SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
SOFT POWER APPROACH
       INDONESIA-MALAYSIA




          Oleh Dr. Musni Umar
Anggota Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia/
      Direktur Pusat Studi Indonesia-Malaysia
       FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

            Jakarta, 28 Februari 2011
Dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat
Indonesia sangat sering berselisih dengan Malaysia.
Pemicu perselisihan bermacam-macam dan silih
berganti. Setidak-tidaknya yang masih diingat, setelah
konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963-1965, ialah
masalah pulau Sipadan dan Ligitan. Masalah tersebut
banyak menyita perhatian masyarakat di kedua
negara, karena kasus ini dibawa ke Mahkamah
Internasional di Den Haag Belanda, dan dimenangkan
oleh Malaysia. Sampai sekarang, sebagian
masyarakat Indonesia masih menganggap kedua pulau
itu adalah milik Indonesia yang dirampas oleh Malaysia
melalui konspirasi internasional.
Masalah lain yang memicu terjadinya perselisihan yang
tidak ada habis-habisnya ialah penyiksaan terhadap
tenaga kerja Indonesia (TKI), insiden perairan Ambalat,
 klaim budaya, dan masalah paling terakhir ialah
insiden Tanjung Berikat.
Setiap muncul persoalan antara Indonesia-Malaysia,
media memberitakannya secara berulang-ulang dan
cenderung provokatif karena menayangkan kembali
peristiwa lama yang penuh heroik seperti konfrontasi
Indonesia-Malaysia tahun 1963-1965, penyiksaan para
TKI yang terus berulang yang amat menyangkitkan hati
bangsa Indonesia, masalah pulau Sipadan dan Ligitan
seperti dikemukakan diatas, masalah klaim budaya dan
lain sebagainya. Dampaknya amat negatif, karena
perasaan benci (tidak suka) terhadap Malaysia,
semakin tertanam dalam memori kolektif sebagian
besar masyarakat Indonesia yang menganggap
Malaysia sebagai saudara serumpun yang
memandang enteng, remeh, dan sombong terhadap
Indonesia. Ini persepsi masyarakat yang harus diteliti,
dikaji, dan dipelajari kebenarannya, kemudian
diberikan solusi apa yang harus dilakukan untuk
menghilangkan persepsi negatif dan prasangka buruk
tersebut.
Manifestasi dari persepsi negatif dan prasangka buruk
terhadap Malaysia, dapat dilihat dari reaksi masyarakat
 Indonesia ketika merespon setiap persoalan yang
terjadi dalam hubungan Indonesia-Malaysia, yang
tercermin dalam berbagai demonstrasi di Kedutaan
Malaysia di Jakarta, yang mengusung jargon
“Ganyang Malaysia”, sehingga menyegarkan kembali
ingatan masa lalu dan membakar semangat seluruh
bangsa Indonesia seperti ketika berkonfrontasi
melawan Malaysia tahun 19963-1965.
TV Indonesia berperan besar dalam membakar
semangat dan patriotisme heroik bangsa Indonesia,
karena menampilkan kembali gambar-gambar Bung
Karno ketika berpidato berapi-api yang menyerukan
kepada seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu
mengganyang Malaysia sebagai antek neo kolonialisme
dan neo imperialisme.
Bara konfrontasi
Mohammad Natsir pernah berkata: Biar membara di
hati, tetap dingin di kepala. Hubungan Indonesia dan
Malaysia, yang sering membara harus dikelola dengan
hati-hati dan kepala dingin. Oleh karena, masyarakat
Indonesia dalam menghadapi Malaysia sudah tak
obahnya rumput ilalang yang kering, jika disulut sedikit
dengan korek api akan segera membakar.
Begitulah perasaan masyarakat Indonesia, yang
mungkin kurang dipahami Malaysia, sehingga setiap
kejadian negatif dalam hubungan kedua negara, segera
mendapat publikasi dari media dan respon keras dari
publik Indonesia. Ini disebabkan karena persepsi
negatif masyarakat Indonesia terhadap Malaysia
dibiarkan terus tertanam dalam memori kolektif
masyarakat, sehingga sesuatu yang belum tentu benar
tetapi dibiarkan terus tanpa ada usaha untuk
menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya,
masyarakat akhirnya menganggap benar.
Pidato Presiden SBY 02 September 2010 di
Markas Besar TNI Republik Indonesia di
Cilangkap Jakarta, yang mengemukakan tiga
pilar dalam hubungan bilateral dengan
Malaysia, dapat sedikit memberi gambaran
tentang sikap masyarakat Indonesia terhadap
Malaysia.
Adapun pilar-pilar hubungan Indonesia-
Malaysia yang pernah dikemukakan Presiden
SBY yaitu: Pertama, Indonesia dan Malaysia
memiliki hubungan sejarah, budaya, dan
kekerabatan yang sangat erat dan mungkin
yang paling erat dibanding negara-negara lain
dan sudah terjalin selama ratusan tahun. “Kita
mempunyai tanggung jawab sejarah untuk
memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan
ini.”
Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia
adalah pilar penting dalam keluarga besar
ASEAN. “ASEAN bisa tumbuh pesat selama
empat dekade terakhir ini, antara lain karena
kokohnya fondasi hubungan bilateral Indonesia
dan Malaysia.”
Ketiga, ada sekitar dua juta orang Indonesia
yang bekerja di Malaysia baik di perusahaan, di
bidang pertanian, maupun di berbagai lapangan
pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja
Indonesia yang terbesar di luar negeri. “Tentu
saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di
Malaysia membawa keuntungan bersama bagi
Indonesia maupun bagi Malaysia.”
Presiden SBY juga mengemukakan, ada sekitar 13.000
pelajar dan mahasiswa asal Indonesia yang belajar di
Malaysia dan sekitar 6.000 mahasiswa Malaysia di
Indonesia. “Ini merupakan aset bangsa yang harus
dibina bersama dan menjadi modal kemitraan.”
Disamping itu, kerjasama ekonomi antara Indonesia
dan Malaysia menjadi alasan penting hubungan kedua
negara harus dipertahankan. Wisatawan Malaysia yang
berkunjung ke Indonesia merupakan ketiga tebesar
dengan 1,18 juta orang dari total 6,3 juta wisatawan
macanegara. Investasi Malaysia di Indonesia dalam
lima tahun terakhir pada 2005-2009 berupa 285 proyek
dengan nilai investasi berjumlah 1,2 miliar dollar AS.
Sementara investasi Indonesia di Malaysia mencapai
534 juta dollar AS. Jumlah perdagangan kedua negara
selama tahun 2009 mencapai 11,4 miliar dollar AS.
Pidato Presiden SBY itu sangat komprehensif. Akan
tetapi, banyak menuai kritik dan tanggapan miring dari
masyarakat Indonesia. Media memberitakan berbagai
tanggapan masyarakat misalnya Abdul Rais Abin,
Direktur C-Prodies Forum mengemukakan kekecewaan,
karena pidato Presiden SBY dianggap terlalu “lunak”
khusunya pada kasus tertangkapnya 3 pegawai kelautan
dan perikanan oleh Polis Marin Diraja Malaysia di wilayah
perairan Indoensia. Pidato tersebut dinilai terlalu lemah
dan banyak menunjukkan pertimbangan-pertimbangan
pragmatis ketimbang kepentingan nasional dalam
kaitannya dengan harkat dan martabat sebagai sebuah
bangsa besar yang Merdeka (05/9/2010).
Dra Awani Irawati, MA., Kepala Bidang
Perkembangan Politik Internasional LIPI, mengemukakan
 Malaysia, menurutnya, membutuhkan terapi kejut
ketegasan Indonesia atas pelanggaran yang
dilakukannya. Kalau perlu mempersona non grata-kan
(mengusir) dan menarik Duta Besar Indonesia di Kuala
Lumpur.
 Oleh karena, Indonesia pernah menarik Dubesnya di
Australia. Menurut Irawati, Malaysia perlu diberi therapy
shock. Kita selama ini kesannya dipermainkan oleh
Para aktivis NGO mengemukakan bahwa "pidato SBY
jauh panggang dari Api," kata Rieke Diah Pitaloka
dalam keterangan tertulis bersama sejumlah aktivis
buruh migran. Menurut Rieke, SBY tidak menyinggung
substansi dasar hubungan kerjasama Indonesia-
Malaysia, yaitu penghargaan terhadap Hak Asasi
Manusia. Pidato Presiden juga dinilai tidak secara tegas
memperlihatkan keberpihakan terhadap nasib
rakyatnya, terutama para TKI yang sedang
menghadapi persoalan hukum.
Berdasarkan respon publik terhadap pidato Presiden
