SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 50
Baixar para ler offline
DAFTAR ISI
BAB I     PENDAHULUAN                                                                           3
BAB II    STRUKTUR DAN INTI ATOM                                                                5
          A Struktur Atom                                                                       6
          B Inti atom                                                                           9
              1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida)                                               9
              2. Kestabilan Inti Atom                                                           11
          Latihan                                                                               13
          Rangkuman Bab II.                                                                     14
BAB III   PELURUHAN RADIOAKTIF                                                                  17
          A Jenis Peluruhan                                                                     17
              1. Peluruhan Alfa                                                                 18
              2. Peluruhan Beta                                                                 19
              3. Peluruhan Gamma                                                                20
          B Aktivitas Radiasi                                                                   21
          C Waktu Paro                                                                          23
          D Aktivitas Jenis                                                                     25
          E Skema Peluruhan                                                                     26
          Latihan                                                                               27
          Rangkuman Bab III                                                                     29
BAB IV    INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI                                                       31
          A Interaksi Partikel Alfa                                                             31
              1. Proses Ionisasi                                                                32
              2. Proses Eksitasi                                                                32
          B Interaksi Partikel Beta                                                             33
          C Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X                                                   35
              1. Efek Fotolistrik                                                               36
              2. Hamburan Compton                                                               37
              3. Produksi Pasangan                                                              38
              4. Ionisasi Tidak Langsung                                                        38
              5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnet                                     39
          D Faktor Penambahan (Build up Factor)
          F Tameng Berlapis Banyak ..........................................................
          G Interaksi Radiasi Neutron                                                           44
              1. Tumbukan Elastik                                                               44
              2. Tumbukan Tak-Elastik                                                           45
              3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)                                              46
          Latihan                                                                               47
          Rangkuman Bab IV.                                                                     47
BAB V     SUMBER RADIASI                                                                        49
          A Sumber Radiasi Alam                                                                 49
              1. Sumber Radiasi Kosmik                                                          49
              2. Sumber Radiasi Terestrial                                                      50
              3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh                                                  51
          B Sumber Radiasi Buatan                                                               51
              1. Zat Radioaktif                                                                 51
              2. Pesawat Sinar-X                                                                53
              3. Akselerator                                                                    56
              4. Reaktor Nuklir                                                                 56



                                                                                            1
Latihan                   57
Rangkuman Bab V           58

                  .




                      2
FISIKA RADIASI DASAR


                                    BAB I

                             PENDAHULUAN


Modul ini berisi pengetahuan dasar tentang Fisika Radiasi yang menjadi
landasan bagi pengetahuan lain yang berhubungan dengan pemanfaatan dan
pengawasan tenaga nuklir, seperti aplikasi radiasi dan radioisotop, fisika
kesehatan, proteksi radiasi, dan sebagainya.


Dalam modul ini dibahas proses terjadinya radiasi dari atom atau inti atom
yang tidak stabil, peluruhan inti atom yang tidak stabil, interaksi radiasi bila
mengenai materi termasuk terjadinya reaksi inti, serta beberapa sumber radiasi
baik sumber radiasi alam maupun sumber radiasi buatan.


Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu memahami prinsip-
prinsip dasar fisika radiasi, seperti: proses terjadinya radiasi, proses peluruhan
inti atom, interaksi radiasi dengan materi, serta prinsip dari beberapa sumber
radiasi buatan.


Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu:
1. menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr;
2. menguraikan proses transisi elektron;
3. membedakan isotop, isobar, isoton dan isomer;
4. menentukan kestabilan inti atom;
5. menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif dan sifat radiasi yang
   dipancarkannya;
6. menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif menggunakan konsep waktu paro;



                                                                                3
7. menguraikan proses interaksi radiasi alfa dan beta bila mengenai materi;
 8. menguraikan proses interaksi radiasi gamma dan sinar-X bila mengenai
     materi;
 9. menguraikan proses interaksi radiasi neutron bila mengenai materi;
10. menentukan tebal penahan radiasi menggunakan konsep tebal paro; gamma
   dan sinar-X;
11. membedakan sumber radiasi alam dan buatan;
12. menguraikan prinsip kerja pesawat sinar-X.




                                                                               4
BAB II
                       STRUKTUR DAN INTI ATOM


Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan        perambatan gelombang radio.
Radiasi yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang berasal dari proses fisika
yang terjadi di dalam atom.


Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta molekul,
sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai contoh,
segelas air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebuah molekul H2O
terdiri atas dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan sebuah atom
oksigen (dengan lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat dasar materi
tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau 1 angstrom (= 1 Å).
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan jenis atom adalah unsur.
Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur.


Atom terdiri atas inti atom dan elektron. Inti atom yang sering disebut sebagai
nuklir ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki massa
terbesar (masif) dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 Å, sedangkan elektron
yang mempunyai massa sangat ringan bertebaran memenuhi ruangan atom.


Pada perkembangan selanjutnya ditemukan bahwa inti atom terdiri atas dua
jenis partikel yaitu proton dan neutron. Elektron merupakan partikel yang
mempunyai muatan listrik negatif sebesar 1,6 x 10-19             Coulomb dan
mempunyai massa sebesar 9,1 x 10-31 kg. Proton mempunyai muatan listrik
positif dan massa 1,67 x 10-27 kg. Sedangkan neutron mempunyai massa 1,675
x 10-27 kg dan tidak bermuatan listrik. Karena berhubungan dengan nilai
muatan dan massa yang sangat kecil, maka diperkenalkan suatu konstanta yang
disebut sebagai muatan elementer (e) sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb dan massa
elementer yang sering dituliskan sebagai satuan massa atom (sma) sebesar 1,6
x 10-27 kg.


                                                                              5
A. Struktur Atom


  Pada prinsipnya struktur atom belum diketahui secara pasti, mengingat
  sangat kompleksnya struktur tersebut. Namun demikian, banyak ahli telah
  membuat model atruktur atom sesuai dengan pemahaman yang didasarkan
  pada bukti-bukti pengamatan. Pemodelan struktur atom, sebenarnya
  merupakan usaha pendekatan dalam rangka memudahkan pemahaman.
  Model atom bervariasi mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
  kompleks (model atom Bohr, model atom Rutherford, dsb.).


  Model atom Bohr merupakan model yang paling sering digunakan karena
  sederhana tetapi dapat menjelaskan banyak hal. Model ini menggambarkan
  bahwa atom terdiri atas inti atom, dan elektron-elektron yang mengelilingi
  inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu (lihat Gambar
  II.1).


  Inti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama
  mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda
  memiliki jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H)
  mempunyai sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah
  proton. Sebagai suatu konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor yang
  disebut sebagai nomor atom berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya.
  Sebagai contoh, nomor atom dari unsur hidrogen adalah 1 sedang nomor
  atom dari unsur emas adalah 79.



                        Gambar II.1. Model atom Bohr


  Dipandang dari segi beratnya, massa suatu atom terkonsentrasi pada intinya,
  karena massa elektron dapat "diabaikan" bila dibandingkan dengan massa
                                    Inti Atom
                                                     Elektron
  proton maupun neutron. Tetapi bila dipandang dari segi muatan listriknya,
             Lintasan Elektron
  muatan atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektronnya. Bila
  jumlah proton dan jumlah elektron di dalam suatu atom sama, maka muatan
  atom tersebut nol sehingga dinamakan atom netral, sedangkan bila


                                                                           6
jumlahnya tidak sama maka dinamakan atom tidak netral atau ion. Sebagai
   contoh, unsur emas memiliki 79 buah proton maka sebuah atom emas yang
   netral akan mempunyai 79 proton dan 79 elektron.


   Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin luar
   lintasannya, tingkat energinya semakin tinggi. Oleh karena itu elektron-
   elektron di dalam atom selalu berusaha untuk menempati lintasan elektron
   yang lebih dalam. Lintasan elektron yang paling dalam dinamakan lintasan
   K, lintasan berikutnya L, M, N dan seterusnya. Jumlah elektran yang dapat
   menempati setiap lintasan dibatasi oleh suatu aturan tertentu (2 x n 2).
   Lintasan K (n = 1) hanya dapat ditempati oleh dua buah elektron sedang
   lintasan L (n = 2) delapan elektron. Atom ada dalam keadaan stabil bila
   setiap lintasan yang lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengan
   kapasitasnya. Sebaliknya, bila suatu lintasan elektron masih belum penuh
   tetapi terdapat elektron di lintasan yang lebih luar, maka atom tersebut
   dikatakan tidak stabil. Sebagai contoh suatu atom yang tidak stabil adalah
   bila lintasan K dari suatu atom hanya berisi sebuah elektron sedang pada
   lintasan L nya berisi enam elektron.


   Perpindahan Elektron
   Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut sebagai
   transisi elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang lebih luar
   ke lintasan yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi, sebaliknya
   untuk transisi dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar dibutuhkan
   energi. Energi yang dipancarkan oleh proses transisi elektron dari lintasan
   yang lebih luar ke lintasan lebih dalam berbentuk radiasi sinar-X
   karakteristik.
Gambar II.2. Perpindahan elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dan dari lintasan
                                                Energi
                   Sinar-X
             dalam ke luar (kanan)              Eksternal
                   karakteristik


   Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron
   ini adalah sama Atom
                Inti dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (Ea) dan
   lintasan tujuan (Et).

                                      Ex = Ea- Et          Inti Atom
                                     Elektron                                Elektron
                    Kulit K                                Kulit K
                                                                                         7
                    Kulit L                                Kulit L
Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi
  elektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih
  besar dari pada selisih tingkat energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan.
  Proses ini disebut sebagai proses eksitasi, yang akan dibahas lebih lanjut
  pada Bab IV.


  Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang
  berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K dengan
  memancarkan radiasi sinar-X. Energi yang dipancarkan oleh transisi
  elektron dari lintasan M ke lintasan K lebih besar daripada transisi dari
  lintasan L ke lintasan K. Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama.
  Sebagai contoh, energi sinar-X yang dipancarkan oleh transisi elektron di
  dalam atom perak (Ag) akan berbeda dengan energi yang dipancarkan oleh
  transisi elektron dalam atom tungsten (W).




B. Inti Atom


  Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, inti atom atau nuklir terdiri alas
  proton dan neutron yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti
  atom). Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom tidak selalu
  sama, oleh karena itu suatu unsur (jenis atom) yang sama mungkin saja
  terdiri alas inti atom yang berbeda, yaitu bila jumlah protonnya sama tetapi
  jumlah neutronnya berbeda.

  1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida)


     Nuklida adalah istilah lain yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis
     inti atom. Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih
     banyak daripada unsur karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas
     nuklida yang berbeda. Unsur dituliskan dengan lambang atomnya,
     misalnya unsur emas adalah Au dan unsur besi adalah Fe. Sedangkan
     penulisan suatu nuklida atau jenis inti atom harus diikuti dengan jumlah



                                                                              8
neutronnya sebagaimana konvensi penulisan sebagai berikut.

                                zxA

X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah
proton di dalam inti atom, sedang A adalah nomor massa yang
menunjukkan jumlah nukleon (jumlah proton + jumlah neutron).
Meskipun tidak dituliskan pada simbol nuklida, jumlah neutron dapat
dituliskan sebagai N dengan hubungan
                             N=A-Z


Sebagai contoh nuklida 2He4 inti atom helium (He) yang mempunyai dua
buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A – Z = 2).


Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau
kesepakatan saja dan bukan suatu ketentuan sehingga masih terdapat
beberapa cara penulisan yang berbeda. Salah satu cara penulisan lain
yang paling sering dijumpai adalah tanpa menuliskan nomor atomnya
seperti berikut ini.

                           xA atau X-A
Contoh: nuklida He4 atau He-4 dan Co60 atau Co-60. Nomor atom tidak
dituliskan karena dapat diketahui dari jenis atomnya. Setiap atom yang
berbeda akan memiliki jumlah proton yang berbeda sehingga nomor
atomnya pun berbeda.


Berkaitan dengan komposisi jumlah proton dan jumlah neutron di dalam
inti atom, terdapat beberapa istilah yang yaitu: isotop, isobar, isoton dan
isomer.


Isotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah
proton) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah neutron) berbeda.
Jadi, setiap unsur mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang
sama. Sebagai contoh adalah isotop hidrogen sebagai berikut: 1H1 , 1H2 ,
1H3.


                                                                         9
Gambar II.3 Isotop Hidrogen
                                                                   Elektron
                                                                   Proton
  Isobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah
  proton + jumlah neutron) sama, tetapi mempunyai nomor atomNeutron
                                                             (jumlah
  proton) berbeda. Contoh:
         1
           H 1
                                  1
                                    H2                   1
                                                           H3
        Hidrogen              Deuterium                  Tritium
                                      16      16
                                  6C dan 8O


  Isoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama,
  tetapi mempunyai nomor atom dan jumlah proton berbeda. Contoh:


                              6C14 ; 7N15 dan 8O16


  Isomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun
  nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. Inti
  atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi
  dasamya biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m.


                     28Ni60 dan        Ni60* atau
                                      28            28Ni60m


  Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah
  neutron yang sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60
  berada pada keadaan dasarnya sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya
  atau pada keadaan tereksitasi (excited-state).



2. Kestabilan Inti Atom


  Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat
  mempengaruhi kestabilan inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil
  bila komposisi jumlah proton dan neutronnya sudah "seimbang" serta
  tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar. Sedangkan inti atom


                                                                         10
dikatakan tidak stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya
     "tidak seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar.


            Jumlah                     Isotop
            neutron (N)                radioaktif
         Gambar II.4. Hubungan antara jumlah neutron dan jumlah proton
                                       alam

     Gambar II.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton
                                                N=Z
     dan jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida
     tidak berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida
     tersebut tidak stabil. Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila
     jumlah protonnya sama dengan jumlah neutronnya, terlihat bahwa posisi
                            0
     nuklida berhimpit dengan garis N = Z, sedang kestabilan (Z)
                                             Jumlah proton inti-inti berat
     terjadi bila jumlah neutron mendekati 1,5 kali jumlah protonnya.


     Isotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop. Radioisotop dan
     radionuklida adalah istilah yang sama, yaitu menunjukkan inti-inti atom
     yang tidak stabil. Sedangkan bahan yang terdiri atas radionuklida dengan
     jumlah cukup banyak disebut bahan radioaktif.


     Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi
     atom yang stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif. Proses
     peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa tingkatan
     intermediet (antara) sebelum menjadi inti atom yang stabil. Peluruhan
     seperti ini dinamakan peluruhan berantai.




                              LATIHAN


1. Sebutkan muatan dan massa dari partikel-partikel elementer penyusun atom.
2. Jelaskan prinsip dasar struktur atom Bohr
3. Jelaskan maksud dari atom yang tidak netral (ion) dan atom yg tidak stabil
4. Jelaskan proses terjadinya sinar-X karakteristik
5. Tentukan jumlah proton dan neutron dari nuklida 19K40 dan 92U235 . Kemudian
  hitung muatan dan massa dari nuklida 2He4 .


                                                                              11
6. Tentukan pasangan nuklida di bawah ini yang merupakan isotop, isobar,
   isoton dan isomer.
   27   Co60 dan 27Co60 * ; 27Co60 dan 27Co59 ; 27Co60 dan 28Ni60 ; 27Co60 dan 28Ni61
7. Jelaskan, mengapa suatu inti atom dikatakan tidak stabil.
8. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan peluruhan radioaktif.


