SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
MATRIKS

A. Pengertian Matriks
1.

Pengertian Matriks dan Ordo Matriks

Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu

sekolah

Tabel Jumlah Siswa
Kelas

Laki-laki

Wanita

Ι

240

180

ΙΙ

220

210

ΙΙΙ

205

205

Dari tabel di atas, bila diambil angka-angkanya saja dan ditulis dalam
240 180 
tanda kurung buka dan kurung tutup , bentuknya menjadi 220 210 .


205 205


Bentuk sederhana inilah yang kita sebut sebagai matriks.
Pengertian Matriks: Susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut
baris dan kolom sehingga berbentuk persegipanjang. (Tumisah, 2002:hal
150)
Matriks dinotasikan dengan huruf kapital A, B, K, dan sebagainya.
Banyaknya baris dan banyaknya kolom suatu matriks menentukan
ukuran dari matriks tersebut. yang disebut ordo matriks
 a11 a12 a13
a
 21 a22 a23
Secara umum, matriks A mxn =  a31 a32 a33

...
...
 ...
am1 am2 am3


... a1n 
... a2n 

... a3n 

... ... 
... amn 

1
Perhatikan bahwa elemen matriks A tersebut berindeks rangkap, misalnya
a23 menyatakan elemen matriks A pada baris ke-2 dan kolom ke-3,
sedangkan matriks A berordo m X n dan ditulis A mxn
2.

Jenis-jenis Matriks

Berdasarkan ordonya terdapat jenis matriks, sbb :
a. Matrik bujursangkar/persegi yaitu matriks berordo n x n atau banyaknya
baris sama dengan banyaknya kolom disebut juga sebagai matriks persegi
berordo n.
1 3 
Contoh: B 2 x 2 = 
 , maka 1 dan 12 dikatakan berada pada diagonal
6 12
utama B.
b. Matriks baris yaitu matriks berordo 1 x n atau hanya memiliki satu baris.
Contoh: C 1x3 = [1 3 5]
c. Matriks kolom yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom
8 
Contoh: E 2 x1 =  
 4
d. Matriks tegak yaitu matriks berordo m x n dengan m>n
6 8 
Contoh: A =  4 1  , A berordo 3 X 2 sehingga matriks A tampak tegak


7 3 


e. Matriks datar yaitu matriks berordo m x n dengan m<n
2 3 5 
Contoh: F = 
 , F berordo 2 X 3 sehingga matriks F tampak datar
 4 6 10 

2
Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya terdapat jenis matriks, sbb :
a. Matriks nol yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol
dan dinotasikan sebagai O.
0 0
Contoh: O 1x3 = [0 0 0] , O 2 x 2 = 

0 0
b. Matriks diagonal yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan
dibawah diagonalnya adalah nol dan dinotasikan sebagai D.
 1 0 0
Contoh: D 3 x3 = 0 2 0


0 0 3


c. Matriks skalar yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada
diagonalnya sama.
5
0
Contoh: D 4 x 4 = 
0

0

0 0 0
5 0 0

0 5 0

0 0 5

d. Matriks simetri yaitu matriks persegi, yang setiap elemennya, selain
elemen diagonal, adalah simetri terhadap diagonal utama.
3 1
Contoh: F2 x 2 = 

 1 4
e. Matriks simetri miring yaitu matriks simetri yang elemen-elemennya,
selain elemen diagonal, saling berlawanan.
 0 5 − 7
Contoh: G 3 x3 = − 5 0 − 2


7 2 0



3
f. Matriks Identitas/satuan yaitu matriks diagonal yang semua elemen
pada diagonal utamanya adalah 1 dan dinotasikan sebagai I.
 1 0
Contoh: I 2 x 2 = 

0 1
g. Matriks segitiga atas yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di
bawah diagonal utamanya adalah nol.
1 3 5
Contoh: G 3 x3 = 0 2 4


0 0 6


h. Matriks segitiga bawah yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di
atas diagonal utamanya adalah nol.
 1 0 0
Contoh: H 3 x3 = 6 2 0 


4 9 6


i. Matriks transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan
elemen-elemen baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya.
Transpose matriks A dilambangkan dengan A

T

6 8 
6 4 7 
Contoh: A 3 x 2 =  4 1  , maka A T = 
 , perhatikan bahwa ordo


8 1 3 
7 3 


dari A T adalah 2 X 3.
3. Kesamaan Matriks
Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama bila dan hanya bila
mempunyai ordo sama dan elemen-elemen yang seletak juga sama.
4
2 3 4 
2 3 4 
Contoh: A 2 x3 = 
 , B 2 x3 =  4 6 8  maka A = B
4 6 8 


Perhatikan bahwa C 2 x3 =

2 8 4 
4 6 3 



dan C 2 x3 ≠ A 2 x3

karena ada

elemennya yang seletak dan nilainya tidak sama. Perhatikan juga bahwa
2 4 
D =  3 6  dan D ≠ A karena ordo kedua matriks tersebut tidak sama.


