SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
PERFORMASI KOIL PENDINGIN
Kelas : 2A
Kelompok : 2
Anggota : Arnovia Christine S
Irpan Maulana
Nanda Auliana
Rosdiana Hanifa
Syeni Indriati
TUJUAN PERCOBAAN
 Dapat menjelaskan kinerja dari koil
pendingin tipe 39ED08
 Dapat membandingkannya dengan teori
yang ada
GAMBAR SISTEM
SA
RA
Return air = RA
Returnair=RA
Exhaust air
SF
CCFLT
RSHG
RLHG
LA
EAOA
RA = room air/return air, udara ruangan/udara balik
SA = supply air, udara suplai/catu
LA = leaving air, udara keluar koil
EA = entering air, udara masuk koil
OA = outdoor air, udara luar
ADP = apparatus dew point
FLT = filter udara
CC = cooling coil, koil pendingin
SF = supply fan, kipas suplai
RSHG = room sensible heat gain
RLHG = room latent heat gain
ADP
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 Termometer
Digital
Tipe : APPA 55II Thermometer
Range : -40oC s/d 245oC
Skala Pengukuran : 0,1 oC
Serial Number : 46900288
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 Thermocouple
Tipe : Thermocouple tipe J
Range : -210oC s/d 1200oC atau
-340o F s/d 2192oF
Iron Constantan
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 Thermometer
Gelas
Range : -1oC s/d 10oC dan -
10oC s/d 100oC
Skala Pengukuran : 1oC dan
0,1oC
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 Tabung Pitot
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 Manometer
Range : 0 Kpa-2,5 Kpa
Type : 5
Skala Pengukuran : 0,01
Kpa
CARA KERJA MANOMETER DAN TABUNG PITOT
1. Lakukan kalibrasi pada tabung udara dengan cara memutar
pengkalibrasi udara (berada di samping kiri dan kanan
manometer) sampai posisi udara ang ada di dalam tabung
berada di posisi center.
2. Lakukan kalibrasi untuk fluida dengan cara memutar
pengkalibrasi fluida (berada di bagian tengah bawah
manometer) sampai posisi fluida ada di angka 0 (nol).
3. Untuk mengukur kecepatan udara kita menggunakan mistar
yang terdapat pada manometer. Dan untuk mengukur tekanan,
kita dapat membaca skala pada tabung manometer, namun kita
harus melihat tipe manometer tersebut dan posisi manometer
(top, middle atau bottom), hasih pembacaan tekanan pada
manometer harus dikali faktor pengali yang terdapat pada tabel
di manometer yang tergantung pada tipe manometer dan posisi
tabung.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan titik-titik pengukuran untuk kecepatan udara supply, Tdb dan
Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil.
2. Nyalakan AHU dan DX system (bukaan damper 0%), heater dimatikan.
3. Tunggu sampai keadaan sistem stabil.
4. Catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan
Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 0%, lakukan
setiap 5 menit selama 3 kali.
5. Ubah bukaan damper menjadi 50% dan catat besar Vtot udara Supply,
Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada
saat bukaan damper 50%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali.
6. Ubah bukaan damper menjadi 100% dan catat besar Vtot udara
Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta
Tcoil pada saat bukaan damper 100%, lakukan setiap 5 menit selama
3 kali.
7. Bila pengukuran telah selesai dilakukan matikan AHU dan DX sstem.
TABEL DATA PERCOBAAN
Bukaan Damper
Percob
aan ke-
Usupply U Mixing
Tcoil
Vtot Tdb Twb Tdb Twb
0%
1 11,8 7 4,6 26,1 23 0,5
2 11,4 10,8 9,1 25,7 23,7 -11
3 11,6 10,9 9,2 25,5 23,6 -12
50%
1 10 16,6 11,7 25,3 23,6 13,6
2 10,1 13,5 10,6 25,1 23 13,9
3 10,4 12,5 9,6 25 23,7 13,4
100%
1 10,2 12,2 10,4 2 23,3 14,8
2 10,3 10,5 10,2 26,4 25,5 14,9
3 11,1 11,1 10,5 25,9 25,5 14,5
GRAFIK KECEPATAN TOTAL
9
9.5
10
10.5
11
11.5
12
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
GRAFIK TDB SUPPLY
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
GRAFIK TWB SUPPLY
0
2
4
6
8
10
12
14
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
TDB MIXING AIR
0
5
10
15
20
25
30
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
TWB MIXING AIR
21.5
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25
25.5
26