Jawaban
1. Lihat Tabel II.1
2. Struktur atom Bohr menyatakan atom terdiri dari inti atom yang berisi
   proton dan neutron, serta elektron yang mengitari inti pada lintasannya
   masing-masing.
3. Atom tidak netral (ion) adalah atom yang memiliki proton dan elektron
   dengan jumlah berbeda.
   Atom dikatakan tidak stabil bila lintasan elektron yang lebih dalam belum
   terisi penuh tapi lintasan yang lebih luar sudah berisi elektron.
4. Radiasi sinar-X karakteristik terjadi pada saat elektron berpindah (transisi)
   dari lintasan yg lebih luar ke lintasan yang lebih dalam.
5. 19K40      : jumlah proton = 19; jumlah neutron = 21

   92  U235 : jumlah proton = 92; jumlah neutron = 143

   2He4       : muatan nuklida = 2 x 1,6 x 10-19 C = 3,2 x 10-19 C
   massa nuklida = 4 x 1,67 x 10-27 C = 6,68 x 10-27 kg
6. Isomer, isotop, isobar, isoton
7. Inti dikatakan tidak stabil apabila komposisi proton dan neutronnya "tidak
   seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar, lihat
   tabel nuklida.
8. Peluruhan radioaktif adalah proses transformasi inti atom yang tidak stabil
   menjadi inti atom yang lebih stabil.


                             RANGKUMAN BAB II


1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat
       materi tersebut.



                                                                                        12
2. Atom terdiri atas inti atom (berisi proton dan neutron) serta elektron yang
   mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu.
3. Muatan dan massa dari elektron, proton dan neutron adalah sebagaimana
   tabel berikut:
              Tabel II.1 Harga muatan dan massa dari partikel elementer
        Partikel        Muatan Listrik                       Massa
                      Coulomb   Elementer               Kg           sma
        Elektron     - 1,6 x 10-19      -1          9,1 x 10-31       0
         Proton     + 1,6 x 10-19      +1           1,67 x 10-27      1
        Neutron           0             0        1, 67 X 10-27        1


4. Transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam
   akan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. Sebaliknya, transisi
   elektron dari lintasan yang lebih dalam ke lintasan yang lebih luar akan
   membutuhkan energi eksternal.
5. Penulisan nuklida adalah ZXA dengan X adalah simbol atom, Z adalah
   nomor atom (jumlah proton), A adalah nomor massa (jumlah proton
   ditambah jumlah neutron).
6. Isotop adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
   mempunyai nomor massa berbeda.
7. Isobar adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor massa sama tetapi
   mempunyai nomor atom berbeda.
8. Isoton adalah inti-inti atom atau nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah
   neutron sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda.
9. Isomer adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom maupun nomor
   massa sama tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda.
10. Peluruhan radioaktif adalah perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi
   inti atom yang stabil. Inti atom yang tidak stabil dapat disebut sebagai
   radionuklida atau radioisotop. Bahan yang terdiri atas inti atom yang tidak
   stabil dengan jumlah yang cukup banyak disebut bahan radioaktif.




                                                                            13
BAB III
                       PELURUHAN RADIOAKTIF


Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang
lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif
(radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi.


Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan
neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan
memancarkan radiasi alfa (α) atau radiasi beta (β). Sedangkan bila
ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada
keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma (γ).



A. Jenis Peluruhan


  Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alfa
  (α), peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ). Jenis peluruhan atau jenis
  radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi
  inti atom yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z.


  1. Peluruhan Alfa (α)


     Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat
     (nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan
     partikel alfa (α) yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua
     neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan
     elementer positif. Partikel α secara simbolik dinyatakan dengan simbol
     2He4.


     Radionuklida yang mengalami peluruhan akan kehilangan dua proton
     dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan α ini
     dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:



                                                                               14
Z   XA →    Z-2  YA-4 + α


  Contoh peluruhan partikel Alfa yang terjadi di alam adalah:

                                92  U238 →      90
                                                  Th234
                                                       +α


  Sifat Radiasi Alfa
   a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya
      ionisasi partikel β dan 10.000 kali daya ionisasi sinar γ.
   b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm
      udara, bergantung pada energinya.
   c. Partikel α akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
      listrik.
   d. Kecepatan partikel α bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan
      cahaya.


2. Peluruhan Beta (β)


  Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam
  peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan
  negatif (β-) atau bermuatan positif (β+). Partikel β- identik dengan
  elektron sedangkan partikel β+ identik dengan elektron yang bermuatan
  positif (positron). Pada diagram N-Z, peluruhan β- terjadi bila nuklida
  tidak stabil berada di atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan β+
  terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan.


  Dalam proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi proton di
  dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai
  persamaan inti berikut.

                            XA →
                            Z           Z+1     Y A + β- + ν
  Contoh:
                            15  P32 →      16S32 + β- + ν




                                                                       15
Sedangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi
  neutron di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan
  sebagai persamaan inti berikut.

                         Z   XA →     YA + β+ + ν-
                                    Z-1

  Contoh:
                         8   O15 → 7N15 + β+ + ν-



  Neutrino (ν+) dan antineutrino (ν-) adalah partikel yg tidak bermassa
  tetapi berenergi yg selalu mengiringi peluruhan β.

  Sifat Radiasi Beta
   a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α
   b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, di udara dapat
      beberapa cm.
   c. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan
      cahaya.
   d. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan
      jika melewati medium.
   e. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
      listrik.



3. Peluruhan Gamma (γ)


  Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak
  menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena
  radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang
  elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom
  tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
  sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat
  terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva
  kestabilan. Biasanya, peluruhan γ ini mengikuti peluruhan α ataupun β.



                                                                         16
Peluruhan γ dapat dituliskan sebagai berikut.

                                   XA∗ → ZXA + γ
                                   Z


     Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan β

                             27Co60 →       28Ni60∗ + β-

                              28  Ni60∗ →    28  Ni60 + γ

     Sifat Radiasi Gamma
      a. Sinar y dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang
         gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å
      b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya
         tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
         partikel α atau β
      c. Karena tidak bermuatan, sinar γ tidak dibelokkan oleh medan listrik
         maupun medan magnit



B. Aktivitas Radiasi


  Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa inti yang tidak
  stabil akan berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi (proses
  peluruhan). Laju peluruhan - jumlah proses peluruhan per satuan waktu (∆
  N/∆t) - sebanding dengan jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu
  konstanta yang disebut sebagai konstanta peluruhan (γ).

                 ∆N
                    = λ⋅N
                 ∆t                                         (III-1)


  Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi
  dalam satu detik, atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.

              A = λ ⋅t                                          (III-2)


  Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan
  yang disebut sebagai hukum peluruhan yaitu:


                                                                               17
N = N 0 ⋅ e − λ ⋅t                               (III-3)

  N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, N0 adalah jumlah inti
  atom yang tidak stabil saat mula-mula, λ adalah konstanta peluruhan
  sedangkan t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat ini.
  Persamaan di atas dapat diubah menjadi bentuk aktivitas sebagai berikut.
                            − λ ⋅t
               A = A0 ⋅ e                                       (III -4)


  di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A0 adalah aktivitas mula-
  mula. Persamaan III-4 di atas dapat digambarkan dalam grafik eksponensial
  yang menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu
  (Gambar III-2).



               Gambar III-2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi waktu




Satuan Aktivitas


Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan intemasional (SI) aktivitas radiasi
dinyatakan dalam satuan Beqcuerel (Bq) yang didefinisikan sebagai:
          Aktivitas (A) 1 Bq = 1 peluruhan per detik
                               Aktivitas awal
Sebelum itu digunakan satuan Curie (Ci) untuk menyatakan aktivitas radiasi
                               (Ao)
yang didefinisikan sebagai:
                        1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik
dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil yaitu mili Curie (mCi) dan micro
Curie (µCi),
                                      1 mCi = 10-3 Ci
                                      1 µCi = 10-6 Ci

                                                          Waktu
C. Waktu Paro


  Waktu paro (T1/2) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar
  aktivitas    suatu     radioaktif     menjadi   separuhnya    setiap     radionuklida


                                                                                    18
mempunyai waktu paro yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60
 mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan Ir-192 adalah 74 hari.



         Gambar III-3: Hubungan antara aktivitas radioaktif dan waktu paro


 Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan
 berikut ini.

                            0,693
                T1 / 2 =                                    (III-5)
                              λ

 Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu
 radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis
 Aktivitas (A)            Aktivitas
 (III-4). Bila selang waktunya(Ao) dengan satu kali T1/2 maka aktivitasnya
                          awal
                                 sama
 tinggal 0,5 nya, sedang kalau dua kali T1/2 , maka aktivitasnya tinggal 0,25
 nya, dan seterusnya. Dapat juga menggunakan hubungan berikut ini.

                A = ( 1 2 ) ⋅ A0
                             n


            ½ Ao      t                                     (III-6)
                n=
                     T 12
            ¼ Ao

 t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat pengukuran,
                       T½     2T½                          Waktu (t)
 sedangkan T 12 adalah waktu paro radionuklida.



                                    CONTOH SOAL


1. Sumber Ir-192 mempunyai aktivitas 100 MBq pada tanggal 1 Januari
   1999. Berapa aktivitasnya pada tanggal 28 Mei 1999 jika 1r-192

   mempunyai waktu paro T 12 = 74 hari?

   Jawab:
   Selang waktu t = 1 Januari - 28 Mei 1999 = 148 hari
   n = 148 / 74 = 2
   A = ( 1 2 ) ⋅ 100 MBq
            2


   = 25MBq


                                                                             19
Jadi aktivitas Ir-192 pada tanggal 28 Mei ‘99 adalah 25 MBq.

2. Suatu bahan radioaktif mempunyai aktivitas 100 MBq pada pukul 08.00
   WIB Sedangkan pada pukul 14.00 WIB aktivitasnya tinggal 25 MBq.

   Berapa waktu paro T 12 bahan radioaktif tersebut?

   Jawab:
   Ao = 100 MBq, A(t) = 25 MBq, dan waktu t = 6 jam.
   Setelah 6 jam aktivitasnya tinggal 25 / 100 =   1
                                                       4   kali yang berarti telah

   mencapai 2 kali T 12 .

   2 x T 12 = 6 Jam, maka T 12 = 3 jam.




                                                                               20
D. Aktivitas Jenis


  Aktivitas jenis radioaktif (Asp) didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram
  zat radioaktif tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan Ci/gram. Makin
  pendek waktu paro unsur radioaktif, makin besar aktivitas jenisnya.


              Asp = λ × N sp                                   (III-7)



                       6,02 × 1023
              N sp =                                           (III-8)
                            A



  Asp adalah jumlah atom dalam satu gram zat radioaktif, sedang A adalah
  nomor massanya.


                                     CONTOH SOAL

Aktivitas jenis Ra-226 yang mempunyai waktu paro 1620 tahun adalah:


                                    0,693           6,02 × 10 23
                     Asp =                        ⋅
                           1620 × 365 × 24 × 3600      226
                     Asp = 0,97Ci / gram




E. Skema Peluruhan


  Proses peluruhan suatu radionuklida dari keadaan tidak stabil menjadi stabil
  ternyata menempuh tahapan tertentu yang dapat digambarkan dalam suatu
  skema peluruhan. Gambar berikut ini menunjukkan dua contoh yaitu skema
  peluruhan Cs-137 dan Co-60.
       Cs137                                          Co60
    55          (T ½ = 30 tahun)                    27             (T ½ = 5,26 tahun)


               β1 (95%) III.4. Skema Peluruhan Cs-137 dan Co-60 (99%)
                Gambar                                       β1
                                0,6616 MeV                                              2,5057 MeV


                           γ (85%)                                γ1
  Terlihat dari skema peluruhan di atas bahwa dalam perjalanannya menuju
        β2 (5%)                                  β2 (5%)
  stabil Cs-137 memancarkan0,0 2 jenis radiasi β- dan sebuah radiasi γ,
                               MeV
                                                                 1,3325 MeV


                                                            γ2
                    56
                      Ba137                                          0,0 MeV
                                                                       21

                                                                              28
                                                                                Ni60 (stabil)
sedangkan Co-60 memancarkan 2 jenis radiasi β- dan 2 jenis radiasi γ. Dari
  skema peluruhan tersebut juga dapat diketahui tingkat energi dari setiap
  radiasi      yang      dipancarkan    maupun   probabilitas   jumlah   (kuantitas)
  pancarannya.


                                      LATIHAN
1. Tiga jenis peluruhan secara spontan dari suatu nuklida adalah sebagai
  berikut, kecuali
   a. alfa                  b. Beta       c. gamma              d. neutron
2. Suatu radionuklida ZPA memancarkan radiasi α, maka reaksi inti pada
   proses tersebut:
  a.   Z   p A →Z + 2 P A + α
  b.   Z   p A →Z − 2 P A+ 4 + α

  c.   Z   p A →Z − 2 P A− 4 + α

   d. Z p A + α → Z + 2 P A + 4
3. Setiap radionuklida mempunyai :
   a. waktu paro yang unik
   b. waktu paro dan aktivitas yang sama
   c. waktu paro dan spektrum energi yang unik
   d. tidak ada jawaban yang benar
4. Yang dimaksud dengan waktu paro (half life) adalah:
    a. waktu yang diperlukan agar aktivitas zat radioaktif bertambah
           separonya
    b. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif bertambah menjadi dua
           kalinya
    c. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif berkurang menjadi
           separonya
    d. waktu yang diperlukan untuk menurunkan aktivitas radiasi
5. Suatu zat radioaktif dengan waktu paro pendek akan menyebabkan:
    a. konstanta peluruhannya besar dan lambat meluruhnya
    b. konstanta peluruhannya kecil dan cepat meluruhnya
    c. konstanta peluruhannya tetap dan aktivitasnya tetap
    d. konstanta peluruhannya besar serta lebih cepat meluruhnya



                                                                                 22
6. Waktu paro Au-198 adalah 2,70 hari. Kalau aktivitas awal 35 curie,
    berapakah aktivitasnya setelah 8,1 hari kemudian dinyatakan dalam persen?
    a. 7,5 %            b. 12,5%       c. 15%               d.8%
7. Pengukuran aktivitas radiasi dua sumber radiasi sesuai data dibawah ini:
             Waktu             Aktivitas Sumber A      Aktivitas S umber B
        Senin, jam 8.00              300 Ci                  200 Ci
        Kamis, jam 8.00              150 Ci                     25 Ci
   Selisih waktu paro kedua sumber radiasi tersebut:
    a. 1 hari           b. 2 hari      c. 3 hari    d. 4 hari
8. Berapakah jumlah radiasi gamma dengan energi 1,332 Mev yang akan
    dipancarkan per detik oleh nuklida Co-60 dengan aktivitas 10.000 Bq?
    a. 1,99 x 10.000
    b. 0,99 x 10.000
    c. 10.000
    d. 0,01 x 10.000
9. Apa yang dimaksud dengan daya ionisasi suatu partikel?
10. Berapakah muatan listrik untuk partikel α, partikel β dan foton γ?
11. Mengapa radiasi α dan β dibelokkan oleh medan magnet?
12. Sebutkan 3 sifat radiasi α, β dan γ!

