SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Multisastra.blogspot.ccom
 Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada
akhir turun atau naik.
 Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua
kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya.
Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia
sedang membaca.
 Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa
kata, frasa, atau klausa.
 Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang
mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih
morfem. Contoh: makan, tidur
 Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas
fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju
biru
 Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S
(Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek),
PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau
tidak. Contoh: ia menebang pohon
S P O
 Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda-
bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau
perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis
kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat
adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja),
adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti),
numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata
tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi
(kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah,
-tah, dan pun.
 Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat
terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika
minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
 Peran semantik yang lazim terdapat
dalam suatu kalimat adalah pengalam
atau penanggap (experiencer), pelaku
(agent), pokok, ciri, sasaran, hasil,
peruntung atau pemaslahat
(beneficiary), ukuran (measure), alat
(instrument), tempat (place), sumber
(source), jangkauan (range), penyerta,
waktu, dan asal.
Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat
terdiri atas sebagai berikut.
1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri
atas satuan yang berupa klausa.
Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S,
P, disertai O, Pel, dan K atau tidak.
Misalnya:
Lembaga itu menerbitkan majalah sastra.
S P O
2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang
tidak terdiri atas klausa. Misalnya:
Astaga!
Selamat malam!
 Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
A. KALIMAT TUNGGAL
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas
satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh
subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap
lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek,
dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak
mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti,
yaitu keterangan.
Contoh:
Andi sedang belajar di kelas.
S P K
Negara Indonesia berdasarkan Pancasila.
S P Pel
 Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar
kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi
lima bagian.
1. Kalimat Berpredikat Nomina
Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat
yang predikatnya terdiri atas nomina
(termasuk pronominal) atau frasa nominal.
Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif.
Contoh:
- Laki-laki itu pencurinya.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
2. Kalimat Berpredikat Verba
Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang
predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa
verbal.
Contoh:
a. Mira menulis surat kepada kakaknya.
S P O K
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase
Nominal)
 Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4.
a. Kalimat Intransitif
Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau
pelengkap.
Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.
  S P Ket.cara
b. Kalimat Ekatransitif
Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu
S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan.
Misalnya:
Polisi sedang mengejar tersangka.
S P O
c. Kalimat Dwitransitif
Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel.
Kalimat ini memiliki makna benefaktif,
bersangkutan dengan verba yang dilakukan
untuk orang lain. Contoh:
Ibu membelikan adik sepeda baru.
S P O1 Pel
d. Kalimat Semitransitif
Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel.
Contoh:
Dina kehilangan tas.
S P Pel
3. Kalimat Berpredikat Adjektiva
Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva)
atau frasa adjektival.
Contoh:
Adiknya sakit.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva)
Rumah Sari sangat besar.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia
Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat
yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa
bilangan.
Contoh :
Uangnya banyak.
S P
Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata
bilangan)
Panjang mobil itu dua meter.
S P
Pola kalimatnya:
Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)
 
5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional
Kalimat berpredikat frasa preposisional
adalah kalimat yang predikatnya berupa
frasa preposisional, yaitu frasa keterangan.
Contoh :
- Ibu sedang ke apotek.
S P
 Pola kalimatnya:
Subj ek (Nomina)+Predikat (Fr asa
Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)
 
B. KALIMAT MAJEMUK
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola
kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat
dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa
jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk
campuran.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan
kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau
sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai
anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata
penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun,
sedangkan, dan melainkan.
Contoh:
Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai.
Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di
perguruan tinggi.
Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat
membaca.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk
apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat.
Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi
yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk
kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak
kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata
penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika,
seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti,
bahwa, karena, dan sehingga.
Contoh:
1. a. Hari ini tidak hujan.
b. Ia akan datang ke pesta itu.
Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
Anak kalimat induk kalimat
 
2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman
datang.
anak kalimat induk kalimat
3. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara
kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk
bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran
sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau
tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut. 
Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan
ibu selesai memasak.
 Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah
selesai
 Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang
 Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak
 