SBY dapat ditarik kesimpulan bahwa politik pemerintah
yang ingin terus memelihara hubungan baik dengan
Malaysia, tidak sepenuhnya mendapat dukungan yang
luas dari masyarakat. Ini bisa menimbulkan masalah di
masa depan, jika terus dibiarkan dan tidak ada usaha
nyata untuk mengurangi dan menghilangkan ketidak-
sukaan masyarakat Indonesia terhadap Malaysia.
Dikemukakan masalah tersebut karena Indonesia adalah
negara demokrasi, di mana pemimpin dipilih dan
mengikuti maunya rakyat sebagai pemegang kedaulatan.
 Dalam demokrasi, sangat mungkin lahir pemimpin
Indonesia di masa depan seperti Bung Karno. Kalau ini
terjadi, maka hubungan Indonesia-Malaysia tidak
tertutup kemungkinan berkembang seperti Korea Selatan
dan Korea Utara dan negara-negara lain yang
penduduknya serumpun dan bertetangga tetapi tidak
pernah hidup rukun dan damai.
Oleh karena itu, saya mengemukakan pandangan selaku
anggota dan juru bicara Eminent Person Group
Indonesia-Malaysia sebagaimana diberitakan Antara
News 28 Agustus 2010, bahwa hubungan Indonesia-
Malaysia di masa depan dapat meletus menjadi
konfrontasi jilid II apabila tidak dikelola dengan hati-hati.
 Saya mengemukakan hal itu, karena media sebagai
salah satu pilar demokrasi di Indonesia, sangat
mempengaruhi masyarakat dalam pemberitaan masalah
Malaysia pada khususnya, karena maunya mereka hanya
dua yaitu pemutusan hubungan diplomatik dan
konfrontasi.
Pentingnya Soft Power Approach
Keputusan politik Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono terhadap Malaysia, sebaiknya diberi
 apreasi dan dukungan positif dengan
mendorong hubungan Indonesia-Malaysia
dibangun berdasarkan kemitraan sejati, yang
diimplementasikan dengan duduk sama rendah
dan berdiri sama tinggi. Sebagai cendekiawan
yang pernah bermukim lama di Malaysia untuk
belajar, saya merasa Malaysia adalah kampung
saya yang kedua. Maka saya mempunyai
tanggung jawab untuk ikut mengupayakan
supaya kedua negara bertetangga ini, selalu
hidup rukun dan damai, silih asuh, silih asah
dan silih asih.
Untuk mewujudkan hal itu, maka hubungan
kedua negara harus dibangun dan
dikembangkan berdasarkan soft power
approach, yaitu suatu pendekatan dengan cara-
cara yang lembut, damai, halus dan tidak
menyinggung perasaan apalagi menyakiti hati,
karena kita satu serumpun, satu saudara dan
satu agama (mayoritas penduduk kedua negara
Muslim). Sudah tentu, pendekatan semacam
itu harus bersifat timbal balik. Indonesia dan
Malaysia harus sama-sama melakukan soft
power approach yang dimulai dari kepala
pemerintahan, yang diikuti para menteri
terutama kementerian luar negeri, dan duta
besar sebagai ujung tombak, para diplomat,
berbagai kekuatan sosial politik di parlemen
Indonesia dan Malaysia, akademisi, media,
NGO, masyarakat dan lain sebagainya.
Pentingnya pendekatan soft power, sekurang-
kurangnya dilandasi oleh lima alasan. Pertama,
cara-cara kekerasan (hard power) tidak akan
menyelesaikan masalah, bahkan bisa menambah
masalah. Presiden SBY mengatakan bahwa “kekerasan
sering memicu terjadinya kekerasan lain.”
Kedua, pendekatan soft power untuk menyelesaikan
berbagai masalah Indonesia-Malaysia, lebih mudah
dilakukan karena tidak ada yang tersinggung, tidak ada
yang disakiti dan merasa dikalahkan.
Ketiga, pendekatan soft power, akan melahirkan
persaudaraan sejati, yang sama-sama menenggang
perasaan, dan tidak saling menyakiti antara satu
dengan yang lain. Dampak positifnya, Indonesia-
Malaysia untuk jangka panjang akan menjadi “tak
obahnya satu tubuh, jika salah satu bagian ada yang
sakit, maka seluruh tubuh akan merasa sakit.” Kalau
hal semacam ini terbangun, maka persatuan dan
kesatuan kedua negara akan menjadi pilar untuk
menopang kebangkitan rumpun Melayu di Asia
Tenggara, dan pasti diperhitungan dalam percaturan
politik internasional.
Keempat, pendekatan soft power pasti
memberi manfaat yang lebih besar daripada
pendekatan hard power. Oleh karena, akan
terwujud kerjasama dalam segala bidang, dan
tolong-menolong akan lebih mudah
diwujudkan antara masyarakat dan kedua
bangsa serumpun.
Kelima, pendekatan hard power sebagai lawan
daripada soft power apalagi pendekatan
konfrontasi yang diinginkan sebagian
masyarakat untuk memberi pelajaran kepada
Malaysia, tidak ada yang untung sebab yang
menang menjadi arang dan yang kalah menjadi
abu. Kedua pihak yang berseteru sama-sama
rugi dan tidak ada yang untung.
Penyelesaian Kasus Lama
Tidak mudah mewujudkan soft power approach
dalam hubungan Indonesia-Malaysia, karena
berbagai permasalahan lama yang
dikemukakan, dibiarkan menumpuk dan tidak
ada upaya penyelesaian satu-persatu.
Pertama, Kasus Sipadan dan Ligitan, yang
sudah dimenangkan oleh Malaysia di Mahkamah
Internasional, walaupun secara hukum sudah
selesai dan kedua pulau itu telah dimiliki oleh
Malaysia. Namun, perlu ada kampanye di media
televisi Indonesia untuk menjelaskan bahwa
kedua pulau itu sebelum dipersengketakan oleh
kedua negara, tidak ada yang memiliki (pulau
tidak bertuan), baik Indonesia maupun
Malaysia. Prof. Dr. Hasyim Djalal (2010),
pakar hukum kelautan internasional, dalam
Roundtable Discussion di Jakarta, menegaskan
bahwa “Pulau Sipadan dan Ligitan” bukan milik
Cara menyelesaikan ialah menampilkan pakar hukum
laut internasional dan tokoh masyarakat yang
berintegritas tinggi dan berpengaruh untuk menjelaskan
kepada masyarakat bahwa kedua pulau itu bukan milik
Indonesia berdasarkan fakta sejarah.
Kedua, masalah sengketa budaya seperti “Reog
Ponorogo” yang disebut di Malaysia “Tari Barongan,”
merupakah salah satu persoalan yang mengguncang
hubungan Indonesia-Malaysia. Sengketa budaya ini,
sangat serius karena telah menyebabkan sebagian
masyarakat Indonesia menyebut Malaysia sebagai
“Malingsia” sebagaimana dimuat dalam media online.
Seharusnya setelah demonstrasi reda dan suasana
kondusif tercipta seperti sekarang, diadakan kampanye
untuk mencerahkan masyarakat yang salah paham dan
terprovokasi oleh pemberitaan media, bahwa Malaysia
tidak mencuri budaya Indonesia, karena nenek moyang
mereka pada umumnya berasal dari Nusantara samada
dari Jawa, Bugis, Padang, Mandailing, Aceh, Sunda dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, tidak tepat kalau
Malaysia dikatakan mengklaim budaya indonesia apalagi
menuduh mencuri budaya Indonesia, sebab budaya
Indonesia pada umumnya adalah budaya mereka juga.
Ketiga, masalah penyiksaan TKI.. Akan tetapi, harus
dikemukakan dan dipublikasikan bahwa sangat banyak TKI yang
sukses di Malaysia, dan berjaya merubah nasib keluarga yang
sebelumnya tidak punya apa-apa karena miskin dan kurang
pendidikan.
Keempat, masalah perbatasan dua negara. Ada ungkapan, kita
bisa memilih teman sesuai kemauan, tetapi tidak bisa memilih kita
berbatasan dengan negara mana. Kita mengakui banyak masalah
dalam hidup bertetangga, dari masalah pelintas batas tanpa
dokumen imigrasi, penyelundupan, perdagangan manusia, illegal
lodging, pencurian ikan dan hasil kekayaan laut, pencurian hasil
hutan, pelanggaran batas wilayah dan lain sebagainya.
Walaupun banyak masalah yang dihadapi dalam hidup
bertetangga, tetapi kita tidak mempunyai pilihan kecuali
menyelesaikan satu-persatu dari berbagai persoalan yang ada
dengan soft power approach. Kekurangan kita selama ini bahwa
persoalan-persoalan yang muncul terus dibiarkan, sampai muncul
persoalan baru dan menutup persoalan lama. Oleh karena setiap
persoalan tidak pernah diselesaikan, maka ketika muncul kembali,
 masyarakat semakin marah karena terkesan ada pembiaran,
tidak peduli dan bahkan terselip perasaan angkuh. Pada hal
dalam kenyataan tidak seperti itu.
Aplikasi Soft Power Approah