Jawaban:

    l. d         2. c       3. c        4. c
    5. d     6. b       7. b       8. b
9. Kemampuan suatu partikel untuk mengionisasi atom yang dilewatinya.
10. - muatan listrik partikel α = +2
    -   muatan listrik partikel β = -1 atau + 1
    -   muatan foton γ = 0
11. Karena radiasi α dan β bermuatan listrik
12. Sifat radiasi α:
    -   Daya ionisasi lebih besar dari daya ionisasi α dan γ. Partikel α
        merupakan inti Helium
    -   Daya tembusnya lebih kecil dari radiasi β dan γ.
    Sifat radiasi β:


                                                                              23
-   Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar α tetapi lebih besar dari sinar γ
-   Daya tembusnya lebih besar dari sinar α tetapi lebih kecil dari sinar γ
-   Mudah dihamburkan jika melewati medium
Sifat radiasi γ:
-   Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar β
-   Daya tembusnya lebih besar
-   Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik




                                                                            24
RANGKUMAN BAB III


1. Dikenal tiga jenis peluruhan spontan yaitu peluruhan alfa, peluruhan beta,
   dan peluruhan gamma.
2. Dalam peluruhan α akan dipancarkan partikel α yang identik dengan inti
   atom Helium, bermuatan dua positif dan bermassa 4 sma. Nuklida yang
   meluruh akan kehilangan dua proton dan dua neutron, sehingga membentuk
   nuklida baru.
3. Dalam peluruhan β, terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam
   nuklida yang meluruh sehingga berubah menjadi nuklida baru.
  Sebaliknya dalam peluruhan β+, terjadi perubahan proton menjadi neutron.
  Partikel β identik dengan elektron sedang β+ identik dengan positron
  (elektron yang bermuatan positif).
4. Peluruhan gamma terjadi pada nuklida yang dalam keadaan tereksitasi
   (isomer). Nuklida yang mengalami peluruhan gamma tidak berubah
   menjadi nuklida baru.
5. Radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan spontan berupa partikel
   bermuatan seperti partikel α dan β atau gelombang elektromagnetik seperti
   sinar γ.
6. Radionuklida meluruh mengikuti persamaan eksponensial berikut
                               A = A0 ⋅ e − λ ⋅t

7. Waktu paro dapat digunakan untuk menentukan laju peluruhan (aktivitas)
   suatu zat radioaktif. Waktu paro merupakan waktu yang diperlukan
   sehingga jumlah inti atom yang tidak stabil (atau aktivitas) berkurang
   menjadi separuhnya.




                                                                          25
BAB IV

                INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI


Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan materi
yang dilaluinya. Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan atas tiga jenis
radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi α dan β radiasi partikel
tidak bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik,
seperti radiasi γ dan sinar-X.


A. Interaksi Partikel Alfa


   Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel α secara fisik maupun
   elektrik relatif besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel α
   ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan
   penyerap karena, adanya gaya Coulomb. Oleh karena itu, radiasi α sangat
   mudah diserap di dalam materi atau daya tembusnya sangat pendek. Radiasi
   α yang mempunyai energi 3,5 MeV hanya dapat menembus 20 mm udara
   atau hanya dapat menembus 0,03 mm jaringan tubuh.


   lnteraksi radiasi α dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan
   eksitasi. lnteraksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi
   inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom
   yang lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.


   1. Proses Ionisasi


      Ketika radiasi α (bermuatan positif) melalui materi maka terdapat
      beberapa elektron (bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya
                                  Elektron
      karena adanya gaya tarik Coulomb. Proses terlepasnya elektron dari
                                       lepas                        Radiasi, E0
      suatu atom dinamakan sebagai proses ionisasi.

               Radiasi, Ei
                                             Inti
                         Gambar IV.1: Proses ionisasi        Lintasan
                                                             elektron


                                                                                  26

                                  Elektron
Energi radiasi setelah melakukan sebuah proses ionisasi (E0) akan lebih
     kecil dibandingkan dengan energi mula-mula (Ei), berkurang sebesar
     energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses ionisasi. Setelah
     terjadi ionisasi maka atomnya akan bermuatan positif dan disebut sebagai
     ion positif. Setelah melalui beberapa kali (beribu-ribu) proses ionisasi,
     maka energi radiasinya akan habis.


  2. Proses Eksitasi


     Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses
     eksitasi, elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke
     lintasan yang lebih luar.
                          Gambar IV.2. Proses eksitasi
                                                  Radiasi, E0
                        Elektron
     Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi setelah melakukan proses
                             pindah
     eksitasi (E0) juga berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk
                                                 Inti
     melangsungkan     proses     eksitasi.      Energi   yang   dibutuhkan   untuk
                                                               Lintasan
     melakukan eksitasi tidak sebesar energi              yang elektron
                                                                dibutuhkan    untuk
                    Radiasi, E1
     mengionisasi. Setelah melakukan beberapa kali (beribu-ribu) proses
     eksitasi, maka energi radiasinya akan habis.
                                      Elektron

     Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses
     transisi elektron dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam
     dengan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik.



B. Interaksi Partikel Beta


  Dibandingkan dengan partikel alfa, massa dan muatan partikel beta lebih
  kecil sehingga kurang diserap oleh materi atau daya tembusnya lebih besar.
                                                                 Sinar-X
  Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV dapat melintas di udara sejauh
                                                         Bremstrahlung

  11 meter atauPartikelmencapai jarak sekitar 15 mm) di dalam jaringan tubuh.
                dapat β
  Interaksi radiasi β dengan materi adalah proses ionisasi dan eksitasi
                       Lintasan
                       elektron
                                          Inti Atom                             27

                         Elektron
sebagaimana radiasi α, serta proses bremstrahlung, yaitu pemancaran radiasi
  gelombang elektromagnetik (sinar-X kontinyu) ketika radiasi β, dibelokkan
  atau diperlambat oleh inti atom yang bermuatan positif. Ukuran partikel β
  jauh lebih kecil dan kecepatannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
  partikel α sehingga partikel β dapat "masuk" mendekati inti atom.


               Gambar IV.3. Proses terbentuknya Sinar-X bremstrahlung


  Fraksi energi (f) dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan dapat
  ditentukan menggunakan persamaan empiris berikut ini.

                 f = 3,5 x10−4 ⋅ Z ⋅ Emaks                      (IV-1)

  dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap sedangkan Emaks adalah energi
  maksimum dari partikel beta (dalam Me V).


  Dari persamaan (IV -1) di atas dapat disimpulkan bahwa:
  1. Energi partikel β yang lebih besar akan menghasilkan radiasi
        bremstrahlung yang lebih besar.
  2. Semakin besar nomor atom bahan penyerap (semakin berat) akan
        menghasilkan radiasi sinar-X yang lebih besar pula.


                             LATIHAN
1. Sebutkan nama dari masing-masing proses di bawah ini.
   1. Sebutkan interaksi yang terjadi di bawah ini:
    -    Proses terlepasnya elektron dari atomnya.
    -    Proses transisi elektron ke orbit yang lebih tinggi.
    -    Proses transisi elektron ke orbit yang lebih rendah.
    -    Proses terbentuknya sinar-X karena partikel β dibelokkan oleh inti
         atom.
   2. Tentukan fraksi energi dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan oleh
        radiasi β dari P-32 (Emaks = 1,7 MeV) ketika mengenai timah hitam (Z =
        82).


Jawaban:



                                                                           28
1. Ionisasi; eksitasi; de-eksitasi; bremstrahlung.
   2. 7 %.




C. Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X


  Sinar γ dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang
  berarti tidak mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu,
  sinar γ dan sinar-X sangat sulit untuk diserap oleh materi, atau daya
  tembusnya sangat besar. Proses interaksi antara sinar γ dan sinar-X dengan
  materi adalah efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan.
  Probabilitas terjadinya antara tiga proses tersebut sangat ditentukan oleh
  energi radiasi dan jenis materi (nomor atom) penyerapnya.


             Gambar IV-4: Probabilitas interaksi atom dengan materi




  1. Efek Fotolistrik


    Pada efek fotolistrik, enegi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga
    elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam
           Nomor
    prosesAtom
           ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi foton
                100
    yang mengenainya. Efek                     Produksi
                             Fotolistrik             Pasangan
                             dominan                 dominan
    Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton berenergi rendah di
    bawah 0,5 Me V dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang
               50                                      Fotoelektron
          Gelombang                                             (berenergi)
    besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah
         Elektromagnet            Efek
                                           Compton
    hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).
                                  dominan
                    0
                  Lintasan
                       0            0,1        1        10      100
                  elektron
                                                Energi Foton (MeV)
                                           Inti Atom
                                                                              29

                                Elektron
Gambar IV-5: Efek Fotolistrik


2. Hamburan Compton


        Gelombang Gambar IV-6: Hamburan Compton         Fotoelektron
        Elektromagnet,                                  (berenergi)
        Ei=hνi

  Pada hamburan Compton, foton dengan energi hνi bertumbukan dengan
                                                                       Eo=hνo
  elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hν0
             Lintasan
            elektron
  dihamburkan dan sebuah fotoelektron lepas dari ikatannya. Energi
                          Inti Atom
  kinetik elektron (Ee) sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar.
                    Elektron
            Ee = hvi − hv0                              (IV -2)

  Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang
  (di atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang
  rendah.




                                                                           30
3. Produksi Pasangan


  Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hνi lebih
  besar dari 1,02 MeV. Ketika foton "sampai" ke dekat inti atom maka
  foton tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-
  positron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi
  bermuatan positif. Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama
  dengan energi foton yang datang dikurangi 1,02 MeV.

          Ee + + Ee − = hvi − 1.02 Mev                   (IV -3)

  Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee- energi kinetik elektron.


                                                              Elektron
          GelombangGambar IV.7. Produksi Pasangan
          Elektromagnet


4. Ionisasi Tidak Langsung

                   Lintasan
                   elektron
  Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut Positron terlihat
                                  Inti Atom               diatas
  bahwa semua interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau
  positron) yang berenergi.Elektron atau positron yang berenergi tersebut
                            Elektron
  dalam pergerakannya akan mengionisasi atom-atom bahan yang
  dilaluinya sehingga dengan kata lain, gelombang elektromagnetik juga
  dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung.




5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik


  Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (α atau β), daya tembus
  radiasi gamma dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap,
  secara keseluruhan.



       Gambar IV.8. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik


            Io                            Bahan
                                         Penyerap
                                                                         Ix
                                                                              31

                                            x
Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (Io) dan intensitas yang
   diteruskan (Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai
   berikut.
               I x = I 0 ⋅ e −µ ⋅x                         (IV-4)

   µ adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar-
   X. µ sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan
   densitas (ρ) serta energi radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan
   penyerap bisa dalam satuan panjang (mm; cm) ataupun dalam satuan
   massa persatuan luas (gr/cm2).


   TerIihat bahwa persamaan (IV-4) di atas merupakan persamaan
   eksponensial seperti persamaan peluruhan radioaktif sehingga dapat
   digambarkan sebagai berikut.


  GambaI IV.9. Kurva intensitas radiasi yang diteruskan oleh bahan penyerap


   Bila pada peluruhan nuklir radioaktif dikenal istilah waktu paro, disini
   terdapat istilah tebal paro (HVL = half value layer) yaitu tebal bahan
   yang dapat menyerap separo dari intensitas mula-mula atau intensitas
   yang diteruskan tinggal separonya. Istilah lain adalah TVL (tenth value
   layer) yaitu tebal bahan yang dapat menyerap 90% intensitas mula-mula
   atau intensitas yang diteruskan tinggal sepersepuluh (10%) nya. Nilai

Intensitas, IxTVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (µ) nya
   HVL dan
                        Intensitas
   dengan persamaan berikut.(Io)
                        awal

                         0,693         2,303
               HVL =           ; TVL =                    (IV -5)
                           µ             µ


          ½ Io
   Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui
   suatu bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan
   konsep HVL dan TVL ini dibandingkan harus menggunakan persamaan
        1/10   Io
   dasarnya (IV-4).
                              HVL              TVL          Tebal, x




                                                                              32
I x = ( 1 2 ) I 0 ; I x = ( 110 ) I 0
                            n                   m
                                                           (IV-6)

     n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x /
     TVL).




     Prinsip-prinsip tersebut diterapkan di dalam merancang tameng radiasi
     (radiation shielding). Dengan bahan yang telah diketahui koefisien
     atenuasinya, kita bisa menghitung berapa ketebalan yang diperlukan agar
     intensitas radiasi bisa diturunkan ke level yang kita kehendaki.



                                            LATIHAN

1. Sebutkan tiga prinsip interaksi atom!
2. a. Yang mana di antara ketiga proses tersebut di atas yang dominan
       terjadi apabila energi fotonnya lebih dari 1,02 MeV?
   c. Sementara itu, mana di antara ketiga proses tersebut yang dominan
           pada energi foton yang rendah ?
Jawaban:
     1. Efek fotolistrik, Efek Compton, Produksi pasangan
     2. a. Efek produksi pasangan
         b. Efek fotolistrik


D. Faktor Penambahan (Build-up Factor)


  Sebagaimana telah diuraikan di depan, bahwa seseorang bisa mengurangi
  intensitas dari gelombang elektromagnet (gamma, sinar-X) dengan
  memanfaatkan bahan yang mempunyai koefisien atenuasi tertentu sebagai
  tameng. Mengacu pada Gambar IV-8 dan persamaan IV-4, intensitas radiasi
  I0 yang melalui bahan dengan koefisien atenuasi μ dan ketebalan X akan
  berkurang menjadi Ix = I0 e-( μX). Artinya, secara teori semakin tebal bahan
  tameng dan semakin tinggi harga μ, semakin tajam penurunan intensitas
  radiasinya.




                                                                           33
Namun demikian, pada kenyataannya semakin tebal bahan tameng, semakin
 kompleks interaksi yang terjadi di dalamnya, sehingga timbul kemungkinan
 penambahan radiasi sebagai akibat interaksi tersebut. Dalam hal ini dikenal
 istilah ”Faktor Penambahan” (Build-up Factor), B yang nilainya
 tergantung pada energi radiasi dan jenis bahan tameng. Tabel IV.1
 memberikan contoh nilai-nilai B untuk bahan Besi (Fe) dan Timbal (Pb).


 Dengan adanya faktor penambahan B, maka intensitas radiasi gelombang
 elektoromagnet yang melewati bahan menjadi:
                    Ix = I0 B e-μx                         (IV-7)
 Dengan B adalah faktor penambahan.


          Tabel IV.1. Faktor Penambahan, B untuk radiasi searah
                                                   μ ox
              E0,
Bahan                       1         2       4            7        10      15
             MeV
Besi          0.5         2.07       2.94   4.87          8.31      12.4   20.6
              1.0         1.92       2.74   4.57          7.81      11.6   18.9
              2.0         1.69       2.35   3.76          6.11      8.78   13.7
              3.0         1.58       2.13   3.32          5.26      7.41   11.4
              4.0         1.48       1.90   2.95          4.61      6.46   9.92
              6.0         1.35       1.71   2.48          3.81      5.35   8.39
              8.0         1.27       1.55   2.17          3.27      4.58   7.33
             10.0         1.22       1.44   1.95          2.89      4.07   6.70

Timbal        0.5         1.24       1.39   1.63          1.87      2.08
              1.0         1.38       1.68   2.18          2.80      3.40   4.20
              2.0         1.40       1.76   2.41          3.36      4.35   5.94
              3.0         1.36       1.71   2.42          3.55      4.82   7.18
              4.0         1.28       1.56   2.18          3.29      4.69   7.70
              6.0         1.19       1.40   1.87          2.97      4.69   9.53
              8.0         1.14       1.30   1.69          2.61      4.18   9.08
             10.0         1.11       1.24   1.54          2.27      3.54   7.70




                                                                           34
E. Tameng Berlapis Banyak


  Prinsip penghitungan tebal tameng yang dibicarakan sebelumnya adalah
  tameng dengan bahan lapisan tunggal (single layer). Pada prakteknya,
  sering dijumpai penggunaan tameng dengan kombinasi beberapa lapisan
  yang berbeda (multilayered shields), seperti ditunjukkan pada Gambar
  IV.10 di bawah ini.