4 8 


B. Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya
1.

Penjumlahan dan Pengurangan Dua Matriks
Untuk menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan pada

matriks, perhatikan tabel peminjam buku dibedakan atas jenis program
keahlian siswa berikut :.
Tabel Siswa program keahlian Akuntansi
Jenis Buku

Peminjam
Laki-laki

Wanita

Fiksi

47

65

Non Fiksi

42

36

(Tabel 1)
Tabel Siswa program keahlian Perkantoran
Jenis Buku

Peminjam
Laki-laki

Wanita

Fiksi

21

27

Non Fiksi

53

25

(Tabel 2)
5
Pertanyaan: Berapakah jumlah siswa laki-laki yang meminjam buku
kategori fiksi dan jumlah siswa wanita yang meminjam buku kategori non
fiksi dari kedua program keahlian tersebut ?
Jawab: Dengan mudah kita bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan
melihat isi tabel yang bersesuaian dan menjumlahkannya. Hasil
penjumlahan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel Siswa program keahlian Akuntansi dan Perkantoran
Jenis Buku

Peminjam
Laki-laki

Wanita

Fiksi

47+21=68

65+27=92

Non Fiksi

42+53=95

36+25=61

(Tabel 3)
Jadi jumlah siswa laki-laki yang meminjam buku jenis fiksi dari kedua
program keahlian itu sebanyak 68 orang dan jumlah siswi yang meminjam
buku jenis non fiksi dari kedua program keahlian itu sebanyak 61 orang.
Pengertian penjumlahan matriks : Jika A + B = C, maka elemen-elemen
C diperoleh dari penjumlahan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu
c ij = a ij + b ij untuk elemen C pada baris ke-i dan kolom ke-j. Akibatnya,
matriks A dan B dapat dijumlahkan apabila kedua matriks memiliki ordo
yang sama.
 1 2 5 6
5 6
 1 2
Contoh: A = 
 , B = 7 8 maka A + B = 3 4 + 7 8



 
3 4

6 8
= 
 =C
10 12
6
Sifat-sifat penjumlahan matriks :
1. A+B = B+A

(hukum komutatif untuk penjumlahan)

2. A+(B+C) = (A+B)+C

(hukum asosiatif untuk penjumlahan)

3. A+O = O+A = A
T
T
T
4. (A+B) = A + B

5. Ada matriks B sedemikian sehingga A + B = B + A = 0 yaitu B = - A
Untuk menjelaskan operasi pengurangan matriks, perhatikan soal
berikut :
Udin seorang pekerja bangunan, ia dan teman-temannya sedang
membangun sebuah rumah tinggal. Pada pengecatan pertama, rumah itu
menghabiskan beberapa kaleng cat tembok dan cat kayu yang disajikan
pada tabel berikut ini:
Tabel Pengecatan ke-1
Cat tembok

Jenis Cat

Cat kayu

Jenis Warna
Warna putih

6

3

Warna biru

4

3

Pak mandor memperkirakan untuk mengecat rumah itu sampai selesai
memerlukan sejumlah cat kayu dan cat tembok yang dituliskannya pada
tabel berikut ini: (tiap kalengnya dalam satuan yang sama dengan tabel di
atas)

7
Tabel Pak Mandor
Cat tembok

Jenis Cat

Cat kayu

Jenis Warna
Warna putih

21

8

Warna biru

11

6

Pak mandor menyuruh Udin ke toko untuk membeli lagi cat tembok dan
cat kayu agar pada pengecatan kedua rumah itu dapat diselesaikan.
Berapa kaleng cat tembok dan cat kayu yang harus dibeli Udin untuk
masing-masing warna tersebut?
Jawab:
Untuk mengetahui kekurangan cat tembok dan cat kayu masing-masing
warnanya, dapat dihitung dengan jalan: tabel pak mandor dikurangi
dengan tabel pengecatan pertama yaitu dengan mengurangi tiap jenis cat
dan warna yang bersesuaian letaknya.
tabel cat yang harus dibeli Udin
Jenis Cat

Cat tembok

Cat kayu

Jenis Warna
Warna putih

21-6=15

8-3=5

Warna biru

11-4=7

6-3=3

Pengertian pengurangan matriks : Jika A−B = C, maka elemen-elemen
C diperoleh dari pengurangan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu
c ij = a ij −b ij atau pengurangan dua matriks ini dapat dipandang sebagai
penjumlahan, yaitu A + (-B)
8
5 4 
Contoh: A =  6 9  , B =


7 0 



3 6 
5 4 


1 2



5 4  3 6 
 2 − 2
 6 9  −  5 4  = 1 5 
A−B = 
 



7 0  1 2 
 6 − 2
 




5 4 
− 3 − 6 2 − 2
 6 9  + − 5 − 4 =  1 5 
atau A−B = A+(-B) = 

 


7 0 
 − 1 − 2 6 − 2


 


2. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real ( Skalar )
Matriks A dikalikan dengan suatu bilangan real k maka kA diperoleh
dari hasilkali setiap elemen A dengan k.
3 8
Contoh: P = 
 maka 4P= 4
5 1

3 8
12 32
5 1 = 20 4 





Jika a dan b bilangan real dan B, C dua matriks dengan ordo
sedemikian hingga dapat dilakukan operasi hitung berikut, maka berlaku
sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar :
1)

a(B+C)=aB+aC

2)

a(B−C) = aB−aC

3)

(a+b)C = aC+bC

4)

(a-b)C = aC−bC

5)

(ab)C = a(bC)

6)

T
T
(aB) = aB

9
3. Perkalian Dua Matriks
Dua matriks AB dapat dikalikan bila dan hanya bila jumlah kolom
matriks A sama dengan jumlah baris matriks B. Jadi A mxn B nxp bisa
didefinisikan, tapi B nxp A mxn tidak dapat didefinisikan.
A

B

AB

mxn

nxp

mxp

=

Perhatikan bahwa hasil kali matriks AB berordo mxp
Elemen-elemen dari AB diperoleh dari hasil kali setiap baris pada
matriks A dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian dijumlahkan
menjadi satu elemen.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh- contoh perkalian
matriks dengan matriks.
Contoh perkalian matriks 1xp dengan matriks px1 :
4
B = [6 8 7] dan C = 7  , B 1x3 C 3 x1 = [(6 x 4) + (8 x7) + (7 x 2)] = [94]
 
2
 
Contoh perkalian matriks px1 dengan matriks 1xp:
 2x 6 2 x8 2 x7 
2
12 16 14 
5 x 6 5 x8 5 x7  = 30 40 35 
5  dan B= [6 8 7] , A
A=  
3 x1 B 1x3 = 



 4 x 6 4 x8 4 x7
4
24 32 28


 


Hasilkalinya merupakan suatu matriks berordo 3X3.

10
Contoh perkalian matriks mxn dengan matriks nxp:
 1 2
A= 
, B =
3 4

 1 0 1
0 2 0



 1 2  1 0 1
A 2x 2 B 2x3 = 


3 4 0 2 0
 (1x1) + (2x0) (1x0) + (2x 2) (1x1) + (2x0)   1 4 1
AB = 
 = 

(3 x1) + ( 4 x0) (3 x0) + ( 4 x 2) (3 x1) + ( 4 x0) 3 8 3
Perhatikan hal-hal berikut ini :
1)

Pada umumnya AB ≠ BA ( tidak komutatif )

2)

Apabila A suatu matriks persegi maka : A 2 = A.A ; A3 = A2 .A :
A4 = A3 . A dan seterusnya

3)

Apabila AB = Bc maka tidak dapat disimpulkan bahwa B = C ( tidak
berlaku sifat penghapusan )

4)

Apabila AB = 0 maka tidak dapat disimpulkan bahwa A=0 atau B =0
Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks :

1)

A(BC) = (AB)C

2)

A(B+C) = AB + AC

3)

(B+C)A = BA + CA

4)

A(B−C) = AB−AC

5)

(B−C)A = BA−CA

6)

a(BC) = (aB)C = B(aC)

7)

AI = IA = A
11
C. Determinan Matriks
Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang
disebut determinan.
Pengertian Determinan matriks adalah jumlah semua hasil perkalian
elementer yang bertanda dari A dan dinyatakan dengan det(A).
(Howard Anton, 1991 : hal 67)
Yang diartikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari
suatu matriks A adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu
kolom dengan +1 atau -1. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan cara
mencari determinan matriks berordo 2x2 dan matriks berordo 3x3.
1. Determinan matriks berordo 2 X 2
a
a b
Jika matriks A = 
 maka det (A) = A = c
c d

b
= ad−bc
d

a b
Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari 

c d
8 4
8 4
Contoh: P = 
 , maka det(P) = P = 3 4 = (8x4)-(4x3) = 20
3 4
2. Determinan matriks berordo 3 X 3
Untuk mencari determinan matriks berordo 3 X 3 dapat digunakan
dua metode, sebagai berikut :
a. Metode Sarrus
p q r 
Jika matriks B =  s t u


v w x 


12
p

q

r

maka det(B) = B = s t u = ptx + quv +rsw – rtv – qsx-puw
v w x
Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari
p q r  p q
 s t u s t


v w x  v w


Perlu diperhatikan bahwa cara demikian tidak berlaku bila matriks
berordo 4x4 dan yang lebih tinggi lagi.
2 4 6 
Contoh: Q =  1 3 5 , maka det(Q) = Q adalah