Sebagaimana dikemukakan bahwa tidak mudah
mengamalkan soft power approach. Walaupun
begitu, bukan berarti tidak bisa diamalkan. Pertama,
harus dimulai dengan niat atau nawaitu. Ini sangat
penting, karena dengan nawaitu yang benar, akan
melahirkan ketulusan dan kerendahan hati. Menurut
saya, kedua pemimpin pemerintahan Indonesia-
Malaysia telah menunjukkan nawaitu, ketulusan dan
kerendahan hati untuk mempertahankan persahabatan
abadi kedua negara, yang diwujudkan dengan saling
menghormati, saling menghargai dan saling mencintai.
Kedua, melakukan pencerahan. Untuk mewujudkan
soft power approach mutlak dilakukan pencerahan
(enlightenment) kepada masyarakat untuk
menjelaskan maslahat dan mudaratnya membangun
hubungan yang damai kedua negara serumpun.
Ketiga, memilih diplomat dan duta besar yang tepat
dan berkemampuan sebagai ujung tombak untuk
menjabarkan dan melaksanakan konsep soft power
approach. Ini penting karena dalam pelaksanaan soft
power approach lebih mengutamakan silaturrahim
diplomacy, lobby, pendekatan dialogis, diskusi dan
komunikasi.
Keempat, menyelesaikan setiap permasalahan secara
damai melalui jalan diplomasi. Tidak mungkin
hubungan dekat dua negara ini tidak terjadi masalah,
karena dalam kehidupan rumah tangga saja, seringkali
terjadi cekcok dan salah paham. Akan tetapi, setiap
muncul masalah, harus dikedepankan penyelesaian
secara damai. Presiden SBY pernah mengungkapkan
bahwa semakin dekat dan erat hubungan dua negara,
semakin banyak masalah yang dihadapi.”
Kelima, sabar dan konsisten memelihara, menjaga dan
merawat hubungan kedua negara. Setiap muncul
masalah, hendaknya diselesaikan dengan “soft power
approach.” Jangan membiarkan karena nila setitik
dapat merusak susu sebelanga.
Penutup
Hubungan Indonesia-Malaysia sebenarnya
adalah hubungan yang sangat istimewa. Dilihat
dari aspek sejarah, sosial budaya, ekonomi,
kewilayahan dan agama, kedua negara
merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Traktat London tahun 1824 antara
Inggris dan Belanda, telah memecah wilayah
“Nusantara” yang disebut di Malaysia “Alam
Melayau.”
Untuk menjaga, merawat, memelihara,
mempertahankan dan terus meningkatkan
hubungan istiemwa itu sehingga menjadi energi
positif yang melahirkan kerjasama yang
semakin produkif dan membawa kemajuan dan
kejayaan kedua bangsa serumpun, sesaudara
dan seagama, maka soft power approach
merupakan pilihan satu-satunya dalam menjalin
hubungan kedua negara.
Soft power approach, harus diimplementasikan ke dalam tataran
operasioanl, dengan melakukan diplomasi yang bersifat “multi channel
dan multi purpose” di pemerintahan (government) pusat dan daerah,
masyarakat (NGO), parlemen, media, dunia usaha, universitas, dan lain-
lain. Selain itu, sebaiknya juga bisa memberikan pencerahan yang
terus-menerus kepada masyarakat tentang pentingnya membangun
hubungan Indonesia-Malaysia. Ini bisa dilakukan, jika ada kerendahan
hati, ketulusan, kemauan, dan lain sebagainya.
Dalam hubungan itu, maka pada masa mendatang sebaiknya dalam
rangka soft power approach ditindak-lanjuti dengan melantik duta besar
yang mempunyai latar belakang (back ground) dari kalangan akademik
(universitas), yang memahami kondisi sosial budaya masyarakat di kedua
negara, mampu melakukan silaturrahim diplomacy yang “multi channel
multi purpose”, bisa melakukan lobby, dialog, diskusi dengan berbagai
kalangan, serta mempunyai jaringan luas di pemerintahan, dan
masyarakat di kedua negara.
Terima kasih.
                                       Jakarta, 28 Februari 2011