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
T ADP COIL
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
Diketahui :
Twb in= 23oC Tdb out=7oC Dari data hasil pengukuran:
Tdb in= 26,1oc Twb out=4,6oC Tinggi ducting: 33cm =
0,33m
h ea= 68 kJ/kg h la= 17 kJ/kg Panjang ducting: 73cm
= 0,73m
Vs= 0,872 m3/kg Vum= 11,8 m/s A ducting= 0,33 x 0,73 = 0,24m2
Jawab:
Qudara= A x Vum q udara = m x (hea – hla)
= 0,24 m2 x 11,8 m/s =3,24 kg/s x (68 – 17)
= 2,83 m3/s = 165,24 kJ/s
m udara= =
=3,24 kg/s
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
Bukaan
Damper
Percobaan
ke-
A (m2)
Vum
(m/s)
Qudara
(m3/s)
m udara
(kg/s)
q udara
(kJ/s)
0%
1 0,24 11,8 2,83 3,24 165,24
2 0,24 11,4 2,73 3,13 134
3 0,24 11,6 2,78 3,19 137,17
50%
1 0,24 10 2,4 2,74 84,94
2 0,24 10,1 2,424 2,79 100,69
3 0,24 10,4 2,49 2,85 119,7
100%
1 0,24 10,2 2,448 2,80 109,2
2 0,24 10,3 2,472 2,83 131,59
3 0,24 10 2,4 2,74 112,34
KECEPATAN UDARA MASUK
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
DEBIT UDARA
0
2
4
6
8
10
12
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
M UDARA
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
PELEPASAN KALOR UDARA
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
5 10 15
Damper 0 %
Damper 50 %
Damper 100 %
OA
EA
RA
LA, SAADP
tdb
w
Entalpidan
tw
b
SA
RA
Return air = RA
Returnair=RA
Exhaust air
SF
CCFLT
RSHG
RLHG
LA
EAOA
RA = room air/return air, udara ruangan/udara balik
SA = supply air, udara suplai/catu
LA = leaving air, udara keluar koil
EA = entering air, udara masuk koil
OA = outdoor air, udara luar
ADP = apparatus dew point
FLT = filter udara
CC = cooling coil, koil pendingin
SF = supply fan, kipas suplai
RSHG = room sensible heat gain
RLHG = room latent heat gain
ADP
PROSES YANG TERJADI
Dari seluruh data percobaan, ketika di
plot kedalam karta psikometri akan
menunjukkan proses pendinginan dan
proses dehumidifikasi karena terjadi
penurunan jumlah uap air per satuan massa
udara kering.
KESETIMBANGAN ENERGI
Dari nilai perhitungan laju aliran kalor udara
dan laju aliran kalor yang diserap koil pendingin
tidak terjadi kesetimbangan energi, hal ini
disebabkan karena tidak semua udara yang
masuk kedalam AHU memiliki kontak dengan
coil, udara yang tidak memiliki kontak dengan
koil di sebut bypass factor. Selain itu di dekat
koil terdapat motor yang memungkinkan
terjadinya penyerapan kalor dari motor oleh koil
pendingin, sehingga proses pendenginan udara
saat melewati koil tidak terjadi secara maksimal.
KAPASITAS KOIL PENDINGIN
W = m x Δh kompresi W=15 Pk
11,19= m x 29,1 = 15 x 0,764
m= 0,384536 kJ/kg = 11,19 Kw
q koil = m x Δh evaporasi
= 0,384536 x 119,366
= 45,9 kJ/s
EFEKTIFITAS KOIL
Damper 0%, data ke-1
BF= = = 0,25
CF (ɛ)= 1- BF = 1 – 0,25 = 0,75
EFEKTIFITAS KOIL
Bukaan Damper Percobaan ke- BF CF
1 0,25 0,75
2 0,59 0,41
3 0,61 0,39
1 0,25 0,75
2 -0,03 1,03
3 -0,07 1,07
1 -0,27 1,27
2 -0,38 1,38
3 -0,29 1,29
0%
50%
100%
ANALISA
Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa kinerja
dari koil pendingin tergantung dari beberapa
aspek, yaitu:
1. Jenis udara yang didinginkan, apakan return air
100%, fresh air 100% atau mixing air.
2. Semakin banyak kandungan fresh air (bukaan
damper semakin banyak) maka efektivitas koil akan
semakin meningkat.
3. Beban lain yang terdapat pada AHU seperti motor
dan heater akan mempengaruhi kinerja koil.
4. Jenis pendingin yang digunakan pada AHU ini ada
lah DX system atau Chiller system
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah
dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan
bahwa dalam proses pendinginan udara
AHU dipengaruhi oleh komposisi
percampuran udara antara fresh air dan
return air, sehingga meyebabkan terjadinya
perbedaan pada efektifitas koil.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jeneponto
Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU JenepontoStandar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jeneponto
Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jenepontomuhammad azhar
 