                   Gambar IV.10.μ1        μ2
                                 Tameng dengan lapisan ganda


     Io                                                                      I2
  Dari    Gambar    IV.10    terlihat        bahwa    intensitas   radiasi   gelombang
                                                  I
  elektromagnet yang melewati bahan 1 akan berkurang dari I0 menjadi I1 dan
                                         1
                                        X lagi menjadi I2 yang bisa dihitung
                              X1berkurang 2
  setelah melewati bahan 2 akan
  dengan persamaan berikut ini.
                     I1 = I0 e-μ x
                                 1 1
                                                                   (IV-8)

                     I2 = I1 e-μ x
                                 2 2
                                                                   (IV-9)
  atau dengan persamaan gabungan:
                    I2 = I0 e-(μ x
                                1 1    + μ2x2 )
                                                                   (IV-10)


F. Interaksi Radiasi Neutron


  Berbeda dengan radiasi α, β dan γ, radiasi neutron memang tidak dihasilkan
  dari proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi
  fisi, misalnya di reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator
  ataupun zat radioaktif).


  Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan
  listrik sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik,
  yaitu tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap,
  baik secara elastik maupun tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi akan
  menyerap energi neutron sehingga setelah beberapa kali tumbukan maka
  energi neutron akan "habis". lnteraksi lain yang mungkin muncul --- bila


                                                                                    35
energi neutron sudah sangat rendah --- adalah reaksi inti atau penangkapan
neutron oleh inti atom bahan penyerap.


1. Tumbukan Elastik


  Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel-
  partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan
  elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron
  diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut
  terpental sedangkan neutronnya dibelokkan atau dihamburkan.



                 Gambar IV.11. Peristiwa tumbukan elastik


  Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai
        Neutron         Atom
  massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya
  atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom
  tersebut(Sebelum tumbukan)
           cukup besar.                     (Setelah tumbukan)


2. Tumbukan Tak Elastik


  Proses tumbukan tak elastik sebenamya sama saja dengan tumbukan
  elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. lni
  terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari
  massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya
  bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.


  Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang
  ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi
  neutron tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yang
  mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai
  penahan radiasi neutron.




          Neutron
                          Atom                                          36

           (Sebelum tumbukan)                      (Setelah tumbukan)
Gambar IV.12. Peristiwa tumbukan non-elastik


   3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)


      Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai
      neutron termal (En ≤ 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa
      neutron tersebut akan "ditangkap" oleh inti atom bahan penyerap
      sehingga mambentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom
      yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya α, β atau γ.
      Peristiwa ini disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu rnengubah
      bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif.


                     Gambar IV.13. Peristiwa penangkapan neutron



           Neutron
                              Atom                                       Radiasi

          (Sebelum tumbukan)                    (Setelah tumbukan)
Pada atom tertentu, penangkapan neutron diikuti dengan peristiwa pecahnya
inti atom (reaksi fisi) yang disertai dengan pembentukan 2 buah inti atom baru,
pelepasan energi panas dan pelepasan 2 ~ 3 buah neutron baru.
Di dalam reaktor nuklir, energi panas bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik, sedangkan neutron yang baru digunakan untuk mempertahankan reaksi
fisi (reaksi berantai). Atom-atom yang bisa mengalami peristiwa ini adalah: U-
235, Pu-239, Th-233, dan sebagainya.



                                     LATIHAN

1. Sebutkan tingkat energi dari tipe neutron di bawah ini:
    a. termal                        b. sedang             c. cepat
2. Isilah titik-titik berikut ini:
    a. Dalam mekanisme ………., total energi sebelum tumbukan sama
        dengan setelah tumbukan.
    b. Dalam mekanisme ………., neutron berturnbukan dengan target yang
        lebih besar;


                                                                             37
c. Sedangkan dalam mekanisrne ………., neutron "masuk" 'ke dalam inti,
         sehingga rnenghasilkan inti radibaktif.
Jawaban:
    1.     a. E ≤ 0,025 eV
          b. 0,025eV < E < 0,10 MeV
          c. E ≥ 0,10 MeV
    2.     a. Tumbukan elastik
          b. Tumbukan tak elastis
          c. Reaksi inti atau penangkapan neutron.



                              Rangkuman Bab IV

1. Ionisasi adalah proses terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk
   pasangan ion.
2. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi,
   baik secara langsung (radiasi α dan β) maupun secara tidak langsung
   (radiasi γ dan neutron).
3. Eksitasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu orbit (lintasan)
   tertentu ke orbit yang lebih luar (energi lebih tinggi). Sebaliknya adalah
   proses de-eksitasi yaitu perpindahan elektron dari suatu orbit ke orbit yang
   lebih dalam dengan memancarkan sinar-X karakteristik.
4. Radiasi α disebut sebagai radiasi pengion kuat, radiasi β disebut sebagai
   radiasi pengion sedang, dan radiasi γ dan sinar-X disebut sebagai radiasi
   pengion yang lemah.
5. Daya tembus radiasi α sangat pendek, radiasi β sedang dan radiasi γ dan
   sinar-X sangat jauh.
6. Radiasi beta yang dibelokkan oleh medan listrik dari inti atom akan
   menghasilkan sinar-X bremstrahlung.
7. Fraksi energi radiasi beta yang berubah menjadi bremstrahlung sebanding
   dengan energi maksimal partikel beta dan nomor atom bahan.
8. lnteraksi sinar γ dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik, efek
   Compton, dan produksi pasangan.
9. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika



                                                                            38
atom menyerap seluruh energi foton yang mengenainya.
10. Efek Compton adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika
   atom    menyerap    sebagian    energi   foton   yang   mengenainya     dan
   menghamburkan sebagian energi lainnya.
11. Produksi pasangan adalah terbentuknya pasangan elektron dan positron
   ketika energi foton diserap seluruhnya oleh pengaruh medan inti atom.
12. lnteraksi neutron dengan materi adalah proses tumbukan elastik, tak elastik
   dan reaksi inti (penangkapan neutron).
13. Tumbukan elastik terjadi bila neutron menumbuk bahan dengan nomor
   atom rendah, misalnya Hidrogen. Tumbukan tak elastis terjadi bila neutron
   menumbuk bahan dengan nomor atom yang lebih besar.
14. Reaksi inti atau penangkapan neutron oleh inti atom mungkin terjadi bila
   energi neutron sudah sangat lemah (neutron termal dengan energi < 0,025
   eV).




                                                                            39
BAB V

                            SUMBER RADIASI


Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam
yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang
sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi
alam disebut radiasi latar belakang (radiasi latar). Pada bab ini akan dibahas
beberapa macam sumber radiasi alam dan prinsip kerja secara umum dari
beberapa sumber radiasi buatan.


A. Sumber Radiasi Alam


  Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini
  merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja
  di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
  berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang
  diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama, berikut:
  -   sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar
      tata surya kita,
  -   sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
  -   sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri.


  1. Sumber Radiasi Kosmik


      Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang
      antar bintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan
      sinar yang berenergi tinggi (1017 eV) dan berinteraksi dengan inti atom
      stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22
      dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena interaksi dengan radiasi
      kosmik ini disebut radionuklida cosmogenik.


      Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh
      manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada


                                                                           40
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila
  posisinya semakin tinggi. Tinggi radiasi yang diterima seseorang juga
  bergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini
  dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di
  daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil
  daripada di daerah katulistiwa.


2. Sumber Radiasi Terestrial


  Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida didalam
  kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut
  primordial dengan waktu paro berorde milyar (109) tahun. Radionuklida
  ini ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak
  bumi terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari
  U-238 sampai dengan Pb-206 stabil; deret Aktinium, yaitu mulai dari U-
  235 sampai dengan Pb-207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232
  sampai dengan Pb-208. Dalam setiap proses peluruhan berantai di atas
  dipancarkan berbagai jenis energi (α, β dan γ) dengan berbagai tingkatan
  energi.


  Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-
  222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas
  sehingga bisa menyebar ke mana-mana. Tingkat radiasi yang diterima
  seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu tempat ke
  tempat lain bergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak
  bumi. Ada beberapa tempat di bumi ini yang memiliki tingkat radiasi di
  atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan
  Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).




                                                                        41
3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh


    Sumber radiasi alam lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh
    manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak
    dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
    minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima
    dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon. Selain itu masih ada sumber
    lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari ikan dan
    kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.


B. Sumber Radiasi Buatan


  Sumber radiasi buatan mulai diproduksi pada abad ke 20, yaitu sejak
  diketemukannya sinar-X oleh W. Roentgent. Saat ini sudah banyak sekali
  jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif, pesawat
  sinar-X, reaktor nuklir maupun akselerator.


  1. Zat Radioaktif


    Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh
    manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif
    dengan neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau
    berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel
    atau ion cepat (didalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya
    akselerator, siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis
    radiasi alfa, beta, gamma dan neutron.


    a. Pemancar Alfa


       Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida
       pemancar alfa adalah:

                          13   Al 27 + 0 n1 →11 Na 24 + α




                                                                           42
Salah satu aplikasinya adalah untuk menghasilkan radiasi neutron
  melalui reaksi (α,n), radionuklida yang sering dipakai adalah Ra-226,
  Po-210, Pu-239 dan Am-241.


b. Pemancar Beta


  Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan
  partikel neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor
  nuklir didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta
  bersifat kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran
  dan juga dalam industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar
  beta yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90,
  P-32, Re-188, sedangkan untuk industri yang sering digunakan adalah
  Sr-90, P-32, TI-208.


  Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah

                          14   Si 31 + 0 n1 →15 P 32 + β −


c. Pemancar Gamma


  Sebenarnya jarang sekali sumber radioaktif yang hanya memancarkan
  radiasi gamma saja, karena radiasi gamma biasanya mengikuti proses
  peluruhan α atau β.


  Berikut ini adalah contoh sebuah reaksi inti untuk menghasilkan
  radionuklida pemancar β dan γ:

                   27   Co 59 + 0 n 1 → 28 Ni 60 + β − + γ



  Dalam pemakaiannya, pemancar gamma beraktivitas tinggi sering
  digunakan sebagai sumber radiasi di rumah sakit dan industri.
  Irradiator banyak diguakan di rumah sakit (irradiator Co-60 dan Cs-
  137) dan dalam industri (irradiator Co-60).


                                                                     43
d. Pemancar Neutron


     Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi antara radiasi α
     dengan bahan yang dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur
     Be.


     Sumber neutron ini merupakan campuran antara unsur Be dengan
     unsur radioaktif pemancar α, misalnya Am-241 yang dibungkus
     dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.

                          95   Am 241 →93 Np 237 + α
                          4   Be9 + α →6 C12 + n



2. Pesawat Sinar-X


  Secara sederhana proses terbentuknya radiasi sinar-X pada pesawat sinar-
  X adalah seperti gambar di bawah ini.

                                              Tegangan Tinggi


                 Pemanas




                 Katoda
                                                       Kaca penutup

                 Sinar-X                 Target (anoda)

                 Gambar V-1: Konstruksi pesawat sinar-X




  Proses pembentukan sinar- X pada pesawat sinar- X adalah sebagai
  berikut:
 1. Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan
     elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).
 2. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan



                                                                       44
menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.
3. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan
   elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.
4. Ketika berkas elektron menabrak target akan terjadi proses eksitasi
   pada   atom-atom     target,   sehingga   akan      dipancarkan   sinar-X
   karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron sehingga
   akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.
5. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan
   bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui jendela (window).
6. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian
   besar energi pada saat elektron menumbuk target akan berubah
   menjadi panas.


Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh
pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang bersifat "diskrit"
dan sinar-X bremstrahlung yang bersifat kontinu.


Perhatikan gambar spektrum energi sinar-X berikut ini.


       Intensitas, Ix                         Karakteristik




                                  Bremstrahlung


                                       Panjang Gelombang, λ




                 Gambar V.2. Spektrum energi sinar-X




                                                                         45
Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu
  pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan mengatur arus
  filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV).
  Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron
  yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga
  mempengaruhi intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan
  intensitas sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV akan
  menyebabkan perubahan "gaya tarik" anoda terhadap elektron sehingga
  kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah. Hal ini
  menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan
  mengalami perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan
  intensitas sinar-X yang semakin besar.


3. Akselerator


  Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel
  bermuatan (ion atau elektron). Partikel bermuatan, misalnya proton atau
  elektron, dipercepat menggunakan medan listrik dan medan magnit
  sehingga mencapai kecepatan yang sangat tinggi.


  Partikel yang telah mempunyai kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan
  oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya
  untuk memproduksi zat radioaktif dengan proton berenergi tinggi,
  memproduksi sinar-X berenergi tinggi dengan elektron yang dipercepat,
  dan juga dapat menghasilkan radiasi neutron dengan mempercepat ion
  deuterium (1H2).


  Dua contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier
  (LINAC = linear accelerator) yang mempunyai lintasan garis lurus dan
  siklotron (cyclotron) yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran.
  Untuk membedakannya dengan zat radioaktif, akselerator dan pesawat
  sinar-X sering disebut sebagai pembangkit radiasi.



                                                                      46
4. Reaktor Nuklir


  Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan
  inti dengan persamaan reaksi sebagai berikut.

                        X + n1 → Y1 + Y2 + nc + Q

  Suatu inti atom X yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak
  dengan neutron termal (n1) akan membelah menjadi dua inti radioaktif Y1
  dan Y2 . Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah
  neutron cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y1 dan Y2
  merupakan inti-inti yang aktif maka dalam proses tersebut juga
  dipancarkan berbagai macam radiasi (α, β dan γ).


  Dari mekanisme pembelahan (reaksi fisi) di atas terlihat bahwa setiap
  reaksi akan menghasilkan lebih dari satu neutron cepat baru, yang bila
  energinya dapat diturunkan menjadi neutron termal, akan menyebabkan
  reaksi pembelahan inti dapat belah yang lainnya. Proses ini berlangsung
  terus-menerus dan disebut sebagai proses reaksi berantai (chain
  reaction). Dalam reaktor nuklir, proses reaksi berantai ini dikendalikan
  secara cermat sedangkan pada bom atau senjata nuklir reaksi ini
  dibiarkan tanpa kendali.


  Energi panas yang dihasilkan dari reaksi berantai di atas ( Q ) dapat
  dimanfaatkan untuk menggerakan turbin sehingga dapat menghasilkan
  listrik. Fasilitas yang memanfaatkan mekanisme ini adalah PLTN.
  Neutron yang dihasilkan dalam reaksi ini juga dapat digunakan untuk
  berbagai macam aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi
  zat radioaktif dan analisis bahan yang dilakukan di reaktor penelitian
  (research reactor).


                                                                       47
LATIHAN


1. Sebutkan tiga sumber utama radiasi latar belakang!
2. Siapakah yang menerima radiasi kosmik lebih besar, yang berada di laut
   atau yang berada di gunung.? Mengapa?
3. Mengapa di dalam tubuh manusia terdapat sumber radiasi internal?
4. Bagaimanakah radionuklida artifisial dapat dibuat?
5. Gas dari sumber terestrial apakah yang merupakan komponen terbesar
   sumber radiasi kepada manusia?
6. Bagaimanakah prinsip kerja pesawat sinar-X?


