sekitar Rp. 4 juta). Jumlahtersebut merupakan angka tertinggi sejaktahun 2001di manahanyasekitar 1.18 juta warga atau sekitar 17.5%pendudukHongkongyang termasuk kategori miskin. Dari 210.000 rumah tangga yang masuksetidaknya terdapat satu anggota keluarga yang bekerja yang mengindikasikan bahwa pekerjaan tidak menjamin mereka dari ancaman kemiskinan. HKCSC memproyeksikan bahwa pada tahun 2019 akan terdapat lebihdari1.42juta warga yang masuk kategori miskin dan pada tahun 2029 penduduk miskin diperkirakan akan meningkat menjadi 1.66 juta orang. Banyak kaum muda yang masukkategorimiskinkarena banyak dari mereka yang kursus atau pendidikan privat lanjutan. Selain itu, kemajuan teknologi juga semakin mempersulit pekerja dengan keterampilan rendah dalam mendapatkanpekerjaan.PemerintahHongKong sesungguhnya telah mengucurkan dana bantuan sekitar HK$ 10 milyar dalam beberapa tahun terakhir, namunhanyasekitar 20%yang benar-benarmembantu pengentasankemiskinan.Kepala HKCSC berpendapat pemerintah Hong Kong seharusnya memberikan subisidi bagi warganya yang miskin serta menerapkan kebijakan “negative income tax” yaitu penduduk yang penghasilannya dibawah jumlah tertentu harus mendapatkanbantuandanbukannya membayar pajak.
  • 7. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 5 Kenaikan Upah Minimum South ChinaMorningPostmengungkapkanbahwalebihdari 300ribu pekerja dengan bayaran rendah akan memperoleh kenaikan upah apabila Chief Executive Hongkong menerapkanperaturanupahminimumuntukpertamakalinya sebesar kurang lebih HK$28 per jam yang telah disetujui olehKomisiSementaraUpahMinimum Hongkong. Besaran tersebut merupakan perkiraan kompromistis dari besaran yang diusulkan pengusaha sebesar HK$25 per jam dan besaran yang diajukan pekerja sejumlah HK$33 per jam. Peningkataniniakanberdampakpadasekurangnya314ribu pekerja atau 11.3% dari total angkatan kerja. Pemerintah memiliki hak sepenuhnya dalam penerapan standar upah minimumini yang mempertimbangkan pengalaman negara lain, opini pekerja dan pengusaha Hong Kong, data perekonomian dan kondisi pasar tenaga kerja. Selain memperjuangkan upah minimum, saat ini serikat pekerjadi HongKongmemutuskanuntukberjuangmenekan lamanya jam kerja. Menurut mereka, pada bidang tertentu seperti catering, keamanan dan retail, tak jarang pekerja harus bekerja 12 jam sehari atau lebih. Dengan pemberlakuan upah minimum mulai 2011, serikat pekerja mengharapkan pemerintah juga dapat mempertimbangkan perlunya payung hukum yang mengatur jam kerja. Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh catering and Hotels Industries Employees General Union, hanya 12.5%dari 374 responden yang bekerja 8 jam sehari atau kurang dari 71% lainnya harus bekerja lebih dari 10 jam per hari. Hongkong Building Management & Security Workers General Union bahkan telah mengirimkan surat kepada pemilik gedung komersial untuk mengurangi jam kerja penjaga dari 12 jam per hari ke 8 jam per hari. Peraturan tentang jam kerja ini telah diterapkan di Eropa, Amerika dan beberapa negara lainnya di Asia. Kartu Kredit Penyebab Kredit Macet Setelahkrisis keuanganglobal,masyarakatduniacenderung menyalahkan penggunaan kartu kredit yang tidak terkontrol yang mengakibatkan tingkat kredit macet yang begitu tinggi. Masyarakat Hong Kong seakan tidak belajar dari pengalaman tersebut, yang dibuktikan dengan penggunaan lebihdarisatu kartu per orangdan hanya membayar tagihan minimum bulanan. Gambaran penggunaan kartu kredit di Hongkong lebih besar daripada Amerika Serikat. Ini merupakan hasil studi Universitas Hong Kong yang menemukanjugabahwasatudari limapenggunakartukredit akan sampai pada tahap gagal bayar. Selain itu, fenomena ‘advance consumption’, yaitu perilaku belanja sebelum benar-benar mendapatkan penghasilan, merupakan gejala yang dapat mengarahpadabom waktufinansialdikemudian hari. Pembelian Properti Meningkat Pesat Dari sisi perkembangan properti, sampai dengan September 2010, jumlah transaksi terdaftar untuk penjualanrumahdiHongKongmencapai 105.925dengan total nilaiHK$43.58miliar(berdasarkandatadariRicacorp Properties). Hal ini menurut mereka merupakan angka tertinggidi HongKongbaik dalam haljumlahmaupunnilai sejak tahun 2007. Para pembeli dari Tiongkok cukup banyak yakni sebesar 30% dari total pembeli. Dibawah Capital Investment Entrant Scheme, investor dapat memperolehresidencydiHong Kong dengan berinvestasi di beberapa sector yang diizinkan termasuk properti dengan jumlah minimum HK$ 6.5 juta. Mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia properti Hong Kong, Beijing, Shanghai dan tempat lain di Tiongkok,Macaumengumumkan langkah-langkah untuk meredakan spekulasi di bidang propertydan menambah supplyperumahan untuk masyarakat. Pemerintah Macau telah mengalokasikan satu tempat yang khusus diperuntukan sebagai kawasan pemukiman yang berupa flat seluas 700-800 kaki persegi. Pemerintah akan membantupengembanguntukmengubahbekaskawasan industrymenjadi kawasan hunian. Berdasarkan Lappersitmiting Konsulat Jenderal RI Hongkong
  • 8. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 6 TINJAUAN | EKONOMI | DOMESTIK TINJAUAN UTAMA Formalisasi Tabungan Mikro: Pendekatan Berjenjang Untuk Mendorong Intermediasi Lembaga keuangan mikro membutuhkan himpunan dana dalam rangka menyediakan sumber dana pembiayaan bagi masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah yang sulit mendapatkan akses pembiayaan formal seperti perbankan.Namun,karenakarakteristik usahanya, LKM sering mengalami kondisi dimana jumlah pembiayaan melebihi sumber dananya. Di sisi lain, masyarakat miskin juga membutuhkan lebih banyak dan kemudahan akses untuk menyimpandanayangdimiliki.Terdapathubunganmutualisme yang dapat dimanfaatkan oleh LKM dan masyarakat miskin tersebut. Sebagian besar LKM memperoleh dananya dari simpanan masyarakat selain dari dana pribadi dan pinjaman bank. Selamaini,masyarakatmiskinmenggunakanjasainformaldan jaringan sosial yang dekat dengan mereka untuk menyimpan dana. Lebih konvensional lagi, mereka menyimpan dana yang dimiliki dengan menitipkan pada keluarga, teman atau menyimpannya dibalik bantal, tentunya cara ini tidaklah aman. Padahal dari sebuah hasil penelitian (Collins, et.al., 2009) diketahuibahwa rumahtanggamiskindiBangladesh,Indiadan Afrika Selatan bersedia membayar biaya dan risiko yang besar untuk mengakses jasa tersebut. Di sejumlah negara, telah tumbuh organisasi-organisasi kredit mikro yang meskipun belum teregulasi namun dapat menyediakan jasa tersebut dengan baik. Pemerintah mungkin dapat membuat organisasi tersebut berintegrasikedalam sistem keuangan sebagai salah satu lembagaintermediasi dengan menggunakan pendekatan berbasis risiko dalam perizinannya dan mengatur serta mengawasi keuangan mikro berbasis tabungan. Tabungan adalah pilar dasar berjalannya financial inclusion system. Tabungan memberikan kontribusi untuk financial inclusion system dengan memperkuat keuangan rumah tangga berpendapatan rendah, sumber pendanaan bagi lembaga keuangan mikro, dan membuat industri keuangan mikro menjadisemakinkompetitif dan efisien. Secara makro, kondisi pasar keuangan yang berkembang baik tentunya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, industri dan perusahaan individu (Levine, 2005). Selain itu, semakin berkembangnya pasar keuangan mengurangi kesenjangan pendapatan secara umum, memberikandampak positif yang tidak proporsional pada pendapatan masyarakat miskin dan berkontribusi pada pengurangan kemiskinan (Beck, et.al., 2007). LembagaKeuanganMikro yangmembiayai pertumbuhan dengan memanfaatkan pendanaan berbasis tabungan deposito untuk melaksanakan fungsi intermediasi memberikan beberapa manfaat. Pertama, deposito merupakan sumber pendanaan yang cenderung lebih stabil dibandingkan sumber pendanaan lain. Krisis keuangan internasional yang belakangan terjadi menunjukkanbahwarisikolikuisitassangat erat kaitannya dengan pendanaan yang berasal dari hutang luar negeri. Tabunganjugamerupakan sumberpendanaanyang lebih murah. Dan semakin kecil biaya pendanaan maka semakin kecil bunga pinjaman kredit. Sumber: Kompas.com “..Tabungan memberikan kontribusi untuk financial inclusion system dengan memperkuat keuangan rumah tangga berpendapatan rendah, sumber pendanaan bagi lembaga keuangan mikro, dan membuat industri keuangan mikro menjadi semakin kompetitif dan efisien..”