++ Dr. Musni Umar adalah Direktur Pusat Studi Indonesia-Malaysia,
 Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Univ. Islam Negeri Syarif
 Hidayatullah, Jakarta, serta Anggota Eminent Persons Group Indonesia-
 Malaysia.
+ Kertas kerja ini disampaikan dalam Seminar Antarabangsa yang
 bertajuk “Membangun Trace Baru Dalam hubungan Indonesia-
 Malaysia,”dan peluncuran buku “Membangkitkan Memori Kolektif
 Kesejarahan Indonesia-Malaysia,” yang dilaksanakan pada 28
 Februari 2011 di Ruang GBHN Gedung MPR/DPR RI, Jakarta.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanPowerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanRIZKY AYU NABILA
 
Kelompok 1 sumpah pemuda
Kelompok  1 sumpah pemudaKelompok  1 sumpah pemuda
Kelompok 1 sumpah pemudaSukarjo Acdc
 
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan Andriyanto
 
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9SalwaElhaya
 
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...anjarmath
 

Mais procurados (6)

Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - PendidikanPowerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
Powerpoint Bahasa Indonesia bab II - Pendidikan
 
Kelompok 1 sumpah pemuda
Kelompok  1 sumpah pemudaKelompok  1 sumpah pemuda
Kelompok 1 sumpah pemuda
 
Jendela berdebu
Jendela berdebuJendela berdebu
Jendela berdebu
 
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RIWawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
Wawan A_Buku Aksi Pemuda untuk Penanggulangan Bencana YP2SU-Kemenpora RI
 
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9
Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9
 
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
E book antologi opini, puisi, dan cerpen mahasiswa penerima bidikmisi um tahu...
 

Destaque

Ukti trade mission to myanmar 9th july
Ukti trade mission to myanmar 9th julyUkti trade mission to myanmar 9th july
Ukti trade mission to myanmar 9th julyUmoekyaw
 
Artificial Grass and Sports Surfaces
Artificial Grass and Sports Surfaces Artificial Grass and Sports Surfaces
Artificial Grass and Sports Surfaces Great Sports Infra
 
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...musniumar
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencanamusniumar
 
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI JakartaMusni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakartamusniumar
 
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBI
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBIKesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBI
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBImusniumar
 
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...musniumar
 
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em português
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em portuguêsApresentacao alive matrix 2.2 atualizada em português
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em portuguêsHenrique Carolino
 
Sumarizacao agregacao de_rotas
Sumarizacao agregacao de_rotasSumarizacao agregacao de_rotas
Sumarizacao agregacao de_rotasatcunha
 
Trabajo practico hardware y software
Trabajo practico hardware y softwareTrabajo practico hardware y software
Trabajo practico hardware y softwareMariana Anabel
 
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uni
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uniPonderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uni
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uniOrientacio
 
Eros y psique (by cornelio agripa)
Eros y psique (by cornelio agripa)Eros y psique (by cornelio agripa)
Eros y psique (by cornelio agripa)Sandro Gladiolo
 
Como agregar un video a tu blog
Como agregar un video a tu blogComo agregar un video a tu blog
Como agregar un video a tu blogJose Ornitorrinco
 

Destaque (20)

Surface Matters
Surface MattersSurface Matters
Surface Matters
 
Ukti trade mission to myanmar 9th july
Ukti trade mission to myanmar 9th julyUkti trade mission to myanmar 9th july
Ukti trade mission to myanmar 9th july
 
Artificial Grass and Sports Surfaces
Artificial Grass and Sports Surfaces Artificial Grass and Sports Surfaces
Artificial Grass and Sports Surfaces
 
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...
Musni Umar: Tahun Baru Islam Momentum Bangsa Indonesia untuk Sadar, Bangkit d...
 
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi BencanaMusni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
Musni Umar, Ph.D: Partisipasi Masyarakat dan Antispasi Bencana
 
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI JakartaMusni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
Musni Umar: Gotong Royong dan Kerukunan Masyarakat DKI Jakarta
 
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBI
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBIKesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBI
Kesaksian Musni Umar, Ph.D tentang RSBI
 
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...
Musni Umar: Peningkatan Peran Pemerintah Daerah Sangat Perlu Dalam Pemberanta...
 
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em português
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em portuguêsApresentacao alive matrix 2.2 atualizada em português
Apresentacao alive matrix 2.2 atualizada em português
 
Sumarizacao agregacao de_rotas
Sumarizacao agregacao de_rotasSumarizacao agregacao de_rotas
Sumarizacao agregacao de_rotas
 
Por um beijo
Por um beijoPor um beijo
Por um beijo
 
Spanish Wines from Ribera del Duero
Spanish Wines from Ribera del DueroSpanish Wines from Ribera del Duero
Spanish Wines from Ribera del Duero
 
Trabajo practico hardware y software
Trabajo practico hardware y softwareTrabajo practico hardware y software
Trabajo practico hardware y software
 
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uni
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uniPonderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uni
Ponderació matèries de modalitat de 2n de batx per a l'accés uni
 
El hamster
El hamsterEl hamster
El hamster
 
Amor impossivel, possivel amor
Amor impossivel, possivel amorAmor impossivel, possivel amor
Amor impossivel, possivel amor
 