7 8 9


2 4 6
2 4 6  2 4
1 3 5 = 1 3 5 1 3


7 8 9 7 8
7 8 9



= (2x3x9)+(4x5x7)+(6x1x8)-(6x3x7)-

(2x5x8)-(4x1x9) = 242-242 = 0
b. Metode Kofaktor
Terlebih dahulu siswa dijelaskan tentang sub matriks atau minor
dari suatu matriks. Minor suatu matriks A dilambangkan dengan M ij
adalah matriks bagian dari A yang diperoleh dengan cara menghilangkan
elemen-elemennya pada baris ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j.
2 4 6 
2 4 6 
 1 3 5 , maka M =  1 3 5 = 3 5
Contoh: Q = 
11

 8 9


7 8 9
7 8 9 





13
2 4 6 
M 12 =  1 3 5 =


7 8 9



2 4 6 
 1 5
  1 3

7 9 , M 13 =  1 3 5 = 7 8



7 8 9 



M 11 , M 12 dan M 13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari
matriks Q.
Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A
i+ j
Mij = (-1) i+ j det (M ij )
dilambangkan dengan K ij = (-1)

Untuk mencari det(A) dengan metode kofaktor cukup mengambil satu
ekspansi saja misal ekspansi baris ke-1
2 4 6 
Contoh: Q =  1 3 5 , untuk mendapatkan det(Q) dengan metode


7 8 9


kofaktor adalah mencari terlebih dahulu determinan-determinan minornya
yang diperoleh dari ekspansi baris ke-1 diatas, yaitu det(M 11 )=-13 ,
det(M 12 )=-26 dan det(M 13 ) =-13, maka :
Q = q 11 .k 11 +q 12 .k 12 + q 13 .k 13
= q 11 .(-1) 1+1 det(M 11 )+q 12 (-1) 1+ 2 det(M 12 )+q 13 (-1) 1+ 3 det(M 13 )
= 2.13−4.26 + 6.13 = 0
3.

Adjoin Matriks
Adjoin matriks A adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks

tersebut, dilambangkan dengan adj A = (k ij )

t

14
2 4 6 
Contoh: Q =  1 3 5 telah diketahui dari hitungan sebelumnya bahwa


7 8 9


k 11 =13, k 12 =−26 dan k 13 =13 sekarang kita hanya mencari kofaktor dari
ekspansi baris ke-2 dan ekspansi baris ke-3, yaitu :
k 21 =(-1)

2+1 4

k 31=(-1) 3+1

6
2 6
2 4
=−12, k 22 =(-1) 2+ 2
=24, k 23 =(-1) 2+ 3
=−12
8 9
7 9
7 8

4 6
2 6
2 4
=2, k 32 =(-1) 3+ 2
=−4, k 33 =(-1) 3+ 3
=2
3 5
1 5
1 3

 k11 k 21 k 31   13 − 12 2 
Adj A = k12 k 22 k 32  = − 26 24 − 4

 

k13 k 23 k 33   13 − 12 2 

 


D. Invers Matriks
Matrks-matriks persegi A dan B sedemikian hingga AB = BA = I maka A
disebut insvers B ditulis B-1 dan sebaliknya B adalah invers A ditulis A-1
sehingga berlaku AA −1 = A −1 A = I, dimana I matriks identitas.
Invers matriks A dirumuskan A −1 =
1.

1
.Adj(A)
det(A)

Invers matriks berordo 2x2

a b
1
−1
Jika A = 
 , maka A = det( A )
c d

 d − b
− c a 



5 3
−1
Contoh: A= 
 , tentukan A !
3 2
Jawab: det(A) = (5x2) − (3x3) = 1
15

More Related Content

What's hot

Matriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_smaMatriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_smaendah kurnia
 
Pertemuan matriks 1
Pertemuan matriks 1Pertemuan matriks 1
Pertemuan matriks 1khoir saadah
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksReski Aprilia
 
File pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriksFile pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriksTri Nopi Yanti TP
 
Aljabar matriks
Aljabar matriksAljabar matriks
Aljabar matriksMarhanlita
 
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks TransposeJenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transposekrisna dharmawan
 
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPA
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPAMATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPA
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPAamrinarosada7x
 
Pengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksPengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksSMKN 9 Bandung
 
Materi ajar matriks pdf
Materi ajar matriks pdfMateri ajar matriks pdf
Materi ajar matriks pdfLalu Irpahlan
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funenggar dywari
 
Matematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: MatriksMatematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: MatriksDadang Hamzah
 
matriks dan jenis-jenis matriks
matriks dan jenis-jenis matriksmatriks dan jenis-jenis matriks
matriks dan jenis-jenis matrikszulfatul karomah
 

What's hot (20)

Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Ppt matriks
Ppt matriksPpt matriks
Ppt matriks
 
MATRIKS
MATRIKSMATRIKS
MATRIKS
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
Matriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_smaMatriks xii ipa_sma
Matriks xii ipa_sma
 
Materi Matriks
Materi MatriksMateri Matriks
Materi Matriks
 
Pertemuan matriks 1
Pertemuan matriks 1Pertemuan matriks 1
Pertemuan matriks 1
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
File pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriksFile pendukung powerpoint matriks
File pendukung powerpoint matriks
 