Pti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokPti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokArif Rahman
 
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting Praktikum
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting PraktikumService dan Maintenance AC Split - Troubleshooting Praktikum
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting PraktikumSenia Firlania
 
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1Ppt ketenagalistrikan 01_kb1
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1SPADAIndonesia
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikcecepisnandarsetiawan
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Chenk Alie Patrician
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Novia Putri
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Tutorial membangun linux from scratch dari awal
Tutorial membangun linux from scratch dari awalTutorial membangun linux from scratch dari awal
Tutorial membangun linux from scratch dari awalMuhammad Dzulfikri
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaEdi B Mulyana
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.pptRastraArifPradana
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)ikasaputri
 

Mais procurados (20)

Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jeneponto
Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU JenepontoStandar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jeneponto
Standar operasional prosedur coal handling 2 x135 mw PLTU Jeneponto
 
Pti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasokPti08 rantai pasok
Pti08 rantai pasok
 
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting Praktikum
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting PraktikumService dan Maintenance AC Split - Troubleshooting Praktikum
Service dan Maintenance AC Split - Troubleshooting Praktikum
 
Dasar Termodinamika
Dasar TermodinamikaDasar Termodinamika
Dasar Termodinamika
 
Screw compressor
Screw compressorScrew compressor
Screw compressor
 
Kompressor
Kompressor Kompressor
Kompressor
 
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1Ppt ketenagalistrikan 01_kb1
Ppt ketenagalistrikan 01_kb1
 
Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses Sistem kontrol proses
Sistem kontrol proses
 
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenikPendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
Pendinginan dengan menggunakan sistem kriogenik
 
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
Pemeliharaan sistem pendingin air cooler generator unit iv.
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
 
Boiler.ppt
Boiler.pptBoiler.ppt
Boiler.ppt
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Wtp station
Wtp stationWtp station
Wtp station
 
Tutorial membangun linux from scratch dari awal
Tutorial membangun linux from scratch dari awalTutorial membangun linux from scratch dari awal
Tutorial membangun linux from scratch dari awal
 
Hukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika keduaHukum termodinamika kedua
Hukum termodinamika kedua
 
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
2d-ppt-perawatan-dan-perbaikan-mesin.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
 

Semelhante a KOIL PENDINGINAN

Proses pendinginan udara pada koil pendingin
Proses pendinginan udara pada koil pendinginProses pendinginan udara pada koil pendingin
Proses pendinginan udara pada koil pendinginGalih Andhika Ramadhan
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARAKiki Amelia
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsiWaridin Niam
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsiWaridin Niam
 
Simulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenserSimulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condensereva sulistiany
 
Dasar Tata Udara, Pemanasan Sensibel
Dasar Tata Udara, Pemanasan SensibelDasar Tata Udara, Pemanasan Sensibel
Dasar Tata Udara, Pemanasan SensibelGiffari Muslih
 
8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdfZoomLPPM
 
Pencampuran udara
Pencampuran udaraPencampuran udara
Pencampuran udaraKiki Amelia
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Reandy Risky
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinIKomangDiegoAntara
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariSilfia Juliana
 