 B. Kalimat Menurut Fungsi
 Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan
menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan,
kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat
emfatik.
1. Kalimat Berita
Kalimat berita (deklaratif/pernyataan)
adalah kalimat yang isinya memberitakan
sesuatu kepada pembaca atau pendengar.
Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir
kalimat berita ditandai dengan nada
menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa
tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai
dengan tanda titik.
 Bentuk kalimat berita bermacam-macam,
bisa berupa kalimat aktif atau pasif,
langsung atau tidak langsung, tunggal atau
majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita
dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya
merupakan pemberitahuan.
 Dalam penggunaannya, kalimat berita
memiliki beragam tujuan antara lain
menyatakan pemberitahuan, laporan,
pengharapan, permohonan, perkenalan,
undangan, dan sebagainya.
a. Pemberitahuan
Contoh:
- Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti.
b. Laporan
Contoh:
- Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
baiknya.
c. Pengharapan
Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan
nanti.
d. Permohonan
Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di
perusahaan.
e. Perkenalan
Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini.
- Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi. 
f. Undangan
Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara
pernikahan putri kami.
2. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah
kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau
seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi
untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini
memiliki pola intonasi yang berbeda dengan
kalimat berita. Perbedaannya terletak pada
nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita
bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi
kalimat tanya bernada akhir naik.
 Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk
dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan
menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di
mana, ke mana, dari mana, mana, berapa,
bagaimana, dan mengapa.
a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu,
atau kegiatan
b. Siapa : untuk menanyakan orang
c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan
arah, letak, atau tempat
d. Berapa : untuk menanyakan jumlah
e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau
proses
f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau
sebab
g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
Contoh kalimat tanya:
1. Apa yang kamu bawa?
2. Siapa penemu telepon?
3. Di mana kamu membeli baju itu?
4. Ke mana kamu akan pergi?
5. Mengapa kamu datang terlambat?
6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang?
7. Kapan ayah pergi ke Amerika?
8. Bilamana karyawan itu akan
menyelesaikan pekerjaannya?
9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
3.Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat
yang maknanya memberikan perintah untuk
melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai
jika penutur ingin menyuruh atau melarang
orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam
bentuk tulis, kalimat perintah seringkali
dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa
pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya
naik pada akhir kalimat.
 Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat
perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat
digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
sebagai berikut.
1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya
Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh
pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas
verba yang tidak membutuhkan objek (kata
verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap,
hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata
verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya
yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh
tidak. Contoh:
Duduk!
Datanglah engkau ke rumahku!
Berangkatlah sekarang juga!
 Untuk memperhalus suruhan, di samping
menambah partikel –lah, kata tolong
dapat dipakai di depan kata kerja yang
benefaktif, yaitu kata kerja yang
menyatakan tindakan yang dimaksudkan
bukan untuk kepentingan pelakunya.
Contohnya adalah sebagai berikut.
Tolong ambilkan buku itu!
Tolong belikan gula setengah kilo di
warung!
2.Kalimat Persilakan
Selain ditandai oleh pola intonasi suruh,
kalimat persilakan ditandai juga oleh
penambahan kata silakan yang diletakkan
di awal kalimat. S kalimat boleh
dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Silakan Bapak duduk di sini!
Silakan datang ke rumahku!
Silakan beristirahat!
3.Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam
hubungan situasi, juga mengharapkan suatu
tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya,
tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang
yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang
yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain,
tindakan itu dilakukan oleh kita.
Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh,
kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata
ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di
awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan
pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S
kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Mari kita berangkat sekarang!
Ayo kita bermain sepeda!
4.Kalimat Larangan
Kalimat larangan ditandai oleh adanya
kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah
dapat ditambahkan pada kata tersebut
untuk memperhalus larangan. S kalimat
boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut.
Jangan kamu berangkat sendiri!
Jangan suka menjahili orang!
4.Kalimat Seru
Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat
yang mengungkapkan perasaan kagum.
Kalimat seru juga digunakan jika penutur
ingin mengungkapkan perasaan yang kuat
atau hal yang mendadak. Kata seru yang
digunakan antara lain adalah wah, aduh,
alangkah, dan aduhai.
Contoh:
Alangkah indahnya pemandangan ini!
Wah, rumahmu bagus sekali!
Aduhai merdu sekali suaramu!
Aduh, sakit sekali perutku!
  