Aljabar matriks
Aljabar matriksAljabar matriks
Aljabar matriks
 
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks TransposeJenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
Jenis - Jenis Matriks dan Matriks Transpose
 
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPA
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPAMATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPA
MATRIKS - MATEMATIKA KELAS 12 IPA
 
Pengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriksPengertian dan jenis matriks
Pengertian dan jenis matriks
 
Materi ajar matriks pdf
Materi ajar matriks pdfMateri ajar matriks pdf
Materi ajar matriks pdf
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
 
Matematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: MatriksMatematika Teknik 1: Matriks
Matematika Teknik 1: Matriks
 
Matriks powerpoint
Matriks powerpointMatriks powerpoint
Matriks powerpoint
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
10 notasi matriks
10 notasi matriks10 notasi matriks
10 notasi matriks
 
matriks dan jenis-jenis matriks
matriks dan jenis-jenis matriksmatriks dan jenis-jenis matriks
matriks dan jenis-jenis matriks
 

Similar to MATRIKS DAN OPERASINYA

PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxFirdaAulia31
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IMukhrizal Effendi
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3pitrahdewi
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3arman11111
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfLusiIrawati1
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfLusiIrawati1
 
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsxmatriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsxfachruddin07003
 
-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt
-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt
-xii-persamaan-matriks-IPS.pptZakiaYasyfin1
 
Matriks 2
Matriks 2Matriks 2
Matriks 2bags07
 
Materi 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinyaMateri 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinyaamrinarizta
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.pptmulinda3
 

Similar to MATRIKS DAN OPERASINYA (20)

PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
 
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdfBahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
Bahan Ajar Inovasi Matriks Lusi Irawati, S.Pd.pdf
 
Matriks untuk mhs.pptx
Matriks untuk mhs.pptxMatriks untuk mhs.pptx
Matriks untuk mhs.pptx
 
Buku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi MatriksBuku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi Matriks
 
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsxmatriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
matriks-dan-sistem-persamaan-linier-0812-ppsx.ppsx
 
-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt
-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt
-xii-persamaan-matriks-IPS.ppt
 
Matriks 2
Matriks 2Matriks 2
Matriks 2
 
Materi 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinyaMateri 1. matriks dan operasinya
Materi 1. matriks dan operasinya
 
MATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptxMATRIKS NEW.pptx
MATRIKS NEW.pptx
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