Kul Humidifikasi 6
Kul Humidifikasi 6Kul Humidifikasi 6
Kul Humidifikasi 6galih
 
Pencampuran udara refisi
Pencampuran udara refisiPencampuran udara refisi
Pencampuran udara refisiLingga arum
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2J4012 pneumatik dan hidraulik unit2
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2Asraf Malik
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptPasificGrim
 

Semelhante a KOIL PENDINGINAN (20)

Proses pendinginan udara pada koil pendingin
Proses pendinginan udara pada koil pendinginProses pendinginan udara pada koil pendingin
Proses pendinginan udara pada koil pendingin
 
Proses pencampuran udara
Proses pencampuran udaraProses pencampuran udara
Proses pencampuran udara
 
DASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARADASAR PEMPROSESAN UDARA
DASAR PEMPROSESAN UDARA
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsi
 
Presentasi skripsi
Presentasi skripsiPresentasi skripsi
Presentasi skripsi
 
Simulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenserSimulasi variable speed fan condenser
Simulasi variable speed fan condenser
 
Dasar Tata Udara, Pemanasan Sensibel
Dasar Tata Udara, Pemanasan SensibelDasar Tata Udara, Pemanasan Sensibel
Dasar Tata Udara, Pemanasan Sensibel
 
8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf8. Konservasi Tata Udara.pdf
8. Konservasi Tata Udara.pdf
 
termo
termotermo
termo
 
Pencampuran udara
Pencampuran udaraPencampuran udara
Pencampuran udara
 
Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi Sistem Refrigerasi
Sistem Refrigerasi
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
 
Presentasistu [autosaved]
Presentasistu [autosaved]Presentasistu [autosaved]
Presentasistu [autosaved]
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahari
 
Kul Humidifikasi 6
Kul Humidifikasi 6Kul Humidifikasi 6
Kul Humidifikasi 6
 
3 steam jet
3 steam jet3 steam jet
3 steam jet
 
Pencampuran udara refisi
Pencampuran udara refisiPencampuran udara refisi
Pencampuran udara refisi
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2J4012 pneumatik dan hidraulik unit2
J4012 pneumatik dan hidraulik unit2
 
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.pptMateri-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
Materi-7-Dasar-dasar-Kompresi-Gas-dan-Klasifikasi-Kompresor-1.ppt
 

Mais de nanda_auliana

Mais de nanda_auliana (7)

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Thermometer Glass
Thermometer Glass Thermometer Glass
Thermometer Glass
 
Water chiller
Water chillerWater chiller
Water chiller
 
Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)Ahu (air handling unit)
Ahu (air handling unit)
 
Kelembaban (RH)
Kelembaban (RH)Kelembaban (RH)
Kelembaban (RH)
 
odometer
odometerodometer
odometer
 
Some terms in instrumentation
Some terms in instrumentationSome terms in instrumentation
Some terms in instrumentation
 