5. Kalimat Emfatik
Kalimat yang memberikan penegasan khusus
kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan:
- menambahkan partikel –lah pada S;
-menambahkan konjungsi yang ada di
belakang S.
Dengan penegasan pada S, ada pergeseran
makna dan fungsi sintaktik. Contoh:
(1) Dia mengambil majalah itu.
S P O
(2) Dialah yang mengambil majalah itu.
P S
 Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili
pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus
memenuhi syarat-syarat berikut.
 Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan.
Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok.
Contoh:
Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang
membantu keselamatan umum.
 Kalimat efektif harus memenuhi syarat
kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk
kata atau frase imbuhan yang memiliki
kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya.
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun
harus menggunakan –di pula.
Contoh:
Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
 Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan
hemat.
Contoh:
 Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan
pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur
sekolah.
Contoh di atas tidak efektif, semestinya,
 Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat
libur sekolah.
atau,
 Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati
penumpang di saat libur sekolah.
Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima
oleh akal sehat.
Contoh:
*Kambing sedang main hujan.
-Kalimat tersebut tidak logis karena kambing
takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main
hujan.
Pada kalimat efektif, kata penghubung dan,
sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh
diletakkan di awal kalimat.
Contoh:
Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
 Jika keterangan diletakkan di posisi awal,
sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca
koma (,).
Contoh:
Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota.
Multisastra.blogspot.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
-sistem sirkulasi hewan -
 -sistem sirkulasi hewan  - -sistem sirkulasi hewan  -
-sistem sirkulasi hewan -
 
Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali Biografi singkat sembilan wali
Biografi singkat sembilan wali
 
2 2-peluang-47sp-112sl-ok
2 2-peluang-47sp-112sl-ok2 2-peluang-47sp-112sl-ok
2 2-peluang-47sp-112sl-ok
 
Cerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman PribadiCerpen Pengalaman Pribadi
Cerpen Pengalaman Pribadi
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 
Kancil dan buaya dalam bahasa inggris
Kancil dan buaya dalam bahasa inggrisKancil dan buaya dalam bahasa inggris
Kancil dan buaya dalam bahasa inggris
 
20 Resensi Novel
20 Resensi Novel20 Resensi Novel
20 Resensi Novel
 
Tape Ketan Hitam
Tape Ketan HitamTape Ketan Hitam
Tape Ketan Hitam
 
contoh kata pengantar
contoh kata pengantarcontoh kata pengantar
contoh kata pengantar
 
Cerita rakyat da n jenis jeninya
Cerita rakyat da n jenis jeninyaCerita rakyat da n jenis jeninya
Cerita rakyat da n jenis jeninya
 
MAKALAH LAPORAN PEMBUATAN TEMPE
MAKALAH LAPORAN PEMBUATAN TEMPEMAKALAH LAPORAN PEMBUATAN TEMPE
MAKALAH LAPORAN PEMBUATAN TEMPE
 
Surat Pribadi
Surat PribadiSurat Pribadi
Surat Pribadi
 
Contoh teks persuasi
Contoh teks persuasiContoh teks persuasi
Contoh teks persuasi
 
Peta Indonesia
Peta IndonesiaPeta Indonesia
Peta Indonesia
 
Makalah Seks Bebas
Makalah Seks BebasMakalah Seks Bebas
Makalah Seks Bebas
 
PPT PRESENTASI KKN.pptx
PPT PRESENTASI KKN.pptxPPT PRESENTASI KKN.pptx
PPT PRESENTASI KKN.pptx
 
