SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 22
MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKEGIATAN BELAJAR 1:OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
ALUR URAIAN 4.2.1. Cara Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian  4.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menjadi Merusak dan Merugikan  4.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Binatang
CARA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN/ATAU KERUGIAN Binatang memakan tanaman dan hasil tanaman dengan berbagai cara tergantung pada tipe alat mulutnya Binatang mencemari hasil tanaman pada saat panen maupun penyimpanan Binatang menjadi penular dan vektor bagi organisme lain yang lebih berbahaya Binatang melukai tanaman sehingga menimbulkan gangguan fisiologis dan menjadi jalan masuk bagi organisme golongan lainnya, misalnya bagi patogen Binatang menghasilkan kotoran yang dapat mencemari hasil panen dan yang dapat menjadi media bagi perkembangan organisme lain
BINATANG MEMAKAN TANAMAN:Tipe Alat Mulut Paling Umum Pencucuk dan penghisap (piercing-sucking) Pengunyah (chewing mouthparts) Penjilat (sponging mouthparts)
BINATANG MENCEMARI HASIL TANAMAN Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat terjadi sebelum dan pada saat panen maupun setelah panen (pasca-panen) selama penyimpanan Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut bila hasil panen segera digunakan, tetapi dapat sangat merusak bila hasil panen disimpan Kehadiran binatang sendiri sebagai pencemar sudah menyebabkan nilai ekonomis hasil panen menurun (ibu-ibu geli melihat sayur yang ada ulatnya), apalagi bila menimbulkan kerusakan
BINATANG MENJADI PENULAR DAN VEKTOR Ketika memakan tanaman, binatang dapat ditumpangi atau dimasuki tubuhnya oleh organisme lain. Organisme lain dapat sekedar menumpang di luar tubuh atau masuk ke dalam pencernaan tanpa menimbulkan gangguan pada binatang yang bersangkutan. Bila binatang dimasuki oleh orgaisme lain yang lebih berbahaya dan kemudian menularkannya kepada tanaman lain maka binatang yang bersangkutan disebut vektor
BINATANG MEMBUAT JALAN MASUK BAGI ORGANISME LAIN Ketika binatang mekakan tanaman maka pada tanaman akan terjadi luka (injury). Luka yang ditimbulkan seringkali tidak terlalu merusak tanaman karena gangguan fisiologis yang ditimbulkannya ringan, tetapi menjadi merusak karena luka dapat menjadi jalan masuk bagi organisme yang lebih berbahaya, misalnya penyebab penyakit.
BINATANG MENGHASILKAN KOTORAN Bersamaan dengan memakan tanaman atau hasil tanaman, binatang menghasilkan kotoran. Kotoran yang dihasilkan binatang dapat menempeli permukaan tanaman maupun hasilnya atau bercampur dengan hasil pada saat penyimpanan Kotoran yang menempel pada permukaan tanaman maupun hasil tanaman dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme lain yang lebih berbahaya
PERTANYAAN?
BAGAIMANA BINATANG DAPAT BERSATUS SEBAGAI HAMA Binatang pengganggu dan perusak tumbuhan terdiri atas berbagai ukuran, dari yang sangat besar seperti gajah sampai yang sangat kecil seperti tungau Binatang menjadi hama terutama apabila jumlahnya meningkat menjadi sangat banyak (padat populasi tinggi) dalam waktu singkat karena makanan tersedia berlimpah, tidak ada musuh alami, dan keadaan lingkungansesuai untuk perkembangbiakan Populasi binatang berubah (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang di sekitar garis imajiner yang disebut garis keseimbangan umum (general equilibrium) Perubahan padat populasi yang tiba-tiba melonjak ke atas garis keseimbangan umum disebut ledakan populasi (population outbreak, population explosion)
FASE LEDAKAN POPULASI Sebelum mengalami fase ledakan, populasi terlebih dahulu memasuki fase peningkatan (building phase) dan setelah fase ledakan akan mengalami fase penurunan (decline phase) Binatang berstatus menjadi hama ketika padat populasinya memasuki fase peningkatan sebelum kemudian terjasi ledakan hama
FAKTOR PENYEBAB LEDAKAN POPULASI  Cuaca yang menguntungkan binatang hama Budidaya intensif dan monokultur Kehancuran musuh alami Kehancuran habitat alami Introduksi jenis tanaman baru Masuknya hama baru Penggunaan pestisida secara berlebihan