  • 9. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 7 Manfaat kedua adalah mendorong LKM untuk tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan aset LKM berbasis deposito berkaitan erat dengan deposito yang diperoleh dan oleh karenaitu pertumbuhannyabergantung padapelayanan yang mereka berikan pada nasabah dan persepsi dari nasabah mengenai integritas dari LKM itu sendiri. LKM ini harus menjadilembagayang disiplin, memberikan pelayanan yang baik dan berhati-hati menjaga reputasi mereka. Pendanaan dari tabungan deposito ini membuat perkembangan LKM tergantung pada kondisi ekonomi karena mereka hanya dapat tumbuh jika secara efektif berhasil memenuhi permintaan pasar untuk memberikan jasa simpanan dan kredit. Ketiga, LKM berbasis tabungan deposito ini dapat menikmatiloyalitasnasabahketikanasabahyang melakukan penyimpanan dana memiliki rasa percaya pada lembaga tersebut. Untuk beberapa nasabah, tabungan dapat menjadi langkahawal untuk mengakses kredit dan layanan lainnya di kemudian hari. Manfaat LKM berbasis tabungan deposito ini dirasakan di tingkat industri. Peraturan dan pengawasan terkait lembaga berbasis tabungan deposito akan menciptakan kondisi yang semakin kondusif bagi pendalaman pasar yang berkelanjutan. LKM berbasis tabungan deposito memiliki kapasitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perizinan, peraturan dan pengawasan lembagakeuanganmikrodiperlukankarenamerekamemiliki keunikan dan berbeda dengan sistem perbankan konvensional.MenjadikanLKM sebagailembaga formal juga didasarkanpadakemampuannya berinovasi dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah dibandingkan perbankan konvensional. Peraturan tersebut akan membuka jalan bagi proses transisi lembaga kredit yang tidak teregulasi menjadi lembaga intermediasi yang teregulasi dengan cara mendorong terjadinya persaingan di pasar dengan segmen masyarakat berpendapatan rendah. Peraturan khusus terkait LKM ini juga merupakan pendekatan untuk mengatasi sejumlah risiko yang dihadapi sektor keuangan mikro. Diperlukannya peraturan khusus yang berbeda dengan peraturan perbankan dikarenakan LKM tidak dapat memenuhi sejumlah persyaratan bagi perbankan meskipun LKM melakukan sejumlah aktivitas yang sama dengan perbankan. Diantaranya, memiliki modal yang lebih rendah dari CAR perbankan, ruang lingkup pelayanan dan batas eksposur risiko yang dihadapi umumnya jauh lebih konservatif daripada perbankan konvensional, dan adanya perbedaaan ketentuan klasifikasi pinjaman, provisi dan penghapusan yang disesuaikan dengan risiko yang dimiliki LKM. Referensi: Policy Note Alliance for Financial Inclusion TKI dan Remitansi DarihasillaporanBNP2TKIdiketahuibahwahinggaJuni2010 penyaluran TKI terbesar adalah ke kawasan Asia (58,2%). Hampir 78% TKI yang dikirim ke kawasan Asia atau sekitar 1,9 juta orang TKI dikirimkan ke Malaysia. Jumlah ini sangat besarjika dibandingkandengan pengiriman TKI ke beberapa negaraAsia lainnyaseperti Taiwan,HongkongdanSingapura yang masing-masing sekitar 182 ribu, 167 ribu dan 132 ribu orang TKI. Sebagian besar TKI di Malaysia bekerja di sektor formal(55,4%)dan sisanya bekerja di sektor informal (42,8%) danmenjadiprofesional(1,8%). Sedangkan TKI di Singapura dan Hongkong sebagian besar bekerja di sektor informal diikuti sektor formal dan profesional. Begitu pula di Taiwan, sebagianbesarTKIbekerjadisektor informalnamunTKIyang menjadi profesional lebih banyak jumlahnya daripada TKI yang bekerja di sektor formal. Kawasan kedua terbesar target pengiriman TKI adalah kawasanTimur Tengah dan Afrika (41%). Untuk kawasan ini, penyaluran TKI terbesar adalah ke Negara Arab Saudi yaitu hampir 1,5 juta TKI atau 81,5% dari jumlah TKI yang dikirimkan ke kawasan tersebut. Sebagian besar TKI di Arab Saudibekerja di sektor informal (91,3%) dan sisanya menjadi profesional (4,8%) dan bekerja di sektor formal (3,9%). TKI yang bekerja di kawasan Amerika dan Eropa-Australia masing-masingsebesar 0,3% dan 0,6% dari jumlah TKI yang dikirim hingga Juni 2010. Sebagian besar TKI di Amerika bekerjasebagaiprofesionalsedangkansebagianbesar TKI di Eropa-Australia bekerja di sektor formal dengan pengiriman TKI terbanyak ke Jerman dan Spanyol. Secara keseluruhan, sebagianbesarTKI bekerja di sektor informal (65,9%), formal (30,3%) dan sebagai profesional (3,8%). 91.0 6.6 0.6 1.8 43.8 56.2 0.0 0.0 44.6 51.4 3.3 0.7 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 Asia Timteng & Afrika Amerika Eropa & Australia (%) PersentaseBaseStockTKI Tahun 2010 Formal Informal Profesional Gambar 4. Hingga Juni 2010, Penyaluran TKI terbesar adalah kawasan Asia (Sumber: BNP2TKI)
  • 10. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 8 58.2% 41.0% 0.3% 0.6% PersentaseBaseStockTKI Berdasarkan NegaraTahun 2010 Asia Timteng & Afrika Amerika Eropa & Australia 30.3% 65.9% 3.8% PersentaseBaseStockTKI Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2010 Formal Informal Profesional Gambar 5. Hingga Juni 2010, Penyaluran TKI terbesar adalah ke kawasan Asia (58,2%). Hampir 78% TKI yang dikirim ke kawasan Asia atau sekitar 1,9 juta orang TKI dikirimkan ke Malaysia. Secara keseluruhan, sebagian besar TKI bekerja di sektor informal (Sumber: BNP2TKI) Dari hasil laporan Bank Indonesia, total remitansi mengalamipeningkatandariRp6Triliunpadatahun2007 menjadiRp6,6Triliunpadatahun2008.Jumlahini sedikit mengalamipenurunanpadatahun2009yaitu sebesar Rp. 302,5juta dibandingkandengantahun2008.Diperkirakan total remitansi di tahun 2010 tidak akan jauh berbeda dengan pencapaian pada tahun 2009. Dilaporkan total remitansi hingga Juni 2010 mencapai 50,3% dari total remitansi tahun 2009. Hingga Juni 2010, sumbangan remitansiterbesar masih berasal dari TKI yang bekerja di kawasan Asia (55,6%), dan selanjutnya berasal dari TKI yang bekerja di kawasan Timur Tengah dan Afrika (41,2%), Amerika (1,5%) dan Eropa-Australia (1,5%). Namun, sumbangan remitansi dari kawasan Asia terus mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga Juni 2010. Pada tahun 2007, sumbangan remitansi dari kawasan Asia mencapai 63,7% dari total remitansi pada tahun tersebut. Persentase nya terus turun hingga mencapai 55,7% pada Juni 2010. Sedangkan sumbangan remitansi dari tiga kawasan lainnya justru meningkat dari tahun 2007 hingga Juni 2010. Rp. 6 T Rp. 6,6 T Rp. 6,6 T Rp. 3,3 T Rekapitulasi Remitansi Nasional 2007 2008 2009 s/d Juni 2010 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 Asia Timteng & Afrika Amerika Eropa & Australia Miliar Rp Rekapitulasi Remitansi Berdasarkan Kawasan Sumber Remitansi 2007 2008 2009 s/d Juni 2010 Gambar 6. Total remitansi mengalami peningkatan dari Rp 6 Triliun pada tahun 2007 menjadi Rp 6,6 Triliun pada tahun 2008. Jumlah ini sedikit mengalami penurunan pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 302,5 juta dibandingkan dengan tahun 2008. Hingga Juni 2010 sumbangan remitansi terbesar masih berasal dari TKI yang bekerja di kawasan Asia (55,6%) (Sumber: Bank Indonesia)
  • 11. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 9 Meningkatkan Remitansi Pekerja Migran Indonesia Gambar 8. Remitansi Daerah mengalami peningkatan dari Rp. 4.4 triliun pada tahun 2007 menjadi 4.8 triliun pada tahun 2009. Jumlah remitansi terbesar sejak tahun 2007 hingga Juni 2010 diterima oleh daerah Surabaya, DKI Jakarta, Semarang, dan Mataram. (Sumber: Bank Indonesia) Pada semester I-2010, TKI menyumbang 4,4% cadangan devisa RI atau sebesar US$ 3,3 miliar. Berdasarkan data BI dan BNP2TKI, jumlah remittance (uang yang dikirim TKI ke tanah air) setiap tahunnya meningkat namun cenderung agak stagnandari tahun2008.Jumlah remittance pada2005tercatat sebesarUS$ 5,3 miliar,2006US$5,6 miliar,2007US$6 miliar, 2008 US$ 6,6 miliar, 2009 US$ 6 miliar, dan sampai semester I-2010 sudah mencapai US$ 3,3 miliar. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan domestik bruto (GDP), pada 2005 tercatat sebesar 1,8%, 2006 (1,5%), 2007 (1,4%), 2008 (1,3%), 2009 (1,2%), dan sampai pada semester I-2010 sebesar1%. Sedangkanremittanceterhadapcadangandevisa terlihat pada tahun 2005 (15,3%), 2006 (13,1 %), 2007 (10,5%), 200812,8%, 2009(10%), danparuh pertamatahunini mencapai 4,4%. Banyak pekerja migran Indonesia yang belum melakukan pengiriman uang atau mengirimkan uang dengan frekuensi rendah.JumlahTKI yang pernah melakukan pengiriman uang ke tanah air baru sebesar 68.4%, dari jumlah tersebut hampir 50% mengirimkan uang karena ada hal khusus. Sumber: World Bank Gambar 9. Banyak pekerja migran Indonesia yang belum melakukan pengiriman uang atau mengirimkan uang dengan frekuensi rendah. Jika dibandingkan dengan negara lainnya, tingkat remitansi yang diterima Indonesia masih lebih rendah dibandingkan denganChinadanFilipina.Filipina, yang merupakan negara pengirim tenaga kerja utama di Asia dan negara berkembang,menghasilkanremittanceyang peningkatannya pesat dari US$ 10,7 miliar pada tahun 2005 menjadi US$ 17,4 miliar dalam tahun 2009, sehingga remittance dari pengiriman tenaga kerja merupakan komponen utama penyumbang devisa bagi Filipina. Secara total, sama halnya dengan remitansi nasional, remitansiyang diterimadaerahjugamengalami peningkatan dari Rp. 4,4 Triliun pada tahun 2007 menjadi Rp. 5,4 Triliun pada tahun 2008. Dan mengalami penurunan pada tahun 2009 hampir 11% dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai Rp. 4,8 Triliun. Diperkirakan pada tahun 2010 remitansi daerah ini akan sedikit lebih rendah. Hingga Juli 2010, total remitansi daerah hanya mencapai Rp. 1,8 Triliun atau 38% dari total remitansi daerah tahun 2009. Jumlah remitansi terbesar sejak tahun 2007 hingga Juni 2010 diterima oleh daerah Surabaya, DKI Jakarta, Semarang, dan Mataram. 63.7 35.0 1.0 0.2 55.7 41.3 1.6 1.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 Asia Timteng & Afrika Amerika Eropa & Australia (%) PersentaseRemitansiNasional Berdasarkan Kawasan SumberRemitansi 2007 2008 2009 s/d Juni 2010 Gambar 7. Sumbangan remitansi dari kawasan Asia terus mengalami penurunan dari tahun 2007 hingga Juni 2010 (Sumber: Bank Indonesia) Rp. 4,4 T Rp. 5,4 T Rp. 4,8 T Rp. 1,8 T Rekapitulasi Remitansi Daerah 2007 2008 2009 s/d JuLi 2010
