Analisis Asset Pricing Models Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
1. PROPOSAL PENELITIAN
Analisis Asset Pricing Models
Industri Manufaktur yang tercatat di BEI
(Suatu Komparasi Antara CAPM dan APT Dalam
Memprediksi Return Saham)
Disusun dan diajukan oleh :
MUSDALIFAH
P1700207035
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
E. KEGUNAAN PENELITIAN
F. RUANG LINGKUP/BATASAN
PENELITIAN
G. SISTEMATIKA PENULISAN
3. A. LATAR BELAKANG MASALAH
Investasi dalam pasar
modal,mengharapkan return (tingkat
pengembalian) yang berupa: capital gain,
dividen atau bunga.
Dan selalu terdapat hal yang tidak dapat
dihindari yaitu adanya risiko.
Ada dua macam asset pricing model yang
populer dan dapat digunakan dalam
memprediksi return saham yang
diharapkan,yaitu:
Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan
Arbitrage Pricing Theory (APT).
4. Continue..
Capital Asset Pricing Model
(CAPM),diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe,
Lientner, dan Mossin pada tahun 1960-an.
Model ini mengasumsikan bahwa
pendapatan saham dipengaruhi oleh satu
faktor, yaitu premi risiko pasar dan
merupakan model dalam menentukan harga
suatu assets pada kondisi equilibrium.
Tahun 1976 Stephen A. Ross merumuskan
sebuah teori yang disebut dengan Arbitrage
Pricing Theory (APT).
APT menyatakan bahwa harga suatu aktiva
bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, tidak
hanya satu faktor (portofolio pasar) yaitu
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar
mata uang yang turut diperhitungkan dalam
memprediksi return saham
5. Continue..
Penentuan kondisi – kondisi faktor
risiko inilah yang membuat perbedaan
penerapan CAPM dan APT dalam
menjelaskan tingkat pendapatan harga
saham / return.
Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian lebih
lanjut tentang perbandingan model CAPM dengan
APT dan tulisan ini diberi judul
“ Analisis Perbandingan Asset Pricing Model
Dalam Memprediksi Return Saham
Industri Manufaktur Go Public ”.
6. B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam investasi pada aset keuangan khususnya saham
ada dua asset pricing model untuk memprediksi return
saham.
1. Model yang pertama yaitu model CAPM, model ini
mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian saham
dipengaruhi satu faktor yaitu premi risiko pasar.
2. Model yang kedua yaitu model APT, model ini
mengasumsikan jika investor memiliki peluang untuk
meningkatkan tingkat pengembalian tanpa meningkatkan
risiko maka investor tersebut akan memanfaatkan peluang
tersebut. Sehingga dalam model APT ini faktor–faktor
(perubahan inflasi, perubahan tingkat suku binga BI rate,
perubahan nilai tukar atau kurs) yang mempengaruhi tingkat
pengembalian saham lebih banyak dari pada model CAPM.
7. Continue..
Kedua model tersebut
pada dasarnya dapat
memprediksi return yang
diharapkan investor,
namun berbeda dalam
variabel yang digunakan.
8. C. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada perbedaan
signifikan pada Asset Pricing
Model antara CAPM dan APM
dalam memprediksi return
saham Industri Manufaktur yang
tercatat di BEI ?
9. D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui Capital Asset Pricing Model
(CAPM) yang hanya dipengaruhi faktor premi
pasar ini lebih akurat dalam memprediksi return
saham Industri Manufaktur Go Public.
2. Mengetahui Arbitrage Pricing Theory (APT)
yang dipengaruhi oleh perubahan inflasi,
tingkat suku bunga, dan perubahan nilai tukar
lebih akurat dalam memprediksi return saham
Industri Manufaktur Go Public.
3. Mengetahui perbedaan rata-rata Asset Pricing
Model yaitu antara CAPM dan APT yang lebih
akurat dalam memprediksi return saham
Industri Manufaktur Go Public.