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaanProposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
Proposal program kreativitas mahasiswa kewirausahaan
 
Contoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantarContoh Kata pengantar
Contoh Kata pengantar
 
Cara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkongCara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkong
 

Semelhante a Kalimat Dalam Bahasa Indonesia

Semelhante a Kalimat Dalam Bahasa Indonesia (20)

Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Pola kalimat
Pola kalimatPola kalimat
Pola kalimat
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Bahasa Indonesia
Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Kalimat majemuk
Kalimat majemuk Kalimat majemuk
Kalimat majemuk
 
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Kalimat
KalimatKalimat
Kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Frase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimatFrase, klausa, dan kalimat
Frase, klausa, dan kalimat
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptxWEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
WEEK_6_-_SINTAKSIS_2.pptx
 
Sintaksis 5
Sintaksis 5Sintaksis 5
Sintaksis 5
 
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata KalimatBAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
BAHASA INDONESIA - Tata Kalimat
 

Mais de Abu Ja'far

Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Abu Ja'far
 
Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Abu Ja'far
 
Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8Abu Ja'far
 
Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7Abu Ja'far
 
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016Abu Ja'far
 
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgbInfografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgbAbu Ja'far
 
Taksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisiTaksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisiAbu Ja'far
 
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015Abu Ja'far
 
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasionalKonperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasionalAbu Ja'far
 
Kata baku revisi
Kata baku revisiKata baku revisi
Kata baku revisiAbu Ja'far
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisiAbu Ja'far
 
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiJenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiAbu Ja'far
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farAbu Ja'far
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Abu Ja'far
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kataAbu Ja'far
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubungAbu Ja'far
 
Kata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depanKata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depanAbu Ja'far
 
Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak bakuKata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak bakuAbu Ja'far
 

Mais de Abu Ja'far (20)

Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
 
Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7Kisi kisi bi kelas 7
Kisi kisi bi kelas 7
 
Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8Kisi kisi uts genap kelas 8
Kisi kisi uts genap kelas 8
 
Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7Kisi kisi uts genap kelas 7
Kisi kisi uts genap kelas 7
 
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
Kisi kisi b. ind. uas ganjil tp. 2015-2016
 
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgbInfografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
Infografis ujian-nasional-2015-ar v10 rgb
 
Taksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisiTaksonomi bloom revisi
Taksonomi bloom revisi
 
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
Sk kisi-kisi-un-tahun-pelajaran-2014-2015
 
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasionalKonperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
Konperensi pers mendikbud_tentang_ujian_nasional
 
Wawancara
Wawancara Wawancara
Wawancara
 
Kata baku revisi
Kata baku revisiKata baku revisi
Kata baku revisi
 
Karangan revisi
Karangan revisiKarangan revisi
Karangan revisi
 
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisiJenis jenis frasa dalam bi revisi
Jenis jenis frasa dalam bi revisi
 
Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
Sejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa IndonesiaSejarah Bahasa Indonesia
Sejarah Bahasa Indonesia
 
Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02Pantun 140126190244-phpapp02
Pantun 140126190244-phpapp02
 
Perubahan makna kata
Perubahan makna kataPerubahan makna kata
Perubahan makna kata
 
Kata penghubung
Kata penghubungKata penghubung
Kata penghubung
 
Kata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depanKata ganti dan kata depan
Kata ganti dan kata depan
 
Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak bakuKata baku dan kata tidak baku
Kata baku dan kata tidak baku
 

Último

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Kalimat Dalam Bahasa Indonesia