MATRIKS DAN OPERASINYA

  • 1. MATRIKS A. Pengertian Matriks 1. Pengertian Matriks dan Ordo Matriks Perhatikan tabel yang memuat data jumlah siswa di suatu sekolah Tabel Jumlah Siswa Kelas Laki-laki Wanita Ι 240 180 ΙΙ 220 210 ΙΙΙ 205 205 Dari tabel di atas, bila diambil angka-angkanya saja dan ditulis dalam 240 180  tanda kurung buka dan kurung tutup , bentuknya menjadi 220 210 .   205 205   Bentuk sederhana inilah yang kita sebut sebagai matriks. Pengertian Matriks: Susunan bilangan (elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk persegipanjang. (Tumisah, 2002:hal 150) Matriks dinotasikan dengan huruf kapital A, B, K, dan sebagainya. Banyaknya baris dan banyaknya kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut. yang disebut ordo matriks  a11 a12 a13 a  21 a22 a23 Secara umum, matriks A mxn =  a31 a32 a33  ... ...  ... am1 am2 am3  ... a1n  ... a2n   ... a3n   ... ...  ... amn   1
  • 2. Perhatikan bahwa elemen matriks A tersebut berindeks rangkap, misalnya a23 menyatakan elemen matriks A pada baris ke-2 dan kolom ke-3, sedangkan matriks A berordo m X n dan ditulis A mxn 2. Jenis-jenis Matriks Berdasarkan ordonya terdapat jenis matriks, sbb : a. Matrik bujursangkar/persegi yaitu matriks berordo n x n atau banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom disebut juga sebagai matriks persegi berordo n. 1 3  Contoh: B 2 x 2 =   , maka 1 dan 12 dikatakan berada pada diagonal 6 12 utama B. b. Matriks baris yaitu matriks berordo 1 x n atau hanya memiliki satu baris. Contoh: C 1x3 = [1 3 5] c. Matriks kolom yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom 8  Contoh: E 2 x1 =    4 d. Matriks tegak yaitu matriks berordo m x n dengan m>n 6 8  Contoh: A =  4 1  , A berordo 3 X 2 sehingga matriks A tampak tegak   7 3    e. Matriks datar yaitu matriks berordo m x n dengan m<n 2 3 5  Contoh: F =   , F berordo 2 X 3 sehingga matriks F tampak datar  4 6 10  2
  • 3. Berdasarkan elemen-elemen penyusunnya terdapat jenis matriks, sbb : a. Matriks nol yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol dan dinotasikan sebagai O. 0 0 Contoh: O 1x3 = [0 0 0] , O 2 x 2 =   0 0 b. Matriks diagonal yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan dibawah diagonalnya adalah nol dan dinotasikan sebagai D.  1 0 0 Contoh: D 3 x3 = 0 2 0   0 0 3   c. Matriks skalar yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama. 5 0 Contoh: D 4 x 4 =  0  0 0 0 0 5 0 0  0 5 0  0 0 5 d. Matriks simetri yaitu matriks persegi, yang setiap elemennya, selain elemen diagonal, adalah simetri terhadap diagonal utama. 3 1 Contoh: F2 x 2 =    1 4 e. Matriks simetri miring yaitu matriks simetri yang elemen-elemennya, selain elemen diagonal, saling berlawanan.  0 5 − 7 Contoh: G 3 x3 = − 5 0 − 2   7 2 0   3
  • 4. f. Matriks Identitas/satuan yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya adalah 1 dan dinotasikan sebagai I.  1 0 Contoh: I 2 x 2 =   0 1 g. Matriks segitiga atas yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya adalah nol. 1 3 5 Contoh: G 3 x3 = 0 2 4   0 0 6   h. Matriks segitiga bawah yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.  1 0 0 Contoh: H 3 x3 = 6 2 0    4 9 6   i. Matriks transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya. Transpose matriks A dilambangkan dengan A T 6 8  6 4 7  Contoh: A 3 x 2 =  4 1  , maka A T =   , perhatikan bahwa ordo   8 1 3  7 3    dari A T adalah 2 X 3. 3. Kesamaan Matriks Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama bila dan hanya bila mempunyai ordo sama dan elemen-elemen yang seletak juga sama. 4
  • 5. 2 3 4  2 3 4  Contoh: A 2 x3 =   , B 2 x3 =  4 6 8  maka A = B 4 6 8    Perhatikan bahwa C 2 x3 = 2 8 4  4 6 3    dan C 2 x3 ≠ A 2 x3 karena ada elemennya yang seletak dan nilainya tidak sama. Perhatikan juga bahwa 2 4  D =  3 6  dan D ≠ A karena ordo kedua matriks tersebut tidak sama.   4 8    B. Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya 1. Penjumlahan dan Pengurangan Dua Matriks Untuk menjelaskan operasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks, perhatikan tabel peminjam buku dibedakan atas jenis program keahlian siswa berikut :. Tabel Siswa program keahlian Akuntansi Jenis Buku Peminjam Laki-laki Wanita Fiksi 47 65 Non Fiksi 42 36 (Tabel 1) Tabel Siswa program keahlian Perkantoran Jenis Buku Peminjam Laki-laki Wanita Fiksi 21 27 Non Fiksi 53 25 (Tabel 2) 5