10. E. KEGUNAAN PENELITIAN
Bagi Perusahaan Bagi Investor
Dengan penelitian ini Penelitian ini diharapkan
diharapkan dapat memberikan dapat menjadi suatu bahan
masukan bagi perusahaan pertimbangan seorang
untuk dapat meningkatkan investor dalam pengambilan
kinerja sehingga dapat keputusan untuk melakukan
meningkatkan harga saham investasi khususnya investasi
ataupun pendapatan saham pada sektor
sahamnya di pasar modal. manufaktur.
Bagi Peneliti dan Pihak Lain
Penelitian ini merupakan penerapan dari ilmu ekonomi khususnya
manajemen keuangan yang telah didapat dari proses belajar penulis
sehingga menambah wawasan penulis mengenai bagaimana
penerapan teori dengan praktek yang sebenarnya. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan sebagai
acuan penelitian lebih lanjut ataupun peneliti sejenis nantinya.
11. F. RUANG LINGKUP/BATASAN
PENELITIAN
Batasan penelitian yang dilakukan, adalah sebagai
berikut :
1. Pada variabel-variabel tertentu (premi risiko pasar,
perubahan inflasi, perubahan tingkat suku bunga
SBI, perubahan nilai tukar terhadap dollar
Amerika, dan return saham bulanan pada
beberapa saham di Bursa Efek Indonesia).
2. Pada perusahaan-perusahaan sektor industri
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan merupakan kelompok saham LQ 45, dan
perusahaan manufaktur tersebut secara terus
menerus menerbitkan laporan keuangan
triwulannya dari TW l/2003 hingga TW lll/2008.
12. Continue..
Sampel perusahaan ditentukan menggunakan
teknik purposive sampling (sampel bersyarat),
yaitu perusahaan-perusahaan yang memenuhi
syarat antara lain :
a. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
mempunyai data keuangan yang lengkap dan dapat
diandalkan kebenarannya pada tahun TW l/2003-
TW lll/2008.
b. Saham industri manufaktur yang termasuk dalam
kelompok saham LQ 45 selama periode waktu
tahun 2003-2008 secara berturut-turut dan
konsisten.
13. G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, perumusan, pembatasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori
mengenai definisi investasi, risiko investasi, jenis-jenis
risko investasi, return saham, CAPM, garis pasar
sekuritas, garis pasar modal, APT, perubahan inflasi,
perubahan tingkat suku bunga, perubahan kurs,
penelitian – penelitian sebelumnya, kerangka pemikiran,
spesifikasi model dan hipotesis penelitian.
14. Continue..
BAB III : METODOLOGI
PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis
penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel penelitian,
jenis dan sumber data, model
penelitian yang digunakan, definsi
operasional variabel, hipotesis,
teknik analisis data.
15. BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
A. Investasi, sub
babnya : D. APT, sub babnya :
1. Perubahan Inflasi
1. Definisi Investasi
2. Perubahan Tingkat
2. Risiko Investasi Suku Bunga
3. Jenis-Jenis Risiko 3. Perubahan Kurs
Investasi E. Penelitian
B. Return Saham Sebelumnya
C. CAPM, sub F. Kerangka
babnya : Pemikiran
1. Garis Pasar G. Spesifikasi Model
Sekuritas H. Hipotesis Penelitian
2. Garis Pasar Modal
16. A. INVESTASI
Investasi dapat
didefinisikan sebagai
bentuk pengelolaan dana
guna memberikan
keuntungan dengan cara
menempatkan pada
alokasi yang
diperkirakan memberikan
tambahan keuntungan.
17. Continue..
Risiko merupakan besarnya penyimpangan
antara tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) dengan tingkat
pengembalian yang dicapai secara nyata
(actual return).
Semakin besar penyimpangannya berarti
semakin besar tingkat risikonya.
Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa
jauh hasil yang diperoleh bisa menyimpang
dari hasil yang diharapkan, maka digunakan
ukuran penyebaran.
Alat statistik yang digunakan sebagai ukuran
penyebaran tersebut adalah varians atau
deviasi standar.
18. Continue..
Francis (1988), “risiko ada dua macam,
yaitu risiko sistematis dan risiko tidak
sistematis”. Adapun risiko-risiko tersebut
dapat didefinisikan sebagai kemungkinan
terjadinya penyimpangan dari sesuatu
yang diharapkan atau dengan kata lain
penyimpangan tingkat keuntungan yang
terjadi dari tingkat keuntungan yang
diharapkan (Haugen, 1997).