S7 bas-08
S7 bas-08S7 bas-08
S7 bas-08
 
AnáLisis De Resultados Pruebas Saber 2009
AnáLisis De Resultados Pruebas Saber 2009AnáLisis De Resultados Pruebas Saber 2009
AnáLisis De Resultados Pruebas Saber 2009
 
Eros y psique (by cornelio agripa)
Eros y psique (by cornelio agripa)Eros y psique (by cornelio agripa)
Eros y psique (by cornelio agripa)
 
Como agregar un video a tu blog
Como agregar un video a tu blogComo agregar un video a tu blog
Como agregar un video a tu blog
 

Semelhante a Indonesia and Malaysia

Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesia
Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di IndonesiaMusni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesia
Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesiamusniumar
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkandianaists
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkanguest242dc5
 
Potentia 8(fil eminimizer)
Potentia 8(fil eminimizer)Potentia 8(fil eminimizer)
Potentia 8(fil eminimizer)Vonny Wiyani
 
Yang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaYang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaViki Iswanto
 
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaTerm of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaYouth Corps Indonesia
 
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"JasonCundrawijaya
 
10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesiaSutri Destemi Elsi
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoLaras Kun Rahmanti Putri
 
Tugas Wawasan Nusantara
Tugas Wawasan NusantaraTugas Wawasan Nusantara
Tugas Wawasan Nusantararoy apr
 
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptx
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptxPKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptx
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptxmusicpopupdate
 
Pemuda dan bahasa indonesia harga mati
Pemuda dan bahasa indonesia harga matiPemuda dan bahasa indonesia harga mati
Pemuda dan bahasa indonesia harga matimrifqi872
 
Pancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPuRwa Kaning
 
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABiLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABAmphie Yuurisman
 
Lembar Jawaban UTS.docx
Lembar Jawaban UTS.docxLembar Jawaban UTS.docx
Lembar Jawaban UTS.docxHendroGunawan8
 

Semelhante a Indonesia and Malaysia (20)

Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesia
Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di IndonesiaMusni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesia
Musni Umar: Peranan Pemuda Dalam Perubahan dan Mengisi Pembangunan di Indonesia
 
Pendidikan pancasila
Pendidikan pancasilaPendidikan pancasila
Pendidikan pancasila
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
 
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam MeningkatkanPeranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
Peranan Mahasiswa Dalam Meningkatkan
 
Potentia 8(fil eminimizer)
Potentia 8(fil eminimizer)Potentia 8(fil eminimizer)
Potentia 8(fil eminimizer)
 
POTENTIA 8
POTENTIA 8POTENTIA 8
POTENTIA 8
 
Yang Muda Berkarya
Yang Muda BerkaryaYang Muda Berkarya
Yang Muda Berkarya
 
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda IndonesiaTerm of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
Term of Reference | Program Reformis Muda Indonesia
 
Intership Report
Intership ReportIntership Report
Intership Report
 
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
Pidato "Hidup Berdampingan Itu Luar Biasa"
 
10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia10 contoh konflik_di_indonesia
10 contoh konflik_di_indonesia
 
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyantoPemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
Pemuda dalam perubahan sosial bram widyanto
 
Tugas Wawasan Nusantara
Tugas Wawasan NusantaraTugas Wawasan Nusantara
Tugas Wawasan Nusantara
 
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptx
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptxPKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptx
PKN-Sumpah-Pemuda-pptx.pptx
 
Pemuda dan bahasa indonesia harga mati
Pemuda dan bahasa indonesia harga matiPemuda dan bahasa indonesia harga mati
Pemuda dan bahasa indonesia harga mati
 
Pancasila makalah iii
Pancasila makalah iiiPancasila makalah iii
Pancasila makalah iii
 
WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARAWAWASAN NUSANTARA
WAWASAN NUSANTARA
 
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWABiLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
iLMU BUDAYA DASAR : MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
 
Lembar Jawaban UTS.docx
Lembar Jawaban UTS.docxLembar Jawaban UTS.docx
Lembar Jawaban UTS.docx
 
Mobil
MobilMobil
Mobil
 

Mais de musniumar

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosialmusniumar
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...musniumar
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakartamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...musniumar
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasilamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kitamusniumar
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsamusniumar
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuanmusniumar
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesiamusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakartamusniumar
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014musniumar
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktikmusniumar
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"musniumar
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnyamusniumar
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani musniumar
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madanimusniumar
 

Mais de musniumar (20)

Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
Perubahan dan pemberdayaan untuk Jakarta yang Aman dan Sejahtera Visi Misi da...
 
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangun Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki JakartaMusni Umar: Membangun Dki Jakarta
Musni Umar: Membangun Dki Jakarta
 
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
Musni Umar di Kabupaten Berau, Membangun Wawasan Kebangsaan Mengimplementasik...
 
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan PancasilaMembangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
Membangun Wawasan Kebangsaan: Mengimplementasikan Pancasila
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi KitaMusni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
Musni Umar: Perkembangan Demokrasi Kita
 
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan BangsaMusni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
Musni Umar: Peran Perempuan dalam Membangun Kejuangan Bangsa
 
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan PersatuanMusni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
Musni Umar: Aktualisasi Nilai Nilai Pembauran untuk Kebersamaan dan Persatuan
 
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit IndonesiaMusnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
Musnu Umar: Peluncuran Buku Jokowi Satrio Piningit Indonesia
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangun Dari Desa"
 
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI JakartaMusni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
Musni Umar: Ancaman Stabilitas Sosial Keamanan di DKI Jakarta
 
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI JakartaMusni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
Musni Umar: Membangkitkan Kewirausahaan Warga DKI Jakarta
 
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
Musni Umar: Budaya Demokrasi, Pileg dan Pilpres 2014
 
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam PraktikMusni Umar: Demokrasi dan HAM  Dalam Praktik
Musni Umar: Demokrasi dan HAM Dalam Praktik
 
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
Musni Umar di Kabupaten Banggai "Membangu Dari Desa"
 
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara MencegahnyaMusni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
Musni Umar: Potensi Konflik di DKI Jakarta yang Multi Etnis dan Cara Mencegahnya
 
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat MadaniMusni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
Musni Umar: Tugas Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
 