  • 12. Salah satu cara untuk mempermudah dalam pengiriman uang adalah dengan menggunakan m-banking.Di beberapa negara,pengembanganteknologi m-banking ditempuh untuk mengurangi biaya transaksi seperti point of sale (POS) di Brazil, G-Cash di Filipina dan WIZZIT di Afrika Selatan. Adanya izin transfer dana antar perorangan menjadi pendorong pengiriman remitansi pekerja migran Filipina melalui m-banking dari Singapura, Hongkong dan Timur Tengah. Peran m-banking juga besar dalam peningkatan remitansi pekerja migran Meksiko di Amerika Serikat dan remitansi pekerja migran Kenya di Inggris. Di Indonesia, penggunaan m-banking masih sangat rendah. Banyak masyarakat yang kurang tertarik menggunakan m- banking dikarenakan kurang memahami atau ketidaktahuan cara kerjanya. Oleh karena itu, perlu didorong upaya inisiatif produk dan pemasaran m-banking. Minat masyarakat terhadapm-bankingperluditingkatkanmengingat potensinya yang besar dalam meningkatkan pelayanan keuangan kepadamasyarakat khususnya bagi masyarakat yang belum terlayani oleh perbankan (unbanked people). Terdapat 2 model m-banking di Indonesia yakni Bank Based Model dan Non-Bank Based Model. Sumber: World Bank Sesuai dengan hasil survey Bank Dunia, pengalaman pengirim dan penerima uang merupakan faktor terpenting dalam pemilihan produk remitansi. Pekerja migran yang terbiasamenggunakan jasa perbankan akan mengirimkan uang ke tanah air juga dengan menggunakan jasa perbankanapabilakeluarganyajugaberpengalamandalam menggunakan jasa perbankan. Peran perantara (account mediator) dalam pengiriman uang oleh pekerja migrant masih sangat besar yang mendorong biaya remitansi semakin mahal. Aksesibiltas pekerja migran terhadap jasa keuangan masih relatif rendah, yakni sebesar 68% dan 65% menggunakan jasa perbankan. Menariknya dari 65% TKIyang menggunakanjasaperbankan, 35% di antaranya tidak menggunakan rekening sendiri tetapi meminjam rekening orang lain. Sumber: World Bank Sumber: World Bank 30% 35% 3% 13% 18% 0% 10% 20% 30% 40% Bank(Langsung) Bank(tidak langsung) Formal Lainnya Semi Formal & Informal Tidak Akses Sumber : Worldbank Akses TKI Terhadap Jasa Keuangan Gambar 10. Akses pekerja migran terhadap jasa keuangan masih relatif rendah, mayoritas masih menggunakan mediator yang mendorong biaya remitansi semakin mahal Gambar 11. Penggunaan m-banking di Indonesia masih sangat rendah hanya sebesar 2.6%. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 10
  • 13. 0.44 0.59 0.18 0.28 0.44 0.36 0.03 0.05 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 Umum (Headline) Core Inflation Administered Price Volatile Food Sumber : BPS Inflasi Menurut Komponen, September 2010 Inflasi(mtm) Sumbangan INFLASI DAN GEJOLAK HARGA Inflasi bulan September 2010 sebesar 0.44% atau 5.80% (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122.67. Inflasi bulan September 2010 menurun dibandingkan bulan sebelumnya tercatat sebesar 0.44% (mtm) atau 5.80% (yoy). Inflasi Agustus didorongoleh tekanan dari komponen inflasi inti (core inflation) sementara tekanan dari komponen barang bergejolak (volatile food) mereda. Komponen core inflation mengalami inflasi tertinggi sebesar 0.59% (mtm) dengan sumbanganinflasisebesar0.36%seiringdenganmeningkatnya ekspektasi inflasi masyarakat meningkat, kemudian diikuti oleh komponen barang bergejolak (volatile food) sebesar 0.28% (mtm) dengansumbanganinflasisebesar0.05%dankomponen harga diatur pemerintah (administered prices) sebesar 0.18% (mtm) dengan sumbangan inflasi sebesar 0.03%. Laju inflasi core inflation mengalami kenaikan terkait dengan meningkatnya sebagian besar barang konsumsi sehubungan peringatanhariIedulFitri1431 H. Tekananvolatilefood mereda seiringdengan dilakukannya operasi pasar menjelang lebaran. Begitu pula dengan komponen administered prices mereda yang pada bulan sebelumnya meningkat karena kenaikan tariff dasar listrik dan kenaikan biaya jasa pengurusan STNK. Dari sisi eksternal, kenaikan harga emas dunia turut memberi tekanankenaikanhargaemasperhiasandomestik.Tidak hanya komoditas emas, harga komoditas pangan global yang meningkat tinggi juga menjadi faktor pendorong meningkatnya beberapa harga komoditas inti terkait, seperti terigu. PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA Gambar 13. Pada September 2010, komponen terbesar penyumbang inflasi adalah core inflation terkait menjelang lebaran Jumlah wisatawan mancanegara(wisman) Agustus 2010 mencapai 586,5 ribu orang atau naik 3,48% (yoy). Sedangkan, jika dibandingkan dengan Juli 2010, jumlah wisman Agustus 2010 turun 10,93 %. Secara kumulatif (Januari-Agustus) 2010, jumlah wisman mencapai 4,63 juta orang atau naik 12,12% dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009 sebanyak 4,13 juta orang. Jumlah wisman ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai pada Agustus 2010naik4,76 % dibanding Agustus 2009, yaitu dari 232,2 ribu orang menjadi 243,2 ribu orang pada Agustus 2010.Sementaraitu, jikadibandingJuli2010,jumlahwisman ke Bali mengalami penurunan sebesar 3,53 %. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 17 provinsi padaAgustus 2010mencapai rata-rata 47,19%, atau turun 4,42 poin dibanding TPK Agustus 2009 sebesar 51,61%. Begitupulabila dibanding TPK hotel Juli 2010, TPK hotel berbintang pada Agustus 2010 mengalami penurunan 7,22 poin.Rata-ratalamamenginaptamuasingdanIndonesia pada hotel berbintang di 17 provinsi selama Agustus 2010 adalah 2,07 hari, turun 0,20 hari dibanding keadaan Agustus 2009. (BPS) 586,530 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 Sumber : BPS Wisatawan Mancanegara Gambar 12. Jumlah wisatawan mancanegera pada Agustus 2010 meningkat 3.48% yoy Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 11
  • 14. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 12 -10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% Aug Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept 2009 2010 Sumber: BPS Perkembangan Inflasi Umum (%yoy) Core Inflation (%yoy) AdministeredPrice (%yoy) Volatile Food(%yoy) Gambar 14. Tekanan Inflasi Volatile Food mereda pada September 2010 dibandingkan bulan sebelumnya 0.44 0.44 0.52 0.25 1.08 0.23 0.26 0.57 0.44 0.09 0.1 0.06 0.07 0.01 0.02 0.09 0 0.5 1 1.5 U m u m Bahan Makanan Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transpor dan Komunikasi & Jasa Keuangan Inflasi Menurut Kelompok Barang & Jasa September 2010 Sumbangan Inflasi Inflasi (mtm) Gambar 15. Sumbangan terbesar inflasi September 2010 adalah pada kelompok sandang terkait lebaran Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks tertinggi pada kelompok sandang sebesar 1.08% seiring menjelang lebaran. Kemudian diikuti oleh kelompok trasnportasi, komunikasi dana jasa keuangan sebesar 0.57% seiring dengan hari raya lebaran dimana masyarakat mayaoritas mudik atau pulang kampung, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0.52%. Komoditas bahan pangan yang dominan memberikansumbangan inflasi adalahdaging-daginganantara lain ikan segar sebesar 0.1%, daging ayam ras sebesar 0.06%, daging sapi 0.03%. Untuk beras menyumbang inflasi September 2010 sebesar 0.02%. Sedangkan komoditas bumbu-bumbuanseperticabaimerah,cabai rawitdan bawang merah mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.19%, 0.04% dan 0.02%. 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept 2009 2010 Sumber: Kementerian Perdagangan Perkembangan Harga (Rp/Kg) Daging ayam (LHS) Cabe Merah (LHS) Beras (RHS) Gambar 16. Pada September 2010, harga daging melonjak yang mendorong kenaikan inflasi sedangkan harga cabai menurun Pantauan atas 66 kota, 57 kota mengalami inflasi dan 9 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan 1.80% denganIHK 139.74 daninflasi terendahterjadidi Batam 0.03% dengan IHK 118.32. Inflasi tinggi banyak terjadi di kota-kota Pulau Jawa. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe1,28%dengan IHK 121,18 dan terendah terjadi di Medan 0,20% dengan IHK 122,38. 1.50 1.22 1.01 1.27 1.06 1.04 1.38 1.80 0.99 0.98 0.44 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 Pangkal Pinang Bengkulu Palembang Tegal Yogyakarta Semarang Maumere Tarakan Palangkaraya Cirebon Nasional 10 Kota Inflasi Tertinggi, September 2010 Gambar 17. Pada September 2010, kota-kota Pulau Jawa mengalami inflasi yang cukup tinggi. Kota Tarakan yang mengalami inflasi tertinggi
  • 15. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 13 PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS BAHAN POKOK Harga komoditas bahan pokok hingga minggu keempat September 2010 bergerak stabil dan cenderung turun yang merupakan koreksi harga pasca lebaran. Namun penurunan harga bergerak lambat sehingga belum dapat mencapai tingkat harga sebelum lebaran dan membentuk tingkat harga baru. Harga beras umum dan termurah belum menunjukkan penurunan hingga September 2010 dan masih berada pada tingkat harga lebaran. Belum turunnya harga beras diperkirakan karena adanya gangguan pada produksi dan panen yang mempengaruhi persediaan beras di pasar. Namun Bulog akan tetap mempertahankan membeli hasil produksi dalam negeri meskipun harga beras internasional masihlebihrendahdariharga beras di dalam negeri. Operasi pasar dan penyaluran raskin untuk bulan Agustus-September 2010 yang dilaksanakan dalam satu bulan dapat membantu menekan kenaikan harga. Harga tepung terigu domestik masih bergerak stabil meskipun harga tepung terigu internasional cenderung meningkat sejak Juli 2010. 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 8000 8500 9000 (Rp/Kg) Perkembangan Harga Beras Hingga Minggu IV September 2010 Beras (Kg) Umum Beras (Kg) Termurah Beras (Kg) Thai 5% Beras (Kg) Thai 15% Gambar 18. Harga beras umum dan termurah belum menunjukkan penurunan hingga September 2010 dan masih berada pada tingkat harga lebaran (Sumber: Kementerian Perdagangan) 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 (Rp/Kg) Perkembangan Harga Tepung Terigu Hingga Minggu IV September 2010 Tepung terigu (Kg) Konsumen Tepung terigu (Kg) Internasional Gambar 19. Harga tepung terigu domestik masih bergerak stabil meskipun harga tepung terigu internasional cenderung meningkat sejak Juli 2010 (Sumber: Kementerian Perdagangan) Harga minyak goreng curah terus meningkat hingga minggu keempat September 2010 melanjutkan peningkatan harga di sepanjang bulan Agustus 2010. Sedangkan harga minyak goreng kemasan cenderung lebih stabil dibandingkan harga minyak goreng curah. Namun demikian, pergerakan harga minyakgorengdi dalam negericenderungstabil didorong oleh ketersediaan CPO yang tinggi di bulan Juli hingga September yang merupakan panen puncak CPO dalam siklus produksi kelapa sawit. Harga daging sapi menunjukkan penurunan di bulan September 2010 yang merupakan bentuk koreksi harga pasca lebaran. Penurunan harga terjadi baik di tingkat konsumen maupun produsen, sedangkan perbedaan tingkat harga diantara keduanya masih cukup besar. 8500 9000 9500 10000 10500 11000 11500 (Rp/Liter) Perkembangan Harga Minyak Goreng Hingga Minggu IV September 2010 Minyak Goreng (Liter) Curah Minyak Goreng (Liter) Kemasan Minyak Goreng (Liter) (CBOT,cnf,jkt) Gambar 20. Harga minyak goreng curah terus meningkat hingga minggu keempat September 2010 (Sumber: Kementerian Perdagangan) Hargagulapasir terus naikhinggaminggukeempatSeptember 2010 diakibatkan oleh terganggunya proses produksi akibat cuaca yang tidak mendukung yang menyebabkan panen menjaditidakmaksimal.Curahhujanyangtinggimeningkatkan biaya dalam proses pengangkutan. Selain itu, biaya tebang jugameningkatdariRp4.500/kwintalmenjadiRp9.000/kwintal. Sedangkanhargacabe rawit, cabe merah dan bawang merah cenderung turun pasca lebaran sebagai bentuk koreksi harga pasca lebaran.