KOIL PENDINGINAN

  • 1. PERFORMASI KOIL PENDINGIN Kelas : 2A Kelompok : 2 Anggota : Arnovia Christine S Irpan Maulana Nanda Auliana Rosdiana Hanifa Syeni Indriati
  • 2. TUJUAN PERCOBAAN  Dapat menjelaskan kinerja dari koil pendingin tipe 39ED08  Dapat membandingkannya dengan teori yang ada
  • 3. GAMBAR SISTEM SA RA Return air = RA Returnair=RA Exhaust air SF CCFLT RSHG RLHG LA EAOA RA = room air/return air, udara ruangan/udara balik SA = supply air, udara suplai/catu LA = leaving air, udara keluar koil EA = entering air, udara masuk koil OA = outdoor air, udara luar ADP = apparatus dew point FLT = filter udara CC = cooling coil, koil pendingin SF = supply fan, kipas suplai RSHG = room sensible heat gain RLHG = room latent heat gain ADP
  • 4. PERALATAN YANG DIGUNAKAN  Termometer Digital Tipe : APPA 55II Thermometer Range : -40oC s/d 245oC Skala Pengukuran : 0,1 oC Serial Number : 46900288
  • 5. PERALATAN YANG DIGUNAKAN  Thermocouple Tipe : Thermocouple tipe J Range : -210oC s/d 1200oC atau -340o F s/d 2192oF Iron Constantan
  • 6. PERALATAN YANG DIGUNAKAN  Thermometer Gelas Range : -1oC s/d 10oC dan - 10oC s/d 100oC Skala Pengukuran : 1oC dan 0,1oC
  • 9. PERALATAN YANG DIGUNAKAN  Manometer Range : 0 Kpa-2,5 Kpa Type : 5 Skala Pengukuran : 0,01 Kpa
  • 10. CARA KERJA MANOMETER DAN TABUNG PITOT 1. Lakukan kalibrasi pada tabung udara dengan cara memutar pengkalibrasi udara (berada di samping kiri dan kanan manometer) sampai posisi udara ang ada di dalam tabung berada di posisi center. 2. Lakukan kalibrasi untuk fluida dengan cara memutar pengkalibrasi fluida (berada di bagian tengah bawah manometer) sampai posisi fluida ada di angka 0 (nol). 3. Untuk mengukur kecepatan udara kita menggunakan mistar yang terdapat pada manometer. Dan untuk mengukur tekanan, kita dapat membaca skala pada tabung manometer, namun kita harus melihat tipe manometer tersebut dan posisi manometer (top, middle atau bottom), hasih pembacaan tekanan pada manometer harus dikali faktor pengali yang terdapat pada tabel di manometer yang tergantung pada tipe manometer dan posisi tabung.
  • 11. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Tentukan titik-titik pengukuran untuk kecepatan udara supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil. 2. Nyalakan AHU dan DX system (bukaan damper 0%), heater dimatikan. 3. Tunggu sampai keadaan sistem stabil. 4. Catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 0%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali. 5. Ubah bukaan damper menjadi 50% dan catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 50%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali. 6. Ubah bukaan damper menjadi 100% dan catat besar Vtot udara Supply, Tdb dan Twb udara supply, Tdb dan Twb udara mixing serta Tcoil pada saat bukaan damper 100%, lakukan setiap 5 menit selama 3 kali. 7. Bila pengukuran telah selesai dilakukan matikan AHU dan DX sstem.
  • 12. TABEL DATA PERCOBAAN Bukaan Damper Percob aan ke- Usupply U Mixing Tcoil Vtot Tdb Twb Tdb Twb 0% 1 11,8 7 4,6 26,1 23 0,5 2 11,4 10,8 9,1 25,7 23,7 -11 3 11,6 10,9 9,2 25,5 23,6 -12 50% 1 10 16,6 11,7 25,3 23,6 13,6 2 10,1 13,5 10,6 25,1 23 13,9 3 10,4 12,5 9,6 25 23,7 13,4 100% 1 10,2 12,2 10,4 2 23,3 14,8 2 10,3 10,5 10,2 26,4 25,5 14,9 3 11,1 11,1 10,5 25,9 25,5 14,5