Jawaban:
    1. Sumber radiasi kosmik, terestrial dan internal.
    2. Orang yang berada di gunung akan menerima radiasi kosmik lebih
       besar daripada di laut atau semakin tinggi suatu tempat, semakin besar
       pula radiasi kosmik di tempat itu.
    3. Sumber radiasi internal terdapat dalam tubuh manusia karena 1). secara
       alami ada di dalam bagian-bagian tubuh manusia sejak lahir, 2). masuk
       ke dalam tubuh manusia melalui, makanan, minuman, pernafasan dan
       luka.
    4. Radionuklida dapat dibuat melalui beberapa cara antara lain reaksi fisi,
        aktivasi neutron atau penembakan dengan partikel/ion dalam
        akselerator.
    5. Radiasi terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-222)
       dan Thoron (Ra-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa
       merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.
    6. Sinar-X dihasilkan sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang
       dipancarkan dari katoda ke target. Arus listrik mempengaruhi


                                                                            48
intensitas sinar-x yang dihasilkan, sedangkan tegangan tabung akan
       mempengaruhi intensitas dan energi sinar- X yang dihasilkan.




                              Rangkuman Bab V

1. Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi sumber radiasi alam         dan
   sumber radiasi buatan.
2. Sumber radiasi alam berasal dari tiga sumber utama yaitu radiasi kosmik,
   terestrial dan internal.
3. Sumber radiasi buatan dapat berupa radionuklida, pesawat sinar-X, reaktor
   nuklir dan akselerator.
4. Radionuklida buatan dihasilkan melalui reaksi fisi, aktivasi neutron, atau
   penembakan partikel/ion.
5. Perubahan mA pada pesawat sinar-X akan mempengaruhi intensitas sinar-
   X yang dihasilkan sedangkan perubahan kV akan mempengaruhi intensitas
   dan energi sinar-X.




                                                                            49
DAFTAR PUSTAKA
  1. Herman Chamber, ”Introduction to Health Physics” 3rd Ed., McGraw-
     Hill Book Company, Inc. (1996)
  2. Irving Kaplan, “Nuclear Physics”, 2nd Ed., Addison-Wesley Publishing
     Company (1979)
  3. Lamarsh, J.R. “Introduction to Nuclear Engineering” 2nd Ed., Addison-
     Wesley Publishing Company (1983)
  4. RD Evans, “The Atomic Nucleus”, McGraw-Hill Book Company, Inc.
     (1955)




                                                                       50

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
Partikel Elementer
Partikel ElementerPartikel Elementer
Partikel Elementer
 
Interaksi foton
Interaksi fotonInteraksi foton
Interaksi foton
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
9 semikonduktor
9 semikonduktor9 semikonduktor
9 semikonduktor
 
Atom berelektron banyak
Atom berelektron banyakAtom berelektron banyak
Atom berelektron banyak
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
O1 cincin newton
O1 cincin newtonO1 cincin newton
O1 cincin newton
 
Efek doppler
Efek  dopplerEfek  doppler
Efek doppler
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Penurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulanPenurunan rumus pemantulan
Penurunan rumus pemantulan
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
Eksperimen Fisika "Interferometer Febry-Perot"
 
Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford
 

Destaque

Wyklad inauguracyjny
Wyklad inauguracyjnyWyklad inauguracyjny
Wyklad inauguracyjnyRadoslaw Kita
 
Techniques offered by big data available for use in the banking sector
Techniques offered by big data available for use in the banking sectorTechniques offered by big data available for use in the banking sector
Techniques offered by big data available for use in the banking sectorRadoslaw Kita
 
Friendships
FriendshipsFriendships
Friendshipspalanca7
 
Bett presentation 2016
Bett presentation 2016Bett presentation 2016
Bett presentation 2016Matthew Rogers
 
PR393 introduction session sem 2 2014
PR393 introduction session sem 2 2014PR393 introduction session sem 2 2014
PR393 introduction session sem 2 2014Lydia Gallant
 
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkita
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkitaMeetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkita
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkitaRadoslaw Kita
 
Bab 4 unsur radio aktif
Bab 4  unsur radio aktifBab 4  unsur radio aktif
Bab 4 unsur radio aktif1habib
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMkemenag
 
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPANMANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPANNur Widdya Kurniati
 

Destaque (16)

Fisika inti diktat
Fisika inti diktatFisika inti diktat
Fisika inti diktat
 
Wyklad inauguracyjny
Wyklad inauguracyjnyWyklad inauguracyjny
Wyklad inauguracyjny
 
Techniques offered by big data available for use in the banking sector
Techniques offered by big data available for use in the banking sectorTechniques offered by big data available for use in the banking sector
Techniques offered by big data available for use in the banking sector
 
Friendships
FriendshipsFriendships
Friendships
 
Bett presentation 2016
Bett presentation 2016Bett presentation 2016
Bett presentation 2016
 
PR393 introduction session sem 2 2014
PR393 introduction session sem 2 2014PR393 introduction session sem 2 2014
PR393 introduction session sem 2 2014
 
Internetsegura
InternetseguraInternetsegura
Internetsegura
 
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkita
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkitaMeetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkita
Meetup 1 eksperymentujemy_na_duza_skale_rkita
 
Ppt molekul
Ppt molekulPpt molekul
Ppt molekul
 
Soal2 kimia inti
Soal2 kimia intiSoal2 kimia inti
Soal2 kimia inti
 
Bab2fixmerapi4
Bab2fixmerapi4Bab2fixmerapi4
Bab2fixmerapi4
 
Bab 4 unsur radio aktif
Bab 4  unsur radio aktifBab 4  unsur radio aktif
Bab 4 unsur radio aktif
 
inti atom dan radioaktivitas
inti atom dan radioaktivitasinti atom dan radioaktivitas
inti atom dan radioaktivitas
 
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAMEnergi Atom dan Inti, NIRSAM
Energi Atom dan Inti, NIRSAM
 
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPANMANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
MANFAAT RADIOISOTOP DI BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 