  • 1. Kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Multisastra.blogspot.ccom
  • 2.  Kalimat adalah satuan bahasa yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.  Kalimat ada yang terdiri atas satu kata, dua kata, tiga kata, empat kata, dan seterusnya. Contoh: Pergi! ; Itu toko, Ia mahasiswa; Ia sedang membaca.
  • 3.  Unsur pembentuk kalimat tersebut dapat berupa kata, frasa, atau klausa.  Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti, dan terdiri atas satu atau lebih morfem. Contoh: makan, tidur  Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Contoh: kamar tidur, baju biru  Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas S (Subjek) P (Predikat) baik disertai O (Objek), PEL (Pelengkap), dan KET (Keterangan) atau tidak. Contoh: ia menebang pohon S P O
  • 4.  Setiap unsur pembentuk kalimat dapat dibeda- bedakan berdasarkan kategori, fungsi, atau perannya dalam kalimat tersebut. Beberapa jenis kategori yang dapat menjadi unsur sebuah kalimat adalah nomina (kata benda), verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), pronomina (kata ganti), numeralia (kata bilangan), adverbial, dan kata tugas seperti preposisi (kata depan), konjungsi (kata penghubung), dan partikel seperti -kah, -lah, -tah, dan pun.  Jika dilihat dari fungsinya, unsur-unsur kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.
  • 5.  Peran semantik yang lazim terdapat dalam suatu kalimat adalah pengalam atau penanggap (experiencer), pelaku (agent), pokok, ciri, sasaran, hasil, peruntung atau pemaslahat (beneficiary), ukuran (measure), alat (instrument), tempat (place), sumber (source), jangkauan (range), penyerta, waktu, dan asal.
  • 6. Berdasarkan unsur pembentuknya, kalimat terdiri atas sebagai berikut. 1. Kalimat Berklausa: Kalimat yang terdiri atas satuan yang berupa klausa. Maksudnya, dalam kalimat ini terdiri atas S, P, disertai O, Pel, dan K atau tidak. Misalnya: Lembaga itu menerbitkan majalah sastra. S P O 2. Kalimat Tidak Berklausa: Kalimat yang tidak terdiri atas klausa. Misalnya: Astaga! Selamat malam!
  • 7.  Menurut bentuk, kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. A. KALIMAT TUNGGAL Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Pola kalimatnya dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkap. Di samping itu, tidak mustahil terdapat pula unsur yang bukan inti, yaitu keterangan. Contoh: Andi sedang belajar di kelas. S P K Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. S P Pel
  • 8.  Berdasarkan bentuk predikatnya, pola dasar kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi lima bagian. 1. Kalimat Berpredikat Nomina Kalimat berpredikat nomina adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina (termasuk pronominal) atau frasa nominal. Kalimat ini disebut juga kalimat ekuatif. Contoh: - Laki-laki itu pencurinya. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frase Nominal)+Predikat (Nomina)
  • 9. 2. Kalimat Berpredikat Verba Kalimat berpredikat verba adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba) atau frasa verbal. Contoh: a. Mira menulis surat kepada kakaknya. S P O K Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat(Verba)+Objek(Frase Nominal)  Kalimat berpredikat verba dibagi menjadi 4. a. Kalimat Intransitif Kalimat yang tidak membutuhkan objek atau pelengkap. Contoh: Orang itu berlari dengan kencang.   S P Ket.cara
  • 10. b. Kalimat Ekatransitif Kalimat ini terdiri atas tiga unsur inti, yaitu S, P, O. Unsur bukan intinya Keterangan. Misalnya: Polisi sedang mengejar tersangka. S P O c. Kalimat Dwitransitif Unsur inti terdiri atas S, P, O, dan Pel. Kalimat ini memiliki makna benefaktif, bersangkutan dengan verba yang dilakukan untuk orang lain. Contoh: Ibu membelikan adik sepeda baru. S P O1 Pel
  • 11. d. Kalimat Semitransitif Kalimat ini terdiri atas S, P, dan Pel. Contoh: Dina kehilangan tas. S P Pel
  • 12. 3. Kalimat Berpredikat Adjektiva Kalimat berpredikat adjektiva adalah kalimat yang predikatnya berupa kata sifat (adjektiva) atau frasa adjektival. Contoh: Adiknya sakit. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Adjektiva) Rumah Sari sangat besar. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa Nomina)+Predikat (Frasa Adjektival)