19. Continue..
Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Risiko yang hanya dialami oleh investasi tersebut,
yang bisa disebabkan oleh faktor manajemen, ciri
khusus jenis industri, jenis persaingan usaha.
Misalnya struktur modal, struktur assets, tingkat
likuiditas, tingkat keuntungan.
Parameter yang digunakan dalam risiko tidak
sistematis adalah standar deviasi. Standar deviasi
adalah risiko yang dihadapi oleh investor saat ini
dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari
return yang diharapkan. Semakin berfluktuasi
tingkat harapan return yang akan didapat maka
tingkat risiko juga tinggi.
20. Continue..
Risiko sistematis (systematic-risk atau market-risk)
Risiko yang dialami oleh semua investasi tanpa
terkecuali, disebabkan adanya kemungkinan
ketidakstabilan pada kondisi ekonomi, politik, dan sosial
yang akan berpengaruh langsung pada seluruh saham
yang ada di bursa secara keseluruhan. Misalnya, adanya
perubahan tingkat suku bunga, kurs valas, kebijakan
pemerintah.
Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini
adalah beta.
Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta
a measure of valatility, or relative systematic risk”.
Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi
dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu.
21. Risiko Sistematis & Risiko Tidak
Sistematis
Variance of Portfolio
(Risk)
Risiko
tidak Dapat
Sistematis didiversivikasi
Return
Yang di nilai Pasar
Risiko Sistematis (Tidak dapat dihindari /
Risiko Pasar )
Number Of Securities
(Sumber: Ross, et al. 2003:274)
UNSYSTEMATIC RISK = FIRM-SPECIFIC RISK = DIVERSIFIABLE
RISK
SYSTEMATIC RISK = MARKET RISK = NON-DIVERSIFIABLE RISK
22. B. RETURN SAHAM
Return merupakan imbalan yang diperoleh dari
investasi.
Menurut Halim (2003: 30), komponen return meliputi:
capital gain
Yield (dividen atau bunga), dinyatakan dari persentase dari
modal yang ditanamkan.
Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan
(2000:5) yang menyatakan bahwa
”Return from investment security is cash flow and
capital gain/loss”.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat
diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan
yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas
investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen
dan capital gain/loss.
23. Continue..
Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara
menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode
sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat
ditulis rumus: Ross et al. (2003:238)
keterangan:
Ri = Return saham
Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat dihitung
dengan rumus: Jogiyanto (2003 : 232)
keterangan:
Rm = Return pasar
IHSGt = Indeks harga saham gabungan pada periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1
24. C. CAPM
CAPM dikembangkan pertama kali pada tahun
1960 oleh William F Sharpe, Lintner dan
Mossin. Weston, Besley dan Brigham (1996:
193) mendefinisikan CAPM sebagai berikut :
“A Model based on the proposition that any stock’s
required rate of return is equal to the risk free of
return plus a risk premium, where risk reflect
diversification”.
CAPM merupakan suatu model yang
menghubungkan tingkat pendapatan yang
diharapkan dari suatu aset yang berisiko
dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi
pasar yang seimbang.
25. Continue..
CAPM dalam bentuk formula, sbb :
Keterangan:
E(Ri) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari
sekuritas i yang mengandung risiko
RF = Tingkat pendapatan bebas risiko
E(RM) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari
portofolio pasar.
βi = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi
dari surat berharga yang ke-i.
26. Continue..
Asumsi-asumsi CAPM ini, antara lain :
1. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat
ekspektasi return dan standar deviasi (sebagai risiko)
portofolio untuk satu periode.
2. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara
dua portofolio yang identik, mereka akan memilih
portofolio yang memberi ekspektasi return yang lebih
tinggi.
3. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara
dua portofolio identik, mereka memilih portofolio dengan
standar deviasi yang lebih rendah.
4. Aset individu dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor
dapat membeli sebagian saham jika investor berminat.
5. Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat
memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang.
6. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan.
27. Continue..
Asumsi tambahan:
7. Semua investor memiliki satu periode yang sama.
8. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua
investor.
9. Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara
cepat untuk semua investor.
10. Investor mempunyai ekspektasi yang homogen
(homogeneous expectation), artinya mereka memiliki
persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return,
standar deviasi dan kovarian sekuritas.
Dengan memperhatikan asumsi-asumsi ini,
CAPM mengubah situasi ke kasus ekstrim saja.
Setiap orang mempunyai informasi yang sama dan sepakat
mengenai prospek sekuritas.
Secara implisit hal ini berarti investor menganalisis dan
memproses informasi dengan cara yang sama.
28. Continue..
Security Market Line: linear risk-return trade-off for
individual stocks.
Capital Market Line: linear risk-return trade-off for all
investment portfolios
Security Characteristic Line: linear relation between
the return on individual securities and the overall
market at every point in time
Secara umum, tidak hanya setiap sekurias tetapi juga
setiap portofolio harus diletakkan pada garis lurus
berkemiringan negative pada diagram dengan
ekspektasi return di sumbu vertical dan beta di sumbu
horizontal. Berarti bahwa portofolio yang efisien
diletakan baik di SML maupun di CML, sedangkan
portofolio yang tidak efisien diletakkan di SML tapi di
bawah CML.
29. D. Arbitrage Pricing Theory (APT)
Ross (1976) merumuskan suatu teori
yang disebut sebagai Arbitrage Pricing
Theory (APT).
Seperti halnya CAPM, APT
menggambarkan hubungan antara risiko
dan pendapatan, tetapi dengan
menggunakan asumsi dan prosedur yang
berbeda.
Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing
Theory (APT) adalah: (Reilly, 2000);
1. Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna,
2. Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang
lebih daripada kurang dengan kepastian,
3. Hasil dari proses stochastic artinya bahwa
pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model
faktor.
30. Continue..
APT dalam bentuk formula, sbb :
Keterangan :
E ( Rit) = Pendapatan yang diharapkan saham i pada periode t
a = Konstanta
b1,2,3,4 = Sensitivitas return saham terhadap premi risiko untuk
masing- masing faktor.
F1t = Tingkat suku bunga yang tidak diharapkan (unexpected
intrest rate) pada periode t.
F2t = Tingkat inflasi yang tidak diharapkan (unexpected
inflation) pada periode t.
F3t = Tingkat perubahan kurs yang tidak diharapkan
(unexpected exchange rate fluctuation) pada periode t.
31. Continue..
PERUBAHAN TINGKAT INFLASI
Tingkat inflasi yang tidak diharapkan (unexpected inflation)
adalah selisih tingkat inflasi sesungguhnya dengan tingkat
inflasi yang diharapkan. Tingkat inflasi yang diharapkan
dihitung dengan menggunakan metode ARIMA.
PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA BI
RATE
Tingkat suku bunga yang tidak diharapkan (unxpected intrest
rate) adalah selisih tingkat suku bunga sesungguhnya dengan
tingkat suku bunga yang diharapkan. Tingkat suku bunga
yang diharapkan dihitung dengan menggunakan metode
ARIMA.
PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAU KURS
Tingkat perubahan kurs yang tidak diharapkan ( unexpected
exchange rate fluctuation) adalah selisih tingkat perubahan
kurs sesungguhnya dengan tingkat perubahan kurs yang
diharapkan. Tingkat perubahan kurs yang diharapkan dihitung
dengan menggunakan metode ARIMA.
32. ARIMA (Autoregressive Integrated Moving
Average)
Model ARIMA merupakan model yang dikembangkan
secara intensif oleh George Box dan Gwilyn Jenkins
sehingga nama mereka sering disinonimkan dengan
proses ARIMA yang diterapkan untuk analisis dan
peramalan data runtun waktu (time series).
ARIMA sebenarnya adalah teknik untuk mencari pola
yang paling cocok dari sekelompok data (curve fitting),
dengan demikian ARIMA memanfaatkan sepenuhnya
data masa lalu dan sekarang untuk melakukan
peramalan jangka pendek yang akurat.