STRUKTUR DAN PELURUHAN

  • 1. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN RADIOAKTIF 17 A Jenis Peluruhan 17 1. Peluruhan Alfa 18 2. Peluruhan Beta 19 3. Peluruhan Gamma 20 B Aktivitas Radiasi 21 C Waktu Paro 23 D Aktivitas Jenis 25 E Skema Peluruhan 26 Latihan 27 Rangkuman Bab III 29 BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI 31 A Interaksi Partikel Alfa 31 1. Proses Ionisasi 32 2. Proses Eksitasi 32 B Interaksi Partikel Beta 33 C Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X 35 1. Efek Fotolistrik 36 2. Hamburan Compton 37 3. Produksi Pasangan 38 4. Ionisasi Tidak Langsung 38 5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnet 39 D Faktor Penambahan (Build up Factor) F Tameng Berlapis Banyak .......................................................... G Interaksi Radiasi Neutron 44 1. Tumbukan Elastik 44 2. Tumbukan Tak-Elastik 45 3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron) 46 Latihan 47 Rangkuman Bab IV. 47 BAB V SUMBER RADIASI 49 A Sumber Radiasi Alam 49 1. Sumber Radiasi Kosmik 49 2. Sumber Radiasi Terestrial 50 3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh 51 B Sumber Radiasi Buatan 51 1. Zat Radioaktif 51 2. Pesawat Sinar-X 53 3. Akselerator 56 4. Reaktor Nuklir 56 1
  • 2. Latihan 57 Rangkuman Bab V 58 . 2
  • 3. FISIKA RADIASI DASAR BAB I PENDAHULUAN Modul ini berisi pengetahuan dasar tentang Fisika Radiasi yang menjadi landasan bagi pengetahuan lain yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pengawasan tenaga nuklir, seperti aplikasi radiasi dan radioisotop, fisika kesehatan, proteksi radiasi, dan sebagainya. Dalam modul ini dibahas proses terjadinya radiasi dari atom atau inti atom yang tidak stabil, peluruhan inti atom yang tidak stabil, interaksi radiasi bila mengenai materi termasuk terjadinya reaksi inti, serta beberapa sumber radiasi baik sumber radiasi alam maupun sumber radiasi buatan. Tujuan Instruksional Umum: Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu memahami prinsip- prinsip dasar fisika radiasi, seperti: proses terjadinya radiasi, proses peluruhan inti atom, interaksi radiasi dengan materi, serta prinsip dari beberapa sumber radiasi buatan. Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu: 1. menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr; 2. menguraikan proses transisi elektron; 3. membedakan isotop, isobar, isoton dan isomer; 4. menentukan kestabilan inti atom; 5. menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif dan sifat radiasi yang dipancarkannya; 6. menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif menggunakan konsep waktu paro; 3
  • 4. 7. menguraikan proses interaksi radiasi alfa dan beta bila mengenai materi; 8. menguraikan proses interaksi radiasi gamma dan sinar-X bila mengenai materi; 9. menguraikan proses interaksi radiasi neutron bila mengenai materi; 10. menentukan tebal penahan radiasi menggunakan konsep tebal paro; gamma dan sinar-X; 11. membedakan sumber radiasi alam dan buatan; 12. menguraikan prinsip kerja pesawat sinar-X. 4
  • 5. BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Radiasi yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang berasal dari proses fisika yang terjadi di dalam atom. Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta molekul, sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai contoh, segelas air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebuah molekul H2O terdiri atas dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan sebuah atom oksigen (dengan lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat didefinisikan sebagai bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat dasar materi tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau 1 angstrom (= 1 Å). Istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan jenis atom adalah unsur. Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur. Atom terdiri atas inti atom dan elektron. Inti atom yang sering disebut sebagai nuklir ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki massa terbesar (masif) dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 Å, sedangkan elektron yang mempunyai massa sangat ringan bertebaran memenuhi ruangan atom. Pada perkembangan selanjutnya ditemukan bahwa inti atom terdiri atas dua jenis partikel yaitu proton dan neutron. Elektron merupakan partikel yang mempunyai muatan listrik negatif sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb dan mempunyai massa sebesar 9,1 x 10-31 kg. Proton mempunyai muatan listrik positif dan massa 1,67 x 10-27 kg. Sedangkan neutron mempunyai massa 1,675 x 10-27 kg dan tidak bermuatan listrik. Karena berhubungan dengan nilai muatan dan massa yang sangat kecil, maka diperkenalkan suatu konstanta yang disebut sebagai muatan elementer (e) sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb dan massa elementer yang sering dituliskan sebagai satuan massa atom (sma) sebesar 1,6 x 10-27 kg. 5
  • 6. A. Struktur Atom Pada prinsipnya struktur atom belum diketahui secara pasti, mengingat sangat kompleksnya struktur tersebut. Namun demikian, banyak ahli telah membuat model atruktur atom sesuai dengan pemahaman yang didasarkan pada bukti-bukti pengamatan. Pemodelan struktur atom, sebenarnya merupakan usaha pendekatan dalam rangka memudahkan pemahaman. Model atom bervariasi mulai dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks (model atom Bohr, model atom Rutherford, dsb.). Model atom Bohr merupakan model yang paling sering digunakan karena sederhana tetapi dapat menjelaskan banyak hal. Model ini menggambarkan bahwa atom terdiri atas inti atom, dan elektron-elektron yang mengelilingi inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu (lihat Gambar II.1). Inti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda memiliki jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H) mempunyai sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah proton. Sebagai suatu konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor yang disebut sebagai nomor atom berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya. Sebagai contoh, nomor atom dari unsur hidrogen adalah 1 sedang nomor atom dari unsur emas adalah 79. Gambar II.1. Model atom Bohr Dipandang dari segi beratnya, massa suatu atom terkonsentrasi pada intinya, karena massa elektron dapat "diabaikan" bila dibandingkan dengan massa Inti Atom Elektron proton maupun neutron. Tetapi bila dipandang dari segi muatan listriknya, Lintasan Elektron muatan atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektronnya. Bila jumlah proton dan jumlah elektron di dalam suatu atom sama, maka muatan atom tersebut nol sehingga dinamakan atom netral, sedangkan bila 6
  • 7. jumlahnya tidak sama maka dinamakan atom tidak netral atau ion. Sebagai contoh, unsur emas memiliki 79 buah proton maka sebuah atom emas yang netral akan mempunyai 79 proton dan 79 elektron. Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin luar lintasannya, tingkat energinya semakin tinggi. Oleh karena itu elektron- elektron di dalam atom selalu berusaha untuk menempati lintasan elektron yang lebih dalam. Lintasan elektron yang paling dalam dinamakan lintasan K, lintasan berikutnya L, M, N dan seterusnya. Jumlah elektran yang dapat menempati setiap lintasan dibatasi oleh suatu aturan tertentu (2 x n 2). Lintasan K (n = 1) hanya dapat ditempati oleh dua buah elektron sedang lintasan L (n = 2) delapan elektron. Atom ada dalam keadaan stabil bila setiap lintasan yang lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengan kapasitasnya. Sebaliknya, bila suatu lintasan elektron masih belum penuh tetapi terdapat elektron di lintasan yang lebih luar, maka atom tersebut dikatakan tidak stabil. Sebagai contoh suatu atom yang tidak stabil adalah bila lintasan K dari suatu atom hanya berisi sebuah elektron sedang pada lintasan L nya berisi enam elektron. Perpindahan Elektron Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut sebagai transisi elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi, sebaliknya untuk transisi dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar dibutuhkan energi. Energi yang dipancarkan oleh proses transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan lebih dalam berbentuk radiasi sinar-X karakteristik. Gambar II.2. Perpindahan elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dan dari lintasan Energi Sinar-X dalam ke luar (kanan) Eksternal karakteristik Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron ini adalah sama Atom Inti dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (Ea) dan lintasan tujuan (Et). Ex = Ea- Et Inti Atom Elektron Elektron Kulit K Kulit K 7 Kulit L Kulit L
  • 8. Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi elektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisih tingkat energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan. Proses ini disebut sebagai proses eksitasi, yang akan dibahas lebih lanjut pada Bab IV. Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K dengan memancarkan radiasi sinar-X. Energi yang dipancarkan oleh transisi elektron dari lintasan M ke lintasan K lebih besar daripada transisi dari lintasan L ke lintasan K. Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama. Sebagai contoh, energi sinar-X yang dipancarkan oleh transisi elektron di dalam atom perak (Ag) akan berbeda dengan energi yang dipancarkan oleh transisi elektron dalam atom tungsten (W). B. Inti Atom Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, inti atom atau nuklir terdiri alas proton dan neutron yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti atom). Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom tidak selalu sama, oleh karena itu suatu unsur (jenis atom) yang sama mungkin saja terdiri alas inti atom yang berbeda, yaitu bila jumlah protonnya sama tetapi jumlah neutronnya berbeda. 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) Nuklida adalah istilah lain yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis inti atom. Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih banyak daripada unsur karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas nuklida yang berbeda. Unsur dituliskan dengan lambang atomnya, misalnya unsur emas adalah Au dan unsur besi adalah Fe. Sedangkan penulisan suatu nuklida atau jenis inti atom harus diikuti dengan jumlah 8
  • 9. neutronnya sebagaimana konvensi penulisan sebagai berikut. zxA X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah proton di dalam inti atom, sedang A adalah nomor massa yang menunjukkan jumlah nukleon (jumlah proton + jumlah neutron). Meskipun tidak dituliskan pada simbol nuklida, jumlah neutron dapat dituliskan sebagai N dengan hubungan N=A-Z Sebagai contoh nuklida 2He4 inti atom helium (He) yang mempunyai dua buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A – Z = 2). Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau kesepakatan saja dan bukan suatu ketentuan sehingga masih terdapat beberapa cara penulisan yang berbeda. Salah satu cara penulisan lain yang paling sering dijumpai adalah tanpa menuliskan nomor atomnya seperti berikut ini. xA atau X-A Contoh: nuklida He4 atau He-4 dan Co60 atau Co-60. Nomor atom tidak dituliskan karena dapat diketahui dari jenis atomnya. Setiap atom yang berbeda akan memiliki jumlah proton yang berbeda sehingga nomor atomnya pun berbeda. Berkaitan dengan komposisi jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom, terdapat beberapa istilah yang yaitu: isotop, isobar, isoton dan isomer. Isotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah proton) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah neutron) berbeda. Jadi, setiap unsur mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang sama. Sebagai contoh adalah isotop hidrogen sebagai berikut: 1H1 , 1H2 , 1H3. 9
  • 10. Gambar II.3 Isotop Hidrogen Elektron Proton Isobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron) sama, tetapi mempunyai nomor atomNeutron (jumlah proton) berbeda. Contoh: 1 H 1 1 H2 1 H3 Hidrogen Deuterium Tritium 16 16 6C dan 8O Isoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama, tetapi mempunyai nomor atom dan jumlah proton berbeda. Contoh: 6C14 ; 7N15 dan 8O16 Isomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. Inti atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi dasamya biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m. 28Ni60 dan Ni60* atau 28 28Ni60m Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah neutron yang sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60 berada pada keadaan dasarnya sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya atau pada keadaan tereksitasi (excited-state). 2. Kestabilan Inti Atom Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat mempengaruhi kestabilan inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya sudah "seimbang" serta tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar. Sedangkan inti atom 10
  • 11. dikatakan tidak stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya "tidak seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar. Jumlah Isotop neutron (N) radioaktif Gambar II.4. Hubungan antara jumlah neutron dan jumlah proton alam Gambar II.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton N=Z dan jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida tidak berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida tersebut tidak stabil. Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama dengan jumlah neutronnya, terlihat bahwa posisi 0 nuklida berhimpit dengan garis N = Z, sedang kestabilan (Z) Jumlah proton inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron mendekati 1,5 kali jumlah protonnya. Isotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop. Radioisotop dan radionuklida adalah istilah yang sama, yaitu menunjukkan inti-inti atom yang tidak stabil. Sedangkan bahan yang terdiri atas radionuklida dengan jumlah cukup banyak disebut bahan radioaktif. Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif. Proses peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa tingkatan intermediet (antara) sebelum menjadi inti atom yang stabil. Peluruhan seperti ini dinamakan peluruhan berantai. LATIHAN 1. Sebutkan muatan dan massa dari partikel-partikel elementer penyusun atom. 2. Jelaskan prinsip dasar struktur atom Bohr 3. Jelaskan maksud dari atom yang tidak netral (ion) dan atom yg tidak stabil 4. Jelaskan proses terjadinya sinar-X karakteristik 5. Tentukan jumlah proton dan neutron dari nuklida 19K40 dan 92U235 . Kemudian hitung muatan dan massa dari nuklida 2He4 . 11
  • 12. 6. Tentukan pasangan nuklida di bawah ini yang merupakan isotop, isobar, isoton dan isomer. 27 Co60 dan 27Co60 * ; 27Co60 dan 27Co59 ; 27Co60 dan 28Ni60 ; 27Co60 dan 28Ni61 7. Jelaskan, mengapa suatu inti atom dikatakan tidak stabil. 8. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan peluruhan radioaktif. Jawaban 1. Lihat Tabel II.1 2. Struktur atom Bohr menyatakan atom terdiri dari inti atom yang berisi proton dan neutron, serta elektron yang mengitari inti pada lintasannya masing-masing. 3. Atom tidak netral (ion) adalah atom yang memiliki proton dan elektron dengan jumlah berbeda. Atom dikatakan tidak stabil bila lintasan elektron yang lebih dalam belum terisi penuh tapi lintasan yang lebih luar sudah berisi elektron. 4. Radiasi sinar-X karakteristik terjadi pada saat elektron berpindah (transisi) dari lintasan yg lebih luar ke lintasan yang lebih dalam. 5. 19K40 : jumlah proton = 19; jumlah neutron = 21 92 U235 : jumlah proton = 92; jumlah neutron = 143 2He4 : muatan nuklida = 2 x 1,6 x 10-19 C = 3,2 x 10-19 C massa nuklida = 4 x 1,67 x 10-27 C = 6,68 x 10-27 kg 6. Isomer, isotop, isobar, isoton 7. Inti dikatakan tidak stabil apabila komposisi proton dan neutronnya "tidak seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar, lihat tabel nuklida. 8. Peluruhan radioaktif adalah proses transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi inti atom yang lebih stabil. RANGKUMAN BAB II 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat materi tersebut. 12
  • 13. 2. Atom terdiri atas inti atom (berisi proton dan neutron) serta elektron yang mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu. 3. Muatan dan massa dari elektron, proton dan neutron adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel II.1 Harga muatan dan massa dari partikel elementer Partikel Muatan Listrik Massa Coulomb Elementer Kg sma Elektron - 1,6 x 10-19 -1 9,1 x 10-31 0 Proton + 1,6 x 10-19 +1 1,67 x 10-27 1 Neutron 0 0 1, 67 X 10-27 1 4. Transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam akan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. Sebaliknya, transisi elektron dari lintasan yang lebih dalam ke lintasan yang lebih luar akan membutuhkan energi eksternal. 5. Penulisan nuklida adalah ZXA dengan X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom (jumlah proton), A adalah nomor massa (jumlah proton ditambah jumlah neutron). 6. Isotop adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi mempunyai nomor massa berbeda. 7. Isobar adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor massa sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda. 8. Isoton adalah inti-inti atom atau nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda. 9. Isomer adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom maupun nomor massa sama tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. 10. Peluruhan radioaktif adalah perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi inti atom yang stabil. Inti atom yang tidak stabil dapat disebut sebagai radionuklida atau radioisotop. Bahan yang terdiri atas inti atom yang tidak stabil dengan jumlah yang cukup banyak disebut bahan radioaktif. 13
  • 14. BAB III PELURUHAN RADIOAKTIF Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif (radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi. Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan memancarkan radiasi alfa (α) atau radiasi beta (β). Sedangkan bila ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma (γ). A. Jenis Peluruhan Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alfa (α), peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ). Jenis peluruhan atau jenis radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi inti atom yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z. 1. Peluruhan Alfa (α) Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel alfa (α) yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan elementer positif. Partikel α secara simbolik dinyatakan dengan simbol 2He4. Radionuklida yang mengalami peluruhan akan kehilangan dua proton dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan α ini dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut: 14
  • 15. Z XA → Z-2 YA-4 + α Contoh peluruhan partikel Alfa yang terjadi di alam adalah: 92 U238 → 90 Th234 +α Sifat Radiasi Alfa a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel β dan 10.000 kali daya ionisasi sinar γ. b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm udara, bergantung pada energinya. c. Partikel α akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik. d. Kecepatan partikel α bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan cahaya. 2. Peluruhan Beta (β) Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (β-) atau bermuatan positif (β+). Partikel β- identik dengan elektron sedangkan partikel β+ identik dengan elektron yang bermuatan positif (positron). Pada diagram N-Z, peluruhan β- terjadi bila nuklida tidak stabil berada di atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan β+ terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan. Dalam proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut. XA → Z Z+1 Y A + β- + ν Contoh: 15 P32 → 16S32 + β- + ν 15