Indonesia and Malaysia

  • 1. SOFT POWER APPROACH INDONESIA-MALAYSIA Oleh Dr. Musni Umar Anggota Eminent Persons Group Indonesia-Malaysia/ Direktur Pusat Studi Indonesia-Malaysia FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta, 28 Februari 2011
  • 2. Dalam beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Indonesia sangat sering berselisih dengan Malaysia. Pemicu perselisihan bermacam-macam dan silih berganti. Setidak-tidaknya yang masih diingat, setelah konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963-1965, ialah masalah pulau Sipadan dan Ligitan. Masalah tersebut banyak menyita perhatian masyarakat di kedua negara, karena kasus ini dibawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda, dan dimenangkan oleh Malaysia. Sampai sekarang, sebagian masyarakat Indonesia masih menganggap kedua pulau itu adalah milik Indonesia yang dirampas oleh Malaysia melalui konspirasi internasional. Masalah lain yang memicu terjadinya perselisihan yang tidak ada habis-habisnya ialah penyiksaan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI), insiden perairan Ambalat, klaim budaya, dan masalah paling terakhir ialah insiden Tanjung Berikat.
  • 3.
  • 4. Setiap muncul persoalan antara Indonesia-Malaysia, media memberitakannya secara berulang-ulang dan cenderung provokatif karena menayangkan kembali peristiwa lama yang penuh heroik seperti konfrontasi Indonesia-Malaysia tahun 1963-1965, penyiksaan para TKI yang terus berulang yang amat menyangkitkan hati bangsa Indonesia, masalah pulau Sipadan dan Ligitan seperti dikemukakan diatas, masalah klaim budaya dan lain sebagainya. Dampaknya amat negatif, karena perasaan benci (tidak suka) terhadap Malaysia, semakin tertanam dalam memori kolektif sebagian besar masyarakat Indonesia yang menganggap Malaysia sebagai saudara serumpun yang memandang enteng, remeh, dan sombong terhadap Indonesia. Ini persepsi masyarakat yang harus diteliti, dikaji, dan dipelajari kebenarannya, kemudian diberikan solusi apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan persepsi negatif dan prasangka buruk tersebut.
  • 5.
  • 6. Manifestasi dari persepsi negatif dan prasangka buruk terhadap Malaysia, dapat dilihat dari reaksi masyarakat Indonesia ketika merespon setiap persoalan yang terjadi dalam hubungan Indonesia-Malaysia, yang tercermin dalam berbagai demonstrasi di Kedutaan Malaysia di Jakarta, yang mengusung jargon “Ganyang Malaysia”, sehingga menyegarkan kembali ingatan masa lalu dan membakar semangat seluruh bangsa Indonesia seperti ketika berkonfrontasi melawan Malaysia tahun 19963-1965. TV Indonesia berperan besar dalam membakar semangat dan patriotisme heroik bangsa Indonesia, karena menampilkan kembali gambar-gambar Bung Karno ketika berpidato berapi-api yang menyerukan kepada seluruh bangsa Indonesia untuk bersatu mengganyang Malaysia sebagai antek neo kolonialisme dan neo imperialisme.
  • 7.
  • 8. Bara konfrontasi Mohammad Natsir pernah berkata: Biar membara di hati, tetap dingin di kepala. Hubungan Indonesia dan Malaysia, yang sering membara harus dikelola dengan hati-hati dan kepala dingin. Oleh karena, masyarakat Indonesia dalam menghadapi Malaysia sudah tak obahnya rumput ilalang yang kering, jika disulut sedikit dengan korek api akan segera membakar. Begitulah perasaan masyarakat Indonesia, yang mungkin kurang dipahami Malaysia, sehingga setiap kejadian negatif dalam hubungan kedua negara, segera mendapat publikasi dari media dan respon keras dari publik Indonesia. Ini disebabkan karena persepsi negatif masyarakat Indonesia terhadap Malaysia dibiarkan terus tertanam dalam memori kolektif masyarakat, sehingga sesuatu yang belum tentu benar tetapi dibiarkan terus tanpa ada usaha untuk menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya, masyarakat akhirnya menganggap benar.
  • 9.
  • 10. Pidato Presiden SBY 02 September 2010 di Markas Besar TNI Republik Indonesia di Cilangkap Jakarta, yang mengemukakan tiga pilar dalam hubungan bilateral dengan Malaysia, dapat sedikit memberi gambaran tentang sikap masyarakat Indonesia terhadap Malaysia. Adapun pilar-pilar hubungan Indonesia- Malaysia yang pernah dikemukakan Presiden SBY yaitu: Pertama, Indonesia dan Malaysia memiliki hubungan sejarah, budaya, dan kekerabatan yang sangat erat dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain dan sudah terjalin selama ratusan tahun. “Kita mempunyai tanggung jawab sejarah untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini.”
  • 11.
  • 12. Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN. “ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya fondasi hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia.” Ketiga, ada sekitar dua juta orang Indonesia yang bekerja di Malaysia baik di perusahaan, di bidang pertanian, maupun di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. “Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama bagi Indonesia maupun bagi Malaysia.”
  • 13. Presiden SBY juga mengemukakan, ada sekitar 13.000 pelajar dan mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Malaysia dan sekitar 6.000 mahasiswa Malaysia di Indonesia. “Ini merupakan aset bangsa yang harus dibina bersama dan menjadi modal kemitraan.” Disamping itu, kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Malaysia menjadi alasan penting hubungan kedua negara harus dipertahankan. Wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia merupakan ketiga tebesar dengan 1,18 juta orang dari total 6,3 juta wisatawan macanegara. Investasi Malaysia di Indonesia dalam lima tahun terakhir pada 2005-2009 berupa 285 proyek dengan nilai investasi berjumlah 1,2 miliar dollar AS. Sementara investasi Indonesia di Malaysia mencapai 534 juta dollar AS. Jumlah perdagangan kedua negara selama tahun 2009 mencapai 11,4 miliar dollar AS.
  • 14. Pidato Presiden SBY itu sangat komprehensif. Akan tetapi, banyak menuai kritik dan tanggapan miring dari masyarakat Indonesia. Media memberitakan berbagai tanggapan masyarakat misalnya Abdul Rais Abin, Direktur C-Prodies Forum mengemukakan kekecewaan, karena pidato Presiden SBY dianggap terlalu “lunak” khusunya pada kasus tertangkapnya 3 pegawai kelautan dan perikanan oleh Polis Marin Diraja Malaysia di wilayah perairan Indoensia. Pidato tersebut dinilai terlalu lemah dan banyak menunjukkan pertimbangan-pertimbangan pragmatis ketimbang kepentingan nasional dalam kaitannya dengan harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa besar yang Merdeka (05/9/2010). Dra Awani Irawati, MA., Kepala Bidang Perkembangan Politik Internasional LIPI, mengemukakan Malaysia, menurutnya, membutuhkan terapi kejut ketegasan Indonesia atas pelanggaran yang dilakukannya. Kalau perlu mempersona non grata-kan (mengusir) dan menarik Duta Besar Indonesia di Kuala Lumpur. Oleh karena, Indonesia pernah menarik Dubesnya di Australia. Menurut Irawati, Malaysia perlu diberi therapy shock. Kita selama ini kesannya dipermainkan oleh