  • 13. 4 。 Kalimat Berpredikat Numeralia Kalimat berpredikat numeralia adalah kalimat yang predikatnya berupa kata bilangan atau frasa bilangan. Contoh : Uangnya banyak. S P Pola kalimatnya: Subjek (Nomina)+Predikat (Kata bilangan) Panjang mobil itu dua meter. S P Pola kalimatnya: Subjek (Frasa nominal)+Predikat (Frasa Bilangan)  
  • 14. 5 。 Kalimat Berpredikat Frasa Preposisional Kalimat berpredikat frasa preposisional adalah kalimat yang predikatnya berupa frasa preposisional, yaitu frasa keterangan. Contoh : - Ibu sedang ke apotek. S P  Pola kalimatnya: Subj ek (Nomina)+Predikat (Fr asa Pr eposisional/ Fr asa Ket er angan)  
  • 15. B. KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari beberapa buah kalimat tunggal. Ada beberapa jenis kalimat majemuk di antaranya adalah kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung yang menunjukkan kesetaraan atau sederajat. Dalam kalimat majemuk setara tidak mempunyai anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun, sedangkan, dan melainkan. Contoh: Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai. Saya bingung akan melanjutkan ke UT atau kuliah di perguruan tinggi. Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah dapat membaca.
  • 16. 2. Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat mejemuk bertingkat, yakni kalimat yang terbentuk apabila hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya, salah satu bagian kalimatnya menduduki fungsi yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar, supaya, meskipun, walaupun, seperti, bahwa, karena, dan sehingga. Contoh: 1. a. Hari ini tidak hujan. b. Ia akan datang ke pesta itu. Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu. Anak kalimat induk kalimat   2. Ketika kami sedang pergi ke supermarket, paman datang. anak kalimat induk kalimat
  • 17. 3. Kalimat Majemuk Campuran Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa. Contohnya adalah sebagai berikut.  Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai memasak.  Induk kalimat (Klausa inti): Pekerjaan itu telah selesai  Anak kalimat 1(klausa bawahan): kakak datang  Anak kalimat 2(klausa bawahan): ibu selesai memasak  
  • 18.  B. Kalimat Menurut Fungsi  Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat emfatik. 1. Kalimat Berita Kalimat berita (deklaratif/pernyataan) adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda titik.
  • 19.  Bentuk kalimat berita bermacam-macam, bisa berupa kalimat aktif atau pasif, langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya merupakan pemberitahuan.  Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tujuan antara lain menyatakan pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan, perkenalan, undangan, dan sebagainya.
  • 20. a. Pemberitahuan Contoh: - Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti. b. Laporan Contoh: - Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik- baiknya. c. Pengharapan Contoh: - Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan nanti. d. Permohonan Contoh: - Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di perusahaan. e. Perkenalan Contoh: - Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah ini. - Saya Sari, putri bungsu Pak Aldi.  f. Undangan Contoh: - Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan putri kami.
  • 21. 2. Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat berita. Perbedaannya terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik.
  • 22.  Pertanyaan atau kalimat tanya dapat dibentuk dengan berbagai cara. Caranya adalah dengan menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, di mana, ke mana, dari mana, mana, berapa, bagaimana, dan mengapa. a. Apa : untuk menanyakan benda atau, sesuatu, atau kegiatan b. Siapa : untuk menanyakan orang c. Di mana, ke mana, mana: untuk menanyakan arah, letak, atau tempat d. Berapa : untuk menanyakan jumlah e. Bagaimana: untuk menanyakan keadaan atau proses f. Mengapa: untuk menanyakan alasan atau sebab g. Kapan, bilamana, bila: untuk menanyakan waktu
  • 23. Contoh kalimat tanya: 1. Apa yang kamu bawa? 2. Siapa penemu telepon? 3. Di mana kamu membeli baju itu? 4. Ke mana kamu akan pergi? 5. Mengapa kamu datang terlambat? 6. Bagaimana keadaan ibumu sekarang? 7. Kapan ayah pergi ke Amerika? 8. Bilamana karyawan itu akan menyelesaikan pekerjaannya? 9. Bila Ibu akan pulang dari pasar?
  • 24. 3.Kalimat Perintah Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam bentuk lisan, nadanya naik pada akhir kalimat.