  • 16. Sedangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi neutron di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai persamaan inti berikut. Z XA → YA + β+ + ν- Z-1 Contoh: 8 O15 → 7N15 + β+ + ν- Neutrino (ν+) dan antineutrino (ν-) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi berenergi yg selalu mengiringi peluruhan β. Sifat Radiasi Beta a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, di udara dapat beberapa cm. c. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan cahaya. d. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan jika melewati medium. e. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik. 3. Peluruhan Gamma (γ) Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva kestabilan. Biasanya, peluruhan γ ini mengikuti peluruhan α ataupun β. 16
  • 17. Peluruhan γ dapat dituliskan sebagai berikut. XA∗ → ZXA + γ Z Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan β 27Co60 → 28Ni60∗ + β- 28 Ni60∗ → 28 Ni60 + γ Sifat Radiasi Gamma a. Sinar y dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus partikel α atau β c. Karena tidak bermuatan, sinar γ tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnit B. Aktivitas Radiasi Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa inti yang tidak stabil akan berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi (proses peluruhan). Laju peluruhan - jumlah proses peluruhan per satuan waktu (∆ N/∆t) - sebanding dengan jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu konstanta yang disebut sebagai konstanta peluruhan (γ). ∆N = λ⋅N ∆t (III-1) Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi dalam satu detik, atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri. A = λ ⋅t (III-2) Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan yang disebut sebagai hukum peluruhan yaitu: 17
  • 18. N = N 0 ⋅ e − λ ⋅t (III-3) N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, N0 adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat mula-mula, λ adalah konstanta peluruhan sedangkan t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat ini. Persamaan di atas dapat diubah menjadi bentuk aktivitas sebagai berikut. − λ ⋅t A = A0 ⋅ e (III -4) di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A0 adalah aktivitas mula- mula. Persamaan III-4 di atas dapat digambarkan dalam grafik eksponensial yang menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu (Gambar III-2). Gambar III-2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi waktu Satuan Aktivitas Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan intemasional (SI) aktivitas radiasi dinyatakan dalam satuan Beqcuerel (Bq) yang didefinisikan sebagai: Aktivitas (A) 1 Bq = 1 peluruhan per detik Aktivitas awal Sebelum itu digunakan satuan Curie (Ci) untuk menyatakan aktivitas radiasi (Ao) yang didefinisikan sebagai: 1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil yaitu mili Curie (mCi) dan micro Curie (µCi), 1 mCi = 10-3 Ci 1 µCi = 10-6 Ci Waktu C. Waktu Paro Waktu paro (T1/2) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar aktivitas suatu radioaktif menjadi separuhnya setiap radionuklida 18
  • 19. mempunyai waktu paro yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60 mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan Ir-192 adalah 74 hari. Gambar III-3: Hubungan antara aktivitas radioaktif dan waktu paro Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini. 0,693 T1 / 2 = (III-5) λ Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis Aktivitas (A) Aktivitas (III-4). Bila selang waktunya(Ao) dengan satu kali T1/2 maka aktivitasnya awal sama tinggal 0,5 nya, sedang kalau dua kali T1/2 , maka aktivitasnya tinggal 0,25 nya, dan seterusnya. Dapat juga menggunakan hubungan berikut ini. A = ( 1 2 ) ⋅ A0 n ½ Ao t (III-6) n= T 12 ¼ Ao t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat pengukuran, T½ 2T½ Waktu (t) sedangkan T 12 adalah waktu paro radionuklida. CONTOH SOAL 1. Sumber Ir-192 mempunyai aktivitas 100 MBq pada tanggal 1 Januari 1999. Berapa aktivitasnya pada tanggal 28 Mei 1999 jika 1r-192 mempunyai waktu paro T 12 = 74 hari? Jawab: Selang waktu t = 1 Januari - 28 Mei 1999 = 148 hari n = 148 / 74 = 2 A = ( 1 2 ) ⋅ 100 MBq 2 = 25MBq 19
  • 20. Jadi aktivitas Ir-192 pada tanggal 28 Mei ‘99 adalah 25 MBq. 2. Suatu bahan radioaktif mempunyai aktivitas 100 MBq pada pukul 08.00 WIB Sedangkan pada pukul 14.00 WIB aktivitasnya tinggal 25 MBq. Berapa waktu paro T 12 bahan radioaktif tersebut? Jawab: Ao = 100 MBq, A(t) = 25 MBq, dan waktu t = 6 jam. Setelah 6 jam aktivitasnya tinggal 25 / 100 = 1 4 kali yang berarti telah mencapai 2 kali T 12 . 2 x T 12 = 6 Jam, maka T 12 = 3 jam. 20
  • 21. D. Aktivitas Jenis Aktivitas jenis radioaktif (Asp) didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram zat radioaktif tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan Ci/gram. Makin pendek waktu paro unsur radioaktif, makin besar aktivitas jenisnya. Asp = λ × N sp (III-7) 6,02 × 1023 N sp = (III-8) A Asp adalah jumlah atom dalam satu gram zat radioaktif, sedang A adalah nomor massanya. CONTOH SOAL Aktivitas jenis Ra-226 yang mempunyai waktu paro 1620 tahun adalah: 0,693 6,02 × 10 23 Asp = ⋅ 1620 × 365 × 24 × 3600 226 Asp = 0,97Ci / gram E. Skema Peluruhan Proses peluruhan suatu radionuklida dari keadaan tidak stabil menjadi stabil ternyata menempuh tahapan tertentu yang dapat digambarkan dalam suatu skema peluruhan. Gambar berikut ini menunjukkan dua contoh yaitu skema peluruhan Cs-137 dan Co-60. Cs137 Co60 55 (T ½ = 30 tahun) 27 (T ½ = 5,26 tahun) β1 (95%) III.4. Skema Peluruhan Cs-137 dan Co-60 (99%) Gambar β1 0,6616 MeV 2,5057 MeV γ (85%) γ1 Terlihat dari skema peluruhan di atas bahwa dalam perjalanannya menuju β2 (5%) β2 (5%) stabil Cs-137 memancarkan0,0 2 jenis radiasi β- dan sebuah radiasi γ, MeV 1,3325 MeV γ2 56 Ba137 0,0 MeV 21 28 Ni60 (stabil)
  • 22. sedangkan Co-60 memancarkan 2 jenis radiasi β- dan 2 jenis radiasi γ. Dari skema peluruhan tersebut juga dapat diketahui tingkat energi dari setiap radiasi yang dipancarkan maupun probabilitas jumlah (kuantitas) pancarannya. LATIHAN 1. Tiga jenis peluruhan secara spontan dari suatu nuklida adalah sebagai berikut, kecuali a. alfa b. Beta c. gamma d. neutron 2. Suatu radionuklida ZPA memancarkan radiasi α, maka reaksi inti pada proses tersebut: a. Z p A →Z + 2 P A + α b. Z p A →Z − 2 P A+ 4 + α c. Z p A →Z − 2 P A− 4 + α d. Z p A + α → Z + 2 P A + 4 3. Setiap radionuklida mempunyai : a. waktu paro yang unik b. waktu paro dan aktivitas yang sama c. waktu paro dan spektrum energi yang unik d. tidak ada jawaban yang benar 4. Yang dimaksud dengan waktu paro (half life) adalah: a. waktu yang diperlukan agar aktivitas zat radioaktif bertambah separonya b. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif bertambah menjadi dua kalinya c. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif berkurang menjadi separonya d. waktu yang diperlukan untuk menurunkan aktivitas radiasi 5. Suatu zat radioaktif dengan waktu paro pendek akan menyebabkan: a. konstanta peluruhannya besar dan lambat meluruhnya b. konstanta peluruhannya kecil dan cepat meluruhnya c. konstanta peluruhannya tetap dan aktivitasnya tetap d. konstanta peluruhannya besar serta lebih cepat meluruhnya 22
  • 23. 6. Waktu paro Au-198 adalah 2,70 hari. Kalau aktivitas awal 35 curie, berapakah aktivitasnya setelah 8,1 hari kemudian dinyatakan dalam persen? a. 7,5 % b. 12,5% c. 15% d.8% 7. Pengukuran aktivitas radiasi dua sumber radiasi sesuai data dibawah ini: Waktu Aktivitas Sumber A Aktivitas S umber B Senin, jam 8.00 300 Ci 200 Ci Kamis, jam 8.00 150 Ci 25 Ci Selisih waktu paro kedua sumber radiasi tersebut: a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari d. 4 hari 8. Berapakah jumlah radiasi gamma dengan energi 1,332 Mev yang akan dipancarkan per detik oleh nuklida Co-60 dengan aktivitas 10.000 Bq? a. 1,99 x 10.000 b. 0,99 x 10.000 c. 10.000 d. 0,01 x 10.000 9. Apa yang dimaksud dengan daya ionisasi suatu partikel? 10. Berapakah muatan listrik untuk partikel α, partikel β dan foton γ? 11. Mengapa radiasi α dan β dibelokkan oleh medan magnet? 12. Sebutkan 3 sifat radiasi α, β dan γ! Jawaban: l. d 2. c 3. c 4. c 5. d 6. b 7. b 8. b 9. Kemampuan suatu partikel untuk mengionisasi atom yang dilewatinya. 10. - muatan listrik partikel α = +2 - muatan listrik partikel β = -1 atau + 1 - muatan foton γ = 0 11. Karena radiasi α dan β bermuatan listrik 12. Sifat radiasi α: - Daya ionisasi lebih besar dari daya ionisasi α dan γ. Partikel α merupakan inti Helium - Daya tembusnya lebih kecil dari radiasi β dan γ. Sifat radiasi β: 23
  • 24. - Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar α tetapi lebih besar dari sinar γ - Daya tembusnya lebih besar dari sinar α tetapi lebih kecil dari sinar γ - Mudah dihamburkan jika melewati medium Sifat radiasi γ: - Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar β - Daya tembusnya lebih besar - Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik 24
  • 25. RANGKUMAN BAB III 1. Dikenal tiga jenis peluruhan spontan yaitu peluruhan alfa, peluruhan beta, dan peluruhan gamma. 2. Dalam peluruhan α akan dipancarkan partikel α yang identik dengan inti atom Helium, bermuatan dua positif dan bermassa 4 sma. Nuklida yang meluruh akan kehilangan dua proton dan dua neutron, sehingga membentuk nuklida baru. 3. Dalam peluruhan β, terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam nuklida yang meluruh sehingga berubah menjadi nuklida baru. Sebaliknya dalam peluruhan β+, terjadi perubahan proton menjadi neutron. Partikel β identik dengan elektron sedang β+ identik dengan positron (elektron yang bermuatan positif). 4. Peluruhan gamma terjadi pada nuklida yang dalam keadaan tereksitasi (isomer). Nuklida yang mengalami peluruhan gamma tidak berubah menjadi nuklida baru. 5. Radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan spontan berupa partikel bermuatan seperti partikel α dan β atau gelombang elektromagnetik seperti sinar γ. 6. Radionuklida meluruh mengikuti persamaan eksponensial berikut A = A0 ⋅ e − λ ⋅t 7. Waktu paro dapat digunakan untuk menentukan laju peluruhan (aktivitas) suatu zat radioaktif. Waktu paro merupakan waktu yang diperlukan sehingga jumlah inti atom yang tidak stabil (atau aktivitas) berkurang menjadi separuhnya. 25
  • 26. BAB IV INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan materi yang dilaluinya. Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan atas tiga jenis radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi α dan β radiasi partikel tidak bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik, seperti radiasi γ dan sinar-X. A. Interaksi Partikel Alfa Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel α secara fisik maupun elektrik relatif besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel α ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan penyerap karena, adanya gaya Coulomb. Oleh karena itu, radiasi α sangat mudah diserap di dalam materi atau daya tembusnya sangat pendek. Radiasi α yang mempunyai energi 3,5 MeV hanya dapat menembus 20 mm udara atau hanya dapat menembus 0,03 mm jaringan tubuh. lnteraksi radiasi α dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan eksitasi. lnteraksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom yang lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil. 1. Proses Ionisasi Ketika radiasi α (bermuatan positif) melalui materi maka terdapat beberapa elektron (bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya Elektron karena adanya gaya tarik Coulomb. Proses terlepasnya elektron dari lepas Radiasi, E0 suatu atom dinamakan sebagai proses ionisasi. Radiasi, Ei Inti Gambar IV.1: Proses ionisasi Lintasan elektron 26 Elektron
  • 27. Energi radiasi setelah melakukan sebuah proses ionisasi (E0) akan lebih kecil dibandingkan dengan energi mula-mula (Ei), berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses ionisasi. Setelah terjadi ionisasi maka atomnya akan bermuatan positif dan disebut sebagai ion positif. Setelah melalui beberapa kali (beribu-ribu) proses ionisasi, maka energi radiasinya akan habis. 2. Proses Eksitasi Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses eksitasi, elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke lintasan yang lebih luar. Gambar IV.2. Proses eksitasi Radiasi, E0 Elektron Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi setelah melakukan proses pindah eksitasi (E0) juga berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk Inti melangsungkan proses eksitasi. Energi yang dibutuhkan untuk Lintasan melakukan eksitasi tidak sebesar energi yang elektron dibutuhkan untuk Radiasi, E1 mengionisasi. Setelah melakukan beberapa kali (beribu-ribu) proses eksitasi, maka energi radiasinya akan habis. Elektron Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses transisi elektron dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam dengan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. B. Interaksi Partikel Beta Dibandingkan dengan partikel alfa, massa dan muatan partikel beta lebih kecil sehingga kurang diserap oleh materi atau daya tembusnya lebih besar. Sinar-X Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV dapat melintas di udara sejauh Bremstrahlung 11 meter atauPartikelmencapai jarak sekitar 15 mm) di dalam jaringan tubuh. dapat β Interaksi radiasi β dengan materi adalah proses ionisasi dan eksitasi Lintasan elektron Inti Atom 27 Elektron
  • 28. sebagaimana radiasi α, serta proses bremstrahlung, yaitu pemancaran radiasi gelombang elektromagnetik (sinar-X kontinyu) ketika radiasi β, dibelokkan atau diperlambat oleh inti atom yang bermuatan positif. Ukuran partikel β jauh lebih kecil dan kecepatannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan partikel α sehingga partikel β dapat "masuk" mendekati inti atom. Gambar IV.3. Proses terbentuknya Sinar-X bremstrahlung Fraksi energi (f) dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan dapat ditentukan menggunakan persamaan empiris berikut ini. f = 3,5 x10−4 ⋅ Z ⋅ Emaks (IV-1) dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap sedangkan Emaks adalah energi maksimum dari partikel beta (dalam Me V). Dari persamaan (IV -1) di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Energi partikel β yang lebih besar akan menghasilkan radiasi bremstrahlung yang lebih besar. 2. Semakin besar nomor atom bahan penyerap (semakin berat) akan menghasilkan radiasi sinar-X yang lebih besar pula. LATIHAN 1. Sebutkan nama dari masing-masing proses di bawah ini. 1. Sebutkan interaksi yang terjadi di bawah ini: - Proses terlepasnya elektron dari atomnya. - Proses transisi elektron ke orbit yang lebih tinggi. - Proses transisi elektron ke orbit yang lebih rendah. - Proses terbentuknya sinar-X karena partikel β dibelokkan oleh inti atom. 2. Tentukan fraksi energi dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan oleh radiasi β dari P-32 (Emaks = 1,7 MeV) ketika mengenai timah hitam (Z = 82). Jawaban: 28
  • 29. 1. Ionisasi; eksitasi; de-eksitasi; bremstrahlung. 2. 7 %. C. Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X Sinar γ dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang berarti tidak mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu, sinar γ dan sinar-X sangat sulit untuk diserap oleh materi, atau daya tembusnya sangat besar. Proses interaksi antara sinar γ dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan. Probabilitas terjadinya antara tiga proses tersebut sangat ditentukan oleh energi radiasi dan jenis materi (nomor atom) penyerapnya. Gambar IV-4: Probabilitas interaksi atom dengan materi 1. Efek Fotolistrik Pada efek fotolistrik, enegi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam Nomor prosesAtom ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi foton 100 yang mengenainya. Efek Produksi Fotolistrik Pasangan dominan dominan Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton berenergi rendah di bawah 0,5 Me V dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang 50 Fotoelektron Gelombang (berenergi) besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah Elektromagnet Efek Compton hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29). dominan 0 Lintasan 0 0,1 1 10 100 elektron Energi Foton (MeV) Inti Atom 29 Elektron
  • 30. Gambar IV-5: Efek Fotolistrik 2. Hamburan Compton Gelombang Gambar IV-6: Hamburan Compton Fotoelektron Elektromagnet, (berenergi) Ei=hνi Pada hamburan Compton, foton dengan energi hνi bertumbukan dengan Eo=hνo elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hν0 Lintasan elektron dihamburkan dan sebuah fotoelektron lepas dari ikatannya. Energi Inti Atom kinetik elektron (Ee) sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar. Elektron Ee = hvi − hv0 (IV -2) Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang (di atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang rendah. 30
  • 31. 3. Produksi Pasangan Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hνi lebih besar dari 1,02 MeV. Ketika foton "sampai" ke dekat inti atom maka foton tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron- positron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan positif. Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama dengan energi foton yang datang dikurangi 1,02 MeV. Ee + + Ee − = hvi − 1.02 Mev (IV -3) Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee- energi kinetik elektron. Elektron GelombangGambar IV.7. Produksi Pasangan Elektromagnet 4. Ionisasi Tidak Langsung Lintasan elektron Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut Positron terlihat Inti Atom diatas bahwa semua interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau positron) yang berenergi.Elektron atau positron yang berenergi tersebut Elektron dalam pergerakannya akan mengionisasi atom-atom bahan yang dilaluinya sehingga dengan kata lain, gelombang elektromagnetik juga dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung. 5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (α atau β), daya tembus radiasi gamma dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap, secara keseluruhan. Gambar IV.8. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik Io Bahan Penyerap Ix 31 x
  • 32. Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (Io) dan intensitas yang diteruskan (Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai berikut. I x = I 0 ⋅ e −µ ⋅x (IV-4) µ adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar- X. µ sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan densitas (ρ) serta energi radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan penyerap bisa dalam satuan panjang (mm; cm) ataupun dalam satuan massa persatuan luas (gr/cm2). TerIihat bahwa persamaan (IV-4) di atas merupakan persamaan eksponensial seperti persamaan peluruhan radioaktif sehingga dapat digambarkan sebagai berikut. GambaI IV.9. Kurva intensitas radiasi yang diteruskan oleh bahan penyerap Bila pada peluruhan nuklir radioaktif dikenal istilah waktu paro, disini terdapat istilah tebal paro (HVL = half value layer) yaitu tebal bahan yang dapat menyerap separo dari intensitas mula-mula atau intensitas yang diteruskan tinggal separonya. Istilah lain adalah TVL (tenth value layer) yaitu tebal bahan yang dapat menyerap 90% intensitas mula-mula atau intensitas yang diteruskan tinggal sepersepuluh (10%) nya. Nilai Intensitas, IxTVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (µ) nya HVL dan Intensitas dengan persamaan berikut.(Io) awal 0,693 2,303 HVL = ; TVL = (IV -5) µ µ ½ Io Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui suatu bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan konsep HVL dan TVL ini dibandingkan harus menggunakan persamaan 1/10 Io dasarnya (IV-4). HVL TVL Tebal, x 32