Contoh pemakaian model ARIMA adalah peramalan
harga saham dipasar modal yang dilakukan para pialang
yang didasarkan pada pola perubahan harga saham
dimasa lampau (Sugiarto dan Harijono, 2000).
33. E. PENELITIAN SEBELUMNYA
Chen, Roll, dan Ross (1986)
Sorensen, Menrich, dan Thun Chee
(1989)
Riskianto (1992)
Bambang Trisilo (1995)
Arduino Cagnetti (2002)
Gancar Candra Premananto &
Muhammad Madyan (2004)
Agus Sumanto (2005)
dll
34. F. KERANGKA PEMIKIRAN
Premi Risiko
Pasar
CAP
M
Asset
Pricing Return
Suku Bunga
Model Saham
SBI
Kurs
Rupiah
Terhadap AP
US $
T
Tingkat Inflasi
CAPM
MULTIVARIATE
35. H. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan spesifikasi model CAPM dengan
model APT, hipotesis yang ingin dibuktikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Ada perbedaan yang signifikan antara model
CAPM dengan model APT dalam memprediksi return
saham industri manufaktur Go Public.
Ha : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
model CAPM dengan model APT dalam memprediksi
return saham industri manufaktur Go Public.
36. BAB III. METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
B. OBJEK DAN WAKTU PENELITIAN
C. POPULASI DAN SAMPEL
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
E. DEFINISI OPERASIONAL
F. TEKNIK ANALISIS DATA
G. PENGUJIAN HIPOTESIS
37. A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah
penelitian uji hipótesis korelasi
yang hendak melihat
perbandingan capital asset pricing
model dan arbitrage pricing theory
dalam memprediksi return saham
industri manufaktur Go Public.
Penelitian ini menggunakan variabel Tingkat Pendapatan
Saham Industri Manufaktur sebagai variabel dependen
(terikat) dan variabel premi risiko pasar yang dimodelkan
dalam CAPM, dan variabel inflasi, tingkat suku bunga
SBI, nilai tukar rupiah terhadap dolar yang dimodelkan
dalam APT sebagai variabel independen (bebas).
38. B. OBJEK DAN WAKTU PENELITIAN
Obyek penelitian atau unit analisis
adalah perusahaan manufaktur
Go Public yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia dan
Perusahaan-perusahaan
tersebut terdaftar minimal
selama satu tahun dalam daftar
saham indeks LQ 45 selama
periode 2003-2008.
39. C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi yang diambil adalah saham – saham
industri manufaktur yang terdaftar pada
kelompok saham indeks LQ 45 di bursa efek
indonesia.
pengambilan sampel disesuaikan dengan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Adapun kriterianya :
Saham perusahan yang masuk dalam industri
manufaktur selama periode waktu Januari 2003 -
Desember 2008 secara berturut-turut dan konsisten
dan data keuangan yang lengkap dan dapat
diandalkan kebenarannya pada tahun 2003-2008.
Berdasarkan kriteria diatas, jumlah sampel yang
memenuhi syarat adalah sebanyak 7 perusahaan.
40. Continue..
7 (Tujuh) Perusahaan yang Digunakan
Sebagai Sampel tersebut, yaitu :
1. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2. PT. Kalbe Farma Tbk
3. PT. Medco Energi International Tbk
4. PT. Unilever Indonesia Tbk
5. PT. Aneka Tambang Tbk
6. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk
7. PT. United Tractors Tbk
41. D. TEKNIK PENGUMPULAN
DATAdari Situs Web Resmi
Data-data sekunder didapat langsung
Bank Indonesia: http://www.bi.go.id, sebagai sumber data untuk
memperoleh tingkat suku bunga SBI, inflasi dan perubahan kurs
US$ dalam jangka waktu 5 tahun. Dan Situs Web Resmi Bursa
Efek Indonesia: http://www.idx.go.id untuk harga saham, IHSG
dan daftar perusahaan manufaktur yang masuk kategori LQ 45
secara terus menerus dalam jangka waktu 5 tahun.
Data dikumpulkan oleh peneliti bersumber dari
Laporan Keuangan Tahunan emiten yang diperoleh
dari buku Indonesian Capital Market Direktory
(ICMD) tahun 2003 -2008 dan
Data Laporan Penerbitan Indeks Saham LQ 45 oleh
BEJ mulai dari tahun 2003-2008.