  • 15. Para aktivis NGO mengemukakan bahwa "pidato SBY jauh panggang dari Api," kata Rieke Diah Pitaloka dalam keterangan tertulis bersama sejumlah aktivis buruh migran. Menurut Rieke, SBY tidak menyinggung substansi dasar hubungan kerjasama Indonesia- Malaysia, yaitu penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia. Pidato Presiden juga dinilai tidak secara tegas memperlihatkan keberpihakan terhadap nasib rakyatnya, terutama para TKI yang sedang menghadapi persoalan hukum. Berdasarkan respon publik terhadap pidato Presiden SBY dapat ditarik kesimpulan bahwa politik pemerintah yang ingin terus memelihara hubungan baik dengan Malaysia, tidak sepenuhnya mendapat dukungan yang luas dari masyarakat. Ini bisa menimbulkan masalah di masa depan, jika terus dibiarkan dan tidak ada usaha nyata untuk mengurangi dan menghilangkan ketidak- sukaan masyarakat Indonesia terhadap Malaysia.
  • 16. Dikemukakan masalah tersebut karena Indonesia adalah negara demokrasi, di mana pemimpin dipilih dan mengikuti maunya rakyat sebagai pemegang kedaulatan. Dalam demokrasi, sangat mungkin lahir pemimpin Indonesia di masa depan seperti Bung Karno. Kalau ini terjadi, maka hubungan Indonesia-Malaysia tidak tertutup kemungkinan berkembang seperti Korea Selatan dan Korea Utara dan negara-negara lain yang penduduknya serumpun dan bertetangga tetapi tidak pernah hidup rukun dan damai. Oleh karena itu, saya mengemukakan pandangan selaku anggota dan juru bicara Eminent Person Group Indonesia-Malaysia sebagaimana diberitakan Antara News 28 Agustus 2010, bahwa hubungan Indonesia- Malaysia di masa depan dapat meletus menjadi konfrontasi jilid II apabila tidak dikelola dengan hati-hati. Saya mengemukakan hal itu, karena media sebagai salah satu pilar demokrasi di Indonesia, sangat mempengaruhi masyarakat dalam pemberitaan masalah Malaysia pada khususnya, karena maunya mereka hanya dua yaitu pemutusan hubungan diplomatik dan konfrontasi.
  • 17.
  • 18. Pentingnya Soft Power Approach Keputusan politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap Malaysia, sebaiknya diberi apreasi dan dukungan positif dengan mendorong hubungan Indonesia-Malaysia dibangun berdasarkan kemitraan sejati, yang diimplementasikan dengan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Sebagai cendekiawan yang pernah bermukim lama di Malaysia untuk belajar, saya merasa Malaysia adalah kampung saya yang kedua. Maka saya mempunyai tanggung jawab untuk ikut mengupayakan supaya kedua negara bertetangga ini, selalu hidup rukun dan damai, silih asuh, silih asah dan silih asih.
  • 19. Untuk mewujudkan hal itu, maka hubungan kedua negara harus dibangun dan dikembangkan berdasarkan soft power approach, yaitu suatu pendekatan dengan cara- cara yang lembut, damai, halus dan tidak menyinggung perasaan apalagi menyakiti hati, karena kita satu serumpun, satu saudara dan satu agama (mayoritas penduduk kedua negara Muslim). Sudah tentu, pendekatan semacam itu harus bersifat timbal balik. Indonesia dan Malaysia harus sama-sama melakukan soft power approach yang dimulai dari kepala pemerintahan, yang diikuti para menteri terutama kementerian luar negeri, dan duta besar sebagai ujung tombak, para diplomat, berbagai kekuatan sosial politik di parlemen Indonesia dan Malaysia, akademisi, media, NGO, masyarakat dan lain sebagainya.
  • 20.
  • 21. Pentingnya pendekatan soft power, sekurang- kurangnya dilandasi oleh lima alasan. Pertama, cara-cara kekerasan (hard power) tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa menambah masalah. Presiden SBY mengatakan bahwa “kekerasan sering memicu terjadinya kekerasan lain.” Kedua, pendekatan soft power untuk menyelesaikan berbagai masalah Indonesia-Malaysia, lebih mudah dilakukan karena tidak ada yang tersinggung, tidak ada yang disakiti dan merasa dikalahkan. Ketiga, pendekatan soft power, akan melahirkan persaudaraan sejati, yang sama-sama menenggang perasaan, dan tidak saling menyakiti antara satu dengan yang lain. Dampak positifnya, Indonesia- Malaysia untuk jangka panjang akan menjadi “tak obahnya satu tubuh, jika salah satu bagian ada yang sakit, maka seluruh tubuh akan merasa sakit.” Kalau hal semacam ini terbangun, maka persatuan dan kesatuan kedua negara akan menjadi pilar untuk menopang kebangkitan rumpun Melayu di Asia Tenggara, dan pasti diperhitungan dalam percaturan politik internasional.
  • 22. Keempat, pendekatan soft power pasti memberi manfaat yang lebih besar daripada pendekatan hard power. Oleh karena, akan terwujud kerjasama dalam segala bidang, dan tolong-menolong akan lebih mudah diwujudkan antara masyarakat dan kedua bangsa serumpun. Kelima, pendekatan hard power sebagai lawan daripada soft power apalagi pendekatan konfrontasi yang diinginkan sebagian masyarakat untuk memberi pelajaran kepada Malaysia, tidak ada yang untung sebab yang menang menjadi arang dan yang kalah menjadi abu. Kedua pihak yang berseteru sama-sama rugi dan tidak ada yang untung.
  • 23. Penyelesaian Kasus Lama Tidak mudah mewujudkan soft power approach dalam hubungan Indonesia-Malaysia, karena berbagai permasalahan lama yang dikemukakan, dibiarkan menumpuk dan tidak ada upaya penyelesaian satu-persatu. Pertama, Kasus Sipadan dan Ligitan, yang sudah dimenangkan oleh Malaysia di Mahkamah Internasional, walaupun secara hukum sudah selesai dan kedua pulau itu telah dimiliki oleh Malaysia. Namun, perlu ada kampanye di media televisi Indonesia untuk menjelaskan bahwa kedua pulau itu sebelum dipersengketakan oleh kedua negara, tidak ada yang memiliki (pulau tidak bertuan), baik Indonesia maupun Malaysia. Prof. Dr. Hasyim Djalal (2010), pakar hukum kelautan internasional, dalam Roundtable Discussion di Jakarta, menegaskan bahwa “Pulau Sipadan dan Ligitan” bukan milik
  • 24.
