Dokumen tersebut merangkum perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan dari agresi Belanda pada tahun 1945-1949 melalui upaya diplomasi dan pertempuran militer. Indonesia berusaha mempertahankan kedaulatan melalui perjanjian-perjanjian seperti Linggarjati dan Renville, namun Belanda tetap melancarkan agresi. Akhirnya, melalui perundingan-perundingan seperti Konferensi Inter-Indonesia dan KMB, dibentuk Negara Kesatuan
3. Hasil dari gencata senjata itu adalah bahwa pasukan Indonesia harus mundur sejauh 20 km dari kota Palembang. Dengan kata lain, pasukan Belanda dapat menguasai kota Palembang. Pasukan Sekutu diperbolehkan memasuki daerah Palembang kemudian diganti oleh pasukan Belanda. Hal itu menimbulkan pertempuran sengit antara Belanda dan Indonesia. Peristiwa itu terjadi pada 1 Januari 1947. Pertempuran berlangsung selama 5 hari 5 malam. Pada 6 Januari 1945, diadakan gencatan senjata Sekutu: Letnan Kolonel Cramichael 12 Oktober 1945 Palembang Karena terdesak oleh tentara Sekutu, kantor gubernur dan markas TKR dipindahkan ke Pematang Siantar. Hal itu menyebabkan kota Medan dikuasai oleh pasukan Sekutu. Insiden pertama terjadi pada 13 Oktober 1945 di sebuah hotel di Jalan Bali. Selanjutnya, pertempuran terjadi di berbagai tempat di Medan. Pada 18 Oktober 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar pasukan Indonesia menyerahkan senjata. Sekutu: Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly 9 Oktober 1945 Medan Bandung ditinggalkan oleh TKR karena terdesak oleh pasukan Sekutu. Bandung Selatam dibumi-hanguskan dengan cara melakukan pembakaran di beberapa tempat strategis. Pada 21 November, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar TKR menyerahkan senjata dan meninggalkan Bandung. Akan tetapi, pemerintah pusat melarang pasukan meninggalkan tempat. Oktober 1945 Bandung Ambarawa berhasil dikuasai oleh TKR Penyerangan pertama terjadi pada 20 November 1945. Setelah Kolonel Isdiman gugur, pimpinan digantikan oleh Kolonel Sudirman dan memulai penyerangan pada 12 Desember 1945. Penyerangan berlangsung selama 4 hari. Sekutu: Jenderal Bethel TKR: Mayor Sumarto, Kolonel Isdiman, Kolonel Sudirman 20 Oktober 1945 Ambarawa Surabaya berhasil dipertahankan selama 3 minggu, tapi akhirnya pejuang JaTim harus mundur ke luar kota dan bergerilya 26 Oktober, sekutu menyerang penjara Kalisosok dan menduduki pangkalan udara dan kantor pos besar. Dalam satu insiden, Jenderal Mallaby tewas. Sekutu memberikan ultimatum untuk menyerahkan senjata. Namun, tidak diikuti oleh para pejuang. Puncak terjadi pada 10 November, Sekutu membombardir Surabaya Sekutu: Jendral A.W.S. Mallaby Indonesia: Bung Tomo 25 Oktober 1945 Surabaya Hasil Pertempuran Terjadinya Pertempuran Pimpinan Pasukan Mendaratnya pasukan Sekutu dan NICA Lokasi Pertempuran
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 第 二 节 Perbedaan Strategi dan Ideologi dalam Menghadapi Belanda dan Konflik antara Kelompok Politik di Indonesia
12.
13.
14.
15.
16. 第 三 节 Perjuangan Diplomasi Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan
17.
18.
19.
20.
21.
22. Perjanjian Linggarjati 25 Maret 1947 Ditandatangani di Istana Rijswijk (Istana Negara) Inggris mengaku secara de facto 1 Terhadap RI, diikuti oleh AS. Sesudah Perjanjian Linggarjati ditandatangani Hubungan RI-Belanda tidak menjadi lebih baik Akhirnya menggelar agresi Belanda, Yang secara otomatis membatalkan Perjanjian Linggarjati
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia RIS : Ir. Soekarno RI : Mr. Asaat (ketua KNIP) But, Banyak gerakan & tuntutan rakyat meminta pembubaran negara bagian -> NKRI Latar belakang
43. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Penggabungan negara? Mungkin! √ Pasal 43 & 44 Konstitusi RIS (Penggabungan itu bisa dilakukan asalkan dikehendaki oleh rakyat negara bagian itu sendiri.)
44. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia 8Maret 1950, Pemerintah RIS (DPR&Senat RIS) -> UU Darurat No. 11 tahun 1950 (Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS) Negara-Negara Bagian -> NKRI 5 April 1950, Negara Tersisa: RI, NST, NIT
45. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Mayoritas rakyat Maka Pemerintah RI ke pemerintah RIS -> perundingan dengan NST dan NIT Mei 1950, diadakan perundingan penjajakan Antara RI dengan RIS mengenai pembentukan Negara kesatuan..
46. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Setelah pokok pikiran pembentukan negara disetujui kedua pihak, 15 Mei 1950, Perundingan -> Prosedurnya (pembentukan NK) RIS : PM Mohammad Hatta RI : PM dr. Abdul Halim. Hasil? NKRI akan dibentuk di Yogyakarta. Untuk pelaksanaannya maka dibentuk: Panitia Gabungan RIS-RI Ketua: Prof. Dr. Mr. Soepomo Tugas: Merancang UUD. (selesai pada 20 Juli 1950) Lalu diserahkan ke perwakilan negara-negara bagian Untuk disempurnakan.
47. Perjuangan Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia 14 Agustus 1950, Rancangan UUD diterima Senat & Parlemen RIS serta KNIP. 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno menandatangani Rancangan UUD -> UUDS 1950 masih 15 Agustus 1950, 1. Ir. Soekarno (presiden RIS) membacakan Piagam terbentuknya NKRI 2. Ir. Soekarno kembali ke Yogyakarta menerima kembali jabatan presiden RI dari Mr. Asaat (pemangku sementara) Akhirnya.. 17 Agustus 1950 Pembubaran resmi RIS dan NKRI terwujud kembali
48. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 RI di mata Internasional? Semakin Tampak Coz’ Persetujuan Linggarjati Agresi militer Belanda
49. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 31 Juli 1947.. Sengketa RI -> agenda DK PBB Aussie DK terhadap usaha yang mengancam perdamaian dunia (Agresi Militer)
50. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 Sidang 1 Agustus 1947, DK menyerukan -> kedua pihak tidak dan berunding. 4 Agustus 1947 Berlaku Gencatan senjata
51. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 DK PBB lalu membentuk KTN Komisi jasa baik: A.S. Aussie Belgia Membuat perjanjian Renville
52. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 Tapi, biar sudah berlaku gencatan senjata, Belanda masih melanggar.. Agresi Militer II ! 19 Desember 1948 KTN lapor ke DK PBB Sidang (lagi) 22 Desember 1948 DK mendesak berhentinya permusuhan Belanda membebaskan pimpinan RI yang ditawan
53.
54. Peranan PBB pada Proses Perjuangan Diplomasi Indonesia tahun 1945-1949 Dalam KMB yang diselenggarakan PBB, Belanda secara de jure 2 mengakui kedaulatan RI. 28 September 1950, Indonesia resmi diterima sebagai anggota PBB