  • 33. I x = ( 1 2 ) I 0 ; I x = ( 110 ) I 0 n m (IV-6) n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x / TVL). Prinsip-prinsip tersebut diterapkan di dalam merancang tameng radiasi (radiation shielding). Dengan bahan yang telah diketahui koefisien atenuasinya, kita bisa menghitung berapa ketebalan yang diperlukan agar intensitas radiasi bisa diturunkan ke level yang kita kehendaki. LATIHAN 1. Sebutkan tiga prinsip interaksi atom! 2. a. Yang mana di antara ketiga proses tersebut di atas yang dominan terjadi apabila energi fotonnya lebih dari 1,02 MeV? c. Sementara itu, mana di antara ketiga proses tersebut yang dominan pada energi foton yang rendah ? Jawaban: 1. Efek fotolistrik, Efek Compton, Produksi pasangan 2. a. Efek produksi pasangan b. Efek fotolistrik D. Faktor Penambahan (Build-up Factor) Sebagaimana telah diuraikan di depan, bahwa seseorang bisa mengurangi intensitas dari gelombang elektromagnet (gamma, sinar-X) dengan memanfaatkan bahan yang mempunyai koefisien atenuasi tertentu sebagai tameng. Mengacu pada Gambar IV-8 dan persamaan IV-4, intensitas radiasi I0 yang melalui bahan dengan koefisien atenuasi μ dan ketebalan X akan berkurang menjadi Ix = I0 e-( μX). Artinya, secara teori semakin tebal bahan tameng dan semakin tinggi harga μ, semakin tajam penurunan intensitas radiasinya. 33
  • 34. Namun demikian, pada kenyataannya semakin tebal bahan tameng, semakin kompleks interaksi yang terjadi di dalamnya, sehingga timbul kemungkinan penambahan radiasi sebagai akibat interaksi tersebut. Dalam hal ini dikenal istilah ”Faktor Penambahan” (Build-up Factor), B yang nilainya tergantung pada energi radiasi dan jenis bahan tameng. Tabel IV.1 memberikan contoh nilai-nilai B untuk bahan Besi (Fe) dan Timbal (Pb). Dengan adanya faktor penambahan B, maka intensitas radiasi gelombang elektoromagnet yang melewati bahan menjadi: Ix = I0 B e-μx (IV-7) Dengan B adalah faktor penambahan. Tabel IV.1. Faktor Penambahan, B untuk radiasi searah μ ox E0, Bahan 1 2 4 7 10 15 MeV Besi 0.5 2.07 2.94 4.87 8.31 12.4 20.6 1.0 1.92 2.74 4.57 7.81 11.6 18.9 2.0 1.69 2.35 3.76 6.11 8.78 13.7 3.0 1.58 2.13 3.32 5.26 7.41 11.4 4.0 1.48 1.90 2.95 4.61 6.46 9.92 6.0 1.35 1.71 2.48 3.81 5.35 8.39 8.0 1.27 1.55 2.17 3.27 4.58 7.33 10.0 1.22 1.44 1.95 2.89 4.07 6.70 Timbal 0.5 1.24 1.39 1.63 1.87 2.08 1.0 1.38 1.68 2.18 2.80 3.40 4.20 2.0 1.40 1.76 2.41 3.36 4.35 5.94 3.0 1.36 1.71 2.42 3.55 4.82 7.18 4.0 1.28 1.56 2.18 3.29 4.69 7.70 6.0 1.19 1.40 1.87 2.97 4.69 9.53 8.0 1.14 1.30 1.69 2.61 4.18 9.08 10.0 1.11 1.24 1.54 2.27 3.54 7.70 34
  • 35. E. Tameng Berlapis Banyak Prinsip penghitungan tebal tameng yang dibicarakan sebelumnya adalah tameng dengan bahan lapisan tunggal (single layer). Pada prakteknya, sering dijumpai penggunaan tameng dengan kombinasi beberapa lapisan yang berbeda (multilayered shields), seperti ditunjukkan pada Gambar IV.10 di bawah ini. Gambar IV.10.μ1 μ2 Tameng dengan lapisan ganda Io I2 Dari Gambar IV.10 terlihat bahwa intensitas radiasi gelombang I elektromagnet yang melewati bahan 1 akan berkurang dari I0 menjadi I1 dan 1 X lagi menjadi I2 yang bisa dihitung X1berkurang 2 setelah melewati bahan 2 akan dengan persamaan berikut ini. I1 = I0 e-μ x 1 1 (IV-8) I2 = I1 e-μ x 2 2 (IV-9) atau dengan persamaan gabungan: I2 = I0 e-(μ x 1 1 + μ2x2 ) (IV-10) F. Interaksi Radiasi Neutron Berbeda dengan radiasi α, β dan γ, radiasi neutron memang tidak dihasilkan dari proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi fisi, misalnya di reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator ataupun zat radioaktif). Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan listrik sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik, yaitu tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap, baik secara elastik maupun tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi akan menyerap energi neutron sehingga setelah beberapa kali tumbukan maka energi neutron akan "habis". lnteraksi lain yang mungkin muncul --- bila 35
  • 36. energi neutron sudah sangat rendah --- adalah reaksi inti atau penangkapan neutron oleh inti atom bahan penyerap. 1. Tumbukan Elastik Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel- partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental sedangkan neutronnya dibelokkan atau dihamburkan. Gambar IV.11. Peristiwa tumbukan elastik Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai Neutron Atom massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom tersebut(Sebelum tumbukan) cukup besar. (Setelah tumbukan) 2. Tumbukan Tak Elastik Proses tumbukan tak elastik sebenamya sama saja dengan tumbukan elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. lni terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya bergetar, sedang neutronnya terhamburkan. Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yang mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai penahan radiasi neutron. Neutron Atom 36 (Sebelum tumbukan) (Setelah tumbukan)
  • 37. Gambar IV.12. Peristiwa tumbukan non-elastik 3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron) Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai neutron termal (En ≤ 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa neutron tersebut akan "ditangkap" oleh inti atom bahan penyerap sehingga mambentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya α, β atau γ. Peristiwa ini disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu rnengubah bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif. Gambar IV.13. Peristiwa penangkapan neutron Neutron Atom Radiasi (Sebelum tumbukan) (Setelah tumbukan) Pada atom tertentu, penangkapan neutron diikuti dengan peristiwa pecahnya inti atom (reaksi fisi) yang disertai dengan pembentukan 2 buah inti atom baru, pelepasan energi panas dan pelepasan 2 ~ 3 buah neutron baru. Di dalam reaktor nuklir, energi panas bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, sedangkan neutron yang baru digunakan untuk mempertahankan reaksi fisi (reaksi berantai). Atom-atom yang bisa mengalami peristiwa ini adalah: U- 235, Pu-239, Th-233, dan sebagainya. LATIHAN 1. Sebutkan tingkat energi dari tipe neutron di bawah ini: a. termal b. sedang c. cepat 2. Isilah titik-titik berikut ini: a. Dalam mekanisme ………., total energi sebelum tumbukan sama dengan setelah tumbukan. b. Dalam mekanisme ………., neutron berturnbukan dengan target yang lebih besar; 37
  • 38. c. Sedangkan dalam mekanisrne ………., neutron "masuk" 'ke dalam inti, sehingga rnenghasilkan inti radibaktif. Jawaban: 1. a. E ≤ 0,025 eV b. 0,025eV < E < 0,10 MeV c. E ≥ 0,10 MeV 2. a. Tumbukan elastik b. Tumbukan tak elastis c. Reaksi inti atau penangkapan neutron. Rangkuman Bab IV 1. Ionisasi adalah proses terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk pasangan ion. 2. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi, baik secara langsung (radiasi α dan β) maupun secara tidak langsung (radiasi γ dan neutron). 3. Eksitasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu orbit (lintasan) tertentu ke orbit yang lebih luar (energi lebih tinggi). Sebaliknya adalah proses de-eksitasi yaitu perpindahan elektron dari suatu orbit ke orbit yang lebih dalam dengan memancarkan sinar-X karakteristik. 4. Radiasi α disebut sebagai radiasi pengion kuat, radiasi β disebut sebagai radiasi pengion sedang, dan radiasi γ dan sinar-X disebut sebagai radiasi pengion yang lemah. 5. Daya tembus radiasi α sangat pendek, radiasi β sedang dan radiasi γ dan sinar-X sangat jauh. 6. Radiasi beta yang dibelokkan oleh medan listrik dari inti atom akan menghasilkan sinar-X bremstrahlung. 7. Fraksi energi radiasi beta yang berubah menjadi bremstrahlung sebanding dengan energi maksimal partikel beta dan nomor atom bahan. 8. lnteraksi sinar γ dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik, efek Compton, dan produksi pasangan. 9. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika 38
  • 39. atom menyerap seluruh energi foton yang mengenainya. 10. Efek Compton adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika atom menyerap sebagian energi foton yang mengenainya dan menghamburkan sebagian energi lainnya. 11. Produksi pasangan adalah terbentuknya pasangan elektron dan positron ketika energi foton diserap seluruhnya oleh pengaruh medan inti atom. 12. lnteraksi neutron dengan materi adalah proses tumbukan elastik, tak elastik dan reaksi inti (penangkapan neutron). 13. Tumbukan elastik terjadi bila neutron menumbuk bahan dengan nomor atom rendah, misalnya Hidrogen. Tumbukan tak elastis terjadi bila neutron menumbuk bahan dengan nomor atom yang lebih besar. 14. Reaksi inti atau penangkapan neutron oleh inti atom mungkin terjadi bila energi neutron sudah sangat lemah (neutron termal dengan energi < 0,025 eV). 39
  • 40. BAB V SUMBER RADIASI Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi alam disebut radiasi latar belakang (radiasi latar). Pada bab ini akan dibahas beberapa macam sumber radiasi alam dan prinsip kerja secara umum dari beberapa sumber radiasi buatan. A. Sumber Radiasi Alam Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama, berikut: - sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar tata surya kita, - sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi, - sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri. 1. Sumber Radiasi Kosmik Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang antar bintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi (1017 eV) dan berinteraksi dengan inti atom stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22 dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena interaksi dengan radiasi kosmik ini disebut radionuklida cosmogenik. Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada 40
  • 41. ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi. Tinggi radiasi yang diterima seseorang juga bergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil daripada di daerah katulistiwa. 2. Sumber Radiasi Terestrial Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida didalam kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut primordial dengan waktu paro berorde milyar (109) tahun. Radionuklida ini ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari U-238 sampai dengan Pb-206 stabil; deret Aktinium, yaitu mulai dari U- 235 sampai dengan Pb-207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232 sampai dengan Pb-208. Dalam setiap proses peluruhan berantai di atas dipancarkan berbagai jenis energi (α, β dan γ) dengan berbagai tingkatan energi. Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra- 222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas sehingga bisa menyebar ke mana-mana. Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi ini yang memiliki tingkat radiasi di atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran). 41
  • 42. 3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh Sumber radiasi alam lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon. Selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40. B. Sumber Radiasi Buatan Sumber radiasi buatan mulai diproduksi pada abad ke 20, yaitu sejak diketemukannya sinar-X oleh W. Roentgent. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif, pesawat sinar-X, reaktor nuklir maupun akselerator. 1. Zat Radioaktif Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau ion cepat (didalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya akselerator, siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alfa, beta, gamma dan neutron. a. Pemancar Alfa Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar alfa adalah: 13 Al 27 + 0 n1 →11 Na 24 + α 42
  • 43. Salah satu aplikasinya adalah untuk menghasilkan radiasi neutron melalui reaksi (α,n), radionuklida yang sering dipakai adalah Ra-226, Po-210, Pu-239 dan Am-241. b. Pemancar Beta Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan partikel neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor nuklir didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta bersifat kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran dan juga dalam industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar beta yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90, P-32, Re-188, sedangkan untuk industri yang sering digunakan adalah Sr-90, P-32, TI-208. Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah 14 Si 31 + 0 n1 →15 P 32 + β − c. Pemancar Gamma Sebenarnya jarang sekali sumber radioaktif yang hanya memancarkan radiasi gamma saja, karena radiasi gamma biasanya mengikuti proses peluruhan α atau β. Berikut ini adalah contoh sebuah reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar β dan γ: 27 Co 59 + 0 n 1 → 28 Ni 60 + β − + γ Dalam pemakaiannya, pemancar gamma beraktivitas tinggi sering digunakan sebagai sumber radiasi di rumah sakit dan industri. Irradiator banyak diguakan di rumah sakit (irradiator Co-60 dan Cs- 137) dan dalam industri (irradiator Co-60). 43
  • 44. d. Pemancar Neutron Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi antara radiasi α dengan bahan yang dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur Be. Sumber neutron ini merupakan campuran antara unsur Be dengan unsur radioaktif pemancar α, misalnya Am-241 yang dibungkus dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut. 95 Am 241 →93 Np 237 + α 4 Be9 + α →6 C12 + n 2. Pesawat Sinar-X Secara sederhana proses terbentuknya radiasi sinar-X pada pesawat sinar- X adalah seperti gambar di bawah ini. Tegangan Tinggi Pemanas Katoda Kaca penutup Sinar-X Target (anoda) Gambar V-1: Konstruksi pesawat sinar-X Proses pembentukan sinar- X pada pesawat sinar- X adalah sebagai berikut: 1. Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan elektron disekitar filamen (proses emisi termionik). 2. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan 44
  • 45. menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda. 3. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan elektron-elektron (berkas elektron) menuju target. 4. Ketika berkas elektron menabrak target akan terjadi proses eksitasi pada atom-atom target, sehingga akan dipancarkan sinar-X karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron sehingga akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung. 5. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui jendela (window). 6. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar energi pada saat elektron menumbuk target akan berubah menjadi panas. Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang bersifat "diskrit" dan sinar-X bremstrahlung yang bersifat kontinu. Perhatikan gambar spektrum energi sinar-X berikut ini. Intensitas, Ix Karakteristik Bremstrahlung Panjang Gelombang, λ Gambar V.2. Spektrum energi sinar-X 45
  • 46. Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan mengatur arus filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV). Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga mempengaruhi intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan intensitas sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV akan menyebabkan perubahan "gaya tarik" anoda terhadap elektron sehingga kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah. Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang semakin besar. 3. Akselerator Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel bermuatan (ion atau elektron). Partikel bermuatan, misalnya proton atau elektron, dipercepat menggunakan medan listrik dan medan magnit sehingga mencapai kecepatan yang sangat tinggi. Partikel yang telah mempunyai kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk memproduksi zat radioaktif dengan proton berenergi tinggi, memproduksi sinar-X berenergi tinggi dengan elektron yang dipercepat, dan juga dapat menghasilkan radiasi neutron dengan mempercepat ion deuterium (1H2). Dua contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier (LINAC = linear accelerator) yang mempunyai lintasan garis lurus dan siklotron (cyclotron) yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran. Untuk membedakannya dengan zat radioaktif, akselerator dan pesawat sinar-X sering disebut sebagai pembangkit radiasi. 46
  • 47. 4. Reaktor Nuklir Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan inti dengan persamaan reaksi sebagai berikut. X + n1 → Y1 + Y2 + nc + Q Suatu inti atom X yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak dengan neutron termal (n1) akan membelah menjadi dua inti radioaktif Y1 dan Y2 . Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah neutron cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y1 dan Y2 merupakan inti-inti yang aktif maka dalam proses tersebut juga dipancarkan berbagai macam radiasi (α, β dan γ). Dari mekanisme pembelahan (reaksi fisi) di atas terlihat bahwa setiap reaksi akan menghasilkan lebih dari satu neutron cepat baru, yang bila energinya dapat diturunkan menjadi neutron termal, akan menyebabkan reaksi pembelahan inti dapat belah yang lainnya. Proses ini berlangsung terus-menerus dan disebut sebagai proses reaksi berantai (chain reaction). Dalam reaktor nuklir, proses reaksi berantai ini dikendalikan secara cermat sedangkan pada bom atau senjata nuklir reaksi ini dibiarkan tanpa kendali. Energi panas yang dihasilkan dari reaksi berantai di atas ( Q ) dapat dimanfaatkan untuk menggerakan turbin sehingga dapat menghasilkan listrik. Fasilitas yang memanfaatkan mekanisme ini adalah PLTN. Neutron yang dihasilkan dalam reaksi ini juga dapat digunakan untuk berbagai macam aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi zat radioaktif dan analisis bahan yang dilakukan di reaktor penelitian (research reactor). 47
  • 48. LATIHAN 1. Sebutkan tiga sumber utama radiasi latar belakang! 2. Siapakah yang menerima radiasi kosmik lebih besar, yang berada di laut atau yang berada di gunung.? Mengapa? 3. Mengapa di dalam tubuh manusia terdapat sumber radiasi internal? 4. Bagaimanakah radionuklida artifisial dapat dibuat? 5. Gas dari sumber terestrial apakah yang merupakan komponen terbesar sumber radiasi kepada manusia? 6. Bagaimanakah prinsip kerja pesawat sinar-X? Jawaban: 1. Sumber radiasi kosmik, terestrial dan internal. 2. Orang yang berada di gunung akan menerima radiasi kosmik lebih besar daripada di laut atau semakin tinggi suatu tempat, semakin besar pula radiasi kosmik di tempat itu. 3. Sumber radiasi internal terdapat dalam tubuh manusia karena 1). secara alami ada di dalam bagian-bagian tubuh manusia sejak lahir, 2). masuk ke dalam tubuh manusia melalui, makanan, minuman, pernafasan dan luka. 4. Radionuklida dapat dibuat melalui beberapa cara antara lain reaksi fisi, aktivasi neutron atau penembakan dengan partikel/ion dalam akselerator. 5. Radiasi terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-222) dan Thoron (Ra-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal. 6. Sinar-X dihasilkan sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari katoda ke target. Arus listrik mempengaruhi 48
  • 49. intensitas sinar-x yang dihasilkan, sedangkan tegangan tabung akan mempengaruhi intensitas dan energi sinar- X yang dihasilkan. Rangkuman Bab V 1. Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi sumber radiasi alam dan sumber radiasi buatan. 2. Sumber radiasi alam berasal dari tiga sumber utama yaitu radiasi kosmik, terestrial dan internal. 3. Sumber radiasi buatan dapat berupa radionuklida, pesawat sinar-X, reaktor nuklir dan akselerator. 4. Radionuklida buatan dihasilkan melalui reaksi fisi, aktivasi neutron, atau penembakan partikel/ion. 5. Perubahan mA pada pesawat sinar-X akan mempengaruhi intensitas sinar- X yang dihasilkan sedangkan perubahan kV akan mempengaruhi intensitas dan energi sinar-X. 49
  • 50. DAFTAR PUSTAKA 1. Herman Chamber, ”Introduction to Health Physics” 3rd Ed., McGraw- Hill Book Company, Inc. (1996) 2. Irving Kaplan, “Nuclear Physics”, 2nd Ed., Addison-Wesley Publishing Company (1979) 3. Lamarsh, J.R. “Introduction to Nuclear Engineering” 2nd Ed., Addison- Wesley Publishing Company (1983) 4. RD Evans, “The Atomic Nucleus”, McGraw-Hill Book Company, Inc. (1955) 50