  • 16. PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 14 Dibandingkan dengan Agustus 2009, surplus neraca perdaganganmeningkatsebesar US$ 648,92 juta atau 77,6 %. Surplus neraca perdagangan ini didorong oleh peningkatan ekspor yang dibarengi dengan penurunan impor. Indonesia menjadinegara pengimpor hasil minyak dunia. Ekspor minyak mentah pada Agustus 2010 (US$749 juta) sedikit lebih besar daripada impor (US$745,9juta). Perbedaan yang besar terjadi pada perdagangan hasil minyak dimana impor hasil minyak (US$1,4miliar) lebih besar daripada ekspor hasil minyak (US$188,8juta). Ekspor Indonesia ke Cina pada bulan Agustus 2010 meningkat bahkan melebihi ekspor ke Amerika. Peningkatan ekspor ke Cina didorong oleh meningkatnya ekspor batubara ke Cina. NilaieksporIndonesiaAgustus 2010mencapaiUS$13,71miliar atau mengalamipeningkatansebesar9,76 %dibanding ekspor Juli2010. Sementarabiladibandingkan dengan Agustus 2009 mengalami peningkatan sebesar 29,99 %. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia hingga Agustus 2010 mencapai US$98,71miliarataumeningkat40,42 %dibandingkandengan periode yang sama tahun 2009. Peningkatan ekspor didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas Agustus 2010 sebesar 10,94 % dibanding Juli 2010 atau 31,24 % dibanding Agustus 2009. Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Agustus 2010 terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$1,1 miliar,sedangkanpenurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$80,0 juta. Ekspor migas juga meningkatnamundengan persentaseyang lebih kecil yaitu 3,1 % dibandingkandenganJuli 2010 atau 17,33 % dibandingkan Agustus 2009. Namun, secara kumulatif pertumbuhan ekspor migas Januari-Agustus 2010 sebesar 64,64 % lebih besar daripadapertumbuhanekspornonmigas yang tumbuh sebesar 36,25% dibandingkandenganperiode yang sama tahun 2009. Pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi sepanjang tahun 2010 didorong oleh kenaikan harga rata-rata komoditas migas international yang lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tahun 2009. 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 (Rp/Kg) Perkembangan Harga Daging Sapi Hingga Minggu IV September 2010 Dg. Sapi (Kg) Produsen Dg. Sapi (Kg) Konsumen Gambar 21. Harga daging sapi menunjukkan penurunan di bulan September 2010 yang merupakan bentuk koreksi harga pasca lebaran (Sumber: Kementerian Perdagangan) Neracaperdagangan IndonesiapadaAgustus 2010 meningkatdari minusUS$ 139juta menjadiUS$1,485 juta jikadibandingkandengan Juli2010. 7500 8000 8500 9000 9500 10000 10500 (Rp/Kg) Perkembangan Harga Gula Pasir Hingga Minggu IV September 2010 Gula Pasir (Kg) Konsumen Gula Pasir (Kg) Internasional Gambar 22. Harga gula pasir terus naik hingga minggu keempat September 2010. (Sumber: Kementerian Perdagangan) 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 (Rp/Kg) Perkembangan Harga Cabe Rawit, Cabe Merah dan Bawang Merah Hingga Minggu IV September 2010 Cabe Rawit (Kg) Cabe Merah (Kg) Bawang Merah (Kg) Gambar 23. Harga cabe rawit, cabe merah dan bawang merah cenderung turun pasca lebaran sebagai bentuk koreksi harga pasca lebaran. (Sumber: Kementerian Perdagangan)
  • 17. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 15 Gambar 24. Pada Agustus 2010, ekspor naik 9,76% dan impor turun 3,21% dibandingkan dengan Juli 2010. Dibandingkan dengan Agustus 2009, baik ekspor dan impor masing-masing meningkat 29,99% dan 25,89%. Neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$1.485 juta setelah pada bulan sebelumnya defisit US$139 juta. (Sumber: BPS) Nilai impor Indonesia pada bulan Agustus 2010 mencapai US$12,22miliaratauturunsebesar 3,2%dibandingkandengan Juli2010, namun jikadibandingkandenganbulanAgustus2009 terjadi peningkatan sebesar 25,89%. Sedangkan secara kumulatif,hinggaAgustus 2010nilaiimpormencapaiUS$87,78 miliar atau meningkat 46,87% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor Agustus 2010 mendapat tekanan dari turunnya impor nonmigas sebesar 4,79% dibandingkan dengan Juli 2010. Namun jika dibandingkan dengan Agustus 2009 terjadi peningkatan impor nonmigas sebesar 22,31%. Nilai impor nonmigas terbesar adalah pada golongan barang mesin/peralatan mekanik yang mencapai US$1,87 miliar atau turun 6,54% dibanding bulan sebelumnya. -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 (%) Pertumbuhan Ekspor(yoy) Ekspor Total Ekspor Migas Ekspor Nonmigas -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 (%) Pertumbuhan Impor (yoy) Impor Total Impor Migas Impor Nonmigas Gambar 25. Indonesia menjadi negara pengimpor hasil minyak dunia. Ekspor minyak mentah pada Agustus 2010 (US$749 juta) sedikit lebih besar daripada impor (US$745,9juta). Perbedaan yang besar terjadi pada perdagangan hasil minyak dimana impor hasil minyak (US$1,4miliar) lebih besar daripada ekspor hasil minyak (US$188,8juta).Sumber: BPS Grafik Perkembangan Ekspor Dan Impor Indonesia Januari- Agustus 2010 (Juta US$) 11,575 11,205 12,630 12,035 12,657 12,330 12,487 13,706 9,543 9,498 11,049 11,236 9,980 11,760 12,626 12,221 2,031 1,707 1,581 799 2,677 570 -139 1,485 -2,000 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 2010 Ekspor Impor Neraca Perdagangan Perkembangan ekspor secara sektoral menunjukkan penurunanporsimigasdari 17,7% (Juli 2010) menjadi 17,21% (Agustus 2010). Kenaikan porsi ekspor non-migas pada Agustus 2010 terutama berasal dari ekspor komoditas sektor industri sehingga pangsanya terhadap total ekspor menjadi (62,16%), sementara pertambangan (17,38%) dan pertanian (3,25%). Meskipun sektor industri memberikan kontribusi terbesar pada ekspor, namun pertumbuhannya lebih rendah daripada sektor pertambangan. Sepanjang Januari hingga Agustus 2010,ekspor sektor industritumbuh34,66%lebihkecil daripada pertumbuhan sektor pertambangan yang tumbuh sebesar 47,35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingginya pertumbuhan ekspor sektor pertambangandidorongolehkenaikan harga komoditas sektor pertambangan. Peningkatan ekspor komoditas industri manufaktur sepanjang tahun 2010 memberikan harapan pertumbuhan sektor manufaktur akan lebih tinggi dibanding 2009.Sedangkansektor pertanianyang memberikankontribusi paling kecil pada ekspor belum menunjukkan adanya peningkatan yang berarti dan hanya tumbuh 15,84%.
  • 18. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 16 Pada September 2010, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara rata-rata melemah sebesar 0.05% ke level Rp. 8976 per dolar AS dari Rp. 8972 pada bulan Agustus 2010. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR RUPIAH Membaiknya indikator resiko dan masih menariknya imbal hasil memberikan dukungan bagi penguatan nilai tukar rupiah. Kepercayaan investor asing terus meningkat seiring denganmembaiknyapersepsiterhadapresikodomestik. Dari sisi eksternal,proses pemulihanekonomiglobaldiwarnaioleh kekhawatiran perlambatan di AS, Jepang dan beberapa negara Eropa. Negara – negara berkembang melanjutkan langkah normalisasi kebijakan sebagai respon terhadap tekanan inflasi yang meningkat. Kondisi eksternal tersebut mendorong apresiasi mata uang di regional Asia termasuk Indonesia. Imporgolonganpesawatudaradanbagiannyayang pada bulan Juli 2010 meningkat 193,4% (mtm), justru mengalami penurunan di bulan Agustus 2010 sebesar 42,34% (mtm). Impor migas memberi kontribusi positif pada impor Agustus 2010 dimana terjadi peningkatan impor migas sebesar 4,69% dibandingkandenganbulansebelumnya.Impor minyak mentah meningkatsebesar 27,7% dibandingkan Juli 2010. Sedangkan impor hasil minyak dan gas mengalami penurunan masing- masing sebesar 2,52% dan 33,8%. Nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-Agustus 2010 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk semua golongan. Impor barang konsumsi naik sebesar 52,37% yang menunjukkan tingginya konsumsi domestik. Impor bahan baku/penolong dan barang modal masing-masing naik sebesar 51,25%, dan 31,2% yang menunjukkan cukup tingginya kegiatan produksi di sektor produksi riil. Defisit neracaperdaganganIndonesiadengan Singapura, Cina dan Jepang masih terus berlanjut hingga Agustus 2010 meskipun dengan besaran yang lebih kecil, masing-masing mencapai US$34 juta, US$679 juta, US$167 juta. Sedangkan neracaperdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat masih berada pada posisi surplus US$174 juta. Terjadi peningkatan ekspor ke Cina yang cukup besar pada Agustus 2010. Bahkan ekspor ke Cina melebihi ekspor ke Amerika Serikat. Cina menjadi negara tujuan ekspor kedua terbesar setelah Jepang, menggeser posisi Amerika pada bulan Agustus 2010. -1,200 -1,000 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 Dec-07 Feb-08 Apr-08 Jun-08 Aug-08 Oct-08 Dec-08 Feb-09 Apr-09 Jun-09 Aug-09 Oct-09 Dec-09 Feb-10 Apr-10 Jun-10 Aug-10 (Juta US$) Neraca Perdagangan Indonesia dengan Beberapa Negara Mitra Dagang Utama Singapura Cina Jepang Amerika Gambar 26. Neraca perdagangan Indonesia masih mencatat defisit dengan beberapa negara mitra dagang utama, kecuali Amerika Serikat. Sumber: BPS - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 Perkembangan Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan Amerika Serikat Jepang RRC Gambar 27. Terjadi peningkatan ekspor yang cukup besar ke Cina pada Agustus 2010 yaitu sebesar 34,5 %. Meskipun ekspor ke Cina melebihi ekspor Indonesia ke Amerika pada Agustus 2010, secara kumulatif Januari hingga Agustus 2010, ekspor ke Amerika masih lebih besar. Namun, nilai ekspor ke Jepang masih lebih besar dibandingkan ekspor ke negara lainnya. Sumber: BPS
  • 19. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 17 8800 9300 9800 10300 10800 11300 11800 12300 12800 Rp/US$ Sumber: BI Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Kurs Tengah Harian Rata-Rata Bulanan Rata-Rata Triwulanan Gambar 28. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada September 2010 sedikit terdepresiasi 0.05% dan ditutup ke level Rp. 8.924/US$ 77% 67% 61% 57% 47% 39% 35% 33% 28% 27% 2.5% 1.3% 1.7% 1.1% 0.5% 0.9% 1.3% 0.1% 1.6% 2.1% 0.0% 0.5% 1.0% 1.5% 2.0% 2.5% 3.0% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sept'10 Sumber: Dirjen PengelolaanUtang, Kemenkeu Pinjaman LN (LHS) SBN(LHS) Rasio Utang/PDB (LHS) Rasio Defisit/PDB (RHS) Gambar 29. Rasio Utang dan Rasio Defisit Terhadap PDB, PorsiPinjaman Luar Negeri dan SBN, rasio utang terhadap PDB semakin berkurang dan SBN menjadi intrumen utama pembiayaan Pada akhir bulan September 2010, Rupiah ditutup ke level Rp 8.924/US$atau menguat1.29%dibandingkanpenutupanbulan Agustus 2010. Selama triwulan III-2010, rata-rata nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 1.2% ke level Rp. 8.998 per US$. Selain menguat, volatilitas rupiah di triwulan III-2010 menurun menjadi 0.2% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 0.5%. ANALISA PERKEMBANGAN UTANG, SBN DAN SBI Rasio utang luar negeri terhadap PDB akan diupayakan menurun menjadi 27% dari 28% pada APBN 2009. Oleh karena itu, sejak tahun 2005, Surat Berharga Negara (SBN) menjadi instrumen utama pembiayaan defisit APBN, artinya porsi pinjaman luar negeri berkurang. Dalam perkembangannya, porsi kepemilikan asing pada SBN meningkat dari sekitar Rp 108 triliun pada akhir tahun 2009 menjadi sekitar Rp 182.26 triliun pada September 2010. Faktor yang menarik investor adalah SBN relatif bebas resiko (risk free). Namun,besarnya pemilikan asing ini diyakini dapat mengganggustabilitas ekonomi apabila sebagian besar dana tersebut ditarik tiba-tiba (outflow). Investor SBN dari non bank dan asing terlihat semakin meningkat sedangkan kepemilikan bank berkurang. Nampak pula bahwa meskipun pinjaman luar negeri berkurang, kepemilikan SBN oleh asing memiliki tren yang meningkat. Dalam APBN-P 2010 telah ditetapkandefisit anggaran terhadap PDB sebesar 2.1% (meningkat dari tahun2009 sebesar1.6%).