Data tersebut kemudian dipilih berdasarkan metoda
purpose sampling untuk dijadikan sampel pada
penelitian ini.
42. E. DEFINSI OPERASIONAL
NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL FORMULA SKALA
1 Imbalan Imbalan saham adalah capital gain
Ri = Rasio
( Pt − Pt −1 ) + D
saham ditambah dengan dividen yield Pt −1
(Ri)
2 Imbalan aset Imbalan bebas risiko adalah tingkat suku Rasio
bebas risiko bunga SBI bulanan
(Rf)
3 Perubahan Perubahan tingkat inflasi adalah Rasio
tingkat pergerakan inflasi bulanan dari 1 bulan Pinflasi= inf lasi − inf lasi
t
inf lasi t −1
t −1
inflasi sebelumnya
4 Perubahan Perubahan tingkat suku bunga SBI Rasio
tingkat suku adalah pergerakan suku bunga SBI
bunga SBI bulanan dari 1 bulan sebelumnya
5 Perubahan Perubahan nilai tukar adalah pergerakan Rasio
nilai tukar kurs bulanan dari 1 bulan sebelumnya
6 Imbalan Imbalan pasar adalah pergerakan IHSG Rasio
pasar bulanan
(Rm)
7 MAD Rata-rata Penyimpangan Absolut (Mean Rasio
Absolut Deviation (MAD)) untuk model
43. F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis dalam penelitian ini mempunyai beberapa
tahap, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan periode estimasi (estimation Period) yang
akan digunakan untuk mengestimasi parameter alpha
dan beta tiap-tiap saham. Periode estimasi dalam
penelitian ini dari Januari 2003 - Desember 2008.
2. Menetukan periode uji (test period), yaitu periode
pengamatan keakuratan kedua model tersebut dalam
memprediksi return saham. Periode uji yang
digunakan untuk menguji perbedaan keakuratan model
CAPM dan APT.
3. Menghitung return saham yang sesungguhnya (Aktual)
perusahaan-perusahaan Manufaktur.
44. Continue..
4. Menghitung pendapatan pasar (market return).
5. Menghitung beta (β) dengan menggunakan rumus
market model yang meregresikan antara pendapatan
saham yang sesungguhnya (actual return) dengan
pendapatan pasar (market return).
6. Setelah beta (β) masing-masing perusahaan diperoleh
kemudian membentuk sebuah model persamaan
berdasarkan model CAPM.
7. Menghitung a, b1, b2, b3 dan b4 untuk model APT
multi index model pada perusahaan-perusahaan
Manufaktur.
8. Melakukan uji asumsi-asumsi klasik
(Heterokedastisitas, Multikolinieritas, dan otokorelasi)
terhadap model yang diperoleh.
45. Continue..
9. Menghitung pendapatan saham yang diharapkan (expected
return) dengan menggunakan model CAPM dan APT yang telah
dihasilkan dari langkah (6) & (7).,
10. Menghitung rata-rata penyimpangan absolut (Mean Absolut
Deviation (MAD)) untuk model CAPM dan APT dengan rumus
Model CAPM :
Dalam penelitian ini keakuratan suatu model diukur dengan
menggunakan Mean Absolut Deviation (MAD), model yang
mempunyai MAD yang lebih kecil berarti lebih akurat
dibandingkan model yang mempunyai MAD yang lebih besar.
11. Menguji hipotesis.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
yang signifikan antara rata-rata penyimpangan absolut model
CAPM (MADCAPM) dengan rata-rata penyimpangan absolut
model CAPM (MADAPT) untuk pendapatan saham industri
Manufaktur.
46. G. PENGUJIAN HIPOTESIS
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan software
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi
14.0.
Uji asumsi kasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Normalitas
2. Multikolinearitas
3. Autokorelasi
4. Heteroskedasitas
Setelah uji asumsi klasik dilakukan, pengujian
dilanjutkan dengan melakukan uji statistik. Uji statistik
yang dilakukan sebagai berikut:
1. Adjusted R2
2. F-test
3. t-test