PEMODELAN LEDAKAN POPULASI Untuk memahami bagaimana ledakan populasi dapat terjadi, Clark dan Holling (1979) telah membuat model yang didasarkan atas pertumbuhan populasi logistik dan tanggapan fungsional tipe III oleh predator (musuh alami) Menurut model ini, ledakan populasi terjadi karena gangguan lingkungan yang didukung dengan meningkatnya laju pertumbuhan intrinsik populasi Env. Noise=0.05 Env. Noise=1
TIPE LEDAKAN POPULASI Eruptive populations: the effect of external factors is amplified by inverse densitydependence (=release effect). Amplifying mechanisms were discussed in the first section. Outbreaks of eruptive populations are able to spread (traveling wave). See the spreading outbreak of the southern pine beetle. Sustained eruption: environmental fluctuations may cause the transition of the population from the low equilibrium to the high equilibrium. Examples: bark beetles, spruce budworm Pulse eruption: environmental fluctuations trigger an outbreak which collapses immediately (e.g., due to parasites). Examples: gypsy moth, pine sawflies, etc. Cyclical eruption: Both equilibria are unstable and populations cycles around them. Examples: Zeiraphera diniana, Cardiospina albitextura.
TIPE BINATANG HAMA Regular pest: A pest that occurs every crop season and causes yield losses. Sporadic/occasional pest: A pest that is irregular but occasionally causes problems. It is a pest that occurs here and there in an irregular or random pattern. Potential pest: A pest that could become highly noxious if allowed to establish.  Major pest: To be designated as pest, an insect must be responsible for an economic yield loss of at least 5% (Misra, 1991). Insects are categorized into major and minor pests based on the percentage economic yield loss they cause.  Major pests are those that cause damage over 10%.  Minor pests: are those that cause damage between 5% to 10%. Damages below 5% are tolerable and often negligible (NOT CATEGORIZED AS PEST).
PERTANYAAN?
PENGELOMPOKAN BINATANG HAMA Jumlah jenis binatang sangat banyak dan diantaranya, jumlah jenis yang dapat berstatus sebagai hama juga sangat banyak
TATANAMA BIANATANG Binatang mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Misalnya belalang dengan nama umum belalang kembara mempunyai nama ilmiah Locusta migratoria Tatanama binatang diatur melalui International Code of Zoological Nomenclature (ICZN) http://www.nhm.ac.uk/hosted-sites/iczn/code/ Nama spesies merupakan nama binomial (dua kata), terdiri atas nama genus diikuti dengan epitet. Misalnya Locusta migratoria Nama spesies dapat diikuti dengan Author dan nama peringkat takson di bawahnya. Misalnya Locusta migratoria manilensis Nama ilmiah harus dicetak miring dengan huruf awal kapital. Misalnya nama genus Locusta, nama spesies Locusta migratoria. Perhatikan huruf awal migratoria tidak ditulis kapital karena bukan merupakan huruf awal nama
KELOMPOK BINATANG YANG UMUM MENJADI HAMA Chordata: tikus, burung (tidak terlalu banyak jenis) Artropoda: meliputi Insekta (serangga) dan tungau, jumlah jenisnya sangat banyak dan jenis yang menjadi hama juga sangat banyak Moluska: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak Nematoda: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak
SERANGGA HAMA
IDENTIFIKASI BINATANG HAMA
IDENTIFIKASI BINATANG HAMA Identifikasi merupakan proses untuk mengenali suatu individu dengan mencocokkan ciri-ciri yang diketahui dalam referensi dengan ciri-ciri individu yang diidentifikasi Identifikasi pada mulanya didasarkan hanya pada ciri-ciri mordologi, tetapi kini dilakukan dengan berdasarkan DNA Pelaksanaan identifikasi saat ini dilakukan dengan bantuan komputer. Program komputer untuk identifikasi serangga dapat diunduh dari SINI. Identifikasi binatang hama secara tepat sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUsapri yanto
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiDina akib
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiDesti Diana Putri
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananSatria Nurtirta
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulmaEfri Yadi
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAlfian Nopara Saifudin
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
Peranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemPeranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemFathur Firmansyah
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptNuroni Harahap
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduEla Afellay
 