  • 20. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 18 55.01 64.67 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Dec 2009 Jan 2010 Feb 2010 Mar 2010 Apr 2010 May 2010 Jun 2010 Jul 2010 Aug 2010 Sep 2010 (Trillion IDR) Kepemilikan SBI Bank Non-Bank TOTAL Resident (RHS) Non Resident(RHS) Dana asing masuk ke Indonesia masih terus meningkat. Indonesiamasihmenjadinegaratujuaninvestasiyang diminati oleh investor asing. Namun demikian, total kepemilikan SBI dan SBN pada bulan September 2010 masing-masing turun sebesar 6,83 % dan 0,04 % dibandingkan dengan Agustus 2010. Peningkatan kepemilikan asing pada SBI di bulan September2010jikadibandingkandengan bulan sebelumnya (17,56%) lebih besar daripada peningkatan kepemilikan domestik (1,31%). Pada SBN, peningkatan kepemilikan asing di bulan September 2010 adalah 2,39% namun kepemilikan domestik justru turun minus 1,42% jika dibandingkan dengan Agustus 2010. Terjadi peningkatan kepemilikan asing baik pada SBI maupun SBN. Hal ini perlu diperhatikan oleh pemerintah.Masuknya dana asing yang besar jangan sampai mendorong penguatan nilai tukar rupiah secara berlebihan yang kemudian dapat menjadikan produk ekspor tidak kompetitif. 177.99182.26 0 50 100 150 200 250 0 100 200 300 400 500 600 700 Dec 2009 Jan 2010 Feb 2010 Mar 2010 Apr 2010 May 2010 Jun 2010 Jul 2010 Aug 2010 Sep 2010 (Trillion IDR) Kepemilikan SBN Bank Non-Bank TOTAL Resident (RHS) Non Resident(RHS) BankIndonesia*) Gambar 30. Pada September 2010, total SBI dan SBN naik, masing-masing turun sebesar 6,83 % dan 0,04 % dibandingkan Agustus 2010. Kepemilikan asing pada SBI dan SBN terus meningkat hingga bulan September 2010. Sumber: BI & Kemenkeu Ada beberapakelemahan dari meningkatnya utang eksternal. Utangeksternal yang berlebihanakanberdampakpadakinerja transaksi berjalan (current account) khususnya akan meningkatkan defisit neraca pendapatan (income balance). Selain itu, pemilikan surat utang oleh investor asing dapat menghilangkan kesempatan pembayaran bunga kepada penduduk domestik dan pemungutan pajak atas pembayaran bunga. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan fiskal sustainability yang menekankan pada peningkatan besaran keseimbangan primer yang proporsional serta konsisten denganorientasijangkapanjang.Hallainyang perludilakukan adalahpengendalianpemanfaatanpinjaman luar negeri untuk sektor dan investasi yang produktif. Kebijakan fiskal dapat mengakomodasi shocks dan menyesuaikan target utang sebagai pembiayaan defisit pada tingkat yang optimal. 86,551 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Sumber: BI CadanganDevisa(JutaUSD) Gambar 31. Cadangan Cadangan devisa terus meningkat pada September 2010 tercatat sebesar US$ 86,551 juta Selain dalam SBN, porsi kepemilikan asing dalam SBI juga meningkat. Utang luar negeri swasta juga tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan utang domestik swasta. Positifnya, peningkatan tren kepemilikan asing pada kedua instrumenberartipeningkatankepercayaanterhadapkondisi ekonomi dan pasar uang Indonesia.
  • 21. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 19 Agust’10 Sept’10 % Perubahan I. Bahan Baku 169.41 170.20 0.47 Lokal 187.60 188.46 0.45 1.1. Pertanian 225.43 226.99 0.69 1.2. Pertambangan & Penggalian 212.61 213.37 0.36 1.3. Industri 174.34 174.97 0.37 Impor 116.76 117.39 0.54 II. Barang Konsumsi 183.32 184.08 0.42 2.1. Pertanian 254.32 255.56 0.49 2.2. Pertambangan & Penggalian 279.54 283.66 1.47 2.3. Industri 176.31 176.97 0.37 Impor 117.77 118.39 0.53 III. Barang Modal 154.08 154.81 0.48 3.1. Pertanian 214.14 217.09 1.38 3.2. Industri 136.41 136.42 0.00 Impor 177.88 179.60 0.97 Tabel 3. IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi & Barang Modal. Sumber:BPS INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN Indeks keyakinan konsumen (IKK) pada bulan September 2010 meningkat 3.6 poin menjadi 107.6. Survei BI menunjukkan tingkat keyakinan konsumen meningkatdaribulansebelumnya dan berada di level optimis. Kenaikan IKK tersebut disebabkan oleh persepsi konsumen yang semakin optimis baik terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang. Adanya Tunjangan Hari Raya (THR) yang meningkatkan pendapatan responden mendorong kenaikan konsumsi barang-barang tahan lama pada bulan September 2010 sehingga meningkatkanoptimismekonsumenterhadapkondisiekonomi saat ini. Tingkat ekspektasi konsumen meningkat dan berada di level optimis. Peningkatan tersebut didorong menguatnya tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, ekspektasi kenaikan penghasilan 6 bulan mendatang dan optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja. Persepsi responden terhadap kondisi ekonomi saat ini mengalamipeningkatannamunmasih berada di level pesmis. Hasilsurvey BI menunjukkanbahwasemuaindikator ekonomi saat ini meningkat. Adanya THR mendorong peningkatan penghasilankonsumendanpeningkatanpenghasilan tersebut digunakan untuk mendorong kenaikan konsumsi barang- barang tahan lama. 70 80 90 100 110 120 130 140 Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept 2009 2010 Optimis Sumber : Survei Konsumen, BI lndeks Keyakinan Konsumen(IKK) Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Ekspektasi Konsumen (lEK)Pesimis Gambar 32. Pada September 2010, indeks keyakinan konsumen, tingkat ekspektasi konsumen dan persepsi akan kondisi ekonomi saat ini meningkat berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR Indeks harga perdagangan besar (IHPB) pada bulan September 2010 naik sebesar 0.49% (mtm). Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada Kelompok Barang Impor Nonmigas sebesar 0,76%. IHPB Bahan Baku, Barang Konsumsi, dan Barang Modal pada bulan September 2010 naik masing-masing 0,47%; 0,42%; dan 0,48%. Agust’10 Sept’10 % Perubahan SektorDomestik 1. Pertanian 236.64 238.07 0.60 2. Pertambangan & Penggalian 212.63 213.39 0.36 3. Industri 173.01 173.64 0.36 Perdagangan Internasional 1. Impor Nonmigas 159.37 160.58 0.76 2. Ekspor Nonmigas 142.54 142.97 0.30 Umum Nonmigas 174.86 175.72 0.49 Tabel 2. IHPB MenurutSektor/KelompokBarang Sumber:BPS IHPB Bahan Bangunan/KonstruksipadaSeptember2010naik sebesar 0,05% terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga barang galian segala jenis; cat, vernis dan lak; barang-barang logam lainnya; dan bahan bangunandari kayu. Sedangkan yang mengalami penurunan harga antara lain barang-barang dari besi, dan baja dasar; bahan bangunan dari keramik dan tanah liat; dan semen. (BPS)
  • 22. NilaiTukarPetani(NTP) September 2010 sebesar 102.19 atau naik 0,36% dibanding bulan sebelumnya yang didorong oleh sektor perikanan. Sedangkan sektor hortikultura mengalami penurunan. Nilai Tukar Petani Per Sub Sektor (2007=100) Agust’10 Sept’10 % Perubahan Tanaman Pangan 97.66 98.14 0.49 Hortikultura 109.61 109.31 -0.27 Tanaman Perkebunan Rakyat 102.90 103.13 0.23 Peternakan 103.78 104.42 0.62 Perikanan 105.43 106.26 0.79 NTP Nasional 101.82 102.19 0.36 Sumber: BPS Tabel 4. Nilai Tukar Petani (NTP) September 2010 meningkat yang didorong oleh sektor perikanan NilaiTukarPetani(NTP) September2010sebesar 102.19atau naik0,36% dibandingbulan sebelumnya. 1.55% 0.96% 0.90% 0.84% 0.84% 0.36% 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% Maluku Utara Lampung Riau Sumatera Utara Jawa Timur Nasional Sumber : BPS 5 Provinsi % Perubahan NTP Tertinggi, September 2010 Gambar 33. Pada September 2010, kenaikan NTP tertinggi terjadi di provinsi Maluku Utara karena harga produsen ikan kakap naik sebesar 5.35% Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 20 ANALISA NILAI TUKAR PETANI Berdasarkan provinsi, kenaikan NTP tertinggi terjadi di provinsi Maluku Utara NTP Provinsi Maluku Utara September 2010 sebesar 99,09 atau mengalami kenaikan tertinggi (1,55%) dibandingbulansebelumnyakarenahargaprodusen ikan kakap yang naik sebesar 5,35 %. Sedangkan NTP Provinsi Sulawesi Tenggara September 2010 adalah 107,07 atau mengalami penurunan terbesar (0,71 %) dibanding bulan sebelumnya, terutamadisebabkanhargaprodusencoklat yang turun sebesar 1,75 %. Sejak awal tahun 2009, nilai tukar petani mengalami peningkatan dan relatif stabil sejak awal tahun 2010. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga hasil produksipertanian dan di lain pihak indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan. Kenaikan nilai tukar petani dapat mencerminkan perbaikan kesejahteraan petani. 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sept 2009 2010 Sumber : BPS Indeks harga yang diterima petani (LHS) Indeks harga yang dibayar petani (LHS Nilai tukar petani (RHS) Gambar 34. Nilai tukar petani meningkat sejak awal tahun 2009 yang mencerminkan terdapat perbaikan pada kesejahteraan petani. Kenaikan tersebut disebabkan adanya peningkatan pada indeks harga hasil produksi pertanian atau perbaikan penerimaan petani. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani dipedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertaniandenganbarangdanjasayang dikonsumsimaupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakinkuatpulatingkat kemampuan/dayabelipetani.NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani adalah indeks harga yang menunjukan perkembangan harga produsen dari hasil produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani adalah indeks harga yang menunjukan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan menghasilkan produksi pertanian. Untuk meningkatkankesejahteraanpetanidankinerja sektor pertanian, pemerintah telah melaksanakan program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) yang membantu petani dalam pembiayaan. Pemerintah juga telah menyiapkaninstitusi/kelembagaan untuk memudahkan dan memfasilitasi akses pembiayaan seperti KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank), BDS (Business Development Service) dan Resi Gudang.