  • 6. Pertanyaan: Berapakah jumlah siswa laki-laki yang meminjam buku kategori fiksi dan jumlah siswa wanita yang meminjam buku kategori non fiksi dari kedua program keahlian tersebut ? Jawab: Dengan mudah kita bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan melihat isi tabel yang bersesuaian dan menjumlahkannya. Hasil penjumlahan disajikan dalam tabel berikut : Tabel Siswa program keahlian Akuntansi dan Perkantoran Jenis Buku Peminjam Laki-laki Wanita Fiksi 47+21=68 65+27=92 Non Fiksi 42+53=95 36+25=61 (Tabel 3) Jadi jumlah siswa laki-laki yang meminjam buku jenis fiksi dari kedua program keahlian itu sebanyak 68 orang dan jumlah siswi yang meminjam buku jenis non fiksi dari kedua program keahlian itu sebanyak 61 orang. Pengertian penjumlahan matriks : Jika A + B = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari penjumlahan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu c ij = a ij + b ij untuk elemen C pada baris ke-i dan kolom ke-j. Akibatnya, matriks A dan B dapat dijumlahkan apabila kedua matriks memiliki ordo yang sama.  1 2 5 6 5 6  1 2 Contoh: A =   , B = 7 8 maka A + B = 3 4 + 7 8      3 4  6 8 =   =C 10 12 6
  • 7. Sifat-sifat penjumlahan matriks : 1. A+B = B+A (hukum komutatif untuk penjumlahan) 2. A+(B+C) = (A+B)+C (hukum asosiatif untuk penjumlahan) 3. A+O = O+A = A T T T 4. (A+B) = A + B 5. Ada matriks B sedemikian sehingga A + B = B + A = 0 yaitu B = - A Untuk menjelaskan operasi pengurangan matriks, perhatikan soal berikut : Udin seorang pekerja bangunan, ia dan teman-temannya sedang membangun sebuah rumah tinggal. Pada pengecatan pertama, rumah itu menghabiskan beberapa kaleng cat tembok dan cat kayu yang disajikan pada tabel berikut ini: Tabel Pengecatan ke-1 Cat tembok Jenis Cat Cat kayu Jenis Warna Warna putih 6 3 Warna biru 4 3 Pak mandor memperkirakan untuk mengecat rumah itu sampai selesai memerlukan sejumlah cat kayu dan cat tembok yang dituliskannya pada tabel berikut ini: (tiap kalengnya dalam satuan yang sama dengan tabel di atas) 7
  • 8. Tabel Pak Mandor Cat tembok Jenis Cat Cat kayu Jenis Warna Warna putih 21 8 Warna biru 11 6 Pak mandor menyuruh Udin ke toko untuk membeli lagi cat tembok dan cat kayu agar pada pengecatan kedua rumah itu dapat diselesaikan. Berapa kaleng cat tembok dan cat kayu yang harus dibeli Udin untuk masing-masing warna tersebut? Jawab: Untuk mengetahui kekurangan cat tembok dan cat kayu masing-masing warnanya, dapat dihitung dengan jalan: tabel pak mandor dikurangi dengan tabel pengecatan pertama yaitu dengan mengurangi tiap jenis cat dan warna yang bersesuaian letaknya. tabel cat yang harus dibeli Udin Jenis Cat Cat tembok Cat kayu Jenis Warna Warna putih 21-6=15 8-3=5 Warna biru 11-4=7 6-3=3 Pengertian pengurangan matriks : Jika A−B = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari pengurangan elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu c ij = a ij −b ij atau pengurangan dua matriks ini dapat dipandang sebagai penjumlahan, yaitu A + (-B) 8
  • 9. 5 4  Contoh: A =  6 9  , B =   7 0    3 6  5 4    1 2   5 4  3 6   2 − 2  6 9  −  5 4  = 1 5  A−B =       7 0  1 2   6 − 2       5 4  − 3 − 6 2 − 2  6 9  + − 5 − 4 =  1 5  atau A−B = A+(-B) =       7 0   − 1 − 2 6 − 2       2. Perkalian Matriks dengan Bilangan Real ( Skalar ) Matriks A dikalikan dengan suatu bilangan real k maka kA diperoleh dari hasilkali setiap elemen A dengan k. 3 8 Contoh: P =   maka 4P= 4 5 1 3 8 12 32 5 1 = 20 4      Jika a dan b bilangan real dan B, C dua matriks dengan ordo sedemikian hingga dapat dilakukan operasi hitung berikut, maka berlaku sifat-sifat perkalian matriks dengan skalar : 1) a(B+C)=aB+aC 2) a(B−C) = aB−aC 3) (a+b)C = aC+bC 4) (a-b)C = aC−bC 5) (ab)C = a(bC) 6) T T (aB) = aB 9
  • 10. 3. Perkalian Dua Matriks Dua matriks AB dapat dikalikan bila dan hanya bila jumlah kolom matriks A sama dengan jumlah baris matriks B. Jadi A mxn B nxp bisa didefinisikan, tapi B nxp A mxn tidak dapat didefinisikan. A B AB mxn nxp mxp = Perhatikan bahwa hasil kali matriks AB berordo mxp Elemen-elemen dari AB diperoleh dari hasil kali setiap baris pada matriks A dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian dijumlahkan menjadi satu elemen. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh- contoh perkalian matriks dengan matriks. Contoh perkalian matriks 1xp dengan matriks px1 : 4 B = [6 8 7] dan C = 7  , B 1x3 C 3 x1 = [(6 x 4) + (8 x7) + (7 x 2)] = [94]   2   Contoh perkalian matriks px1 dengan matriks 1xp:  2x 6 2 x8 2 x7  2 12 16 14  5 x 6 5 x8 5 x7  = 30 40 35  5  dan B= [6 8 7] , A A=   3 x1 B 1x3 =      4 x 6 4 x8 4 x7 4 24 32 28       Hasilkalinya merupakan suatu matriks berordo 3X3. 10