  • 25.  Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau disebut juga kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut. 1. Kalimat Suruh yang Sebenarnya Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai oleh pola intonasi suruh. Apabila P-nya terdiri atas verba yang tidak membutuhkan objek (kata verbal intransitif), bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel –lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah.S-nya yang berupa orang kedua boleh dilesapkan boleh tidak. Contoh: Duduk! Datanglah engkau ke rumahku! Berangkatlah sekarang juga!
  • 26.  Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel –lah, kata tolong dapat dipakai di depan kata kerja yang benefaktif, yaitu kata kerja yang menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya. Contohnya adalah sebagai berikut. Tolong ambilkan buku itu! Tolong belikan gula setengah kilo di warung!
  • 27. 2.Kalimat Persilakan Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilakan ditandai juga oleh penambahan kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S kalimat boleh dilesapkan boleh juga tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Silakan Bapak duduk di sini! Silakan datang ke rumahku! Silakan beristirahat!
  • 28. 3.Kalimat Ajakan Kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, juga mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Perbedaannya, tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain, tindakan itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, yaitu kata mari dan ayo yang diletakkan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Mari kita berangkat sekarang! Ayo kita bermain sepeda!
  • 29. 4.Kalimat Larangan Kalimat larangan ditandai oleh adanya kata jangan di awal kalimat. Partikel –lah dapat ditambahkan pada kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dilesapkan boleh tidak. Contohnya adalah sebagai berikut. Jangan kamu berangkat sendiri! Jangan suka menjahili orang!
  • 30. 4.Kalimat Seru Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru juga digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau hal yang mendadak. Kata seru yang digunakan antara lain adalah wah, aduh, alangkah, dan aduhai. Contoh: Alangkah indahnya pemandangan ini! Wah, rumahmu bagus sekali! Aduhai merdu sekali suaramu! Aduh, sakit sekali perutku!   
  • 31. 5. Kalimat Emfatik Kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada S. Penegasan itu dilakukan dengan: - menambahkan partikel –lah pada S; -menambahkan konjungsi yang ada di belakang S. Dengan penegasan pada S, ada pergeseran makna dan fungsi sintaktik. Contoh: (1) Dia mengambil majalah itu. S P O (2) Dialah yang mengambil majalah itu. P S
  • 32.  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Agar kalimat menjadi efektif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut.  Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan. Artinya kalimat tersebut memiliki satu ide pokok. Contoh: Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang membantu keselamatan umum.
  • 33.  Kalimat efektif harus memenuhi syarat kesejajaran. Maksudnya, penggunaan bentuk kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan, baik dalam fungsi maupun bentuknya. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan –di, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan –di pula. Contoh: Setelah dimarahi, Andi dipukuli oleh orang itu.
  • 34.  Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan hemat. Contoh:  Angkutan-angkutan umum kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. Contoh di atas tidak efektif, semestinya,  Angkutan umum selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah. atau,  Kereta api, bus, dan pesawat selalu dipadati penumpang di saat libur sekolah.
  • 35. Kalimat efektif harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat. Contoh: *Kambing sedang main hujan. -Kalimat tersebut tidak logis karena kambing takut air. Jadi, tidak mungkin kambing main hujan. Pada kalimat efektif, kata penghubung dan, sedangkan, atau, karena, sehingga tidak boleh diletakkan di awal kalimat. Contoh: Dan Saya akan pergi ke kota itu sendirian.
  • 36.  Jika keterangan diletakkan di posisi awal, sesudah keterangan tersebut diberi tanda baca koma (,). Contoh: Minggu lalu, saya dan ayah pergi ke kota. Multisastra.blogspot.com