  • 25. Cara menyelesaikan ialah menampilkan pakar hukum laut internasional dan tokoh masyarakat yang berintegritas tinggi dan berpengaruh untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa kedua pulau itu bukan milik Indonesia berdasarkan fakta sejarah. Kedua, masalah sengketa budaya seperti “Reog Ponorogo” yang disebut di Malaysia “Tari Barongan,” merupakah salah satu persoalan yang mengguncang hubungan Indonesia-Malaysia. Sengketa budaya ini, sangat serius karena telah menyebabkan sebagian masyarakat Indonesia menyebut Malaysia sebagai “Malingsia” sebagaimana dimuat dalam media online. Seharusnya setelah demonstrasi reda dan suasana kondusif tercipta seperti sekarang, diadakan kampanye untuk mencerahkan masyarakat yang salah paham dan terprovokasi oleh pemberitaan media, bahwa Malaysia tidak mencuri budaya Indonesia, karena nenek moyang mereka pada umumnya berasal dari Nusantara samada dari Jawa, Bugis, Padang, Mandailing, Aceh, Sunda dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tidak tepat kalau Malaysia dikatakan mengklaim budaya indonesia apalagi menuduh mencuri budaya Indonesia, sebab budaya Indonesia pada umumnya adalah budaya mereka juga.
  • 26.
  • 27. Ketiga, masalah penyiksaan TKI.. Akan tetapi, harus dikemukakan dan dipublikasikan bahwa sangat banyak TKI yang sukses di Malaysia, dan berjaya merubah nasib keluarga yang sebelumnya tidak punya apa-apa karena miskin dan kurang pendidikan. Keempat, masalah perbatasan dua negara. Ada ungkapan, kita bisa memilih teman sesuai kemauan, tetapi tidak bisa memilih kita berbatasan dengan negara mana. Kita mengakui banyak masalah dalam hidup bertetangga, dari masalah pelintas batas tanpa dokumen imigrasi, penyelundupan, perdagangan manusia, illegal lodging, pencurian ikan dan hasil kekayaan laut, pencurian hasil hutan, pelanggaran batas wilayah dan lain sebagainya. Walaupun banyak masalah yang dihadapi dalam hidup bertetangga, tetapi kita tidak mempunyai pilihan kecuali menyelesaikan satu-persatu dari berbagai persoalan yang ada dengan soft power approach. Kekurangan kita selama ini bahwa persoalan-persoalan yang muncul terus dibiarkan, sampai muncul persoalan baru dan menutup persoalan lama. Oleh karena setiap persoalan tidak pernah diselesaikan, maka ketika muncul kembali, masyarakat semakin marah karena terkesan ada pembiaran, tidak peduli dan bahkan terselip perasaan angkuh. Pada hal dalam kenyataan tidak seperti itu.
  • 28.
  • 29. Aplikasi Soft Power Approah Sebagaimana dikemukakan bahwa tidak mudah mengamalkan soft power approach. Walaupun begitu, bukan berarti tidak bisa diamalkan. Pertama, harus dimulai dengan niat atau nawaitu. Ini sangat penting, karena dengan nawaitu yang benar, akan melahirkan ketulusan dan kerendahan hati. Menurut saya, kedua pemimpin pemerintahan Indonesia- Malaysia telah menunjukkan nawaitu, ketulusan dan kerendahan hati untuk mempertahankan persahabatan abadi kedua negara, yang diwujudkan dengan saling menghormati, saling menghargai dan saling mencintai. Kedua, melakukan pencerahan. Untuk mewujudkan soft power approach mutlak dilakukan pencerahan (enlightenment) kepada masyarakat untuk menjelaskan maslahat dan mudaratnya membangun hubungan yang damai kedua negara serumpun.
  • 30. Ketiga, memilih diplomat dan duta besar yang tepat dan berkemampuan sebagai ujung tombak untuk menjabarkan dan melaksanakan konsep soft power approach. Ini penting karena dalam pelaksanaan soft power approach lebih mengutamakan silaturrahim diplomacy, lobby, pendekatan dialogis, diskusi dan komunikasi. Keempat, menyelesaikan setiap permasalahan secara damai melalui jalan diplomasi. Tidak mungkin hubungan dekat dua negara ini tidak terjadi masalah, karena dalam kehidupan rumah tangga saja, seringkali terjadi cekcok dan salah paham. Akan tetapi, setiap muncul masalah, harus dikedepankan penyelesaian secara damai. Presiden SBY pernah mengungkapkan bahwa semakin dekat dan erat hubungan dua negara, semakin banyak masalah yang dihadapi.” Kelima, sabar dan konsisten memelihara, menjaga dan merawat hubungan kedua negara. Setiap muncul masalah, hendaknya diselesaikan dengan “soft power approach.” Jangan membiarkan karena nila setitik dapat merusak susu sebelanga.
  • 31. Penutup Hubungan Indonesia-Malaysia sebenarnya adalah hubungan yang sangat istimewa. Dilihat dari aspek sejarah, sosial budaya, ekonomi, kewilayahan dan agama, kedua negara merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Traktat London tahun 1824 antara Inggris dan Belanda, telah memecah wilayah “Nusantara” yang disebut di Malaysia “Alam Melayau.” Untuk menjaga, merawat, memelihara, mempertahankan dan terus meningkatkan hubungan istiemwa itu sehingga menjadi energi positif yang melahirkan kerjasama yang semakin produkif dan membawa kemajuan dan kejayaan kedua bangsa serumpun, sesaudara dan seagama, maka soft power approach merupakan pilihan satu-satunya dalam menjalin hubungan kedua negara.
  • 32. Soft power approach, harus diimplementasikan ke dalam tataran operasioanl, dengan melakukan diplomasi yang bersifat “multi channel dan multi purpose” di pemerintahan (government) pusat dan daerah, masyarakat (NGO), parlemen, media, dunia usaha, universitas, dan lain- lain. Selain itu, sebaiknya juga bisa memberikan pencerahan yang terus-menerus kepada masyarakat tentang pentingnya membangun hubungan Indonesia-Malaysia. Ini bisa dilakukan, jika ada kerendahan hati, ketulusan, kemauan, dan lain sebagainya. Dalam hubungan itu, maka pada masa mendatang sebaiknya dalam rangka soft power approach ditindak-lanjuti dengan melantik duta besar yang mempunyai latar belakang (back ground) dari kalangan akademik (universitas), yang memahami kondisi sosial budaya masyarakat di kedua negara, mampu melakukan silaturrahim diplomacy yang “multi channel multi purpose”, bisa melakukan lobby, dialog, diskusi dengan berbagai kalangan, serta mempunyai jaringan luas di pemerintahan, dan masyarakat di kedua negara. Terima kasih. Jakarta, 28 Februari 2011 ++ Dr. Musni Umar adalah Direktur Pusat Studi Indonesia-Malaysia, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Univ. Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, serta Anggota Eminent Persons Group Indonesia- Malaysia. + Kertas kerja ini disampaikan dalam Seminar Antarabangsa yang bertajuk “Membangun Trace Baru Dalam hubungan Indonesia- Malaysia,”dan peluncuran buku “Membangkitkan Memori Kolektif Kesejarahan Indonesia-Malaysia,” yang dilaksanakan pada 28 Februari 2011 di Ruang GBHN Gedung MPR/DPR RI, Jakarta.