  • 11. Contoh perkalian matriks mxn dengan matriks nxp:  1 2 A=  , B = 3 4  1 0 1 0 2 0    1 2  1 0 1 A 2x 2 B 2x3 =    3 4 0 2 0  (1x1) + (2x0) (1x0) + (2x 2) (1x1) + (2x0)   1 4 1 AB =   =   (3 x1) + ( 4 x0) (3 x0) + ( 4 x 2) (3 x1) + ( 4 x0) 3 8 3 Perhatikan hal-hal berikut ini : 1) Pada umumnya AB ≠ BA ( tidak komutatif ) 2) Apabila A suatu matriks persegi maka : A 2 = A.A ; A3 = A2 .A : A4 = A3 . A dan seterusnya 3) Apabila AB = Bc maka tidak dapat disimpulkan bahwa B = C ( tidak berlaku sifat penghapusan ) 4) Apabila AB = 0 maka tidak dapat disimpulkan bahwa A=0 atau B =0 Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks : 1) A(BC) = (AB)C 2) A(B+C) = AB + AC 3) (B+C)A = BA + CA 4) A(B−C) = AB−AC 5) (B−C)A = BA−CA 6) a(BC) = (aB)C = B(aC) 7) AI = IA = A 11
  • 12. C. Determinan Matriks Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang disebut determinan. Pengertian Determinan matriks adalah jumlah semua hasil perkalian elementer yang bertanda dari A dan dinyatakan dengan det(A). (Howard Anton, 1991 : hal 67) Yang diartikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari suatu matriks A adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom dengan +1 atau -1. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan cara mencari determinan matriks berordo 2x2 dan matriks berordo 3x3. 1. Determinan matriks berordo 2 X 2 a a b Jika matriks A =   maka det (A) = A = c c d b = ad−bc d a b Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari   c d 8 4 8 4 Contoh: P =   , maka det(P) = P = 3 4 = (8x4)-(4x3) = 20 3 4 2. Determinan matriks berordo 3 X 3 Untuk mencari determinan matriks berordo 3 X 3 dapat digunakan dua metode, sebagai berikut : a. Metode Sarrus p q r  Jika matriks B =  s t u   v w x    12
  • 13. p q r maka det(B) = B = s t u = ptx + quv +rsw – rtv – qsx-puw v w x Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari p q r  p q  s t u s t   v w x  v w   Perlu diperhatikan bahwa cara demikian tidak berlaku bila matriks berordo 4x4 dan yang lebih tinggi lagi. 2 4 6  Contoh: Q =  1 3 5 , maka det(Q) = Q adalah   7 8 9   2 4 6 2 4 6  2 4 1 3 5 = 1 3 5 1 3   7 8 9 7 8 7 8 9   = (2x3x9)+(4x5x7)+(6x1x8)-(6x3x7)- (2x5x8)-(4x1x9) = 242-242 = 0 b. Metode Kofaktor Terlebih dahulu siswa dijelaskan tentang sub matriks atau minor dari suatu matriks. Minor suatu matriks A dilambangkan dengan M ij adalah matriks bagian dari A yang diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemennya pada baris ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j. 2 4 6  2 4 6   1 3 5 , maka M =  1 3 5 = 3 5 Contoh: Q =  11   8 9   7 8 9 7 8 9      13
  • 14. 2 4 6  M 12 =  1 3 5 =   7 8 9   2 4 6   1 5   1 3  7 9 , M 13 =  1 3 5 = 7 8    7 8 9    M 11 , M 12 dan M 13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari matriks Q. Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A i+ j Mij = (-1) i+ j det (M ij ) dilambangkan dengan K ij = (-1) Untuk mencari det(A) dengan metode kofaktor cukup mengambil satu ekspansi saja misal ekspansi baris ke-1 2 4 6  Contoh: Q =  1 3 5 , untuk mendapatkan det(Q) dengan metode   7 8 9   kofaktor adalah mencari terlebih dahulu determinan-determinan minornya yang diperoleh dari ekspansi baris ke-1 diatas, yaitu det(M 11 )=-13 , det(M 12 )=-26 dan det(M 13 ) =-13, maka : Q = q 11 .k 11 +q 12 .k 12 + q 13 .k 13 = q 11 .(-1) 1+1 det(M 11 )+q 12 (-1) 1+ 2 det(M 12 )+q 13 (-1) 1+ 3 det(M 13 ) = 2.13−4.26 + 6.13 = 0 3. Adjoin Matriks Adjoin matriks A adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut, dilambangkan dengan adj A = (k ij ) t 14
  • 15. 2 4 6  Contoh: Q =  1 3 5 telah diketahui dari hitungan sebelumnya bahwa   7 8 9   k 11 =13, k 12 =−26 dan k 13 =13 sekarang kita hanya mencari kofaktor dari ekspansi baris ke-2 dan ekspansi baris ke-3, yaitu : k 21 =(-1) 2+1 4 k 31=(-1) 3+1 6 2 6 2 4 =−12, k 22 =(-1) 2+ 2 =24, k 23 =(-1) 2+ 3 =−12 8 9 7 9 7 8 4 6 2 6 2 4 =2, k 32 =(-1) 3+ 2 =−4, k 33 =(-1) 3+ 3 =2 3 5 1 5 1 3  k11 k 21 k 31   13 − 12 2  Adj A = k12 k 22 k 32  = − 26 24 − 4     k13 k 23 k 33   13 − 12 2      D. Invers Matriks Matrks-matriks persegi A dan B sedemikian hingga AB = BA = I maka A disebut insvers B ditulis B-1 dan sebaliknya B adalah invers A ditulis A-1 sehingga berlaku AA −1 = A −1 A = I, dimana I matriks identitas. Invers matriks A dirumuskan A −1 = 1. 1 .Adj(A) det(A) Invers matriks berordo 2x2 a b 1 −1 Jika A =   , maka A = det( A ) c d  d − b − c a    5 3 −1 Contoh: A=   , tentukan A ! 3 2 Jawab: det(A) = (5x2) − (3x3) = 1 15