  • 23. TINJAUAN KEUANGAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL Kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yaitu sebesar 13,53% pada September 2010 jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2010. Jumlah saham yang diperdagangkan sedikit turun pada September 2010sebesarminus0,06%. Penerbitanobligasipemerintah turun 0,8% begitu pula korporasi turun 0,29% pada bulan September2010 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tidak hanya pada jumlah penerbitan, volume transaksi perdaganganobligasi pemerintah dan korporasi juga turun masing-masingsebesar18,63%dan 23,38% dibandingkan Agustus 2010. Namun, cost of fund bagi pemerintah untuk SBN Rupiah masih menunjukkan penurunan hingga September 2010. Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) SBN Rupiah Gambar 35. Cost of fund pemerintah masih terus turun meskipun nilai penerbitan dan volume transaksi perdagangan obligasi pemerintah mengalami penurunan pada September 2010. (sumber: DJPU) Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai penerbitan dan volume perdagangan obligasikorporasitumbuhlebihbesardibandingkanobligasi pemerintah. Nilai penerbitan obligasi korporasi meningkat 30,67%, sedangkanobligasipemerintahmeningkat 12,84% dibandingkan September 2009. Dan volume perdagangan obligasikorporasimeningkat 170,22%, sedangkan obligasi pemerintahhanyameningkat92,58%dibandingkandengan September 2009. Namun, besaran volume perdagangan investasi pada obligasi pemerintah masih lebih besar dibandingkan obligasikorporasi. Perdagangan saham juga meningkat sebesar 50,61%. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 21 PERKEMBANGAN PASAR MODAL PER 30 SEPTEMBER 2010 Sep 2010 Aug 2010 %∆ Sep 2009 %∆ Saham 1 2 (1)/(2) 3 (1)/(3) Kapitalisasi Pasar (Rp triliun) 2919,40 2571,47 13,53 1937,49 50,68 Saham diperdagangkan (triliun unit) 1,75 1,75 -0,06 1,43 22,81 Jumlah Emiten (korporasi) 409 409 0,00 401 2,00 Obligasi Pemerintah (Rp triliun) 640,23 645,36 -0,80 567,37 12,84 Korporasi (Rp triliun) 103,13 103,43 -0,29 78,93 30,67 Perdagangan Saham (Rp triliun) 100,61 89,64 12,24 66,80 50,61 Volume Obligasi Pemerintah (Rp triliun) 106,48 130,86 -18,63 55,29 92,58 Volume Obligasi Korporasi (Rp triliun) 5,13 6,69 -23,38 1,90 170,22 Transaksi Asing Beli (Rp triliun) 34,77 31,01 12,11 18,62 86,67 Jual (Rp triliun) 28,76 28,98 -0,75 17,70 62,52 NetPembelian (Rp triliun) 6,00 2,03 195,71 0,92 548,97 Sumber: BEI Tabel 5. Pada September 2010, kapitalisasi pasar saham mengalami peningkatan sebesar 13.53% (mtm) Bursa saham Indonesia terus meningkat dan menjadi salah satu bursa di Asia yang paling diminati oleh investor di Asia
  • 24. Transaksi beli oleh asing pada September 2010 mengalami peningkatansebesar12,11 % sedangkan transaksi jual turun 0,75 % dibandingkan dengan Agustus 2010. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, baik transaksi beli maupun jual oleh asing masing-masing mengalami peningkatan sebesar 86,67 % dan 62,52 %. Net pembelian transaksi asing naiksebesar195,71 % dibandingkan Agustus 2010 dan naik sebesar 548,97 % dibandingkan dengan September 2009. Kondisi ini menggambarkan bahwa bursa Indonesia semakin menarik bagi investor asing. Peningkatan kapitalisasi pasar memberikan pengaruh pada meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September2010sebesar13,61persendibandingkandengan Agustus 2010 dengan level penutupan 3,501.296. Level penutupan ini sekaligus menjadi level IHSG tertinggi sepanjang tahun 2010. Sektor aneka industri menjadi pendorong terbesar naiknya IHSG dengan kenaikan indeks sebesar20,33 persendibandingkanbulansebelumnya,diikuti kenaikanindekssektor perdagangan dan jasa sebesar 17,82 persen.Di antara bursa ASEAN, IHSG secarakonsisten terus mengalami peningkatan. Kondisi ini semakin menunjukkan bahwa bursa Indonesia terus diminati oleh para investor. IHSG terus naik tinggi dari indeks STI (Singapura), KLSE (Malaysia) dan PSE (Thailand). Perkembangan Indeks Harga Saham Bursa ASEAN Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 22 Gambar 36. IHSG masih terus meningkat diantara indeks harga bursa regional ASEAN melebihi STI (Singapura), KLSE (Malaysia) dan SETI (Thailand). (Sumber: Statistik Pasar Modal, Bapepam- LKB, Bloomberg) Pemantauan Perbankan Pemantauan terhadap institusi perbankan dilakukan dengan menggunakan analisa Financial Soundness Indicators (FSI) untuk memberikan gambaran kesehatan dan kelayakan bank berdasarkan laporan keuangan bulanan perbankan. Pada Tinjauan Perkembangan Ekonomi dan Keuangan sebelumnya, telah dilakukan pemantauan terhadap sejumlah bank dan pada edisi Juli 2010 ini, dilakukan penambahan pantauan terhadap Bank Permata. Data perbankan yang digunakan untuk analisa FSI diperoleh dari Laporan Keuangan Perbankan Bulanan dari Bank Indonesia dengan rentang waktu dari tahun 2007 hingga 2009. Dari hasil pantauan pergerakan indikator laporan keuangan perbankan CAMELS (Capital adequacy, Asset quality, Management,Earnings and profitability, Liquidity, dan Sensitivity to market risk), diketahui bahwa rasio kecukupan modal (CAR) bank yang menjadi objek penelitian memiliki rasio yang tinggi diatas rasio penyediaan modal minimum yang diwajibkan yaitu sebesar 8% (Gambar 37). Nampak bahwa baik bank persero dan beberapa bank swasta nasionalberadapadatingkatrasiokecukupanmodalyangaman. BII, Bank Mandiri dan BCA memiliki CAR paling tinggi masing- masing 20,3%; 19,1% dan 19%. Sedangkan bank lainnya memiliki CAR yang cukup tinggi diatas 10%. BII memiliki CAR palingtinggibahkan dibandingkan dengan bank persero. OCBC NISP juga memiliki CAR diatas BRI dan BNI. Padahal total kapitalyang dimilikiBIIdan OCBCNISP lebih kecil daripada BRI dan BNI. Artinya, BII dan OCBC NISP lebih hati-hati terhadap risiko pasar dan kredit. Hal ini menjadi wajar karena keduanya merupakan bank swasta yang tidak mendapatkan jaminan dari pemerintah layaknya bank persero.