Mais procurados (20)

Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADUPengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
Pengendalian HAYATI SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGENDALIAN HAMA TERPADU
 
Pengendalian hayati
Pengendalian hayatiPengendalian hayati
Pengendalian hayati
 
Pengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiiiPengendali hayat iiii
Pengendali hayat iiii
 
Pengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayatiPengendalian gulma secara hayati
Pengendalian gulma secara hayati
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring MakananPpt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
Ppt Rantai Makanan Dan Jaring – Jaring Makanan
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma73991624 pengendalian-hayati-gulma
73991624 pengendalian-hayati-gulma
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMAAcara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
Acara 2 PENGENALAN DAN PENGAMATAN SERANGAN HAMA
 
Rpp ujian
Rpp ujian Rpp ujian
Rpp ujian
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
Pengendalian Hayati
Pengendalian HayatiPengendalian Hayati
Pengendalian Hayati
 
Biokontrol
BiokontrolBiokontrol
Biokontrol
 
Peranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistemPeranan arthropoda dalam ekosistem
Peranan arthropoda dalam ekosistem
 
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannyaMakalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
Makalah pengendalian gulma dengan pemanfaatannya
 
Pengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga pptPengendalian Serangga ppt
Pengendalian Serangga ppt
 
Ilmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama TumbuhanIlmu Hama Tumbuhan
Ilmu Hama Tumbuhan
 
Pengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpaduPengendalian gulma terpadu
Pengendalian gulma terpadu
 

Semelhante a Binatang Hama dan Identifikasinya

Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Tugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiTugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiKancana Trends
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasilunch lunch
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Mirnawatimpi
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANJosua Sitorus
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.pptAhmadRasito
 
Keseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganKeseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganNadhi Ashter
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemchie chie
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupAzizatul Zainia
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxAgathaHaselvin
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPeniKusumastuti1
 

Semelhante a Binatang Hama dan Identifikasinya (20)

Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Tugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasiTugas ipa over exploitasi
Tugas ipa over exploitasi
 
Ppt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannyaPpt hewan dan lingkungannya
Ppt hewan dan lingkungannya
 
biologi populasi
biologi populasibiologi populasi
biologi populasi
 
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
Modul tentang rantai makanan (mirnawati)
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Ekologi Tumbuhan
Ekologi TumbuhanEkologi Tumbuhan
Ekologi Tumbuhan
 
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
4.-PSD-113-Keanekaragaman-Makhluk-Hidup-.ppt
 
Makalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayatiMakalah gulma secara hayati
Makalah gulma secara hayati
 
Keseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkunganKeseimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekologi lingkungan
Ekologi lingkunganEkologi lingkungan
Ekologi lingkungan
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
Ekosistem
EkosistemEkosistem
Ekosistem
 
KELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptxKELELAWAR.ppt.pptx
KELELAWAR.ppt.pptx
 
Bahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistemBahan ajar ekosistem
Bahan ajar ekosistem
 
Keanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidupKeanekaragaman Makhluk hidup
Keanekaragaman Makhluk hidup
 
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptxBAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx-BAB_8_BIO_(BIODIVERSITAS).pptx
 
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.pptPPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
PPT Perkuliahan Sesi 7.ppt
 
Bahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agrometBahan ajar ipb s2-agromet
Bahan ajar ipb s2-agromet
 

Mais de muditateach

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamimuditateach
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistemmuditateach
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusanmuditateach
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)muditateach
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenmuditateach
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optmuditateach
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanmuditateach
 

Mais de muditateach (8)

Identifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alamiIdentifikasi musuh alami
Identifikasi musuh alami
 
Dasar dasar pht
Dasar dasar phtDasar dasar pht
Dasar dasar pht
 
Analisis agroekosistem
Analisis agroekosistemAnalisis agroekosistem
Analisis agroekosistem
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
Modul2 kb3, tumbuhan hama_(gulma)
 
Modul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogenModul2 kb2, parasit patogen
Modul2 kb2, parasit patogen
 
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_optModul1 kb2, konsep perlintan_opt
Modul1 kb2, konsep perlintan_opt
 
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintanModul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
Modul1 kb1, permasalahan artipenting_perlintan
 