  • 13. GRAFIK KECEPATAN TOTAL 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 14. GRAFIK TDB SUPPLY 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 15. GRAFIK TWB SUPPLY 0 2 4 6 8 10 12 14 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 16. TDB MIXING AIR 0 5 10 15 20 25 30 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 17. TWB MIXING AIR 21.5 22 22.5 23 23.5 24 24.5 25 25.5 26 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 18. T ADP COIL -15 -10 -5 0 5 10 15 20 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 19. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diketahui : Twb in= 23oC Tdb out=7oC Dari data hasil pengukuran: Tdb in= 26,1oc Twb out=4,6oC Tinggi ducting: 33cm = 0,33m h ea= 68 kJ/kg h la= 17 kJ/kg Panjang ducting: 73cm = 0,73m Vs= 0,872 m3/kg Vum= 11,8 m/s A ducting= 0,33 x 0,73 = 0,24m2 Jawab: Qudara= A x Vum q udara = m x (hea – hla) = 0,24 m2 x 11,8 m/s =3,24 kg/s x (68 – 17) = 2,83 m3/s = 165,24 kJ/s m udara= = =3,24 kg/s
  • 20. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Bukaan Damper Percobaan ke- A (m2) Vum (m/s) Qudara (m3/s) m udara (kg/s) q udara (kJ/s) 0% 1 0,24 11,8 2,83 3,24 165,24 2 0,24 11,4 2,73 3,13 134 3 0,24 11,6 2,78 3,19 137,17 50% 1 0,24 10 2,4 2,74 84,94 2 0,24 10,1 2,424 2,79 100,69 3 0,24 10,4 2,49 2,85 119,7 100% 1 0,24 10,2 2,448 2,80 109,2 2 0,24 10,3 2,472 2,83 131,59 3 0,24 10 2,4 2,74 112,34
  • 21. KECEPATAN UDARA MASUK 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 22. DEBIT UDARA 0 2 4 6 8 10 12 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 23. M UDARA 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 24. PELEPASAN KALOR UDARA 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 5 10 15 Damper 0 % Damper 50 % Damper 100 %
  • 25. OA EA RA LA, SAADP tdb w Entalpidan tw b SA RA Return air = RA Returnair=RA Exhaust air SF CCFLT RSHG RLHG LA EAOA RA = room air/return air, udara ruangan/udara balik SA = supply air, udara suplai/catu LA = leaving air, udara keluar koil EA = entering air, udara masuk koil OA = outdoor air, udara luar ADP = apparatus dew point FLT = filter udara CC = cooling coil, koil pendingin SF = supply fan, kipas suplai RSHG = room sensible heat gain RLHG = room latent heat gain ADP
  • 26. PROSES YANG TERJADI Dari seluruh data percobaan, ketika di plot kedalam karta psikometri akan menunjukkan proses pendinginan dan proses dehumidifikasi karena terjadi penurunan jumlah uap air per satuan massa udara kering.
  • 27. KESETIMBANGAN ENERGI Dari nilai perhitungan laju aliran kalor udara dan laju aliran kalor yang diserap koil pendingin tidak terjadi kesetimbangan energi, hal ini disebabkan karena tidak semua udara yang masuk kedalam AHU memiliki kontak dengan coil, udara yang tidak memiliki kontak dengan koil di sebut bypass factor. Selain itu di dekat koil terdapat motor yang memungkinkan terjadinya penyerapan kalor dari motor oleh koil pendingin, sehingga proses pendenginan udara saat melewati koil tidak terjadi secara maksimal.
  • 28. KAPASITAS KOIL PENDINGIN W = m x Δh kompresi W=15 Pk 11,19= m x 29,1 = 15 x 0,764 m= 0,384536 kJ/kg = 11,19 Kw q koil = m x Δh evaporasi = 0,384536 x 119,366 = 45,9 kJ/s
  • 29. EFEKTIFITAS KOIL Damper 0%, data ke-1 BF= = = 0,25 CF (ɛ)= 1- BF = 1 – 0,25 = 0,75
  • 30. EFEKTIFITAS KOIL Bukaan Damper Percobaan ke- BF CF 1 0,25 0,75 2 0,59 0,41 3 0,61 0,39 1 0,25 0,75 2 -0,03 1,03 3 -0,07 1,07 1 -0,27 1,27 2 -0,38 1,38 3 -0,29 1,29 0% 50% 100%
  • 31. ANALISA Dari hasil percobaan dapat terlihat bahwa kinerja dari koil pendingin tergantung dari beberapa aspek, yaitu: 1. Jenis udara yang didinginkan, apakan return air 100%, fresh air 100% atau mixing air. 2. Semakin banyak kandungan fresh air (bukaan damper semakin banyak) maka efektivitas koil akan semakin meningkat. 3. Beban lain yang terdapat pada AHU seperti motor dan heater akan mempengaruhi kinerja koil. 4. Jenis pendingin yang digunakan pada AHU ini ada lah DX system atau Chiller system
  • 32. KESIMPULAN Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam proses pendinginan udara AHU dipengaruhi oleh komposisi percampuran udara antara fresh air dan return air, sehingga meyebabkan terjadinya perbedaan pada efektifitas koil.