  • 25. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 23 . 0.0 1.0 2.0 BNI BRI MANDIRI BCA MUTIARA BTN NIAGA DANAMON PERMATA BII BUKOPIN NISP Gambar38.Kualitaslikuiditasdan Sensitivitas Pasar Liquidity Sensitivity to Market Risk Dari pantauan kualitas aset, Bank Mandiri sebagai bank yang memiliki jumlah aset terbesar selama periode penelitian, memiliki kualitas aset yang tidak lebih baik dibandingkan beberapabank lainnya. Nilai rasio NPL terhadap total pinjaman Bank Mandirilebihtinggijikadibandingkandengan bankpersero lainnya. Sedangkan BRI memiliki nilai rasio NPL terhadap total pinjaman yang paling kecil diantara bank persero lainnya. BRI diketahui sebagai bank yang paling banyak menyalurkan pinjaman, artinya BRI melakukan proses seleksi debitur yang baik sehingga terjadinya non-performing loan dapat diminimalisir. Dibandingkan dengan semua bank yang menjadi objek penelitian, BCA memiliki nilai rasio NPL terhadap total pinjamanpaling kecil baik diantara bank persero maupun bank swasta lainnya. Bila dilihat dari rasio ATMR terhadap total asset, BNI memiliki nilai rasio paling besar dibandingkan bank persero lainnya. Sedangkan nilai rasio provisi terhadap NPL yang dimiliki BNI paling kecil. Artinya, BNI menghadapi risiko pasar dan kredit yang relatif besar namun penerimaan atas pinjaman yang diberikanrelatifkeciluntukmenjaminpinjaman yang disalurkan. BNI perlu lebih hati-hati dalam mengelola aset. SedangkanBRI yang memilikinilai rasio ATMR terhadap total aset tertinggi kedua setelah BNI, memiliki nilai rasio provisi terhadap NPL paling besar. Artinya, BRI memiliki penerimaan atas pinjaman yang relatif besar untuk dapat menjamin pinjaman yang diberikan. Kondisi serupa tidak jauh berbeda dengan Bank Mandiri. BCA sebagai bank yang memiliki aset keduaterbesar diantaraobjekpenelitian,memiliki kualitasaset yang relatif baik dibandingkan bank lainnya. Selain memiliki nilai rasio NPL terhadap total pinjaman yang kecil, BCAjuga memiliki nilai rasioATMRterhadaptotal aset yang paling kecil dan nilai rasio provisi terhadap NPL yang besar diantara bank swasta lain. Dari sisi profitabilitas, ROA dan ROE bank persero dari yang tertinggi secara berurutan dimiliki oleh BRI, Bank Mandiri, BTN,danBNI. BCA sebagaipemilikROAterbesar sedangkan Bank Mutiara sebagai pemilik ROE terbesar diantara bank swasta lain. Secara keseluruhan, BCAmemiliki ROAterbesar kedua setelah BRI. Sedangkan Bank Mutiara memiliki ROE terbesar baik dibandingkan dengan bank persero maupun bank swasta. Hal ini turut menjelaskan pengelolaan aset dan ekuitasyang cukupbaikmeskipun dalam jumlah yang sedikit. Meskipun demikian, sisi likuiditas Bank Mutiara paling kecil diantara bank yang lain. BTN memiliki pengelolaan likuiditas yang lebihbaik dengan rasio likuiditas terhadap total aset dan terhadap kewajiban jangka pendek yang lebih besar. Dilihat dari besarnya porsi hutang dalam valuta asing, BNI memiliki sensitivitas terhadap risiko pasar yang paling besar. Sedangkan BTN memiliki risiko yang lebih kecil dan hal ini menjadi wajar karena BTN tidak menyalurkan kredit dalam bentuk valuta asing. 0.0 10.0 20.0 30.0 BNI BRI MANDIRI BCA MUTIARA BTN NIAGA DANAMON PERMATA BII BUKOPIN NISP Gambar37.Capital Adequacy 0.0 0.1 0.2 0.3 BNI BRI MANDIRI BCA MUTIARA BTN NIAGA DANAMON PERMATA BII BUKOPIN NISP Gambar39.KualitasAsetdan Profitabilitas Asset Quality Profitability
  • 26. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 24 Pemantauanterhadapportofoliopenempatan dana simpanan menunjukkan bahwa kredit yang disalurkan BII dan OCBC NISP cenderung meningkat di akhir tahun 2009. Sedangkan penyaluran kredit Bank Bukopin mengalami penurunan. Diantara ketiga bank swasta ini, penyaluran kredit terbesar dicapai oleh BII sebesar Rp.37Triliun pada bulan Desember 2009. Penyaluran kredit OCBC NISP juga menunjukkan pola peningkatan hingga mencapai Rp.21Triliun pada bulan Desember 2009. Sedangkan penyaluran kredit Bank Bukopin terus turun hampir 24% sejak Juni hingga Desember 2009. Danayang tersediadibank jugadigunakanuntukpenempatan pada BI, penempatan pada bank lain, obligasi pemerintah, surat berharga yang dimiliki, dan beberapa penempatan lainnya Terlihat terjadinya perubahan pola penempatan dana simpananBII padaobligasipemerintahdanpenempatandana pada BI. Hingga November 2009, penempatan dana BII pada obligasipemerintahlebihtinggidaripadapenempatan dana di BI. Pola penurunan penempatan dana pada obligasi pemerintah mulai terlihat sejak awal tahun 2008 dan pada Desember 2009 penempatan dana BII pada BI terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan penempatan dana pada obligasi pemerintah. Sedangkan Bank Bukopin dan OCBC NISP terlihatlebihtertarik untuk melakukanpenempatan dana di BI. Tidakterlihatperkembanganyangsignifikanataspenempatan dana Bank Bukopin pada obligasi pemerintah. Peningkatan justru terjadi pada penempatan dana Bank Bukopin di Bank Indonesia. Penempatan dana OCBC NISP pada obligasi pemerintah relatif stabil. Sempat terjadi substitusi antara penempatandanapadaBIdan obligasi pemerintah pada Juni 2009. Namun kemudian penempatan dana pada obligasi pemerintah bergerak stabil. Sedangkan penempatan dana OCBC NISP pada BI terus turun hingga September 2009 dan kemudian menunjukkan peningkatan kembali di bulan berikutnya hingga akhir tahun 2009. Penempatan dana pada portofolio lainnya bagi ketiga bank cukup bervariasi. Perkembangan penempatan dana BII pada bank lain dan surat berharga bergerak relatif stabil. Hingga akhir2009, penempatandanaBank Bukopin cenderung turun pada hampir semua produk penempatan dana. Peningkatan penempatan dana hanya terjadi pada penempatan dana di Bank Indonesia. Sedangkan untuk OCBC NISP, terlihat peningkatan di hampir semua produk penempatan dana hingga akhirtahun2009. PenempatandanaOCBCNISPpada bank lain terlihat terus meningkat. 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2007 2008 2009 (Rp Triliun) Gambar 40 Perkembangan Penyaluran Dana BII Kredit yang Diberikan (RHS) Penempatan pada BI (LHS) Penempatan pada BankLain (LHS) Surat Berharga yang Dimiliki (LHS) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2007 2008 2009 (Rp Triliun) Gambar 41. Perkembangan Penyaluran Dana Bank BUKOPIN Kredit yang Diberikan (RHS) Penempatan pada BI (LHS) Penempatan pada Bank Lain (LHS) Surat Berharga yang Dimiliki (LHS) 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov 2007 2008 2009 (Rp Triliun) Gambar 42. Perkembangan Penyaluran Dana OCBC NISP Kredit yang Diberikan (RHS) Penempatan pada BI (LHS) Penempatan pada BankLain (LHS)
  • 27. PERKEMBANGAN PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT Dalam rangka mewujudkan program revitalisasi KUR, beberapa kementerian telah melakukan sosialisasi dan koordinasi program KUR tahun 2010 secara bertahap ke berbagai propinsi. Setelah sosialisasi ke Kalimantan Barat dan Bengkulu pada bulan Mei 2010, sosialisasi dilanjutkan ke Provinsi Bali pada awal Juni 2010. Konsep acara sosialisasitersebutdibagidalam 2sesi, yakni koordinasidan sosialisasitim pelaksanadenganpemdaatau instansi terkait dan sosialisasi Bank Pelaksana dengan calon debitur KUR. Selain sosialisasi, Kementerian Koordinator Perekonomian juga telah melakukan Lokakarya KUR untuk membangun kerjasama antara kementerian teknis, pemerintah daerah, dan Perbankan dalam perluasan penyaluran KUR dan mewujudkan penyusunan dokumen Rencana Tindak Pendukung Penyaluran KUR. Lokakarya KUR dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2010 yang dihadiri oleh berbagai kementerian teknis, pemerintah daerah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah serta Perbankan. Dalam lokakarya KUR membahas pengembangan basis data calon debitur KUR, pengembangankegiatanpendampingan calon debitur KUR, penguatan lembaga linkage dan fasilitas pengadaan calon debitur KUR. Mulai bulan ini bank pelaksana menerapkan penyaluran sesuai ketentuan baru dalam Amandemen III atas Nota Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha, Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi. Pada bulan September 2010, BPD yang telah menyalurkan KUR bertambah menjadi 13 bank seperti BPD Jatim, BPD Jabar-Banten, BPD Jateng, BPD Nagari, BPD DKI, BPD DIY, BPD NTB, BPD Kalbar, BPD Kalteng, BPD Kalsel, BPD Maluku, BPD Papua serta BPD Sulut. KUR yang telah disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, Bank Bukopin dan 12 BPD pada bulan September 2010 mencapai Rp 25.89 triliun kepada 3,279,764 debitur yang tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan rata-rata kredit sebesar Rp 7.89 juta per debitur dengan Non Performing Loan (NPL) untuk 6 bank pelaksana rata-rata 4,30%. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 25 Tabel 6.REALISASI PENYALURANKURPER30 SEPTEMBER 2010 BANK REALISASI PENYALURAN KUR NPL (%) Plafon (Rp Juta) Outstanding (Rp Juta) Debitur Rata-rata kredit (Rp Juta) BNI 1,857,453 829,996 14,306 129.84 3.21 BRI(KUR Ritel) 5,621,932 2,928,797 43,610 128.91 5.42 BRI(KUR Mikro) 13,140,256 3,653,138 3,154,968 4.16 3.06 BANK MANDIRI 2,110,256 1,114,535 40,612 51.96 1.30 BTN 796,701 354,455 4,117 193.51 12.72 BUKOPIN 767,684 367,026 3,968 193.47 10.46 BANK SYARIAH MANDIRI 643,132 427,264 5,593 114.99 4.95 BANK NAGARI 29,572 27,834 758 39.01 - BANK DKI 12,256 9,020 171 71.67 - BANK JABAR BANTEN 371,557 345,811 3,689 100.72 - BANK JATENG 193,433 168,577 3,281 58.96 - BPDDIY 7,207 7,007 83 86.83 - BANK JATIM 221,066 217,285 2,167 102.01 - BANK NTB 23,622 20,538 305 77.45 - BANK KALBAR 29,223 25,270 325 89.92 - BANK KALTENG 12,768 12,324 278 45.93 - BANK KALSEL 14,153 13,424 317 44.65 - BANK SULUT 14,110 10,275 669 21.09 - BANK MALUKU 6,769 5,902 247 27.40 - BANK PAPUA 19,483 18,437 300 64.94 - TOTAL 25,892,632 10,556,915 3,279,764 7.89 4.30 TOTAL 6 BANK PELAKSANA 24,937,414 9,675,211 3,267,174 7.63 4.30 Total BPD 955,218 881,704 12,590 75.87 - Sumber: Kedeputian I, Menko Perekonomian Pada September 2010, BPD yang menyalurkan KUR bertmbah menjadi 13 Bank. Total penyaluran KUR sebesar Rp. 25.89 triliun kepada 3,279,764 debitur