Último

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 

Último (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 

Binatang Hama dan Identifikasinya

  • 1. MODUL II:GOLONGAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHANKEGIATAN BELAJAR 1:OPT Golongan Binatang (Hama dalam Arti Sempit, Hama Sensu Stricto) I W. Mudita Prodi IHPT Faperta Undana http://iwayanmudita.blogspot.com http://citrusbiosecurity.blogspot.com http://perlintanfapertaundana.blogspot.com
  • 2. ALUR URAIAN 4.2.1. Cara Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menimbulkan Kerusakan dan Kerugian  4.2.2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Organisme Pengganggu Golongan Binatang Menjadi Merusak dan Merugikan  4.2.3. Pengelompokan dan Identifikasi Organisme Pengganggu Golongan Binatang
  • 3. CARA MENIMBULKAN KERUSAKAN DAN/ATAU KERUGIAN Binatang memakan tanaman dan hasil tanaman dengan berbagai cara tergantung pada tipe alat mulutnya Binatang mencemari hasil tanaman pada saat panen maupun penyimpanan Binatang menjadi penular dan vektor bagi organisme lain yang lebih berbahaya Binatang melukai tanaman sehingga menimbulkan gangguan fisiologis dan menjadi jalan masuk bagi organisme golongan lainnya, misalnya bagi patogen Binatang menghasilkan kotoran yang dapat mencemari hasil panen dan yang dapat menjadi media bagi perkembangan organisme lain
  • 4. BINATANG MEMAKAN TANAMAN:Tipe Alat Mulut Paling Umum Pencucuk dan penghisap (piercing-sucking) Pengunyah (chewing mouthparts) Penjilat (sponging mouthparts)
  • 5. BINATANG MENCEMARI HASIL TANAMAN Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat terjadi sebelum dan pada saat panen maupun setelah panen (pasca-panen) selama penyimpanan Pencemaran hasil tanaman oleh binatang dapat tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut bila hasil panen segera digunakan, tetapi dapat sangat merusak bila hasil panen disimpan Kehadiran binatang sendiri sebagai pencemar sudah menyebabkan nilai ekonomis hasil panen menurun (ibu-ibu geli melihat sayur yang ada ulatnya), apalagi bila menimbulkan kerusakan
  • 6. BINATANG MENJADI PENULAR DAN VEKTOR Ketika memakan tanaman, binatang dapat ditumpangi atau dimasuki tubuhnya oleh organisme lain. Organisme lain dapat sekedar menumpang di luar tubuh atau masuk ke dalam pencernaan tanpa menimbulkan gangguan pada binatang yang bersangkutan. Bila binatang dimasuki oleh orgaisme lain yang lebih berbahaya dan kemudian menularkannya kepada tanaman lain maka binatang yang bersangkutan disebut vektor
  • 7. BINATANG MEMBUAT JALAN MASUK BAGI ORGANISME LAIN Ketika binatang mekakan tanaman maka pada tanaman akan terjadi luka (injury). Luka yang ditimbulkan seringkali tidak terlalu merusak tanaman karena gangguan fisiologis yang ditimbulkannya ringan, tetapi menjadi merusak karena luka dapat menjadi jalan masuk bagi organisme yang lebih berbahaya, misalnya penyebab penyakit.
  • 8. BINATANG MENGHASILKAN KOTORAN Bersamaan dengan memakan tanaman atau hasil tanaman, binatang menghasilkan kotoran. Kotoran yang dihasilkan binatang dapat menempeli permukaan tanaman maupun hasilnya atau bercampur dengan hasil pada saat penyimpanan Kotoran yang menempel pada permukaan tanaman maupun hasil tanaman dapat menjadi media bagi pertumbuhan organisme lain yang lebih berbahaya
  • 10. BAGAIMANA BINATANG DAPAT BERSATUS SEBAGAI HAMA Binatang pengganggu dan perusak tumbuhan terdiri atas berbagai ukuran, dari yang sangat besar seperti gajah sampai yang sangat kecil seperti tungau Binatang menjadi hama terutama apabila jumlahnya meningkat menjadi sangat banyak (padat populasi tinggi) dalam waktu singkat karena makanan tersedia berlimpah, tidak ada musuh alami, dan keadaan lingkungansesuai untuk perkembangbiakan Populasi binatang berubah (meningkat atau menurun) dalam jangka panjang di sekitar garis imajiner yang disebut garis keseimbangan umum (general equilibrium) Perubahan padat populasi yang tiba-tiba melonjak ke atas garis keseimbangan umum disebut ledakan populasi (population outbreak, population explosion)
  • 11. FASE LEDAKAN POPULASI Sebelum mengalami fase ledakan, populasi terlebih dahulu memasuki fase peningkatan (building phase) dan setelah fase ledakan akan mengalami fase penurunan (decline phase) Binatang berstatus menjadi hama ketika padat populasinya memasuki fase peningkatan sebelum kemudian terjasi ledakan hama