  • 28. Sektor ekonomi yang paling banyak dibiayai dengan penyaluran KUR, yaitu sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 17.07trilliun(65.9%) dengan2,635,016 debitur. Kemudian diikuti oleh sektor pertanian sebesar Rp. 3,97 triliun (15%) dengan 358,970debitur.Perkembangan penyaluran KUR kepada sektor- sektor lain dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. REALISASI PENYALURANKUR MenurutSektorEkonomi Per31September2010 Sektor Ekonomi Total Debitur Plafon (Rp Juta) Outstanding (Rp Juta) Pertanian 3,973,036 2,075,011 358,970 Pertambangan 13,753 8,082 731 Industri Pengolahan 582,163 286,980 46,901 Listrik, Gas & Air 6,314 5,064 155 Konstruksi 578,585 240,569 3,365 Perdagangan, restoran & Hotel 17,069,721 6,517,560 2,635,016 Pengangkutan, pergudangan & komunikasi 142,283 74,187 6,024 Jasa-jasa dunia usaha 832,345 402,206 51,762 Jasa-jasa sosial / masyarakat 397,212 170,441 55,247 Lain-lain 2,297,220 776,816 121,593 Jumlah 25,892,632 10,556,915 3,279,764 Sumber: Kedeputian 1, Menko Perekonomian Sektor ekonomi yang paling banyak dibiayai KUR adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel (65.9%) dan sektor pertanian (15%) Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 26 Provinsi yang paling banyak menyalurkan KUR banyak terdapat di pulau Jawa antara lain provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 3.90 triliun (15.1%) kepada 754,487debitur. Kemudian diikuti oleh Jawa Timur sebesar Rp. 3.51 triliun (13.55%) kepada 574,932 debitur, Jawa Barat sebesar Rp. 3.24 triliun (12.52%) kepada 483,167 debitur. Ketiga provinsi tersebut merupakan provinsi penyalur KUR tertinggi. Untuk provinsi di Luar Pulau Jawa hanya provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang menyalurkan KUR lebih dari Rp. 1 triliun yakni masing-masing sebesar Rp 1.35 triliun kepada 134,543 debitur dan Rp. 1.29 triliun kepada 157,605 debitur. Realisasi penyaluran KUR Januari-September 2010 mencapai Rp. 8.70 triliun kepada 904,856 debitur. Rata- rata kredit Januari-September sebesar Rp. 9.62 juta per debitur Tabel 8.REALISASI DANNPL PENYALURANKUR JANUARI -SEPTEMBER 2010 BANK REALISASI PENYALURAN KUR Jan-Sept 2010 Plafon Outstanding Debitur Rata-rata Kredit (Rp juta) (Rp juta) (Rp juta/debitur) BNI 329,592 (41,692) 2,739 120.34 BRI KUR Ritel 2,196,428 459,071 14,619 150.24 BRI KUR Mikro 3,724,652 801,675 867,351 4.29 Mandiri 604,579 77,322 3,814 158.52 BTN 533,359 133,145 1,660 321.30 Bukopin 98,336 (37,715) 828 118.76 BSM 261,154 129,060 1,255 208.09 BPD 955,218 881,704 12,590 75.87 TOTAL 8,703,318 2,402,570 904,856 9.62 Sumber: Kedeputian 1, Menko Perekonomian
  • 29. Sekilas Berita Internasional & Domestik TINJAUAN BERITA EKONOMI & KEUANGAN INTERNASIONAL IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Jadi 8% InternationalMonetaryFund (IMF)merevisike atas pertumbuhan ekonomikawasanAsiamenjadi sebesar8%atau lebihtinggi dari proyeksi awal yang sebesar 7%. Khusus Indonesia, IMF meramalkanpertumbuhanekonomi Indonesiatetapakantumbuh sesuai prediksi awal yakni 6%. Direktur IMF untuk Departemen Asia dan Pasifk Anoop Singh mengatakan revisi ke atas pertumbuhan ekonomi Asia disebabkan kondisi perekonomian negara kawasan Asia mengalami ekspansi yang kuat. IMF memaparkan, China dan India akan berada di depan dengan tingkat pertumbuhan pada tahun 2010 masing-masing diproyeksikan 10,5% dan 9,7%. "Sedangkan di Indonesia diperkirakan tumbuh 6%. Di Jepang pertumbuhan saat ini diproyeksikan 2,8%. Pada tahun 2011, pertumbuhan kawasan diperkirakan menjadi moderat dan lebih berkelanjutan sebesar 6,8%," ungkap Anoop. HasilanalisisIMF menyebutkanpertumbuhanekonomiyangkuat akanmembawa berbagai tantangan kebijakan baru. Antara lain, tekanan inflasi yang akan terus meningkat, sementara harga- harga dipasar properti mengalami pertumbuan dengan tingkat dua digit. Serta arus modal masuk dapat menambah tekanan lanjutan terhadap harga-harga dalam negeri. Namun, Anoop mengapresiasikan langkah-langkah para pembuat kebijakan kawasanAsia dalam mengendalikanrisikoinflasidanmembatasi meningkatnya kerentanan pada sektor finansial. Selain itu, IMF menyarankan perlunya pengetatan kebijakan moneterlebih lanjut di negara Asia. Termasuk melalui apresiasi nilai tukar yang lebih besar. Langkah lebih cepat untuk menarik stimulus fiskal yang diterapkan selama krisis juga akan membantu menjaga terhadap berbagai risiko. Kemudian, IMF juga mengakui untuk mengelola arus modal yang masuk ke kawasan Asia merupakan sebuah tantangan yang sulit. Arus modalyang masukmenawarkanbanyak kesempatan tetapi juga membawaberbagairisikopotensialterhadapstabilitaskeuangan. Langkah-langkahkebijakanmakroyangberhati-hatitelahdiambil dengan sepatutnya di negara kawasan ini untuk meminimalkan risiko, tetapi masih perlu dilakukan banyak tindakan. Anoop menambahkan, apresiasi nilai tukar merupakan bagian penting dari proses keseimbangan kembali. Sumber: detikfinance.com TINJAUAN BERITA EKONOMI & KEUANGAN DOMESTIK TKI Sumbang Devisa US$ 3,3 Miliar Bank Indonesia (BI) mencatat pasar TKI telah menyumbang 4,4% cadangandevisaRIatau sebesarUS$ 3,3 miliarsampai dengan semester I-2010. Setiap tahun, bank sentral menilai pasar TKI memiliki potensi sangat besar bagi perekonomian Indonesia dalam memperoleh cadangan devisa. "Tidak dapat dipungkiri, pasar tenaga kerja internasional memiliki potensi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia untuk memperoleh cadangan devisa. Persaingan untuk menembus pasar tenaga kerja juga semakin kompetitif dimana Indonesia harus bersaing dengan negara lain yang banyak mengirim tenaga kerja ke luar negeri," ujar Kepala Biro Humas Bank Indonesia (Difi A. Johansyah) . Difi menuturkan,pasartenagakerjaIndonesiaselain memiliki potensi yang cukup besar namun juga masih menyisakan berbagai tantangan. Berdasarkan data BI dan BNP2TKI, jumlahremittance (uang yang dikirim TKI ke tanah air) setiap tahunnya meningkat. "Namun cenderung agak stagnan dari tahun 2008 yang bisa jadi disebabkan oleh krisis global kemarin maupun sebab lain," jelas Difi. Jumlah remittance pada 2005 tercatat sebesar US$ 5,3 miliar, 2006 US$ 5,6 miliar, 2007 US$ 6 miliar, 2008 US$ 6,6 miliar, 2009 US$ 6 miliar,dansampaisemesterI-2010 sudah mencapai US$ 3,3 miliar. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan domestik bruto (GDP), pada 2005 tercatat sebesar 1,8 %, 20061,5 %, 20071,4 %, 20081,3 %, 20091,2 %, dan sampai pada semester I-2010 sebesar 1 %. Sedangkan remittance terhadap cadangan devisa terlihat pada tahun 2005 sebesar 15,3 %, 2006 13,1 %, 2007 10,5 %, 2008 12,8 %, 2009 10 %, dan paruh pertama tahun ini mencapai 4,4 %. Difi menambahkan, walaupun meningkat Indonesia tidak boleh berpuas diri karena masih banyak potensi yang bisa diraih. Sebagai gambarannya, Filipina, yang merupakan negara pengirim tenaga kerja utama di Asia dan negara berkembang,menghasilkan remittance yang peningkatannya sangat meningkat dari US$ 10,7 miliar pada tahun 2005 menjadi US$ 17,4 miliar dalam tahun 2009, sehingga remittance dari pengiriman tenaga kerja merupakan komponen utama penyumbang devisa bagi Filipina. Sumber: detikfinance.com Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 27
  • 30. LIPUTAN DIALOG EKONOMI INTERAKTIF “ECONOMISTS TALK” Edisi Kelima | September 2010 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam & Relevansinya Terhadap Masalah Perekonomian Indonesia Bersama: Adiwarman Azwar Karim Pengamat Ekonomi Syariah Ekonomi berdasarkan prinsip Islam berkembang di Indonesia sejak tahun 1992 ketika Bank Muamalat mulai dikenal.Sistem ekonomiislam initerusberkembangdengan semakinbanyaknya BPRS, pegadaian syariah, pasar modal syariah, dan sebagainya. Lalu bagaimana sejarah perkembangan ekonomi islam dipaparkan secara singkat oleh pakar ekonomi islam Adiwarman Azwar Karim dalam diskusiekonomi dengan tema “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dan Relevansinya Terhadap Masalah Perekonomian Indonesia” Sejumlah teori ekonomi yang selama ini dikenal, seperti invisiblehand dan teori pareto optimum, telah dikemukakan sebelumnya di jaman Nabi Muhammad SAW sebelum kemudian mulai diperkenalkan oleh sejumlah ekonom seperti Adam Smith. Sejumlah buku Islam dipelajari oleh sejumlah ekonom yang kemudian mendasari pemikiran mereka mengenai sejumlah konsep ekonomi yang bahkan diterapkan hingga sekarang. Ketika pada jaman Rasul terjadi kenaikan harga gandum yang cukup tinggi dan masyarakat meminta ditetapkannya harga pasar, Rasul hanya menjawab “let Allah fix the price” yang kemudian ditafsirkanolehAdam Smith sebagai invisible hand. Biarkan pasar bergerak dengan kekuatan-kekuatan yang ada di pasar. Biarkan mekanisme pasar bergerak dengan bebas yang kemudian dikenal dengan laissez-faire atau sistem ekonomiliberal.Sistem inimembiarkanpasardilepassecara bebas, maka yang kuat (memiliki modal besar) akan menguasaiyang lemah. Dengan demikian, sistem ekonomi liberal ini kemudian berkembang menjadi sistem ekonomi kapitalis. Economists Talk merupakan forum diskusi internal bulanan yang diselenggarakan oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Makro Ekonomi dan Keuangan. Forum ini mengundang para ekonom nasional untuk mengulas berbagai isu ekonomi dan keuangan yang hangat dibicarakan di tengah masyarakat. Dialog dilakukan secara santai dan interaktif untuk menambah wawasan ekonomi dan keuangan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Materi paparan pembicara dapat diperoleh pada Kedeputian Bidang Koordinasi Ekonomi Makro & Keuangan (Asdep Urusan Kebijakan Makro) Karl Marx kemudian melakukan sanggahan bahwa modal bukanlah satu-satunya faktor produksi yang penting. Muncul pemikiran baru bahwa tenaga kerja juga merupakan faktor produksi.yang pentingkarenatenaga kerja adalah bagian besar dalam masyarakat sehingga muncul sistem ekonomi sosialis. Sejumlah konsep ekonomi yang diperkenalkan dalam ekonomi Islam diantaranya: 1. Dalam perdagangan internasional juga diperkenalkan pengenaan tarif dengan dasar retaliation. Bila barang dari negara A dikenakan tarif 10% di negara B, maka negara A jugaakan menerapkanbesarantarifyang sama atas barang yang berasal dari negara B. 2. Terkait dengan APBN, pengeluaran terbesar APBN pada jaman Rasul adalah untuk keperluan infrastruktur. Ini menunjukkanpentingnyainfrastrukturdalam perekonomian. Ketika perputaran uang semakin cepat, maka untuk mencegah terjadinya inflasi, transaksi ekonomi harus ditingkatkan. Infrastruktur harus ditingkatkan untuk mendorong perekonomian. 3. Defisit anggaranbukanlahhalyangdiharamkannamuntidak disukai oleh Rasul. Defisit anggaran ini boleh dilakukan denganalasantertentu yang memang diperlukan dan harus segera diselesaikan pembayaran pembiayaan defisit tersebut. 4. Dalam hal subsidi, Islam juga tidak menghendaki suatu negara memanjakan rakyatnya sehingga insentif dan motivasi rakyat untuk berusaha menjadi hilang. 5. Pertukaranmatauangdenganmatauanglain diperbolehkan padaspot transaction. Karena yang terpenting adalah harga sudah disepakati pada waktu yang sama. Sedangkan forward transaction tidakdiperbolehkankarenamemberikan kesempatan terjadinya riba dan salah satu pihak diuntungkan. Tinjauan Ekonomi dan Keuangan | September 2010 28
  • 31.
  • 32. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kedeputian Bidang KoordinasiEkonomiMakro dan Keuangan Gedung Sjafruddin Prawiranegara (d.h.Ged.PAIK II) Lantai 4 Jalan Lapangan Banteng TimurNo. 2-4 Jakarta, 10710 Telepon.021-3521843,Fax.021-3521836 www.ekon.go.id