  • 12. FAKTOR PENYEBAB LEDAKAN POPULASI Cuaca yang menguntungkan binatang hama Budidaya intensif dan monokultur Kehancuran musuh alami Kehancuran habitat alami Introduksi jenis tanaman baru Masuknya hama baru Penggunaan pestisida secara berlebihan
  • 13. PEMODELAN LEDAKAN POPULASI Untuk memahami bagaimana ledakan populasi dapat terjadi, Clark dan Holling (1979) telah membuat model yang didasarkan atas pertumbuhan populasi logistik dan tanggapan fungsional tipe III oleh predator (musuh alami) Menurut model ini, ledakan populasi terjadi karena gangguan lingkungan yang didukung dengan meningkatnya laju pertumbuhan intrinsik populasi Env. Noise=0.05 Env. Noise=1
  • 14. TIPE LEDAKAN POPULASI Eruptive populations: the effect of external factors is amplified by inverse densitydependence (=release effect). Amplifying mechanisms were discussed in the first section. Outbreaks of eruptive populations are able to spread (traveling wave). See the spreading outbreak of the southern pine beetle. Sustained eruption: environmental fluctuations may cause the transition of the population from the low equilibrium to the high equilibrium. Examples: bark beetles, spruce budworm Pulse eruption: environmental fluctuations trigger an outbreak which collapses immediately (e.g., due to parasites). Examples: gypsy moth, pine sawflies, etc. Cyclical eruption: Both equilibria are unstable and populations cycles around them. Examples: Zeiraphera diniana, Cardiospina albitextura.
  • 15. TIPE BINATANG HAMA Regular pest: A pest that occurs every crop season and causes yield losses. Sporadic/occasional pest: A pest that is irregular but occasionally causes problems. It is a pest that occurs here and there in an irregular or random pattern. Potential pest: A pest that could become highly noxious if allowed to establish. Major pest: To be designated as pest, an insect must be responsible for an economic yield loss of at least 5% (Misra, 1991). Insects are categorized into major and minor pests based on the percentage economic yield loss they cause. Major pests are those that cause damage over 10%. Minor pests: are those that cause damage between 5% to 10%. Damages below 5% are tolerable and often negligible (NOT CATEGORIZED AS PEST).
  • 17. PENGELOMPOKAN BINATANG HAMA Jumlah jenis binatang sangat banyak dan diantaranya, jumlah jenis yang dapat berstatus sebagai hama juga sangat banyak
  • 18. TATANAMA BIANATANG Binatang mempunyai nama umum dan nama ilmiah. Misalnya belalang dengan nama umum belalang kembara mempunyai nama ilmiah Locusta migratoria Tatanama binatang diatur melalui International Code of Zoological Nomenclature (ICZN) http://www.nhm.ac.uk/hosted-sites/iczn/code/ Nama spesies merupakan nama binomial (dua kata), terdiri atas nama genus diikuti dengan epitet. Misalnya Locusta migratoria Nama spesies dapat diikuti dengan Author dan nama peringkat takson di bawahnya. Misalnya Locusta migratoria manilensis Nama ilmiah harus dicetak miring dengan huruf awal kapital. Misalnya nama genus Locusta, nama spesies Locusta migratoria. Perhatikan huruf awal migratoria tidak ditulis kapital karena bukan merupakan huruf awal nama
  • 19. KELOMPOK BINATANG YANG UMUM MENJADI HAMA Chordata: tikus, burung (tidak terlalu banyak jenis) Artropoda: meliputi Insekta (serangga) dan tungau, jumlah jenisnya sangat banyak dan jenis yang menjadi hama juga sangat banyak Moluska: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak Nematoda: jumlah jenis yang menjadi hama tidak banyak
  • 22. IDENTIFIKASI BINATANG HAMA Identifikasi merupakan proses untuk mengenali suatu individu dengan mencocokkan ciri-ciri yang diketahui dalam referensi dengan ciri-ciri individu yang diidentifikasi Identifikasi pada mulanya didasarkan hanya pada ciri-ciri mordologi, tetapi kini dilakukan dengan berdasarkan DNA Pelaksanaan identifikasi saat ini dilakukan dengan bantuan komputer. Program komputer untuk identifikasi serangga dapat diunduh dari SINI. Identifikasi binatang hama secara tepat sangat diperlukan sebagai dasar untuk melakukan tindakan perlindungan tanaman